Konsep Recovery [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONSEP RECOVERY DALAM PERAWATAN KLIEN GANGGUAN JIWA



DOSEN PEMBIMBING: NS. NOFRIDA SASWATI, M.KEP



DI SUSUN OLEH: MIRANDA SARASWATI NIM: 1714201019



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN HARAPAN IBU JAMBI TAHUN AKADEMIK 2019/2020



1



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya. Yang telah melimpahkan rahmat hidayah serta inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelasaikan makalah tentang Konsep Recovery Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. Makalah ini



telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari



berbagai pihak sehingga dapat mempelancar dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca. Karna kebenaran hanya milik Allah SWT dan yang salah, dosa, khilaf hanya milik kami.



Jambi, 24 Maret 2020



Penulis



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR........................................................................................



i



DAFTAR ISI.......................................................................................................



ii



BAB I



BAB II



PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.............................................................................



1



1.2. Rumusan Masalah........................................................................



2



1.3. Tujuan Penulisan .........................................................................



2



PEMBAHASANA 2.1. Definisi Recovery.........................................................................



6



2.2. Perbedaan Recovery dan Rehabilitasi..........................................



6



2.3. Perkembangan Recovery concept................................................



7



2.4. Tahap Recovery............................................................................



7



2.5. In Recovery concept.....................................................................



8



2.6. Those who recover through the proses of recovery.....................



9



2.7. Components of Recovery.............................................................



11



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.....................................................................................



12



B. Saran ..............................................................................................



12



DAFTAR PUSTAKA



3



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah. Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.



1.2



Rumusan Masalah 1.



Apa itu recovery?



2.



Apa perbedaan recovery dan rehabilitasi?



3.



Bagaimana perkembangan recovery concept?



4.



Apa saja tahap recovery?



5.



Bagaimana konsep recovery?



6.



Those who recover through the process of recovery?



7.



Apa saja komponen recovery?



4



1.3



Tujuan Penulisan 1.



Untuk mengetahui dan memahami apa itu recovery



2.



Untuk mengetahui dan memahami perbedaan dan rehabilitasi



3.



Untuk mengetahui dan memahami perkembangan recovery concept



4.



Untuk mengetahui dan memahami tahap recovery



5.



Untuk mengetahui dan memahami konsep recovery



6.



Untuk mengetahui dan memahami who recover through the proses of recovery



7.



Untuk mengetahui dan memahami komponen recovery



5



BAB II PEMBAHASAN 2.1.1



Pengertian Recovery Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar



dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan (Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013). Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery yang berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery didefinisikan oleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan kesehatan jiwa dan orang-orang yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart, 2010) Sejumlah praktik berbasis bukti mendukung dan meningkatkan pemulihan meliputi : tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan bekerja, manajemen dan pemulihan penyakit, tritmen



terintegrasi



untuk



mendampingi



kejadian



berulang



gangguan



jiwa



dan



penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga, manajemen pengobatan. Dukungan pemulihan dalam asuhan keperawatan jiwa meliputi bekerja dengan tim tritmen multidisiplin yang meliputi psikiater, psikolog, pekerja sosial, konselor, terapis okupasi, pakar konsumen dan teman sejawat,manajer kasus, pengacara keluarga, pakar pengambil kebijakan. Dukungan ini juga membutuhkan perawat untuk berfokus pda tiga elemen yaitu : individu, keluarga dan komunitas (Stuart, 2013)



2.2



Perbedaan Recovery dan Rehabilitasi Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan transformasi



yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam Stuart, 2013). Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan (Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013). Sedangkan Individu menerima dukungan pemulihan melalui aktivitas yang didefinisikan sebagai rehabilitasi, yang merupakan proses menolong seseorang kembali kepada level fungsi 6



tertinggi yang dapat dicapai. Recovery gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan sosial, edukasi, okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada pemulihan jangka panjang dan memaksimalkan kecukupan diri (Stuart, 2013)



2.3



Perkembangan Recovery Concept Peplau (1952 dalam Varcarolis 2013) menciptakan teori bahwa pentingnya hubungan



interpersonal terapeutik, model recovery berubah dari hubungan nurse-patient menjadi nursepartner. Berdasarkan penelitian Hanrahan et al (2011 dalam Varcarolis 2013) menyatakan pentingnya meningkatkan peran individu dan keluarga dalam proses recovery. Caldwell et al (2010 dalam Varcarolis 2013) menegaskan perawat jiwa harus mengajarkan tenaga kesehatan lain tentang konsep recovery dan menyarankan cara memberdayakan pasien dan memajukan proses recovery. Models, Theories, and Therapies in Current Practice No 1



Theorist Dorothy Johnson



Model/Theory Behavioral system



Focus of Nursing Membantu



pasien



kembali



pada keadaan seimbang ketika mengalami



stess



pengurangan



melalui atau



menghilangkan sumber stress dan mendukung proses adaptif (Johnson, 1980) 2



Imogene King



Goal attainment



Membangun



hubungan



interpersonal dan membantu pasien untuk mencapai tujuan nya berdasakan peran nya dalam konteks sosial (King, 1981) 4



Betty Neuman



System Model



Membangun perawat-pasien



hubungan untuk



membantu menghadapi respon



7



stres (1982) 5



Dorothes Orem



Self-Care Deficit



Mengatasi defisit perawatan diri dan mendorong pasien untuk terlibat secara aktif pada perawatan diri mereka (Orem, 2001)



6



Hildegard Peplau



Interpersonal



Menggunakan



Relations



interpersonal



hubungan sebagai



terapeutik



untuk



menyembuhkan mengurangi



alat dan



kecemasan



(Peplau, 1992) 7



Jean Watson



Transpersonal Caring



Caring merupakan prosedur dan tugas penting; membangun hubungan



perawat-pasien



sehingga



menghasilkan



Therapeutic Outcome (Watson, 2007)



2.4



Tahap Recovery Tahap 1: Moratorium atau penundaan.



Adalah saat dimana penderita “menarik diri” dan merasa semuanya telah hilang dan tidak mempunyai harapan. Tahap 2: Awareness (kesadaran).  Penderita mulai sadar bahwa tidak semuanya telah hilang dan masih ada masa depan bagi dirinya meskipun menderita gangguan jiwa.  Tahap 3: Preparation (persiapan). Pada tahap ini penderita mulai bersiap-siap untuk memulihkan kesehatan jiwanya.



Tahap 4: Rebuilding (pembanguan kembali).



8



Penderita mulai secara aktif membangun identititasnya yang baru, menetapkan tujuan agar hidupnya bisa lebih berarti dan lebih bertanggung jawab atas kehidupannya.  Tahap 5: Growth (pertumbuhan). Mengisi kehidupannya dengan kegiatan yang penuh arti, mengontrol dan mengelola penyakitnya secara bertanggung jawab, menumbuhkan daya tahan dan harga diri. 2.5.



Konsep Recovery Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan dukungan tepat dan secara



individual, dapat pulih dari penyakitnya dan memiliki kehidupan yang memuaskan serta produktif. Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam Stuart, 2013). Sejumlah praktik berbasis bukti mendukung dan meningkatkan pemulihan meliputi : tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan bekerja, manajemen dan pemulihan penyakit, tritmen



terintegrasi



untuk



mendampingi



kejadian



berulang



gangguan



jiwa



dan



penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga, manajemen pengobatan. Dukungan pemulihan dalam asuhan keperawatan jiwa meliputi bekerja dengan tim tritmen multidisiplin yang meliputi psikiater, psikolog, pekerja sosial, konselor, terapis okupasi, pakar konsumen dan teman sejawat,manajer kasus, pengacara keluarga, pakar pengambil kebijakan. Dukungan ini juga membutuhkan perawat untuk berfokus pda tiga elemen yaitu : individu, keluarga dan komunitas (Stuart, 2013) 2.6.



Those who recover through the proses of recovery Dalam proses recovery orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) membutuhkan kerjasama



dengan masyarakat seperti kader dan tokoh masyarakat. Kader berperan sebagai salah satu pelaku utama dalam program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (Winahayu, Keliat, & Wardani, 2014). Hal ini diperkuat oleh penelitian Brownstein, Hirsch, Ronsentbal dan Rush (2011) kader kesehatan dalam proses recovery memiliki peran dalam penyediaan akses informasi dan pendidikan kesehatan sesuai dengan kebutuhan, memberikan dukungan sosial (peer support), advokasi dari tindakan diskriminasi serta melakukan pemberdayaan atas kemampuan yang dimiliki ODGJ sehingga dapat hidup dengan kondusif.



9



Kader kesehatan pun berperan dalam menjembatani kesenjangan akses terhadap perawatan yang timbul dari kekurangan komunikasi dan jauhnya jarak pelayanan kesehatan (Mukherjee & Eustache, 2007). Penelitian Widyati (2013) menjelaskan tentang hubungan peran kader kesehatan dengan tingkat kunjungan pasien gangguan jiwa ke puskesmas dimana didapatkan hasil bahwa peran kader kesehatan berpengaruh terhadap tingkat kunjungan pasien gangguan jiwa. Hal ini menjelaskan bahwa kader kesehatan sangat dibutuhkan agar masyarakat lebih dekat dengan pelayanan kesehatan. Kader yang berperan baik diharapkan dapat meningkatkan, memelihara, dan mempertahankan kesehatan jiwa masyarakat, sehingga terwujud masyarakat sehat jiwa yang optimal (Keliat, 2011). Dalam penelitian Surahmiyati (2017) tentang peran kader kesehatan jiwa dalam upaya pelayanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat di puskesmas Wonosari II didapatkan hasil dimana kader melayani odgj dengan empatik, ramah dan terbuka sehingga membentuk hubungan yang akrab dan memotivasi tumbuhnya kepercayaan diri keluarga dan ODGJ. Selain itu kader pun memeberikan sosialisasi dan informasi tentang pelayanan kesehatan jiwa juga melakukan kunjungan rumah, rujukan ke pelayanan kesehatan, dan mengupayakan bantuan sosial atau jaminan kesehatan. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak terutama kader maka proses recovery ODGJ dan perbaikan kualitas hidup keluarga dapat meningkat ( Tania, M. Dkk.2018) 2.7. Komponen Recovery 4 komponen dari proses pemulihan, yaitu: 1. Menemukan dan memupuk “harapan”. Timbulnya harapan merupakan pusat dari proses pemulihan. Tanpa timbulnya harapan, tidak akan ada proses pemulihan. 2. Membentuk kembali “identitas positif”. Dalam proses pemulihan, juga diperlukan adanya identitas yang lain selain identitas sebagai penderita gangguan jiwa. Penderita tetap mempunyai gejala gangguan jiwa, namun mereka juga mempunyai identitas positif lainnya, seperti: pelajar, mahasiswa, pegawai, pengusaha, ayah/ibu, dll. 3. Membangun kehidupan yang berarti. Mempunyai pekerjaan dan penghasilan, utamanya bagi laki laki, merupakan salah satu komponen penting dari proses pemulihan. Kehidupan yang berarti bisa dicapai dengan membangun hidup yang bermanfaat bagi sekitar. 10



4. Mengambil tanggung jawab dan kendali. Dalam proses pemulihan, penderita gangguan jiwa tidak hanya menggantungkan diri pada dokter dan orang lain, tapi secara aktif dan bertanggung jawab mengusahakan pemulihan dirinya



BAB III



11



PENUTUP



3.1



Kesimpulan Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar, dan



berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan. ( Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013) Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup bermakna di komunitas untuk mencapai potensi yang dimilikinya. 3.2



Saran Diharapkan perawat lebih mempelajari mengenai fungsi dan perannya dalam



penanganan masalah kesehatan jiwa dengan memahami masalah kesehatan jiwa yang ada serta upaya penanganannya dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA 12



Caldwell, Barbara, A. Dkk. (2010). Psychiatric nursing practice & the recovery model of care. Stuart, W. Gail. (2013). Principles of Psychiatric Nursing, 10 Edition. ELSEVIER Tania, M. Dkk. (2018). Jurnal Peran Kader Kesehatan Dalam Mendukung Proses Recovery Pada ODGJ: Literatur View. Bandung: Universitas Padjadjaran.



13