17 0 250 KB
TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA
Fasilitator : Suhariyati, S.Kep., Ns., M.Kep
OLEH: Kelompok 9 6C KEPERAWATAN 1. EKA DEVY NURLINA
(1702012447)
2. NANDA RIFQI TRI PAMUNGKAS (1702012467)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN 1
2 2020 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
penyusunan
makalah
yang
berjudul
“ASUHAN
KEPERAWATAN LANSIA DENGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS”. Penulisan makalah ini sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan. Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan materi maupun non materi, dorongan dan doa dalam menyelesaikannya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Drs.H. Budi Utomo, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan beserta para Wakil Rektor Drs H. Masram yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah
Lamongan. 2. Suratmi S.Kep,Ns. M.Kep, selaku Ketua Program Studi Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah
Lamongan yang telah bersedia memberi arahan, perhatian, memberikan fasilitas dan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini. 3. Suhariyati S. Kep,Ns. M. Kep, selaku Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah yang senantiasa memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam mengerjakan makalah ini. 4. Suhariyati S. Kep,Ns. M. Kep, selaku Dosen Fasilitator yang senantiasa memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam mengerjakan makalah ini.
3 Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala semua kebaikan yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Besar harapan penulis semoga tesis ini dapat membawa manfaat. Lamongan,13 Maret 2020 Penulis
4
DAFTAR ISI Halaman TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS............................................................1 KATA PENGANTAR.............................................................................................2 DAFTAR ISI............................................................................................................4 BAB 1
6 1.1 KONSEP KOMUNITAS......................................................................6 1.1.1 Teori CAP.................................................................................6 1.1.2
Peran Perawat Komunitas.....................................................11
1.2 KONSEP PENYAKIT........................................................................14 1.2.1 Definisi...................................................................................14 1.2.2 Etiologi...................................................................................15 1.2.3 Tanda Gejala...........................................................................16 1.2.4 Patofisiologi............................................................................17 1.2.5 Penatalaksanaan Medis...........................................................18 1.2.6 Penatalaksanaan Keperawatan...............................................21 1.3 ANALISIS JURNAL..........................................................................22 BAB 2
24 2.1. KASUS.............................................................................................24 2.2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.........................25 2.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN......................................................31 2.4. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN..................................32 2.5. INTERVENSI KEPERAWATAN...................................................33 2.6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.............................................34 2.7. EVALUASI KEPERAWATAN.......................................................35
BAB 3
36
5 3.1 KESIMPULAN...................................................................................36 3.2 SARAN...............................................................................................36 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37 LAMPIRAN38
6 BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN 1.1 1.1.1
KONSEP KOMUNITAS Teori CAP Model adalah gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. (Riehl and Roy, 1980). Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang mengintegrasikan konsep – konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model keperawatan dapat dide!nisikan sebagai kerangka piker, sebagai satu cara melihat keperawatan, atau satu gambaran tentang lingkup keperawatan. 1. Pengkajian pengkajian adalah upaya pengumpulan data se"ara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan. a. Pengumpulan data Tujuan : Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yanng menyangkkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi 1) Data inti a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas b) Data demografi c) Vital statistic d) Status kesehatan komunitas 2) Data lingkungan fisik a) Pemukiman
7 b) Sanitasi c) Fasilitas d) Batas-batas wilayah e) Kondisi geografis 3) Pelayanan kesehatan dan sosial a) Pelayanan kesehatan b) Fasilitas sosial (pasar,toko,swalayan) 4) Ekonomi a) Jenis pekerjaan b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan c) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut usia 5) Keamanan dan transportasi a) Keamanan b) Transportasi 6) Politik dan pemerintahan a) Sistem pengorganisasian b) Struktur organisasi c) Kelompok organisasi dalam komunitas d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan 7) System komunikasi a) Sarana umum komunikasi b) Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas c) Cara penyebaran informasi 8) Pendidikan a) Tingkat pendidikan komunitas b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal) c) Jenis bahasa yang digunakan 9) Rrekreasi a) Kebiasaan rekreasi b) Fasilitas tempat rekreasi
8 Jenis data Jenis data secara umum dapat diperoleh dari : 1. Data subjektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh
individu,
keluarga,
dan
komunitas,
yamg
diungkapkan secara langsung melalui lisan. 2. Data objektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan, dan pengukuran. Sumber data 1. Data primer Data yang dikumpulkan oleh penyaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat darai individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian. 2. Data sekunder Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medikal record Cara pengumpulan data 1. Wawancara atau anamnesa 2. Pengamatan 3. Pemeriksaan fisik
b. Pengolahan Data 1. Klasifikasi data atau kategorisasi data 2. Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly 3. Tabulasi data 4. Interpretasi data
9
c. Analisis data Tujuan analisis data 1. Menetapkan kebutuhan komuniti 2. Menetapkan kekuatan 3. Mengidentifikasi pola respon komuniti 4. Mengidentifikasi
kecenderungan
penggunaan
pelayanan
kesehatan d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan e. Prioritas masalah Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai criteria : 1. Perhatian masyarakat 2. Prevalensi kejadian 3. Berat ringannya masalah 4.
Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumber daya masyarakat 6. Aspek politik Prioritas masalah juga dapat di tentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut abraham H. Mashlow yaitu : 1. Keadaan yang mengancam kehidupan 2. Keadaan yaang mengancam kesehatan 3. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan 2.Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. (american Nurses
Of
Association
(ANA).
Dengan
demikian
diagnosis
keperawatan adalah suatu peryataan yang jelas, padat dan pasti tentang
10 status dan masalah kesehatan pasiean yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. 3.Perencanaan a. tahapan pengembangan masyarakat b. persiapan, penentuan prioritas daerah c. pengorganisasian, pembentukan pokjakes d. tahap diklat e. tahap kepemimpinan f. koordinasi intersektoral g. akhir, supervisi atau kunjungan bertahap 4.Pelaksanaan/Implementasi a. tanggung jawab melaksanakan kegiataan b. bantuan mengatasi masalah kurang c. nutrisi, mempertahankan kondisi d. seimbang, meningkatkan kesehatan e. mendidik komunitas tentang perilaku sehat f. untuk mencegah kurang gizi g. advokat komunitas 5.Evaluasi Atau Penilaian Dilakukan dengan konsep evaluasi struktur, proses,hasil. Fokus : a. Relevansi antara kenyataan dengan target b. Perkembangan
atau
kemajuan
proses,
kesesuaian
dengan
perencanaan, peran pelaksana, fasilitas dan jumlah peserta c. Efesiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana d. Efesiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas. e. Dampak, apakah terjadi perubahan status kesehatan, lama. Proses evaluasi a. Menilai respon verbal dan nonverbal b. Mencatat adanya kasus baru yang dirusjuk ke RS
11 1.1.2
Peran Perawat Komunitas peran perawat Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam unit social (Robbins, 2002). Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah (Widyanto, 2014): a. Pemberi Asuhan Keperawatan (Care provider) Peran perawat sebagai care provider ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa asuhan keperawatan masyarakat
yang
utuh
(holistic)
serta
berkesinambungan
(komprehensif). b. peran Sebagai Pendidik (Educator) Peran
sebagi
pendidik
(educator)
menuntut
perawat
untuk
memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik di rumah, puskesmas dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang optimal. c. Peran sebagai konselor (Counselor) Peran sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif. Pemberian konseling dapat dilakukan dengan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. d. peran sebagai panutan (Role Mode) Peran kesehatan masyarakat harus dapat member contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tatacara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat. e. peran sebagai pembela (Advocate) Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
12 fungsinya melalui pelayanan social yang ada pada masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien f. Peran sebagai manajer kasus (Case Manager) Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. g. peran
sebagai
kolaborator
Peran
sebagai
kolaborator
dapat
dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien h. Peran sebagai penemu kasus (Case Finder) Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadapat status kesehatan melalui kunjugan rumah, pertemuan-pertemuan
observasi
dan
pengumpulan
data.
(Widyanto,2014). 1) Peran pada individu dan keluarga 2) Sebagai pelaksana kesehatan 3) Sebagai pendidik 4) Sebagai konselor 5) Sebagai peneliti i. Perawat kesehatan masyarakat sekolah Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikut sertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986). Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader. j. Peran dalam bidang kesehatan kerja
13 Perawatan
kesehatan
kerja
adalah
penerapan
prinsip-prinsip
keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam
segala
bidang
pekerjaan.
Perawat
kesehatan
kerja
mengaplikasikan praktik keperawatan dalam upaya memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat ditatanan industry, pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas dan lain-lain. k. perawatan kesehatan di rumah Perawatan kesehatan dirumah adalah bagian dari rangkaian perawatan kesehatan umum yang disediakan pada individu dan keluarga untuk meningkatkan,
memelihara
dan
memulihkan
kesehatan
memaksimalkan kesehatan dan meminimalkan penyakit.
guna
14 1.2
KONSEP PENYAKIT 1.2.1
Definisi Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi dan proteinuria pada usia kehamilan diatas 20 minggu. Edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal. (POGI, 2014). Sedangkan Cunningham et al., (2005) mendefinisikan preeklampsia adalah sindrom kehamilan spesifik yang ditandai dengan penurunan perfusi organ secara sekunder hingga terjadinya aktivasi vasospasme dan endotel. Preeklampsia mempunyai gambaran klinik bervariasi dan komplikasinya sangat berbahaya pada saat kehamilan, persalinan dan masa nifas. Gambaran klinis yang utama dan harus terpenuhi adalah terdapatnya hipertensi dan proteinuria, karena organ target yang utama terpengaruhi adalah ginjal (glomerular endoteliosis). Patogenesisnya sangat kompleks, dipengaruhi oleh genetik, imunologi, dan interaksi faktor lingkungan (Pribadi, A., et al, 2015). Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein didalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan.
Preeklampsia
umurkehamilan,
umumnya muncul
meskipun
pada
pada
beberapa
pertengahan kasus
ada
yangditemukan pada awal masa kehamilan. Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanitahamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema
15 dan protein uriatetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensisebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur28 minggu atau lebih (Rustam Muctar, 1998). Tidak berbeda dengan definisiRustam, (Manuaba, 1998) mendefinisikan bahwa preeklampsia (toksemiagravidarum) adalah
tekanan
darah
tinggi
yang
disertai
dengan
proteinuria(protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi padakehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. Selainitu, (Mansjoer, 2000) mendefinisikan bahwa preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai
proteinuria
dan
edema
akibat
kehamilan
setelah
usiakehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2000). Menurut kamus saku kedokteran Dorland, Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilanlanjut yang ditandai oleh hipertensi, edema, dan proteinuria. 1.2.2
Etiologi Sampai saat ini belum diketahui secara pasti (Carpenito,1997) , namun penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor - faktor tersebut antara lain, gizi buruk,kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim. Sedikit teori yang menerangkan mengenai hal itu adalah sebagai berikut : 1.Bertambahnya
frekuensi
pada
primigraviditas,
kehamilan
ganda,hidramnion, dan mola hidatidosa. 2. Bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan. 3. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janindalam uterus. 4. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma. Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari kelainan tersebut, sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory
16 Adapun teori-teori tersebut antara lain : 1.Peran Prostasiklin dan Tromboksan. 2.peran faktor imunologis. 3.Adanya
aktivasi
system
komplemen
pada
pre-
eklampsi/eklampsia 4. Peran faktor genetik/familial 5.Terdapatnya
kecenderungan
meningkatnya
frekuensi
preeklampsi/eklampsi pada anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsi. 6.
Kecenderungan
meningkatnya
frekuensi
pre-
eklampsi/eklampspia dananak dan cucu ibu hamil dengan riwayat pre-eklampsi/eklampsia dan bukan pada ipar mereka 7.Peran renin-angiotensin-aldosteron system (RAAS) 1.2.3
Tanda Gejala Menurut Trijatmo (2005), gejala pada preeklampsia yaitu;
1
Nyeri kepala.
2. Gangguan penglihatan (menjadi buram). 3. Nyeri perut kanan atas. 4. Mual dan muntah. 5. Produksi urin menurun. 6. Penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan darah. 7. Gangguan fungsi hepar. 8. Sesak napas. 9. Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah
17 1.2.4
Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya preeklampsia dapat dijelaskan sebagai berikut (Cunningham et al., 2010): 1) Sistem Kardiovaskuler Pada preeklampsia, endotel mengeluarkan vasoaktif yang didominasi oleh vasokontriktor, seperti endotelin dan tromboksan A2. Selain itu, terjadi penurunan kadar renin, angiotensin I, dan angiotensin II dibandingkan kehamilan normal. 2) Perubahan Metabolisme Pada perubahan metabolisme terjadi hal-hal sebagai berikut : a) Penurunan reproduksi prostaglandin yang dikeluarkan oleh plasenta. b) Perubahan keseimbangan produksi prostaglandin yang menjurus pada peningkatan tromboksan yang merupakan vasokonstriktor yang kuat, penurunan produksi prostasiklin yang berfungsi sebagai vasodilator dan menurunnya produksi angiotensin II-III yang menyebabkan makin meningkatnya sensitivitas otot pembuluh darah. c) Perubahan ini menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah dan vasavasorum sehingga terjadi kerusakan, nekrosis pembuluh darah, dan mengakibatkan permeabilitas meningkat serta kenaikan darah. d) Kerusakan
dinding
pembuluh
darah,
menimbulkan
dan
memudahkan trombosit mengadakan agregasi dan adhesi serta akhirnya mempersempit lumen dan makin mengganggu aliran darah ke organ vital. e) Upaya mengatasi timbunan trombosit ini terjadi lisis,sehingga dapat menurunkan jumlah trombosit darah serta memudahkan jadi perdarahan. (Manuaba, 2001) 3) Sistem Darah dan Koagulasi
18 Pada perempuan dengan preeklampsia terjadi trombositopenia, penurunan kadar beberapa faktor pembekuan, dan eritrosit dapat memiliki bentuk yang tidak normal sehingga mudah mengalami hemolisis. Jejas pada endotel dapat menyebabkan peningkatan agregasi trombosit, menurunkan lama hidupnya, serta menekan kadar antitrombin III. (Cunningham et al., 2014). 4) Homeostasis Cairan Tubuh Pada preeklampsia terjadi retensi natrium karena meningkatnya sekresi deoksikortikosteron yang merupakan hasil konversi progesteron. Pada wanita hamil yang mengalami preeklampsia berat, volume ekstraseluler akan meningkat dan bermanifestasi menjadi edema yang lebih berat daripada wanita hamil yang normal. Mekanisme terjadinya retensi air disebabkan karena endothelial injury. (Cunningham et al, 2014). 5). Ginjal Selama kehamilan normal terjadi penurunan aliran darah ke ginjal dan laju filtrasi glomerulus. Pada preeklampsia terjadi perubahan seperti peningkatan resistensi arteri aferen ginjal dan perubahan bentuk endotel glomerulus. Filtrasi yang semakin menurun menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat. Terjadi penurunan aliran darah ke ginjal, menimbulkan perfusi dan filtrasi ginjal menurun menimbulkan oliguria. Kerusakan pembuluh darah glomerulus
dalam
bentuk
“gromerulo-capilary
endhotelial”
menimbulkan proteinuria. (Cunningham et al, 2014). 1.2.5
Penatalaksanaan Medis 1)Pre-eklamsi ringan dan sedang a) Pantau tekanan darah, proteinuria, reflex dan kondisi janin. b)Lebih banyak istirahat c) Diet biasa d) Tidak perlu diberi obat-obatan.
19 e) Jika rawat jalan tidak mungkin, segera rawat di rumah sakit : 1.Diet biasa. 2.Pantau tekanan darah 2x sehari, proteinuria 1x sehari. 3.Tidak perlu obat-obatan. 4.Tidak perlu diuretic,kecuali jika terdapat edema paru,dekompensasi kordisatau gagal ginjal akut. Jika tekanan diastolic turun sampai normal pasien dapat dipulangkan : A.Berikan nasehat untuk istirahat, tidak terlalu banyak beraktifitas dan perhatikan tanda-tanda preeclampsia berat. B.Kontrol 2x seminggu. C.jika tekanan diastolic naik lagi rawat kembali. 5. jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat. 6. jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat,pertimbangkan terminasi kehamilan.Pengobatan hanya bersifat simtomatis dan selain rawat inap, maka penderita dapat dirawat jalan dengan skema periksa ulang yang lebih sering, 7. jika proteinuria meningkat, tangani sebagai pre eklampsia berat. 8. misalnya 2 kali seminggu, penanganan pada penderitarawat jalan atau rawat inap adalah dengan : a. istirahat ditempat, b. diit rendah garam, dan c. berikan obat-obatan seperti ; 1. valium tablet 5 mg dosis 3 kali sehari ataufenobarbital tablet 30 mg dengan dosis 3 kali 1sehari. 2. Diuretika dan obat antihipertensi tidakdianjurkan, karena obat ini tidak begitu bermanfaat, bahkan bisa menutupi tanda dangejala pre-eklampsi berat. 9. Bila gejala masih menetap, penderita tetap dirawatinap. 10. Monitor keadaan janin : kadar estriol urin, lakukanaminoskopi, dan ultrasografi, dan sebagainya.
20 11. Bila keadaan mengizinkan, barulah dilakukan induksi partus pada usia kehamilan minggu 37 ke atas. 2) Pre-eklamsia berat Pre-eklamsia berat pada kehamilan kurang dari 37 minggu.Jika janin belum menunjukan tanda-tanda maturitas paru-parudengan uji kocok dan rasio L/S, maka penanganannya adalahsebagai berikut : a)
Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8
grintramusuler kemudian disusul dengan injeksi tambahan 4 grintramuskuler setiap (selama tidak ada kontraindikasi). b)
Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas
magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai criteria pre-eklamsi ringan (kecuali adakontraindikasi). c)
Selanjutnya
ibu
dirawat,
diperiksa,
dan
keadaan
janindimonitor, serta berat badan ditimbang seperti pada preeklamsi ringan, sambil mengawasi timbulnya lagi gejala. d)
Jika
dengan
terapi
di
atas
tidak
ada
perbaikan,
dilakukanterminasi kehamilan dengan induksi partus atau tindakan laintergantung keadaan. e)
Jika
pada
pemeriksaan
telah
dijumpai
tanda-tanda
kematangan paru janin, maka penatalaksanaan kasus sama seperti padakehamilan diatas 37 minggu. Pre-eklamsi berat pada kehamilan diatas 37 minggu Penanganan umum A)
Jika
tekananan
diastolic
>110
mmHg,berikan
antihipertensi,sampai tekanan diastolic diantara 90-100 mmHg. B)
Pasang infus ringer laktat dengan jarum besar
C)
Ukur
keseimbangan
cairan,jangan
sampai
terjadi
overloadd) D)
Kateterisasi
urin
untuk
proteinuriae) E)
Jika jumlah urin 30mg/jam 2.
Jangan berikan >100 mg/24 jam
Pemberian melalui rektum: a)
Jika pemberian IV tidak mungkin, diazepam dapat
diberikan per rektal, dengan dosis awal 20 mg dalam samprit 10 ml b)
Jika masih terjadi kejang, beri tambahan 10 mg/jam
c)
Dapat
pula
diberikan
melalui
kateter
urin
yang
dimasukkankedalam rektum. 1.2.6
Penatalaksanaan Keperawatan 1) Preeklamsia ringan dan sedang a) Bisa rawat jalan dengan anjuran untuk banyak istirahat/ tirah baring. b) Diet rendah garam dan tinggi protein. c)
Pasien preeklamsia ringan yang dilakukan rawat inap, bila penyakit membaik dapat dilakukan rawat jalan; sedangkan jika
22 penyakit menetap atau memburuk, kehamilan dapat diakhiri pada usia kehamilan 37 minggu 2) Preeklamsia Berat (PEB) a) Perawatan konservatif (usia kehamilan 36 minggu. 2. Terdapat tanda-tanda impending eklamsia atau eklamsia 3. Gawat janin. 4. Sindroma HELLP. 5. Kegagalan perawatan konservatif, yakni setelah 6 jam perawatan tidak terlihat tanda-tanda perbaikan penyakit. 3) Eklamsi Secara
prinsip
kehamilan
dilakukanterminasi
dengan
eklamsia
(diakhiri),
harus
segera
sedangkan
perawatan/pengobatan yangdilakukan adalab untuk stabilisasi kondisi pasien dalam rangkaterminasi kehamilan tersebut 2
ANALISIS JURNAL Pencarian literatur menggunakan database google scolar, kata kunci
yang yang digunakan “Depression and anxiety in early pregnancy and its risk for preeclampsia”. Pencarian literatur didapatkan jurnal sebagai berikut. Lihat tabel 1.1
23 Tabel 1.1 Analilis Jurnal Sampel No.
1.
Judul
Depression and anxiety in early pregnancy and its risk for preeclampsia
Desain Penelitian
Crosssectional
dan Teknik Sampling Sampel: 150 wanita hamil dengan pre eklamsia dan 150 wanita hamil tanpa pre eklamsia
Sampling:
Analisa Variabel
Instrumen
Hasil Data
Depresi dan kecemasan, Kehamilan dini, Pre eklamsi
dengan cara melihat rekam medik
Analisa deskriptif atau analisa univariat
Penelitian ini didapatkan hasil: Pre eklamsia merupakan kondisi hipertensi pada wanita hamil yang terjadi pada usia kehamilan setelah 20 minggu pertama. Ratarata tingkat pravelensi adalah 2% dan 8% diberbagai Negara. Namun di AS tercatat lebih tinggi daripada Negara maju lainnya diatas 9%.
adanya korelasi antara kecemasan antenatal dan depresi dan preeklampsia yang harus menjadi dasar untuk penilaian patogenesis dan arah masa depan.langka tentang preeklampsia dan gangguan depresi lainnya selama awal kehamilan. Ada kebutuhan untuk pendekatan yang tidak konvensional untuk analisis korelasi antara kecemasan dan depresi dan prevalensi preeklampsia pada awal kehamilan. Dibutuhkan peran keluarga sebagai support system dalam menjaga serta membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia pada lansia demensia oleh keluarga. Bagi keluarga sebaiknya membantu sekaligus memberikan dukungan kepada lansia agar masing-masing kebutuhan dapat terpenuhi misal untuk memenuhi kebutuhan keselamatan dan keamanan, dapat dilakukan dengan cara keluarga lebih memperhatikan kondisi yang aman untuk lansia, untuk kebutuhan aktualisasi diri keluarga dapat memantau aktualisasi diri lansia yaitu dengan menhgajak lansia berdiskusi, memberikan kebebasan pada lansia dalam mengambil keputusan.
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA
2.1. KASUS RW 07 berada pada wilayah Desa. Pulo II yang terdiri dari 3 RT yakni RT 01 , RT 02, RT 03. Batas wilayah yang dijadikan target pengkajian, sebelah Barat dibatasi oleh RW I,sebelah selatan dibatasi oleh persawahan, di sebelah timur dibatasi oleh kompleks perumahan RW 04 memiliki berbagai fasilitas umum yang terdiri dari sebuah Masjid, Gereja, sebuah sekolah, sebuah taman dan 1 lokasi pemakaman umum. Fasilitas pelayanan kesehatan sementara yang dimiliki RW 07 adalah satu Posyandu. Kegiatan rutin yang dilakukan oleh warga RW 07 meliputi, pengajian rutin ibu-ibu yang dilaksanakan pada hari Jumat, pengajian bapak-bapak tiap malam Jumat, Setiap malam rabu acara bapak-bapak dan ibu-ibu melakukan kebaktian, tiap malam minggu remaja-remaja melakukan kebaktian di Gereja, Setiap hari Minggu Bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak yang berAgama Kristen pergi ke Gereja. Diba’Al Qur’an oleh remaja mesjid setiap malam Rabu. Kegiatan arisan ibu-ibu dilakukan pada hari Minggu, olahraga sepak bola, voli bapak-bapak tiap hari Minggu, dan hari-hari selebihnya diisi oleh kegiatan olahraga remaja, Posyandu Balita dilakukan pada hari Senin minggu ke II, dan kegiatan pengajian anak-anak dilakukan setiap sore kecuali sabtu dan minggu. RT 01, RT 02 RT 03 terdiri dari 150 KK dengan 675 jiwa yang terdiri dari 100 anak usia balita, 150 anak usia sekolah, 125 usia remaja, 240 usia produktif dan 60 orang usia lansia.
24
25
2.2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS Di RT 01 RT 02 RT 03 RW 07 Ds. Pulo II, didapatkan pengkajian berupa :
1). Distribusi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin No.
1. 2.
Umur
0–5 6 - 12
Jenis Kelamin Laki%
Perempuan
%
Total
%
laki 50
30
9.25 %
80
11.55
17%
70
21.87
70
21.87
140
% 21.2%
65
% 18%
135
19%
3.
13 – 18
70
% 21.87
4.
19 – 35
80
% 25.70
100
30.25
180
25,3%
5.
36 – 35
40
% 8.26%
45
% 14.10
85
13.55
% % 6. >55 25 5.30% 30 6.53% 55 9.4% Total 335 100% 340 100% 675 100% Berdasarkan table di atas, umur penduduk terbanyak laki-laki adalah 19-35 tahun yaitu 80 orang ( 25,70% ). Sedangkan untuk perempuan terbanyak pada umur 19-35 yaitu 100 orang (30.25%). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di wilayah RT 01, RT 02, RT 03 RW 07 Ds. Pulo II yang terbanyak adalah usia produktif, sehingga memudahkan untuk mencari tenaga/sumberdaya Manusia yang potensial.
2). Distribusi penduduk berdasarkan Pendidikan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pendidikan Belum Sekolah Tidak Sekolah TK SD SMP SMA
Frekuensi 20 15 60 230 170 150
% 3.2% 2% 8% 35.6% 25,2% 22%
26
7.
Perguruan Tinggi 30 5.65% Total 675 100% Berdasarkan table di atas, distribusi penduduk yang paling banyak yang
berpendidikan Tingkat Sekolah Dasar 230 orang (35,6%). Sedangkan penduduk yang tidak sekolah menempati jumlah yang terkecil yaitu 15 orang (2%).
3). Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jenis Pekerjaan Pelajar Tidak Bekerja PNS TNI/POLRI Swasta Pensiun Total
Frekuensi 305 40 103 42 125 60 675
% 40% 5.12% 18.5% 5.45% 25.53% 5.4% 100%
4). Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama No. 1. 2. 3. 4. 5.
Agama yang dianut Frekuensi % Islam 400 65% Kristen 275 35% Hindu 0 Budha 0 Konghuchu 0 Total 675 100% Berdasarkan tabel di atas mayoritas agama yang dianut oleh penduduk RT
01 RT 02, RT 03 RW 07, Ds. Pulo Kuala II Islam yaitu sebanyak 400 jiwa (65%).
Kondisi Kesehatan Umum pada Ibu Hamil 1. Jumlah ibu hamil No. 1. 2.
Jumlah Bumil Ya Tidak
Frekuensi 30 50
% 29.35% 70.65%
27
Total 88 100% Berdasarkan tabel diatas ada 30 KK saat ini sedang hamil (29,35%).
2. Usia kehamilan No. 1. 2. 3.
Usia Kehamilan Frekuensi % Trimester I 12 45.5% Trimester II 10 30% Trimster III 8 24.5% Total 30 100% Berdasarkan tabel diatas sebagian besar usia kehamilan adalah Trimester
III ada 8 orang (24,5%). 3. Frekuensi Kehamilan No. 1. 2. 3. 4.
Kehamilan Keberapa Frekuensi % 1 10 34.76% 2 8 26.75% 3 6 22.74% Lebih dari 3 4 157.5% Total 30 100% Berdasarkan tabel diatas Ibu hamil sebagian besar kehamilan ke 1
(34,76%).
4. Usia Ibu Hamil No. 1. 2.
Usia Bumil 20 – 35 >35 Total
Frekuensi 25 5 30
% 70.23% 29.77% 100%
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar 25 (70,23%) ibu hamil yang masuk kategori beresiko untuk proses persalinan sehingga harus dilakukan pengawasan pada kehamilan secara berkala.
28
5. Tempat Periksa Kehamilan No. 1. 2.
Tempat Periksa Kehamilan Frekuensi % Puskesmas 7 15.38% Bidan 23 84.6% Total 30 100% Berdasarkan tabel diatas sebagian besar (84,6%) tempat memeriksakan
kehamilan adalah kebidan praktik.
6. Frekuensi Periksa Kehamilan No. 1. 2.
Pemeriksaan Kehamilan Frekuensi % 2 kali 10 44.15% 4 kali 20 55.85% Total 30 100% Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa semua ibu hamil
memeriksakan kehamilannya meskipun frekuensi ada yang 2 kali atau 4 kali.
7. Imunisasi TT No. 1. 2.
Imuniasasi TT Frekuensi % Lengkap 22 76.92% Tidak Lengkap 8 23.07% Total 30 100% Berdasarkan tabel diatas sebagian besar 22 (76,92%) ibu hamil telah
mendapat imunisasi TT dengan lengkap.
8. Penyakit Yang Diderita Ibu Hamil 6 Bulan Terakhir No
Penyakit Yang Diderita
Frekuensi
%
. 1. 2. 3. 4.
Hipertensi Hiperemis Hipotensi Bengkak
14 6 4 5
38,46% 2,07% 15,38% 7.69%
29
5. 6.
Varises 1 7.69% Tidak ada keluhan 0 0% Total 30 100% Berdasarkan tabel diatas sebagian besar penyakit yang diderita ibu hamil
sebanyak 14 (38,46%) selama 6 bulan terakhir. 9. Keluhan Yang Dialami Ibu Hamil No . 1. 2. 3. 4. 5.
Keluhan Yang Dialami
Frekuensi
%
Pusing 6 23,07 % Tidak selera makan 9 29.55 % Malas bergerak 4 16.62% Mual/muntah 10 30,76 % Tidak ada keluhan 0 0% Total 30 100% Berdasarkan tabel diatas sebagian besar keluhan yang dialami ibu hamil
adalah mual/muntah sebanyak 10 (30,6%) ANALISA DATA No. 1.
Syntom Ds : Ibu
hamil
mengatakan
Etiologi Masalah () Kurangnya pengetahuan ibu Defisiensi
belum hamil tentang
mengerti tentang
penyakit Preeklampsia.
Preeklampsia. Do :
Sebagian
besar
masyarakat berpendidikan sebanyak
8
SD orang
(20%).
Penyakit yang diderita ibu hamil sebanyak 5 selama 6 bulan terakhir.
Masih
terdapat
ibu
hamil yang memeriksa kandungannya hanya 2
pengetahuan
pada agregat ibu hamil dengan Preeklampsia.
30
kali ( 44.15% ).
Masih
terdapat
hamil
yang
ibu belum
mendapat imunisasi TT dengan 2.
lengkap
(23,07%). Ds : Ibu hamil mengatakan Kurangnya
pemasukan Resiko tinggi cidera pada
sering mengalami tidak
nutrisi ke otak dan
agregat ibu hamil dengan
selera makan.
jaringan
Preeklampsia
Do :
Sebagian besar keluhan yang dialami ibu hamil adalah
tidak
selera
makan dan sebanyak 38,46%.
Keluhan mual muntah yang dialami ibu hamil sebanyak
10
( 30,76% ).
Keluhan pusing yang dialami
ibu
hamil
sebanyak 6 (23.07% ).
2.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Defisiensi
pengetahuan
pada
agregat
ibu
hamil
dengan
Preeklampsi a b/d Kurangnya pengetahuan tentang penyakit Preeklampsia., ditandai dengan : Ds : Ibu hamil (2.4 mengatakan belum mengerti tentang penyakit Preeklampsia. . Do :
Sebagian besar masyarakat berpendidikan SD sebanyak 230 orang (35.6%).
31
Penyakit yang diderita ibu hamil sebanyak 5 selama 6 bulan terakhir.
Masih terdapat ibu hamil yang memeriksa kandungannya hanya 2 kali (44.15%).
Masih terdapat ibu hamil yang belum mendapat imunisasi TT dengan lengkap 8 (23,07%). 2. Resiko tinggi cidera pada ibu hamil b/d Malnutrisi, ditandai dengan :
Ds : Masyarakat/ibu hamil mengatakan sering mengalami tidak selera makan. Do :
Sebagian besar keluhan yang dialami ibu hamil adalah tidak selera makan sebanyak 9 %.(29,55%).
Keluhan mual muntah yang dialami ibu hamil sebanyak 10 (30,76%).
2.
Keluhan pusing yang dialami ibu hamil sebanyak 6 (23,07%).
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN No
Diagnosa
Pentingnya
Perubahan
Penyelesaian
Total
.
Keperawatan
penyelesaian
(+)
untuk
Score
Komunitas
masalah
untuk
peningkatan
1.rendah
Penyelesaian
kualitas
2.sedang
dikomunitas
hidup
3.tinggi
0:tidak
1.
Resiko
tinggi 3
peningkatan penyakit Preeklampsia pada ibu hamil
ada 0:tidak
1.rendah
1.rendah
2.sedang
2.sedang
3.tinggi 3
3.tinggi 2
ada
8
32
b/d Kurangnya pengetahuan ibu hamil
tentang
penyakit 2.
Preeklampsia Resiko tinggi 2
3
2
7
cidera pada ibu hamil
b/d
Kurangnya pemasukan nutrisi ke otak dan jaringan
3.
INTERVENSI KEPERAWATAN No. Dx 1.
SIKI Setelah dilakukan
Rencana Kegiatan 1. Berikan penyuluhan
tindakan keperawatan
pada ibu - ibu hamil.
selama satu kali
2. Diskusikan bersama ibu-
pertemuan diharapkan
ibu hamil tentang tanda
ibu hamil di RT 01 dan
dan
RT 02 RT 03 RW 07 Ds. Pulo II
Preeklampsia..
Mampu :
Menjelaskan tentang pengertian
ibu
Preeklampsia..
penyebab
Menyebutkan tanda dan gejala
Preeklampsia..
hamil
4. Berikan
tentang penyakit penyuluhan
Menjelaskan penyebab penyakit
kepada
Preeklampsia..
mengenai jenis – jenis
Menyebutkan
jenis
makanan
yang baik dikonsumsi oleh ibu 2.
penyakit
3. Diskusikan bersama ibu-
penyakit Preeklampsia..
gejala
hamil. Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan:
makanan dikonsumsi hamil. 1. Berikan
ibu yang oleh
hamil baik ibu
penyuluhan
tentang cara pemenuhan
33
ibu hamil mampu :
Memenuhi kebutuhan nutrisi
nutrisi dalam tubuh. 2. Demonstrasikan pemenuhan
tubuh.
melalui
cara nutrisi
pengobatan
tradisional. 3. Berikan
penyuluhan
kepada ibu-ibu hamil tentang jenis makanan yang
mengandung
makanan bergizi.
4.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN No. Dx 1.
Implementasi Memberikan penyuluhan tentang penyakit Preeklampsia Meliputi : 1. Pengertian Penyakit Preeklampsia. 2. Tanda dan gejala Preeklampsia. 3. Penyebab penyakit Preeklampsia. 4. Jenis makanan yang baik dikonsumsi oleh ibu hamil. 1. Memberikan penyuluhan tentang cara pemenuhan nutrisi pada
2.
ibu hamil 2. Mendemonstrasikan cara pemenuhan nitrisi pada ibu hamil dengan cara pengobatan tradisional. 3. Memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil tentang jenis makanan yang mengandung gizi yang baik.
5.
EVALUASI KEPERAWATAN No. Dx 1.
Evaluasi Evaluasi Struktur : a. Rencana penyuluhan telah dilakukan seminggu sebelum acara dilaksanakan. b. Undangan penyuluhan disebarkan 2 hari sebelum acara dilaksanakan.
34
Evaluasi Proses : a. Peserta hadir sebanyak 30 orang. b. 75% peserta aktif bertanya terhadap materi penyuluhan. c. Penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa Pulo Kuala II. Evaluasi Hasil: Ibu-ibu 2.
hamil
dapat
memahami
tentang
penyakit
Preeklampsia. Evaluasi Struktur : a. Rencana penyuluhan telah dilakukan seminggu sebelum acara dilaksanakan. b. Undangan penyuluhan disebarkan 2 hari sebelum acara dilaksanakan. Evaluasi Proses : a. Peserta hadir sebanyak 30 orang. b.
75 % peserta aktif bertanya terhadap materi penyuluhan.
c. Penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa Pulo II. Evaluasi Hasil: Ibu-ibu hamil dapat memahami tentang cara pemenuhan nutrisi berupa jenis makanan yang bergizi, dan cara pengobatan tradisional dalam memenuhi nutrisi ibu hamil.
35
BAB 3 PENUTUP
3.1
KESIMPULAN .
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi dan proteinuria pada usia kehamilan diatas 20 minggu.Tanda GejalaMenurut Trijatmo (2005), gejala pada preeklampsia yaitu;Nyeri kepala,Gangguan penglihatan (menjadi buram),Nyeri perut kanan atas,Mual dan muntah, Produksi urin menurun,Penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan darah,Gangguan fungsi hepar,Sesak napas,Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah. 3.2
SARAN
Perlu deberikan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang Preeklampsia pada pada ibu hamil.
Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk kepada ibu hamil.
36
DAFTAR PUSTAKA
Guragain, A. M., Paudel, B. K. and Lim, A. (2016) ‘Adolescent Marriage in Nepal : A Sub-Regional Level Analysis’, Marriage & Family Review. doi: 10.1080/01494929.2016.1157560. Manuaba, I. B. G. (1998) ‘Preeklampsia dalam Kehamilan’, in Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Mariana, D., Wulandari, D. and Padila, P. (2018) ‘Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas’, Jurnal Keperawatan Silampari. doi: 10.31539/jks.v1i2.83. Sivanganam, S. and Weta, W. (2017) ‘Gambaran tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja puskesmas Sidemen tahun 2015’, Intisari Sains Medis. doi: 10.1556/ism.v8i2.128.
37
LAMPIRAN (JURNAL)