KTI Restorasi Provisinal (Suhartini Suharto J014192065) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DEPARTEMEN PROSTODONSIA FAKULTASKEDOKTERANGIGI UNIVERSITASHASANUDDIN



Karya Tulis Ilmiah



Restorasi Provisional Provisional Restorations



OLEH: Nama



: Suhartini Suharto



Stambuk



: J014192075



Dosen Pembimbing



: drg. Irfan Dammar, Sp.Pros (K)



Hari/Tanggal Baca



: / Maret 2021



Tempat



: Via Zoom



DIBAWAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN PROSTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2021



DAFTAR ISI SAMPUL.....................................................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1 1.1 Latar belakang..................................................................................................................1 1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3 2.1 Definisi restorasi provisional............................................................................................3 2.2 Syarat restorasi provisional..............................................................................................3 2.3 Jenis restorasi provisional.................................................................................................5 2.4 Resin untuk restorasi provisional.....................................................................................7 2.5 Teknik pembuatan restorasi provisional individu............................................................9 2.6 Teknik untuk restorasi provisional buatan pabrik..........................................................36 2.7 Penerapan CAD-CAM dalam pembuatan restorasi provisional.....................................46 2.7 Kegagalan dalam pembuatan restorasi sementara dan komplikasi lebih lanjut.............47 BAB III PENUTUP................................................................................................................50 3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................50 2.2 Saran...............................................................................................................................50 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................51



i



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka prevalensi nasional penyakit gigi dan mulut sebesar 57,7%. Kehilangan gigi pada usia 35-44 tahun sebesar 0,1% yang semakin meningkat menjadi 9,0% pada usia 75 tahun ke atas. 1 Hal ini membuktikan bahwa semakin bertambah usia sesorang, maka semakin kemungkinan untuk kehilangan gigi. Seiring bertambahnya usia, kondisi tubuh manusia akan mengalami perubahan dan penuaan. Proses penuaan adalah perubahan struktural yang bertahap, muncul seiring berjalannya waktu yang tidak disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan dan akhirnya meningkatkan kematian.2 Proses penuaan pada seseorang identik dengan terjadinya perubahan struktur jaringan rongga mulut terutama kehilangan gigi dan perubahan struktur mukosa rongga mulut. Terjadinya kehilangan gigi dapat mempengaruhi struktur orofasial, seperti jaringan tulang, persarafan, otototot, dan berkurangnya fungsi orofasial. Selain itu, mukosa rongga mulut akan mengalami perubahan pada struktur, fungsi, dan juga elastisitas jaringan mukosa. Kehilangan gigi dapat terjadi karena adanya interaksi faktor kompleks seperti karies, penyakit periodontal dan trauma. Keadaan ini sangat berdampak pada kualitas hidup seseorang.2 Hilangnya satu atau beberapa gigi dapat menyebabkan gangguan fungsi yang sangat berdampak negatif terhadap kualitas hidup.2 Apabila seseorang kehilangan satu atau beberapa gigi, terutama gigi anterior, akan mengganggu tampilan dan saat bicara sehingga penderita merasa tidak percaya diri, sebaliknya jika kehilangan gigi posterior akan mengganggu fungsi pengunyahan. 3 Oleh karena itu, gigi yang hilang harus segera diganti untuk menjaga kesehatan rongga mulut. Salah satu pilihan perawatan untuk kasus kehilangan gigi sebagian adalah pembuatan gigi tiruan cekat (GTC), seperti mahkota penuh ataupun gigi tiruan jembatan (GTJ). Gigi tiruan jembatan (GTJ) yang lazim disebut fixed partial denture adalah gigi tiruan sebagian yang dilekatkan secara tetap pada satu atau lebih gigi penyangga dan tidak dapat dilepas oleh pemakainya.3 Perawatan dengan restorasi cekat, baik mahkota penuh ataupun ataupun gigi tiruan jembatan (GTJ) memerlukan prosedur preparasi gigi yang akan menyebabkan dentin dan tubuli dentin terbuka dan sangat peka terhadap rangsangan dari luar. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan mematikan pulpa gigi.4



1



Perlindungan terhadap jaringan pulpa gigi mutlak diperlukan yaitu dengan menggunakan restorasi cekat sementara / restorasi provisional. Pemakaian restorasi provisional ini hanya dalam jangka waktu pendek yaitu selama menunggu restorasi tetap selesai dibuat dan siap dipasangkan. 4 Sehubungan dengan pemaparan sebelumnya, penulis merasa perlu untuk memaparkan mengenai restorasi provisional dalam pembuatan gigi tiruan cekat. 1.2 Tujuan penulisan Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui mengenai : 1. Pengertian restorasi provisional 2. Jenis restorasi privisional 3. Teknik pembuatan restorasi provisional 4. Kegagalan dalam pembuatan restorasi provisional.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi restorasi provisional Restorasi sementara atau provisional merupakan restorasi lepasan atau cekat yang dirancang untuk meningkatkan estetis, memberikan stabilisasi oklusal, fungsi pengunyahan yang akan digantikan dengan restorasi permanen selama jangka waktu tertentu. Selama masa transisi, fungsi oklusal dan estetika harus dipenuhi untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. Pembuatan restorasi provisional merupakan salah satu prosedur dalam pembuatan gigi tiruan cekat.5,8,11 Penggunaan restorasi provisional dianggap wajib selama terapi prostodontik tetap atau pembuatan gigi tiruan cekat.6,9 Dalam situasi ini, restorasi provisional biasanya akan digunakan untuk jangka waktu tertentu untuk memantau kenyamanan dan kepuasan pasien dan untuk memungkinkan penyesuaian yang diperlukan.6 2.2 Syarat restorasi provisional7 Restorasi provisional yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :7 Karakteristik restorasi provisional yang baik meliputi: perlindungan terhadap pulpa gigi penyangga, stabil pada posisinya, membantu fungsi mastikasi, mudah dibersihkan sehingga tidak menyebabkan peradangan terhadap jaringan sekitar,ketepatan akhiran servikal (fit), memiliki kekuatan dan retensi yang baik, serta memiliki estetika yang dapat diterima baik oleh pasien.24 a. Proteksi pulpa.6,7,8,9,16,17,19,20



Restorasi harus terbuat dari bahan yang dapat mencegah



perubahan suhu yang ekstrem. Tepi restorasi harus beradaptasi cukup baik untuk mencegah kebocoran terhadap saliva.7 Perubahan suhu dari reaksi eksotermik bahan restorasi provisional berbasis polimer telah dipelajari sebelumnya. Jika kenaikan suhu melebihi mekanisme pembuangan panas fisiologis dari sistem periodontal gigi, kerusakan dapat terjadi, terutama pada pulpa. Kenaikan suhu 5,5 oC dapat menyebabkan hilangnya vitalitas sebesar 15% pada pulpa, kenaikan suhu 11oC menyebabkan sekitar 60% dan suhu 16,6oC menyebabkan nekrosis pulpa 100%. Berbagai metode terlibat untuk mengurangi kerusakan pada pulpa selama pembuatan langsung restorasi sementara termasuk menggunakan semprotan udara atau air.10



3



b. Stabilitas posisi.7,19 Gigi tidak boleh mengalami ekstrusi atau miring ke arah mana pun. Setiap gerakan tersebut akan membuat restorasi harus tetap disesuaikan kembali atau dibuat ulang pada tahap penyemenan.7 c. Fungsi oklusal.7,8,9,16,17,19,20 Restorasi provisional harus mampu mengembalikan fungsi pengunyahan, mencegah migrasi gigi, dan mencegah ketidakseimbangan sendi dan otot, sehingga pasien merasa nyaman.7 d. Mudah dibersihkan.7,9,16,17,20



Restorasi harus terbuat dari suatu bahan dan dibentuk



sedemikian rupa sehingga pasien mampu menjaga kebersihan gigi selama pemakaian restorasi provisional. Jika restorasi provisional dicekatkan pada gigi dan jaringan gingiva dibawahnya sehat, sedikit kemungkinan timbulnya masalah setelah sementasi restorasi tetap.7 e. Tepi harus akurat.6,7,8,9,16,17,20 Hal penting yang harus diperhatikan adalah tepi restorasi provisional tidak boleh menutupi gingiva. Radang yang terjadi dapat mengakibatkan proliferasi gingiva, resesi, atau keadaan gusi menjadi mudah berdarah selama pencetakan atau penyemenan. Kerusakan karena kelebihan akhiran servikal dapat terjadi akibat penggunaan restorasi provisional buatan pabrik baik dari logam maupun resin yang tidak dibentuk dengan tepat. Tepi restorasi yang terlalu pendek juga dapat mengakibatkan proliferasi gingiva.7 f. Kekuatan dan retensi.6,9,17,19,20 Restorasi harus dapat bertahan dari tekanan yang diterima tanpa patah atau lepas dari gigi. Penggantian restorasi provisional menghabiskan waktu dan merusak kepercayaan pasien. Restorasi provisional yang patah dapat mempercepat pergerakan gigi. Restorasi juga harus tetap utuh selama dilepaskan sehingga masih dapat digunakan kembali saat diperlukan.7 g. Estetik.7,8,9,16,17,19,20,21



Pada



beberapa



kasus,



restorasi



provisional



harus



mampu



mengembalikan nilai estetik, terutama pada gigi anterior dan premolar. 7 Pendekatan dasar berikut digunakan saat mempertimbangkan penempatan restorasi estetik: (1) Pemeriksaan klinis dan radiografi menyeluruh dilengkapi dengan riwayat medis dan gigi yang komprehensif ; (2) Keluhan utama pasien dan ekspektasi estetika ditentukan selama wawancara awal secara terperinci; (3) Cetakan dibuat dengan hidrokoloid ireversibel dan cetakan diagnostik dipasang di artikulator dan rekaman interoklusal dibuat dalam hubungan sentris; dan (4) Jika diindikasikan, lakukan wax-up pada model diagnostik, dan cetakan hasil wax-up dibuat dengan hidrokoloid ireversibel.25



4



2.3 Jenis restorasi provisional Ada berbagai cara untuk melindung gigi selama pembuatan restorasi tetap, yaitu mulai dari semen oksida seng eugenol untuk preparasi kecil inlay intrakoronal sampai mahkota provisional dan geligi tiruan sebagian cekat provisional.7 2.3.1 Restorasi buatan pabrik vs restorasi individual Restorasi provisional diklasifikasikan berdasarkan pembuatannya, yaitu buatan pabrik atau individual. Bentuk buatan pabrik meliputi silinder aluminium (tin cans), bentuk mahkota anatomi logam, cellulois shells bening, bentuk mahkota polikarbonat sewarna gigi. Bentuk-bentuk ini hanya dapat digunakan pada restorasi tunggal. Mahkota individual dan geligi tiruan sebagian cekat dapat dibuat dari berbagai jenis resin dengan berbagai metode, langsung atau tidak langsung.7 2.3.2 Teknik langsung vs tidak langsung Restorasi provisional juga dapat diklasifikasikan berdasarkan metode yang dipakai untuk mengadaptasikan restorasi pada gigi. Teknik langsung dilakukan langsung pada gigi yang telah di preparasi dalam mulut, dan teknik tidak langsung diselesaikan di luar mulut pada model yang terbuat dari gips.7,10 Teknik langsung dianjurkan karena teknik ini mengeliminasi bahan cetak alginat dan gips. Akan tetapi, teknik ini merupakan teknik yang sensitif.7 Teknik langsung untuk pembuatan restorasi sementara telah dibatasi pada mahkota tunggal dan hingga 3 atau 4 unit gigi tiruan cekat.6 Teknik tidak langsung lebih dipilih karena lebih akurat daripada teknik langsung. Restorasi provisional resin yang dibuat langsung harus dilepaskan dari gigi sebelum restorasi mengalami polimerisasi untuk menghindari terkunci pada daerah underkut. Karena monomer metil metakrilat murni memiliki penyusutan volume sebesar 21% saat polimerisasi, polimerisasi di luar mulut tanpa bentuk pendukung menghasilkan distorsi dan ketepatannya kurang optimal. Pada penelitian adaptasi tepi restorasi provisional, Crispin, dkk. menunjukkan bahwa ketepatan tepi restorasi provisional polimetil metakrilat dapat ditingkatkan mendekati 70% dengan pembuatan restorasi secara tidak langsung.7 Pembuatan restorasi sementara secara tidak langsung menguntungkan karena meningkatkan akurasi margin dan mengurangi kebutuhan reline intraoral.6 Ketepatan restorasi provisional yang terbuat dari berbagai resin dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik tidak langsung. Untuk beberapa bahan, perbaikan ketepatan yang didapat dengan teknik tidak langsung sama atau lebih daripada perbaikan untuk polimetil metaklirat.



5



Monday dan Blais menemukan tepi yang lebih baik pada mahkota metil metakrilat yang dibuat tidak langsung daripada mahkota yang dibuat secara langsung atau dengan relining.7 Teknik tidak langsung juga disarankan untuk melindungi pulpa, terutama pada penggunaan polimetil metakrilat. Penempatan polimetil metakrilat berpolimerisasi langsung pada dentin yang baru diasah dapat mengakibatkan iritasi termal dari reaksi eksotermik atau iritasi kimia monomer bebas. Hal ini dapat mengakibatkan radang pulpa akut, dibuktikan dengan akumulasi leukosit neutrofil dalam tanduk pulpa. Ini adalah iritan lain pada gigi yang pada sebagian besar keadaan sudah terkena karies restorasi, juga preparasi dengan kecepatan tinggi. Kerugian ini harus dihindari sebisa mungkin. Keuntungan lain dari teknik tidak langsung bahwa pekerjaan ini dapat diberikan kepada tekniker.7 Teknik langsung memiliki keuntungan dan kerugian yang signifikan. Keuntungannya cepat, mudah, ekonomis dan tidak perlu pekerjaan laboratorium. 9,10 Kerugiannya adalah trauma jaringan potensial dari resin polimerisasi dan ketidakakuratan marginal. Keuntungan dari teknik tidak langsung mudah dilakukan pada jaringan dan efisien. Kerugian dari teknik tidak langsung memakan waktu.9 Adanya akurasi margin yang buruk pada teknik langsung dapat menimbulkan adanya celah di area margin. Celah ini terjadi karena distorsi pada saat mahkota dilepas sementara dari mulut dan penyusutan polimerisasi yang disebabkan oleh reaksi eksotermik selama polimerisasi.13 Celah ini menyebabkan terjadinya penumpukan plak yang berada di dekat margin gingiva. Berdasarkan hasil penelitian, penumpukan plak lebih banyak menempel pada teknik langsung daripada teknik tidak langsung. Plak ini menyebabkan reaksi inflamasi gingiva dan akan menyebabkan gangguan jaringan lunak yang berhubungan dengan penyakit periodontal. Akurasi margin sangat penting agar nilai estetika dan restorasi berhasil.13 Hal ini sesuai dengan hasil Ramkumar et al. studi yang menyatakan bahwa provisori dengan teknik tidak langsung menunjukkan akurasi margin yang lebih baik dibandingkan dengan teknik langsung dan tidak langsung. Hal ini dikarenakan pembuatan seperti yang dilakukan di laboratorium gigi kemudian disesuaikan dengan gigi yang telah disiapkan.13 Akurasi margin adalah dasar untuk perawatan jaringan periodontal dan keberhasilan provisori; margin yang baik menunjukkan tidak ada perbedaan antara margin provisori dan garis akhir gigi preparasi.13 Fisher dkk. menjelaskan penggunaan teknik tidak langsung untuk fabrikasi sementara yang menggunakan gips cepat kering. Teknik ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan prosedur langsung. Tidak ada kontak monomer bebas dengan gigi atau gingiva yang telah disiapkan 6



yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan reaksi alergi atau sensitisasi. Teknik ini menghindari gigi yang sudah disiapkan terkena panas yang dihasilkan dari resin polimerisasi. Teknik tidak langsung menghasilkan restorasi dengan keunggulan marginal dan sebagai tambahan yang terlibat dalam pembuatan restorasi di laboratorium, ini membebaskan pasien dan dokter gigi untuk waktu yang cukup.14 Dalam teknik langsung, gigi pasien yang telah dipreparasi dan jaringan gingiva secara langsung menyediakan bentuk permukaan jaringan sehingga menghilangkan semua prosedur laboratorium perantara. Namun teknik langsung memiliki kerugian yang signifikan seperti trauma jaringan potensial dari resin polimerisasi dan akurasi marginal yang lebih buruk. Oleh karena itu, penggunaan rutin restorasi sementara yang terbentuk secara langsung tidak disarankan jika teknik tidak langsung memungkinkan. 14 2.4 Resin untuk restorasi provisional Saat memilih bahan untuk restorasi sementara, bahan tersebut harus memiliki kekuatan lebih untuk menahan gaya pengunyahan. Bahan yang digunakan untuk fabrikasi restorasi sementara harus memiliki sifat mekanik tertentu, seperti kekuatan lentur, kekerasan, dan ketahanan aus terhadap lingkungan kompleks rongga mulut yang bertahan.9 Ada berbagai jenis resin yang dapat digunakan untuk membuat restorasi provisional individual. Polimetil metakrilat, adalah yang paling lama digunakan. Polietil metakrilat, poliviniletil metakrilat, bis-acryl composite resin, dan visible lightcure (VLC) urethane dimetakrilat mulai umum digunakan pada beberapa tahun terakhir.7,11,18,19 Ada lebih dari 50 jenis bahan restorasi provisional yang tersedia akhir-akhir ini. Tidak ada bahan resin yang paling unggul dari semuanya, dan dokter gigi konservasi harus memperkirakan keuntungan dan kekurangan dari setiap jenis bahan dalam memilih jenis yang akan digunakan (Tabel 2-1).7 Resin polimetil metakrilat dan bis-acryl composite resin adalah bahan yang paling umum digunakan untuk membuat restorasi provisional.9 Tabel 2-1 Karakteristik resin yang digunakan untuk restorasi sementara 7 Tipe Polimetil metakrilat



Polietil metakrilat



Keuntungan Ketepatan tepi baik Kekuatan baik Dapat dipoles dengan baik Tahan lama Dapat dipoles dengan baik Kenaikan panas ekstotermik minimal Ketahanan terhadap noda warna baik Penyusutan rendah



Kerugian Kenaikan panas ekstotermik tinggi Ketahanan abrasi rendah Monomer bebas bersifat toksik untuk pulpa Penyusutan volumetrik tinggi Kekerasan permukaan Kekuatan Ketahanan Kekerasan terhadap fraktur



7



Polivinil metakrilat



Dapat dipoles dengan baik Kenaikan panas ekstotermik minimal Ketahanan terhadap abrasi baik Lentur Ketepatan tepi baik Kenaikan panas ekstotermik minimal Kekuatan baik Penyusutan rendah



Bis-acryl composite



VLC dinethacrylate



urethon



Kekerasan permukaan tinggi Kekuatan baik Ketahanan abrasi baik Waktu kerja dapat dikontrol Warna stabil



Kekerasan permukaan Kekuatan Estetik Kekerasan terhadap fraktur Kekerasan permukaan Ketahanan terhadap noda rendah Pilihan warna terbatas Kurang dapat dipoles Rapuh Ketepatan tepi Ketahanan terhadap noda rendah Pilihan warna terbatas Mahal Rapuh



Banyak faktor yang berkontribusi untuk keberhasilan gigi tiruan cekat seperti desain preparasi, pemeliharaan kebersihan mulut, gaya pengunyahan, jenis bahan restorasi yang digunakan dan jenis semen luting yang digunakan untuk luting. Namun, kunci suksesnya adalah pemilihan prosedur luting semen dan sementasi. Fungsi utama dari luting cement adalah untuk menyegel, mencegah kebocoran marginal sehingga menyebabkan iritasi pulpa dan menahan gaya oklusal dan harus mudah dikeluarkan dari gigi tiruan dari mulut pasien. Semen luting memberikan beberapa bentuk perlekatan, yang mungkin mekanis, mikro-mekanis, kimiawi atau kombinasi. Mahkota sementara yang disemen dengan semen sementara, bagaimanapun, rentan terhadap kelarutan bahan semen, kebocoran marginal, infiltrasi bakteri dan karies, terutama bila ditempatkan untuk waktu yang lama. Semen sementara paling awal dibuat dari bubuk seng-oksida dan cairan eugenol. Eugenol memiliki efek obtundent pada pulpa tetapi menghambat reaksi pengaturan resin akrilik dan dengan demikian mengurangi kekerasan permukaan. Oleh karena itu, sejumlah produsen memperkenalkan semen luting sementara yang bebas eugenol. Lebih lanjut, formulasi asam poliorganik dan polikarboksilat digunakan untuk membuatnya bebas eugenol dan untuk meningkatkan kekuatannya, juga memberikan segel marginal yang sangat baik dan memungkinkan material untuk dengan mudah dilepas dari gigi yang telah disiapkan bila diperlukan.9 Bahan polymethyl methacrylate (PMMA) digunakan pada sebagian besar restorasi sementara indirek. Merupakan jenis akrilik tertua di bidang kedokteran gigi. Dulu juga digunakan sebagai bahan restorasi tetap, baik bahan itu sendiri maupun dikombinasikan dengan metal. Kelebihan bahan ini adalah baik secara mekanik, seperti flexural strength tinggi, tahan terhadap fraktur dan memiliki estetik yang baik. Kelemahannya adalah memiliki exothermic setting yang tinggi sehingga tidak diperbolehkan digunakan di dalam mulut saat pengerasannya. Sisa monomer



8



dapat menyebabkan iritasi pulpa dan memicu terjadinya shrinkage saat polimerisasi sehingga integritas tepi terganggu.27 Bahan lain, polyvynil ethilmethacrylate (PVEMA) memiliki reaksi eksotermik yang lebih kecil, sehingga merupakan akrilik yang paling ideal untuk digunakan di dalam mulut. Efek toksisitas dari monomer ethyl methacrylate lebih kecil daripada PMMA. Namun dapat terjadi porus yang berdampak pada kekuatan dan estetik. Selain itu permukaan restorasi sementara dapat berubah warna dan terbentuk stain. Bahan ini rentan fraktur, karena memiliki ketahanan terhadap fraktur yang rendah.27 Keuntungan bis-GMA resin serupa dengan bahan tumpatan lainnya yang terbuat dari compound yang sama. Bahan ini pun mudah dibuat dan memiliki banyak pilihan warna. Tersedia jenis light dan dual cured. Jika dibandingkan dengan akrilik, memiliki kekuatan sedang dengan ketahanan terhadap fraktur lebih besar daripada PVEMA, namun lebih rendah daripada PMMA. Kekurangan bahan ini adalah sifatnya yang brittle.27 Bis-acryl resin composite paling popular dan banyak digunakan untuk mahkota tiruan sementara di dalam mulut. Sebagai contoh bahan ini adalah Protemp (3M-ESPE, USA). Saat manipulasi, bahan ini tidak perlu diaduk, karena tersedia cartridge, tersedia banyak pilihan warna dan berbagai jenis setting (chemical-, dual-, dan light- cured). Kelebihan bahan ini memiliki microhardness yang tinggi dan tidak mengiritasi pulpa. Kekurangannya adalah sulit untuk reline daerah margin, sulit dipoles dan estetik tidak terlalu baik.27 Resin Urethane dimethacrylate (UDMA) merupakan matriks resin yang digunakan pada bahan tumpatan komposit kontemporer. Sebagai contoh adalah Triad (Dentsply, Germany). Kelebihannya ketahanan terhadap fraktur tinggi dan reaksi eksotermik rendah. Iritasi pulpa pun hampir tidak ada. Kekurangannya adalah integritas tepi yang buruk dan sulit dipoles sehingga kurang fit dan kurang estetik.27 2.5 Teknik untuk restorasi provisional individu Kebutuhan akan restorasi provisional yang baik lebih mudah dan baik dipenuhi dengan restorasi tidak langsung maupun individual. Ada berbagai teknik mold untuk membuat permukaan luar restorasi provisional khusus yang memberikan tampilan gigi yang dibutuhkan, kontur aksial di dekat gingiva, oklusi dengan gigi lawan, kontak proksimal. dan ketepatan tepi. Permukaan dalam akan dibentuk dengan pada preparasi.7



9



Cetakan elastomer dan alginat digunakan untuk membentuk restorasi provisional. Cetakan dibuat dengan model diagnostik atau di dalam mulut sebelum gigi dipreparasi. Cetakan elastomer memberikan stabilitas yang lebih baik meskipun harganya mahal dari alginat.7 Bentuk template dari resin termoplastik bening juga dapat digunakan sebagai cetakan. Resin dibentuk pada model diagnostik menggunakan mesin vakum atau sendok cetak yang diisi dengan silikon putty. Template diisi resin dan diaplikasikan ke gigi yang telah dipreparasi atau pada model gips cepat keras. Template sangat stabil dan cukup beradaptasi untuk digunakan memeriksa reduksi preparasi atau memulai pembuatan pola lilin.7 Mahkota selubung tipis atau geligi tiruan sebagian cekat dapat dibuat dari resin autopolimerisasi pada cetakan sebelum kunjungan untuk preparasi dengan meneteskan monomer bergantian dan dengan polimer dan ditiup dengan alat pengering. Hasilnya direlining setelah gigi atau geligi dipreparasi. Mahkota kedua dapat dibuat dari cetakan yang sama sebagai cadangan. Mahkota juga dapat diproses dengan pemanasan di dalam laboratorium.7 Beberapa teknik akan dijabarkan dengan rinci pada halaman berikut. Meskipun cetakan digunakan untuk membuat mahkota provisional dan template resin bening digunakan untuk membuat geligi tiruan sebagian cekat provisional, bahan ini dapat dipertukarkan.7 2.5.1 Mahkota provisional terbuat dari cetakan Penggunaan cetakan alginat merupakan teknik yang tetap populer karena bahan ini selalu tersedia di klinik gigi. Selain itu, juga mudah diadaptasikan untuk penggunaan intraoral saat rencana restorasi dengan amalgam harus berubah menjadi restorasi cor.7 Peralatan7 a.



Model diagnostik



b.



Malam utility



c.



Spatula lilin No. 7



d.



Sendok cetak (dua, sisi yang sama) kuadran



e.



Alginat



f.



Mangkuk pengaduk dari karet



g.



Spatula



h.



Gips cepat keras



i.



Pisau laboratorium dengan bilah No. 25



j.



Pisau laboratorium 10



k.



Kuas halus



l.



Spatel semen



m. Dappen dish n.



Media separasi



o.



Monomer dan polimer



p.



Pipet obat



q.



Rubber band keras



r.



Henpis kurus



s.



Bur akrilik



t.



Abrasive Moore disks dan Mandrel moore (E.C Moore)



Teknik pencetakan Pencetakan sering dilakukan sambil menunggu efek anestesi. Akan tetapi, jika gigi yang akan direstorasi memiliki cacat yang nyata, cetakan harus dibuat dari model diagnostik (Gambar 1). Setelah daerah cacat diisi dan dihaluskan dengan lilin merah (Gambar 2), model diagnostik dicelupkan pada air dalam mangkuk karet selama 5 menit. Membasahi model dengan cara ini akan membuat alginat tidak menempel.7



Gambar 1. Cacat pada model diagnostik



Gambar 2. Malam utility ditempatkan pada daerah cacat tersebut



Ketika alginat telah mengeras, cetakan dilepaskan dari model diagnostik dan diperiksa kelengkapannya (Gambar 3). Pisau laboratoriun No. 25 digunakan untuk memotong kelebihan alginat. Tepi bahan cetak yang mereplika krevik gingiva dihilangkan untuk memastikan tidak ada tepi gusi yang tertekan sampai pengerasan sempurna (Gambar 4). Cetakan dibungkus kertas basah dan diletakkan dalam kantong plastik tertutup untuk digunakan kemudian.7



Gambar 3. Cetakan dari model diagnostik



Gambar 4. Tepi gingiva cetakan yang tipis, dipotong



Setelah preparasi gigi selesai, dibuat cetakan kuadran berikutnya dari alginat (Gambar 5). Cetakan ini dituang dengan campuran encer gips cepat keras (contoh: Whip Mix mounting plaster) (Gambar 6). Kelebihan bahan harus diasah dengan pengasah model saat gips telah mengeras. Jika



11



memungkinkan model yang telah diasah, minimal memiliki satu gigi pada setiap sisi dari gigi yang dipreparasi. Daerah model yang menduplikasi jaringan lunak harus dikurangi sebisa mungkin. (Gambar 7).7



Gambar 5. Pembuatan cetakan dari gigi yang dipreparasi



Gambar 6. Hasil pengecoran model diagnostik yang belum dirapikan



Gambar 7. Model diagnostik yang telah dirapikan dengan trimmer



Permukaan oklusal dan krevik gingiva harus diperiksa apakah ada bintil-bintil gips supaya dudukan model sempurna. Kemudian model gips cepat keras dicoba dalam cetakan untuk memastikan dudukannya sempurna (Gambar 8). Gigi yang dipreparasi dan daerah sekitarnya diolesi dengan media separasi pengganti tin foil berbasis alginat (Alcote, Dentsply) (Gambar 9). Bahan harus dibiarkan kering sebelum mencampur resin akrilik. Pengeringan dapat dipercepat dengan semprotan udara.7



Gambar 8. Model dicoba pada cetakan sebelum diproses



Gambar 9. Media separasi dioleskan pada model



Resin akrilik sewarna gigi dicampur dalam dappen dish dengan spatel semen (Gbr. 15-10). Dua belas tetes monomer digunakan untuk setiap gigi yang direstorasi. Resin ditempatkan dalam cetakan sehingga resin mengisi sempurna daerah mahkota dari gigi yang dibuatkan restorasi provisional (Gbr. 15-11).7 Model diletakkan dalam cetakan, pastikan bahwa kedudukan gigi pada model akurat dengan cetakan gigi (Gbr. 15-12). Tekanan yang digunakan supaya model duduk ke dalam cetakan alginat



12



berperan penting. Tekanan berlebihan dapat menyebabkan dudukan model berubah, dan tekanan yang tidak rata akan menyebabkan model berputar, keduanya memengaruhi restorasi.7



Gambar 10. Resin akrilik diaduk dalam dappen dish



Gambar 12. Model dipasang dalam cetakan dengan kencang



Gambar 11. Resin dimasukkan dalam cetakan



Gambar 13. Model ditahan pada posisinya dengan karet gelang



Meskipun model telah ditempatkan dengan baik dan kelebihan resin telah dikurangi, model harus dipertahankan pada tempatnya dengan karet gelang besar (Gambar 13). Model diposisikan menghadap ke atas dengan hati-hati sehingga ruang antara model dan cetakan yang terisi resin untuk restorasi provisional tidak terdistorsi (Gambar 14a). Jika model mengalami torsi ke satu sisi karena karet gelang, model akan tertekan ke resin yang masih lunak pada beberapa area, mengakibatkan restorasi provisional di bagian tersebut menjadi tipis sedangkan sisi lainnya menjadi lebih tebal (Gambar 14b). Jika model di tekan berlebihan, atau jika karet gelang dililitkan terlalu kencang, model tertekan sepanjang oklusal resin, mengakibatkan permukaan oklusal restorasi provisional sangat tipis (Gambar 14c).7



Gambar 14. Potongan melintang model yang dipasang pada cetakan. (a) Pemasangan yang tepat, (b) Jika model terdorong ke satu sisi, restorasi provisional akan tipis, (c) Penekanan model yang berlebihan akan menghasilkan restorasi provosional dengan permukaan oklusal yang tipis.



Model gips cetakan ditempatkan dalam mangkuk karet diisi penuh air hangat selama 5 menit atau ke dalam panci tekan jika memungkinkan. Membiarkan restorasi provisional polimetil



13



metakrilat berpolimerisasi dalam panci bertekanan (Acri-Dense VI Pneumatic Curring Unit, GC) 20 psi akan menurunkan porositas dan meningkatkan kekuatan restorasi 28%.7 Ketika resin berpolimerisasi, karet gelang dilepaskan untuk melepas model gips cepat keras dari cetakan. Jika restorasi sulit dilepaskan dari model, model gigi dapat dipecahkan dengan pisau laboratorium (Gambar 15). Sisi yang tajam dari pisau berbilah tipis atau instrumen runcing kecil lainnya, digunakan untuk membuang gips yang tertinggal dalam restorasi provisional (Gambar 16). Kemudahan melepaskan model merupakan salah satu kelebihan dari penggunaan gips cepat keras. Bur akrilik atau disk Moore kasar digunakan untuk membuang kelebihan resin dari restorasi provisional (Gambar 17). Sebelum mencoba untuk memasangkan restorasi pada gigi, semua resin yang melampaui garis akhir preparasi ke daerah underkut harus dihilangkan. Permukaan aksial dekat tepi restorasi dihaluskan dengan disk amplas halus (Gambar 18).7



Gambar 15. Model dapat dipecah untuk mengeluarkan restorasi provisonal



Gambar 17. Flash resin diasah dengan disk karborondum



Gambar 16. Gips yang tersisa dibersihkan



Gambar 18. Bagian tepi dihaluskan dengan disk amplas



Peralatan Sementasi7 a.



Kertas artikulasi



b.



Miller forceps



c.



Henpis lurus 14



d.



Henpis kecepatan tinggi Bur No.171L FG



e.



Muslin rag wheel



f.



Pumice



g.



Spatula semen



h.



Pad kertas



i.



Semen oksida seng eugenol



j.



Vaselin



k.



Eksplorer



l.



Kaca mulut



m. Benang gigi Teknik Sementasi7 Restorasi provisional dipasangkan pada gigi dalam mulut. Oklusi diperiksa dengan kertas artikulasi tipis (Gambar 19). Restorasi dilepaskan dari gigi, dan bur non-dental digunakan untuk penyesuaian prematur oklusal (Gambar 20). Ketika oklusi telah disesuaikan untuk membuat pasien nyaman, restorasi dipoles pertama-tama dengan pumice yang lembap kemudian dengan poles kompomer (Acrilustre, Buffalo Dental) pada muslin rag wheel yang kering (Gambar 21). Selain membuat restorasi provisional jadi lebih mudah dibersihkan dan lebih nyaman bagi pasien, bahan pemoles tidak berubah warna.7 Gambar 19. Oklusi pada restorasi dicek dengan kertas artikulasi



Gambar 20. Oklusi disesuaikan diluar mulut



Gambar 21. Restorasi dipoles dengan pumice



Untuk memasang mahkota provisional di bawah geligi tiruan sebagian lepasan yang ada, mahkota harus dibuat dengan kontur lebih kecil sehingga tidak menyentuh rest atau cengkeram pada gigi itu. Resin ditambahkan ke bagian luar mahkota, dan pada saat resin masih lunak, mahkota dipasangkan pada gigi. Untuk membentuk rest seat dan bidang panduan pada mahkota, geligi tiruan sebagian lepasan dilumasi dengan vaselin dan didudukkan di atas mahkota provisional. Geligi tiruan sebagian harus diangkat ke atas dan ke bawah beberapa kali untuk memastikan tidak terkunci



15



ke dalam underkut. Mahkota dilepaskan dari gigi, setiap daerah kasar dihaluskan, dan mahkota dipoles.7 Restorasi harus disemen dengan semen sementara yang cukup kuat. Setelah semen oksida seng eugenol dicampur dengan konsistensi krim kental, sedikit vaselin sekitar 5% Sampai 10% dari volume semen itu dimasukkan untuk sedikit mengurangi kekuatan semen (Gambar 22). Hal ini akan memudahkan dalam melepas restorasi provisional pada kunjungan berikutnya. Jika preparasinya pendek atau kurang retensi, tidak usah menambah vaselin.7



Gambar 22. Semen seng oksida eugenol sering dicampur dengan sejumlah kecil vaselin



Gambar 23. Eksplorer digunakan untuk menghilangkan semen dari leher gingiva



Tidak perlu untuk membiarkan semen zink oksida eugenol tetap kering saat sedang mengeras. Kenyataannya, kelembapan akan mempercepat pengerasan. Mengolesi bagian luar restorasi dengan lapisan tipis vaselin sebelum sementasi akan membantu dalam membuang kelebihan semen. Setelah semen mengeras, semua kelebihan harus dibuang dari celah gingiva. Gunakan eksplorer di area yang mudah diakses dan benang gigi di daerah interproksimal (Gambar 23).7



2.5.2 Geligi tiruan sebagian cekat provisional template Jika geligi tiruan sebagian cekat dibuat untuk pasien, restorasi provisional juga harus dalam bentuk geligi tiruan sebagian cekat daripada mahkota individual. Di daerah anterior, hal itu akan memberikan hasil estetis yang lebih baik, dan di daerah posterior, geligi tiruan sebagian cekat provisional akan menstabilkan gigi lebih baik dan akan memberi pasien kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi bergigi lagi. 7 Peralatan template7 a.



Model diagnostik



b.



Mor-tight putty (TP Ortodontik)



c.



Spatula lilin No. 7



d.



Geligi tiruan



16



e.



Crown form



f.



Vacuum forming machine (Mesin vakum)



g.



Bahan koping atau bahan spin sementara



h.



Sendok cetak sebagian



i.



Silly Putty (Crayola)



j.



Wire bingkai



k.



Api bunsen



l.



Gunting



m. Pisau Laboratorium dengan mata pisau nomer 25 n.



Heavy-duty laboratorium knife



o.



Kuas halus yang besar



p.



Spatula semen



q.



Dappen dish



r.



Media pemisah



s.



Monomer dan polimer



t.



Pipet obat



u.



Karet gelang besar



v.



Henpis lurus



w. Bur akrilik x.



Abrasive disk dan mandrel Moore



Teknik Template7 Untuk membuat template, tempatkan crown form logam atau geligi tiruan di daerah tidak bergigi pada model diagnostik (Gambar 24). Semua embrasur harus diisi dengan putty (Mor-Tight putty) untuk menghilangkan underkut selama adaptasi resin template. 7



Gambar 24. Crown form dipasang pada ruang tak bergigi di model diagnostik



Gambar 25. Benang Mor Tight dipasang disekitar bagian tepi model



Untuk memudahkan pelepasan template, putty dalam benang encer dapat ditempatkan di sekitar pinggiran model cetak dan juga pada permukaan lingual model, apikal dari gigi (Gambar 25). Gunakan bur akrilik besar untuk membuat lubang melalui bagian tengah cetakan (midpalatal atau midlingual). Sebuah lembaran resin berukuran 5 x 5 inci setebal 0,020 inci (bahan splin



17



sementara bening yang dibuat dengan vakum, Buffalo Dental) ditempatkan dalam bingkai mesin vakum (Sta-Vac II, Buffalo Dental) (Gambar 27). Elemen pemanas mesin dihidupkan dan digerakkan ke atas lembaran plastik. 7 Sewaktu lembar resin dipanaskan hingga suhu yang tepat, resin akan makin masuk atau tertanam sekitar 1,0 inci pada bingkai. Jika digunakan bahan koping, akan kehilangan tampilan buramnya dan menjadi bening. Model harus berada dalam posisi di tengah-tengah area perforasi mesin vakum. Kemudian vakum dinyalakan.7



Gambar 26. Lembar plastik dipasang kencang pada rangka mesin vakum



Gambar 27. Plastik menjadi kendur sewaktu dipanaskan pada temperatur yang tepat



Pegangan pada bingkai yang menahan bahan koping panas dipegang, sedangkan bingkai diturunkan sampai area perforasi mesin vakum (Gambar 28). Elemen pemanas dimatikan dan digeser ke samping. Setelah sekitar 30 detik, mesin vakum dimatikan, dan lembar resin dilepaskan dari bingkai penahan. Setelah lembar resin dilepaskan dari bingkai, pisau laboratorium dengan mata pisau No. 25 digunakan untuk memotong resin di sekeliling Mor-Tight strand (Gambar 29).7 Jika mesin vakum tidak tersedia, template tetap dapat dibuat untuk restorasi provisional. Sendok cetak sebagian diisi dengan Silly Putty, yaitu suatu adonan silikon lembut yang tersedia di banyak toko. Lembaran bahan koping dipotong setengah dan dimasukkan, dengan sisi yang mengilap ke bawah, ke dalam bingkai kawat yang didapat dengan membengkokkan gantungan baju. Lembar resin dipanaskan di atas api bunsen sampai melengkung dan jadi bening, yang biasanya terjadi dalam waktu sekitar 10 detik (Gambar 30).7



Gambar 28. Rangka ditarik kebawah, diatas meja berlubang dari mesin vakum



Gambar 30. Plastik dapat dipanaskan dengan dipasang pada bingkai kawat diatas api bunsen



Gambar 29. Plastik dipotong untuk mengeluarkan template dari model diagnostik



Gambar 31. Lembar plastik diposisikan diatas model diagnostik



18



Lembaran resin yang telah lunak ditempatkan di atas cetakan (Gambar 31). Sendok silikon putty ditekan dan ditempatkan di atas bahan koping (Gambar 32). Untuk mempercepat pendinginan, lembar plastik dan sendok cetak dapat ditiup dengan udara kompresi. Setelah sekitar satu menit, sendok tersebut dipisahkan dari cetakan (Gambar 33).7



Gambar 32. Template plastik diadaptasikan dengan memberikan gaya tekan yang kuat pada sendok cetak yang didempuli silikon



Gambar 33. Sendok cetak yang berisi silikon ditarik lepas dari template plastik yang diadaptasikan



Jika ada silikon putty yang menempel pada lembar resin, putty dapat dengan mudah diangkat dengan menariknya dengan hentakan. Pemisahan yang cepat menyebabkan silikon putty menjadi rapuh dan mudah diangkat. Putty ditempatkan kembali dalam wadah aslinya untuk nantinya digunakan kembali. Template dipisahkan dari cetakan diagnostik.7 Template dirapikan, dengan gunting (Gambar 34). Template harus mencakup setidaknya satu gigi pada kedua sisi yang dipreparasi. Bagian-bagian yang tidak diperlukan dapat disimpan untuk digunakan lagi nanti.7



Gambar 34. Bagian tepi template yang berlebih dipotong



Teknik pembuatan template geligi tiruan sebagian cekat provisional7



19



Setelah menyelesaikan preparasi, cetakan alginat dibuat dan diisi gips cepat keras. Pada cetakan gips akan terlihat replika jaringan lunak dan gigi yang tidak diperlukan (Gambar 35). Model dirapikan schingga hanya mencakup satu gigi di kedua sisi gigi yang dipreparasi. Template tersebut dicoba untuk diperiksa ketepatannya (Gambar 36).7



Gambar 35. Model diagnostik harus dirapikan hingga batas garis putus-putus



Gambar 36. Template dicoba ke model untuk memeriksa ketepatannya



Cetakan ini dilapisi dengan media separasi Alcote dan dibiarkan sampai kering. Resin akrilik dicampur dalam dappen dish, dan sebagian ditempatkan di area cetakan yang terlindung seperti ruang interproksimal serta lekukan dan boks (Gambar 37). Saat resin mulai kehilangan kilau permukaannya dan menjadi sedikit kusam, daerah akan dibuatkan geligi tiruan cekat provisional diisi (Gambar 38). Sebagian bahan ditempatkan di bagian yang akan berfungsi sebagai pontik.7



Gambar 37. Sejumlah resin akrilik ditempatkan pada daerah interproksimal model



Gambar 38. Resin ditempatkan dalam template



Karet dililitkan di sekitar template dan model cetakan (Gambar 39), dengan hati-hati agar tidak terletak pada daerah gigi penyangga sehingga tidak menyebabkan template rusak di daerah itu. Cetakan ditempatkan dalam panci bertekanan jika ada. Jika tidak, letakan pada air hangat (tidak panas) untuk mempercepat polimerisasi. Air panas akan menyebabkan monomer mendidih, meningkatkan porositas. Setelah 5 menit, template dibongkar dan disimpan kalau-kalau diperlukan lagi. Sebelum restorasi provisional dilepaskan dari cetakan, resin ditambahkan ke bagian yang kurang dan cetakan diletakan kembali ke air hangat. Template tidak diganti untuk koreksi. Menempatkan kembali resin yang belum terpolimerisasi ke dalam air akan mencegah penguapan monomer dan pembentukan permukaan kasar.7 20



Gambar 39. Template ditahan pada posisinya dengan karet pengikat



Gambar 40. Pontik dirapikan untuk memperlebar embrasur dan membuat kontur yang mudah dibersihkan



Gambar 41. Lingir lingual sadel (panah) dihilangkan untuk membuka embrasur lingual dari pontik



Geligi tiruan sebagian cekat dilepas dari gips cetakan. Cetakan harus dipecah jika perlu. Kelebihan resin akrilik diasah. Disk digunakan untuk mengasah permukaan aksial ke tepi. Pontik harus diasah dengan disk dan bur untuk membuka embrasur proksimal (Gambar 40). Bentuk sadel yang diciptakan oleh crown form di ruang edentulous dihilangkan (Gambar 41). Pontik harus memiliki bentuk umum yang sama dengan pontik pada geligi tiruan permanen. Ini akan memastikan bahwa pasien merasa nyaman puas dengan bentuk pontik sebelum geligi tiruan sebagian cekat permanen dicekatkan.7 2.5.3 Pembuatan template VLC restorasi provisional Template transparan penting bagi penggunaan resin VLC (Triad, Dentsply) karena matriks yang bening memungkinkan terlihat sinar mengakses resin untuk memulai polimerisasi. Pilihan lain adalah menggunakan urethane VLC dimetakrilat putty stick resin (Revotek LC, GC) yang dapat digunakan tanpa menggunakan matriks bening. Resin ditekan dengan tangan pada gigi yang dipreparasi, dan oklusi dihasilkan secara fungsional dengan kontak gigi antagonisnya. Gunakan pengerasan sinar sebelum dilepas dari mulut pasien. Setelah dilepaskan, dilakukan pengerasan sinar 21



akhir, diasah, dan dipoles. Demikian pula, bahan dasar komposit lunak (Protemp Crown, 3M ESPE) dibentuk secara anatomis, diadaptasikan pada gigi yang dipreparasi, dan disinar.7 Bahan mahkota provisional komposit bis-acryl agak rapuh. Tahap elastis yang sangat pendek membuatnya sulit untuk dilepas dari daerah underkut tanpa terjadi fraktur. Bahan bis-acryl pengerasan ganda (Luxatemp Solar Plus, DMG America) mempunyai tahap elastis yang lebih panjang dan pengerasan sinar yang lebih lama. Resin metakrilat polimetil VLC (Unifast LC, GC) lebih mudah mengkontrol prosesnya dari tahap slurry (bubur) menjadi tahap doughy (adonan) dan tahap elastis hingga selesai.7 Peralatan7 a.



Peralatan yang sama dengan peralatan template



b.



Silicone impression putty (dempul cetak silikon)



c.



Triad resin



d.



Triad model release agent (MRA)



e.



Bahan Triad air barrier coating (ABC)



f.



Triad curing unit



g.



Peralatan untuk sementasi (lihat halaman 247)



Teknik7 Template dibuat pada model diagnostik. Jika akan membuat restorasi geligi tiruan sebagian cekat, crown form logam atau elemen geligi tiruan disusun pada ruang yang tidak bergigi dan diatur letaknya dengan bahan putty Mor-Tight. Setelah model malam diagnostik dibuat, cetakan direndam selama 5 menit dan diduplikasi dengan menggunakan bahan cetak alginat. Hasil cetakan dicor menggunakan bahan gips cepat keras.7 Template dibuat dari lembaran resin yang dibentuk pada mesin vakum. Template diasah dan diletakkan pada model. Satu sendok bahan cetak silikon putty (Extrude XP putty. Kerr) dicampur dengan akseleratornya dan dibentuk di sekeliling template pada model (Gambar 42). Hal ini diperlukan untuk memperkuat template dan nantinya berguna untuk mencegah terjadinya perubahan karena resin yang sangat kental. Gips cepat keras juga dapat digunakan untuk memperkuat indeks ini. Template dan indeks disimpan sampai gigi telah dipreparasi.7 Cetakan alginat dibuat dari gigi penyangga yang telah dipreparasi, dan dicor menggunakan gips cepat keras. Model dilapisi dengan lapisan MRA, yang merupakan bagian dari sistem resin. Kemudian beberapa triad resin ditempatka mengelilingi batas tepi servikal preparasi gigi 22



penyangga. Selapis resin ditempatkan di dalam sisi template bening (Gambar 43). Resin email dapat ditempatkan pada bagian insisal atau oklusal dari template terlebih dahulu untuk menambah estetik.7



Gambar 42. Bahan cetak silikon diletakkan diatas template pada model diagnostik



Gambar 43. Resin VLC diletakkan pada template bening



Tekanan kuat digunakan untuk menempatkan template yang telah diisi pada model gips cepat keras dari gigi penyangga yang telah dipreparasi (Gambar 44). Indeks silikon putty ditekan pada template untuk memastikan yang sempurna pada model dan ketebalan resin yang sama pada restorasi provisional (Gambar 45). Pada teknik lainnya, cetakan dapat ditempatkan pada indeks silikon putty sebelum resin diisi ke dalam template. Indeks putty dilepaskan dari model, meninggalkan resin dan template berada dalam posisinya di model.7



Gambar 44. Template yang berisi resin ditekan agar duduk pada model diagnostik



Gambar 45. Indeks dempul silikon ditempatkan diatas template



Model ditempatkan pada triad curing unit untuk polimerisasi resin pada template selama 4 menit (Gambar 46). Template dan kemudian restorasi provisional secara hati- hati dilepaskan dari model. Semua permukaan restorasi dicetak dengan bahan ABC. Restorasi provisional ditempatkan kembali pada unit pengeras dengan bagian yang berkontak ke jaringan ke arah atas (tissue side up) selama 7 menit. Restorasi diambil dari unit pengeras, dan semua ABC dibuang dengan sikat dan air.7 Kelebihan bahan sebisa mungkin diasah dengan menggunakan gunting melengkung (Gambar 47). Disk digunakan untuk menyelesaikan proses pemotongan permukaan aksial sampai bagian tepi. Disk dan bur digunakan untuk membuka embrasur di sekeliling pontik. Sadel yang terbentuk dari template harus dihilangkan. Restorasi dipoles dengan pumice dan bahan poles (Acrilustre polishing compound).7



23



Gambar 46. Model dengan template yang berisi silikon ditempatkan dalam unit polimerisasi sinar



Gambar 47. Resin yang berlebih dipotong dengan gunting



Teknik lainnya telah dijelaskan, yaitu restorasi dimulai dalam sebuah template pada gigi yang telah dipreparasi di mulut. Polimerisasi restorasi dimulai setelah 10 detik sinar pengeras manual diaplikasikan. Setelah sebagian restorasi mengeras dengan cara ini, restorasi dikeluarkan dari mulur dan selanjutnya disinari dengan sinar berintensitas tinggi di laboratorium.7 2.5.4 Pembuatan shell restorasi provisional Sebuah mahkota tipis atau geligi tiruan sebagian sekat dapat dibuat dari salah satu resin akrilik, dan kemudian rangka tersebut dapat dilapisi secara tidak langsung pada shell berbahan gips cepat keras. Shell juga dapat dilapisi secara langsung di dalam mulut. Jika pelapisan dilakukan secara langsung, bahan metakrilat selain polimetil sebaiknya digunakan. Teknik ini dapat menghemat waktu karena sebagian restorasi dibuat sebelum preparasi dilakukan.7 Diperlukan ketelitian agar tidak membuat shell terlalu tebal. Jika terlalu tebal, shell tidak akan duduk sepenuhnya pada gigi yang telah dipreparasi dan akan perlu dikurangi secara internal. Ini dapat memakan waktu dan menghilangkan keuntungan yang diperoleh, yaitu membuatnya terlebih dahulu sebelum preparasi dilakukan.7 Peralatan7 a. Alat-alat untuk pencetakan b. Alat-alat untuk penyemenan c. Aplikator cairan d. Powder blower Teknik7 Cetakan dibuat untuk model malam diagnostik sebelum preparasi dilakukan. Harus diperiksa kelengkapannya. Lapisan tipis bahan cetak pada tepi gusi dari hasil cetakan dikurangi untuk menghasilkan resin yang lebih tebal di daerah dekat bagian tepi. Botol plastik dengan ujung runcing digunakan untuk meneteskan satu tetes monomer pada fasial dan satu tetes pada permukaan lingual hasil cetakan tiap gigi yang akan direstorasi (Gambar 48). Monomer ditempatkan di dekat bagian gingiva pada cetakan untuk menghindari agar kelebihannya tidak terakumulasi di daerah insisal dan oklusal. Lapisan resin diperluas ke kedua sisi gigi yang direstorasi, sebanyak satu gigi.7



24



Gambar 48. Monomer diaplikasikan pada cetakan dengan Gambar 49. Polimer diaplikasikan dengan jumlah yang aplikator cairan yang diberi jarum ujungnya yang mencukupi untuk membuat permukaan cetakan buram



Gambar 50. Disk amplas halus untuk menghilangkan flash gingiva dan membuka embrasur gingiva



Suatu insufflator (DeVilbiss Plastic Powder Blower, DeVilbiss) digunakan untuk menyemprot polimer ke permukaan cetakan untuk menyerap monomer (Gambar 49). Proses ini diulangi lagi sebanyak 4 kali, dengan cetakan terbalik yang memungkinkan bahan mengalir ke bagian tepi daripada ke daerah insisal atau oklusal cetakan. Shell dikeluarkan dari cetakan setelah 4 menit. Disk abrasif digunakan untuk mengurangi flash daerah gingiva dan membuka embrasur gingiva (Gambar 50).7 Jika gigi telah dipreparasi, cetakan alginat dibuat sebagian dan dicor dengan cairan tipis gips cepat keras. Kelebihan gips dikurangi dari model dengan cara diasah. Satu gigi di kedua sisi di gigi yang dipreparasi harus dilindungi jika memungkinkan. Daerah cetakan yang menduplikasi jaringan lunak sebaiknya dihilangkan. Model diperiksa dari nodul-nodul yang dapat mencegah penempatan yang sempurna.7 Shell dicobakan dengan hati-hati pada model untuk memastikan duduk tepat pada tempatnya tanpa kesulitan. Jika ada halangan, permukaan dalam shell sebaiknya dikurangi sampai restorasi pas duduknya dan pasif. Preparasi gigi pada cetakan dilapisi media separasi, yang harus kering sebelum resin akrilik dicampurkan.7 Monomer dan polimer dapat ditambahkan secara langsung pada rangka dan dicampur di situ. Resin juga dapat dicampurkan pada dappen dish dan kemudian dipindahkan ke shell, mengisi tiap gigi secara penuh. Shell ditempatkan pada model gigi yang telah dipreparasi (Gambar 51). Karet gelang dililitkan mengelilingi shell dan cetakan, yang ditempatkan pada mangkuk karet, atau sebaiknya pada panci yang bertekanan, yang diisi penuh air hangat, selama 5 menit. Penggunaan panci bertekanan secara signifikan akan meningkatkan kekuatan restorasi.7



25



Gambar 51. Shell yang berisi resin ditempatkan pada gigi Gambar 52. Shell yang berisi resin ditempatkan pada gigi preparasi di model yang dipreparasi di dalam mulut



Jika dilakukan teknik langsung, shell ditempatkan pada gigi yang telah dipreparasi dalam mulut (Gambar 52). Ketika resin menjadi elastis, restorasi dapat ditinggikan sebanyak 2 mm dan gigi bawahnya dibilas dengan air. Restorasi diangkat ke atas dan ke bawah beberapa kali untuk menghilangkan underkut. Restorasi kemudian dikeluarkan dari dalam mulut kemudian ditempatkan ke dalam air hangat.7 Ketika resin telah terpolimeralisasi, karet gelang dilepaskan, dan shell dibongkar dari cetakan gips. Jika restorası tidak bisa dibuka dari model gips, gigi-gigi yang ada dipotong dengan pisau laboratorium. Instrumen kecil yang runcing digunakan untuk menghilangkan sisa gips yang tertinggal pada restorasi sementara. Kelebihan resin dikurangi dari restorasi provisional dengan menggunakan bur akrilik atau disk Moore kasar. Permukaan aksial restorasi dihaluskan dengan disk amplas, dilanjutkan dengan penggunaan pumice, dan dipoles dengan senyawa pemoles pada muslin rag wheel.7 2.5.5 Pembuatan cetakan mahkota komposit bis-acryl Resin komposit bis-acryl (Integrity, Dentsply) dapat digunakan untuk membuat restorasi provisional pada model berbahan gips cepat keras. Polimeralisasi akrilik tersebut menghasilkan panas yang sangat sedikit, dan memberikan efek toksik yang minimal pada jaringan lunak dan pulpa. Sangat baik digunakan pada teknik langsung. Penggunaannya dalam pembuatan restorası provisional secara langsung dijelaskan di sini.7 Digunakan bahan cetak elastomer, polivinil sıloxane (Extrude Extra. Kerr). Bahan elastomer heavy-bodied memberikan keuntungan berupa sifatnya sangat stabil dan tidak mudah distorsi. Kekurangannya adalah biayanya mahal dan dibutuhkan waktu yang lebih banyak bagi bahan cetak untuk berpolimerisasi.7 Sendok cetak lengkung ganda plastik sekali pakai (Gambar 53) diisi dengan bahan cetak (Gambar 54), dan dibuat cetakan sementara efek anestasi sedang berkerja (Gambar 55). Kelebihan dikurangi dari batas cetakan (Gambar 57) dan underkut pada daerah gingiva hingga ketinggian



26



kontur pada gigi yang berdekatan (Gambar 59) untuk mempermudah penempatan kembali yang akurat di dalam mulut. Sisa bahan di antara tiap gigi pada cetakan seharusnya dihilangkan karena dapat menghalangi penempatan yang pas. Sisa embrasur yang langsung berdekatan dengan gigi yang dipreparasi sebaiknya dibiarkan utuh. Hal tersebut dapat membantu membentuk permukaan proksimal restorasi provisional dan sebaiknya juga dapat membantu menghindari terjebaknya resin bis-acryl yang rapuh pada daerah underkut.7 Tepi restorasi provisional mungkin saja tipis atau kurang baik karena posisi cetakan tidak lurus atau ketebalan yang dibutuhkan untuk restorasi resin lebih besar daripada yang dibutuhkan restorasi logam. Untuk menghindari masalah ini, bur bulat No. 8 atau bur karbit bulat No. H379023 digunakan untuk memotong palung pada daerah gingiva permukaan fasial dan lingual hasil cetakan gigi tempat restorasi akan dibuat (Gambar 60). Proses ini akan menghasilkan bahan yang sejajar dengan tepi restorası yang dihasilkan (Gambar 61). Kondisi ini memastikan cukupnya bahan pada bagian tepi. Kelebihan dapat dikurangi selama proses penyelesaian.7



Gambar 53. Sendok cetak posterior, lengkung ganda dari bahan plastik



Gambar 54. Aplikator bahan plivinil siloksan



Gambar 55. Sendok cetak lengkung ganda ditempatkan pada gigi yang akan dipreparasi



Gambar 56. Cetakan lengkung ganda



Gambar 57. Kelebihan bagian tepi dipotong dengan pisau laboratorium



Gambar 58. Bur karbid kecepatan tinggi dengan bagian ujung harus lurus dan melengkung



27



Gambar 59. Bahan di embrasur dan servikal yang akan menghalangi penutupan, dihilangkan



Gambar 60. Pembuatan palung gingiva dengan bur pada permukaan fasial, lingual cetakan gigi yang akan direstorasi



Gambar 61. Bagian midsagital cetakan dan restorasi provisional memperlihatkan adanya ketebalan bahan (panah) yang cukup besar di dekat bagian tepi



Gambar 62. Ujung pengaduk yang sudah pernah digunakan dilepas dari Integrity polimerisasi



Setelah preparasi gigi selesai, pembuatan restorası provisional dimulai dengan memilih warna yang diinginkan untuk restorasi provisional. Bahan di dalam setiap cartridge cukup banyak dan dapat digunakan berkali-kali. Ujung pengaduk yang masih di tempat pada penggunaan sebelumnya dilepas (Gambar 62). Untuk Integrity ada dispenser khusus untuk Cartridge dengan warna Integrity yang dipilih, diisi ke dalam dispenser (Gambar 63 dan 64), dan bahan dibuang sedikit untuk memastikan kelancaran aliran. Kemudian ujung pengaduk dipasang (Gambar 65) dan dispenser siap untuk digunakan (Gambar 66).7 Selapis tipis vaselin sebaiknya diulaskan pada gigi yang dipreparasi dan gigi yang berdekatan sebelum menempatkan resin jika inti atau restorası yang berdekatan resin. Integrity diekstruksi langsung ke dalam cetakan gigi telah dipreparasi (Gambar 67), dengan menjaga agar ujung tube pengaduk yang terbenam dalam resin untuk mengisi ujung tonjol atau daerah ujung insisal dari bawah ke atas untuk mencegah kekosongan pada restorasi provisional yang telah dibuat. Dalam kurun waktu 45 detik, cetakan dengan Integrity dimasukkan ke dalam mulut sampai benarbenar pas (Gambar 68), dan pasien diinstruksikan untuk menggigit ke sisi berlawanan dari sendok cetak lengkung ganda.7



28



Gambar 63. Cartridge Integrity dipasang ke dispenser



Gambar 64. Cengkeram penstabil dikatupkan



Gambar 65. Pemasangan ujung pengaduk yang baru



Gambar 66. Dispenser Integrity siap digunakan



ba



Gambar 67. Adonan resin dikeluarkan ke cetakan gigi yang akan dibuatkan restorasi provisional



Gambar 68. Sendok cetak yang berisi resin harus diorientasikan dengan benar



Cetakan dilepas dari mulut dalam waktu 2 menit sejak awal pencampuran (Gambar 69). Restorasi provisional diambil langsung dari gigi atau dari cetakan (Gambar 70) Restorasi provisional harus dibiarkan mengeras 7 menit dari awal pencampuran.7



Gambar 69. Sendok cetak dikeluarkan dan resin tetap



Gambar 70. Restorasi provisional dari resin dibongkar



29



tinggal dalam cetakan



dari cetakan



Gambar 71. Disk amplas digunakan untuk menghaluskan bagian tepi restorasi provisional



Gambar 72. Oklusi ditandai dalam mulut dan diasah di luar mulut dengan bur karbid berkecepatan tinggi



Gambar 73. Pemolesan dengan rag wheel



Restorasi provisional Integrity yang baru dibuat dapat ditambahkan Integrity baru untuk mengisi kekurangan dan integrity tambahan ini akan menyatu. Jika permukaan tidak lagi baru, dapat digunakan resin komposit pengeras sinar untuk memperbaiki bagian yang kurang di daerah menyesuaikan bentuk untuk mendapat estetik yang lebih



baik. Kelebihan dekat bagian tepi



(termasuk intentional bead, jika digunakan) dibuang, dan kemudian restorasi tersebut dibentuk, diselesaikan, dan dipoles dengan disk (Gambar 71), bur akrilik berkecepatan lambat, dan/atau bur pengakhir dari karbid berkecepatan tinggi. Restorasi dipasangkan kembali pada gigi dalam mulut. Sesuaikan oklusi jika perlu (Gambar 72). Dengan menggunakan sendok cetak lengkung ganda, dapat dihasilkan restorasi yang lebih pas sehingga hanya membutuhkan penyesuaian minimal atau bahkan tidak membutuhkan penyesuaian. Pumice dan kompon poles dapat digunakan (Gambar 73). Restorasi dipasang dengan semen sementara.7 2.5.6 Pembuatan restorasi provosional teknik injeksi (suntik)23 1. Jika terdapat cacat pada gigi, maka lakukan wax-up terlebih dahulu pada model kerja untuk mengoptimalkan kontur gigi.23



30



Gambar 74. (a) Kondisi cacat pada gigi, (b) Dilakukan wax-up pada model diagnostik



2. Aplikasikan selapis tipis vaselin pada permukaan model kerja. 3. Buat cetakan pada model kerja menggunakan bahan Polyvynil Siloxane (PVS) dalam sendok cetak sediaan. 4. Setelah bahan cetak mengeras (setting), pisahkan dari model kerja.



Gambar 75. Hasil cetakan PVS



5. Buat dua lubang tambahan pada sendok cetak dan bahan PVS menggunakan bur akrilik. Lubang ini akan digunakan untuk menyuntikkan dan melepaskan bahan resin sementara. Lubang biasanya berada pada tepi sudut insisal untuk meminimalkan terbentuknya gelembung. Sementara lubang kedua berada di area servikal yang agak jauh dari lubang pertama untuk memungkinkan keluarnya udara yang terperangkap. Diameter lubang injeksi yang dibuat adalah 1,5 mm. 6. Setelah gigi pasien dipreparasi, kemudian aplikasikan selapis tipis vaselin pada permukaan gigi.



31



Gambar 76. Hasil preparasi gigi



7. Pasien dalam posisi supinasi (berbaring) saat prosedur pembuatan restorasi provisional. 8. Insersikan sendok cetak yang berisi PVS tadi ke dalam rongga mulut pasien. 9. Lakukan injeksi (penyuntikan) bahan resin komposit bis-akrilik.



Gambar 77. Penyuntikan bahan resin komposit bis-akrilik



10. Sendok cetak harus dipegang dengan kuat untuk menghindari gerakan yang akan menyebabkan distorsi. 11. Tunggu hingga mengeras (setting). Kemudian bersihkan kelebihan bahan resin komposit bis-akrilik. 12. Keluarkan sendok cetak dari rongga mulut pasien. 13. Keluarkan hasil restorasi sementara dari bahan cetak PVS, lalu lakukan pemolesan.



Gambar 78. Restorasi provisional setelah dikeluarkan dari mulut pasien



Gambar 79. Restorasi provisional setelah disementasi



32



2.6 Teknik untuk restorasi provisional buatan pabrik Ada keadaan klinis yang tidak memungkinkan untuk membuat mahkota provisional perorangan dari bahan resin. Mahkota polikarbonat atau mahkota polimetil metakrilat buatan pabrik mudah disesuaikan untuk menghasilkan mahkota provisional pada preparasi gigi anterior tunggal pada sebagian besar pasien. Pasien dapat berada pada situasi darurat, dengan gigi posterior fraktur dan tidak ada waktu untuk melakukan preparasi gigi definitif dan membuat mahkota provisional. Dalam kasus tersebut, mahkota anatomi sudah jadi yang berbahan logam dapat digunakan untuk melindungi gigi dan membuat psien merasa nyaman sampai cukup waktu untuk menyelesaikan perawatan.7 2.6.1 Mahkota polikarbonat anterior Restorasi provisional yang sesuai dapat dibuat untuk gigi anterior tunggal melalui penggunaan mahkota polikarbonat. Namun, hal tersebut akan memerlukan perubahan yang banyak untuk memperbaiki perbedaan morfologi dan bentuk yang tidak tepat. Jika tidak dibentuk secara hati-hati, akan memiliki bagian horizontal yang mengemper dan merusak giginya. Untuk memperbaiki bentuk dan mendapat retensi yang diperlukan, crown from yang sewarna gigi harus dilapis ulang dengan resin. Hal ini dapat dicapai secara tepat dengan melakukan pelapisan ulang pada cetakan gips cepat keras dari gigi yang dipreparasi.7 Peralatan7 



Sendok cetak sebagian anterior (hanya satu)







Alginat







Mangkuk karet







Spatula







Gips cepat kering







Polycarbonate crown kit







Pensil







Henpis lurus







Bur akrilik







Cvarse garnet disk on Madrel Moore







Kuas halus yang besar







Spatula semen 33







Dappen dish







Instrumen plastik PKBI







Media pemisah







Monomer dan polimer







Medicine dropper







Muslin rag whell







Senyawa pemolesan putih







Miller forsep







Gunting







Kertas artikulasi







Paper pad







Semen oksida seng eugenol







Vaselin







Sonde







Kaca mulut







Benang gigi



Teknik7 Jika preparasi gigi telah selesai, gigi yang dipreparasi dicetak dengan alginat menggunakan sendok cetak sebagian anterior (Gambar 80). Alginat diaplikasikan di sekitar gigi yang dipreparasi dengan ujung jari telunjuk. Setelah cetakan dikeluarkan dari mulut, lalu diisi dengan campuran tipis gips cepat kering (mounting plaster, Whip Mix). Model cetakan dipisahkan dari bahan cetak segera (Gambar 81).7



Gambar 80. Sendok cetak sebagian anterior digunakan Gambar 81. Hasil cetakan dan model diagnostiknya untuk membuat cetakan alginat dari gigi yang telah dipreparasi



Mold guide yang disediakan bersama dengan kit untuk menentukan ukuran mahkota mesiodistal yang tepat digunakan untuk crown form (Gambar 82). Ukuran mahkota yang sesuai diambil dari tempatnya dalam kit dan ditempatkan pada gigi yang dipreparasi pada cetakan atau dimulut. Dengan pensil, suatu tanda dibuat pada bagian gingiva permukaan labial (Gambar 83). 34



Jarak dari tanda pensil ke tepi gingiva harus sama dengan perbedaan panjang antara tepi insisal crown form dan tepi insisal gigi yang berdekatan.7



Gambar 82. Mold guide dipegang di dekat model untuk memilih ukuran mahkota yang tepat



Gambar 83. Dengan mahkota terpasang pada preparasi, dilakukan penandaan pada jarak tepi gingiva yang sama dengan jarak dari ketinggian mahkota yang melebihi ketinggian gigi-gigi di dekatnya



Kelebihan panjang di gingiva digerinda dengan bur batu karborundum besar atau but akrilik, dengan menggunakan garis pensil sebagai tanda acuan (Gambar 84). Mahkota yang telah diperpendek ini dicobakan kembali ke gigi yang dipreparasi itu (Gambar 85). Jika terlalu ketat pada interproksimal, disesuaikan.7 Cetakan dari gigi yang dipreparasi dan daerah sekitarnya diulas dengan tin foil sebagai media pemisah (Alcote) (Gambar 86). Pengeringan dipercepat dengan hembusan udara, cetakan harus kering sebelum resin diaduk.7



Gambar 84. Kelebihan bagian gingiva yang melebihi tanda tersebut dipotong



Gambar 85. Mahkota polikarbonat setelah panjang yang berlebih dihilangkan. Tab dibiarkan pada tahap ini agar mahkota mudah dipegang



Gambar 86. Model gips di daerah preparasi dan sekitarnya Gambar 87. Mahkota yang diisi resin dipasang ke gigi diolesi media separasi yang dipreparasi pada model diagnostik



Empat tetes monomer ditempatkan ke dappen dish, dan tambahkan polimer berwarna seperti gigi. Sementara mahkota polikarbonat tersedia hanya dalam satu warna, modifikasi warna dengan resin akrilik yang ditambahkan. Crown form diisi dengan resin menggunakan instrumen plastik IPPA. Ketika resin akrilik mulai memudar, tempatkan mahkota tersebut pada model gips, dan 35



semua kelebihan resin perlahan akan terlihat di sekitar bagian tepi (Gambar 87). Setelah mahkota duduk dengan pas, rendam dalam semangkuk air hangat untuk mempercepat polimerisasi.7 Ketika polimerisasi resin telah selesai, mahkota provisional diambil dari ceakan, yang harus dipecah jika perlu. Disk garnet kasar pada henpis lurus digunakan untuk memotong tepi (Gambar 88). Pada banyak kasus, ini berarti bahwa bagian mahkota polikarbonat asli akan dipotong dan dibentuk kembali. Tidak boleh ada birai yang tajam atau perubahan kontur yang mendadak di dekat bagian tepi. Jika perlu, setengah bentuk aksial ke arah gingiva harus dibentuk kembali. Ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan restorasi provisional yang memuaskan dengan menggunakan teknik ini.7



Gambar 88. Kelebihan akrilik di gingiva dipotong dengan gamet disk sampai bagian tepi sama dengan tanda garis akhir (panah)



Gambar 89. Oklusi dicek dengan kertas artikulasi



Jika gigi tersebut non-vital, atau jika menggunakan resin lain selain metakrilatpolimetil, mahkota dapat dilapis ulang di dalam mulut pada gigi yang dipreparasi. Preparasi diolesi dengan vaselin, dan mahkota harus diangkat sebelum resin mengeras dan mengisi underkut interproksimal. Kelebihannya dipotong dengan gunting yang melengkung. Mahkota ini berulang kali dipaskan dan dilepas sampai semua resin terpolimerisasi sempurna.7 Mahkota ditempatkan pada gigi yang dipreparasi di mulut, dan oklusi diperiksa dengan kertas artikulasi (gambar Setiap titik yang tinggi diasah menggunakan bur tidak bergerigi setelah mahkota dilepaskan dari gigi. Daerah-daerah kasar di lingual dan insisal, serta permukaan lain yang dikontur ulang dekat tepi gingiva dirapikan dengan Dedeco jewelery wheel menggunakan henpis lurus (Gambar 89).7



Gambar 89. Permukaan aksial dekat bagian tepi Dihaluskan dengan Dedeco jeweler wheel



Gambar 90. Permukaan aksial dipoles dengan kompoun poles putih menggunakan muslin rag wheel



Semua permukaan restorasi provisional dipoles dengan bahan poles (Acrilustre) pada muslin rag wheel (Gambar 90), setelah dipoles restorasi provisionil ini dapat mengilap aeperti



36



semula. Permukaan luar mahkota diolesi dengan vaselin untuk mencegah semen melekat padanya. Restorasi disemen dengan semen oksida seng eugenol. Sonde digunakan untuk memastikan bahwa semua sisa semen bersih dari celah gingiva (Gambar 91). Benang gigi digunakan pada interproksimal untuk menghilangkan semen yang tertinggal di situ.7



Gambar 91. Semua semen yang berlebih dibersihkan dengan sonde



2.6.2 Mahkota provisional untuk gigi yang dirawat endodontik Restorasi provisional sering sulit dibuat untuk gigi yang telah dipreparasi untuk pasak dan inti karena struktur gigi supragingiva yang masih utuh sangat sedikit. Hal ini dapat dibantu dengan menggunakan mahkota polikarbonat standar dengan menempatkan sepotong klip kertas atau kawat kaku lainnya ke saluran dan menempatkan mahkota yang berisi resin di atasnya (Gambar 92).7



Gambar 92. Pin dipasangkan pada mahkota polikarbonat ini untuk digunakan sebagai restorasi provisional pada gigi yang dipreparasi untuk pemasangan pasak inti



2.6.3 Mahkota logam anatomi buatan pabrik Kasus darurat yang melibatkan molar retak adalah salah satu uindikasi terbaik untuk penggunaan mahkota logam sudah jadi. Seng oksida dan eugenol saja tidak akan melekat ke gigi, dan jarang ada cukup waktu pada kunjungan darurat untuk membuat mahkota provisional perorangan dari resin akrilik. Dengan menggunakan mahkota anatomi logam sudah jadi, pasien 37



dapat memperoleh mahkota sementara guna melindungi gigi retak dan mencegah iritasi pada lidah dan mukosa.7 Ada beberapa sistem yang tersedia untuk tujuan ini, dengan menggunakan prinsip umum yang sama. Prosedur ini terdiri dari: 7 1. Preparasi gigi minimal 2. Pengukuran dan seleksi mahkota 3. Pengasahan dan adaptasi tepi gingiva 4. Penyesuaian oklusal 5. Sementasi Peralatan7 



Henpis berkecepatan tinggi







Bur No.170L







Bur No.171L







Alat pengukur







Crown form







Stretching blok







Gunting nahkota dan jembatan







Contouring pliers







Henpis lurus







Disk amplas pada mandrel Moore







Kertas artikulasi







Miller forceps







Spatula semen







Paper pad







Semen oksida seng eugenol







Vaselin







Sonde lengkung LI.7-7







Kaca mulut







Benang gigi



38



Teknik7 Molar rahang atas dengan tonjol palatal yang retak merupakan kedaruratan yang tidak biasa (Gambar 93). Tonjol ini paling mudah dilindungi untuk jangka pendek dengan mahkota logam sudah jadi (Iso-Form temporary crown, 3M ESPE).7



Gambar 93. Molar kedua atas dengan cusp distopalatal yang fraktur



Gigi harus dipreparasi minimal untuk menciptakan ruang bagi restorasi. Langkah awalnya adalah pengurangan oklusal, yang mengikuti bidang miring permukaan oklusal (Gambar 94). Kedalamannya akan jadi 1,0 mm pada tonjol non-fungsional dan 1,5 mm pada tonjol fungsional. Bevel tonjol fungsional (pada lereng palatal dengan kedalaman 1,5 mm untuk menyelesaikan reduksi oklusal (Gambar 95).7



Gambar 94. Ruang oklusal didapatkan dengan bur intan



Gambar 95. Bevel cusp fungsional dibuat dengan bur yang sama



Reduksi proximal secukupnya saja untuk memungkinkan dudukan mahkota. Jika restorasi amalgam mesio-okluso-distal ada pada gigi, pengurangan proksimal paling mudah dilakukan dengan membuang amalgam dalam boks tersebut (Gambar 96). Boks tersebut dipotong dengan but No. 170L atau 171L semua karies dihilangkan pada saat ini. Tidak perlu membuang semua restorasi yang ada atau membuat basis permanen atau preparasi menyeluruh.7



39



Gambar 96. Preparasi bagian proksimal



Gambar 97. Alat pengukur untuk memilih mahkota logam yang sudah jadi



Masing-masing dari tiga ukuran dalam kit crown form logam mempunyai bilah konvergen berkisar 1,0 mm; 9 sampai 10, 10 sampai 11, dan 11 sampai 12 mm (Gambar 97). Pengukur ditahan segaris dengan titik kontak dan ditempatkan pada permukaan oklusal gigi lainnya di dalam lengkung gigi. Mata pisau atau bilah tersebut disisipkan antarkontak gigi di kedua sisi preparasi (Gambar 98). Titik tempat bilah disisipkan menunjukkan dimensi yang akan digunakan untuk pemilihan crown form yang tepat.7



Gambar 98. Pengukuran mesio-distal dari ruang



Gambar 99. Tepi gingiva dapat dibuat sedikir melebar pada blok yang dapat diregangkan



Mahkota dicobakan pada gigi. Jika keliling giginya terlalu ketat, mahkota ditempatkan pada pasak streching blok (Gambar 99). Streching blok adalah pasak meruncing yang berhubungan dengan gigi geraham rahang atas dan bawah, dan juga sisi kiri dan kanan. Pelebaran tepi juga diperlukan jika garis akhiran berupa bahu. Mahkota didorong ke bawah pada pasak sampai didapat lebar gingiva yang cukup.7 Mahkota dipasangkan pada gigi untuk mengevaluasi panjang okluso-gingivanya. Ketinggian masing-masing lingir tepi mahkota dibandingkan dengan ketinggian pada gigi yang berdekatan (Gambar 100). Gunting mahkota dan jembatan digunakan untuk membuang bagian tepi gingiva sesuai dengan beda ketinggian lingir tepi (Gambar 101). Bagian tepi ini dibentuk mengikuti kontur jaringan gingiva.7



Gambar 100. Penentuan penyimpangan tinggi lingir tepi antara restorasi dan gigi didekatnya



Gambar 101. Tinggi yang berlebih, dihilangkan dari tepi gingiva



Bintik kasar dan setiap ketidakteraturan pada tepi gingiva dihaluskan dengan disk amplas (Gambar 102). Contouring plier No. 114 digunakan untuk menghasilkan bentuk oklusal yang sedikit cembung ke bagian tepi (Gambar 103). Sebagai hasilnya, tepi akan sedikit mengecil.7



40



Gambar 102. Tepi gingiva dihaluskan



Gambar 103. Permukaan aksial dikontur dengan tang



Mahkota dipasangkan pada gigi, dan oklusi diperiksa dengan kertas artikulasi (Gambar 104). Mahkota dilepas dan daerah oklusal yang kontaknya terlalu tinggi diasah dan dipoles. Kontak proksimal yang terbuka dapat dikoreksi dengan memburnis daerah proksimal pada bagian dalam mahkota.7 Bagian luar mahkota diolesi dengan vaselin untuk memudahkan pembuangan sisa semen nantinya, oksida seng dan eugenol dicampur agak kental seperti krim pada paper pad. Mahkota diisi dengan semen dan dipasangkan pada gigi yang dipreparasi dengan tekanan jari (Gambar 105). Tepi mahkota diburnis dengan burnisher lengkung LL 7-7 sebelum semen mengeras (Gambar 106). Benang gigi dilewatkan melalui kontak proksimal untuk membuang semen yang mengeras dari daerah interproksimal (Gambar 107).7 Sonde digunakan untuk membuang semua semen subgingival yang tersisa (Gambar 108). Pengecekan terakhir pada bagian tepi harus dilakukan untuk memastikan bahwa semen tidak menekan gingiva.7



Gambar 104. Oklusi dicek dengan kertas artikulasi



Gambar 105. Mahkota yang diisi semen oksida eugenol dipasang



Gambar 106. Bagian tepinya diburnis



Gambar 107. Kelebihan semen di interproksimal dihilangkan dengan benang gigi



41



Gambar 108. Semen yang masih tertinggal di servikal harus dihilangkan dengan sonde



2.7 Penerapan CAD-CAM dalam pembuatan restorasi provisional Penerapan sistem CAD-CAM yang membentuk protesa sementara memungkinkan penggunaan polimer dengan densitas tinggi, yang menjamin sifat mekanik dan biokompatibilitas yang relatif tinggi. Mereka menyediakan produksi jangka pendek dari restorasi sementara dengan presisi tinggi sehubungan dengan bentuk anatomi, pemasangan ke gigi dan kontak oklusal. Keunggulan sistem CAD-CAM yang tidak diragukan ini menentukan penggunaannya yang luas di kantor dan laboratorium gigi dalam beberapa tahun terakhir. Implementasi peralatan pencetakan 3D dalam modul CAM dan digitalisasi parsial atau lengkap dari proses dari awal - kesan awal, dapat secara signifikan mempersingkat waktu produksi dan memberikan restorasi prostetik sementara dengan presisi dan kualitas yang diperlukan.19 Saat ini, desain dan manufaktur digital secara bertahap mengubah praktik fabrikasi restorasi gigi. Alih-alih proses pencetakan tradisional, berbagai pemindai mulut digital digunakan untuk menghasilkan data ortodontik digital yang akurat hanya dalam beberapa menit. Berdasarkan data pemindaian digital, pemulihan dapat dirancang dan dibuat menggunakan desain dan teknologi manufaktur canggih. Oleh karena itu, ada kebutuhan kritis akan solusi yang dapat membuat mahkota sementara dalam beberapa menit berdasarkan data yang dipindai secara digital.26 2.8 Kegagalan dalam pembuatan restorasi sementar dan komplikasi lebih lanjut Komposisi kimiawi dari zat yang digunakan untuk membuat restorasi sementara tidak boleh menimbulkan efek negatif pada jaringan lunak rongga mulut, menyebabkan iritasi atau kerusakan. Dalam kasus pembuatan restorasi provisional dibuat dengan teknik langsung, ketika resin selfcured digunakan, panas yang dilepaskan selama polimerisasi dapat merusak jaringan pulpa. Ini terjadi sebagai akibat dari peningkatan volume cairan di kanal dentin, perubahan arah aliran darah di pulpa, cedera pembuluh darah, koagulasi protoplasma dan nekrosis jaringan. Dalam proses pembuatan restorasi provisional dengan resin self-cured, suhu pulpa dapat meningkat 0,42-7,21oC. Peningkatan suhu pulpa sebesar 5,6oC dalam 15% kasus menyebabkan nekrosis pulpa. Saat suhu naik 11,2oC nekrosis pulpa diamati pada 60% kasus. Itu membuat 100% jika suhu naik 16,8oC.15 Kerugian dari resin akrilik self-cured adalah risiko tinggi kerusakan pulpa dan periodonsium dengan monomer bebas, penyusutan polimerisasi yang terlihat dan reaksi eksotermik yang diekspresikan. Lebih sedikit panas yang dilepaskan saat bekerja dengan polietil metakrilat



42



dibandingkan saat menggunakan polimetil metakrilat, tapi itu masih lebih dari saat bekerja dengan resin komposit bis-akrilik. Banyak sifat resin komposit bis-akrilik dari bahan kimia, cahaya, dan pengawetan ganda lebih baik daripada resin akrilik self-cured. Mereka lebih keras, hampir bebas bau, tahan terhadap perubahan warna dan lebih tahan aus.15 Dengan mempertimbangkan semua yang disebutkan di atas, dokter harus memilih bahan untuk membuat mahkota provisional tergantung pada kasus klinisnya. Dengan demikian, saat membuat sementara restorasi dengan teknik langsung lebih disukai digunakan polietil metakrilat atau resin komposit bis-akrilik yang memberikan reaksi eksotermik rendah, sedangkan zat dengan penyusutan polimerisasi rendah (resin berbasis komposit bis-akrilik) harus digunakan ketika teknik tidak langsung diterapkan. Saat membuat restorasi sementara untuk aplikasi jangka panjang, perlu menggunakan zat dengan stabilitas dan daya tahan yang lebih tinggi (resin berbasis komposit polimetil metakrilat atau bis-akrilik).15 Kegagalan dalam pembuatan restorasi sementara menyebabkan lesi pada gusi dan periodonsium. Mikroorganisme yang menempel pada permukaan restorasi dan pembentukan plak gigi baik pada gigi maupun material gigi merupakan penyebab utama penyakit mulut seperti denture stomatitis, inflamasi gingiva dan gigi berlubang sekunder. Dengan demikian, bakteri memainkan peran penting dalam pembentukan awal plak, tidak hanya pada jaringan gigi asli tetapi juga pada bahan restoratif gigi berbasis resin. Oleh karena itu, permukaan restorasi sementara harus cukup lunak agar nyaman, menyenangkan secara estetika dan mampu menghindari lesi dan penumpukan plak. Tindakan yang dilakukan adalah dengan menghaluskan permukaan restorasi yang kasar sehingga mencegah perlekatan bakteri dan timbulnya plak gigi.15,22 Restorasi sementara harus memiliki adaptasi marjinal yang tepat terhadap garis akhir gigi yang dipreparasi untuk melindungi pulpa dari efek berbahaya faktor termal, biologis, dan kimia, jika tidak, kontak jangka panjang antara dentin dengan lingkungan luar menyebabkan penetrasi bakteri yang membahayakan vitalitas pulpa. Karenanya, kesenjangan marjinal berkisar antara 25 hingga 157 μm. Sulit untuk mencapai marjinal yang tepat adaptasi dengan polimetil metakrilat. Tidak seperti polimetil metakrilat, polietil metakrilat tidak terlalu keras tetapi lebih mudah ditangani dan memberikan adaptasi marginal yang tepat. Kualitas adaptasi marjinal restorasi sementara tergantung pada tingkat polimerisasi penyusutan zat. Karena bahan pengisi kaca, zat bisakrilik mengalami penyusutan polimerisasi yang lebih sedikit dan memberikan adaptasi marginal yang lebih baik.15,22



43



Kesenjangan marjinal yang terjadi pada kasus tersebut dapat dikurangi dengan pelapisan ulang restorasi. Menambahkan material sementara memungkinkan adaptasi yang lebih baik dari restorasi sementara pada permukaan gigi yang telah disiapkan. Relining dapat dilakukan pada saat fabrikasi untuk mengurangi penyusutan polimerisasi resin dan untuk meningkatkan retensi awal. Semakin kecil celah marjinal, semakin sedikit pembubaran semen luting sementara dan akumulasi plak.15,22 Fraktur restorasi sementara dapat terjadi saat mengeluarkannya dari rongga mulut, selama konstruksi, dan pemangkasan. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari retakan yang menyebar dari cacat permukaan, kekuatan melintang yang tidak memadai, kekuatan benturan atau ketahanan lemah. Kelebihan beban selama aktivitas fungsional atau parafungsional dapat menyebabkan fraktur. Selain itu, preparasi gigi yang tidak memadai menyebabkan restorasi sementara yang tipis, yang lebih rentan terhadap fraktur terutama di area servikal. Konektor yang retak dan margin yang hilang dapat memperburuk fungsi, kondisi gigi dan jaringan lunak menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien.15 Cara terbaik untuk mengurangi risiko fraktur adalah pemilihan bahan yang tepat. Oleh karena itu, hal ini penting untuk diperhatikan kekuatan dari berbagai jenis resin untuk restorasi sementara, karena banyak di antaranya yang rapuh. PMMAdianggap menunjukkan ketangguhan fraktur yang lebih tinggi daripada resin bisphenol A glycidyl methacrylate (bis-GMA). Karena bahan resin akrilik terpolimerisasi panas lebih padat, lebih kuat, dan lebih tahan terhadap fraktur daripada bahan yang dipolimerisasi otomatis dan terpolimerisasi ringan, bahan tersebut harus dipertimbangkan untuk digunakan saat perawatan sementara untuk waktu yang lama atau kekuatan tambahan diperlukan.15



BAB III PENUTUP 44



3.1 Kesimpulan Keberhasilan restorasi akhir sebagian besar ditentukan oleh prosedur yang tepat dari tahap sebelumnya seperti pembuatan restorasi provisional. Restorasi provisional merupakan komponen penting dari perawatan prostodontik cekat. Restorasi provisional berfungsi untuk meningkatkan estetika, stabilisasi dan fungsi untuk jangka waktu yang singkat untuk gigi tiruan cekat. Restorasi provisional harus memiliki adaptasi marginal yang baik, retensi yang memadai dan ketahanan untuk menahan kekuatan pengunyahan. Restorasi provisional harus tahan lama, tidak mengiritasi pulpa dan jaringan gingiva. Restorasi provisional yang dibuat dengan teknik langsung meskipun lebih murah dan lebih mudah untuk dibuat tetapi memiliki kelemahan tertentu, seperti menunjukkan adaptasi marginal yang kurang baik karena penyusutan polimerisasi, sisa monomernya menyebabkan peradangan jaringan dan panas polimerisasi eksotermik menyebabkan kerusakan pulpa dan ketidaknyamanan pada pasien. Di sisi lain, restorasi provisional dengan teknik tidak langsung memiliki kelebihan tertentu, seperti, bahan yang lebih kuat dan tahan lama seperti resin akrilik dapat digunakan, perubahan estetika atau oklusal dapat dilakukan pada artikulator, tidak ada kontak monomer bebas dengan gigi atau gingiva yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan , dan kecocokan marginal lebih baik. Meskipun waktu yang lebih lama diperlukan untuk membuat restorasi provisional dengan teknik tidak langsung, hal ini mengurangi waktu klinis. Kami dapat menyimpulkan bahwa adaptasi marginal, estetika dan biokompatibilitas, pembuatan restorasi sementara dengan teknik tidak langsung lebih baik daripada restorasi provisional yang dibuat dengan teknik langsung. 3.2 Saran 1. Dokter harus memahami bahan restorasi provisional yang tersedia secara komersial dan sifat mekaniknya sehingga mereka dapat memilih bahan terbaik tergantung pada situasi klinis. 2. Dokter juga harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang karakteristik penanganan dan sifat material restorasi provisional yang dipilih. Teknik yang digunakan dalam fabrikasi kemungkinan besar akan memiliki efek yang lebih besar pada hasil akhir daripada bahan spesifik yang dipilih.



DAFTAR PUSTAKA



45



1.



Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2019. 195, 209.



2.



Rizkillah MN, Isnaeni RS, Fadilah RPN. Pengaruh kehilangan gigi posterior terhadap kualitas hidup pada kelompok usia 45-65 tahun. Padjadjaran J Dent Res Student 2018; 2(2): 2-3.



3.



Adenan A, Sumarsongko T. Pembuatan gigi tiruan jembatan anterior pada lingir alveolar yang resorpsi. Dentofasial 2012; 11(2): 100-101.



4.



Lesmana RA. Restorasi cekat sementara yang diperkuat untuk pemakaian jangka panjang. JKGIU 1999; 6(2): 7-8.



5.



Suhardi S, Syafrinani. Peranan penambahan zirkonium oksida pada mahkota provisional resin akrilik polimerisasi panas. B-Dent Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah; 6(2): 96.



6.



Al Jabbari YS, Al Rasheed A, Smith JW, Iacopino AM. An indirect technique for assuring simplicity and marginal intergrity of provisional restorations during full mouth rehabilitation. The Saudi Dental Journal 2013; 25:39-40, 42.



7.



Shillingburg HT, Sather DA, Cain JR, Mitchell DL, Blanco LJ, et al. Fundamental prostodontik cekat. Edisi 4. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran; 2015. 241-266.



8.



Shah SA, Naqash TA. Comparative evaluation of vertical marginal accurancy of chemically polymerized polymethyl methacylate provisional restorative crowns using direct, indirect and combination techniques: A research. IJHSR 2015; 5(10): 136-137.



9.



Shetty K, Alderea EW, Altaf RW, Suqati EA, Sindi MA. Comparison and evaluation of marginal accuracy of provisional restoration by 3 different materials in vitro study. Int J Med Res Health Sci 2020; 9(5): 68-69, 73.



10. Choudhary M, Singh V. Effect of cooling techniques on pulpal temperature on direct fabrication of provisional restorations: An in vitro study. IJRR 2019; 6(12): 85-86. 11. Choudhury M, Nahar N, Yazdi S, Choudhury F, Sultana A. Fabrication of provisional restoration on freshly prepared tooth: indirect and direct technique. Bangladesh Journal of Medical Science 2015; 14(1): 60, 64. 12. Bharadwaj K, Salagundi BS, Regish KM. Provisional restorations in crown and bridge: review article. International Journal of Current Reserach 2017; 9(12): 63311-63312. 13. Jubhari E, Machmud E, Hasminar, Arafi A, Kristanti CA, Arpa S, et al. The effect of fabrication techniques of temporary crowns on the gingiva health. J Dentomaxillofasial Sci 2019; 4(3): 135. 14. Regish KM, Sharma D, Prithviraj DR. Techniques of fabrication of provisional restoration: An overview. International Journal of Dentistry 2011; 134659: 2-3.



46



15. Heboyan AG, Movisyan NM, Khachatryan VA. Provosional restorations on restorative dentistry. World Science 2019; 6(46): 12-13. 16. Prasad DK, Shetty M, Alva H, Prasad H. Provisional restorations in prothodontic rehabilitations-concepts, materials and techniques. NUJHS 2012; 2(2): 72. 17. Tom TN, Uthappa MA, Sunny K, Begum F, Nautiyal M, Tamore S. Provisional restoration : An overview of materials used. Journal of Advanced Clinical and Reserach Isights 2016; 3(6): 212-213. 18. Singla M, Padmaja K, Arora J, Shah A. Provisional restorations in fix prosthodontics. Int J Dent Med Res 2014; 1(4): 148. 19. Dikova T. Production of high-quality temporary crowns and bridges by stereolithography. Scripta Scientifica Medicinae Dentalis 2019; 5(1): 14,17. 20. Tamilkkumaran N, Rao G. Multiple modification technique in fabricating provisional restoration of fixed partial denture. IJIRD 2013; 2(13): 16. 21. Mizrahi B. Temporary restorations; the key to success. British Dental Journal 2019; 226(10): 762. 22. Rakhshan V. Marginal integrity of provisional resin restoration materials: A review of the literature. The Saudi Journal for Dental Research 2015; 6: 34-35. 23. Blasi A, Alnassar T, Chiche G. Injectable technique for direct provisional restoration. J Esthet Restor Dent 2017: 2-3. 24. Setiawan A, Catur S, Triwindiari S. Prosedur pembuatan gigi tiruan jembatan immediate 43, 44, 45 dengan ovate pontic sebagai restorasi sementara. Jurnal Kesehatan 2016; 7(1): 147. 25. Donovan TE, Cho GC. Diagnostic provisional restorations in restorative dentistry: the blueprint for success. J Can Dent Assoc 1999; 6(5): 272, 274. 26. Li X, Xie B, Jin J, Chai Y, Cheny. 3D printing temporary crown and bridge by temperature controlled mask image projection stereolithography. Procedia Manufacturing 2018; 26: 1024. 27. Desyanti A, Gita F. Pencapaian estetik optimal pada gigi tiruan jembatan imidiat anterior atas dengan modofikasi ovate pontik. FKG IU: 5. 28. Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed prothodontics. Fifth Edition. St.Louis: Elsevier; 2016. 424. 29. Nallaswamy D, Ramalingam K, Bhat V. Textbook of prosthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2003. 639.



47



30. Prajitno HR. Ilmu geligi tiruan jembatan : pengetahuan dasar rancangan pembuatan. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran; 1991. 60.



48