Konsep Dasar Proses Dan Hasil Belajar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DASAR PROSES DAN HASIL BELAJAR



MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM



Oleh : Khanan Habiburohman Hafizh 2020601021



MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2021



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya, kegiatan belajar – mengajar merupakan sebuah proses komunikasi. Proses komunikasi tersebut diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian serta tukar – menukar pesan dan informasi antara pendidik dengan peserta didiknya. Satu kesatuan dari proses komunikasi belajar – mengajar yang berpusat pada tujuan pendidikan di sekolah yaitu media pembelajarannya. Peran media dalam pembelajaran menjadi sangat penting karena mempunyai nilai praktis dan fungsi yang besar dalam pelaksanaan pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan tahapan – tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik. Salah satu peranan yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap – tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik, guru harus mengupayakan dengan optimal untuk mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya, demi mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Setelah peserta didik melakukan kegiatan belajar – mengajar, maka yang terakhir adalah dengan menguji hasil belajar peserta didik. Hasil belajar akan menunjukan dan membuktikan apakah proses kegiatan belajar – mengajar ini telah berhasil atau tidak. Hasil belajar juga akan mengunggkap seberapa besar kemampuan peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar merupakan bentuk dari hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu serta mengadakan evaluasi dari proses belajar yang sudah dilaksanakan. Secara umum, arti dari hasil belajar sangatlah luas dan digunakan dalam bermacam – macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh siswa, misalnya seperti



ulangan harian, tugas – tugas pekerjaan rumah, atau tes lisan yang dilakukan selama kegiatan belajar – mengajar dilaksanakan (Toto, 2020 : 5). B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari Konsep Dasar? 2. Apa definisi dari Belajar? 3. Apa saja ciri – ciri Belajar? 4. Apa tujuan dari Belajar? 5. Apa definisi dari Hasil Belajar? 6. Apa saja bentuk dari Hasil Belajar? C. Tujuan 1. Mengetahui definisi dari Konsep Dasar. 2. Mengetahui definisi dari Belajar. 3. Mengetahui apa saja ciri – ciri Belajar. 4. Mengetahui tujuan dari Belajar. 5. Mengetahui definisi dari Hasil Belajar. 6. Mengetahui apa saja bentuk dari Hasil Belajar.



BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Proses Belajar Proses belajar merupakan kunci penting dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Tanpa proses belajar, maka tidak akan pernah ada pendidikan di seluruh dunia. Karena belajar merupakan bagian dari suatu proses dan posisi belajar hampir selalu mendapatkan tempat yang luas dalam berbagai pengertian di dalam ruang lingkup ilmu yang berhubungan dengan upaya kependidikan. Konsep dasar proses belajar merupakan kegiatan yang berfokus dalam memakai unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini akan menandakan apakah berhasil atau tidaknya pencapaian dari tujuan pendidikan tersebut yang bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa baik yang bersifat formal ataupun informal. Berikut, akan dibahas lebih mendetail mengenai Konsep Dasar Proses Belajar : 1. Definisi Konsep Dasar Dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), kata konsep memeliki beberapa arti seperti pengertian, sebuah gambaran mental dari objek, proses, pendapat atau paham, dan rancangan yang telah dipikirkan (KBBI, 1994 : 520). Agar semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan sistematis, maka dibutuhkan sebuah rencana yang mudah dipahami dan dimengerti. Rencana yang matang akan menambah kualitas dari setiap kegiatan yang diadakan. Didalam rencana kegiatan yang matang, terdapat sebuah gagasan atau ide yang nantinya akan dilaksanakan atau dilakukan oleh sebuah kelompok maupun individu, rencana tersebut bisa dalam berbentuk kerangka sebuah peta konsep. Sementara kata dasar merupakan akar dari sebuah kata. Kata dasar merupakan kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan, dan juga dapat dikelompokkan sebagai bentuk asal tunggal dan bentuk dasar kompleks. Pada umumnya, kata dasar dalam bahasa Indonesia dan juga



semua bahasa yang serumpu dengan bahasa Indonesia terjadi dalam 2 suku kata. Kata dasar sendiri berfungsi sebagai penunjang dalam pemaknaan dan kegunaan dari kata imbuhan, termasuk fungsi gramatikal. Kata dasar makan termasuk kata kerja, tapi setelah mendapat imbuhan “an” maka menjadi kata benda yang disebut makanan. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi dari kata konsep dasar adalah sebuah gambaran proses yang telah tersusun dengan rapih dan secara sistematis serta sudah ditentukan kadar tingkatannya. 2. Definisi Belajar Belajar pada umumnya merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mencari ilmu pengetahuan. Namun, setelah ditelusuri lebih dalam, kata belajar memiliki arti yang luas. Yang pertama belajar dapat berarti peneguhan dalam hati ataupun bisa juga perubahan dalam tingkah laku. Jika dilihat dari sudut pandang peneguhan dalam hati, maka belajar dapat diartikan bahwa belajar bukan merupakan sebuah hasil ataupun tujuan, tapi merupakan sebuah proses atau aktivitas. Proses belajar tidak hanya terfokus dalam mengingat atau menghafal, tetapi mengalami suatu proses. Kemudian yang kedua belajar dari sudut pandang proses perubahan perilaku pada seseorang yang terjadi karena interaksi dengan lingkungan. Maksud dari pengertian ini adalah menekankan interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Dan yang terakhir adalah sudut pandang gabungan keduanya. Maksud dari gabungan adalah proses atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang individu dalam bentuk interaksi dengan lingkungan sehingga akan terjadi pengalaman belajar (Lufri. dkk, 2020 : 15). 3. Ciri – Ciri Belajar Tidak semua yang berkaitan dengan tingkah laku dapat dikategorikan sebagai ciri – ciri aktivitas belajar. Ada beberapa tingkah laku yang dapat dikategorikan sebagai ciri – ciri perilaku belajar. Secara umum, berikut ini adalah beberapa ciri – ciri perilaku belajar (Pupu, 2019 : 27) :



a. Perubahan tingkah laku.



Sebuah perilaku dapat digolongkan sebagai proses aktivitas belajar apabila siswa dapat menyadari terjadinya perubahan tersebut atau sekurang – kurangnya mampu merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya. Contohnya, menyadari bahwa pengetahuannya telah bertambah.



b. Perubahan tingkah laku yang bersifat permanen. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Sebuah perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan pada tahap berikutnya dan selanjutnya akan bermanfaat dalam proses belajar. Contohnya seperti anak yang sedang belajar menulis, anak tersebut akan mengalami perubahan nantinya dari yang awalnya tidak bisa menulis menjadi bisa menulis.



c. Perubahan tingkah laku yang positif dan memiliki potensial. Perubahan tingkah laku dapat dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari yang sebelumnya. Perubahan dalam belajar yang bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Contohnya, seorang pelajar yang sedang belajar menghafalkan 2 suratan pendek dalam Al – Qur’an. Hari ini, pelajar tersebut berhasil menghafal 2 suratan pendek. Maka pelajar tersebut membuat target menghafalkan 3 suratan pendek dalam Al – Qur’an untuk hari esoknya.



d. Perubahan tingkah laku yang berasal dari pengalaman. Perubahan yang terjadi karena proses belajar yang berasal dari pengalaman akan terus diingat dan bahkan bisa bersifat tetap. Jika pengalaman tersebut dapat memberikan manfaat, maka proses belajar telah berjalan baik. Namun, jika pengalaman tersebut memberikan rasa trauma yang berlebihan, maka proses belajar belum berjalan baik. Contohnya, seorang anak yang pernah mengalami pengalaman dibully oleh teman – temannya saat masih kecil dulu, mungkin saja hingga dewasa nantinya seseorang tersebut akan merasakan trauma untuk



bergaul dengan teman sebayanya dibangku perkuliahan dikarenakan pembullyan yang pernah dirinya alami sebelumnya ketika masih kecil.



e. Perubahan tingkah laku yang dapat menguatkan jasmani dan rohani. Pengalaman atau hasil latihan dapat memberikan penguatan pada jasmani maupun rohani seseorang. Sesuatu yang memberikan penguatan terhadap jasmani dan rohani dapat memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku. Contohnya, seseorang yang pernah mengikuti seleksi akmil namun gagal karena psikis dan fisiknya tidak memenuhi standar seleksi. Maka di kesempatan seleksi akmil selanjutnya, seseorang tersebut akan akan berlatih lebih giat agar kondisi fisik dan psikisnya dapat memenuhi standar seleksi akmil. 4. Tujuan Belajar Tujuan merupakan gambaran sebuah cita – cita seseorang yang ingin diraih setelah melaksanaan sebuah kegiatan. Tidak ada sebuah kegiatan yang dilaksanakan tanpa memiliki tujuan, karena tujuan merupakan sesuatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan tersebut dilaksanakan. Termasuk dalam proses belajar, kegiatan belajar pun memiliki tujuan. Secara luas, tujuan dari belajar adalah membuat perubahan pada diri sendiri atau seseorang yang awalnya tidak mengerti sama sekali menjadi mengerti dan paham. Tujuan dari proses belajar secara umum ada 3 yaitu (Sadirman, 2011 : 26) : a. Mendapatkan ilmu pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir, karena antara



kemampuan



berpikir dengan pemilihan



pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Kemampuan berpikir tidak dapat dikembangkan tanpa adanya pengetahuan dan sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. b. Penanaman konsep dan keterampilan. Penanaman konsep sangat memerlukan



keterampilan,



baik



keterampilan



jasmani



maupun



keterampilan rohani. Keterampilan jasmani yaitu keterampilan yang dapat diamati, sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan yang



penampilan atau gerakan dari seseorang yang sedang belajar, termasuk dalam hal ini adalah dalam masalah teknik atau pengulangan. Sedangkan keterampilan rohani jauh lebih rumit dari keterampilan jasmani, karena harus lebih abstrak, menyangkut dengan persoalan penghayatan diri, keterampilan berpikir otak, serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan sebuah konsep. c. Pembentukan sikap individu. Dalam pembentukan sikap pada mental dan perilaku anak didik pasti tidak akan terlepas dari yang namanya penanaman nilai – nilai pada anak. Peserta didik akan mampu menumbuhkan kesadaran dan kemampuan untuk mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya. Ada pendapat lain yang menjelaskan tentang tujuan dari proses belajar. Taxonomy Bloom dan Simpson menyusun sebuah tujuan dari proses belajar yang harus dicapai oleh seseorang yang mengalami proses belajar, sehingga nantinya akan terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan dalam diri terjadi pada 3 aspek, yaitu (Nana, 2007 : 180) : a. Aspek Kognitif, yaitu tentang hasil berupa ilmu pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Terdiri dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. b. Aspek Afektif, yaitu tentang hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan sikap, minat, dan nilai. Terdiri dari penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakteristik/pembentukan pola hidup. c. Aspek



Psikomotorik,



yaitu



tentang



kemampuan



fisik



seperti



keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan yang terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang komplek, dan kreativitas. Dari



pendapat



diatas,



maka



dapat



disimpulkan



bahwa



tujuan



dari proses belajar adalah untuk perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki,



serta



dikuasai



oleh



siswa



setelah



mengikuti



kegiatan



proses



belajar.



Tujuan



dari



proses



belajar



dirumuskan



dalam



bentuk perilaku kompetensi yang spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, dan dikuasai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar. B. Hasil Belajar 1. Definisi Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bentuk dari hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu serta mengadakan evaluasi dari proses belajar yang sudah dilaksanakan. Secara umum, arti dari hasil belajar sangatlah luas dan digunakan dalam bermacam – macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh siswa, misalnya seperti ulangan harian, tugas – tugas pekerjaan rumah, atau tes lisan yang dilakukan selama kegiatan belajar – mengajar dilaksanakan (Toto, 2020 : 5). Namun Eveline & Hartini berpendapat bahwa hasil belajar merupakan proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beeberapa aspek. Aspek tersebut adalah bertambahnya ilmu pengetahuan, kemampuan mengingat, penerapan pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan, mengaitkan dengan realitas, dan perubahan dalam diri (Eveline & Hartini, 2010 : 4). Namun secara umum, hasil belajar merupakan sebuah pengetahuan dan kemampuan yang telah diperoleh seseorang setelah melakukan proses belajar terlebih dahulu, dan juga dapat memberikan perubahan karakter dalam diri seseorang baik dalam pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. 2. Tipe Dari Hasil Belajar Dasar atas kegiatan proses belajar yaitu untuk mengetahui apa saja tipe hasil belajar, apa sudah sesuai yang diharapkan atau belum. Bagi seorang guru, tipe hasil belajar yang telah dicapai siswa merupakan hal yang penting untuk



diketahui,



tujuannya



agar



guru



dapat



merancang/mendesain



pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar yang dilakukan dapat diukur tingkat keberhasilannya dari seberapa jauh hasil belajar yang telah dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Tipe hasil belajar



harus nampak dalam tujuan pengajarannya, karena tujuan itulah yang nantinya akan dicapai dalam proses belajar. Berikut ini adalah tipe – tipe hasil proses belajar beserta unsur – unsurnya dalam 3 aspek, yaitu : a. Hasil Belajar Aspek Kognitif 1) Pengetahuan. Cakupan dalam pengetahuan dan hafalan termasuk juga pengetahuan yang sifatnya faktual, di samping pengetahuan yang mengenai hal – hal yang penting untuk diingat kembali seperti peribahasan, peristilahan, pasal – pasal, hukum, bab, ayat, rumus, dan lain sebagainya. 2) Pemahaman. Pemahaman yang memerlukan kemampuan untuk menangkap makna atau arti dari sebuah konsep. Ada 3 macam pemahaman yang berlaku secara umum, yaitu :  Pemahaman tentang menerjemahan, artinya kesanggupan dalam memahami makna yang terkandung di dalamnya. Contohnya, mengartikan kata Bhineka Tunggal Ika.  Pemahaman



dalam



menafsirkan,



contohnya



seperti



menghubungkan dua konsep yang berbeda.  Pemahaman dalam ekstrapolasi, artinya kesanggupan untuk melihat dibalik sesuatu yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu, atau memperluas wawasan. 3) Penerapan Penerapan yang dimaksud yaitu kesanggupan dalam menerapkan dan mengabstraksikan sebuah konsep, ide, rumus, hukum, dan lain sebagainya



dalam



situasi



yang



baru.



Penerapan



bukanlah



keterampilan motorik, namun lebih condong terhadap keterampilan mental. 4) Analisis Analisis adalah sebuah kesanggupan dalam memecahkan, mengurangi atau integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur –



unsur atau bagian – bagian menjadi terpisah serta mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan tertentu. 5) Sintesis Sintesis merupakan lawan kata dari analisis. Apabila dalam analisis tekanan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi beberapa bagian yang bermakna, maka dalam sintesis adalah kesanggupan untuk menyatukan beberapa unsur atau beberapa bagian menjadi satu integritas. 6) Evaluasi Evaluasi adalah kesanggupan dalam memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan pengetahuan dalam penilaian yang sudah dimiliki dan kriteria yang digunakan. b. Hasil Belajar Aspek Afektif Bidang afektif merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai macam tingkah laku, contohnya seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin aturan, motivasi belajar, menghormati guru dan teman sekelas, kebiasaan rajin membaca, dan lain sebagainya. Ada beberapa tingkatan dalam hasil belajar bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai dari tingkatan yang dasar/sederhana hingga tingkatan yang tinggi/komplek. Berikut ini adalah jenis tingkatannya : 1) Penerimaan, artinya semacam sifat kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada diri peserta didik, baik dalam bentuk masalah, situasi, gejala, ataupun solusi. 2) Partisipasi, artinya sebuah reaksi yang diberikan untuk seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. 3) Penilaian, artinya sesuatu yang berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang datang.



4) Organisasi, artinya pengembangan nilai ke dalam sebuah sistem organisasi, termasuk dalam menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. 5) Karakteristik atau internalisasi nilai merupakan keterpaduan dari segala macam sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang nantinya akan mengubah pola pikir dan tingkah lakunya. c. Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Hasil



belajar



bidang



psikomotor



tampak



dalam



bentuk



keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan yaitu : 1) Gerakan refleksi. 2) Keterampilan dalam gerakan – gerakan dasar. 3) Kemampuan persepsi, termasuk di dalamnya untuk membedakan visual, audio, motorik, dan lain sebagainya. 4) Kemampuan dalam bidang fisik, contohnya seperti kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. 5) Gerakan – gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. 6) Kemampuan yang berkaitan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Definisi dari konsep dasar proses belajar adalah sebuah gambaran proses belajar yang akan dikerjakan secara tersusun dan sistematis serta sudah ditentukan kadar tingkatannya. 2. Ciri – ciri dari proses belajar ada 5 yaitu : a. Perubahan tingkah laku. b. Perubahan tingkah laku yang permanen. c. Perubahan tingkah laku yang positif dan potensial. d. Perubahan tingkah laku dari pengalaman. e. Perubahan tingkah laku yang menguatkan jasmani dan rohani 3. Tujuan dari proses belajar secara umum yaitu : a. Mendapatkan ilmu pengetahuan. b. Penanaman konsep dan keterampilan. c. Pembentukan sifat individu. 4. Definisi dari hasil belajar adalah sebuah pengetahuan dan kemampuan yang telah diperoleh seseorang setelah melakukan proses belajar terlebih dahulu, dan juga dapat memberikan perubahan karakter dalam diri seseorang baik dalam pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. 5. Bentuk dari hasil belajar ada dalam 3 aspek, yaitu dalam aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.



B. Saran Hendaknya guru diseluruh Indonesia dapat menguasai konsep dasar proses belajar dan hasil belajar untuk siswa agar kita dapat memahami proses belajar yang terjadi pada siswa. Selain itu, guru juga harus mengevaluasi hasil belajar siswa agar guru juga dapat menentukan konsep dasar proses pembelajaran yang lebih baik lagi untuk kedepannya.



DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Lufri, dkk. (2020). METODOLOGI PENELITIAN : STRATEGI, PENDEKATAN, MODEL, METODE PEMBELAJARAN. Purwokerto : PENERBIT CV. IRDH Saeful Rahmat, Pupu. (2019). STRATEGI BELAJAR MENGAJAR. Surabaya : SCOPINDO MEDIA PUSTAKA. Sardiman. (2011). INTERAKSI & MOTIVASI BELAJAR MENGAJAR. Jakarta : PT RAJA GRAFINDO. Siregar, Eveline & Nara, Hartini. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia. Sugiarto, Toto. (2020). E – Learning Berbasis Schoology Tingkatkan Hasil Belajar Fisika. Malang : CV. Mine. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.