Konsep Kehamilan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN MATERNITAS KONSEP KEHAMILAN



Disusun oleh: Kelompok 1 1.



Afifah nurirfiani



14.401.16.002



2.



Afifatuz zakiyah



14.401.16.003



3.



Ahmad habibulloh



14.401.16.004



4.



Ahmad suprayitno



14.401.16.005



5.



Alvina eka damayanti



14.401.16.007



6.



Andini setyanigrum



14.401.16.008



7.



Anita sugiartanti



14.401.16.010



AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA PRODI D III KEPERAWATAN KRIKILAN – GLENMORE - BANYUWANGI 2019 -2020



KATA PENGANTAR



Puji Syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Kehamilan” Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan dari berbagai sumber yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan bak dan oleh karena itu dengan rendah hati kami berharap pada pembaca untuk memberikan masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.



Krikilan, 02 September 2019



Penulis



ii



Daftar Isi



Cover ..............................................................................................................



I



Kata Pengantar ..............................................................................................



II



Daftar Isi .........................................................................................................



III



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................



1



1.2 Rumusan Masalah..............................................................................



1



1.3 Tujuan .................................................................................................



2



1.4 Manfaat ...............................................................................................



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kehamilan .............................................................................



3



2.2 Konsep adaptasi maternal secara fisiologis dan psikologis pada kehamilan ............................................................................................



5



2.3 Masalah keperawatan pada trimester I,II,III .................................



20



2.4 Membuat asuhan keperawatan ibu hamil .......................................



24



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .........................................................................................



29



3.2 Saran ...................................................................................................



29



DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................



30



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan pada trimester pertama, kedua dan ketiga. Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan kenyataan ini berarti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester pertama kehamilan. Sedangkan pada trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyaatan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolkan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Hingga kini masih di ragukan bahwa sesorang wanita lajang yang bahkan telah merencanakan dan menginginkan kehamilan atau telah berusaha keras untuk tidak hamil mengatakan pada dirinya sendiri sedikitnya satu kali bahwa ia sebenarnya berharap tidak hamil. Jika ia tidak dibantu memahami dan menerima ambivalensi dan perasaan negative tersebut sebagai suatu hal yang normal dalam kehamilan, maka ia akan merasa bersalah jika nantinya bayi yang di kandungnya meninggal saat dilahirkan atau terlahir secara cacat atau abnormal. Ia akan mengingat pikiran pikiran yang ia miliki selama trimester pertama dan merasa bahwa ialah penyebab tragedi tersebut. Hal ini dapat dihindari bila ia dapat menerima pikiran pikiran tersebut dengan baik.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksut dengan Konsep Kehamilan? 2. Apakah yang dimaksut dengan Konsep adaptasi maternal secara fisiologis dan psikologis pada kehamilan? 3. Apakah Masalah keperawatan pada trimester I,II,III? 4. Bagaimana Membuat asuhan keperawatan ibu hamil



1



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui Konsep Kehamilan 2. Untuk mengetahui Konsep adaptasi maternal secara fisiologis dan psikologis pada kehamilan 3. Untuk mengetahui Masalah keperawatan pada trimester I,II,III 4. Untuk mengetahui Bagaimana Membuat asuhan keperawatan ibu hamil



1.4 Manfaat Penulisan 1. Agar mengetahui Konsep Kehamilan 2. Agar mengetahui Konsep adaptasi maternal secara fisiologis dan psikologis pada kehamilan 3. Agar mengetahui Masalah keperawatan pada trimester I,II,III 4. Agar mengetahui Bagaimana Membuat asuhan keperawatan ibu hamil



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Konsep Kehamilan Kehamilan secara formal didefinisikan sebagai persatuan antara telur dan sperma, yang menandai awal suatu kehamilan. Peristiwa ini bukan merupakan peristiwa yang terpisah, tapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian itu adalah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio didalam uterus. Jika semua peristiwa ini berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai. kehamilan dapat terjadi jika memenuhi beberapa kriteria berikut ini : 1.



Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi yang tepat.



2.



Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.



3.



Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.



4.



Tidak ada hambatan atau barier yang mencegah sperma untuk membuahi ovum. Kemungkinan keberhasilan kehamilan yang tinggi apabila hubungan seksual



berlangsung tepat sebelum ovulasi. Dalam kondisi normal, ejakulasi pada hunbungan seksual mengeluarkan satu sendok teh semen, yang mengandung 200-500 juta sperma, kedalam vagina. Sperma berenang dengan gerakan flagella pada ekornya. Beberapa sperma dapat mencapai tempat pembuahan dalam waktu 5 menit, tetapi rata-rata waktu yang dibutuhkan adalah 4-6 jam. Sperma akan tetap hidup didalam sistem reproduksi wanita selama 2-3 hari. Kebanyakan sperma gagal bertahan hidup dalam perjalanan pada saat sperma tersebut keluar dari vagina karena sperma memasuki saluran yang tidak memiliki ovum, atau mereka tidak mampu melalui lendir serviks, atau hancur akibat media vagina yang asam, atau akibat leukosit fagositik didalam uterus sehingga banyak sperma yang terbuang sia-sia. Untuk memaksimalkan terjadinya konsepsi, sperma yang terkandung dalam ejakulasi harus banyak, sehat dan normal. Sewaktu sperma berjalan melalui tuba uterine, enzim-enzim yang dihasilkan disana akan membentuk kapasitasi sperma. Kapasitasi adalah perubahan fisiologis yang membuat lapisan pelindung lepas dari kepala sperma (akrosom), sehingga terbentuk lubang kecil di akrosom, yang memungkinkan enzim (seperti hialurodinase) keluar. Enzim-enzim ini dibutuhkan agar sperma dapat menembus lapisan pelindung ovum



3



sebelum pembuahan. Enzim Hialuronidase yang dikeluarkan akan membantu mencairkan corona radiata sehingga dapat menembus dinding sel telur. Tahapan penembusan spermatozoa : 1.



Spermatozoa berupaya untuk mendekati ovum.



2.



Spermatozoa memecahkan rintangan corona radiata dengan mengeluarkan isi dari akromio.



3.



Membran akrosom sebelah dalam larut.



4.



Satu spermatozoa menembus membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri, sehingga terjadilah pembuahan. Pembuahan berlangsung di ampula (1/3 bagian luar) tube uterine. Apabila sebuah



sperma berhasil menembus membran yang mengelilingi ovum, baik sperma maupun ovum akan berada didalam membran dan membran tidak lagi dapat ditembus oleh sperma lain. Hal ini disebut reaksi zona. Masuknya sepermatozoa ke dalam ovum membangkitkan nucleus ovum untuk yang masih dalam metafase untuk pembelahan. Pembelahan meosis ke dua oosit selesai dan nucleus ovum menjadi pronukleus ovum. Kepala sperma membesar dan menjadi pronukleus pria, sedangkan ekornya berdegenerasi. Nukleus-nukleus akan menyatu dan kromosom bergabung, sehingga di capai jumlah yang diploid (46). Dengan demikian, konsepsi berlangsung dan terbentuklah zigot (sel pertama individu baru). Replikasi sel mitosis, yang di sebut pembelahan / clevage, di mulai saat zigot berjalan di sepanjang tuba uterine menuju uterus. Perjalanan ini membutuhkan waktu 34 hari. Karena telur yang di fertilisasi membelah dengan cepat, sedangkan ukurannya tidak bertambah, terbentuk sel kecil-kecil, yang di sebut blastomer, terbentuk pada setiap pembelahan. Morula terdiri atas 16 sel, berupa 1 bola sel padat yang di hasilkan dalam 3 hari. Morula masih di kelilingi oleh lapisan pelindung zona pelusida. Perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu morula mengapung bebas di dalam uterus. Cairan masuk ke dalam zona pelusida dan menyusup ke dalam ruang interselular di antara blastomer. Selanjutnya, terbentuk ruangan di dalam masa sel, karena ruangan itu menyatu dan terbentuklah struktur yang di sebut blastosis. Pembentukan blastosis menandai diferensiasi utama pertama embrio. Masa padat sel bagian dalam berkembang menjadi embrio dan membrane embrio yang di sebut amnion. Lapisan sel luar yang mengelilingi rongga, di sebut trofoblas, akan berkembang menjadi membrane embrio lain, yaitu korion, bagian embrionik plasenta.



4



2.2 Konsep Adaptasi Maternal Secara Fisiologi dan Psikologi Pada Kehamilan a.



Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem Reproduksi Perubahan yang terjadi pada wanita hamil, bersalin dan nifas adalah perubahan alami yang sangat menakjubkan. System-sistem tubuh akan berubah secara otomatis menyesuaikan dengan keadaan hamil, bersalin dan nifas. Berikut ini adalah perubahan-perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada system tubuh pada masa hamil. 1.



Uterus Rahim yang semula sebesar jempol (30gr) mengalami hipertropi dan hiperflasi, sehingga menjadi seberat 1000gr saat akhir kehamilan (40minggu). Peningkatan ukuran dari 7,5 x 5 x 2,5 cm sampai 30x 23 x 20 cm. Otot rahim menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena : 1.



Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah.



2.



Hiperplasia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru) dan hipertropi (pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada).



3.



Perkembangan desidua dan pertumbuhan janin.



Pembesaran abdomen mungkin tidak terlalu terlihat pada primigravida yang memiliki tonus otot abdomen yang baik. (Indrayani, 2011 : 101) 2.



Ovarium Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematangan folikel ditunda. Biasanya hanya satu corpus luteum kehamilan dapat ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya berfungsi maksimal sampai 6–7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya fungsinya menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16 kehamilan fungsinya digantikan oleh plasenta untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. (Indrayani, 2011 : 106)



3.



Tuba Falopi Selama kehamilan otot-otot yang meliputi tuba mengalami hipertropi dan epitelium mukosa tuba menjadi gepeng. (Indrayani, 2011 : 106)



4.



Vagina Berikut ini akan dijelaskan mengenai perubahan vagina dari Trimester 1, 2, dan 3. (a) Trimester I



5



1.



Terjadi peningkatan vaskularisasi karena pengaruh hormon estrogen, peningkatan vaskularisasi menimbulkan tanda chadwick (warna merah tua atau kebiruan) pada vagina sampai minggu ke-8 kehamilan.



2.



Sekresi vagina menjadi lebih kental, putih dan asam karena meningkatnya jumlah glikogen pada lapisan epitel vagina. Estrogen membantu mempertahankan dan meningkatkan keasaman vagina (Ph 3,5-5) yang berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan bakteri patogen yang mungkin ada dalam vagina.



(b) Trimester II Sekresi vagina meningkat, hal ini normal jika tidak disertai gatal, iritasi atau berbauu busuk. (c) Trimester III Ekstrogen menyebabkan perubahan pada lapisan otot dan epitelium. Lapisan otot membesar,



vagina lebih elastis yang memungkinkan



turunnya bagian bawah janin. (Indrayani, 2011 : 106) b. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem Endokrin Perubahan sistem endokrin yang terjadi pada masa kehamilan berguna untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin, persiapan tubuh untuk menghadapi persalinan dan nifas. Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan terutama disebabkan oleh produksi estrogen dan prgesteron plasenta serta hormon-hormon lain. Berikut ini akan dijelaskan tentang perubahanperubahan hormonal selama kehamilan. (Indrayani, 2011 : 108) Hormon Esterogen Dan Progesteron Produksi esterogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil. Sedangkan progesteron diproduksi lebih banyak dari estrogen. Pada akhir kehamilan produksinya sekitar 250mg/hari. Progesteron menyebabkan diuresis dan penurunan tonus otot polos. Selain itu, progesteron menyebabkan penyimpanan lemak dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak tersebut berguna untuk cadangan energi pada masa kehamilan dan menyusui. (Indrayani, 2011 : 108) c. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem imunologi Sistem pertahanan imunologik ibu tetap utuh selama kehamilan. Meski memungkinkan terjadinya alograf janin, ibu harus masih dapat melindungi diri dan janinnya dari injeksi dan anti gen benda asing. Kadar imunologik tidak berubah 6



pada kehamilan. Kadar antibodi ibu yang spesifik memiliki kepentingan khusus karena kemampuannya untuk melintasi plasenta. IgG ibu adalah komponen utama dari imunoglobulin janin di dalam uterus dan periode neonatal dini dan merupakan satu-satunya imunoglobulin yang dapat menembus plasenta. Sistem imun janin muncul secara dini. Limfosit muncul pada minggu ketujuh, dan pengenalan antigen dapat terlihat pada minggu kedua belas. Semua jenis imuglobulin kecuali IgA mempunyai komponenjanin yang terdapat pada minggu kedua belas. Produksi imuglobulin bersifat progresif disepanjang kehamilan. Janin cukup bulan telah menghasilkan sistem pertahanan yang cukup untuk memerangi bakteri dan virus. Dalam masa kehamilan maka Hormon Prolaktin akan terbentuk dengan sendirinya yang menghasilkan gamma-A Imunoglobulin yang dapat ditemukan pada air susu ibu (Kolostrum). Benda penangkis ini berfungsi untuk menambah perlindungan diri bayi setelah lahir terhadap terjadinya infeksi. d. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem Perkemihan Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 11,5cm, volume renal meningkat 60ml dari 10ml pada wanita yang tidak hamil. Filtrasi glomerulus meningkat sekitar 69% selama kehamilan peningkatannya dari awal kehamilan relatif tinggi sampai aterm dan akan kembali normal pada 20 minggu post partum. Pada kehamilan ureter membesar untuk menampung banyaknya pembentukan urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltic ureter terhambat karena pengaruh progenterone, tekanan rahim yang membesar dan terjadi perputaran ke kanan disebabkan karena terdapat kolon dan sigmoid di sebelah kiri. Kandung kemih atau blass pada masa kehamilan tertekan oleh uterus karena posisi blass berada di depan uterus sehingga akan meningkatkan frekuensi buang air kecil. Terutama pada trimester I, trimester II tekanan uterus terhadap blass berkurang. Karena uterus sudah mulai keluar dari rongga panggul dan pada trimester III sering terjadi rangsangan kembali karena bagian terendah janin turun ke rongga panggul. Selain itu vaskularisasi pada blass menyebabkan tonus otot turun. Terjadinya hemodilusi juga menyebabkan metabilisme air meninggak sehingga pembentukan urine bertambah dan kapasitas blass sampai 1500ml. d. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem Pencernaan



7



Seiring dengan kemajuan usia kehamilan, lambung dan usus tergeser oleh uterus yang membesar. Pengosongan lambung dan waktu transit di usus halus menurun pada kehamilan karena faktor hormonal dan mekanis. Hal ini mungkin diakibatkan oleh progesteron dan dan penurunan kadar motilin, suatu peptida hormon yang diketahui mempunyai efek stimulasi otot polos. Pada persalinan yang menggunakan obat analgesik, waktu pengosongan lambung biasanya cukup memanjang. Bahaya pertama anastesi umum untuk kelahiran adalah regurgitasi dan aspirasi sisa makanan atau isi lambung yang sangat asam. Perosis (nyeri ulu hati) sering terjadi pada kehamilan dan kemungkinan disebabkan oleh refluks sekret-sekret asam ke esofagus bagian bawah. Posisi lambung berubah dan sfingser esofagus bagian bawah juga menurun. Gusi dapat terjadi hiperemis dan melunak pada kehamilan serta dapat berdarah bahkan pada cedera ringan, misalnya oleh sikat gigi. Pembengkakan fokal gusi yang sangat vaskuler atau



disebut epulis mengalami regresi spontan setelah



kelahiran. Haemorroid cukup sering terjal padsa kehamilan. Kelainan ini disebabkan oleh konstipasi dan peningkatan tekanan pada vena-vena di bawah uterus yang membesar. 1.



Hepar Kadar aspartat transaminase (AST-SGOT), alanin transaminase (ALT-AGPT),



gamaglutamil transferase (GGT) dan bilirubin serum sedikit menurun selama kehamilan dibandingkan dengan nilai normalsaat tidak hamil. Adanya penurunan konsentrasi albumin plasma selama kehamilan, dengan konsentrasi rata-rata 3,0 g/dL. Pada akhir kehamilan (4,3 g/dLpada wanita tidak hamil). Namun, albumin total meningkat karena volume distribusinya lebih besar. Penurunan konsentrasi albumin yang disertai dengan peningkatan ringan globulin plasma akan mengakibabkan penurunan rasio albumin dan globulin yang mirip dengan beberapa penyakit hepatik. Aktivitas kolinesterase plasma berkurang selama kehamilan normal. Besar penurunannya kira-kira sama dengan penurunan konsentrasi albumin. Aktivitas lesuin aminopeptidase meningkat secara nyata dalam serung wanita hamil. Peningkatan tersebut disebabkan oleh munculnya enzim ( atau enzim-enzim ) spesifik kehamilan dengan spesifitas substrat yang berbeda-beda ( song dan kappas, 1968 ). Aminopeptidase yang diinduksi oleh kehamilan mempunyai aktivitas oksitosinase dan vasopresinase. 8



2.



Kandung empedu Terdapat cukup banyak perubahan pada fungsi kandung empedu selama



kehamilan.



Braverman,



dkk (1980) dalam



cunningham



(2006),



dengan



ultrasonografi, ditemukan kontraksi kandung empedu yang terganggu dan volume residual yang tinggi. Diperkirakan posdeteron mengganggu kandung empedu dengan cara menghambat stimulasi otot polos yang diperantarai kolesistokinin, yang merupakan regulator primer kontraksi kandung empedu. Kontraksi kandung empedu yang terganggu akan menimbulkan statis, bila dikaitkan dengan meningkatnya saturasi kolesterol pada kehamilan. Kolestasis dikaitkan dengan tingginya kadar estrogen dalam sirkulasi, yang akan menghambat transport asam empedu intraduktal ( simon, dkk. 1996 dalam cunningham, 2006 ). e. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem Musculoskeletal Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita hamil berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment) kurvatura spinalis. Pada wanita hamil yang terlentang, uterus jatuh ke belakang dan bersandar pada kolumna vertebralis serta pembuluh-pembuluh darah besar di dekatnya, khususnya vena kava inferior dan aorta. Sedangkan pada saat wanita hamil berdiri, sumbu longitudinal uterus sejajar dengan perpanjangan sumbu pintu atas panggul, dinding abdomen menyongkong uterus dan mempertahankan hubungan antara sumbu panjang uterus dengan sumbu pintu atas panggul, kecuali bila dinding tersebut cukup kendor. Dengan begitu, pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Kurva lumbroskrum normal harus semakin melengkung dan di daerah servikodorsal harus terbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala berlebihan) untuk mempertahankan keseimbangan. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan lumbar menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit; gaya berjalan wanita hamil yang bergoyang disebut “Langkah angkuh wanita hamil” oleh Shakespeare. Struktur ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat. Perubahan ini sering menimbulkan rasa tidak nyaman pada musculoskeletal.



9



Wanita muda yang cukup berotot dapat menoleransi perubahan ini tanpa keluhan, akan tetapi pada wanita yang lebih tua, yakni wanita yang mengalami gangguan punggung atau wanita yang memiliki sensasi keseimbangan yang buruk, dapat mengalami nyeri punggung yang cukup berat selama dan segera setelah hamil. Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal selama masa hamil merupakan akibat dari elastisitas dan perlunakan berlebihan jaringan kolagen dan jaringan ikat dan merupakan akibat peningkatan hormon seks steroid yang bersirkulasi. Adaptasi ini memungkinkan pembesaran dimensi panggul, derajat relaksasi bervariasi, namun pemisahan simfisis pubis dan ketidakstabilan sendi sakroiliaka yang besar dapat menimbulkan nyeri dan kesulitn berjalan. Kegemukan dan kehamilan dengan janin ganda cenderung meningkatkan ketidakmampuan panggul. Otot dinding perut meregangkan dan akhirnya kehilangan sedikit tonus otot. Selama trimester ke-3, otot rektus abdomisi dapat memisah, menyebabkan isi perut menonjol. Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali, tetapi pemisah otot (diastasis recti abdominis) menetap. (Indrayani, 2011 : 115) f.



Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem Kardiovaskuler 1.



Cardiac Output Cardiac output meningkat selama kehamilan normal. Cardiac output maternal meningkat sekitar 30-50% selama kehamilan. Cardiac output mencapai kadar maksimum selama trimester pertama atau kedua kehamilan dan tetap tinggi sampai persalinan. Cardiac posisi output tergantung pada posisi ibu dan menurun pada saat ibu berbaring terlentang. Pada saat posisi terlentang, uterus yang membesar menekan vena cava inferior, mengurangi aliran balik vena kejantung sehingga menurunkan cardiac output. Pada akhir kehamilan mungkin terjadi hambatan yang besar pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang. Pengaruh ini sangat besar pada saat usia kehamilan aterm. Antara 1-10% ibu hamil mengalami supine hypotension syndrome/sindrom hipotensi pada saat berbaring terlentang dan mengalami penurunan tekanan darah serta gejala-gejala seperti pusing, pening, mual dan rasa akan pingsan. (Indrayani, 2011 : 116)



10



2.



Tekanan Darah Penurunan



tahanan



vascular



perifer



selama



kehamilan



terutama



disebabkan karena relaksasi otot polos sebagai akibat pengaruh hormon progesteron. Penurunan dalam peripheral vascular resistace, mengakibatkan penurunan tekanan darah selama trimester pertama kehamilan, tekanan sistolik turun sekitar 5-10mmHg dan diastolic 10-15mmHg. Setelah usia kehamilan 24 minggu, tekanan darah sedikit demi sedikit naik dan kembali kepada tekanan darah sebelum hamil pada saat aterm. (Indrayani, 2001 : 116) 3.



Volume dan Komposisi Darah Derajat ekspansi (peningkatan) volume darah sangat bervariasi. Volume darah meningkat sekitar 1500 ml (nilai normal; 85%-9% berat badan). Peningkatan terdiri atas 1000 ml plasma ditambah 450 ml sel darah merah (SDM). Peningkatan volume mulai terjadi pada sekitar minggu ke 10-12, mencapai puncak sekitar 30%-50% di atas volume tidak hamil pada minggu ke 20-26 dan menurun setelah minggu ke 3. Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif. Keadaan ini sangat penting untuk : a.



Siste vascular yang mengalami hipertrofi akibat pembesaran uterus



b.



Hidrasi jaringan janin dan ibu yang adekuat saat ibu berdiri atau terlentg



c.



Cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang selama proses melahirkan dan puerperium. Vasodilatasi perifer mempertahankan tekanan darah normal walaupun



volume darah dapat ibu hamil meningkat. Selama masa hamil terjadi percepatan produksi SDM (normal; 4-5,5 juta/mm3). Presentasi kenaikan tergantung kepada jumlah besi yang tersedia. Massa SDM meningkat 30%33% pada kehamilan aterm, jika ibu mengkonsumsi suplemen besi. Apabila tidak mengkonsumsi suplemen besi, SDM hanya meningkatkan 17% pada beberapa wanita. Walaupun volume darah meningkat, tetapi nilai normal hemoglobin (1216g/dl di dalam darah) dan nilai normal hematrokrit (37%-47%) menurun secara mencolok. Kondisi ini disebut anemia fisiologis. Penurunan ini jelas terlihat pada trimester ke-2, saat terjadi ekspansi volume darah yang cepat. Apabila nilai hemoglobin turun sampai 35% atau lebih, wanita dalam keadaan anemic. (Indrayani, 2011 : 117) 11



g.



Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem Integumen Sehubungan dengan tsingginya kadar hormonal, terjadi peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Keadaan ini sangat jelas terlihat pada kelompok wanita dengan warna kulit gelap atau hitam dan dapat dikenali pada payudara, abdomen, vulva dan wajah. Ketika terjadi pada kulit muka dikenal sebagai chloasma atau topeng kehamilan. Bila terjadi pada muka biasanya pada daerah pipi dan dahi dan dapat merubah penampilan wanita tersebut. Linea Alba, garis putih tipis yang membentang dari simphisis pubis sampai bagian atas fundus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut linea nigra. Peningkatan pigmentasi ini akan berkurang sedikit demi sedikit setelah masa kehamilan. Garis pada kulit abdomen, paha dan payudara menimbulkan garis-garis yang berwarna merah muda atau kecoklatan pada daerah tersebut. Tanda tersebut biasa dikenal dengan nama striae gravidarum dan bisa menjadi lebih gelap warnanya pada multigravida dengan warna kulit gelap atau hitam. Striae gravidarum ini akan berkurang selama masa kehamilan dan biasanya Nampak seperti garis-garis keperakan pada wanita kulit putih atau warna gelap/hitam yang mengkilap. Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini di sebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung yang disebut chloasma garavidarum. Estrogen dan progesterone telah dilaporkan menimbulkan efek perangsangan melanosit. (Indrayani, 2011 : 119) Striae Gravidarum Terjadi pada bulan-bulan terahir kehamilan, garis-garis sedikit cekung kemerahan umumnya timbul pada kulit abdomen kadang kala pada kulit paha dan payudara. Terjadi pada separuh wanita hamil. Pada wanita multipara seringkali ditemukan bersamaan dengan sikatriks striae kehamilan sebelumnya. (Indrayani, 2011 : 119) Perubahan-Perubahan Vaskuler Kulit Angioma, nevus, telanglektasis (vascular spiser), timbul



pada sekitar 2/3



wanita kulit putih dan kira-kira 10% wanita kulit hitam selama kehamilan. Angioma adalah bintik-bintik/garis menonjol kecil merah pada kulit, khususnya



12



terjadi pada wajah, leher, dada atas dan lengan dengan radikel-radikel bercabang keluar dari badan sentralnya. Paling mungkin disebabkan oleh hiperestrogenemia. Palmar erythema, bintik-bintik merah pada bagian telapak tangan, juga sering ditemukan pada kehamilan namun tidak ada arti klinis yang akan segera menghilang setelah kehamilan berakhir. Perubahan system integument yang dirasakan ibu hamil : Trimester 1 1.



Palmar erythema (kemerahan ditelapak tangan) dan spider nevi



2.



Linea alba/nigra



Trimester II dan III



h.



1.



Chloasma dan perubahan warna areola.



2.



Striae gravidarum (bulan ke 6-7). (Indrayani, 2011 : 120)



Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem Pernafasan Adaptasi ventilasi dan stuktural selama masa hail bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolic dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payu dara. Peningkatan kadar ekstrogen menyebabkan ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru-paru berkurang. Sehingga diagfragma bergeser 4 cm selama kehamilan. Dengan semakin tuanya kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga abomen, pernafasan dad menggantikan pernafasan perut. Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap peningkatan kadar ekstrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan atas. Karena kapiler membesar, terbentulah edema dan hyperemia dihidung, faring, laring, trakea dan brokus. Kongesti didalam jaringan traktus respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa kondisi yang umum terlihat selama masa kehamilan. Kondisi-kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan sinus, hidung berdarah (epistaksis), perubahan suara, dan respon peradangan menyolok bahkan terdapat infeksi pernafasan bagian atas yang ringan sekalipun. Wanita hamil bernafas lebih dalam (meningkatnya volume tidal, volume gas, bergerak masuk atau keluar traktus respiratorius pada setiap tarikan nafas). Karena volume tidal meningkat maka PO2 meningkat dan PCO2 menurun. Keadaan ini 13



memberikan keuntungan bagi janin sehingga banyak oksigen yang ditranfer karbondioksida melewati plasenta ke sirkulasi janin, dan janin dapat mentransfer karbondioksida melewati plasenta ke sirkulasi ibu. Progesteron dan oksigen diduga menyebabkan peningkatan sensitivitas pusat pernafasan terhadap karbondioksida. i.



Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem Persyarafan Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat menyebabakan timbultimbulnya gejala neurologis dan neuromuscular. Gejalan-gejala tersebut antara lain : 1.



Kompresi syaraf panggul atau statis vascular Akibat dari pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori ditungkai bawah.



2.



Lordosis dorsolumbar Dapat mengakibatkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi akar syaraf.



3.



Edema pada syaraf parifer Dapat menyebabakan carpal tunnel syndrome selama trimester III kehamilan. Edema menekan syaraf median dibawah ligamentum karpalis pergelangan tangan karpalis pergelanagn tangan. Syndrom ini ditandai oleh parastasia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar akibat gangguan pada system syaraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku. Tangan yang dominan yang paling banyak yang biasanya terkena.



4.



Akroestesia (rasa baal dan gatal ditangan) Akibat dari posisi bahu yang membungkuk dirasakan oleh beberapa wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen flektus brakialis.



5.



Nyeri kepala Akibat ketegangan umum timbul pada saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tenang kehamilannya. Dan dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan seperti kesalahan refleksi, sinusitis atau migrain.



6.



Nyeri kepala ringan Rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan sering terjadi pada awal kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural atau hipoglikemia mungkin merupakan keadaan yang menyebabakan gejala ini.



7.



Hipokalsemia 14



Dapat menimbukan masalah neuromuscular seperti kram otot atau tetani. Adanya tekanan pada syaraf menyebabakan kaki oedema. Hal in disebabakan karena meningkatnya tekanan vena dibagian yang lebih rendah dari uterus akibat sumbatan parsial venakava oleh uterus yang hamil. Penurunan tekanan osmotic koloid intertisial yang timbulkan oleh kehamilan normal juga cenderung menimbulkan oedema pada akhir kehamialan. j. Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan 1. Trimester pertama Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas osikologis yang paling penting pada trimester pertama dalam kehamilan. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyaatan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolkan, kecemasan, depresi dan kesedihan. 2. Trimester kedua Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatn yang baik,yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidak nyamanan yang dialami saat hamil. Namun,trimester kedua merupakan fase ketika wanita menelusur kedalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: fase pra-quickening dan pascaquickening. Quickening menunjukkan keadaan kehidupan yang terpisan yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester kedua yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya. Menjelang akhir trimester pertama dan selama porsi pra-quickenig trimester kedua



berlangsung,wanita



tersebut



akan



mengalami



lagi,



sekaligus



mengevaluasi kembali, semua aspek hubungan yang ia jalani dengan ibunya sendiri. Wanita tersebut mencermati semua perasaan ini dan menghidupkan 15



beberapa hal yang mendasar bagi dirinya. Semua masalah interpersonal yang dahulu pernah dialami oleh wanita dan ibunya, atau mungkin masih dirasakan hingga saat ini dianalisis. Dengan timbulnya quickening, muncul sebuah perubahan karena kehamila telah menjadi jelas dalam pikirannya. Kontrak sosial berubah ia lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil atau ibu barunya, dan minat dan aktifitasnya berfokus pada kehamilan,cara membesarkan anak,dan persiapan dalam menerima perana yang baru. Persegeran nilai ini menimbulkan kebutuhan akan sejumblah proses duka cita, yang kemudian menjadi katalis dalam memikirkan peran



baru,duka



cita



tersebut



timbul



karena



ia



harus



merelakan



hubungan,kedekatan,dan peristiwa maupun aspek tertentu yang ia miliki dalam peran sebelumnya yang akan terpengaruh dengan hadirnya bayi dan peran baru.. 3. Trimester ke tiga Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai mahkluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini membuat nya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul. Trimester ke tiga merupakan waktu, persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera di lahirkan. Pergerakkan janin dan pembesaran uterus, keduanya, menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi. Orang – orang disekitanya kini mulai membuat rencana untuk bayi yang dinantikan. Wanita tersebut menjadi lebih protektif terhadap bayi, mulai menghindari keramaian atau seseorang atau apapun yang ia anggap berbahaya. Ia membayangkan bahaya mengintip dalam dunia sana. Memilih nama untuk bayi nya merupakan persiapan menanti kelahiran bayi. Ia menghadiri kelas-kelas sebagai persiapan menjadi orang tua. Pakaian-pakaian bayi mulai di buat atau di beli. Kamar-kamar disusun atau dirapikan. Sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi.



16



17



2.3 Masalah keperawatan pada trimester I,II,III a.



Trimester I Trimester pertama disebut sebagai periode pembentukan karena pada akhir periode ini semua sistem organ janin sudah terbentuk dan berfungsi. Salah satu masalah keperawatan pada trimester I adalah Hiperemesis Gravidarum yaitu mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi 1.



Pengkajian a) Pendidikan kejadian hiperemesis pada ibu hamil yang berpendidikan rendah. Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya. b) Riwayat kehamilan Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah pada mola hidatiodosadan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinnggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. c) Riwayat penyakit ibu penyebab hiperemesis gravidarium lainnya adalah faktor endokrinseperti hipertiroid, diabetes dan lain – lain. Hipertiroid pada kehamilan (morbus basodowi) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya metabolisme basal 15 – 20 % kadang kala serta pembesaran ringan kelenjar tiroid kehamilan ataupun kemandulan. Kadang juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul dalam masa kehamilan seperti hiperemesis gravidarum.



2.



Diagnosa Keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang



3.



Intervensi Keperawatan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nutrisi terpenuhi Kriteria Hasil: a) Berat badan tidak turun b) Pasien menghabiskan porsi makan yang disediakan c) Mengkonsumsi suplemen zat besi / vitamin sesuai resep 18



Intervernsi : a) Tunjukkan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu / sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kulit dan kuku. b) Monitor tanda – tanda dehidrasi : turgor kulit, mukosa, mulut dan diuresis. c) Monitor intake dan output cairan. d) Singkirkan sumber bau yang dapat membuat pasien mual, seperti deodorant / parfum, pewangi ruangan, larutan pembersih mulut. e) Timbang berat badan pregravida biasanya. Berikan informasi tentang penambahan prenatal yang optimum. f)



Tingkatkan jumlah makanan padat dan minuman perlahan sesuai dengan kemampuan.



g) Anjurkan pasien untuk minum dalamm jumlah sedikit tapi sering.



b.



Trimester II Merupakan kehamilan yang terjadi pada kehamilan usia 14-28 minggu. Merupakan kehamilan yang terjadi pada kehamilan antara 16-24 minggu 1.



Pengkajian Umur kehamilan antara 16-24 minggu (4-6 bulan), keluhan mual muntah dan pusing kepala sudah tidak ada. Gerakan janin untuk pertama kalinya mulai dirasakan. Pada kehamilan trimester II ini mengalami perubahan seluruh sistem tubuh baik secara anatomis maupun fisiologis dari keadaan tidak hamil ke keadaan hamil yang disebut fisiologi maternal.



2.



Diagnosa Keperawatan Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh yang berhubungan dngan persepsi perubahan biofisik, respon, orang lain



3.



Intervensi Keperawatan Tujuan : a) Klien melaporkan penurunan frekuensi atau beratnya keluhan



19



b) Klien



mendemonstrasikan



perilaku



yang



mengoptimalkan



fungsi



pernafasan Intervensi : a) Kaji status pernafasan (misal: sesak nafas pada pengerahan tenaga, kelelahan) b) Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi atau ada sebelumnya (misalnya alergi, einitis, asma, masalah sinus, tubercuosis) c) Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankan pentingnya masukan vitamin atau ferro sulfat pranatal setiap hari (kecuali pada klien dengan anemia sel sabit) d) Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernafasan dan program aktivitas/ latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan, seperti berjalan. e) Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untu mengurangi masalah, misalnya : postur yang baik c. Trimester III 1.



Pegkajian a) Data Subyektif Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida, < 20 tahun atau > 35 tahun. Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, edema, pusing, nyeri epigastrium, mual, muntah, penglihatan kabur. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler, esensial, hipertensi kronik, DM. Riwayat kehamilan : kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan preeklamsia atau eklamsia sebelumnya. b) Data Obyektif Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema Auskultasi : mndengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress Perkusi : untuk mengetahui reflek patella sebagai syarat pemberian SM



20



2. Diagnosa Keperawatan Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir 3. Intervensi Keperawatan Tujuan : Setelh dilakukan tindakan keperwatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapatmengantisipasi rasa nyerinya. Kriteria Hasil a)



Ibu menegrti penyebab nyerinya



b) Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya Intervensi : a) Kaji tingkat intensitas nyeri pasien b) Jelaskan penyebab nyeri c) Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul d) Bantu ibu dengn mengusap/massage pada bagian yang nyeri(Lowdermik, 2010) 2.4 Membuat asuhan keperawatan ibu hamil Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Identitas pasien Identitas berupa nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, alamat dan status. b. Keluhan Utama: Klien mengatakan mual-mual dan muntah c. Riwayat Menstruasi Meliputi menarche usia,siklus, lamanya, banyaknya, perkiraan persalinan, Flour Albus. d. Riwayat obstetric yang lalu: Meliputi kehamilan keberapa, umur kehamilan, penyulit kehamilan, jenis persalinan, penolong, jenis kelamin anak dan masa nifas. e. Riwayat Kontrasepsi



21



Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan, lamanya pemakaian dan keluhan yang dirasakan selama memakai alat kontrasepsi. f. Riwayat Penyakit Keluarga Faktor-faktor situasi, seperti pekerjaan wanita dan pasangannya, pendidikan, status perkawinan, latar belakang budaya dan etnik, serta status sosial ekonomi, ditetapkan dalam riwayat social. Riwayat keluarga memberikan informasi tentang orang terdekat pasien, termasuk orang tua, saudara kandung, dan anak-anak. g. Riwayat pemeriksaan ANC Data yang dikumpulkan tanggal pemeriksaan, TFU, letak anak, DJJ, oedema reflex tungkai, TD,BB, keluhan UK (minggu) dan terapi yang didapat. h. Kebutuhan Dasar Manusia 1) Nutrisi a) Frekuensi makan: 3X sehari b) Jenis makanan: nasi, lauk pauk, sayur, dan buah-buahan. c) Minum : 6-7 kali sehari d) Nafsu makan : tidak nafsu makan dengan alasan karena mual dan muntah. 2) Eiminasi a) BAK 



Frekuensi : 6-7 kali sehari







Warna : kekuningan







Bau : tercium bau aeton







Keluhan : urin sedikit



b) BAB 



Frekuensi : 3 kali seminggu







Warna : coklat







Bau : khas







Konsistensi : padat







Keluhan : sulit saat BAB



c) Istirahat dan Tidur  Tidur siang : 1-2 jam  Tidur malam : 7-8 jam d) Personal Hygiene  Mandi 2 kali sehari  Keramas 3 kali seminggu 22



 Sikat gigi 2 kali sehari  Mengganti pakaian 2 kali sehari tiap selesai mandi



Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum Meliputi kepala, mata, leher, kardiovaskuler, pencernaan/abdomen, ekstremitas, sistem persyarafan, genito urinaria, pemeriksaan janin, TB, BB sebelum hamil, BB sekarang, Lingkar lengan, TTV. 2. Pemeriksaan Penunjang a. Hasil



pemeriksaan



laboratorium



selama



hamil



khususnya



hematokrik



(menggambarkan anemia). b. Waktu masuk ruang bersalin ulangi lagi pemeriksaan Ht, Urinalis untuk protein, glukosa, dan keton. Contoh darah perlu diambil untuk crossmatching untuk persiapan bila ada transfuse. 3. Pengkajian khusus fetal a. Denyut jantung janin, air ketuban dan penyusupan kepala janin. b. Denyut jantung janin, hasil periksa setiap 30 menit atau lebih c. Warna dan adanya air ketuban : penilaian air ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.



Diagnose Keperawatan a. Pola napas tidak efektif b/d perubahan pola napas b. Nyeri akut b/d agen cedera c. Konstipasi b/d kehamilan d. Gangguan eliminasi urine b/d frekunsi BAK e. Intoleransi aktivitas b/d keletihan



23



Perencanaan a. Pola napas tidak efektif b/d perubahan pola napas Tujuan a. Menunjukkan pola nafas efektif, yang dibuktikan oleh status pernafasan: status ventilasi dan pernafasan yang tidak terganggu: kepatenan jalan nafas, dan tidak ada penyimpangan tanda vital dari rentang normal. b. Menunjukkan status pernafasan: ventilasi tidak terganggu, yang dibuktikan oleh indikator gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrim, barat, sedang, ringan, tidak ada gangguan) : Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafas Ekspansi dada simetris c. Menunjukkan tidak adanya gangguan status pernafasan: ventilasi, yang dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrim, barat, sedang, ringan, tidak ada gangguan). Pengguanaan otot aksesorius Suara nafas tambahan Pendek nafas (Wilkinson, 2015, hal. 99) Kriteria hasil a. Menunjukkan pernafasan optimal pada saat terpasang ventilator mekanis. b. Mempunyai kecepatan dan irama pernafasan da;am batas normal. c. Mempunyai fungsi paru dalam batas normal untuk pasien d. Meminta bantuan pernapasan saat dibutuhkan e. Mampu menjelaskan rencana untuk perawatan dirumah f. Mengidentifikasi faktor (mis., alergi) yang memicu ketidakefektifan pola napas, dan tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindarinya. Aktivitas Keperawatan Pada umumnya, tindakan keperawatan untuk dianosis ini berfokus pada pengkajian penyebab ketidakefektifan Pernapasan, pemantauan status pernapasan, penyuluhan mengenai penatalaksanaan mandiri terhadap energi, membimbing pasien untuk 24



memperlambat pernapasan dan mengendalikan respons dirinya, membantu pasien menjalani pengobatan pernapasan, dan menenangkan pasien selama periode dispnea dan sesak napas. Penyuluhan untuk Pasien/Keluarga a. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk memperbaiki pola pernapasan : uraian teknik Diskusikan perencanaan untuk perawatan dirumah, meliputi pengobatan, peralatan pendukung, tanda dan gejala komplikasi yang dapat dilaporkan, sumber – sumber komunitas. b. Diskusikan cara menghindari alergen, sebagai contoh : Memeriksa rumah untuk adanya jamur didinding rumah Tidak menggunakan karpet dilantai Menggunakan filter elektronik pada alat perapian dan AC c. Ajarkan batuk efektif d. Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa tidak boleh merokok di dalam ruangan e. Intruksikan kepada pasien dan keluarga bahwa mereka harus memberi tahu perawat pada saat terjadi keefektifan pola pernapasan. Aktivitas Kolaboratif a. Kolaborasikan dengan ahli terapi pernapasan untuk memastikan fungsi ventilator mekanis b. Laporkan perubahan sensori, bunyi napas, pola pernapasan, nilai GDA, sputum, dan sebagainya, jika perlu atau sesuai protokol c. Berikan obat (mis., bronkodilator) sesuai dengan program atau protokol d. Berikan terapi nebulizer ultrasonik dan udara atau oksigen yang dilembapkan sesuai program atau protokol institusi e. Berikan obat nyeri untuk mengoptimalkan pola pernapasan, uraikan jadwal Aktivitas Lain a. Hubungan dan dokumentasikan sesuai data hasil pengkajian (mis., sensori, suara napas, pola pernapasan, nilai GDA, sputum, dan efek obat pada pasien) b. Bantu pasien untuk menggunakan spirometer insentif, jika perlu c. Terangkan pasien selama periodegawat napas d. Anjurkan berlatih napas dalam melalui abdomen selama periode gawat napas e. Untuk



membantu



memperlambat



frekuensi



pernapasan,



bimbiing



menggunakan teknik pernapasan bibir mencucu dan pernapasan terkontrol. 25



pasien



26



f. Lakukan penghisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan sekret g. Perintahkan pasien untuk mengubah posisi, batuk dan napas dalam h. Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur, untuk menurunkan ansietas dan meningkatkan perasaan kendali i. Berikan oksigen dengan aliran rendah menggunakan kanula nasal, masker atau sungkup. Uraikan untuk mengoptimalkan pernapasan, uraikan posisi j. Sinkronisasikan antara pola pernapasan klien dan kecepatan ventilasi. (Wilkinson, 2016, hal. 61-63)



b. Nyeri akut b/d agen cedera Tujuan/ kriteria a. Memperlihatkan pengendalian nyeri yang dibuktikan oleh indikator mengenli awitan nyeri, menggunakan tindakan pencegahan, melaporkan nyeri dapat dikendalikan b. Menunjukkan tingkat nyeri, yang dibutuhkan oleh indikator ekspresi nyeri pada wajah, gelisah tau ketegangan otot, durasi episode nyeri, merintih dan menangis, gelisah (M.Wilkinson, 2016, hal. 297) Contoh lain Pasien akan: a. Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mncapai kenyamanan b. Mempertahankan tingkat nyeri pada atau kurang dengan skala 0-10 c. Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis d. Mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi faktor tersebut e. Melaporkan nyeri kepada penyedia layanan kesehatan (M.Wilkinson, 2016, hal. 297).



26



Aktivitas keperawatan Pengkajian a. Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilkihan pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian b. Minta pasien untuk menilai nyeri atau ketidaknyaman pada skala 0 samapai 10 c. Gunakan bagan aliir nyeri untuk memantau peradangan nyeri oleh analgesik dan kemungkinan efek samping. d. Manajemen nyeri (NIC) Lakukan pengkajian nyeri yang khomprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi, frekunsi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan faktor presipitasnya (M.Wilkinson, 2016, hal. 298) Penyuluhan untuk pasien/keluarga a. Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum, frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan khusus saat mengonsumsi obat tersebut misal pembatasan aktivitas fisik, pembatasan diet dan nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel b. Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika peredaan nyeri tidak dapat dicapai c. Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan tawaraan strategi koping yang disarankan (M.Wilkinson, 2016, hal. 298) Aktivitas kalobaratif a. Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberin opiat yang terjadwal b. Manajeman nyeri (NIC) Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih kuat



27



c. Laporkan tindakan kepada dokter jika berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu(M.Wilkinson, 2016, hal. 298) Aktivitas lain a. Sesuaikan frekuensi dosis sesuai dengan indikasi melalui pengkajian nyeri dan efek samping b. Bantu pasien mengidentifikasi tindakan tidaknyamanan yang efektitif di masa lalu, seperti distraksi, relaksai, atau kompres hangat dingin c. Bantu pasien untuk lebih befokus pada aktivitas, bukan pada nyeri dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan melalui televisi, radio, tape, dan interkasi dengan pengunjung d. Manajeman nyeri (NIC) Libatkan keluarga dalam modalitas peredaran nyeri jika memungkinkan Kendalikan foktor lingkungan yang dapat memepengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyaman misalnya suhu ruangan, pencahayaan, dan kegaduhan (M.Wilkinson, 2016, hal. 298)



c. Konstipasi b/d kehamilan Tujuan / kriteria hasil a. Konstipasi menurun, yang dibuktikan oleh defekasi (sebutkan 1-5: gangguan ekstrem berat, sedang, ringan atau tidak mengalami ganguan ): pola eleminasi feses lunak dan berbentuk, mengeluarkan feses tanpa bantuan b. Konstipasi menurun, yang dibuktikan oleh defekasi(sebutkan 1-5: sangat berat ekstrem, berat, sedang, ringan atau tidak ada) : darah dalam feses, nyeri saat defekasi Contoh lain: a. menunjukan pengetahuan defekasi yang dibutuhkan untuk mengatasi efek samping obat



28



b. melpaorkan keluarnya feses disertai berkurangnya nyeri dan mengenjang. c. Memperlihatkan hidrasi yang adekuat(misal: turgor kulit baik, asupan cairan kira-kira sama dengan haluaran) Aktivitas keperawata Pada umumnya, tindakan keperwatan untuk diagnosis ini berfokus pada pengkajian untuk mengatasi pencegah konstipasi. Sering kali mencangkup kebiasaan eleminasi yang rutin, hidrasi, latihan fisik atau mobilitas, dan diet tinggi serat. Pengkajian a. dapat data dasar dapat mengenai program defekasi, aktivitas, medikasi, dan pola kebiasaan pasien b. kaji dan dokumentasikan : warna dan konsistensi feses pertama pasca operasi, frekuensi, dan konsistensi feses keluarnya flatus adanya inpaksi ada atau tidak bising usus dan distensi abdomen pada ke empat kuadrat abdomen Aktivitas kolaboratif a. konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan serat dan cairan diet b. minta program dari dokter untuk memberi bantuan eleminasi Aktivatas lain a. anjurkan pasien untuk meminta obat nyeri sebelum defekasin untuk mengfasilitasi pengeluaran feses tanpa nyeri b. anjurka aktifitas optimal untuk merangsan eleminasi defekasi pasien c. berikan privasi dan keamnan untuk pasien selam eleminasi defekasi d. berikan perawatan dalma sikap yang menerima tidak menghakimi.



29



d. Gangguan eliminasi b/d frekuemsi BAK Penyebab yang multiple, meliputi obstruksi anatomis,gangguan sensori atau motoric, dan infeksi saluran kemih. Tujuan : menunjukan eliminasi urine, yang di buktikan oleh indicator berikut (sbutkan 1-5: selalu,sering, kadang-kadang, jarang, atau tidak mengalami gangguan): pola eliminasi menggosongkan kandung kemih sepenuhnya mengenali uregensi (WILKINSON, 2016, p. 457) Aktifitas Keperawatan: 1) Pengkajian Manajemen eliminasi uri (NIC) Pantau eliminasi urine,meliputi frekuensi, konsistensi, bau, volume dan warna ajika perlu. 2) Penyuluhan untuk pasien/keluarga Manajemen eliminasi urine (NIC) (a) Ajarkan pasien tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih. (b) Ajarkan pasien untuk minum 200 ml cairan pada saat makan,di antara waktu makan, dan di awal petang. 3) Aktivitas kolaboratif Menejemen eliminasi urine (NIC) : Rujuk ke dokter jika terhadap tanda dan gejala saluran kemih.



e. Intoleransi aktivitas b/d keletihan Tujuan/kriteria hasil a. Menolerasi aktivitas yang biasa digunakanyang dibuktikan oleh toleransi aktivitas, ketahanan, penghematan energi, tingkat kelelahan, energi psikomotorik, istirahat, dan perawatan diri



30



b. Menunjukkan toleransi aktivitas yang ditunjukkan oleh indikator saturasi oksigen saat beraktivitas, frekuensi pernapasan saat beraktivitas, kemampuan untuk berbicara saat berktivitas fisik(M.Wilkinson, 2016, hal. 16) Contoh lain a. Mengidentifikasi aktivitas atau situasi yang menimbulkan kecemasan yang dapat mengakibatkan toleransi aktivitas b. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan denyut jantung, frekuensi pernapasan, dan tekana darah serta memantau pola dalam batas normal. c. Pada tanggal target akan mencapai tingkat aktivitas d. Mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang kebutuhan oksigen, obat, dan peralatan yng dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas (M.Wilkinson, 2016, hal. 16) Aktivitas keperawatan Pengkajian a. Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur, berdiri, ambulasi, dan melakukan AKS dan AKSI b. Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitas c. Manajeman energi (NIC) d. Tentukan penyebab keletihan misalnya perawatn nyeri dan pengobatan (M.Wilkinson, 2016, hal. 17) Penyuluhan untuk pasien atau keluarga a. Penggunaan nafas terkontrol selama aktivitas, jika perlu b. Mengenali tanda atau gejala intoleran aktivitas, termasuk kondisi yang perlu dilaporkan kepada dokter c. pentingnya nutrisi yang baik d. penggunaan peralatan seperti oksigen, selama aktivitas



31



e. dampak intoleransi aktivitas terhadap tanggung jawab peran dalam keluarga dan tempat kerja (M.Wilkinson, 2016, hal. 17) Aktivitas kalobaratif a. berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas kolaborasikan dengan ahli okupasi b. kolaborasikan dengan terapi okulasi, fisik tau rekreasi untuk merencanakan dan memantau program aktivitas c. untuk pasien yang mengalami sakit jiwa rujuk ke layanan kesehatan jiwa dirumah(M.Wilkinson, 2016, hal. 18) Aktivitas lain a. bantu pasien dalam mengubah posisi secara berkala, bersandar, duduk, berdiri dan ambuasi sesuai toleransi b. pantau tanda tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas (M.Wilkinson, 2016, hal. 18)



32



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara telur dan sperma, yang menandai awal suatu kehamilan. Peristiwa ini bukan merupakan peristiwa yang terpisah, tapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian itu adalah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio didalam uterus. Jika semua peristiwa ini berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai.



3.2 Saran Kontrak sosial berubah ia lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil atau ibu barunya, dan minat dan aktifitasnya berfokus pada kehamilan,cara membesarkan anak,dan persiapan dalam menerima perana yang baru. Persegeran nilai ini menimbulkan kebutuhan akan sejumblah proses duka cita, yang kemudian menjadi katalis dalam memikirkan peran baru,duka cita tersebut timbul karena ia harus merelakan hubungan,kedekatan,dan peristiwa maupun aspek tertentu yang ia miliki dalam peran sebelumnya yang akan terpengaruh dengan hadirnya bayi dan peran baru.



33



DAFTAR PUSTAKA



Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta Timur : CV. Trans Info Media Jannah,Nurul.



2012.



Buku



Ajaran



Asuhan



Kebidanan:



kehamilan.



Yogyakarta: Penerbit Andi Romauli, Suryati. 2011. AsuhanKebidanan 1:konsepdasarasuhankehamilan. Yogyakarta: NuhaMedika



34