10 0 82 KB
TUGAS RESUME MATERI KONSEP DESENTRALISASI DAN HARGA TRANSFER Dalam delegasi pengambilan keputusan, dimana hampir setiap organisasi mengalami desentralisasi, yaitu
praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada
jenjang yang lebih rendah.
Kegiatan Bisnis Tersentralisasi dan Terdesentralisasi Dimana pertimbangan untuk struktur organisasi yang efektif dapat dilihat dari bagaimana spesialisasi terhadap aktivitas kerja di setiap bagian/divisi dalam prusahaan tersebut, serta otoritas yang dipilih (apakah menggunakan otoritas tersentralisasi atau terdesentralisasi). Sentralisasi Berbeda dengan desentralisasi yang pengambilan keputusannya dapat dilakukan oleh manajemen dengan jenjang yang lebih rendah, untuk perusahaan yang mengambil keputusan secara sentralisasi, dimana keputusan diserahkan kepada manajemen puncak karena beranggapan bahwa hanya manajemen puncak yang memiliki mindset yang luas sehingga keputusan yang diambil terbilang cocok untuk dilaksanakan. Desentralisasi Ada empat istilah kunci dalam penerapan wewenang terdesentralisasi, yaitu: a. Delegasi (pembagian tugas-tugas pekerjaan kepada bawahan) b. Wewenang (hak untuk membuat keputusan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang berikan) c. Tanggung jawab (kewajiban yang harus dilakukan oleh penerima otoritas) d. Akuntabilitas (pengukuran terhadap pencapaian hasil) Istilah-istilah tersebut akan sering kita jumpai terutama saat pelaksanaan otoritas yang terdesentralisasi. Berdasarkan gambar alur sentralisasi dan desentralisasi yang ada pada power point, disini saya akan memberikan ilustrasi terkait gambar tersebut.
a. Sentralisasi, dimana untuk perusahaan yang mengambil keputusan secara sentralisasi, maka keputusan sepenuhnya akan diserahkan kepada manajmen tingkat puncak berdasarkan informasi yang diperoleh dari pusat pertanggungjawaban (misalnya informasi dari seorang manajer). Setelah keputusan tersebut diambil, maka selanjutnya akan dijalankan oleh setiap karyawan b. Sedangkan untuk desantralisasi, dimana dapat dilihat dari pembentukan unit-unit dalam suatu perusahaan yang memiliki tugas-tugas tertentu yang biasa kita sebut sebagai divisi, misalnya divisi produksi, pemasaran, dan personalia. Divisi-divisi inilah yang nantinya akan menjalankan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan tanggung jawabnya masingmasing dan dapat melakukan pengambilan keputusan tertentu yang dirasa perlu demi meningkatkan produktivitasnya (dengan tetap berkoordinasi kepada manajemen puncak) Keuntungan dan Kelemahan Desentralisasi Dimana sencara ringkas, keuntungan dari adanya desentralisasi ini yaitu dari segi waktu pengambilan keputusannya yang terbilang singkat karena sebelumnya sudah dibicarakan di masing-masing divisi yang memiliki spesialisasi kerja. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari masing-masing divisi sehingga dapat meningkatkan kompetisi. Sedangkan kelemahannya secara keseluruhan yaitu kemungkinan adanya perbedaan tujuan antara manajemen tingkat bawah dengan manajemen puncak serta tidak jarang terjadi koordinasi yang lemah antara masing-masing unit dengan manajemen puncak.
Harga Transfer Harga transfer merupakan harga perpindahan barang atau jasa yang dipertukarkan antar unitunit atau antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang sama. Harga transfer ini akan berpengaruh terhadap laba divisi, baik dari divisi penjual maupun pembeli. Misalnya harga suatu produk elektronik sangat tinggi, melebihi harga dari competitor. Maka hal ini akan berpengaruh terhadap meningkatnya laba pada divisi penjual, namun pada divisi
pembeli mengalami penurunan karena akan sedikit orang yang membeli produk tersebut akibat terlalu tingganya harga yang ditetapkan. Metode dalam Harga Transfer Metoda yang biasanya digunakan dalam harga transfer adalah berdasakan: a. Variable Cost + mark up (laba) b. Total Cost atau full cost + mark up (laba) c. Variable Costing + mark up (laba) d. Full Costing + mark up (laba) e. Harga pasar Contoh Soal Contoh soal ini merupakan penerapan metode Full Costing + mark up (laba) Soal: PT Sakura memiliki dua divisi (Divisi A dan B) yang dibentuk sebagai pusat laba. Divisi A menghasilkan suku cadang X dan dijual di pasar sebanyak 10% dan sisanya ditransfer ke divisi B. Manajer Divisi A dan B sedang mempertimbangkan penentuan harga transfer suku cadang X untuk tahun suatu tahun anggaran. Menurut anggaran, divisi A akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 500 unit dengan taksiran biaya sebagai berikut : Biaya produksi
Rp100.000.000
Biaya administrasi dan umum
Rp 25.000.000
Biaya pemasaran
Rp 10.000.000 +
Total biaya penuh divisi A
Rp135.000.000
Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran adalah sebesar Rp500.000.000 dan laba yang diharapkan yang dinyatakan dalam ROI = 15% Tentukan harga transfer untuk suku cadang X ! Jawab: Perhitungan Markup : Biaya administrasi & umum
Rp25.000.000
Biaya pemasaran
Rp10.000.000
Laba yang diharapkan : 15% x Rp. 500.000.000
Rp75.000.000 +
Jumlah
Rp110.000.000
Biaya produksi
Rp100.000.000
Rp .110 .000 .000 Markup ( Rp 100.000.000 x 100% )
110%
Perhitungan Harga Transfer : Biaya Produksi
Rp100.000.000
Markup 110% x Rp. 100.000.000
Rp110.000.000 +
Jumlah harga jual
Rp210.000.000
Harga transfer per unit (
Rp 210.000 .000 ) 500
Rp420.000
Contoh Soal Contoh soal ini merupakan penerapan metode Variable Costing + mark up (laba) Soal: PT Sejahtera merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang memiliki yang memproduksi produk makanan. Datanya adalah sebagai berikut: Biaya Variabel : Biaya produksi variabel
Rp75.000.000
Biaya administrasi umum variable
Rp 5.000.000
Biaya pemasaran variable
Rp 2.500.000 +
Total Biaya Variabel
Rp82.500.000
Biaya Tetap : Biaya produksi tetap
Rp25.000.000
Biaya administrasi umum tetap
Rp20.000.000
Biaya pemasaran tetap
Rp 7.500.000 +
Total Biaya Tetap
Rp52.500.000
Total biaya keseluruhan = Rp82.500.000 + Rp52.500.00 = Rp135.000
Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran adalah sebesar Rp500.000.000 Volume produksi = 5.000 kg Dari data di atas, hitunglah harga jual/kg produk apabila perusahaan mengharapkan laba sebesar 10%. Jawab: Perhitungan Markup : Biaya Tetap
Rp52.500.000
Laba yang diharapkan 10% x Rp500.000.000
Rp50.000.000 +
Jumlah
Rp102.500.000
Biaya variabel
Rp 82.500.000
Rp 102.500 .000 Markup ( Rp 82.500 .000 x 100%)
124%
Perhitungan Harga Jual: Biaya Variabel
Rp 82.500.000
Markup 124% x 82.500.000
Rp102.300.000 +
Jumlah harga jual Volume produksi
Harga jual per kg (
Rp184.800.000 5.000 kg
Rp 184.800 .000 ) 5000
Rp36.960