Konsep Manajemen Risiko [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Pipit
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP MANAJEMEN RISIKO



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikam makalah Manajemen Risiko tentang Konsep Manajemen Risiko. Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, tidak lupa saya menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah mermbantu saya dalam proses pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua ini, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, saya menerima semua saran dan kritik sehingga saya dapat memeperbaiki makalah Manajemen Risiko ini. Saya berharap semoga atas kehadiran makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi saya dan pembaca, sehingga dapat memberikan pengetahuan lebih terhadap pembaca. Sabtu, 07 November 2020



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR…………………………………………………….....…2 DAFTAR ISI…………………………………………………………………....3 BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………....…...4 A. Latar Belakang…………………………………………………….…4 B. Rumusan Masalah…………………………………….……………...5 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan………………………….……….….5 BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………..7 A. Sejarah Manajemen Risiko…………………….………..….………..7 B. Pengertian Manajemen…..……………….………...…….………...15 C. Pengertian Risiko…………………………………………………… D. Pengertian Manajemen Risiko…………..……….………………… E. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko…………………………………20 F. Proses Manajemen Risiko……………………………………………. BAB III. KESIMPULAN A. Kesimpulan…………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko”. Resiko  merupakan



bagian



dari



kehidupan



kerja



individual



maupun



organisasi.  Berbagai macam resiko dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.  Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Resiko berhubungan dengan ketidakpastian yang terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.  Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.  Menurut



Wideman,



menguntungkan



ketidakpastian



dikenal



dengan



yang



istilah



menimbulkan



kemungkinan



peluang (opportunity),



sedangkan



ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk).  Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja.  Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini. Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta



meningkatnya



kompleksitas



aktivitas



perusahaan



mengakibatkan



meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah melindungi perusahaan terhadap kerugian 1



yang



mungkin



timbul.



Lembaga



perusahaan



mengelola



risiko



dengan



menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan pengelolaan risikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari operasionalnya. Maka dari itu, Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko.  Peran dari manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan



cepat



berubah,



mengembangkan corporate



governance,



mengoptimalkan strategic management, mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak. 2. Rumusan Masalah a. Jelaskan sejarah manajemen risiko ? b. Jelaskan yang dimaksud dengan manajemen ? c. Jelaskan yang dimaksud dengan risiko ? d. Jelaskan yang dimaksud dengan manajemen risiko ? e. Jelaskan prinsip-prinsip mengenai manajemen risiko ? f. Jelaskan proses manajemen risiko ? 3. Tujuan dan Manfaat Penulisan a. Agar pembaca dapat mengetahui sejarah dari manajemen risiko. b. Agar pembaca dapat memahami konsep dasar dari manajemen risiko. c. Agar pembaca dapat mengaplikasikan konsep manajemen risiko untuk kebutuhan dirinya maupun organisasinya. d. Agar pembaca lebih mudah dan terarah ketika mengelola suatu perusahaan. 2



BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Manajemen Risiko Buku-buku tentang sejarah ekonomi menyebutkan bahwa terdapat kaitan antara risiko dan bertahan hidup. Pada era terdahulu, rata-rata umur hidup seorang manusia sangat pendek, berkisar 30 sampai dengan 40 tahun. Hal tersebut dikarenakan mereka akan menghadapi risiko dan bahaya dari terkaman binatang buas ataupun risiko lainnya. Dengan demikian, dahulu sebenarnya sudah disadari bahwa risiko fisik berkaitan dengan penghargaan berupa materi. Jika seseorang yang memilih tinggal di sebuah gua berani mengambil risiko, ia akan mendapatkan yang apa dia mau, baik itu makanan maupun bertahap hidup. Mereka yang menghindari risiko akan kelaparan dan meninggalkan dunia.1 Ketika bentuk pemerintahan pada umumnya adalah kerajaan, kita sering membaca bahwa pelayaran digunakan sebagai salah satu jenis transportasi. Pelayaran ini melahirkan forum pengambilan risiko The Viking, yaitu membuat kapal besar untuk berlayar dari Skandinavia menuju Inggris dan beberapa Negara lain dalam upaya mencari tanah baru untuk dirampas. Ini adalah awal mula lahirnya konsep risk return trade off. Perjalanan yang begitu jauh dan berisiko ditempuh, di antaranya risiko kapal tenggelam atau bertemu bajak laut, namun apabila berhasil mereka akan mendapatkan tanah luas hasil rampasan. Pada tahun 350 SM menjadi bukti lahirnya pemanfaatan risiko yang bisa mendatangkan keuntungan. Bukti sejarah tertua terkait pengelolaan risiko dapat 1



Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan dan



Penelitian, (Jakarta: Salemba Empat, 2017), hal. 3. 3



ditemukan pada Piagam Hammurabi (codex Hammurabi), yang dibuat tahun 2100 SM. Piagam tersebut mencantumkan peraturan dimana pemilik kapal dapat meminjam uang untuk membeli kargo namun bila dalam perjalanan kapalnya tenggelam atau hilang, ia tidak perlu mengembalikan uang pinjaman tersebut. Tibanya di era first age dimana perusahaan mulai mempertimbangkan risiko nonentrepreneurial dalam menjalankan bisnisnya. Setelah itu, datanglah tahap second age dimana dengan tetap memakai asuransi, menajemen risiko mulai memperkenalkan tindakan preventif sebelum risiko terjadi. Dokumen awal yang tercatat mendokumentasikannya adalah British Standard Institution (BS 5750) tentang standar kualitas tahun 1979. Manajemen risiko saat itu masih hanya mempertimbangkan risiko nonentrepreneurial. Pada tahap ketiga, tidak hanya risiko nonentrepreneurial, manajemen risiko mulai memperhitungkan risiko entrepreneurial. Di masa ini, mulai lahir dokumen Standard Australia of the World Risk Management Standard AS/NZS 4360:1995 dan Canadian Standard. Manajemen risiko mulai memberikan perhatian pada laporan keuangan pada tahun 1990. Kemudian, di tahun 1999 Institute os Chartered Accountant memublikasikan Turnbul Report untuk pengawasan dan audit ketat untuk setiap bisnis yang mengelola risiko.2



B. Pengertian Manajemen



2



Ibid., hal. 4. 4



Menurut Mary Parker Follet (1997), Management is the art of getting thing done through people,3 manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain. Menurut Ismail Solihin manajemen adalah suatu “proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.4 Sedangkan menurut siswanto manajemen adalah seni dan lmu perenanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.5 Dari beberapa pengertian manajemen diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya organisasi agar mendapatkan hasil yang lebih baik.



C. Pengertian Risiko Ada banyak pendapat yang berbeda tentang pengertian risiko namun mengacu pada makna yang sama. Berikut pengertian risiko menurut beberapa ahli: Adapun pengertian dari risiko, menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016) risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu. Menurut Bessis (2002) risk are uncertainties resulting in adverse variations of probability or in losses. Menurut Gallati (2003) risiko adalah a condition in which there exist 3



Ernie Tisnawati Sule, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 5.



4



Ismail Solihin, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 2009), hal. 4.



5



Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hal. 2. 5



an exposure to adversity. Menurut Hubbard (2009) mendefiniskan risiko sebagai the probability and magnitude of a loss, disaster, or other undesirable event. Artinya, risiko adalah probabilitas kerugian,bencana, atau peristiwa yang tidak diharapkan. Dalam bahasa yang singkat sering dikatakan sebagai something bad could happen atau sesuatu buruk yang mungkin terjadi. Defini risiko menurut Vaughan (1978) risiko adalah kans kerugian, kemungkinan kerugian, ketidakpastian, penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan, dan probabilitas suatu hasil berbeda dari yang diharapkan. Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu (change of a bad outcome). Maksudnya, suatu kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkkan kerugian apabial tidak diantisipasi serta tidak dikeloka semestinya.6 Resiko dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa jenis yaitu: a. Resiko spekulatif, yaitu resiko yang mengandung dua kemungkinan yakni kemungkinan yang menguntungkan atau kemungkinan yang merugikan. 7 Sebagai contoh usaha atau bisnis dalam bentuk perjudian, pembelian saham, pembelian valuta asing, saving dalam bentuk emas, dan akibat perubahan tingkat suku bunga bank.



6



Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan dan



Penelitian, (Jakarta: Salemba Empat, 2017), hal. 5. 7



Kasidi, Manajemen Risiko, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 5. 6



b. Resiko murni, yaitu resiko yang hanya memiliki satu kemungkinan yakni hanya kemungkinan kerugian. Contohnya adalah kerugian akibat bencana alam seperti gempa bumi, banjir, gunung meletus dan lain sebagainya.8 c. Risiko pasar, yaitu risiko yang terjadi akibat persaingan usaha, perubahan pola persaingan, daya hidup pelanggan, dan munculnya pesaing baru yang besar dipasar produk anda. Dampaknya mengurangi jumlah persentase pasar dan omzet penjualan.9 d. Risiko sistematik, yaitu risiko yang dialami akibat kerugian secara sistematik dan mengakibatkan kerugian-kerugian terhadap bagian-bagian lain. e. Risiko dinamis adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti risiko keuangan, risiko penerbangan luar angkasa. Kebalikannya disebut risiko statis, seperti risiko hari tua, risiko kematian dan sebagainya.10 Dari sejarah management risiko sebagaimana diuraikan, kita dapat mengetahui konsep risk and return telah lama ada. Pandangan paling awal menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara risiko dan tingkat imbal hasil. Semakin tinggi risiko, maka akan semakin tinggi profit yang didapatkan. Jika suatu badan usaha ingin meningkatkan profir, mereka harus pula menaikkan



8



Ibid,. hal. 4.



9



Hendro, M.M, Dasa-Dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk



Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 2100), hal. 261. 10



Soesino Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, cet.



Ke-1, (Jakarta: Salemba Empat, 1999), hal. 3. 7



risikonya.11 Namun, pandangan tersebut perlahan mulai bergeser. Menurut Hanafi (2009), pandangan baru mengatakan bahwa hubungan risiko dengan imbal hasil tidak bersifat linear, tetapi nonlinear.



Pada wilayah satu, Gambar 1-1 b, risiko yang diambil perusahaan terlalu kecil sehingga imbal hasil terlalu kecil. Jika seorang direktur utama (CEO) hanya tinggal kediaman saja, maka dia bisa menghindari banyak risiko, seperti kecelakaan, dan lain-lain. tetapu dia juga tidak mendapatkan apa-apa. Namun, jika perusahaan meningkatkan dan mengelola risiko secara optimal, imbal hasil yang didapat akan lebih besar dan optimal pula.12



11



Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko: Prinsip, Penerapan dan



Penelitian, (Jakarta: Salemba Empat, 2017), hal. 7. 12



Ibid., hal. 7. 8



D. Pengertian Manajemen Risiko Kita telah menguraikan pengertian dari masing-masing kata dari manajemen maupun risiko. Nah jadi apa yang dimaksud dengan manajemen risiko itu ? Untuk memahami pengertian manajemen risiko mari kita simak beberapa pendapat para ahli tentang manajemen dan risiko itu sendiri : Ada beberapa pengertian dari manajemen risiko menurut para ahli salah satunya yaitu menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016), manajemen risiko adalah adalah



serangkaian



metodologi



dan



prosedur



yang



digunakan



untuk



mengidentifikasikan, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha. Manajemen risiko menurut Hubbard (2009) adalah the identification, assessment and prioritization of risks followed by coordinated and economical applications of resources to minimize, monitor and control the probability and/or impact of unfortunate events. Artinya, manajemen risiko adalah proses identifikasi, penilaian, dan prioritas risiko yang diikuti oleh koordinasi dan aplikasi sumber daya ekonomi untuk meminimalkan, memantau, dan mengawasi kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan.13 Dapat disimpulkan bahwasanya manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, dan risiko-risiko lainnya dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan.14 13



Ibid., hal. 11.



14



Ibid., hal. 12. 9



Fokus dari manajemen resiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi



resiko.  Sasarannya



untuk



menambah



nilai



maksimum



berkesinambungan (sustainable) organisasi.   Manajemen resiko meningkatkan kemungkinan sukses, mengurangi kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam memimpin keseluruhan sasaran organisasi. Manajemen resiko bersifat berkelanjutan dan mengembangkan proses yang bekerja



dalam



keseluruhan



strategi



organisasi



dan



strategi



dalam



mengimplementasikan. Manajemen resiko ditujukan untuk menanggulangi suatu permasalahan sesuai dengan metode yang digunakan dalam melaksanakan aktifitas dalam suatu organisasi di masa lalu, masa kini dan masa depan. Manajemen resiko harus diintegrasikan dalam budaya organisasi dengan kebijaksanaan yang efektif dan diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen senior. Manajemen resiko harus diterjemahkan sebagai suatu strategi dalam teknis dan sasaran operasional, pemberian tugas dan tanggung jawab serta kemampuan merespon secara menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap manajer dan pekerja



memandang



kerja.Manajemen



manajemen



resiko



resiko



mendukung



sebagai



akuntabilitas



bagian



dari



(keterbukaan),



deskripsi kinerja



pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi operasional dari semua tingkatan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.  Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan



10



politik.  Di sisi lain, pelaksanaan manajemen resiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya entitas manajemen resiko (manusia, staff, organisasi).



E. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Dalam kehidupan berbisnis, pengusaha yang sukses tidak hanya seorang yang mampu melindungi usahanya dari risiko-risiko yang dihadapi, tetapi juga dapat mengetahui risiko mana yang perlu dieksploitasi dan memhami bagaimana mengeksploitasikannya. Aswath Damodaran (2007), Supranto, dan Hakim (2013) yaitu seorang ahli manajemen risiko memberikan 10 prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dalam mengelola manajemen risiko perusahaan. Prinsip pertama, risiko ada dimana-mana. Individual maupun bisnis hanya mempunyai tiga pilihan ketika berurusan dengan risiko, yaitu penolakan, ketakutan, dan menerima keberadaan risiko. Risiko yang paling besar akan datang dari hal yang paling tidak kita sangka dan dalam bentuk yang tidak kita antisipasi. Intisari manajemen risiko yang baik adalah mampu mengepalkan tinju ketika berhadapan dengan sesuatu yang tak terduga. Prinsip kedua, risiko adalah ancaman dan peluang. Risiko merupakan campuran dari hal yang menguntungkan dan merugikan. Manajemen risiko yang baik bukan tentang pencarian atau penghindaran risiko, akan tetap tentang cara mempertahankan keseimbangan antara keduanya. Prinsip ketiga, we are ambivalent about risk and not always rational about the way we asses or deal with risk. Risiko adalah kombinasi dari bahaya



11



dan peluang yang menguntungkan. Merupakan hal yang wajar manusia memiliki perasaan yang bercampur baur tentang keberadaan risiko. Prinsip keempat, tidak semua risiko diciptakan sama. Risiko datang dari sumber-sumber yang berbeda, mengambil bentuk yang berbeda, dan mempunyai konsekuensi yang berbeda. Mengelola risiko dengan cara yang hemat, kita harus mengambil perspektif yang benar terhadap risiko dan tetap konsisten melalui prose's menuju perspektif Prinsip kelima, risiko bisa diukur. Untuk mengambil alat yang tepat untuk mengukur risiko, kita harus paham apa kesamaan berbagai alat tersebut, apa yang berbeda dan bagaimana cara menggunakan hasil atau output dari setiap alat. Prinsip keenam, good risk management/assessment should lead to better decision. Alat untuk mengakses risiko dan output dari penilaian risiko harus dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan daripada proses lainnya. Prinsip ketujuh, kunci manajemen yang baik adalah berhubungan dengan risiko yang harus dihindari, risiko yang harus diambil, dan risiko yang harus dieksploitasi. Pertimbangan dalam mengambil risiko adalah aspek keuntungan potensial yang akan didapat dan biaya yang harus dikeluarkan. Menurut Supranto dan Hakim (2013), perusahaan Boeing memiliki lebih banyak informasi tentang eksposur nilai tukar pada kontrak individunya dengan perusahaan asing daripada risiko mana yang harus dihindari, mana yang tidak harus dihindari, dan mana yang harus diambil manfaatnya merupakan kunci sukses manajemen risiko.



12



Prinsip kedelapan, the pay of batter risk management is higher value. Untuk mengelola risiko secara benar, kita harus memahami pengungkit yang menentukan nilai suatu bisnis. Prinsip kesembilan, risk management is part of every one’s job. Mengelola risiko secara baik ialah inti utama praktik bisnis yang bagus dan merupakan tanggung jawab semua orang. Prinsip kesepuluh, successful risk, taking organization do not get there by accident. Untuk berhasil pada manajemen risiko, kita harus menanamkannya dalam organisasi melalui struktur dan budayanya.



F. Proses Manajemen Risiko MenurutSadrove (2005), ada 4 tahapan dalam manajemen risiko yaitu sadar akan risiko (risk awareness), menilai (assets), menangani (treat), dan monitor. Awal dari proses manajemen risiko adalah pimpinan harus memiliki kesadaran akan risiko dan memhami sepenuhnya bahwa risiko ini harus dikelola dengan baik. Setelah manajemen menyadari, seorang pimpinan harus pula menilai risiko yang harus dikelola tersebut. Penilaian risiko disesuaikan dengan sifat dan karateristik risiko. Sebagai contoh, risiko kebakaran gedung dapat menggunakan audit fisik dalam penilaiannya. Begitu juga dengan risiko bisnis, yang mana memmerlukan riset dan analisis lebih detail. Risiko-risko yang terjadi di masa lalu perlu dicatat dan diarsip secara baik agar manajemen dapat mengetahui penyebab



13



terjadinya risiko yang dimaksud, apakah disebabkan praktik kerja yang buruk, kelalaian manajemen, atau sebab lainnya. Banyak teknik digunakan dalam menilai, namun yang paling umum adalah audit dan pengukuran. Pengukuran termasuk dalam tahaoan penilaian dan memungkinkan direktur utama melakukan analisis dan membuat keputusan setelah mendapatkan fakta yang ada. Setelah penilaian final dilakukan, dilanjutkan dengan menentukan prioritas langkah sehingga dapat melakukan identifikasi hazard mana yang bisa memberikan risiko yang besar. Langkah selanjutnya adalah bagaimana memperlakukan risiko yang akan dihadapi. Apakah akan dihindari, diminilisasi, ditransfer, disebar, atau diterima. Risiko dapat dihindari apabila dampak terjadinya risiko itu terlalu besar. Risiko dapat diminimalisasi apabila terjadinya risiko yang bisa dikurangi dengan meningkatkan kontrol ataupun cara lainnya. Risiko dapat pula ditransfer untuk tujuan diversifikasi risiko. Praktik yang sering dilakukan adalah dengan melakukan pengalihdayaan, hedging, dan asuransi. Langkah terakhir adalah melakukan monitor disertai dengan melakukan audit perbaikan guna memastikan bahwa prosedur opersional diikuti dengan baik. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016), proses manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat lima pilihan mengelola risiko, yaitu menghindari risiko, menerima risiko, meminimalisasi risiko, mentransfer risiko, dan menyebar risiko.



14



Seluruh perusahaan



di Indonesia idealnya harus melakukan prose's



identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko terhadap seluruh faktor risiko, baik kuantitatif maupun kualitatif yang berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi keuangan perusahaan. Keseluruhan tahapan pelaksanaan proses manajemen risiko wajib didukung oleh sistem informasi manajemen risiko yang tepat waktu dan laporan yang akurat dan informatif menganai kondisi keuangan prusahaan, kinerja aktivitas fungsional, dan eksposur risiko perusahaan. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2010



mengenai



perubahan atas PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2013 tentang Penerapan Manajemen Risiko, terdapat 8 jenis risiko yang wajib dikelola atau dipertimbangkan oleh Bank Umum, yaitu : 1. Risiko Pasar, yang dimana risiko kerugian pada On Balance Sheet maupun Off Balance Sheet akibat perubahan factor pasar yang meliputi risiko suku bangsa, risiko nilai tukar, risiko ekuitas dan komoditas, sedangkan risiko suku bangsa dan ekuitas hanya untuk tranding book, dan risiko nilai tukar serta akomoditas hanya untuk tranding book dan banking book. 2. Risiko Kredit, yang dimana sebagai risiko kerugian karena kelalaian dari peminjam atau kejadian adanya penurunan kualitas kredit dari peminjam. Ada dua pendekatan dalam mengukur risiko kredit yaitu Standardizes Approach dan Internal Rating Based (IRB).



15



3. Risiko Likuiditas, yang mana risiko ini disebabkan bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. Terdiri dari risiko likuiditas pasar dan pendanaan. 4. Risiko Hukum, disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis dimana adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak terpenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikat agunan yang tidak sempurna. 5. Risiko Reputasi, dimana oleh adanya publikasi negates yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negative terhadap bank. 6. Risiko Strategik, disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan internal. 7. Risiko Kepatuhan, yang mana bank tidak mematuhi atau tidak malaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Pada praktiknya, risiko kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait pada peraturan perundangundangan dan ketentuan lain yang berlaku. 8. Risiko Operasional, disebabkan dari kegagalan operasioanal yang mencakup berbagai peristiwa dan tindakan serta kelambatan,misalnya kegagalan untuk mengambil tindakan yang tepat pada waktu yang tepat. Kegagalan operasional menyebabkan kerugian yang disebut kerugian operasional.



16



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Manajemen adalah proses pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya organisasi agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Risiko adalah suatu kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkkan kerugian apabial tidak diantisipasi serta tidak dikeloka semestinya. Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, dan risiko-risiko lainnya dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan. Manajemen risiko mulai memberikan perhatian pada laporan keuangan pada tahun 1990. Kemudian, di tahun 1999 Institute os Chartered Accountant memublikasikan Turnbul Report untuk pengawasan dan audit ketat untuk setiap bisnis yang mengelola risiko. Adapun prinsip-prinsip dari manajemen risiko ada 10, yaitu risiko ada dimana-mana, risiko adalah ancaman dan peluang, kombinasi dari bahaya dan peluang yang menguntungkan, tidak semua risiko diciptakan sama, risiko bisa diukur, good risk management/assessment should lead to better decision, kunci manajemen yang baik, the pay of batter risk management is higher value, risk management is part of every one’s job, dan successful risk, taking organization do not get there by accident. 17



Proses manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat lima pilihan mengelola risiko, yaitu menghindari risiko, menerima risiko, meminimalisasi risiko, mentransfer risiko, dan menyebar risiko.



18



DAFTAR PUSTAKA Djojosoedarso, Soesino. 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, cet. Ke-1, Jakarta: Salemba Empat. Hendro, 2010. Dasar-Dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis, Jakarta: Erlangga. Kasidi. 2010. Manajemen Risiko, Bogor: Ghalia Indonesia. Maralis, Reni dan Aris Triyono. 2009. Manajemen Risiko. Yogyakarta: Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi Utama). Mulyawan, Setia. 2015. Manajemen Risiko. Bandung: CV Pustaka Setia. Rustam, Bambang Rianto. 2017. Manajemen Risiko. Jakarta: Salemba Empat.Solihin, Ismail. 2009. Pengantar Manajemen, Jakarta: Erlangga. Siswanto. 2007. Pengantar Manajemen, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sule, Erni Tisnawati. 2010. Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana.



19