Konsep Dasar Demografi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS I KONSEP DASAR DEMOGRAFI



KELAS A1 A2015 Fasilitator : Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep.Ns.,M.Kep ANGGOTA KELOMPOK 2: Meidina Dewati Ayu Septia Malinda Riris Medawati Diki Alifta Rachmad Cintya Della Widyananta Ika Zulkafika Mahmudah Erlinna Nur Syah Putri



131511133003 131511133004 131511133005 131511133006 131511133007 131511133008 131511133009



PROGAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017 KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, ridho , dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik . Adapun makalah “Konsep Dasar Demografi“ ini disusun dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan pembimbing kepada penulis . Dalam menyelesaikan makalah ini , penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada : 1. Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen dari mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komunitas I yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan penulis 2. Teman-teman, selaku pendorong motivasi dalam menyelesaikan makalah ini Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT . Saran dan kritik sangat diterima karena penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna . Mohon maaf bila ada kesalahan kata dari penulis. Akhir kata semoga ilmu dalam makalah ini dapat bermanfaat dan diterapkan secara efektif . Terimakasih.



Surabaya, 23 Maret 2017



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ...................................................................................i



ii



KATA PENGANTAR ....................................................................................ii DAFTAR ISI ................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1 1.1 Latar Belakang ...............................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................2 1.3 Tujuan..............................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................3 2.1 Definisi Demografi..........................................................................3 2.2 Tujuan Demografi...........................................................................4 2.3 Teori Kependudukan.......................................................................5 2.4 Struktur dan Persebaran Penduduk.................................................6 2.5 Statistik Vital.................................................................................12 2.6 Ukuran Dasar Demografi..............................................................28 2.7 Pemanfaatan Data Demografi Oleh Perawat ................................30 BAB III STUDI KASUS..............................................................................32 BAB IV PENUTUP .....................................................................................37 4.1 Kesimpulan....................................................................................37 4.2 Saran..............................................................................................37 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................38



iii



1



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2017, Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk besar di dunia. Pada setiap tahunnya pertumbuhan penduduk



selalu



meningkat.



Berdasarkan



data



bank



dunia,



presentasi



pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar 1.2%, dengan adanya data tersebut dapat dianalisis bahwa masalah demografi Indonesia berpusat pada kualitas dan kuantitas penduduk dan berputar pada masalah pokok fertilitas (kelahiran), morbiditas (kesakitan), mortalitas (kematian) dan mobilitas (Lutfi, 2014). Melihat dari kuantitas, berdasarkan badan pusat statitik Indonesia memiliki jumlah penduduk yang tinggi di mana pada 2010, itu lebih 237.600.000 orang. Selain itu, Indonesia memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah. Pada 2009, itu dalam posisi 108 negara 188 di dunia. Kualitas sumber daya manusia tersebut meliputi kualitas kesehatan, penidikan, dan ekonomi. Selain itu, Indonesia memiliki distribusi yang tidak merata dari populasi, di mana 58% dari populasi berpusat di Jawa. Kondisi ini akan berdampak pada aspek kehidupan dan pembangunan Indonesia yang akan menyebabkan tingginya jumlah pengangguran dan kemiskinan, kriminalitas, konflik sosial, TKI (Tenaga Kerja Indonesia) bermasalah, perdagangan manusia dan lain-lain. Salah satu masalah yang dihadapi Indonesia yaitu masalah kesehatan. Penduduk suatu negara dikatakan berkualitas tinggi apabila tingkat kesehatannya juga tinggi. Sebaliknya, jika tingkat kesehatannya rendah maka kualitas penduduknya



juga



rendah.



kesehatannya masih rendah,



Namun



Indonesia



masih



tergolong



tingkat



hal ini dapat di nilai dari faktor makanan,



lingkungan, fasilitas kesehatan dan ketersediaan tenaga medis. Selain itu tingkat kesehatan manusia dari suatu negara dapat dilihat dari tinggi rendahnya angka kematian, angka kematian bayi dan angka harapan hidup. Oleh karena itu sebagai perawat, sangatlah perlu untuk memahami konsep dasar demografi, mengingat dalam segala bentuk tindakan permasalahan tentang kependudukan memerlukan ilmu demografi, sehingga dalam upaya mengatasi



2



permasalahan kependudukan tersebut penting bagi para ahli, mahasiswa, pelajar, atau masyarakat biasanya sekalipun memahami pengertian demografi dan pentingnya demografi. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7



Apa definisi demografi ? Apa tujuan demografi ? Bagaimanakah teori kependudukanm ? Bagaimana struktur dan persebaran penduduk ? Bagaimana statistika vital ? Apa saja ukuran dasar demografi ? Bagaimana pemanfaatan data demografi oleh perawat ?



1.3 Tujuan 1.3.1



1.3.2



Tujuan Umum Setelah proses perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu mampu memahami dan menjelaskan konsep dasar demografi. Tujuan Khusus Mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan tentang definisi demografi. 2. Menjelaskan tujuan demografi 3. Menjelaskan tentang teori kependudukan 4. Menjelaskan struktur dan persebaran penduduk 5. Menjelaskan statistika vital. 6. Menjelaskan ukuran dasar demografi 7. Menjelaskan Pemanfaatan data demografi oleh perawat



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Definisi Demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah



rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan-



3



tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi demografi adalah sebagai berikut: Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya). Philip M. Hauser dan Duddley Duncan (1959) mengusulkan definisi demografi sebagai berikut: Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilisasi sosial (perubahan status). Masih banyak lagi ahli demografi yang menjelaskan tentang pengertian demografi. Maka dari kedua definisi diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut: 1. Demografi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk. 2. Demografi dalam pengertian yang sempit dinyatakan sebagai “demografi formal” yang memperhatikan ukuran atau jumlah penduduk, distribusi atau persebaran penduduk, struktur penduduk atau komposisi, dan dinamika atau perubahan penduduk. Ukuran penduduk menyatakan jumlah orang dalam suatu wilayah tertentu. Distribusi penduduk menyatakan persebaran penduduk di dalam suatu wilayah pada suatu waktu tertentu, baik berdasarkan wilayah geografi maupun konsentrasi daerah pemukiman. Stuktur penduduk menyatakan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin atau golongan umur.



Sedangkan



perubahan



penduduk



secara



implisit



menyatakan



pertambahan penduduk atau penurunan jumlah penduduk secara parsial ataupun keseluruhan sebagai akibat berubahnya tiga komponen utama perubahan jumlah penduduk. Kelahiran, kematian, dan migrasi. 3. Dalam pengertian yang lebih luas, domografi juga memperhatikan berbagai karakteristik individu maupun kelompok, yang meliputi tingkat sosial, budaya, dan ekonomi. Karakteristik sosial dapat mencakup status keluarga,



4



tempat lahir, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya. Karakteristik ekonomi meliputi antara lain aktivitas ekonomi, jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan, dan pendapatan. Sedangkan aspek budaya berkaitan dengan persepsi, aspirasi dan harapan-harapan. 2.2



Tujuan Demografi Menurut para ahli demografi, tujuan demografi dibagi menjadi 4 tujuan pokok yaitu: 1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. 2. Menjelaskan pertumbuhan di masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia. 3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan berbagai macam-macam aspek organisasi sosial 4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah baik di tingkat daerah maupun nasional. Perencanaanperencanaan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian, dan perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, jalan, rumah-rumah sakit, pusat-pusat pertokoan dan pusat-pusat rekreasi akan menjadi lebih tepat apabila kesemuanya didasarkan pada data kependudukan.



2.3



Teori Kependudukan a. Kependudukan Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia (UUD 1945 Pasal 26 ayat 2). Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan



5



budaya. Pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak. b. Teori-teori Penduduk Teori-teori penduduk dibagi menjadi beberapa teori yaitu: A. Teori Pertumbuhan Penduduk 1) Teori Natural Teori ini mengemukakan bahwa hewan dan tumbuhan dipengaruhi oleh temperatur, curah hujan, kesuburan tanah (Prawiro, 1983: 27) 2) William Gadwin Mengemukakan bahwa kemelaratan adalah orang atau struktur masyarakat yang salah dan dapat diperbaiki dengan prinsip sama rata sama rasa (Prawiro, 1983: 27) 3) Thomas Robert Malthus Kemelaratan adalah tidak imbangnya pertambahan penduduk dengan pertambahan bahan makanan (Prawiro, 1983: 25). B. Teori Fisiologi 1) Teori Pearl Teori ini mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh keadaan biologi dan geografi (Prawiro, 1983: 28). 2) Teori Cassado Gini Teori ini mengemukakan tentang statistik biologi (Prawiro, 1983: 28) C. Teori Sosial Ekonomi 1) Teori Carr Saunders



6



Mengatakan bahwa negara dalam keadaan optimum bila jumlah penduduk dan bahan pangan seimbang (Riningsih, 1990: 31) 2) Teori Dumont Mengemukakan tentang teori kapilaritas sosial. Kapilaritas sosial mudah berlaku di dalam masyarakat yang memungkinkan perpindahan dengan mudah dari klas ke klas yang lebih tinggi (Prawiro, 1983: 32) 2.4



Struktur dan Persebaran Pendudukan a. Komposisi Penduduk Pengelompokan penduduk



berdasarkan



ciri-ciri



tertentu



dapat



diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Biologis, meliputi umur dan jenis kelamin 2) Sosial, antara lain meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan dan sebagainya. 3) Ekonomi, meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan sebagainya. 4) Geografis, berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, provinsi, kabupaten, dan sebagainya. Pengelompokan penduduk sangat berguna untuk berbagai maksud dan tujuan seperti : 1) Mengetahui ‘Human Resources’ yang ada baik menurut umur maupun jenis kelamin. suatu kebijaksanaan yang berhubungan dengan



2) Mengambil



kependudukan. 3) Membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya. 4) Melalui penggambaran piramida penduduk dapat diketahui ‘proses demografi’ yang telah terjadi pada penduduk tersebut. b. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan, dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :



Keterangan : k= Konstanta (100) Besar kecilnya Rasio Jenis Kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh :



7



-



Sex Ratio at Birth : Dibeberapa negara umumnya berkisar antara 103105 bagi laki-laki per 100 bayi perempuan.



-



Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan : Jika kematian laki-laki lebih besar daripada jumlah kematian perempuan maka rasio jenis kelamin semakin kecil.



-



Pola migrasi antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan : Jika disuatu daerah Sex Ratio > 100 berarti di daerah tersebut lebih banyak penduduk laki-laki. Sedangkan jika Sex Ratio < 100 berarti lebih banyak perempuan.



c. Angka Beban Tanggungan Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (umur 15-64 tahun), dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :



Keterangan : k = Konstanta (100) d. Umur Median (Median Age) Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang kedua lebih tua daripada median age. Guna umur median adalah untuk mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok-kelompok umur tertentu, dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :



Keterangan : 1Md



: adalah batas bawah kelompok umur yang mengandung jumlah



N



: adalah jumlah penduduk



8



fx



: adalah jumlah penduduk kumulatif sampai dengan kelompok



umur yang fMd



mengandung



: adalah jumlah penduduk pada kelompok umur dimana terdapat



nilai Untuk menentukan apakah suatu penduduk tergolong penduduk tua atau penduduk muda dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Melihat



komposisi umur penduduknya untuk kelompok usia



dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun. Umur



Penduduk Tua



Penduduk Muda



0-14 15-64 65+



≤ 30 % ≥ 60 % ≥ 10 %



≥ 40 % ≤ 55 % ≤5%



2. Dengan melihat umur mediannya Umur Median



Kategori



≤ - 20 tahun



Penduduk Muda



10 - 30 tahun



Penduduk Intermediate



≥ - 30 tahun



Penduduk Tua



e. Kepadatan Penduduk (Population Density)



Salah satu faktor ketimpangan penyebaran penduduk adalah disebabkan oleh faktor ragam potensi antar-daerah dan belum meratanya distribusi pembangunan antar-wilayah. Kepadatan penduduk dihitung dengan rumus sebagai berikut :



9



Kepadatan penduduk merupakan ukuran persebaran penduduk yang paling umum digunakan karena selain data dan cara perhitungannya sederhana, ukuran ini sudah distandarisasi dengan luas wilayah. f. Piramida Penduduk - Model 1 : Piramida penduduk model ini mempunyai dasar lebar dan ‘slope’ tidak terlalu curam atau datar. Bentuk semacam ini terdapat pada penduduk dengan tingkat kelahiran dan kematian sangat tinggi, sebelum mereka mengadakan pengendalian terhadap kelahiran maupun kematian. Umur median rendah, sedangkan angka beban tanggungan (dependency ratio) tinggi. Contoh : Piramida penduduk India 1951 dan Piramida penduduk Indonesia 1971.



-



Model 2 : Dibandingkan dengan model 1, maka dasar piramida model 2 ini lebih besar dan ‘slope’ lebih curam sesudah kelompok umur 0-4 tahun sampai ke puncak piramida. Terdapat pada negara dengan permulaan pertumbuhan penduduk yang tinggi/cepat akibat adanya penurunan tingkat kematian bayi dan anak-anak tetapi belum ada penurunan tingkat fertilitas. Median age (umur median) sangat rendah dan angka beban tanggungan (dependency ratio) merupakan yang tertinggi di dunia. Contoh : Sri Lanka, Meksiko, dan Brazilia.



10



-



Model 3 : Bentuk piramida ini dikenal dengan bentuk sarang tawon kuno (old fashioned beehive). Terdapat pada negara dengan tingkat kelahiran yang rendah begitu pula tingkat kematiannya rendah. Karakteristik yang dimiliki piramida ini yaitu umur median sangat tinggi, dengan beban tanggungan sangat rendah terutama pada kelompok umur-umur tua. Contoh : Piramida penduduk pada hampir seluruh negara-negara Eropa Barat.



-



Model 4 : Piramida penduduk dengan bentuk lonceng/genta (The bellshaped pyramid). Bentuk ini dicapai oleh negara-negara yang paling sedikit sudah 100 tahun mengalami penurunan tingkat fertilitas (kelahiran) dan kematian. Umur median cenderung menurun dan angka beban tanggungan meninggi. Contoh : Piramida penduduk Amerika Serikat.



11



-



Model 5 : Terdapat pada negara yang menjalani penurunan drastis yang tingkat kelahiran dan kematiannya sangat rendah. Penurunan tingkat kelahiran yang terus-menerus akan menyebabkan berkurangnya jumlah absolut daripada penduduk. Contoh : Jepang.



Berdasarkan komposisi umur dan jenis kelamin maka karakteristik -



penduduk dapat dibedakan atas tiga ciri, yaitu : Expansive : Sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur



-



termuda. Contoh : Indonesia. Constrictive : Sebagian kecil penduduk berada dalam kelompok umur



-



muda. Contoh : Amerika Serikat. Stationary : Banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama banyaknya, dan mengecil pada usia tua kecuali pada kelompok umur tertentu. Contoh : Swedia.



12



2.5



Statistik Vital Data statistik vital disebut juga kejadian vital yang mengacu pada proses pengumpulan data dan penerapan metode statistik dasar pada data tersebut guna mengidentifikasi fakta-fakta kesehatan yang vital di dalam sutau masyarakat, populasi atau wilayah tertentu. Data fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), morbiditas (kesakitan), dan mobilisasi (perpindahan) merupakan data statistik vital. 1. Fertilitas (kelahiran) a. Konsep Dasar Fertilitas dalam



pengertian



demografi



adalah



kemampuan



seorang wanita secara riil untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan. Tinggi rendahnya kelahiran erat hubungannya dan tergantung pada struktur umur, banyaknya kelahiran, banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan, status pekerjaan, serta pembangunan. Istilah dalam fertilitas



Lahir hidup



Kelahiran



bayi



dengan



menunjukan



tanda



kehidupan Lahir mati



Keahiran bayi tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan



Abortus Masa



Kematian bayi dalam kandungan reproduksi Wania berusia 15-49 tahun



(childbearing age) – usia subur Pasangan usia subur Pasangan suami istri, dimana istri berusia 15-49 (PUS)



tahun



Faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas 1. Secara umum : - Anggapan atau kepercayaa yang dianut masyarakat



13



- Jenis kelamin 2. Dilihat dari pendekatan sosial - Menurut pemikiran Davis dan Blake, terdapat fator sosial, ekonomi dan budaya dimana perempun dan masyarakat tinggal dapat mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas. Contoh : tingkat -



pendidikan, penghasilan, gender. Menurut Freedman, faktor sosial, ekonomi dan budaya mempunyai hubungan erat dengan norma sosial dalam masyarakat. Contoh : adat



istiadat, tingkat kemajuan perempuan dan masyarakatnya. 3. Dilihat dari pendekatan ekonomi - Pada tingkat makro, fertilitas dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan -



ekonomi, urbanisasi, dan mordenisasi. Pada tingkat mikro, ferilitas diengaruhi oleh keputusan pasangan



-



suami istri dalam hal jumlah anak. Menurut pemikiran Leibenstein, anak dilihat dari dua sisi yaitu



-



manfaat atau kegunaan dan biaya untuk merawat anak Menurut pemikiran Becker, anak dianggap sebagai barang konsumsi



tahan lama yang akan memberikan kepuasan (manfaat). b. Perhitungan Fertilitas Angka fertilitas diukur berdasarkan pembagian jumlah kelahiran dengan penduduk yang menanggung resiko melahirkan (exposed to risk). Beberapa persoalan pengukuran fertiitas adalah sebagai berikut : - Pengukuran fertilitas lebih kompleks daripada pengukuran mortalitas karena sesorang wanita hanya meninggal 1 kali, -



tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Tidak semua wanita mengalami risiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan



-



untuk berumah tangga atau bercerai. Angka fertilitas menunjukkan dua pilihan jangka waktu yaitu jangka pendek (1 tahun) dan jangka panjang (jumlah kelahiran



-



selama masa reproduksi). Kelahiran hanya diuur berdasarkan fertilitas wanita, jarang yang memperhitungkan fertilitas laki-laki.



Perhitungan Fertilitas dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Perhitungan Fertilitas Tahunan Perhitungan fertilitas tahunan adalah mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang



14



mempunyai risiko untuk melahirkan pada tahun tersebut. Perhitungan ini menunjukkan fertilitas suatu kelompok penduduk untuk jangka waktu satu tahun. Perhitungan fertilitas tahunan terdiri dari : a. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate) Pengertian : Banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tiap 1000 peduduk pada pertengahan tahun Rumus :



Keterangan : B = jumlah kelahiran pada tahun x P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x k = 1000 Kelebihan : perhitungan sederhana dan data tersedia Kelemahan : perhitungan kasar, tidak memisahkan penduduk laki-laki dan perempuan yang masih kanak-kanak dan berumur 50 tahun ke atas. b. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate) Pengertian : membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk wanita usia 15-44 atau 15-49 tahun. Rumus :



Keterangan : B = jumlah kelahiran pada tahun x Pf (15-49) = jumlah penduduk wanita umur 15 – 49 tahun pada pertengahan tahun x Pf (15 – 44) = jumlah penduduk wanita umur 15 – 44 tahun pada pertengahan tahun x K = bilangan konstan, 1000 c. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Spesific Fertility Rate)



15



Pengertiaan : banyaknya kelahiran dari wanita pada suatu kelompok umur pada tahun tertentu per seribu wanita pada kelompk umur dan pertengahan tahun yang sama Rumus : Keterangan : Bi = jumlah kelahiran bayi dari wanita pada kelompok umur i Pi = jumlah wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun K = bilangan konstan, 1000 Kelebihan : - Ukuran lebih cermat, memperhitungkan perbedaan -



risiko menurut kelompok umur Memungkinkan dilakukan studi fertilitas menurut



-



kohor Dasar perhitungan unuk menghitung ukuran fertilitas



lainnya (TFR, GRR, dan NRR) Kelemahan: - Data terinci sehingga data sulit didapatkan 2. Perhitungan Fertilitas Kumulatif Perhitungan fertilitas kumulatif – reproductive history adalah mengukur rata-rata jumah anak yang dlahirkan oleh wanita pada waktu wanita itu memasuki usia subur hingga melampaui batas reproduksinya (umur 15-49 tahun). Perhitungan ini menunjukkan kumulatif fertilitas selama masa reproduksinya. Perhitunngan ini meliputi : a. Angka fertilitas total (Total Fertiilty Rate = TFR) Pengertian : Jumlah kelahiran hidup tiap 1000 wanita hingga akhir masa reproduksinya. Dalam praktiknya, TFR dihitung dengan cara menjumlahkan tingkat fertilitas wanita menurut umur (ASFR). Jika umur tersebut berjenjang 5 tahun, maka:



Dimana : TFR = Total Fertility Rate ASFRi = tingkat fertilitas menurut umur ke 1 dai kelompok berjenjang 5 tahunan. Kelebihan: angka TFR dapat dijadikan ukuran kelahiran seorang wanita selama masa reproduksinya (15-49 tahun) dan telah memperhitungkan masa subur tiap kelompok umur.



16



b. Angka reproduksi bruto (Gross Reproduction Rate = GRR) Pengertian : banyaknya bayi wanita yang akan dilahirkan oleh suatu kohor wanita selama usia reproduksinya. Kohor kelahiran



merupakan



melahirkan bereproduksi



pada



sekelompok



usia



sampai



yang



masa



wanita



sama usia



dan



yang



mulai



bersama-sama



subur selesai.



Untuk



menghiitung angka reproduksi bruto ini dapa menggunkan dua cara yaitu : 1. Menggunakan TFR dengan rasio jenis kelamin pada saat lahir - Data yang diketahui adalah TFR dan rasio jenis -



kelamin bayi laki-laki dan wanita saat lahir. Rumus :



2. Menggunakan ASFR bagi perempuan - Data yang diketahui adalah ASFR dan rasio jenis kelamin bayi lakilaki dan wanita saat lahir



i



 Dimana ASFRfi : angka kelahiran menurut umur untuk bayi perempuan untuk perempuan pada kelompok umur i  Kelemahan: mengabaikan kemungkinan anak wanita meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya c. Angka reproduksi bersih (Net Reproduction Rate=NRR) Pengertian: Pengertian: jumlah kelahiran bayi wanita oleh sebuah kohor dari 1000 wanita dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalnya bayi-bayi wanita itu sebelum mengakhiri masa reproduksinya. NRR merupakan ukuran kemampuan suatu penduduk untuk menggantikan dirinya (remplacement level) nilai NRR = 1, berarti satu penduduk digantikan dengan satu penduduk (exact remplacement). Jadi, dari kohor tersebut dihitung jumlah perempuan-perempuan yang dapat bertahan hidup pada umur tertentu dengan



17



mengalikannya dengan kemungkinan hidup dari waktu lahr hingga mencapai umur tersebut. Asumsi : bayi perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibunya. Rumus :



2. Mortalitas Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang dapat terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Ukuran-ukuran mortalitas : a. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate = CDR)



Pengertian : jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Angka kematian untuk 1000 orang Rumus : CDR = x k Keterangan : D = jumlah kematian pada tahun x P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x k = konstanta, 1000 Kelebihan



: perhitungan sederhana dan data tersedia



Kelemahan



: perhitungan sangat kasar, tidak memperhitungkan pengaruh struktur umur penduduk



b. Angka Kematian Menurut Umur (Age Spesific Death Rate = ASDR) Pengertian : Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu per 1000 penduduk kelompok umur tersebut pada tahun tertentu Angka Kematian untuk 1000 orang:



18



ASDR =



xk



Keterangan : Di



= jumlah kematian orang berumur i pada tahun x



Pi k



= jumlah penduduk berumur i pada pertengahan tahun x = konstanta, 1000



Kelebihan: hasil lebih rinci dan akurat, sudah memperhitungkan pengaruh struktur umur penduduk c. Angka Kematian Ibu (AKI) 1. Konsep dasar Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985). Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. 2. Cara menghitung Kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran. Rumus :



Di mana: Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah



19



melahirkan, tahun tertentu, di daerah tertentu. Jumlah kelahiran hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah tertentu. Konstanta =100.000 bayi lahir hidup. d. Angka Kematian Bayi (AKB) 1. Konsep Dasar Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neonatal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neonatal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. 2. Cara Menghitung Rumus :



20



3. Migrasi a. Konsep Dasar Analisis dan perkiraan besaran dan arus migrasi merupakan hal yang penting bagi terlaksananya



pembangunan



manusia



seutuhnya,



terutama di era otonomi daerah ini. Apalagi jika analisis mobilitas tersebut dilakukan pada suatu wilayah administrasi yang lebih rendah daripada tingkat propinsi. Karena justru tingkat mobilitas penduduk baik permanen maupun nonpermanen akan tampak lebih nyata terlihat pada



satuan



unit



administrasi



yang



kabupaten, kecamatan dan desa atau kelurahan. Pada hakekatnya migrasi penduduk perbedaan



pertumbuhan ekonomi



dan



lebih



kecil



seperti



merupakan



refleksi



ketidakmerataan



fasilitas



pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain. Penduduk dari daerah yang tingkat pertumbuhannya kurang akan bergerak menuju ke daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong (push factor) suatu wilayah dan daya tarik (pull factor) wilayah lainnya. 1) Faktor-faktor pendorong (push factor) antara lain adalah:



a) Makin



berkurangnya



sumber-sumber



kehidupan



seperti



menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian. b) Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah



untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin



menyempit). c) Adanya tekanan-tekanan



seperti



politik,



agama,



dan



suku,



sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal. d) Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan. e) Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit. 2) Faktor-faktor penarik (pull factor) antara lain adalah: a) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan memperbaikan taraf hidup.



untuk



21



b) Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. c) Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya. d) Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar. d. Jenis-Jenis Migrasi Berdasarkan dimensi ruang migrasi terdiri dari : 1. Migrasi internasional yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain 2. Migrasi internal yaitu perpindahan penduduk yang terjadi dalam satu negara. Berdasarkan dimensi waktu migrasi terdiri dari : 1. Migran sirkuler (migrasi musiman) yaitu orang yang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di tempat tujuan ulang-alik (commuter) yaitu orang yang



2. Migran



pergi



meninggalkan tempat tinggalnya secara teratur, (misal setiap hari atau setiap minggu), pergi ke tempat lain untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau untuk kegiatan-kegiatan lainnya, dan pulang ke tempat asalnya secara teratur pula (misal pada sore atau malam hari atau pada akhir minggu) 2. Perhitungan Migrasi a. Angka Mobilitas (m) Pengertian : Rasio/perbandingan antara (M) banyaknya penduduk yang pindah secara lokal dalam suatu jangka waktu tertentu terhadap (P) total jumlah penduduk yang berisiko pindah. Rumus :



Keterangan : m = angka mobilitas M = jumlah perpindahan P = jumlah penduduk yang berisiko



22



k = 1000 b. Angka Migrasi Masuk (mi) Pengertian : Menunjukkan banyaknya (I) migran yang masuk, per 1000 penduduk di daerah tujuan (P) dalam waktu setahun. Rumus :



Keterangan : mi = angka migrasi masuk I = jumlah migran masuk P = jumlah penduduk pertengahan tahun k = 1000 c. Angka Migrasi Keluar (mo) Pengertian : Menunjukkan banyaknya (O) migran yang keluar, per 1000 penduduk di daerah asal (P) dalam waktu setahun. Rumus :



Keterangan : Mo = angka migrasi keluar O = jumlah migran keluar P = jumlah penduduk pertengahan tahun k = 1000 d. Angka Migrasi NETTO (mn)



Pengertian : Selisih antara banyaknya (I) migran yang masuk ke dan (O) migran yang keluar dari suatu wilayah, per 1000 penduduk (P) dalam satu tahun. Rumus : Keterangan : mn = angka migrasi netto I = jumlah migrasi masuk



23



O = jumlah migran keluar P = jumlah penduduk pertengahan tahun k = 1000 e. Angka Migrasi Bruto (mg) Pengertian : menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan baik (I) migrasi masuk dan (O) migrasi keluar dari suatu wilayah, per 1000 penduduk tempat asal dan tujuan. Rumus :



Keterangan : mg = angka migrasi bruto I = jumlah migran yang masuk O = jumlah migran yang keluar P1 = jumlah penduduk di tempat tujuan P2 = jumlah penduduk di tempat asal k = 1000 f. Metode Perkiraan Migrasi- Balancing Equation Dengan Intercensal Component Method Pengertian : Metode perkiraan migrasi netto (I-O) dengan menggunakan jumlah penduduk (P) dan jumlah kelahiran (B) serta kematian (D) antara dua sensus. Rumus :



Keterangan : I-O = migrasi netto P1-P0 = perubahan penduduk antara dua sensus B-D = pertambahan alamiah penduduk antara dua sensus



g. Metode Perkiraan Migrasi-Intercensal Survival Ratio



24



Pengertian : memperkirakan jumlah migrasi netto di suatu daerah dalam suatu negara. Asumsi: Tingkat kematian dan tingkat kesalahan dalam distribusi umur adalah sama untuk semua daerah dalam satu negara. Migrasi netto untuk negara secara keseluruhan adalah nol. Ada dua cara yaitu : 1. Forward cencus survival ratio Pengertian : FCSR adalah pecahan yang pembilangnya adalah jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu dalam suatu sensus dan penyebutnya adalah jumlah penduduk kelompok umur yang 10 tahun lebih muda pada sensus sebelumnya. Rumus :



Catatan: - Berlaku jika sensus dilakukan setiap 10 tahun - Perkiraan Migrasi Netto Penduduk Umur 10-14 pada tahun 2000 (MNP10-14) adalah: MNP10-14 (2000) = P10-14(2000) – FCSR. P0-4(1990) 2. Reverse cencus survival ratio Pengertian : RCSR adalah pecahan yang pembilangnya adalah jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu dalam suatu sensus, dan penyebutnya adalah jumlah penduduk kelompok umur yang 10 tahun lebih tua pada sensus sesudahnya. Rumus : Catatan: - Berlaku jika sensus dilakukan setiap 10 tahun - Perkiraan (MNP0-4) Migrasi Netto Penduduk Umur 0-4 pada tahun 1990 adalah MNP0-4 (1990) = RCSR.P10-14(2000) –P0-4(1990)  Sumber data statistik vital Sumber data epidemiologi antara lain adalah : 1. Data kependudukan 2. Sensus penduduk 3. Survei 4. Kelahiran dan kematian



25



- Pencatatan akta kelahiran dan surat keterangan meninggal - Klinik umum/ klinik bersalin dan pelayanana kesehatan laiknnya3. 5. Data kesakitan - Rekam medis (Medical record) rumah sakit - Praktak dokter swasta - Penelitian khusus 6. Data lainnya - Penelitian/data sanitasi dan lingkungan - Catatan imunisasi - Pelaporan keluarga berencana  Fungsi Statistik Vital - Menilai dan membandingkan tingkat kesehatan masyarakat. - Menentukan masalah dan penyebab masalah kesehatan masyarakat. - Menentukan kontrol dan pemeliharaan selama pelaksanaan -



program kesehatan. Menentukan prioritas program kesehatan suatu daerah. Menentukan keberhasilan program suatu daerah. Mengembangkan prosedur, klasifikasi, indeks dan teknik evaluasi



-



seperti sistim pencatatan dan pelaporan. Menyebarluaskan informasi tentang situasi kesehatan dan program kesehatan.



2.6



Ukuran Dasar Demografi 1. Angka absolut (count) Banyaknya peristiwa demografi tertentu di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Jumlah penduduk, jumlah kelahiran, jumlah kematian, dan jumlah perpindahan adalah ukuran demografi dalam angka absolut. Sebagai contoh, jumlah penduduk indonesia menurut hasil SP 1990 adalah sekitar 180 juta jiwa, sedangkan jumlah kelahiran di indonesia menurut hasil SP 1990 adalah 5.040.000. Untuk kepentingan perencanaan atau pelaksanaan program kependudukan, angka absolut memang diperlukan. Misalnya, kalau diketahui bahwa di Indonesia rata-rata ada sebanyak 4 juta bayi lahir per tahun, maka dapat diperkirakan berapa banyak obat-obatan untuk imunisasi bayi yang diperlukan. Atau, kalau diketahui bahwa di Indonesia ada sebanyak 49 juta pasangan usia subur dan 60 persen nya ingin memakai alat atau cara KB, maka dapat direncanakan berapa banyak alat atau cara KB yang harus disediakan.



26



2. Angka (rate) Banyaknya peristiwa demografi dari suatu penduduk dalam jangka waktu tertentu. Ada 2 jenis angka, yaitu angka kasar dan angka spesifik. Angka kasar (crude rate) adalah jangka yang pembagi nya penduduk lengkap, sedangkan angka spesifik (spesific rate) adalah angka pembagi nya merupakan golongan penduduk tertentu. Contoh : a. angka kelahiran kasar (crude birth rate) indonesia menurut hasil SP 1990 adalah 28 kelahiran per 1000 penduduk b. Angka fertilitas Umur tertentu (age-specific fertility rate) perempuan usia 20-24 tahun menurut hasil survey penduduk antar sensus (supas) 1995 adalah 151 kelahiran per 1000 penduduk usia 20-24 tahun 3. Rasio (ratio) Jumlah dalam perbandingan terhadap jumlah lainya (dinyatakan dalam persen atau perseribu). Jadi, a /b. Contoh : Rasio jenis kelamin (rasio jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan) penduduk indonesia menurut hasil supas 1995 adalah 99.artinya terdapat 99 orang laki-laki diantara 100 orang perempuan 4. Proporsi (proportion) Perbandingan, namun pembilang merupakan bagian dari penyebut. Jadi, = A/ A+B



Contoh: Proporsi penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan menurut hasil supas 1995 adalah 35,1 persen dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. 5. Konstanta (constant) Suatu bilangan tetap (arbitrary number), misalnya 100, 1.000 atau 1.00.000. dalam rumus, ukran-ukran demografi dinyatakan dengan “k”. Pengalian dengan “k” dilakukan supaya pengertian mengenai ukuran-ukuran demografi menjadi lebih jelas. Contoh: Hasil estimasi angka kelahiran kasar indonesia menurut hasil SP 1990 adalah 0,028. Angka ini kemudian dikalikan dengan k=1.000 yang akan berartidari ssetiap 1.000 penduduk indonesia terjadi kelahiran sebanyak 28 orang.



27



6. Ukuran kohor (cohort measure) Ukuran peristiwa demografi pada suatu kohor. Kohor adalah sekelompok orang yang mempunyai pengalaman waktu yang sama (biasanya satu tahun) dari suatu peristiwa tertentu. Kohor yang sering digunakan adalah kohor kelahiran (birth cohort), yaitu orang-orang yang dilahirkan dalam tahun atau periode yang sama. Beberapa kohor lainya antara lain adalah kohor perkawinan (marriage cohort) dan kohor kelas sekolah (school class cohort). 7. Ukuran periode (period measure) Ukuran mengenai peristiwa yang terjadi dari sebagian penduduk maupun keseluruhan selama satu periode tertentu. Contoh: Angka kematian seluruh penduduk indonesia dalam tahun 1978 8. Insiden (incidence) adalah jumlah kejadian/kasus baru selama satu periode tertentu. Contoh: insidens penyakit muntaber selama bulan november 1983 di kota X ada 25 orang. 9. Pravelansi (pravelence) Jumlah kejadian/kasus baru dan lama pada suatu periode tertentu. Contoh: prevelens penyakit tuberkulosis selama tahun 1980 di kota X adalah 253 orang. 10. Pravelensi titik (point prevalence) Jumlah kejadian/kasus pada suatu saat tertentu. Contoh: jumlah penderita tuberkulosis di kota X pada tanggal 1 januari 1980 adalah 240 orang. 2.7



Pemanfaatan Data Demografi oleh Perawat Dengan adanya demografi maka perawat dapat mengetahui masalah kesehatan yang ada pada suatu wilayah, misalkan pada pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin. Secara nasional status kesehatan masyarakat telah meningkat. Akan tetapi, disparitas status kesehatan antara penduduk mampu dan penduduk miskin masih cukup besar. Berbagai data menunjukkan bahwa status kesehatan penduduk miskin lebih rendah jika dibandingkan dengan penduduk kaya. Hal ini antara lain dapat dilihat dari tingginya angka



28



kematian bayi dan angka kematian balita pada kelompok penduduk miskin. Hal ini diketahui dari survei demogarfi dan kesehatan. Selain itu manfaat ilmu demografi dalam bidang kesehatan misalkan kita dapat mengetahui jumlah pertambahan penduduk disuatu negara hingga dapat kita jadikan gambaran mengenai tingkat kesehatan masyarakat, rumah sakit tambahan agar dapat melayani seluruh masyarakat secara merata dan dapat pula dijadikan suatu motivasi bagi tenaga keperawatan untuk meningkatkan profesionalisme kerja seorang perawat atau tenaga kesehatan, karena majunya suatu negara tergantung pada tingkat kesehatan dan pendidikan masyarakat itu sendiri.



Secara khusus, penggunaan demografi dalam keperawatan antara lain sebagai berikut : 1. Mengukur peristiwa-peristiwa penting atau vital event yang terjadi di masyarakat dan Keperluan publikasi ilmiah di media massa 2. Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui masalah-masalah kesehatan yangterdapat di dalam berbagai kelompok masyarakat. 3. Membandingkan status kesehatan masyarakat di satu tempat dengan tempat lain atau statuskesehatan masyarakat sekarang dengan status kesehatan lampau. 4. Meramalkan status kesehatan masyarakat di masa-masa mendatang. Evaluasi tentang perjalanan, keberhasilan dan kegagalan dan suatu program kesehatan atau pelayanankesehatan yang sedang dilaksanakan. 5. Evaluasi tentang perjalanan, keberhasilan, dan kegagalan dari suatu program kesehatan atatu pelayanan kesehatan yanhg sedang dilaksanakan. 6. Keperluan estimasi tentang kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan serta menentukan secara pasti target pencapaian tujuan. 7. Keperluan penelitian pada masalah-masalah kesehatan, keluarga berencana, lingkungan hidup dan lain-lain. 8. Perencanaan dan sistem administrasi kesehatan.



29



BAB III STUDI KASUS Pada pertengahan tahun 2015 jumlah penduduk indonesia diperkirakan sebesar 127.730.843 dan jumlah total penduduk di tahun 2015 adalah sebesar 255.461.686 jiwa dengan angka kematian sebesar 767.740, sedangkan jumlah kelahiran sebesar 5.054.116 dengan total kelahiran hidup sebesar 4.893.435 dan jumlah kematian bayi usia kurang dari 1 tahun sebanyak 389.091. Jumlah kematian ibu sebanyak 5.019 jiwa. Untuk ibu yang melahirkan pada usia 35-39 tahun sebesar 352.073 dan jumlah perempuan usia 35-39 tahun pada perengahan tahun sebanyak 8.587.142. Pada tahun yang sama sebesar 1.097.021 penduduk melakukan migrasi. Pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Berapakah tingkat fertilitas kasar (crude birth rate = CBR)? Berapakah angka kematian kasar (crude death rate = CDR)? Berapakah tingkat fertilitas menurut umur /ASFR ? Berapakah AKB (Angka Kematian Bayi)? Berapakah AKI (Angka Kematian Ibu)? Berapakah angka mobilitas (m)? Bagaimanakah piramida penduduk pada tahun 2015? Bagaimanakah Peran perawat?



Jawaban



1. Jadi, setiap 1000 penduduk indonesia terdapat 39-40 kelahiran hidup



30



2. Jadi, setiap 1000 penduduk Indonesia terdapat 6 kematian 3. Jadi, setiap 1000 perempuan usia 35-39 tahun terdapat 41 perempuan usia 35-39 yang melahirkan 4. Jadi, setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 79-80 bayi meninggal usia kurang dari 1 tahun 5. Jadi, setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 1-2 ibu meninggal 6. Jadi, setiap 1000 penduduk terdapat 4-5 orang yang melakukan migrasi 7. Piramida penduduk tahun 2015 Piramida penduduk mengambarkan struktur umur penduduk menurut jenis kelamin. Berdasarkan estimasi jumlah penduduk, dapat disusun sebuah piramida penduduk tahun 2015. Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, badan piramida bagian kiri menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan badan piramida bagian kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini menjadi dasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya, dan ekonomi.



31



Pada Gambar ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Indonesia termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari usia 0-14 tahun (usia muda) lebih banyak jumlahnya dibandingkan usia di atasnya. Lebih melebarnya grafik pada usia muda membuktikan bahwa penduduk Indonesia memiliki struktur muda. Bagian atas yang lebih pendek pada piramida tersebut menunjukkan angka kematian yang masih tinggi pada penduduk usia tua. Kondisi ini menuntut kebijakan terhadap penduduk usia tua.



Pada gambar diatas adalah perbandingan piramida penduduk Indonesia 1971 dan 2025 yang akan datang. Pada tahun 1971 dasar piramida yang lebar dan semakin mengecil ke bagian atas piramida menunjukkan tingginya angka kelahiran dan kematian, serta masih rendahnya umur harapan hidup, sedangkan pada tahun 2025 dasar piramida yang lebar sampai ke bagian tengah piramida menunjukkan besarnya jumlah absolut kelahiran (meski TFR (Total Fertility Rate) sudah berhasil diturunkan), menurunnya kematian, dan semakin meningkatnya



32



umur harapan hidup, sehingga proporsi penduduk usia produktif/ usia kerja 15-65 (bagian tengah piramida)



8. Peran Perawat a. Fertilitas 1. Dukungan Emosional 



Seorang



perawat



hendaknya



selalu



memberi



ketenangan,



menghilangkan kesedihan, memberi kekuatan, menjaga atau mencegah dari kelelahan. Menjaga kebersihan, dengan memberi aseptik dan antiseptik selama melahirkan. 



Cegah timbulnya komplikasi, segera ambil tindakan dini jika terjadi komplikasi hingga dokter tiba. Prinsip-prinsip ini tidak hanya berlaku pada saat melahirkan saja, tetapi termasuk juga dalam penanganan sejak pemeriksaan



kehamilan,



membangun



kesehatan



wanita



agar



mendapatkan kepercayaan diri, meningkatkan anjuran dan pengawasan. 



Deteksi jika ada kelainan yang mungkin mempengaruhi kelahiran yang kurang baik.







Perawat harus menangani kelahiran bayi dengan perasaan halus dan penuh keharuan, karena emosi wanita saat melahirkan sangat mempengaruhi reaksinya terhadap ketidaknyamanan dan rasa sakit, sebagai faktor penentu sejumlah kelelahan fisik dan mental yang dialaminya.



2. Meringankan rasa sakit dan memberi rasa nyaman 



Rasa sakit akan menguras tenaga baik secara fisik maupun emosional wanita, sehingga keadaan ini sebisa mungkin di peringan.







Gosokkan pada bagian punggung dan penjelasan tentang proses melahirkan sangat penting dalam meringankan rasa sakit yang diderita.



3. Diet selama melahirkan 



Selama awal melahirkan perawat dan tenaga kesehatan yang lain saling berkolaborasi untuk menentukan diet bagi sang ibu.



33







Hindari dehidrasi.







Perawat perlu menjaga asupan gizi untuk sang ibu serta intake dan outpun cairan.



b. Mortalitas Perawat ikut berperan dalam mencapai tujuan MDGs 2015 yaitu 1.Target 4 : Menurunkan Kematian Anak : meningkatkan persalinan kepada petugas kesehatan terlatih termasuk perawat dan pelayanan yang mampu menangani penyebab kematian neonatus. 2. Target 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu 



Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention).







Pemberi asuhan keperawatan, pembela untuk melindungi klien, pemberi bimbingan klien, dan pendidik klien.







Perawat berperan dalam mengurangi rasa cemas dan stres yang muncul selama proses melahirkan



34



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti “ Demos ” adalah rakyat atau penduduk dan “ Grafein ” adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Tujuan demografi menurut para ahli ada 4 yaitu untuk mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk, menjelaskan pertumbuhan penduduk, mengembangkan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan berbagai macam aspek organisasi, untuk memprdiksi pertumbuhan penduduk. Teori



kependudukan



dibagi



menjadi



beberapa



teori



yaitu



teori



pertumbuhan penduduk, teori fisiologis, dan teori sosial ekonomi. Struktur dan persebaran penduduk dikelompokan berdasarkan komposisi penduduk, rasio jenis kelamin, angka beban tanggungan, umur median, kepadatan penduduk, dan piramida penduduk. Data statistik vital disebut juga kejadian vital yang mengacu pada proses pengumpulan data dan penerapan metode statistik dasar pada data tersebut guna mengidentifikasi fakta-fakta kesehatan yang vital di dalam sutau masyarakat, populasi atau wilayah tertentu. Ukuran dasar demografi meliputi angka absolut, Irate, ratio, proporsi, konstanta, ukuran kohor, ukuran periode, insiden, pravelansi dan pravelensi titik. 4.2 Saran Pengetahuan konsep dasar demografi dibutuhkan bagi seorang perawat untuk memecahkan masalah pada komunitas dengan upaya yang promotif dan preventifnya sehingga masyarakat dapat hidup sehat dan sejahtera.



35



DAFTAR PUSTAKA Efendi, ferry. Makfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Jurnal Universitas Sumatera Utara diakses pada tanggal 24 Maret 10.00 WIB http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/43298/3/Chapter%20II.pdf Kartasapoetra, G dan Hartini. 2007. Kamus Sosiologi dan Kependudukan. Jakarta: Bumi Aksara Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI 2016 Lembaga Demografi FE UI. 2007. Dasar-dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI Purwanto, 1994. Satatistik untuk Keperawatan.Jakarta : EGC Ukuran-ukuran Dasar Demografi diakses pada tanggal 23 Maret 2017 16.00 WIB http://kependudukanjambi.org/kamus/kamus2.pdf



36