Komunikasi Organisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KOMUNIKASI ORGANISASI



Dosen : Dr. Neti Karnati, M.Pd Di susun oleh : M.Arif Ramdan Rifa’i Dewi Septiani Srestha Anindyanari



(1445151657) (1445151809) (1445151061)



Mata Kuliah: Komunikasi Organisasi



Kelas: MP 2015 B



FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2016



KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirahim Assalamualaikum wr wb. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Organisasi. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari bapak Dr. Neti Karnati, M.Pd selaku dosen mata kuliah Komunikasi Organisasi. Sehingga dapat menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik dalam penyusunan makalah di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran tentang gambaran warisan dan budaya, kepada pembaca, khususnya



para mahasiswa



Universitas Negeri Jakarta



jurusan



Manajemen Pendidikan.



Jakarta, 25 September 2016



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................................i DAFTAR ISI..................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1 A. Latar Belakang....................................................................................................1 B. Rumusan Masalah..............................................................................................1 C. Tujuan pembahasan...........................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN................................................................................................2 A. Komunikasi Kelompok Kecil...............................................................................2 B. Pengertian Komunikasi Kelompok Kecil.............................................................2 C. Tipe Komunikasi Kelompok Kecil.......................................................................5 1. Kelompok Belajar (Learning Group)................................................................5 2. Kelompok Petumbuhan (Growth Group).........................................................5 3. Kelompok Pemecahan Masalah (Problem Solving Group)............................5 D. Karakteristik Komunikasi Kelompok Kecil..........................................................7 E. Fungsi Komunikasi Kelompok Kecil.................................................................12 F.



Tahapan-tahapan Masuk Kelompok.................................................................13 1. Prospective Member (Calon Anggota)..........................................................13 2. New Member.................................................................................................13 3. Full Member...................................................................................................14 4. Marginal Member..........................................................................................14 5. Ex – member.................................................................................................14



G. .Variabel Kunci Kelompok Kecil........................................................................15 1. peranan berdasarkan fungsi..........................................................................15 a.



Tingkah laku tugas.....................................................................................15



b.



Tingkah laku pemeliharaan........................................................................15



2. Kepemimpinan...............................................................................................16 3. Jaringan dan ekologi kelompok.....................................................................16 4. Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan........................................16 BAB III PENUTUP......................................................................................................18 A. Kesimpulan.......................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................19



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan bersosial, kita sebagai manusia tidak dapat untuk tidak berkomunikasi



“We can’t not communicate”.Sama hal nya pada saat kita



berkelompok. Komunikasi seakan menjadi ruh dalam jasad sebuah kelompok. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi sukses atau gagalnya suatu kelompok/komunitas bergantung pada komunikasinya. Seberapa intens dan efektif suatu komunikasi dapat dibangun. Dalam komunikasi kelompok kita harus mengetahui pengertian, sifat, klasifikasi dan lain-lain yang termasuk kedalam unsurunsur komunikasi kelompok. Saat ini, banyak permasalahan yang terjadi di kalangan sebuah kelompok dan inti masalahnya adalah kurangnya komunikasi. Permasalahan komunikasi yang terjadi pun tak hanya intern saja tapi juga eksternalnya. Oleh karena itu penulis akan memaparkan hal tersebut.Berdasarkan permasalahan di atas, Maka dari itu, penulis mencari informasi dan menyusun makalah mengenai materi komunikasi kelompok ini yang mudah-mudahan bisa menambahkan wawasan kita mengenai salah satu dari bentuk komunikasi ini. Hal ini pun merupakan salah satu upaya pemenuhan tugas mata kuliah Komunikasi. Organisasi B. Rumusan Masalah Agar penulisan makalah ini tersusun secara sistematis dan terarah, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Kelompok kecil? 2. Apa saja Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya ? C. Tujuan pembahasan Semua aktifitas yang dilakukan tentunya harus mempunyai tujuan yang jelas, sehingga diharapkan akan memperoleh hasil yang maksimal dan tentu saja dalam proses di dalamnya pun membutuhkan langkah-langkah konkret yang sistematis. Adapun tujuan penulisan makalah ini secara detail adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui arti Komunikasi Kelompok kecil. 2. Mengetahui Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya.



1



BAB II PEMBAHASAN A. Komunikasi Kelompok Kecil Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok. Naluri berkelompok itu juga yang mendorong manusia untuk menyatukan dirinya dengan kelompok yang lebih besar dalam kehidupan di sekelilingnya, bahkan mendorong manusia menyatu dengan alam. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka setiap manusia melakukan proses yang dinamakan adaptasi. Adaptasi dengan kedua lingkungan tadi - manusia lain dan alam sekitarnya - dapat melahirkan struktur sosial baru yang disebut dengan kelompok sosial. Kelompok sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relatif kecil yang hidup secara guyub. Ada juga beberapa kelompok sosial yang dibentuk secara formal dan memiliki aturan-aturan yang jelas (Bungin, 2006:43-44). Sebagaimana kenyataannya, bahwa manusia pada awalnya lahir dalam kelompok formal-primer yaitu keluarga, di mana kelompok ini disebut sebagai salah satu dari jenis kelompok kecil yang paling berkesan bagi setiap individu. Isolasi kehidupan individu dalam keluarga tak bertahan lama, karena seiring dengan perkembangan



fisik, intelektual, pengalaman, dan kesempatan, individu mulai



melepas hubungan-hubungan keluarga dan memasuki serta menyebar untuk menjalankan berbagai kegiatannya dan bertemu dengan manusia lain yang memiliki kesamaan tujuan, kepentingan, dan berbagai aspirasi lainnya. Dalam proses pelepasan tersebut, kemudian membentuk kelompok lainnya, individu terus beradaptasi. Di dalam kelompok, masing-masing anggota berkomunikasi, saling berinteraksi, dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. B. Pengertian Komunikasi Kelompok Kecil Para ahli tidak memiliki kata sepakat mengenai pengertian atau definisi kelompok. Hal itu bukanlah sesuatu yang aneh karena masing-masing ahli mempunyai sudut pandang yang berbeda satu sama lain mengenai pengertian kelompok.



3



Pengertian kelompok dari segi persepsi, seperti dikemukakan oleh Smith, “We may define a social group as a unit consisting of a plural number of separate organism (agents) who have a collective perception of their unity and who have the ability to act or are acting in a unitary manner toward their environment”. Dalam hal ini, Smith menggunakan istilah social group sebagai unit yang terdiri atas beberapa anggota yang mempunyai persepsi bersama tentang kesatuan mereka (Walgito, 2007:6-7). Selain itu terdapat juga pengertian kelompok atas dasar motivasi, tujuan, interdepedensi, interaksi, dan juga struktur. Kelompok yang baik adalah kelompok yang dapat mengatur sirkulasi tatap muka yang intensif di antara anggota kelompok, serta tatap muka itu pula akan mengatur sirkulasi komunikasi makna di antara mereka, sehingga mampu melahirkan sentimen- sentimen kelompok serta kerinduan di antara mereka. Pengertiaan kelompok tersebut termasuk dalam definisi kelompok kecil, karena dengan jumlah anggota yang kecil memungkinkan semua anggota bisa berkomunikasi secara relatif mudah, baik sebagai sumber maupun sebagai penerima informasi. Para anggota dapat mengatur pertemuan tatap muka, dapat saling berhubungan satu sama lain dengan tujuan yang sama, dan memiliki struktur di antara mereka. Kelompok tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan komunikasi. Komunikasi merupakan dasar semua interaksi manusia dan untuk semua fungsi kelompok. Setiap kelompok harus menerima dan menggunakan informasi dan proses ini terjadi melalui proses komunikasi. Karena pada hakekatnya kelompok terdiri dari dua atau lebih



individu yang saling berhubungan, saling bergantung dan



berinteraksi antara satu dengan lainnya, untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Interaksi tersebut dilakukan melalui kegiatan komunikasi. Terdapat perbedaan antara dinamika-dinamika kelompok dengan komunikasi kelompok. Kalau dinamika-dinamika kelompok merupakan studi tentang berbagai aspek tingkah laku kelompok, sedangkan komunikasi kelompok hanya memusatkan perhatiannya pada proses komunikasi dalam kelompok-kelompok kecil (Goldberg, 1985:7). Komunikasi



kelompok



kecil



(small



group



communication)



merupakan



komunikasi yang berlangsung secara tatap muka karena komunikator dan komunikan berada dalam situasi saling berhadapan dan saling melihat. Para anggotanya saling berinteraksi satu sama lain dan lebih intens.



4



Menurut Shaw (1976) ada enam cara untuk mengidentifikasikan suatu komunikasi kelompok kecil yaitu suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain, dan berkomunikasi tatap muka. Jika salah satu dari komponen itu hilang, individu



yang



terlibat



tidaklah



berkomunikasi



dalam



kelompok



kecil



(Muhammad, 2000:182). Ada empat elemen kelompok yang dikemukakan oleh Adler dan Rodman yaitu interaksi, waktu, ukuran, dan tujuan. Interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terikat dalam aktivitas yang sama, namun tanpa komunikasi satu sama lain. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat tidak dapat digolongkan sebagai kelompok, karena kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang sehingga akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara. Ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok tidak ada yang pasti. Tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya (Bungin, 2006:266-267). Menurut Arni Muhammad (2000:182-184), tujuan komunikasi kelompok kecil mungkin dapat digunakan untuk menyelesaikan bermacam-macam tugas atau untuk memecahkan masalah. Akan tetapi, dari semua tujuan itu sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu untuk tujuan personal dan tujuan yang berhubungan dengan tugas atau pekerjaan. Alasan seseorang masuk dalam kelompok dapat dibedakan atas empat tujuan utama yaitu untuk hubungan sosial, penyaluran, untuk terapi, dan untuk belajar. Tujuan tersebut merupakan tujuan personal. Sedangkan tujuan yang berhubungan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan yaitu untuk membuat keputusan dan pemecahan suatu masalah.



5



C. Tipe Komunikasi Kelompok Kecil Ronald B. Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication, membagi kelompok kecil dalam tiga tipe, yaitu: 1. Kelompok Belajar (Learning Group) Kata ‘belajar’ atau learning, tidak tertuju pada pengertian pendidikan sekolah saja, namun juga termasuk belajar dalam kelompok (learning group), seperti kelompok keterampilan, kelompok belajar musik, kelompok bela diri, kelompok diskusi dan sebagainya. Tujuannya adalah meningkatkan informasi, pengetahuan, dan kemampuan diri para anggotanya. 2. Kelompok Petumbuhan (Growth Group) Kelompok pertumbuhan memusatkan perhatiannya kepada permasalahan pribadi yang dihadapi para anggotanya. Wujud nyatanya adalah kelompok bimbingan perkawinan, kelompok bimbingan psikologi, kelompok terapi, serta kelompok yang memusatkan aktivitasnya pada pertumbuhan keyakinan diri, yang biasa disebut dengan consciousness-raising group. 3. Kelompok Pemecahan Masalah (Problem Solving Group) Kelompok ini bertujuan untuk membantu anggota kelompok



lainnya



memecahkan masalahnya. Kelompok akan memberi akses informasi kepada individu sehubungan dengan masalah yang dialaminya, berupa pengalaman anggota kelompok lain ketika menghadapi masalah yang sama, atau informasi lain yang dapat membantu individu memecahkan masalahnya. Kelompok juga memberi kekuatan emosional kepada individu dalam membuat keputusan dan melakukan sebuah tindakan untuk mengatasi masalah individu (Bungin, 2006:270-271). Tipe komunikasi kelompok kecil dinilai oleh banyak kalangan sebagai pengembangan dari komunikasi antarpribadi. Trenholm dan Jensen (1995:26) mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka, biasanya bersifat spontan dan informal. Peserta satu sama lain menerima umpan balik secara maksimal. Peserta komunikasi berperan secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima. Setelah orang ketiga bergabung di dalam interaksi tersebut, berakhirlah komunikasi antarpribadi, dan berubah menjadi komunikasi kelompok kecil (Wiryanto, 2005:45).



6



Tidak ada batasan yang jelas tentang berapa jumlah orang yang berada dalam satu kelompok kecil, namun pada umumnya kelompok kecil terdiri dari 2-15 orang. Jumlah yang lebih kecil dari 2 orang bukanlah kelompok, begitu juga jumlah anggota kelompok yang



melebihi 15 orang, akan menyulitkan setiap anggota



berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya secara intensif dan face to face. Bahkan ada juga yang menyatakan komunikasi kelompok kecil antara 20-30 orang, tetapi tidak lebih dari 50 orang.



Sumber Penerima



Sumber Penerima



Sumber Penerima



Sumber Penerima



Sumber Penerima Sumber : Adaptasi dari De Vito, 1997 :334



Pola komunikasi seperti di atas, menurut beberapa penelitian merupakan pola komunikasi dalam kelompok yang paling efektif yaitu pola semua saluran. Karena pola semua saluran tidak terpusat pada satu orang pemimpin, dan paling cepat memberikan kepuasan kepada anggota-anggotanya, dan yang paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas itu berkenaan dengan masalah yang sukar (Rakhmat, 2005:163). Anggota-anggota kelompok kecil dapat berkomunikasi dengan mudah. Sumber dan penerima dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama. Kelompok kecil ini mempunyai alasan yang sama bagi anggotanya untuk berinteraksi. Mereka



7



mempunyai derajat organisasi tertentu yang mengatur kelompoknya. Komunikasi kelompok kecil ini menitikberatkan pada tingkah laku dalam diskusi kelompok. Menurut Dean C. Barnlund dan Franklyn S. Haiman, bahwa komunikasi antarpribadi menjadi komunikasi kelompok dapat terjadi dengan memusatkan pada kesadaran akan kehadiran orang lain dan pemahaman tentang proses komunikasi. Tipe komunikasi kelompok kecil ini melibatkan dua atau lebih individu secara fisik berdekatan. Pelibatan itu juga dalam hal menyampaikan serta menjawab pesanpesan secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi antarpribadi dan kelompok memiliki perbedaan tipis, bila dilihat dari kadar spontanitas, struktur, kesadaran akan sasaran kelompok, ukuran, relativitas sifat permanen kelompok dan identitas diri (Goldberg, 1985:6-9). D. Karakteristik Komunikasi Kelompok Kecil Karakteristik komunikasi dalam kelompok ditentukan melalui dua hal, yaitu norma dan peran. Norma adalah kesepakatan dan perjanjian tentang bagaimana orang- orang dalam suatu kelompok berhubungan dan berperilaku satu dengan lainnya. Norma oleh para sosiolog disebut juga dengan ‘hukum’ (law) ataupun ‘aturan’ (rule), yaitu perilaku-perilaku apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam suatu kelompok. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural, dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para anggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan,



apakah



melalui suara mayoritas



pembicaraan sampai tercapai kesepakatan. Dari



ataukah



dilakukan



norma tugas memusatkan



perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilakukan



(Bungin, 2006: 267).



Norma selalu ada dalam kelompok, bagaimana pun kecilnya suatu kelompok. Norma



di



dalam



kelompok



mengidentifikasikan



anggota



kelompok



itu



berperilaku, seperti benar atau salah, baik atau buruk, cocok atau tidak cocok, serta diizinkan atau tidak diizinkan. Tiap kelompok menetapkan sistem nilai dan konsep perilaku normatif mereka sendiri. Pengembangan norma dalam suatu kelompok digunakan untuk mengatur perilaku anggota kelompok. Sikap dan tanggapan anggota kelompok terhadap norma kelompok dapat bermacam-macam. Ada anggota yang tunduk pada norma kelompok dengan terpaksa karena ia termasuk dalam kelompok yang bersangkutan, tetapi ada pula yang tunduk pada norma



8



kelompok dengan penuh pengertian dan penuh kesadaran, sehingga norma kelompok dijadikan normanya sendiri. Anggota yang terakhirlah yang disebut individu menginternalisasi norma kelompok, yaitu norma kelompok dijadikan norma pribadinya, maka individu yang bersangkutan pasti tidak atau jarang melanggar norma-norma yang telah digariskan oleh kelompok. Karena sikap dan perilakunya telah dikendalikan oleh dirinya sendiri. Sebaliknya, apabila seorang individu tunduk pada norma kelompok karena terpaksa, maka individu bersangkutan pasti akan sering melanggar norma kelompok karena belum menjadi normanya sendiri. (Walgito, 2007:55-56). Napier dan Gershenfeld mengemukakan bahwa para anggota kelompok akan menerima norma kelompok, apabila: 1.



Anggota kelompok menginginkan keanggotaan yang kontinyu dalam kelompok.



2.



Pentingnya keanggotaan kelompok.



3.



Kelompok bersifat kohesif, yakni anggotanya berhubungan sangat erat, terikat satu sama lain, dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan anggota- anggotanya.



4.



Keanggotaan seseorang dalam suatu kelompok semakin penting.



5.



Pelanggaran kelompok dihukum dengan reaksi negatif dari kelompok (DeVito, 1997:304).



Arni Muhammad (2000:193-194) menyebutkan bahwa individu biasanya mematuhi norma-norma kelompok yang mempengaruhi mereka. Ada variabelvariabel kunci yang mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam norma kelompok, di antaranya yaitu: 1.



Sifat kepribadian yang mungkin mempengaruhi anggota kelompok untuk patuh, yakni tingkat sifat yang suka menerima, tingkat kepercayaan akan diri menerima, sifat otoriter, intelegensi, kebutuhan untuk mencapai hasil, dan kebutuhan akan persetujuan sosial.



2.



Variabel dalam kelompok yang mempengaruhi kepatuhan yakni kekompakan, daya tarik kelompok, pentingnya kelompok, dan jumlah interaksi.



3.



Tekanan luar yang mempengaruhi kepatuhan yakni, besarnya



9



kelompok, struktur kelompok, tingkat kesulitan masalah atau tugas yang dihadapi, kebaruan situasi, tekanan untuk konsensus, tingkatan krisis atau keadaan darurat, dan tingkat situasi yang meragukan. Norma kelompok (group norms) merupakan norma yang relatif tidak tetap. Artinya, norma kelompok dapat berubah sesuai dengan keadaan yang dihadapai oleh kelompok, sehingga norma kelompok yang dahulu berlaku, kini dapat tidak berlaku lagi. Terbentuknya struktur kelompok, membuat dalam suatu kelompok akan terjadi pembagian



tugas



oleh



anggota



kelompok,



masing-masing



anggota



akan



mempunyai status dan peran sendiri-sendiri. Semuanya tentu mengacu pada tujuan yang akan dicapai oleh kelompok. Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Peran dibagi menjadi tiga, yaitu peran aktif, peran partisipatif, dan peran pasif. Peran aktif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok karena kedudukannya di dalam kelompok sebagai aktivis kelompok, seperti pengurus. Peran partisipatif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok pada umumnya kepada kelompoknya, partisipasi anggota macam ini akan memberi sumbangan yang sangat berguna bagi kelompok itu sendiri. Sedangkan peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif, di mana anggota kelompok menahan diri agar memberi kesempatan kepada fungsi-fungsi lain dalam kelompok dapat berjalan dengan baik atau agar tidak terjadi pertentangan dalam kelompok karena adanya peran-peran yang kontradiktif (Bungin, 2006:267-268). Seseorang tidak hanya terlibat dalam satu kelompok, tetapi juga terlibat dalam kelompok lain. Dengan demikian, seseorang dapat mempunyai status dan peran yang berbeda satu dan yang lainnya. Seseorang dapat menjadi seorang pemimpin di suatu kelompok, tetapi menjadi anggota biasa pada kelompok lain. Karena statusnya berbeda, maka perannya pun berbeda. Karena status dan peran yang bermacam-macam, maka seseorang dapat mengalami konflik peran. Konflik peran akan terjadi apabila seseorang tidak dapat membedakan status dan perannya pada suatu waktu (Walgito, 2007:54). Ada beberapa karakteristik lain dari komunikasi kelompok kecil yang



10



membuatnya unik dari konteks komunikasi lainnya yaitu: 1.



Mempermudah pertemuan ramah tamah. Bila orang datang bersama-sama, mereka cenderung untuk berlomba. Perlombaan itu mempunyai tipe, tidak ada yang menang atau kalah, tetapi mempunyai



konotasi



yang



sama.Perlombaan



ini



hanya



menghendaki energi atau dorongan dari orang sekelilingnya. Mempermudah pertemuan ini dapat dilakukan untuk menyalurkan energi yang mungkin tidak dapat disalurkan bila orang itu sendiri. 2.



Personaliti



kelompok,



tiap



personaliti



anggota



dapat



dan



dipengaruhi oleh personaliti anggota lain dan sebaliknya, dapat juga menentukan personaliti kelompok. Kehadiran orang lain dapat mempengaruhi tiap-tiap individu sehingga mengubah personaliti individu menjadi personaliti kelompok. 3.



Kekompakan yaitu daya tarikkan anggota kelompok satu sama lain dan keinginan mereka untuk bersatu. Kekompakan didasarkan pada kebutuhan tiap-tiap individu tetap dalam kelompok dan kemampuan kelompok memberikan tiap individu dengan beberapa macam keuntungan atau hadiah yang menjadikan anggota kelompok memberikan waktu dan emosinya bagi kelompok.



4.



Komitmen terhadap tugas. Aktivitas individu lainnya dalam kelompok yang dekat dengan komitmen adalah motivasi. Karena dengan adanya motivasi setiap individu, maka hal itulah yang menjadi alasannya masuk dalam kelompok.



5.



Besarnya



kelompok.



Besarnya



kelompok



penting



bagi



perkembangan kelompok. Kelompok janganlah terlalu besar dan terlalu kecil. Jika suatu kelompok begitu kecil, kekecilan itu mungkin membatasi ide-ide dan informasi yang timbul. Jika kelompok terlalu besar, kebesaran itu mungkin membatasi informasi



tiap



orang



untuk



didiskusikan.



Bastrom



(1970)



menghitung kemungkinan interaksi yang terjadi dalam kelompok kecil bila anggotanya berkisar antara 2-8 orang.



11



Tabel 2.1 Jumlah kemungkinan interaksi yang terjadi menurut jumlah anggota kelompok



Jumlah Anggota



Jumlah Kemungkinan Interaksi



Kelompok



yang Terjadi



2



2



3



9



4



28



5



75



6



186



7



441



8



1.056 Sumber : Adaptasi dari Muhammad, 2000 : 187



6.



Saling tergantung satu sama lain atau keterikatan. Keterikatan adalah satu bentuk kenyataan dalam semua karakteristik kelompok. Tanpa adanya keterikatan tidak akan ada kelompok. Keterikatan



dibangun



berdasarkan



keinginan



tiap



anggota



kelompok untuk meletakkan tujuan individualnya di bawah tujuan kelompok. Pergaulan dalam kelompok dapat mempengaruhi dan menghasilkan kebiasaan- kebiasaan yang melembaga bagi setiap anggota kelompok, kebiasaan itu dapat menciptakan pola perilaku yang dilakukan terus-menerus. Perilaku yang sudah terpola- pola itu akan membentuk sikap setiap anggota kelompok. Kebiasaan yang melembaga, perilaku, dan sikap tersebut berjalan secara simultan di antara individu dan kelompok.



12



E. Fungsi Komunikasi Kelompok Kecil Keberadaan suatu kelompok, baik kelompok kecil ataupun kelompok besar, dalam



masyarakat



dicerminkan



oleh



adanya



fungsi-fungsi



yang



akan



dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah, dan pembuatan keputusan, serta fungsi terapi. Semua fungsi tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, kelompok, dan para anggota kelompok itu sendiri. Fungsi-fungsi tersebut antara lain : a. Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya, seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatanan kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas yang informal, santai, dan menghibur. b. Pendidikan adalah fungsi



kedua dari



kelompok, dalam arti



bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan. Fungsi pendidikan tergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok, serta frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok. c. Fungsi persuasi. Seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya, jika usaha-usaha persuasifnya terlalu bertentangan dengan nilai-nilai



yang



berlaku



dalam



kelompok,



dan



justru



dapat



menimbulkan konflik dalam kelompok. d. Fungsi problem solving. Kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan- kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan- keputusan. solving)



Pemecahan



masalah



(problem



berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang



tidak diketahui sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan (decision making) berhubungan dengan pemilihan antara dua atau



13



lebih solusi. e. Fungsi



terapi.



Kelompok



terapi



memiliki



perbedaan



dengan



kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai konsensus. Contohnya adalah kelompok konsultasi perkawiman, kelompok penderita narkoba, dan sebagainya (Bungin, 2006:268-269). F. Tahapan-tahapan Masuk Kelompok Apabila seseorang akan masuk dalam suatu kelompok, umumnya ia tidak sertamerta masuk dalam kelompok yang bersangkutan, tetapi ada tahapan-tahapan tertentu. Menurut Johnson dan Johnson (2000), ada beberapa tahapan di mana orang akan masuk dalam kelompok, yaitu sebagai berikut: 1. Prospective Member (Calon Anggota) Dalam tahapan ini, baik calon anggota maupun kelompok yang akan dimasuki, masing-masing mengadakan evaluasi atau penilaian. Calon anggota akan melihat hal-hal yang menguntungkan, selain yang merugikan di kelompok bersangkutan. Demikian pula, kelompok yang akan dimasuki memberikan informasi-informasi yang sekiranya dibutuhkan oleh calon anggota. Kemudian, kelompok pun mengevaluasi calon anggota tentang hal-hal yang dibutuhkan oleh kelompok. 2. New Member Dalam tahapan ini, anggota baru akan menyesuaikan diri dengan hal-hal yang dituntut oleh kelompok. Ia memperoleh status dan peran dalam kelompok.



Pada



umumnya,



anggota



baru



dalam



kelompok



belum



mendapatkan status dan peran yang cukup penting. Anggota baru perlu memenuhi tuntutan-tuntutan



kelompok



ketentuan yang ada dalam kelompok.



dan mengikut i norma-norma dan



14



3. Full Member Dalam tahapan ini, anggota sudah cukup mapan dalam kelompok, sehingga memungkinkannya memperoleh status dan peran yang berbeda dengan saat berkedudukan sebagai anggota baru. Kelompok juga sudah dapat menerima anggota dengan baik, sehingga interaksinya lebih intens. 4. Marginal Member Dalam perkembangan yang ada, ada kemungkinan anggota mempunyai keraguan terhadap kelompok yang bersangkutan. Anggota mungkin sudah tidak cocok dengan norma-norma yang ada dalam kelompok, sehingga ia tidak sepenuh hati ada dalam kelompok yang bersangkutan.



5. Ex – member Dalam tahapan ini, anggota yang bersangkutan sudah tidak terikat pada kelompok semula dan ada kemungkinan ia pindah ke kelompok lain. Jika dalam suatu kelompok, tujuan seseorang tidak dapat dicapai, maka ia pindah ke kelompok lain yang mungkin lebih dirasa dapat mencapai tujuannya (Walgito, 2007:15-17). Alasan atau motivasi seseorang masuk dalam kelompok dapat bervariasi, antara lain yaitu karena ingin mencapai tujuan yang secara individu tidak dapat atau sulit dicapai; kelompok dapat memberikan kebutuhan, baik kebutuhan fisiologis maupun psikologis; kelompok dapat mendorong pengembangan konsep diri dan mengembangkan harga diri seseorang; kelompok dapat memberikan



pengetahuan



dan



informasi; serta dapat memberikan



keuntungan ekonomis. Oleh karena itu, dalam masyarakat kita dapat menjumpai berbagai macam kelompok yang berbeda satu dengan lainnya. Dengan tujuan yang berbeda, mereka masuk dalam kelompok yang berbeda atau dengan minat yang berbeda, mereka masuk dalam kelompok yang berbeda pula.



15



G. .Variabel Kunci Kelompok Kecil Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi kelompok kecil di antaranya adalah variabel yang berhubungan dengan input kelompok dan proes transformasi kelompok.beberapa di antara faktor kunci tersebut akan di bicarakan pada bagian berikut ini. 1. peranan berdasarkan fungsi Para peneliti kelompok tang dinamis mengidentifikasikan dua peranan utama dari anggota kelompok yaiyu peranan tugas dan peranan untuk pemeliharaan. Brune dan Sheats merinci tugas dalam komunikasi kelompk yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan.



a. Tingkah laku tugas a) Mengambil inisiatif seperti menentukan apakah masalah yang akan di bahas menentukan aturan dalam komunikasi kelompok dan mengembangkan ide. b) Memberikan dan mencarikan informasi misalnya bertanya atau memberikan pendapat c) Mencari dan memberikan pendapat seperti bertanya dan memberikan pendapat d) Mengelaborasi dan menjelaskan seperti memberikan informasi tambahan tentang saran dan ide tertentu. e) Orientasi dan ringkasan seperti meninjau kembali pokok-pokok penting dalam usaha memberikan pengarahan atau bimbingan dalam diskusi f) Mentes konsesus misalnya mencek apakah kelompok sudah siap untuk membuat keputusan b. Tingkah laku pemeliharaan. a) Mengharmoniskan



kelompok



seperti



menyelesaikan



perbedaan



dan



mengurangi ketegangan komunikasi kelomopok, kadang-kadang dengan membuat humor. b) Mencari jalan tengah,seperti menawarkan jalan tengah pada isu atau perubahanposisi c) Memberikan sokongan. dan semangat seperi menghargai ,setuju,menerima



16



kontribusi yang lain. d) Menjaga lalu lintas komunikasi seperti ,mempermudah interaksi di antara anggota. e) Menentukan



sandar



dan



tes



seperti



pengecekan



kemajuan



kelompok,perasaan orang,norma kelompok,kesukaran jalannya komunikasi kelompok. 2. Kepemimpinan Kita biasa percaya bahwa pemimpin yang baik mempunyai sifat-sifat tertentu seperti bertanggung jawab,mempunyai kemampuan yang lebih,mempunyai status yang tinggi,jujur dan percaya pada diri sendiri. 3. Jaringan dan ekologi kelompok Jaringan kelompok menentukan jalan yang terbuka bagi arus .ada bermacammacam arus pesan seperti lingkaran,garis,binang dan y.hasil penelitian Bavelas menunjukan bahwa pola y sedkit salah dan cepat menyelesaikan masalah.pola lingkaran pasti tinggi moralnya dan pola y paling rendah.orang yang berada pada pusat jaringan mempunyai moral yang timggi. Berdasarkan preposisi smith ii kelihatan bahwa suatu organsasi seharusnya menggunakan jaringan komunikasi sentralisasi bila masalah yang akan di selesaikan sederhana dan bila mencari seorang



pemimpin.tetapi



bila



masalahnya



kompleks



organissi



haruslah



menggunakan jaringan desentralisasi dan juga bila mengiginkan fleksibilitas da moral yang tinggi. 4. Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan Dalam keadaan tertentu kelompok lebih baik melakukan tugas dari pada individu ,seperti tugas-tugas yang mempunyai pembagian kerja dan membawa hasil bersama. Menurut Maier (1967) komunikasi kelompok kecil ini mempunyai kekuaan dan kelemahan tertentu.kekuatanya dalah sebagai berikut: 1) lebih besar pengetahuaan dan



informasi yang di peroleh.kelompok lebih



banyak mengetahui dari pada individu 2) jumlah pendekatan lebih banyak terhadap masalah yang di pecahkan 3) partisipasi dalam penyelesaiian masalah menambah penerimaan masalah



17



4) pemahaman yang lebih baik terhadap keputusan kelompok pembuat keputusan tidak lah perlu menyiarkan keputusan yang di buat,karena mereka yang membuat bersama Sedangkan kelemahan dari komunikasi kecil adalah sebagai berikut: 1) Tekanan sosial 2) Valensi penyelesaian 3) Dominasi individual 4) Konflik dari tujuankedua yaitu memenangkan argument. Langkah-langkah dalam pemecahan masalah menurut Richard Walen sebagai berikut: 1) Mengindentifikasi dan menganalisis masalah 2) Mengemukakan kemungkinan-kemungkinan penyelesaia. 3) Menganalisis untung rugi 4) Mengambilkeputusan



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Komunikasi kelompok kecil adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya dan Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok. Naluri berkelompok itu juga yang mendorong manusia untuk menyatukan dirinya dengan kelompok yang lebih besar dalam kehidupan di sekelilingnya, bahkan mendorong manusia menyatu dengan alam. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka setiap manusia melakukan proses yang dinamakan adaptasi.



DAFTAR PUSTAKA Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara Dr. Muhammad, Arni. 2008. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Karnati, Neti. 2013.



Komunikasi Organisasi: Perspektif dalam Manajemen



Pendidikan. Jakarta: UNJ. Iriantara, Yosal., Usep, Syaripudin. 2013. Komunikasi Pendidikan. Bandung. Simbiosa Rekatama Media