Kronologi G30S PKI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KRONOLOGI G30SPKI Juli 1960: PKI Melancarkan Kecaman Pada Juli tahun 1960 PKI melancarkan kecaman-kecaman kepada kabinet dan juga tentara. Ketika tentara bereaksi, Soekarno segera turun tangan sampai persoalan ini sementara selesai. Hal itu malah menjadikan hubungan antara Soekarno dan PKI semakin dekat. Tahun 1963: PKI Mendesak Untuk Kekuasaan Persaingan pun semakin sengit. PKI berusaha mendesak untuk mendapatkan kekuasaan yang semakin besar. Oleh karena itu, PKI melakukan strategi ofensive dipilih untuk mencapai tujuannya. Di tingkat pusat Partai Komunis Indonesia mulai berusaha secara sungguh-sungguh untuk duduk di dalam kabinet. Pada tahun sebelumnya partai ini umumnya hanya melancarkan kritik terhadap pemerintah khususnya para menteri yang mempunyai pandangan politik yang beda dengan PKI. Sedangkan di daerah persoalan yang muncul lebih pelik karena bersinggungan dengan konfil yang lebih radikal. Aksi ini merupakan aksi pengambil alihan tanah milik pihakpihak mapan di desa dengan paksa dan menolak janji bagi hasil yang lama. Tahun 1965: Menyerang Pejabat Anti PKI Pada bulan awal-awal tahun 1945, PKI menyerang para pejabat yang anti dengan PKI dengan menuduh “Kapitalis Birokrat Korup!". Unsur pembentukan angkatan ke 5 selain Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Polisi yang dikemukakan oleh PKI diakui memang semakin memperkeruh suasana terutama dalam hubungan antara PKI dan AD. Tentara telah membayangkan bagaimana 21 Juta tani dan buruh bersenjata bebas dari pengawasan mereka. Isu Dewan Jenderal AD PKI kemudian meniupkan isu tentang adanya Dewan Jenderal di kubu Angkatan Darat yang sedang mempersiapkan sebuah kudeta. PKI memberikan dokumen Diel Tris yang ditandatangani Duta Inggris di Indonesia. Isi dari dokumen itu ditafsirkan sebgai isyarat adanya operasi pihak Inggris. Meskipun kebenaran dari dokumen itu diragukan.



Jenderal Ahmad Yani lalu menyanggah keberadaan Dewan Jenderal ini ketika Presiden Soekarno bertanya kepadanya. Peristiwa G30S PKI Suasana pertentangan antara PKI dan AD beserta golongan lain non PKI semakin memanas. Menjelang tanggal 30 September 1965. Apalagi pada bulan Juli sebelumnya, Soekarno tiba-tiba jatuh sakit. Tim dokter Cina yang di datangkan DN Aidit untuk memeriksa Soekarno menyimpulkan bahwa Presiden RI tersebut kemungkinan akan meninggal atau lumpuh. Maka dalam rapat polik biro PKI pada tanggal 28 September 1965. Pimpinan PKI pun memutuskan untuk bergerak. Dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung perwira yang dekat dengan PKI. Pasukan pemberontak melaksanakan Gerakan 30 September atau Peristiwa G30S PKI dengan menculik dan juga membunh para Jenderal dan perwira di pagi buta pada tanggal 1 Oktober 1965. Jenazah para korban kemudian dimasukan ke dalam sumur tua yang berada di daerah lubang buaya Jakarta. 7 Jenderal Korban PKI 1. Jenderal Ahmad Yani (Menteri Panglima Angkatan Darat) 2. Mayor Jenderal S. Parman 3. Mayor Jenderal Soeparto 4. Mayor Jenderal M.T Haryono 5. Brigadir Jenderal DI Panjatian 6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo 7. Letnan Satu Piere Tendean Sedangkan Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil lolos dari upaya penculikan. Akan tetapi putrinya yaitu Ade Irma Suryani menjadi korban. Di Jogjakarta ketika peristiwa G30S PKI juga melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap perwira AD yang anti dengan PKI yaitu Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiono.



Pada berita RRI pagi harinya Letkol Untung lalu menyatakan pembentukan Dewan Revolusi. Dalam situasi tidak menentu itu, panglima komando strategis AD yaitu Mayjen Soeharto segera berkeputusan mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Setelah mengumpulkan pasukan yang masih setia pada Pancasila, operasi penumpasan Gerakan 30 September pun segera dilakukan. Ketika diketahui bahwa Gerakan 30 September ini ada hubungannya dengan PKI. Maka pengejaran terhadap pimpinan dan pendukung PKI juga terjadi. Gerakan 30S PKI pun berhasil ditumpas menandai berakhirnya dari gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dan pada tanggal 1 Oktober dikenang sebagai hari Kesaktian Pancasila. Dampak Peristiwa G30S/PKI 1965 Peristiwa G30S/PKI 1965 yang terjadi di indonesia telah memberi dampak negatif dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat indonesia yaitu : 1. Dampak Politik a. Presiden Soekarno kehilangan kewibawaannya di mata rakyat Indonesia. b. Munculnya aksi demonstrasi secara besar-besaran yang dilakukan rakyat beserta mahasiswa yang tergabung dalam KAMI, KAPPI, dan KAPI menuntut pembubaran terhadap PKI beserta ormas-ormasnya. Tuntutan mereka dikenal dengan istilah Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat yaitu : 1) Pembubaran PKI. 2) Pembersihan Kabinet Dwikora dan unsur-unsur PKI. 3) Penurunan harga-harga barang.



c. Pemerintah mengadakan reshuffle (pembaharuan) terhadap Kabinet Dwikora menjadi Kabinet Dwikora yang disempurnakan dengan ditunjuknya kabinet yang anggotanya seratus menteri sehingga dikenal dengan Kabinet Seratus Menteri. d. Pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau yang dikenal dengan istilah Supersemar yang isinya Presiden Soekarno memberi perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap penting dan perlu agar terjamin keamanan



dan ketertiban, jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Presiden.



2. Dampak Ekonomi Di Bidang Ekonomi, Peristiwa G30S/PKI telah menyebabkan akiat yang berupa infalasi yang tinggi yang diikuti oleh kenaikan harga barang, bahkan melebihi 600 persen setaun untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mengeluarkan dua kebijakan ekonomi yaitu : a. Mengadakan devaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru yaitu Rp. 1000 menjadi Rp.100 b. Menaikkan harga bahan bakar menjadi empat kali ipat tetapi kebijakan ini menyebabkan kenaikan harga barang yang sulit untuk dikendalikan.