Konsep Pemahaman Keselamatan Dan Baptisan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP PEMAHAMAN KESELAMATAN DAN BAPTISAN. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Bapa di surda atas kasih dan karunianya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mandiri ini pada waktunya. Adapun judul makalah ini yakni “ Konsep Pemahaman Keselamatan dan Baptisan” merupakan tugas makalah yang dibuat penulis sebagai pememenuhan tugas diakhir semester pertama di tahun ini. Sepanjang penullisan banyak kesulitan dan hambatan yang dihadapi penulis tetapi karena kegigihan, semangat dan dorongan dari berbagai pihak sehingga pen Luis mama menyelesaikan tugas mandiri denna baik . Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banya terima kasih kepada:  







Orang tua saya , mama dan Bapak saya yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan serta perhatian dalam hidup saya. Bapak James,S.Th,M.Th , dosen saya dalam mata kuliah ini yang selalu menginspirasi dan memotivasi saya dalam perkuliahan dan dalam menyelesaikan mata kuliah ….. Teman teman kuliah yang juga senantiasa memberi dorongan untuk menyelesaikan tugas tugas perkuliahan.



Penulis mengakui kalau tulisan ini massiv jauh dari sempurna. Untuk itu penulis dengan senang hati dan terbuka menerima kritik dan sumbang saran guna menyempurnakan tugas ini guna memorei manfaat bagi penulis dan pembaca lainnya.



Medan, 17 Desember 2019 PENULIS. GERALD SAMUEL NAPITUPULU



1



DAFTAR ISI Halaman Judul



… KONSEP PEMAAHAMAN KESELAMATAN DAN BAPTISAN



i



Kata Pengantar



( ii )



Daftar Isi



( iii )



BAB I



( iv )



Pendahuluan 1. Latar Belakang. 2. Rumusan Masalan



1 1



BAB II Pembahasan 1. 2. 3. 4. 5. 6.



(v)



Pengertian baptisan Cara Baptisan. Arti dan makna baptisan Kristen Hakekat Baptisan Macam macam Baptisan. Hubungan baptisan dan keselamatan



1 2 3 4 5-6 7



BAB III.



( vi)



Daftar Pustaka



8



2



BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Agama kristen dari awal sejarah kekristenan disebut Kristen Protestan. Dalam Agama Kristen Hanya mengakui dua Sakramen yaitu Sakramen Baptisan Kudus dan Sakramen Perjamuan Kudus. Kedua Sakramen ini adalah merupakan ketetapan yang dibuat oleh Tuhan Yesus untuk dilaksanakan oleh murid muridnya pada waktu itu dan diseluruh bangsa dalam berbagai suku , bahasa , ras budaya dan zaman. Baptisan adalah merupakan salah satu ajaran Mereja yang sangat principal. Dalam confessi ( yakni rumusan ajaran kepercayaan ata doktrin ) gereja gereja protestan Calvinis dan Lutheran (GBKP,HKBP, GPIB , GKPS ,dsb) ditegaskan adanya 3 ciri khas gereja yang benar yakni: 1. Apabila melaksanakan pemberitaan Firman Tuhan yang murni dan benar 2. Apabila melaksanakan pelayanan sakramen Baptisan kudus dan Perjamuan Kudus 3. Apabila masón menjalankan hukum siasat gereja (penggembalaan/Pastoraldan Konseling) yang didasarkan atas Kasir Kristus untuk melindungi kemurnian kehidupan warga gereja serta menjaga pembertaan firman yag benar. Karena baptisan merupakan ajaran /dogma Gereja yang sancta prinsipil , maka wajib diketahui , dipahami , dimengerti dan dihormati setiap orang yang percaya. Dogma dirumuskan sedemikian berdasarkan kepercayaan , keyakinan dan iman terhadap pernyataan Allah sebagaimana tertulis dalam Alkitab. Warga cemaat haris sedemikia yakin dan percaya akan sakralitas baptisan yang diterima.baptisan berkekuatan rohani untuk empat hal antara lain 1) Keampunan dosa, 2) Kelahiran kembali ,3) kelepasan dari kematian dan cengkraman ikatan iblis, 4) keselamatan kekal. Hal ini menarik perhatian penulis untuk mencari tahu hubungan antara Sakramen Baptisan Kudus dan Keselamatan . B. Rumusan Permasalacan 1. Apa itu Baptisan kudus? 2. Apa hakekat dari baptisan kudus ? 3. Apa peran baptisan terhadap keselamatan



C. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Etimologi dan Pengertian baptisan Cara Baptism Arti dan mana babtisan Kristen Hakekat baptisan Macam macam baptisan Hubungan baptisan dan keselamatan



1



BAB II PEMBAHASAN A. ETIMOLOGI BAPTISAN Kata Baptisan berasal dari kata Yunani, yaitu bapto , tau baptizo, yang memiliki arti membersihkan attua membenamkan attua memcelupkan yang artinya : 1. To dip, mandi, masut kedalam air, mencedok air 2. immerce , membenamkan , mencelupkan 3. To cleanse or purify by washing , membersihkan tau memurnikan melalui pembasuhan



Dari manna kata baptisan itu jelaslah bahwa pembersihan adalah makna yang penning dari Sakramen baptisan .alkitab menggunakan istilah “baptis” baik secara literal maupun figuratif. Sebagaimana dinyatakan dalam mana kiasan (metafora) di dalam Kis 1: 5, dimana dinyatakan kelimpahan dari anugrah yaitu Roh kudus. Dan juga di dalam Luk 12:50, dimana magna baptisan disini menyatakan penderitaan Kristus dalam kematianNya. Sebaliknya di dalam Perjanjian Baru , pada pihak lain akar kata dari asal mula kata baptisan ( etimologi baptisan) diambil dari kasta baptizo, tida menuntut selam, misalnya pembabtisan roh juga digambarkan “ pencurahan” (Kis 2:33 dan Yes 36:25,26) dalam istila gerejawi, bagaimanapun juga, metida instilar bastis, baptisan digunakan dalam kata tanpa bersyarat, adalah bermaksud menunjuk kepada sakramen pembersihan yang mana olehnya Jiwa disucikan dari dosa dan pada saat yang sama air tersebut dicurahkan (dituangkan ) ke tubuh. Banyak istilah lain dari baptisan telas digunakan sebagai deskripsi sinonim nutuk baptisan bak di dalam Alkitab dan umut kristen mula mula seperti permandian kelahiran kembali , pencerahan , tanda materai dari Allah untuk hidup yang kekal , sakramen Trinitas dan sebagainya. Di dalam Bahasa Inggris , istirahat kristen adalah biaas digunakan uituk baptis . Maksudnya kata Kristen menunjuk tanya kepada akibat dari baptisan , yaitu menjadikan orang menjadi umat Kristen. B. DEFENISI BAPTISAN Katehismus greja Roma (Ad parochos, De bapt,2,2,5) mendefenisikan baptisan sebagai berikut:” Baptisan adalah sakramen kelahiran kembali oleh air di dalam firman.” (Per aquam in Verbo). St Thomas Aqunas memberikan istilah ini: “ Baptisan adalah penyucian luar dari pada tubuh , yang diselenggarakan dengan ketentuan firman” secara umum para teolog kemudian membedakan defenisi sakramen ini secara formal yaitu antara fisik dan meta fisik. Ole para teolog sebelumnya , mereka mengerti formula sakramen ini mengungkapkan tindakan penyucian dan upacara doa Tritunggal. Kemudian oleh para teolog defenisi baptisan adalah:” sakramen kelahiran kembali” atau pernyataan Kristus yang mana kita lahir kembali kepada kehidupan rohani. Istilah “REGENERASI” tau kelahiran kembali membedakan baptisan dari setiap sakramen lainnya,karena meskipun penebusan dosa memperbaharui manusia secara Rohani (spritual), agaknya ini lebih dimaksudkan kepada suatu kesadaran membawa kembali dari kematian daripada suatu kelahiran secara jasmaniah (rebirth).



Baptisan menjadikan kita sebagai orang Kristen:dan itu diartikan bahwa kita sudah dilahirkan dari air dan Roh Kudus kepada hides orang oleh anugrah. Sedangkan baptisan disisi lain ditentukan untuk memberikan anugrah kepada manusia hidup rohani yang mula mula.,untuk menguaba mereja dari status deterá (musuh) Allah, menjadi status pengangkatan sebagai anak anak Allah. Pengertian baptisan menurut kathehismus Roma, adalah kombinasi dari pengertian phisik dan methaphisik. Sakramen kelahiran kembali (regenerasi) adalah esensi metaphisik dari sakramen, sedangkan essensi phisik nya diungkapkan olles babian kedja dari defenisi baptisan yaitu pencucian dengan air (unsurnya) disertai degna doa Trinitatis kudus (formulanya). Dengan demikian baptisan adalah :” peristiwa sakral(suci)yang mana kita dilahirkan kembali dari air dan Roh yaitu kita menerima suatu kehidupan yang baru dan rohani dan menerima martabat pengangkatan sebagai anak anak Allah dan ahli waris kerajaan sorga." Tuhan Yesus telah menetapkan pemandiaan Lahiriah (baptisan kudus) ini disertai Janji yaitu: sebagaimana tubuh kita pasti dibasuh secara lahiriah oleh air , yang bias dipakai untuk menghilangkankotoran tubuh, seperti itu pula kita telah dqbasuh dennen draag dan rohNya dari kecemaran jiwa kita, yaitu mendapat pengampunan semua dosa dari Allah berdasarkan Rahmat. Karena dará Kristus yang telah ditumpahkan Nya bagi kita di kayu salib dan pembaharuanoleh Roh Kudus serta pengudusanNya menjadi anggota tubuh Kristus ( Kis 2:38, Mat 28: 19 ,1 Pet 3:21, rm 6:3-4.



C.HAKEKAT BAPTISAN Dalam bahasa Yunani, kata "Bapto" artinya "mencelupkan di dalam atau dibawah" atau bisa juga berarti mencelupkan bahan-bahan untuk memberi warna baru. Sedangkan "Baptizo" bisa berarti "membenamkan", "menenggelamkan" atau "membinasakan". Tetapi, baptizo juga bisa berarti "masuk dibawah" atau "dipengaruhi", dan dalam suasana Helenisme juga diartikan sebagai "mandi" atau "mencuci". Dalam Perjanjian Lama, ada istilah "Baptein" dalam LXX yang dalam bahasa Indonesianya adalah "mencelupkan kakinya ke dalam air" (Yos.3:15), "mencelupkan jari ke dalam darah itu" (Im.4:6,17), "dimasukkan ke dalam air" (Im.11:32), dan Naaman "membenamkan diri" ke sungai Yordan (2Raj.5:14). Dalam Perjanjian Lama, adat basuhan menunjukkan ritual "penyucian" atau "pengudusan", dan basuhan itu bukan lambang melainkan alat pengudusan itu sendiri. Jadi air itu dianggap memunyai kekuatan magis untuk "penyucian" sehingga seperti dalam kasus Naaman harus dilakukan sampai tujuh kali. 1. Perintah Tuhan Babtisan ditetapkan oleh Kristus setelah Ia menyelesaikan karya pendamaian dan pendamaian ini telah diterima oleh Bapa dalam kebangkitan. Kristus memulai babtisan Kristen dan dengan demikian menjadikannya mengikat bagi seluruh generasi berikutnya. Perintah ini jelas di dalam Amanat Agung (Mat. 28:18-20) dan dalam bentuk tambahannya dalam Mrk. 16:15, 16" Berawal dari ordinasi ini, maka ada peraturan khusus yang ditetapkan; tindakan pertama adalah menjadikan murid, kemudia para murid itu membabtiskan. Perintah ini jelas bukan hanya untuk para rasul yang mendengarnya, namun untuk para pengikutNya di sepanjang zaman, karena Ia berjanji akan menyertai mereka



senantiasa sampai kesudahan zaman. 2. Yesus sebagai Teladan (Mat. 3:16) Walaupun arti babtisan Yesus berbeda sama sekali dari arti babtisan orang Kristen, namun hal itu mengandung arti bahwa kita mengikuti teladan Tuhan apabila kita dibabtis. Harus di sadari, kita tidak akan pernah mampu meniru Pribadi yang tidak berdosa; namun kita harus mengikuti langkah-langkahNya dan babtisan merupakan salah satu langkahNya (1Pet. 2:21). Matius 3:16 yang menyatakan bahwa Yesus mengalami baptisan air telah disalah artikan oleh beberapa orang dengan mengatakan bahwa Yesus dibaptis sebagai bukti keberdosaan-Nya. Tetapi perlu kita perlu menegaskan bahwa baptisan Yesus ini dimaksudkan sebagai tanda solidaritas Yesus dengan manusia yang berdosa. Perlu diketahui pula bahwa sakramen baptisan sebenarnya bukanlah sakramen penyucian dosa atau tanda bahwa orang itu akan masuk surga, atau tanda bahwa orang yang dibaptis sudah tidak berdosa lagi; baptisan sesungguhnya hanyalah tanda kepada khalayak umum bahwa orang yang dibaptis adalah sudah menjadi orang percaya. Demikian pula Yesus dibaptis sebagai simbol dimulainya pelayanan pengabaran Kerajaan Surga yang dilakukannya selama tiga tahun hingga Yesus mati disalibkan. 4 D.MACAM-MACAM BAPTISAN Baptisan air merupakan salah satu upacara kekristenan yang masih sering diperdebatkan oleh gereja. Sampai saat ini banyak gerakan-gerakan yang mempertahankan membenarkan model pembaptisan mereka. Memahami baptisan secara praktis memerlukan peninjauan secara praktis mengenai pengalamanpengalaman tertentu di dalam Alkitab tentang pernyataan-pernyataan Firman Tuhan mengenai fungsi baptisan. Jika tidak maka pemahaman kita tentang baptisan akan menjadi kacau balau dan semakin membuat orang lain bingung, juga malah semakin membenarkan cara pembaptisan yang kita pakai. Dalam gereja saat ini, paling tidak ada tiga cara bagaimana gereja melaksanakan babtisan air tersebut: Babtisan selam, babtisan percik dan babtisan anak. 1.Baptisan Selam Pada umumnya diakui bahwa gereja mula-mula menyelamkan orang-orang yang datang untuk dibaptis suatu studi leksikal dari baptizo mengindikasikan bahwa itu berarti “selam”. Oepke mengindikasikan baptizo berarti “selam” dan memperlihatkan bagimana kata itu selama ini telah digunakan; “untuk menenggelamkan kapal”, “menenggelamkan (di lumpur)”,”menenggelamkan”, dan “membinasakan”. Arti dasar ini sesuai dengan penekanan di Kitab Suci: Yesus dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan dan “Ia keluar dari air” (Mrk. 1:9-10).” Di sisi lain, kata-kata Yunani untuk siram dan percik tidak digunakan untuk baptisan. 2. Baptisan Percik Pada abad permulaan, percik hanya diperuntukkan bagi yang sakit atau mereka yang terlalu lemah untuk menerima babtisak publik melalui diselam atau disiram. Percik tidak diterima dalam penggunaan secara umum sampai abad ketiga belas. Dua dukunganyang sering dikutip untuk mendukung babtis percik adalah di Perjanjian Lama. Orang Lewi ditahirkan dengan cara air dipercikkan atas mereka (Bil. 8:5-7; 19:8-13). Ibrani 9:10 menunjuk pada ritus pentahiran ini sebagai



“babtisan” (NASB: diterjemahkan “washing”). Pada abad ketiga, Cyprian mendeklarasikan bahwa bukan kuantitas airnya, juga bukan cara babtisan yang menahirkan seseorang dari dosa; melainkan apabila iman dari si penerima babtisan adalah tulus, maka percik merupakan cara yang sama efektifnya dengan yang lain. 5 3. Baptisan Anak Baptisan anak yang dilaksankan oleh Roma Khatolik, Anglikan, Presbiterian, Methodis, dan Lutheran didasarkan pada beberapa hal. Hal itu berkaitan dengan teologi kovenan. Sebagaimana bayi-bayi di negara Israel disunat dan melalui itu mereka masuk ke dalam komunitas orang percaya, demikian pula baptisan anak sebagai pengganti dari sunat, membawa anak-anak itu ke dalam komunitas Kristen. Hal itu berkaitan dengan keluarga yang diselamatkan (KPR. 16:15,31,33-34). Sebagian orang mengerti pernyataan,”pada saat keluarganya dibaptis” berarti bayibayi atau anak-anak juga dibaptis. Sebagai argumennya, penganut paham baptisan anak ini mengacu pada hal dalam Alkitab, yaitu perjanjian yang dibuat dengan Abraham adalah sebuah perjanjian spiritual, walaupun perjanjian itu juga mengandung aspek nasional. Bagi perjanjian spiritual ini sunat adalah lambang dan materainya. Perjanjian ini masih berlaku dan secara esensial sama dengan perjanjian yang baru pada masa sekarang. Kesatuan dan kesinambungan dari perjanjian baik dalam PL maupun masa PB keluar dari kenyataan bahwa sang pengantara tetaplah sama (KPR. 4:12; 10:43; Gal. 3:16; 1Tim. 2:5-6). Syaratnya juga masih tetap sama, yaitu iman (Kej. 15:6; Rm. 4:3), berkatnyapun sama yaitu pembenaran (Mzm. 32:1,2,5; :Rm. 4:9; Gal. 3:6). Oleh penunjukkan Tuhan sendiri anak-anak juga mendapatkan keuntungan dari perjanjian itu dan dengan demikian mereka menerima sunat sebagai lambang dan materai. Pada zaman perjanjian yang baru, baptisan oleh otoritas Ilahi menggantikan sunat sebagai lambang dan materai pentahbisan dari perjanjian anugerah. Alkitab dengan tegas menekankan bahwa sunat sudah tidak dapat lagi berfungsi sebagai ritual pentahbisan dan Kristus menggantikan sunat itu dengan baotisan (Mat. 28:19-20; Mrk. 16:15-16) 6 . E.HUBUNGAN BABTISAN DENGAN KESELAMATAN Gereja-gereja Karismatik/Pentakosta (tradisional) kadang-kadang masih kurang tepat dalam memahami defenisi dan makna babtisan air sebagai salah satu sakramen. Dengan penafsiran ayat-ayat yang berbicara tentang babtisan seperti Markus 16:16; Yohanes 3, mereka mengklaim bahwa mengikuti baptisan air adalah salah satu syarat untuk memperoleh keselamatan. Alkitab tidak mengajarkan bahwa baptisan menyelamatkan, sebab jika demikian maka Alkitab tidak konsisten dan kebenaran Allah bukanlah kebenaran yang absolut. Sebab dengan tegas Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa keselamatan adalah anugerah Allah dengan Yesus Kristus sebagai satu-satu-Nya jalan dan pembuka jalan keselamatan. Ayat-ayat Alkitab tidak mungkin bertentangan satu dengan yang lainnya. Sekalipun ada ayat-ayat yang tampaknya memberi indikasi bahwa baptisan berperan dalam keselamatan, tetapi kita tidak boleh menerimanya begitu saja tanpa menyelidikinya terlebih dahulu. Baptisan air tidak menyucikan kita, tetapi merupakan kesaksian tentang iman kita pada Tuhan Yesus Kristus yang sudah bangkit. Iman yang harus kita miliki sebelum



kita masuk dalam babtisan air. Oleh karena itu, bukan air itu sendiri yang menyelamatkan kita, tetapi apa yang dilambangkan dengan melalui baptisan itu: kebangkitan Yesus Kristus, kebangkitan yang memperlihatkan bahwa Allah telah menerima pengurbanan Yesus demi kita dan sebagai pengganti kita. Perjanjian Baru dengan jelas memperlihatkan bahwa bukan babtisan air, melainkan darah Yesus yang membawa penyucian dan pengampunan: Oleh darah-Nya kita dibenarkan (Rm. 5:9), hati nurani kita disucikan (Ibr. 4:14), dan kita ditebus (1Pet. 1:19). Ketika Petrus berbicara tentang babtisan “untuk pengampunan dosamu” (KPR. 2:38), ia menggunakan susunan kalimat bahasa Yunani yang sama dengan yang dipakai Yohanes Pembaptis ketika ia berkata, “Aku membabtis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan” (Mat. 3:11). “Sebagai tanda pertobatan” berarti “disebabkan oleh pertobatan” atau “sebagai kesaksian tentang pertobatan.” Demikian juga “untuk pengampunan dosa” berarti “oleh sebab pengampunan dosa” atau “sebagai kesaksian tentang fakta bahwa dosa telah diampuni.” Kecuali seseorang pertama-tama telah percaya dan disucikan oleh darah Kristus, maka baptisan air tidak berarti apa-apa. 7



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Tinjauan teologis terhadap sakramen baptisan menyatakan bahwa baptisan air tidak turut berperan mengerjakan keselamatan manusia. Hanya kurban Kristus di kayu salib sebagai satu-satunya karya yang mengerjakan keselamatan. Tetapi kendati demikian, hal ini bukanlah menjadi dalih bagi orang Kristen untuk meniadakan baptisan air. Sebab baptisan adalah ajaran yang Alkitabiah dan sama sekali tidak menentang Firman Tuhan. Penulis berpendirian bahwa baptisan adalah langkah ketaatan yang penting bagi seorang Kristen, namun dengan tegas penulis menolak baptisan sebagai sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan. Penulis percaya dengan teguh bahwa setiap dan semua orang Kristen harus menerima baptisan air secara selam. Baptisan melukiskan identifikasi orang Kristen dengan kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus. Roma 6:3-4 menyatakan, “ Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:3-4). Dimasukkan secara keseluruhan ke dalam air menggambarkan dikuburkan bersama dengan Kristus. Keluar dari dalam air menggambarkan kebangkitan Kristus. Pendeknya, setiap orang yang benar-benar telah percaya pasti memiliki dorongan dalam dirinya untuk menerima baptisan. Mustahil seorang percaya menolak Firman Allah untuk melakukan baptisan. B. SARAN Demikianlah pembahasan tentang Pemahaman Keselamatan dan Baptisan dalam makalah ini yang damat penulis paparkan . Besar harapan penulis makalah ini bisa



bermanfaat untuk kalangan banyak . Karena keterbatasan pengetahuan dan Referensi , penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sansat diharapkan agar makalah ini disusun menjadi lebih baik lagi di waktu mendatang



DAFTAR PUSTAKA    



Baptisan dan keselamatan menurut Alkitabiah richsonblogs.blogspot.com/20 Baptisan dan Keselamatan- wikipedia Bahasa indonesia,ensiklopediabebasid.wikipedia.org/wiki/baptisan Sakramen baptisan/stefanus safari-academia.edu Baptisan Roh Kudus bcc.org.sg/resourse/article/id



8