Konjungtivitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME KASUS Uraian Kasus : seorang gadis (18 tahun), mengeluh mata pedih dan penglihatan kabur dan mengganjal, semakin sakit ketika digunakan untuk membaca, pasien tampak gelisah, pasien sering mengusap matanya dengan sapu tangan, mata tampak merah Nyeri, rasa ngeres (seperti ada pasir dalam mata), gatal, panas dan kemerahan disekitar mata, epipora mata dan sekret, banyak keluar terutama pada konjungtiva, purulen / Gonoblenorroe. Sifat Keluhan :Keluhan terus menerus; hal yang dapat memperberat keluhan, nyeri daerah meradang menjalar ke daerah mana, waktu keluhan timbul pada siang malam, tidur tentu keluhan timbul. Pasien merasa cemas, terus bertanya dan tidak bisa tidur dimalam hari. TD : 120/80 MmHg RR : 17x/menit HR : 88x/menit Suhu : 37 C P : nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas Q : nyeri terasa nyut nyutan seperti tertekan benda berat R :Nyeri terasa pada mat S :skala nyeri 5 T : nyeri terus menerus Data Fokus S : (Data Subjektif Pasien): 1. mata pedih dan penglihatan kabur 2. pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit O : (Data Objektif Pasien) : 1. Pasien gelisah 2. Pasien tampak terus bertanya 3. konjungtiva tampak kemerahan 4. mata terasa ngeres seperti ada pasir 5. mata terasa gatal dan panas 6. Sekret banyak yang keluar pada konjugtiva 7. pasien tampak sering mengusap mata dengan sapu tangan 8. TD : 120/80 MmHg RR : 17x/menit HR : 88x/menit Suhu : 37 C 9. P : nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas Q : nyeri terasa nyut nyutan R :Nyeri terasa pada mat S :skala nyeri 5 T : nyeri terus menerus 10. Leukosit : 12,6 11. Limfosit : 17,5



12. Monosit : 6,2 13. Neutrofi : 72,4



A. Hasil Pemeriksaan Penunjang Medis : 1. Laboratorium



:



Pemeriksaan Darah Lengkap Hemoglobin Hematokrit Leukosit (WBC) Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit Eritrosit (RBC)



Hasil



Nilai Rujukan



Satuan



14,0 39,2 12,6 0,1 0,2 72,4 17,5 6,2 3,66



13,0 – 16,5 37,0 – 47,0 4,0 – 10,0 0–4 0–1 50 – 70 20 – 40 2–8 4,2 – 11,0



g/dL % 103/uL % % % % % 103/uL



H H L L



2. Rontgen



: .................................................................................................................



3. ECG



: .................................................................................................................



4. USG



: .................................................................................................................



Lain-lain



: .................................................................................................................



B. Diagnosa Medis : konjungtivitis C. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul : 1. Prioritas 1 : nyeri akut 2. Prioritas 2 : defisit pengetahuan 3. Prioritas 3 : risiko infeksi



Mengetahui



Tulungagung, 23 september 2021



Pembimbing



Mahasiswa



(Dwi Retnowat S.Kep Ns. M.Kep) NIDN. 07-1302-8404



(boyke dimas aditya) NIM. A3R21008



LAPORAN PENDAHULUAN A. DEFINISI Konjungtiva adalah selaput transparan vaskuler yang melapisi kelopak matasebelah dalam dan melipat balik pada balik pada anterior bola mata (Brooker etal,. 2001). Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu: 1. Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus. 2. Konjungtiva bulbi menutupi sclera dna mudah di gerakkan dari sclera dibawahnya 3. Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungiva bulbi. Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lender yangmenutupi belakang kelopak dan bola mata, dalam bentuk akut maupun kronis(Ilyas & Yulianti, 2012) B. ETILOGI Beberapa Penyebab konjungtivitis yaitu sebagai berikut : a. Konjungtivitis Alergi : konjugtivitis yang disebabkan oleh reaksi alergiterhadap serbuk sari, rumput, medikasi topical, polutan udara, dan asap. b. Kongtivitis Bakterial:



konjungtivitis yang dapat disebabkan



olehStaphylococcus aureus, Streptococcus Pneumoniae,, Neisseriagoorrhorae, dan Neisseria Meningitidis c. Konjungtivitis Inklusi (klamidia): konjungtivitis yang disebabkan olehchlamidia trachominatis. d. Konjungtivitis Folikular kronis : Idiopatik;menyertai eritema multiforme,penyakit tiroid dan syndrome steven-Johnson. e. Iritan okupasional : Asam dan Alkali f. Konjungtivitis sekunder : dakriosistitis pneumokokal atau kanalikulitisakibat infeksi kandida g. Konjungtivitis Vernal ( konjungtivitis musiman atau musim-hangat) :alergi terhadap allergen yang tidak teridentifikasi h. Konjungtivitis yang disebabkan oleh penyakit riketsial ( demam berbintikpegunungan rocky); yaitu penyakit yang disebabkan oleh Phtirus pubisdan schistoma haematobium dan infeksi fungus C. KLASIFIKASI Klasifikasi Konjungtivitis berdasarkan penyebabnya : a. Bakterial: - Konjungtivitis Blenore- Konjungtivitis Gonorre - Konjungtivitis Difteri



- Konjungtivitis Folikuler - Konjungtivitis kataralis - Blefarokonjungtiviti b. Viral : - Keratokonjungtivitis epidemika - Demam Faringokonjungtivitis - Keratokonjungtivitis New castle - Konjungtivitis Hemoragik akut c. Jamur dan Parasit d. Alergi : - Konjungtivitis vernal - Konjungtivitis flikten D. MANIFESTASI KLINIS 1. Tanda dan gejala umum pada konjungtivitis yaitu sebagai berikut : a. Hiperemia konjungtiva, kadang-kadang disertai keluaran air mata b. Serangan pada satu mata dan menyebar dengan cepat ke mata yang lainmelalui kontaminasi c. Nyeri dan fotophobia 2. Tanda dan gejala pada konjungtivitis bacterial akut : a.



Gatal, rasa terbakar, dan sensasi adanya benda asing didalam mata



b. Keluaran kerak yang lengket dan mukopurulen (jika di sebabkan N.gonorrhoeae: keluaran puluren yang sangat banyak) 1.



Tanda dan gejala pada konjungtivitis viral a. Keluarnya air mata yang sangat banyak dengan eksudat minimal b. Pembesaran nodus limfa preaurikular c. Bentuk kronis membuat penderita sangat lemah



E. PATHWAY



Infeksius (virus, bakteri, jamur, parasit)



Iritatif (zat kimia, suhu, lingkungan, radiasi, trauma)



Imunologi Imunologi (alergi) (alergi)



Menginfeksi konjungtiva Terjadinya reaksi antigen dan antibodi Kurang informasi bingung



Defisit pengetahua n



konjungtivitis



peradangan Mata terasa panas seperti terbakar



Fungsi sekresi kelenjar air mata terganggu Lakrimasi meningkat



Pelebaran pembuluh darah



Peningkatan permeabilitas sel



Tersumbatnya kanal schlemen



Hyperemia (mata merah)



Oedema kelopak mata



Iskemik saraf optic



nyeri Gangguan citra tubuh



Ulkus kornea Terdapat secret mukropurulen Risiko infeksi



F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.



Pemeriksaan fisik memperlihatkan injeksi pembuluh konjungtival bulbar. Pada anak-anak tanda dan gejala sistemik meliputi sakit tenggorokan dan demam.



2.



Pemeriksaaan Laboratorium : a. Monosit merupakan yang utama dalam uji pulasan berwarna pada kerikankonjugntival jika konjungtivitis disebabkan oleh virus b. Sel polimorfonuklear (neutrofil) adalah hal utama jika konjungtivitisdisebabkan bakteri. c. Uji Kultur dan sensivitas membantu mengidentifikasi organisme bacterialyang menyebabkan dna mengindikasi terapi antibiotic yang tepat



G. KOMPLIKASI Stafilokokus dapat menyebabkan blefaro konjungtivitis, genokokusmenyebabkan perforasi kornea dan endoftalmitis, dan meningokokus dapatmenyebabkan septikemia atau meningitis. Pada konjungtivitis mukopurulen penyakit yang dapat timbul adalah tukak kataral maginal pada kornea ataukeratitis superficial. Infeksi bakteri tertentu dan infeksi virus dapat menyebabkan kerusakan permanen pada mata jika tidak diobati. Benda asing di mata dapat menyebabkan abrasi kornea dan pembentukan jaringan parut. Konjungtivitis dapat menjadi gejala awal penyakit sistemik berat, yaitu penyakit Kawasaki H. PENATALAKSANAAN Penanganan Konjungtivitis berdasarkan penyebab 1. Kongjungtivitis bacterial membutuhkan antibiotic atau sulfonamide topicalyang tepat 2. Jika penyebab adalah N.gonorrhoeae, cefriaxone I.M dosis tunggal biasanyadiberikan. Jika kornea terlibat oasien membutuhkan obat tersebut selama 5hari 3. Konjungtivitis viral kebal terhadap penanganan, namun tetes mata antibioticspectrum luas bisa mencegah infeksi sekunder 4. Konjungtivitis karena infeksi herpes simplex ditangani dengan salepvodarabine atau acyclovir oral, tetapi infeksi bisa bertahan selama 2 sampai 3minggu. 5. Penanganan konjungtivitis vernal ( alergis) meliputi pemberian tetesankortikosteroid yang diikuti oleh ketorolac tromethamine (antiinflamatorik oftalmik), antihistamin oral dan kompres dingin untuk meringankan gatal.



I. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri b.d agen pencedera fisiologis 2. Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh 3. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi 4. Risiko infeki b.d proses peradangan J. INTERVENSI NO DIAGNOSA 1 Nyeri b.d agen pencedera fisiologis



SLKI SIKI Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NYERI (I. 08238) keperawatan 3 x 24 nyeri menurun.



Observasi



Kriteria hasil : 







Keluhan



nyeri



menurun 



Meringis menurun



 







Gelisah menurun











Sulit tidur menurun







Pola nafas membaik







Tekanan



darah



membaik 



Nafsu membaik



 



makan   



lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Identifikasi skala nyeri Identifikasi respon nyeri non verbal Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan Monitor efek samping penggunaan analgetik



Terapeutik 











Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain) Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) Fasilitasi istirahat dan tidur







Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri



Edukasi  Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri  Jelaskan strategi meredakan nyeri  Anjurkan memonitor nyri secara mandiri  Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat  Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu Setelah dilakukan tindakan PROMOSI CITRA TUBUH keperawatan diharapkan : ( I.09305) 



2



Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh







 



Verbalisasi perasaan negatig tentang Observasi perubahan tubuh menurun  Identifikasi harapan Melihat bagian tubuh citra tubuh menurun Menyentuh bagian berdasarkan tahap tubuh menurun perkembangan 



Identifikasi budaya, agama, jenis kelami, dan umur terkait citra tubuh







Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial







Monitor frekuensi pernyataan kritik tehadap diri sendiri







Monitor apakah pasien bisa melihat



bagian tubuh yang berubah Terapiutik 



Diskusikan perubahn tubuh dan fungsinya







Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri







Diskusikan akibat perubahan pubertas, kehamilan dan penuwaan







Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka, penyakit, pembedahan)







Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis







Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh



Edukasi 



Jelaskan kepad keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh







Anjurka mengungkapkan gambaran diri



terhadap citra tubuh 



Anjurkan menggunakan alat bantu( mis. Pakaian , wig, kosmetik)







Anjurkan mengikuti kelompok pendukung( mis. Kelompok sebaya).







Latih fungsi tubuh yang dimiliki







Latih peningkatan penampilan diri (mis. berdandan)







Latih pengungkapan kemampuan diri kepad orang lain



3



Defisit pengetahuan b.d



Setelah dilakukan tindakan



kurang terpapar informasi



keperawatan 3 x 24 jam



maupun kelompok EDUKASI KESEHATAN Observasi



diharapkan tingkat pengetahuan membaik







Kriteria hasil : 



Perilaku sesuai







anjuran meningkat 



Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun







Menjalani pemeriksaan yang



Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Identifikasi faktor faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilakuperilaku hidup bersih dan sehat



Terapeutik 



tidak tepat menurun  



Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan Berikan kesempatan untuk bertanya



Edukasi 



Jelaskan faktor resiko yang dapat







mempengaruhi kesehatan Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat







4



Resiko infeksi b.d proses



Setelah dilakukan tindakan



peadangan



keperawatan 3 x 24jam glukosa derajat infeksi menurun



Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539) Observasi 



Kriteria hasil : 



Demam menurun







Kemerahan menurun







Nyeri menurun







Kadar sel darah putih



 



menurun



Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan



Terapeutik   



Berikan suntikan pada pada bayi dibagian paha anterolateral Dokumentasikan informasi vaksinasi Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat



Edukasi  Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping  Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah  Informasikan imunisasi yang melindungiterhadap penyakit namun saat ini tidak diwajibkan pemerintah  Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus  Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti mengulang jadwal imunisasi kembali  Informasikan penyedia layanan pekan imunisasi nasional yang



menyediakan vaksin gratis



DAFTAR PUSTAKA Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses: Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell. Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing. Mosby: ELSIVER Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “HUTAMA ABDI HUSADA” Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009 Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355322738 Tulungagung 66224 Alamat E-mail : [email protected] PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS Pengkajian diambil tgl



: 18 September 2021



Jam



: 07.00



Tanggal Masuk



: 20 September 2021



No. reg : 223337



Ruangan / Kelas



: Ruang Dahlia



No. Kamar



: 3A



Diagnosa Masuk



: Konjungtivitis



Diagnosa Medis



: Konjungtivitis



IDENTITAS 1. Nama



: Ny. T



2. Umur



: 18 Tahun



3. Jenis Kelamin



: Perempuan



4. Agama



: Islam



5. Suku / Bangsa



: Jawa / Indonesia



6. Bahasa



: Jawa



7. Pendidikan



: belum sekolah



8. Pekerjaan



: Wiraswasta



9. Alamat



: Ds. Ngantru



10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds. Ngantru 11. Ditanggung oleh



: Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri



RIWAYAT KESEHATAN KLIEN 1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit a. Alasan Masuk Rumah Sakit



:



:



Pasien mengatakan merasa nyeri b. Keluhan Utama



:



nyeri pada mata 2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) : Pasien mengeluh nyeri pada mata, sebelum MRS pasien dibawah keluarga ke IGD RSUD Dr. Iskak pada tanggal 18 September 2021. Pasien mengatakan keluar sekret pada



mata disertai dengan nyeri yang hilang timbul. rasa ngeres (seperti ada pasir dalam mata), gatal, panas dan kemerahan disekitar mata. Pasien tampak cemas, bingung dan sering bertanya mengenai penyakit yang dideritanyaLalu pasien dipindahkan di ruangan dahlia untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. P : nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas Q : nyeri terasa seperti ditusuk tusuk R : Nyeri terasa pada bagian mata bagian kanan S : skala nyeri 5 T : nyeri hilang timbul dengan durasi yang tidak menentu 3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu



:



Tidak ada 4. Riwayat Kesehatan Keluarga



:



Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dan penyakit generatif serta menular lainnya POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI SEBELUM MASUK RS



DI RUMAH SAKIT



A. Pola Tidur / Istirahat 1. Waktu Tidur



21.00



23.00



2. Waktu Bangun



05.00



04.00



3. Masalah Tidur



Tidak ada



Ada



Suasana tenang



Suasana tenang



Suara gaduh



nyeri



Kuning kecoklatan Khas Padat 1-2x/hari Tidak ada Tidak ada



Coklat Khas Lunak 1x sehari Tidak ada Tidak ada



Kuning Khas Cair



Bening Khas Cair



4. Hal-hal yang mempermudah tidur 5. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun B. Pola Eliminasi 1. B A B - Warna - Bau - Konsistensi - Jumlah - Frekwensi - Masalah BAB - Upaya mengatasi 2. B A K - Warna - Bau - Konsistensi



-



Jumlah Frekwensi Masalah BAK Upaya mengatasi



Tidak terkaji 4x sehari Tidak ada Tidak ada



1000cc 2-3x sehari Tidak ada Tidak ada



C. Pola Makan dan Minum 1. Makan - Frekwensi - Jenis - Diit - Pantangan - Yang Disukai - Yang Tdk disukai - Alergi - Masalah makan - Upaya mengatasi



3x sehari Nasi, lauk pauk, sayur Tidak ada Tidak ada Tidak ada yang tidak suka Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada



3x sehari Nasi, lauk pauk, sayur Tidak ada Tidak ada Tidak ada yang tidak suka Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada



2. Minum - Oral / NGT - Frekwensi - Jenis - Diit - Pantangan - Yang Disukai - Yang Tdk disukai - Alergi - Masalah minum - Upaya mengatasi



1000ml/hari Air putih Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada yang tidak suka Tidak ada Tidak ada Tidak ada



1000ml/hari Air putih Rendah gula Tidak ada Tidak ada Tidak ada Semua suka Tidak ada Tidak ada Tidak ada



2x sehari 1x per 2 hari Gigi dan mulut bersih



Px belum mandi Belum keramas Px gosok gigi



1x/2hari 3x sehari



1x/2hari 3x sehari



bermain



Pasien terbaring ditempat tidur



Tidak Tidak Tidak



Tidak Tidak Tidak



D. Kebersihan diri / personal hygiene : 1. Mandi 2. Keramas 3. Pemeliharaan gigi dan mulut 4. Pemeliharaan kuku 5. Ganti pakaian E. Pola Kegiatan / Aktifitas Lain F. Kebiasaan - Merokok - Alkohol - Jamu, dll



DATA PSIKO SOSIAL A. Pola Komunikasi : Dapat menjawab pertanyaan yang saya tanyakan B. Orang yang paling dekat dengan klien Pasien dekat dengan ibunya C. Rekreasi Hobby : mendengarkan musik Penggunaan Waktu Senggang



:



:



Menonton tv D. Dampak dirawat di Rumah Sakit : Pasien tidak dapat bekerja seperti biasanya E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial Pasien tampak terbuka F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Ibu



:



KONSEP DIRI B. Gambaran Diri Pasien suka dan menerima semua fisik tubuhnya C. Harga Diri Pasien tidak menarik diri dari lingkunganya D. Ideal Diri Seharusnya pasien bekerja E. Identitas Diri Pasien mengatakan pasien sorang laki-laki F. Peran Pasien seorang anak DATA SPIRITUAL A. Ketaatan Beribadah : Pasien beribadah diatas tempat tidur B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : Pasien yakin akan segera cepat sembuh C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Pasien yakin kalau dirawat di RS akan segera cepat sembuh dan cepat pulang PEMERIKSAAN FISIK A. Kesan Umum / Keadaan Umum k/u tampak menahan nyeri B. Tanda – tanda vital Suhu Tubuh



: 37°C



Nadi



: 88x/menit



Tekanan darah



: 120/ 80MmHg



Respirasi



: 17x/menit



Tinggi Badan



: 155 cm



Berat Badan



: 50 kg



Pemeriksaan Kepala dan Leher 6. Kepala dan rambut a. Bentuk Kepala



: simetris kanan dan kiri



Ubun-ubun



: tidak ada benjolan



Kulit kepala



: sedikit kotor



b. Rambut Penyebaran dan keadaan rambut Penyebaran rambut merata Bau



: Berbau



Warna



: hitam



c. Wajah Warna Kulit



: Sawo matang



:



Struktur Wajah



: oval



7. Mata a.



Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : tampak sembab dan simetris c. Konjuctiva dan sklera : konjuctiva merah, dan banyak keluar sekret d. Pupil : respon terhadap cahaya meiosis, isokor kanan dan kiri sama besar e. Kornea dan iris Kornea jernih dan iris berwarna coklat f. Ketajaman penglihatan / visus : normal, pasien bisa membaca dengan jelas dalam jarak 30 meter g. Tekanan bola mata : tidak terkaji 8. Hidung a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : tidak ada sumbatan dan posisi simetris b. Lubang Hidung : bersih, tidak ada darah/kotoran c. Cuping hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung 9. Telinga a. Bentuk telinga



: simetris



Ukuran telinga



: normal



Ketegangan telinga



: Elastis



b. Lubang telinga : Bersih c. Ketajaman pendengaran : pasien mengatakan mampu mendengar detak jam 10. Mulut dan faring a. Keadaan bibir : lembab b. Keadaan gusi dan gigi : gusi bersih, gigi lengkap, dan tidak ada caries c. Keadaan lidah : bersih d. Orofarings : tidak ada tanda tanda peradangan pada tonsil dan uvula 11. Leher a. Posisi trakhea



: simetris



b. Tiroid



: normal ( tidak ada pembesan )



c. Suara



: normal



d. Kelenjar Lymphe



: normal ( tidak ada pembengkakan)



e. Vena jugularis



: normal ( tidak ada bendungan)



f. Denyut nadi Carotis



: normal ( teraba)



C. Pemeriksaan Integumen ( Kulit ) a. Kebersihan



: bersih



b. Kehangatan



: hangat



c. Warna



: sawo matang



d. Turgor



: kering



e. Tekstur



: normal



f. Kelembaban



: kering



g. Kelainan pada kulit



: tidak ada



Pemeriksaan payudara dan ketiak a. Ukuran dan bentuk payudara : normal dan simetris b. Warna payudara dan areola : sawo matang dan aerola mamae berwarna coklat c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : tidak ada kelainan, tidak ada benjolan dan luka d. Axila dan clavicula : normal dan simetris Pemeriksaan Thorak / dada 1. Inspeksi Thorak a. Bentuk Thorak : normal b. Pernafasan Frekwensi : 22x/menit Irama : reguler c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : tidak ada rochi/whezing 2. Pemeriksaan Paru a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) : teraba sama b. Perkusi : sonor c. Auskultasi Suara Nafas : vesikuler, tidak ada suara tambahan Suara Ucapan : normal, bergetar jelas sonor lapang paru Suara Tambahan



: tidak ada



3. Pemeriksaan Jantung a. Inspeksi dan Palpasi - Pulsasi : terlihat - Ictus cordis : ICS 5 liniea mid clavicula sinistra b. Perkusi Batas-batas jantung : Kanan atas : ICS II liniea sternalis dekstra, kiri atas : ICS II liniea sternalis sinista. Kanan bawah : ICS IV liniea sternalis dekstra, kiri bawah : ICS IV liniea sternalis sinistra Auskultasi - Bunyi jantung I : lup (terdengar tunggal) - Bunyi jantung II : dup ( terdengar tunggal) Bunyi jantung Tambahan : tidak ada - Bising / Murmur : tidak ada



- Frekwensi denyut jantung : 80x/menit Pemeriksaan Abdomen a. Inspeksi - Bentuk abdomen : normal, tidak ada tanda tanda acites - Benjolan / Massa : tidak ada - Bayangan pembuluh darah pada abdomen Tidak terlihat b. Auskultasi - Peristaltik Usus : 20x/menit c. Palpasi - Tanda nyeri tekan - Benjolan / massa - Tanda-tanda ascites - Hepar - Lien - Titik Mc. Burne d. Perkusi - Suara Abdomen Tympani - Pemeriksaan Ascites Tidak ada



: : : : : :



tidak ada nyeri tekan tidak ada benjolan tidak ada tanda tanda acites tidak ada pembesaran + nyeri hepar tidak ada pembesaran + nyeri tekan tidak ada nyeri tekan



Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya 1. Genetalia a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal normal, tidak ada kelainan 2. Anus dan Perineum a. Lubang anus : tidak ada lesi b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum : tidak ada kelaian anus dan perineum D. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas ) a. Kesimetrisan Otot : simetris b. Pemeriksaan Oedem : tidak ada oedem c. Kekuatan Otot : 5 5 5 5 d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku tidak ada kelainan.



:



Pemeriksaan Neurologi 1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS : Composmentis / 4-5-6 2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) Tidak ada kaku kuduk/kejang 3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) : Tidak ada parese/kelemahan 4. Fungsi Motorik : Pasien tidak mampu berjalan 5. Fungsi Sensorik : Pasien mampu merasakan panas dan dingin 6. Refleks :



:



a. b.



Refleks Fisiologis Tidak normal Refleks Patologis tidak normal



Pemeriksaan Status Mental a. Kondisi Emosi / Perasaan stabil b. Orientasi pasien tau sekarang berada di RS dan sekarang pukul 8.00 c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ) tidak lupa ingatan, px mampu menjabab soal 15-5-5 : 5 d. Motivasi ( Kemauan ) pasien yakin segera sembuh e. Persepsi pasien merasa sakit adalah cobaan f. Bahasa Bahasa jawa PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Diagnosa Medis : konjungtivitis B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis : 1. Laboratorium Pemeriksaan Darah Lengkap Hemoglobin Hematokrit Leukosit (WBC) Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit Eritrosit (RBC) 2. Rontgen Tidak ada 3. E C G Tidak ada 4. U S G Tidak ada 5. Lain – lain



H H L L



Hasil



Nilai Rujukan



Satuan



14,0 39,2 12,6 0,1 0,2 72,4 17,5 6,2 3,66



13,0 – 16,5 37,0 – 47,0 4,0 – 10,0 0–4 0–1 50 – 70 20 – 40 2–8 4,2 – 11,0



g/dL % 103/uL % % % % % 103/uL



PENATALAKSANAAN DAN TERAPI 1. Cendo xitrol salep mata 3,5 g 2. Chloramphneicol 3. Gentamicin 4. Tobramicin 5.  chlorpheniramine malea



Mahasiswa



BOYKE DIMAS ADITYA NIM. A3R21008



ANALISA DATA Nama pasien : Ny. T Umur



: 18 Tahun



No. Register : ………………………………. NO 1



KELOMPOK DATA Ds : mata pedih dan penglihatan



PENYEBAB



MASALAH KEPERAWATAN



Infeksius (virus, bakteri, jamur, parasit)



kabur DO : -



Menginfeksi konjungtiva Klien nampak meringis



kesakitan



Terjadinya reaksi antigen dan antibodi



- Mata tampak gatal dan konjungtivitis



panas - Mata



terasa



ngeres



seperti ada pasir - Pasien



tampak sering



mengusap mata dengan



peradangan mata terasa panas seperti terbakar



sapu tangan - TD: 120/80 mmhg - RR: 17x/menit - HR : 88x/menit



menghasilkan mediator kimia nyeri akut



- T: 37˚C - P :nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas Q : nyeri terasa seperti ditusuk tusuk R : Nyeri terasa pada bagian mata kanan S : skala nyeri 5 T : nyeri hilang timbul dengan durasi yang tidak menentu



2



Infeksius (virus, bakteri, jamur, parasit)



DS : Klien mengatakan tidak



Menginfeksi konjungtiva



mengetahui tentang penyakit



Terjadinya reaksi antigen dan antibodi



DO



Nyeri akut



- Pasien tampak gelisah - Pasien tampak terus bertanya - Klien tampa cemas - Klien tampak bingung - TD: 120/80 mmhg



konjungtivitis kurang informasi bingung



defisit pengetahuan defisit pengetahuan



- RR: 17x/menit - T: 37˚C - HR : 88x/menit



3



DS : -



Infeksius (virus, bakteri, jamur,parasit)



DO : - Sekret banyak yang keluar



dari



konjungtiva - Konjugtiva



tampak



kemerahan - Mata



tampak



Menginfeksi konjungtiva Terjadinya reaksi antigen dan antibodi konjungtivitis



gatal



dan panas - Leukosit : 12,6



fungsi sekresi kelenjar air mata terganggu



- Limfosit : 17,5



lakrimasi meningkat



- Monosit : 6,2 - Neutrofi : 72,4 - TD: 120/80 mmhg - RR: 17x/menit - T: 37˚C - HR : 88x/menit



tersumbatnya kanal schlemen iskemik saraf optic ulkus kornea terdapat secret mukropurulen risiko infeksi



Risiko infeksi



DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama pasien : Ny. T Umur



: 18 Tahun



No. Register : ………………………………. NO 1



TANGGAL MUNCUL 18 September 2021



DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologi d.d pasien mengatakan nyeri pada telinga, pasien tampak menyeringai kesakitan, Pasien tampak gelisah, Pasien sulit tidur, Sekret banyak yang keluar pada konjungtiva, Pasien



tampak sering mengusap



mata dengan sapu tangan.



2



18 September 2021



Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d pasien sering bertanya, pasien tampak gelisah, klien tampak cemas, klien tampak bingung.



3



18 September 2021



Risiko infeki b.d proses peradangan d.d faktor resiko Sekret banyak yang keluar dari konjungtiva, konjungtiva tampak kemerahan, Leukosit : 12,6, Limfosit : 17,5, Monosit : 6,2, Neutrofi : 72,4



RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Nama pasien : Ny. T Umur



: 18 Tahun



No. Register : ………………………………. NO 1



DIAGNOSA KEPERAWATAN



LUARAN (SLKI)



INTERVENSI (SIKI)



Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI (I. 08238) Nyeri akut b.d agen tindakan keperawatan 2x24jam diharapkan : Observasi pencedera fisiologi d.d pasien mengatakan telinga,



nyeri



pasien



menyeringai



pada tampak



kesakitan,



 



Pasien tampak gelisah, Pasien







sulit tidur, Sekret banyak







yang



keluar



konjungtiva, Pasien



pada tampak







Keluhan menurun Meringisi menurun Sulit menurun Pola memnaik Tekanan membaik



nyeri



  



lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Identifikasi skala nyeri Identifikasi respon nyeri non verbal



tidur Terapeutik nafas







darah



sering mengusap mata dengan sapu tangan.  



Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain) Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) Fasilitasi istirahat dan tidur



Edukasi  Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri  Jelaskan strategi meredakan nyeri Kolaborasi  2



Defisit pengetahuan b.d Setelah dilakukan kurang terpapar informasi d.d tindakan keperawatan 3 pasien sering bertanya, pasien tampak gelisah, klien tampak x 24 jam diharapkan cemas, klien tampak bingung. tingkat pengetahuan membaik



EDUKASI KESEHATAN Observasi  



Kriteria hasil : 



Perilaku sesuai anjuran meningkat







Pertanyaan



Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu



Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Identifikasi faktor faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku-perilaku hidup bersih dan sehat



Terapeutik 



Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan



tentang masalah yang dihadapi







Berikan kesempatan untuk bertanya



Edukasi



menurun 



Menjalani







Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan



pemeriksaan yang tidak tepat 3



menurun Risiko infeki b.d proses Setelah dilakukan peradangan d.d faktor resiko tindakan keperawatan 3 Sekret banyak yang keluar dari konjungtiva, Leukosit : x 24jam glukosa derajat 12,6, Limfosit : 17,5, Monosit infeksi menurun : 6,2, Neutrofi : 72,4 Kriteria hasil : 



Demam



PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539) Observasi   



menurun 



Kemerahan menurun







Nyeri menurun







Kadar sel darah putih menurun



Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan



Terapeutik  



Dokumentasikan informasi vaksinasi Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat



Edukasi  Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping  Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah  Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus



TINDAKAN KEPERAWATAN



CATATAN PERKEMBANGAN



Nama Pasien : Ny. T NO 1



NO. DX I



Umur : 18 Tahun TANGGAL/ JAM 20-09-2021



08.00



08.30 08.45



No. Register :



IMPLEMENTASI



Boyke dimas Observasi  Mengobservasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri (hasil : P :nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas Q : nyeri terasa seperti ditusuk tusuk R : Nyeri terasa pada bagian mata kanan)  Mengidentifikasi skala nyeri (hasil : skala nyeri 5)  Mengidentifikasi respon nyeri non verbal ( hasil : pasien tampak menyeringai menahan nyeri)



Terapeutik  08.50



TANDA TANGAN







09.00







Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( hasil : menganjurkan px nafas dalam untuk meredakan nyeri) Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (hasil :nyeri semakin berat jika pasien mendengar suara bising) Memfasilitasi istirahat dan tidur



Edukasi



Kasus : Konjungtvitis TANGGAL / JAM



EVALUASI



20-09-2021 S : pasien mengatakan nyeri pada mata 14.00



O: -



Klien nampak meringis kesakitan



- Pasien tampak gelisah - Pasien sulit tidur - TD: 120/80 mmhg - RR: 17x/menit - HR : 88x/menit - T: 37˚C - P :nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas Q : nyeri terasa seperti ditusuk tusuk R : Nyeri terasa pada bagian mata kanan S : skala nyeri 5 T : nyeri hilang timbul dengan durasi yang tidak menentu A : Masalah Belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan



TAND TANGA



Boyke d



 Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri  Menjelaskan strategi meredakan nyeri ( hasil : dengan cara teknik nafas dalam ) Kolaborasi  Berkolaborasi pemberian analgetik



MANAJEMEN NYERI (I. 08238) Observasi   



lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Identifikasi skala nyeri Identifikasi respon nyeri non verbal



Terapeutik 



 



Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain) Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) Fasilitasi istirahat dan tidur



Edukasi  Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri  Jelaskan strategi meredakan nyeri Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu



2



II



20-09-2021



EDUKASI KESEHATAN Observasi



08.00 08.30



08.45



 



08.50







Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan Memberikan kesempatan untuk bertanya



Edukasi 09.00







20-09-2021 S : Pasein mengerti sedikit tentang penyakit 14.00



O:



- Pasien tampak memahami penjelasan Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi (hasil : pasien tampak antusias menerima informasi) Mengidentifikasi faktor faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku-perilaku hidup bersih dan sehat



Terapeutik 



Boyke dimas



Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan



perawat - Cemas berkurang - Bingung berkurang - Gelisah berkurang - TD: 120/80 mmhg - RR: 17x/menit - T: 3 ˚C - HR : 88x/menit A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan EDUKASI KESEHATAN Observasi  



Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Identifikasi faktor faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku-perilaku hidup bersih dan sehat



Boyke d



Terapeutik  



Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan Berikan kesempatan untuk bertanya



Edukasi 



Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan



3



III



20-09-2021



PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539) Observasi



08.00



  



Mengidentifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi Mengidentifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi Mengidentifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan



Terapeutik  



Mendokumentasikan informasi vaksinasi Menjawalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat



Edukasi 08.50



20-09-2021 S : 14.00



Boyke d



O:



- Sekret



08.30 08.45



Boyke dimas



 Menelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping  Menguinformasikan imunisasi yang



banyak



yang



keluar



konjungtiva - Konjugtiva tampak kemerahan - Leukosit : 12,6 - Limfosit : 17,5 - Monosit : 6,2 - Neutrofi : 72,4 - TD: 120/80 mmhg - RR: 17x/menit - T: 37˚C - HR : 88x/menit A : Masalah belum teratasi



dari



09.00



diwajibkan pemerintah  Menginformasikan vaksinasi untuk kejadian khusus



I : Intervensi dilanjutkan PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539) Observasi   



Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan



Terapeutik  



Dokumentasikan informasi vaksinasi Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat



Edukasi  Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping  Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah  Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus



TINDAKAN KEPERAWATAN



CATATAN PERKEMBANGAN



Nama Pasien : Ny. T NO 1



NO. DX I



Umur : 18 Tahun TANGGAL/ JAM 21-09-2021



08.00



08.30 08.45



No. Register :



IMPLEMENTASI



Boyke dimas Observasi  Mengobservasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri (hasil : P :nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas Q : nyeri terasa seperti ditusuk tusuk R : Nyeri terasa pada bagian mata kanan)  Mengidentifikasi skala nyeri (hasil : skala nyeri 5)  Mengidentifikasi respon nyeri non verbal ( hasil : pasien tampak menyeringai menahan nyeri)



Terapeutik  08.50



TANDA TANGAN







09.00







Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( hasil : menganjurkan px nafas dalam untuk meredakan nyeri) Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (hasil :nyeri semakin berat jika pasien mendengar suara bising) Memfasilitasi istirahat dan tidur



Edukasi



Kasus : Konjungtivitis TANGGAL / JAM



EVALUASI



21-09-2021 S : pasien mengatakan nyeri pada mata 14.00



berkurang



O: -



Klien nampak meringis kesakitan



- Gelisah menurun - sulit tidur menurun - TD: 120/80 mmhg - RR: 17x/menit - HR : 88x/menit - T: 37˚C - P :nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas Q : nyeri terasa seperti ditusuk tusuk R : Nyeri terasa pada bagian telinga dalam S : skala nyeri 3 T : nyeri hilang timbul dengan durasi yang tidak menentu A : Masalah Teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan



TAND TANGA



Boyke d



 Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri  Menjelaskan strategi meredakan nyeri ( hasil : dengan cara teknik nafas dalam )



MANAJEMEN NYERI (I. 08238) Observasi 



Kolaborasi 







Berkolaborasi pemberian analgetik



lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Identifikasi skala nyeri



Terapeutik 







Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain) Fasilitasi istirahat dan tidur



Edukasi  Jelaskan strategi meredakan nyeri Kolaborasi



2



II



21-09-2021



EDUKASI KESEHATAN Observasi



Boyke dimas



Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu 21-09-2021 S : Klien mampu memahami dan mengerti 14.00



tentang penyakit O:



08.00







Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi (hasil : pasien tampak antusias menerima informasi)



- Sering bertanya hilang - Cemas hilang



Boyke d







08.30 08.45



Mengidentifikasi faktor faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku-perilaku hidup bersih dan sehat



- Gelisah hilang - TD: 120/80 mmhg - RR: 17x/menit



Terapeutik  



- T: 37 ˚C



Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan Memberikan kesempatan untuk bertanya



- HR : 88x/menit A : Masalah Teratasi P : Intervensi dihentikan



Edukasi 08.50



3



III



09.00 21-09-2021







Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan



PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539) Observasi



08.00



  



Terapeutik  



21-09-2021 S : 14.00



Boyke d



O:



- Sekret Mengidentifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi Mengidentifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi Mengidentifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan



08.30 08.45



Boyke dimas



Mendokumentasikan informasi vaksinasi Menjawalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat



yang keluar dari konjungtiva



berkurang - Konjugtiva kemerahan berkurang - Leukosit : 20 - Limfosit : 17,5 - Monosit : 6,2 - Neutrofi : 72,4 - TD: 120/80 mmhg - RR: 17x/menit



Edukasi 08.50 09.00



 Menelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping  Menguinformasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah  Menginformasikan vaksinasi untuk kejadian khusus



- T: 37˚C - HR : 88x/menit A : Masalah teratasi sebagian I : Intervensi dilanjutkan PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539) Observasi  



Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi



Terapeutik 



Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat



Edukasi  Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping  Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah



TINDAKAN KEPERAWATAN



CATATAN PERKEMBANGAN



Nama Pasien : Ny. T NO 1



NO. DX I



Umur : 18 Tahun TANGGAL/ JAM 22-09-2021 08.00



08.30 08.45



No. Register :



IMPLEMENTASI



Boyke dimas Observasi  Mengobservasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri (hasil : P :nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas Q : nyeri terasa seperti ditusuk tusuk R : Nyeri terasa pada bagian mata kanan)  Mengidentifikasi skala nyeri (hasil : skala nyeri 5)  Mengidentifikasi respon nyeri non verbal ( hasil : pasien tampak menyeringai menahan nyeri)



Terapeutik  08.50



TANDA TANGAN







09.00







Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( hasil : menganjurkan px nafas dalam untuk meredakan nyeri) Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (hasil :nyeri semakin berat jika pasien mendengar suara bising) Memfasilitasi istirahat dan tidur



Edukasi



Kasus : Konjungtivitis TANGGAL / JAM



EVALUASI



22-09-2021 S : pasien mengatakan nyeri pada mata 14.00



berkurang



O: -



Klien nampak meringis kesakitan



- Gelisah menurun - sulit tidur menurun - TD: 120/80 mmhg - RR: 17x/menit - HR : 88x/menit - T: 37˚C - P :nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas Q : nyeri terasa seperti ditusuk tusuk R : Nyeri terasa pada bagian mata kanan S : skala nyeri 2 T : nyeri hilang timbul dengan durasi yang tidak menentu A : Masalah Teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan



TAND TANGA



Boyke d



 Menjelaskan strategi meredakan nyeri ( hasil : dengan cara teknik nafas dalam )



MANAJEMEN NYERI (I. 08238) Observasi



Kolaborasi







 Berkolaborasi pemberian analgetik







lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Identifikasi skala nyeri



Terapeutik 







Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain) Fasilitasi istirahat dan tidur



Edukasi  Jelaskan strategi meredakan nyeri Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu 3



III



22-09-2021



PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539) Observasi



08.00 08.30



Boyke dimas



22-09-2021 S : 14.00



Boyke d



O:



- Sekret  



Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi Identifikasi kontraindikasi pemberian



yang keluar dari konjungtiva



berkurang - Konjugtiva kemerahan berkurang



imunisasi Terapeutik 08.45







Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat



Edukasi 08.50 09.00



 Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping  Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah



- Leukosit : 25,5 - Limfosit : 17,5 - Monosit : 6,2 - Neutrofi : 72,4 - TD: 120/80 mmhg - RR: 17x/menit - T: 37˚C - HR : 88x/menit A : Masalah teratasi sebagian I : Intervensi dilanjutkan PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539) Observasi  



Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi



Terapeutik 



Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat



Edukasi  Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang



terjadi, jadwal dan efek samping  Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah