Konsep Profesi Dan Sosialisasi Profesi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN KONSEP PROFESI DAN SOSIALISASI PROFESI



DI SUSUN OLEH : Mey Risnawati Hutapea Misar Sheila Yulizar Noor Baniyah



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR JURUSAN D-III KEPERAWATAN BALIKPAPAN TAHUN AJARAN 2012



KATA PENGANTAR



Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melindungi kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam membuat karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Kami melakukannya semaksimal mungkin denagn kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritikan dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat di selesaikan dengan hasil yang lebih baik. Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya tulis. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat memahami dari konsep profesi dan sosialisasi profesi.



Balikpapan, 27 September 2012



Penulis



BAB I PENDAHULUAN







Latar belakang



Sebut satu saja pekerjaan yang sangat mulia, jawaban yang mungkin paling banyak muncul adalah perawat. Betapa tidak, merawat pasien yang sedang sakit adalah pekerjaan yang sangat sulit. Tak semua orang bisa memiliki kesabaran dalam melayani orang yang tengah menderita penyakit. Namun, perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalahmasalah kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan. Demikian dikemukakan pakar Keperawatan Murni Suliantoro dalam simposium bertema ”Upaya Memajukan Profesionalisme dan Praktik Keperawatan” yang berlangsung di Rumah Sakit Husada, pekan lalu. Untuk mewujudkan keperawatan sebagai profesi yang utuh, menurut Murni, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Setiap perawat harus mempunyai ”body of knowledge” yang spesifik, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik keprofesian yang didasari motivasi altruistik, mempunyai standar kompetensi dan kode etik profesi. Para praktisi dipersiapkan melalui pendidikan khusus pada jenjang pendidikan tinggi. Dan dizaman sekarang ini profesi perawat mendapat tantangan dalam profesinya.



BAB II PEMBAHASAN 



DEFINISI PROFESI KEPERAWATAN



Tantangan profesi keperawatan adalah profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan agar keberadaannya mendapat pengakuan dari masyarakat. Untuk mewujudkan pengakuan tersebut, maka perawat masih harus memperjuangkan langkah-langkah profesionalisme sesuai dengan keadaan dan lingkungan sosial. Tantangan internal profesi keperawatan adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga keperawatan sejalan dengan telah disepakatinya keperawatan sebagai suatu profesi pada lokakarya nasional keperawatan tahun 1983, sehingga keperawatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang bersifat professional. Tantangan eksternal profesi keperawatan adalah kesiapan profesi lain untuk menerima paradigma baru yang kita bawa. Professional keperawatan adalah proses dinamis dimana profesi keperawatan yang telah terbentuk (1984) mengalami perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat. 



PENGERTIAN PROFESI KEPERAWATAN



Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan professional. Menurut Webster profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut ketrampilan intelaktual. Menurut Kelly dan Joel, 1995 menjelaskan professional sebagai suatu karakter, spirit atau metode professional yang mencakup pendidikan dan kegiatan diberbagai kelompok okupasi yang angotanya berkeinginan menjadi professional. Professional merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu profesi. 



KARAKTERISTIK ATAU CIRI PROFESI KEPERAWATAN



1. Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995) mengemukakan karakteristik professional sebagai berikut : A. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan, B. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis, C. Kemampuan menyelesaikan masalah, D. Pengembangan diri secara berkesinambungan, E. Pendidikan formal, F. System pengesahan terhadap kompetensi, G. Penguatan secara legal terhadap standart professional, H. Praktik berdasarkan etik, I. Hukum terhadap malpraktik,



J. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat, K. Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan membolehkan praktik yang otonom. 2. Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993) serta Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik sebagai berikut : A. Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam tatanan praktik keperawatan, Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh ketrampilan yang bersifat intuitif. Sebagai suatu disiplin, sekarang keperawatan disebut sebagai suatu ilmu dimana keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar seperti ilmu perilaku, social, fisika, biomedik dan lain-lain. Selain itu keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik keperawatan yaitu fungsi tubuh manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok bahasan pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien. B. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat, Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien. C. Pendidikan yang mmenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan tinggi atau universitas, Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Disampingg itu perawat dituntut untuk mengembangkan Iptek keperawatan. D. Pengendalian terhadap standart praktik, Standart adalah pernyatan atau criteria tentang kualitas praktik. Standart praktik keperawatan menekankan kpada tangung jawab dan tangung gugat perawat untuk memenuhi standart yang telah ditetapkan yang bertujuan menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja tidak dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain. E. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan, Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu. F. Karir seumur hidup, Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian dari pekerjaan rutin. Perawat bekerja sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan pendidikan dan ketrampilan yang menjadi pilihannya sendiri sepanjang hayat.



G. Fungsi mandiri, Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan walaupun kegiatran kolaborasi dengan profesilain kadang kala dilakukan dimana itu semua didasarkan kepada kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi intervensi profesi lain. 



PERKEMBANGAN PROFESIONAL SPESIALISME KEPERAWATAN



Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu. Tenaga tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya tersebut prawat bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang keprofesian. Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III keperawatan. Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai perawat professional pemula, dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan professional yang kokoh. Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat keprofesionalitasan tidak cukup sampai di tingkat diplima saja, di ilhami keinginan dari profesi keperawatan untuk terus mengembangkan pendidikan maka berdirilah PSIK FK-UI (1985) dan kemudian disusul dengan pendirian program paska sarjana FIK UI (1999). Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan pendekatan antara lain : 1. Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui pnetapan criteria dari berbagai aspek kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi serta keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi, 2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan organisasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah rogram pendidikan berkelanjutan bagi para anggotanya, 3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan yang sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing, 4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan dapat berbicara banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di pemerintahan atau sector swasta, 5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri, bukan anya untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah yang berpotensi untuk dikembangkan.







POHON ILMU (BODY OF KNOELEDGE)



Pohon ilmu dari keperawatan adalah ilmu keperawatan itu sendiri. Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu dan profesi keperawatan, yang harus memiliki landasan akademik dan landasan professional yang kokoh dan mantap. Pengembangan pendidikan keperawatan bertolak dari pengertian dasar tentang ilmu keperawatan seperti yang dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu kesehatan (1991) yaitu : “ Ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar seperti ilmu alam, ilmu social, ilmu perilaku, ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan komunitas dan ilmu keperawatan klinik, yang aplikasinya menggunakan pendekatan dan metode penyelesaian masalah secara ilmiah, ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia “. Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal-hal yang melatar belakangi, serta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial. Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan adalah penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosio-spiritual), mulai dari tingkat individu tang utuh (mencakup seluruh siklus kehidupan), sampai pada tingkat masyarakat, yang juga tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat system organ fungsional sampai sub seluler atau molekuler. 



PERILAKU PROPESIONAL KEPERAWATAN



Cerminan nilai professional perawat dalam praktik keperawatan dikelompokkan dalam nilai intelektual dan nilai komitmen moral interpersonal, sebagai berikut : 1. Nilai intelektual, Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari : A. Body of Knowledge, B. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan), C. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif. 2. Nilai komitmen moral, Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik. Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah : A. Beneficience, Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994). B. Fair, Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang



dimiliki. C. Fidelity, Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.



BAB III PEMBAHASAN SOSIALISASI PROFESI KEPERAWATAN Sosialisasi profesional dikaitkan dengan pengetahuan keterampilan, sikap, nilai, dan norma khusus yang dibutuhkan untuk melaksanakan peran profesional. Standar pendidikan dan praktek profesi ditentukan oleh anggota profesi bukan oleh orang lain diluar profesi. Pendidikan profesional meliputi proses sosialisasi komplet, memiliki efek yang luas dalam aspek sosial dan sikap serta gambaran teknisnya daripada yang biasanya dibutuhkan. 



SOSIALISASI PROFESI KEPERAWATAN



Sosialisasi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai: Proses yang dipelajari seseorang untuk menjadi anggota kelompok dan masyarakat. Proses yang mempelajari peraturan sosial yang membatasi hubungan yang akan mereka masuki. Sosialisasi mencakup belajar untuk berperilaku, merasakan, dan melihat dunia dalam cara yang serupa dengan orang lain yang memiliki peran sama. Tujuan sosialisasi profesional adalah menanamkan ke dalam individu secara bertahap tentang norma, nilai, sikap, dan perilaku yang dianggap penting untuk kelangsungan profesi. Sosialisasi profesional melibatkan hubungan dengan banyak agen sosialisasi. Agen sosialisasi adalah orang yang memulai proses sosialisasi. Salah satu mekanisme sosialisasi profesional yang sangat berpengaruh adalah dengan rekan-rekan mahasiswa. Dalam budaya mahasiswa ini, mahasiswa secara kolektif menetapkan tingkat dan arah upaya belajar mereka, mengembangkan perspektif mengenai situasi yang melibatkan mereka, tujuan yang mereka coba capai, jenis aktifitas yang cocok dan tepat, dan membuat serangkaian tindakan yang sesuai dengan semua hal ini. 



NILAI PENTING KEPERAWATAN PROFESI



Watson menguraikan 4 nilai penting dalam profesi keperawatan yaitu : 1. Komitmen yang kuat terhadap layanan yang diberikan oleh keperawatan untuk masyarakat, 2. Percaya pada martabat dan nilai setiap orang, 3. Komitmen terhadap pendidikan, 4. Otonomi. 



PROSES AWAL SOSIALISASI PROFESI KEPERAWATAN



1. Model Simpson Meguraikan 3 fase sosialisasi yang berbeda, yaitu : a. Orang tersebut berkonsentrasi untuk menjadi cakap dalam tugas kerja yang spesifik, b. Orang tersebut menjadi terikat dengan orang terdekat dalam tempat kerja atau kelompok rujukan,



c. Orang tersebut menginternalisasi nilai kelompok profresional dan mengadopsi perilaku yang ditentukan. 2. Model Hinshaw Mengembangkan umum sosialisasi tiga fase yang merupakan adaptasi dari model Simpson. Individu mengubah citra peran mereka dari konsep antisipasi menjadi harapan orang yang menetapkan standard untuk mereka Individu mampu menyatakan bahwa perilaku peran yang diharapkan bukan merupakan peran yang mereka antisipasi Menginternalisasikan nilai dan standard peran baru. 



TEORI PERAN Sosialisasi profesional berlandaskan pada teori peran, yang muncul dari bidang sosiologi. Peran adalah sekumpulan harapan yang dikaitkan dengan suatu posisi dalam masyarakat. Unsur peran terdiri dari tiga elemen, yaitu peran ideal, peran yang dipersepsikan, dan peran yang ditampilkan.







BATAS PERAN KEPERAWATAN Kerangka kerja teoritis dan konseptual mengidentifikasi konsep-konsep keperawatan dan menyebutkan hubungan antar konsep-konsep tersebut. Proses keperawatan, atau metode pemecahan masalah ilmiah standar yang digunakan perawat di tatanan klinis. Standar praktik keperawatan ditetapkan oleh profesi keperawatan. Undang-undang praktik keperawatan atau hukum lisensi keperawatan mengenai yuridiksi khusus yang secara legal menetapkan cakupan praktik keperawatan. Kode etik nasional dan internasional bagi perawat adalah landasan untuk praktik keperawatan.



BAB IV PENUTUPAN KESIMPULAN Perawat harus memahami peran yang dimiliki oleh mereka dan orang lain serta harapan sosial terkait dengan peran tersebut. Sosialisasi adalah proses seumur hidup dan melalui sosialisasi tersebut orang-orang menjadi partisipan yang berfungsi di masyarakat atau suatu kelompok.Sosialisasi praktik keperawatan profesional adalah suatu internalisasi nilai dan norma profesi keperawatan kedalam perilaku dan konsep diri perawat itu sendiri. Sosialisasi keperawatan profesional telah menjadi tantangan karena jalur pendidikan yang tersedia berbeda. Terdapat kontroversi mengenai tingkat pendidikan yang sesuai untuk masuk ke keperawatan profesional, meskipun oraganisasi profesional telah menyatakan bahwa yang diterima adalah tingkat sarjana. SARAN 1. Hendaknya kita sebagai mahasiswa keperawatan yang merupakan calon profesi perawat dapat memhami dengan baik konsep profesi dan karakteristiknya dan  konsep keperawatan, 2. Hendaknya kita sebagai mahasiswa keperawatan dapat mengambil hikmah dan pelajaran moral dari sejarah perkembangan keperawatan agar dapat berbuat lebih baik dari mereka dalam meneruskan profesi keperawatan yang telah dirintis oleh para perawat kita dahulu, 3. Hendaknya sebagai mahasiswa keperawatan, kita dapat memhami status profesi keperawatan yang merupakan bentuk pengawasan terhadap tindak-tanduk perawat dalam menjalani tugasnya, 4. Hendaknya kita dapat lebih mengembangkan konsep keperawatan sebagai profesi caring dan mengaplikasikannya dengan baik, 5. Hendaknya kita dapat mengetahui, memahami dan mengaplikasikan peran dan fungsi perawat.              



 



BAB V DAFTAR PUSTAKA   Hidayat, Aziz Alimul. 2002. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Sitorus, Ratna. 2006. Model Praktik Keperawatan Nasional di Rumah Sakit. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. http:/www.blogger.com/sejarahkeperwatan.html http:/www.blogspot.com/sejarahkeperawatanindonesia.html            



BAB V DAFTAR PUSTAKA



http://gitayulia.blogspot.com/2011/04/makalah-keperawatan-profesional.html