Konsep PHC KLP 7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN PRIMER “KONSEP PRIMARY HEALTH CARE”



OLEH: KELOMPOK 7



1.



LUH PT SHINTYA BAGASWARI K



P07120016055



2.



A.A. ISTRI MIRAH AMBARAWATI



P07120016059



3.



KADEK RISNA SURASTINI



P07120016063



POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2018/2019



i



KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan Primer “Konsep Primary Health Care (PHC)” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang Konsep Primary Health Care (PHC) berhubungan dengan tugas yang telah diberikan pada mata kuliah Sistem Pelayanan Kesehatan Primer. Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan nilai, namun dilatarbelakangi pula untuk memperluas wawasan khususnya tentang Konsep Primary Health Care (PHC) yang sangat penting untuk mahasiswa khususnya juga sebagai calon perawat. Untuk itu penulis berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, sehingga sangat diharapkan kritik dan saran yang objektif yang bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan yang diinginkan. Penulis sepenuhnya menyadari tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang terkait, Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan Primer “Konsep Primary Health Care (PHC)” ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Ketut Sudiantara, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku



dosen mata kuliah Sistem Pelayanan



Kesehatan Primer yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan tuntunan dalam pembuatan makalah ini.



Om Santhi, Santhi, Santhi Om



Denpasar, September 2018



Penulis



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii



BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2 D. Manfaat Penulisan ..................................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 4 A. Konsep PCH (Primary Health Care) ......................................................................... 4 B. Implementasi PHC di Indonesia ................................................................................ 11



BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 17 A. Simpulan.................................................................................................................... 17 B. Saran .......................................................................................................................... 17



DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 18



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan merupakan suatu upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa untuk mewujudkan status kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya, meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat yang ditujukan kepada seluruh anggota masyarakat. Sebelum Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Perawatan Kesehatan Utama (PHC), Indonesia telah mengembangkan berbagai bentuk Puskesmas di beberapa daerah. Berdasarkan penelitian pada tahun 1976 diketahui bahwa 200 kegiatan kesehatan berbasis (CBHA) telah diterapkan dan dilaksanakan dalam masyarakat Seiring waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk CBHA dan salah satu dari itu dicatat sebagai Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Aktivitas itu meliputi lima program utama, yaitu keluarga perencanaan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, imunisasi dan diare pencegahan. Selain Posyandu, ada rumah sakit bersalin desa (VMH) yang dikelola oleh bidan desa sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan anak dekat dengan masyarakat jasa CBHA dapat tumbuh secara progresif karena didukung oleh pusat kesehatan. Namun, CBHA mengalami penurunan ketika krisis moneter pada tahun 1997 meledak yang mengakibatkan multi-dimensi krisis. Krisis menciptakan reformasi total dalam banyak aspek, termasuk di sektor kesehatan. Meskipun penting, desentralisasi menguasai aspek yang paling pembangunan, Termasuk sektor kesehatan. Ini telah benar-benar mengubah model perencanaan, yang sebelumnya adalah sentralisasi menjadi tergantung pada masing-masing kabupaten. Ini memiliki implikasi pada prioritas pemerintah daerah aspek kuratif daripada promotif dan tindakan pencegahan. Setelah euforia demokrasi berakhir, semua sektor termasuk kesehatan mulai menghidupkan kembali dan merevisi prioritas



1



mereka untuk skala yang lebih baik. Pada tingkat visi misi pusat dan nilai-nilai Depkes dirumuskan dan dijelaskan ke 4 strategi utama yaitu: 1. Untuk mengaktifkan dan memberdayakan masyarakat hidup sehat 2. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas 3. Untuk meningkatkan sistem informasi surveilans, monitoring dan kesehatan 4. Untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan Semua strategi di atas terkait dengan Primary Health Care, dua yang pertama pada nomor 1 dan 2 erat terkait dengan perawatan kesehatan primer. Hal itu menunjukkan peran pentingnya Primary Health Care dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Oleh sebab itu, maka kami merangkum berbagai hal yang terkait dengan konsep Primary Health Care ini bertujuan untuk membuka wawasan para pembaca yang membutuhkan informasi ini yang sekaligus dalam rangkuman ini membahas tentang bagaimana aplikasi Primary Health Care itu sendiri di Indonesia.



1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah konsep dasar Primary Health Care? 2. Bagaimanakah penerapan Primary Health Care di Indonesia?



1.3 TUJUAN PENULISAN 1.



Untuk mengetahui tentang konsep dasar Primary Health Care.



2.



Untuk mengetahui tentang penerapan Primary Health Care di Indonesia.



1.4 MANFAAT PENULISAN a. Bagi penulis, tulisan ini dapat dijadikan sebagai pedoman awal serta menambah wawasan penulis mengenai konsep tindakan terapi modalitas khususnya untuk tentang gangguan kebutuhan istirahat dan tidur.



2



b. Bagi pembaca, tulisan ini dapat memberikan informasi kepada semua pembaca mengenai konsep tindakan terapi modalitas khususnya untuk tentang gangguan kebutuhan istirahat dan tidur dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk memperdalam materi pengetahuan yang berkaitan tentang konsep tindakan terapi modalitas khususnya untuk tentang gangguan kebutuhan istirahat dan tidur.



3



BAB II PEMBAHASAN



2.1 PRIMARY HEALTH CARE (PHC) A. Definisi Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan pada metode dan tekologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisispasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination). Pelayanan Kesehatan Primer / PHC merupakan strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial bisa diraih, dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan. Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dari social yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalamn masyarakat (Nasrul Effendy, 1998). PHC merupakan upaya kesehatan primer yang didasarkan kepada metode dan teknologi yang praktis, ilmiah dan dapat diterima secara social, terjangkau oleh semua individu dan keluarga, dalam masyarakat melalui partisipasinya yang penuh, serta dalam batas kemampuan, penyelenggaraan yang dapat disediakan masyarakat dan pemerintah di setiap tahap pembangunan, dalam semangat kemandirian (WHO & UNICEF, 1978).



4



B. Perkembangan Konsep Primary Health Care Pelayanan kesehatan primer atau PHC merupakan pelayanan kesehatan essensial yang dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan. PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut serta mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih baik. PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam pembangunan kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampanye masal pada tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular, karena pada waktu itu banyak negara tidak mampu mengatasi dan menaggulangi wabah penyakit TBC, Campak, Diare dan sebagainya. Pada tahun 1960 teknologi Kuratif dan Preventif dalam struktur pelayanan kesehatan telah mengalami kemajuan. Sehingga timbulah pemikiran untuk mengembangkan konsep ”Upaya Dasar Kesehatan ”. Pada tahun 1972/1973, WHO mengadakan studi dan mengungkapkan bahwa banyak negara tidak puas atas sistem kesehatan yang dijalankan dan banyak isu tentang kurangnya pemerataan pelayanan kesehatan di daerahdaerah pedesaan. Akses ke pelayanan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan negara bertanggung jawab untuk memenuhinya. Di beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia, pelayanan kesehatannya tumbuh menjadi industri yang tak terkendali dan menjadi tidak manusiawi. Mengalami hal tersebut oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai “the commercialization of healthcare in unregulated health systems”. Kondisi ini ditandai dengan maraknya komersialisasi pelayanan dan pendidikan, yang dipicu oleh pembiayaan kesehatan yang belum baik. Setelah deklarasi Alma Ata (1978), program kesehatan menjadi gerakan politik universal. Deklarasi ini telah menjadi tonggak sejarah peradaban manusia. Kesehatan diakui sebagai hak asasi manusia tanpa



5



memandang status sosial ekonomi, ras, dan kewarganegaraan, agama,dan gender. Sebagai hak asasi manusia, kesehatan menjadi sektor yang harus diperjuangkan, serta mengingatkan bahwa kesehatan berperan sebagai alat pembangunan sosial, dan bukan sekadar hasil dari kemajuan pembangunan ekonomi semata. Kesadaran ini melahirkan konsep primary health care (PHC) yang intinya: Pertama, menggalang potensi pemerintah- swasta-masyarakat lintas sektor, mengingat kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Kedua, menyeimbangkan layanan kuratif dan preventif serta menolak dominasi elite dokter yang cenderung mengutamakan pelayanan rumah sakit, peralatan canggih, dan mahal. Ketiga, memanfaatkan teknologi secara tepat guna pada setiap tingkat pelayanan. Berbagai negara di belahan dunia, seperti di Uni Eropa, Amerika Latin, serta di beberapa negara Asia, berhasil menata kembali sistem kesehatannya dengan kembali menerapkan primary health care (PHC) sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan. Akhirnya pada tahun 1978 dalam Sidang Kesehatan Sedunia ( World Health Essembly ) dihasilkan kesepakatan ”Health For All by The Year 2000 atau Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000, dengan Sasaran Semesta Utamanya adalah :”Tercapainya Derajat Kesehatan yang Memungkinkan Setiap Orang Hidup Produktif Baik Secara Soial Maupun Ekonomi”. Sebagai tindak lanjut, Konferensi Alma Ata menetapkan ”Primary Health Care” (PHC) sebagai Strategi Global atau Pendekatan untuk mencapai ”Health For All by The Year 2000” (HFA 2000) atau Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000 (KBS 2000).



C. Tujuan Primary Health Care 1. Tujuan Umum Adalah mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.



6



2. Tujuan Khusus a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani. b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani. c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani. d. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumbersumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.



D. Fungsi Primary Health Care PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Pemeliharaan kesehatan. 2. Pencegahan penyakit. 3. Diagnosis dan pengobatan. 4. Pelayanan tindak lanjut. 5. Pemberian sertifikat.



E. Unsur Utama Primary Health Care Tiga unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah sebagai berikut : 1. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan 2. Melibatkan peran serta masyarakat 3. Melibatkan kerjasam lintas sektoral.



F. Lima prinsip dasar Primary Health Care Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip PHC sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC sebagai berikut : 1. Pemerataan Upaya Kesehatan Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan primer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama dalam masyarakat harus diberikan sama bagi semua individu tanpa



7



memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial. 2. Penekanan pada upaya preventif Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta individu agar berprilaku sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit. 3. Menggunakan teknologi tepat guna Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak dan diterima budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage). 4. Melibatkan peran serta masyarakat Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal dari lokal, nasional dan sumber daya yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat adalah proses di mana individu dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuhan atau selama pelaksanaan. Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan atau desa karena masalah heterogenitas yang minim. 5. Melibatkan kerjasama lintas sektoral Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya dalam sektor kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam mempromosikan kesehatan dan kemandirian masyarakat.



Sektor-sektor



ini



mencakup,



sekurang-kurangnya:



pertanian (misalnya keamanan makanan), pendidikan, komunikasi (misalnya menyangkut masalah kesehatan yang berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka); perumahan; pekerjaan umum



8



(misalnya menjamin pasokan yang cukup dari air bersih dan sanitasi dasar) ; pembangunan perdesaan; industri; organisasi masyarakat (termasuk Panchayats atau pemerintah daerah , organisasi-organisasi sukarela , dll).



G. Sasaran Individu, keluarga, masyarakat dan pemberi pelayanan kesehatan : 1. Keluarga : ibu 2. Masyarakat : tokoh dan pemimpin 3. Pemberi pelayanan kesehatan : langsung dan tidak langsung melalui 4. pelatihan organisasi kemasyarakatan.



H. PROGRAM-PROGRAM PHC Program – program PHC antara lain : 1.



Asuransi kesehatan



2.



Pos obat desa (POD)



3.



Tanaman obat keluarga (TOGA)



4.



Pos kesehatan



5.



Kemitraan dengan sector diluar kesehatan



6.



Peningkatan pemberdayaan masyarakat



7.



Upaya promotif dan preventif



8.



Pelayanan kesehatan dasar



9.



Tenaga kesehatan sukarela



10. Kader kesehatan 11. Kegiatan peningkatan pendapatan (perkreditan, perikanan, industri rumah tangga)



I. Elemen Primary Health Care Dalam pelaksanaan primary health care paling sedikit harus memiliki 8 elemen, yaitu antara lain:



9



1. Pendidikan mengenai maslah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya 2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbakan gizi 3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar 4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana 5. Immunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama 6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat 7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa 8. Penyediaan obat-obat esensial



J. Ciri-ciri Primary Health Care Adapun ciri-ciri PHC adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat 2. Pelayanan yang menyeluruh 3. Pelayanan yang terorganisasi 4. Pelayanan



yang



mementingkan



kesehatan



individu



maupun



masyarakat 5. Pelayanan yang berkesinambungan 6. Pelayanan yang progresif 7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga 8. Pelayanan yang berpandangan kepada salah satu aspek saja



K. Tanggung jawab perawat dalam Primary Health Care Tanggung jawab perawat dalam primary health care lebih dititik beratkan kepada hal-hal sebagai berikut: 1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan. 2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu. 3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada masyarakat.



10



4. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada tugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat. 5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.



L. Hal-Hal yang Mendorong Pengembangan Konsep Primary Health Care : 1. Kegagalan penerangan teknologi pelayanan medis tanpa disertai orientasi aspek social-ekonomi-politik. 2. Penyebaran konsep pembangunan yang mengaitkan kesehatan dengan sektor



pembangunan



lainnya



serta



menekankan



pentingnya



keterpaduan, kerjasama lintas sektor dan pemerataan/perluasan daya jangkau upaya kesehatan. 3. Keberhasilan pembangunan kesehatan dengan pendekatan peran serta masyarakat di beberapa negara.



2.2 IMPLEMENTASI PHC DI INDONESIA Primary Health Care (PHC) diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO) sekitar tahun 70-an, dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu : 1. Kerjasama multisektoral. 2. Partisipasi masyarakat. 3. Penerapan



teknologi



yang



sesuai



dengan



kebutuhan



dengan



pelaksanaan di masyarakat. Menurut Deklarasi Alma Ata (1978) PHC adalah kontak pertama individu, keluarga, atau masyarakat dengan sistem pelayanan. Pengertian ini sesuai dengan definisi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009, yang menyatakan bahwa Upaya Kesehatan Primer adalah upaya kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan. Dalam mendukung strategi PHC yang pertama, Kementerian Kesehatan RI mengadopsi nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai yang harus



11



diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif, dan bersih. Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan, yaitu : 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan; 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan melaui pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan, pusat kesehatan berjalan) dan banyak kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti Rumah Bersalin Desa dan Pelayanan Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu). Secara administratif, Indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349 Kabupaten dan 91 Kotamadya, 5.263 Kecamatan dan 62.806 desa. Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu program yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini memungkinkan jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga dapat diintegrasikan di dalam pelayanan kesehatan formal. Untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan kerjasama baik lintas sektoral maupun regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Dalam penerapannya ada beberapa masalah yang terjadi di Indonesia. Permasalahan yang utama ialah bagaimana primary health care belum dapat dijalankan sebagaimana semestinya. Oleh karena itu, ada beberapa target yang seharusnya dilaksanakan dan dicapai yaitu:



12



a. Memantapkan



Kemenkes



berguna



untuk



menguatkan



dan



meningkatkan kualitas pelayanan dan mencegah kesalahpahaman antara pusat keehatan dan masyarakat b. Pusat Kesehatan yang bersahabat merupakan metode alernatif untuk menerapkan paradigma sehat pada pelaksana pelayanan kesehatan. c. Pelayanan kesehatan primer masih penting pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. d. Pada era desentralisasi, variasi pelayanan kesehatan primer semakin melebar dan semakin dekat pada budaya lokal. Untuk lebih jelasnya, setelah adanya perangkemerdekaan, beberapa point pembangunan kesehatan di Indonesia, yaitu : 1. Pelayanan preventif yang melengkapi pelayanan kuratif 2. Konsep Bandung Plan yang merupakan embrio konsep Puskesmas. Selanjutnya lahir UU No. 9 Thn 1960 Tentang pokok-pokok Kesehatan yang pada intinya mengatakan bahwa : “Tiap-tiap warga Negara berhak mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya dan wajib di ikut sertakan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah.” Rencana pembangunan Indonesia awalnya dibagi dalam beberapa pelita seperti : Pelita I : 



Perbaikan



Kesehatan



rakyat



dipandang sebagai



upaya



yang



meningkatkan produktivitas penduduk. 



Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.







Pelayanan kesehatan melalui Puskesmas.



Pelita II : 



Trilogi



pembangunan



isinya



meningkatkan



meningkatkan Jangkauan Kesehatan.



13



kesadaran



untuk







Kesadaran akan ketertiban partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan.







Pengembangan PKMD sebagai wujud operasional dari PHC



Pelita III : Tahun 1982 lahir Sistem Kesehatan Nasional menekankan pada pendekatan kesisteman, kemasyarakatan, kerja sama lintas sektoral, melibatkan peran serta masyarakat, menekankan pada pendekatan promotif dan preventif. Pelita IV : 



PHC /PKMD diwarnai dengan prioritas untuk menurunkan tingkat kematian bayi, anak dan ibu serta turunnya tingkat kelahiran.







Menyelenggarakan program posyandu disetiap Desa.



Pelita V : 



Meningkatkan mutu Posyandu.







Melaksanakan 5 kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu).







Sapta krida Posyandu.



A. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) Seperti yang terlah tertulis pada pelita III, PKMD adalah bentuk pengembangan operasional dari PHC di Indonesia. PKMD mencakup serangkaian kegiatan swadaya masyarakat berazaskan gotong royong, yang didukung oleh pemerintah melalui koordinasi lintas sektoral dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan atau yang terkait dengan kesehatan, agarmasyarakat dapat hidup sehat guna mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik. Upaya Kesehatan Dasar PKMD mempunyai 8 upaya kesehatan dasar yang mencakup: 1. Pendidikan masyarakat tentang masalah kesehatan dan upaya penanggulangannya. 2. Pemberantasan dan pencegahan penyakit endemik setempat. 14



3. Program Imunisasi 4. Kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana 5. Pengadaan obat esential 6. Pengadaan pangan dan gizi 7. Pengobatan penyakit umum dan cedera 8. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan Program PKMD mencakup kegiatan seperti: 1. Asuransi kesehatan 2. Pos obat desa (POD) 3. Tanaman obat keluarga (TOGA) 4. Pos kesehatan 5. Pondok bersalin Desa (Polindes) 6. Tenaga kesehatan sukarela 7. Kader kesehatan 8. Kegiatan peningkatan pendapatan (perkreditan, perikanan, industri rumah tangga) Program PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan pedesaan yang menyeluruh, dibawah naungan LKMD, sekarang namanya BPD (Badan Perwakilan Desa). BPD bertanggung jawab terhadap sepuluh sisi pembangunan, termasuk kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.



B. Hubungan PHC, PKMD dan Posyandu Pendekatan



PHC



dimantapkan



oleh



adanya



prioritas



untuk



menurunkan tingkat kematian bayi, ibu dan tingkat kelahiran. Strategi ini ditandai dengan pembangunan jaringan pelayanan ke tingkat masyarakat melalui Posyandu. Posyandu mencakup tiga unsur utama PHC, yang meliputi peran serta masyarakat, kerjasama lintas sektoral dan perluasan jangkauan upaya kesehatan dasar. Posyandu dengan ”lima kridanya” merupakan bentuk PHC atau PKMD yang berprioritas. Apabila selanjutnya memungkinkan



15



untuk melengkapi krida (kegiatan) Posyandu dengan kebutuhan dasar yang lain yaitu sanitasi dasar dan penyediaan obat esensial sehingga menjadi sapta krida Posyandu, lengkaplah upaya kesehatan dasar yang dilaksanakan melalui Posyandu untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat penduduk guna mencapai ”kesehatan bagi semua tahun 2000”.



16



BAB III PENUTUP



3.1 SIMPULAN Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapatterjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkatperkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination). PHC adalah kontak pertama individu, keluarga, atau masyarakat dengan sistem pelayanan. Pengertian ini sesuai dengan definisi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009, yang menyatakan bahwa Upaya Kesehatan Primer adalah upaya kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan. Lima prinsip PHC yaitu sebagai berikut pemerataan upaya kesehatan, penekanan pada upaya preventif, penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan, peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian, kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan



3.2 SARAN Diharapkan dengan adanya makalah ini semua pihak yang tidak menutup kemungkinan masyarakat, mahasiswa pada khususnya, dan seluruh jajaran terkait, dapat memandang positif serta memahami adanya informasi ini. Sebagai mahasiswa diharapkan mengetahui beberapa informasi dan pengetahuan tentang konsep PHC (Primary Health Care) dan memahami ilmu yang tercantum didalamnya agar dapat diterapkan didalam memeberikan pelayanan kesehatan.



17



DAFTAR PUSTAKA



Admin.



2012.



Implementasi



Primary



Health



Care.



Available:



Http://Www.Depkes.Go.Id/Index.Php/Berita/Press-Release/1558 Implementasi Primary-Health-Care-Di-Indonesia.Html



Diakses Pada 15



September 2018, Admin.



2012.



Primary



Health



Care.



Available:



Http://Apps.Who.Int/Iris/Bitstream/Handle/10665/252270/9789241511674eng .Pdf;Jsessionid=96f6971a7715c78144cf4e083027830d?Sequence=1



Diakses



Pada 15 September 2018 Mcmahon, Rosemary. 2002. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer.Ecg. Jakarta.Available:Http://Repository.Usu.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/ 5



2043/Reference.Pdf?Sequence=2&Isallowed=Ydiakses



Pada



Tanggal



16



September 2018 Mushlihatul,



Ainul.2012.



Primary



Health



Care.



Https://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pubmed/22306598



Diakses



Available: Pada



16



September 2018 Perry, A.G. & Potter, P. A. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7. Salemba Medika



Jakarta.



Available:



Http://Repository.Umy.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/13425/10.%20da Ftar%20pustaka.Pdf?Sequence=10&Isallowed=Y



Diakses



Pada



16



September 2018 Putri,



Mayu.



2012.



Primary



Health



Care.



Available:



Https://Cdn-



Pubs.Acs.Org/Doi/Abs/10.1021/Ac990976y?Src=Recsys&Journalcode=Anch am Diakses Pada 16 September 2018 Stanhope, M And Lancaster, J. (2004).Community Public Health Nursing. St.LouisMissouri: Mosby Available: Http://Www.Depkes.Go.Id/Pdf.Php?Id=1558 Diakses Pada 16 September 2018 Yefi.



2010.



Pelayanan



Kesehatan



Primer.



Http://Docplayer.Info/39728894-Hubungan-Karakteristik-Ibu



18



Available: Dengan



Penggunaan-Alat-Kontrasepsi-Iud-Di-Puskesmas-Mergangsan-Yogyakarta Naskah-Publikasi.Html



19