Konsep Dasar Keperawatan Maternitas [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Linda
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DASAR KEPERAWATAN MATERNITAS 1.1 Pengertian Keperawatan Maternitas Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990) Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993) Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997) Jadi Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional keperawatan yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. 1.2 Karakteristik Keperawatan Maternitas Karakteristik keperawatan maternitas yaitu: 1.



Fokus kebutuhan dasar = Sejahtera



2.



Pendekatan keluarga = FCMC



3.



Tindakan khusus dengan peran perawat.



4.



Terjadi interaksi = Strategi Pelayanan



5.



Kerja dalam Tim = Semua yang terkait.



1



1.3 Falsafah Keperawatan Maternitas 1.



Keperawatan maternitas dipusatkan pada: a. Keluarga dan masyarakat askep yang holistic b. Menghargai klien dan keluarga c. Klien, keluarga, masyarakat berhak menentukan keperawatan yang sesuai



2.



Setiap individu berhak lahir sehat-optimal a. Wanita hamil dan bayi yang di kandungnya b. Wanita pasca persalinan beserta bayinya



3.



Pengalaman:



kehamilan,



persalinan,



gangguan



kesehatan



merupakan



tugas



perkembangan keluarga dan dapat menjadi krisis situasi. 4.



Yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang normal, alamiah, partisipasi aktif keluarga dibutuhkan untuk kepentingan kesehatan ibu dan bayi.



5.



Awal kehamilan awal bentuk interaksi keluarga.



6.



Sikap, nilai, dan perilaku sehat setiap individu dipengaruhi latar belakang, agama dan kepercayaan



7.



Keperwawatan maternitas berfungsi sebagai advocat atau pembela untuk melindungi hak klien



8.



Mempromosikan kesehatan merupakan tugas penting bagi keperawatan maternitas generasi penerus



9.



Keperawatan maternitas memberi tantangan bagi peran perawat dan merupakan masyarakat.



10.



Yakin bahwa penelitian keperawatan dapat



menambah pengetahuan dalam



menigkatkan mutu pelayanan maternitas.



1.4 Tujuan Keperawatan Maternitas Tujuan keperawatan maternitas adalah: 1.



Membantu wanita usia subur dan keluarga dalam masalah produksi serta menghadapi kehamilan.



2.



Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, dan nifas adalah normal.



3.



Member dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, dan nifas adalah pengalaman positif dan menyenamgkan.



4.



Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini.



2



5.



Member informasi tentang kebutuhan calon orang tua.



6.



Memahami keadaan social dan ekonomi ibu.



1.5 Paradigma Keperawatan Maternitas (Dasar Kep,Profesional H. Zaidin Ali) 1.



Manusia Terdiri dari wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya adalah anggota keluarga yang unik dan utuh, merupakan mahluk bio-psikososial dan spiritual yang memiliki sifat berbeda secara individual dan dipengaruhi oleh usia dan tumbuh kembangnya. Salah satu tugas perkembangan wanita adalah pengalaman melahirkan danak yang dapat merupakan krisis situasi dalam keluarga tersebut apabila tidak mampu beradaptasi dengan baik. Memiliki beberapa karakteristik antara lain: a. Memiliki karateristik biokimiawi, fisiologi interpersonal dan kebutuhan dasar hidup yang selalu berkembamg. b. Perkembangan terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu memenuhi kebutuhan dirinya / membagi pengalamannya. c. Kebutuhan manusia di organisasikan meliputi perilaku serta berdasarkan pengalaman masa lalu. d. Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan diri dan upaya mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tak terpenuhi.



2.



Lingkungan Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan social disamping pengaruh fisik. Proses kehamilan danpersalinan serta nifas akan melibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga pelayanan maternitas akan mendorong interaksi yang positif dari orang tua, bayi dan angota keluarga lainnya dengan menggunakan sumbersumber dalam keluarga.



3



Memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia. b. Lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit. c. Perawat



bertanggung



jawab



dalam



tatanan



pengobatan



yang



merupakan bagian dari lingkungan fisik dan social. d. Lingkungan di bagi dalam 2 aspek yaitu; 1) Aspek tekstruktur : a) Alat b) Terapi c) Aluran 2) Aspek tidak tekstruktur: Intraksi antara perawat dengan klien dandengan lingkungan sekitar 3.



Sehat Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi kesehatan seseorang.setiap indivisu memeiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Merupakan



symbol



perkembangan



kepribadian



dan



yang



berlangsung secara terus-menerus menuju kehidupan yang kreatif. b. Perilaku sehat;perilaku pemenuhan kebutuhan kepuasan kesadaran diri dan integrasi pengalaman , misalnya pengalaman sakit. c. Manusia



sehat



berarti



manusia



yang



tidak



memiliki



ansietas/ketegangan. d. Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina hubungan saling percaya guna mengurangi ansietas.



4



4.



Keperawatan maternitas Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional yang ditujukan kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Keperawatan ibu memberikan asuhan keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Antara lain: a. Keperawatan maternitas merupakan suatu instrumen pendidikan yang memfasilitasi kebutuhan ibu hamil, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir. b. Aktivitas keperawatan maternitas diserahkan untuk ibu hamil,dan bayi mencapai kesehatan yang optimal. c. Fokus aktivitas keperawatan maternitas adalah masalah yang mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan kemandarian dlam proses diagnosis,tindakan ( terapi ) ,pendidikan riset



1.6 Tatanan Keperawatan Maternitas Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu: 1.



Rumah Sakit



2.



Puskesmas



3.



Rumah bersalin



4.



Komunitas



1.7 Sasaran Keperawatan Maternitas Sasaran Keperawatan Maternitas yaitu : 1.



WUS



2.



PUS



3.



Wanita hamil dan janinnya



4.



Wanita masa persalinan



5.



Wanita nifas sampai 6 minggu



5



6.



Bayi usia 40 hari



1.8 Peran dan Kompetensi Keperawatan Maternitas Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997): 1.



Pelaksana Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat pelayanan kesehatan.



2.



Pendidik Pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat memberikan pendidikan kepada klien.



3.



Konselor Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling kepada klien, konselor bertanggung jawab memberikan layanan dan konseling



4.



Role model bagi para ibu Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan keperawatan maternitas.



5.



Role model bagi teman sejawat Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar paerawat.



6.



Perumus masalah Mengetahui



masalah-masalah



yang



muncul



pada



pasien



dan



merumuskan masalah tersebut. 7.



Ahli keperawatan



`



Perawat harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.



Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old(1988), Bobak & Jensen(1993): 1. Memberi pelayanan 2. Advocate 3. Pendidik 4. Change Agent



6



5. Political Activist 6. Peneliti



Kompetensi Keperawatan Maternitas Kemampuan perawat memberikan asuhan keperawatan secara konprhensif dengan cara / pendekatan tertentu dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan pada klien : 1.



Menyusi yang peduli



2.



Menyusui berbagi



3.



Menyusui Tertawa



4.



Menyusui Cryng



5.



Menyusui adalah menyentuh



6.



Menyusui membantu a. Keperawatan adalah beliefing pada orang lain b. Keperawatan adalah diri belieping c. Keperawatan adalah percaya d. Keperawatan adalah belajar e. Keperawatan adalah menghormati f. Keperawatan mendengarkan g. Keperawatan lakukan h. Keperawatan adalah perasaan i. Keperawatan adalah menerima



1.9 Trend dan Isu Keperawatan Maternitas Perawatan ibu hamil berfokus pada perawatan wanita hamil dan keluarganya pada seluruh tahap kehamilan dan kelahiran, termasuk masa empat minggu pertama setelah bayi lahir. Selama periode prenatal, perawat memberi perawatan pada ibu hamil dan juga memberikan pendidikan kesehatan untuk membantu klien dan keluarganya dalam menghadapi persalinan. Upaya yang dilakukan perawat ini berpotensi membuat perbedaan yang signifikan, bukan saja dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya, tetapi juga kesehatan masyarakat.



7



1. Trends dan Issue keperawatan maternitas berbasis komunitas Banyak kita temui dimasyarakat ibu hamil maupun ibu nifas mengalami kesulitan



dalam merawat diri sendiri pada saat hamil



maupun merawat bayi setela melahirkan, sebagai seorang perawat yang berkompeten dalam bidang maternitas kita wajib membantu kesulitan yang dialami oleh ibu hamil maupun ibu nifas. Ada beberapa kesulitan yang dialami oleh para bumil maupun ibu nifas diantaranya : a. Ketidaktahuan ibu hamil tentang makanan apa yang harus dikonsumsi pada saat hamil Langkah kongkrit yang harus kita lakukan jika menemukan hak tersebut kita bisa melakukan kegiatan pendidikan kesehatan mengenai makanan yang baik dikonsumsi ibu pada saat hamil b. Kebingungan ibu nifas jika ASI tidak keluar Masalah ini sangat sering menimpa ibu dengan kelahiran anak pertama, kita disini sebagai perawat bisa membantu ibu tersebut untuk mengeluarkan ASI nya salah satu caranya yaitu dengan perawatan payudara dan pijat oksitosin



2. Trend dan isuue keperawatan maternitas tentang spesialisasi perawatan Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang banyak teknologi modern yang bisa membantu para petugas kesehatan dalam mengiringi kehamilan serta persalinan pada ibu. Tekhnologi dan cara-cara baru yang berkembang saat ini adalah diantaranya : a. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.



8



( WWW.KOMPAS.COM ) b. Water Birth Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat. (http://id.wikepidia.org/wiki/persalinan_di_air ) c. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang sesungguhnya ( Dr. Judi Januadi Endjun S.pog ). Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap bila di duga janin dalam keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir sumbing, kelaina pada jantung dan sebagainya. Secara lebih detail kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan diagnosa. d. Pil KB Terbaru Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb dengan



dorspirenone



adalah



pil



yang



membuat



seseorang merasa lebih nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang sangat menyerupai



9



progesteron



salah



satu



hormon



dalam



tubuh.



Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat



mirip



dengan



progesteron



alami



dengan



karateristik memiliki efek antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik,



glukortikoid



dengan



sifat



antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit. e. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit Diagnostik



ini



robot



akan



menggunakan



penelitian global untuk memberikan pendapat ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk diabaikan. Pelatihan medis akan beralih dari apa yang orang tahu, untuk mendapatkan data yang akurat yang robot bisa membuat keputusan, dan menyediakan “high-touch” dukungan emosional. Ahli bedah akan selalu berada pada premium, bersama-sama dengan tangan-on wali yang akan semakin berbasis masyarakat, dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote akan menjadi bagian rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan perawat akan terus kabur sebagai perawat berwenang untuk membuat lebih banyak keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan semakin panjang dan perawat kelas atas akan lebih mahal.)



10



3. Trend dan issue keperawatan maternitas tentang sistem pembayaran dan asuransi Di Indonesia ada bermacam-macam asuransi yang disediakan oleh pemerintah diantaranya : a. Jampersal Jaminan persalinan (khusus untuk ibu melahirkan) Program Jaminan Persalian (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. Jampersal diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan. Sasaran yang dijamin Jampersal antara lain: 1.



Ibu hamil



2.



Ibu bersalin



3.



Ibu nifas (sampai 42 hari setelah melahirkan)



4.



Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)



Adapun jaminan pembiayaannya meliputi : 1.



Pemeriksaan kesehatan



2.



Pertolongan persalinan



3.



Pelayanan nifas



4.



Pelayanan KB pasca persalinan



5.



Pelayanan bayi baru lahir Peserta program Jampersal adalah seluruh ibu hamil yang belum



memiliki jaminan persalinan (tidak tertanggung di dalam kepesertaan ASKES, Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek dan asuransi lainnya). Pelayan yang didapat oleh peserta Jampersal meliputi: 1.



Pemeriksaan kehamilan (ANC) sekurang-kurangnya 4 kali (1kali di trimester I, 1 kali di trimester II, dan 2 kali di trimester III)



2.



Persalinan normal



3.



Pelayanan nifas normal



4.



Pelayanan bayi baru lahir normal



5.



Pemeriksaan kehamilan resiko tinggi



6.



Pelayanan pasca keguguran



7.



Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar



11



8.



Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar



9.



Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi



10. Penanganan rujukan pasca keguguran 11. Penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET) 12. Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensif 13. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi komprehensif 14. Pelayanan KB pasca persalinan Pelayanan Jampersal tidak mengenal batas wilayah, artinga peserta berhak mendapatkan pelayanan dimanapun berada dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) / Identitas diri lainnya.



1.10 Indikator Keperawatan Maternitas 1.



Penyebab angka kematian bayi masih tinggi Kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru, diare dan malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73 juta anak.



2.



Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan yang semakin meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat progam KB



3.



Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004). Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- factor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara sempit, risiko obstetrik diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang perempuan atau ibu apabila ia



12



hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko seumur hidup (lifetime risk) yang mengukur probabilitas kematian perempuan atau ibu sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan maka yang kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu kemampuan dan jumlah fertilitas. Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang idak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan merujuk disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb. (Depkes RI, Dirjen Yanmedik, 2005) 4.



Penyakit Menular Seks Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.



1.11 Program Pelaksanaan Kesehatan Ibu dan Anak Di Indonesia Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan.



13



Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam, telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak. Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan ibu diantaranya a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak prasekolah. b. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil. c. Pemantauan tumbuh kembang balita. d. Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio 3 kalidan campak 1 kali pada bayi. e. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA. f. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam penyakit ringan. g. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari) h. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi sertakader-kader kesehatan. Hingga saat ini sudah banyak program-program pembangunan kesehatan di Indonesia yang ditujukan pada penanggulangan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak. Pada dasarnya program-program tersebut lebih menitik beratkan pada upaya-upaya penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar dan angka kematian ibu. Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu telah dicanangkan oleh badan internasional dan pemerintah guna meningkatkan kesadaran dunia tentang pengaruh kematian dan kesakitan ibu serta untuk mendapatkan pemecahan masalahnya. Upaya-upaya tersebut diantaranya : 1) Safe Motherhood Gerakan ini pertama kali dicanangkan pada International Conference on Safe Motherhood, Nairobi, 1987.3 Program ini sendiri telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1988 dengan melibatkan secara aktif berbagai sector



14



pemerintah dan non-pemerintah, masyarakat, serta dukungan dari berbagai badan internasional. Empat pilar Safe Motherhood adalah : a) Keluarga Berencana KB dapat menurunkan angka kematian ibu karena dapat merencanakan waktu yang tepat untuk hamil, mengatur jarak kehamilan, menentukan jumlah anak. Sehingga tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan, “4 terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering hamil, dan terlalu banyak anak.



b) Pelayanan antenatal Pelayanan antenatal memiliki tujuan untuk: a.



Mencegah adanya komplikasi obstetri



b.



Mendeteksi komplikasi sedini mungkin



c.



Penanganan secara memadai dan profesional



d.



Persalinan yang bersih dan aman Persalinan yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan setiap penolong kelahiran/persalinan mempunyai kemampuan, ketrampilan, dan alat untuk memberikan pertolongan yang bersih dan aman, serta memberikan pelayanan nifas pada ibu dan bayi



e.



Pelayanan obstetri esensial Memastikan bahwa tempat pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan obstetri untuk risiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkan.



2) Making Pregnancy Safer (MPS) Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir. Dalam Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah yang dikenal dengan sebutan “Making Pregnancy Safer (MPS)” melalui tiga pesan kunci. Pelaksanaan MPS sendiri memfokuskan dalam 3 hal sebagai berikut : setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan



15



neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, dan setiap wanita usia subur mempunyai tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.



16



DAFTAR PUSTAKA



Sharon J.Reeder, Leonide L.Martin, Deborah Koniak-Griffin. 1997. Keperawatan Maternitas (Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga). Ed.18, Vol 1. EGC



Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis: Mosby.



Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders Company.



Handout Ns. Ulty Desmarnita, SKp., MKep., Sp.Mat. 2010.



17