Kuliah 4. Pengantar Satuan Biostratigrafi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN BIOSTRATIGRAFI



4.2



PENGANTAR



Teichert (1958) : Biostratigrafi merupakan penerapan studi paleontologi dalam masalah stratigrafi Dollo (1910) : Biostratigrafi sama dengan “paleontological stratigraphy”



Biostratigrafi merupakan alat guna membantu memecahkan masalah-masalah stratigrafi, struktur, paleoekologi, dalam pencaharian minyak & gas bumi



COMPONENT OF STRATIGRAPHY Physical stratigraphy



Biostratigraphy



Observation & Organization Stratigraphic columm Sedimentology petrology



Biostratigraphic columm Paleontology



Properties of sedimentary particle Properties of sedimentary agregates Classification of sediment



Morphology Properties of the assemblages Classification of organism



Analysis Lithologic Correlation



Biostratigraphic Correlation



Time – Rock Correlation Sedimentary Tectonic



Organic Evolution



Interpretasi and Synthesis Paleogeography



4.3



Azas-azas Biostratigrafi : Hampir semua hukum stratigrafi berlaku bagi biostratigrafi



4.4



1. Hukum Superposisi (Steno, 1669) : Dimodifikasi oleh Anthony, 1955 Lapisan yang lebih muda, terletak di atas lapisan yang lebih tua, dalam keadaan tidak terganggu 2. Hukum Horizontally (Steno, 1669) : Lapisan yang miring, tadinya adalah horizontal (Woodford, 1935) Dimodifikaso menjadi : Lapisan-lapisan sedimen diendapkan secara hampir horizontal, dan tidak dapat tiada sejajar dengan permukaan dimana sedimen tersebut diendapkan. 3. Hukum Uniformitarianism (Hutton, 1785) Proses-proses geologi yang berlangsung sekarang, juga terjadi di masa lampau. Pernyataan diperlunak menjadi “The present is the key to the past”. 4. Hukum Urut-urutan fauna = Faumal Succesion (Abbe Giraud – Soulvie, 1777). Jenis-jenis fosil itu berada sesuai dengan umurnya. Fosil pada forrmasi yang terbawah, tidak serupa dengan yang ada pada formasi yang lebih tinggi. 5. Strata dikenali oleh kandungan fosilnya (Smith, 1816) Lapisan batuan dapat dibedakan dari kandungan fosilnya yang khas (Woodford, 1935)



4.5



PENGGOLONGAN STRATIGRAFI Penggolongan Stratigrafi adalah : Pengelompokkan bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk mempermudah pemerian, aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya. Kelompok bersistem tersebut diatas dikenal sebagai Satuan Stratigrafi. (Sandi Stratigrafi Indonesia Bab I, Pasal 2)



Satuan stratigrafi adalah : Suatu lapisan (stratum) atau kumpulan Pengelompokkan bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk mempermudah pemerian, aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya. Kelompok bersistem tersebut diatas dikenal sebagai Satuan Stratigrafi. (Sandi Stratigrafi Indonesia Bab I, Pasal 2



4.6



Satuan biostratigrafi adalah : tubuh lapisan batuan yang dipersatukan berdasar kandungan fosil atau ciri – ciri paleontologi sebagai sendi pembeda terhadap tubuh batuan sekitarnya. (Sandi Stratigrafi Indonesia Bab IV, Pasal 31, Butir 2)



Suatu satuan biostratigrafi secara sederhana dapat didasarkan pada: 1. Ada-tidaknya kandungan fosilnya 2. Adanya kumpulan fosil(assemblage) atau adanya fosil-fosil dari jenis tertentu 3. Atas kumpulan takson yang mencirikan suatu selang stratigrafi tertentu 4. Adanya ikatan alamiah fosil-fosil yang tertentu 5. Kisaran hidup dari suatu takson fosil, atau banyak takson fosil 6. Jumlah melimpahnya (abundance) fosil spesimen tertentu 7. Kenampakan morfologi suatu fosil atau fosil-fosil 8. Cara hidup atau habitat suatu kelompok fosil 9. Derajat perkembangan evolusi suatu fosil



4.7



SATUAN BIOSTRATIGRAFI DALAM BAB IV SANDI STRATIGRAFI INDONESIA (1996)



4.8



Pasal 31 AZAS TUJUAN •



Pembagian biostratigrafi dimaksud untuk menggolongkan lapisan – lapisan batuan di bumi secara bersistem menjadi satuan – satuan bernama berdasar kandungan dan penyebaran fosil.







Satuan biostratigrafi ialah tubuh lapisan batuan yang dipersatukan berdasar kandungan fosil atau ciri – cirri paleontologi sebagai sendi pembeda terhadap tubuh batuan sekitarnya.



Penjelasan : • •



Kandungan fosil yang dimaksud disini ialah fosil yang terdapat dalam batuan yang seumur (kontemporer) dengan pengendapan batuan. Fosil rombakan, apabila mempunyai makna yang penting dapat dipakai dalam penentuan satuan biostratigrafi (tak resmi).



4.9



Pasal 32 SATUAN RESMI DAN TAK RESMI Satuan biostratigrafi resmi ialah satuan yang memenuhi persyaratan Sandi sedangkan satuan biostratigrafi tak resmi adalah satuan yang tidak seluruhnya memenuhi persyaratan Sandi.Melimpah pada sedimen laut dalam, tetapi tidak dijumpai setelah CCD. Pada laut dangkal hanya sedikit sehingga penentuan umur menjadi sulit



Pasal 33 KELANJUTAN SATUAN •



Kelanjutan satuan biostratigrafi ditentukan oleh penyebaran kandungan fosil yang mencirikannya.



4.10



Pasal 34 TINGKAT DAN JENIS SATUAN BIOSTRATIGRAFI • • • •



Zona ialah satuan dasar biostratigrafi Zona adalah suatu lapisan atau tubuh batuan yang dicirikan oleh satu takson fosil atau lebih. Urutan tingkat satuan biostratigrafi resmi, masing – masing dari besar sampai kecil ialah : Super Zona, Zona, Sub Zona, dan Zonula. Berdasarkan ciri paleontologi yang dijadikan sendi satuan biostratigrafi, dibedakan : Zona Kumpulan, Zona Kisaran, Zona Puncak, Zona Selang , Zona Rombakan dan Zona Padat.



Penjelasan : •



Zona Oppel, Zona Kisaran Takson, Zona Kisaran Bersamaan dan Zona Silsilah merupakan jenis – jenis Zona Kisaran.



ZONA BIOSTRATIGRAFI



4.11



Zona sebagai istilah (term) untuk pertamakalinya dipergunakan oleh Alcide D’Orbigny, ahli stratigrafi Perancis. Tahun 1850, ia membagi batuan berumur Jura manjadi 10 zona (zones ou etages) di Perancis. Tahun 1957 Edmond Hebert menyusun suatu zona yang penting didasarkan lebih spesifik kepada kisaran hidup dari suatu fosil index. Sementara itu di Jerman, Albert Oppel, 1831-1865, membuat zona-zona biostratigrafi sebagai satuan yang didasarkan atas jatuh bersamaannya kisaran hidup spesies-spesies diagnostik terpilih  mengelompokkan strata ke dalam satuan biostratigrafi, sehingga masing-masing zona mempunyai suatu umur tertentu (= Concurrent Range Zone = Oppel Zone) Istilah biostratigraphyc zone atau biasa disingkat biozone, digunakan seperti halnya satuan stratigrafi sebagai pengenalan berdasarkan sifat-sifat pemersatunya (misal: chronostratigraphic zone, dan lithostratigraphyc zone. Perkataan “bio” hanya dipakai jka perlu saja, misalnya ingin membedakan dengan zona stratigraphi lainnya.



4.12



Istilah “biozone” dikemukakan oleh Buckman (1902), dan dipakai sebagai istilah “waktu”. Misal : - Trilobite biozone  waktu yang berkisar dari Kambrium hingga Karbon. - Ammonites biozone  sama dengan Mesozoikum



Arkell (1933) lebih cenderung menggunakan “biozone” sebagai endapan yang terbentuk selama jangka waktu hidup suatu takson.



4.13



Karena kandungan fosil pada masa satuan biostratigrafi itu didasarkan tidak selalu harus tersebar merata dalam urut-urutan stratigrafi, maka zona biostratigrafi yang terbentuk seringkali dipisahkan oleh suatu interval strata yang dapat “barren” atau tidak mempunyai ciri-ciri biostratigrafi seperti pada lapisan atas dan bawahnya (interval zone). Karena itu kita sebut Barren Zone jika intervalnya tidak mengandung sama sekali (barren). Barren zone yang terletak diantara dua zona dengan masing-masing memiliki ciri-ciri biostratigrafi, lapisan atau batuan yang tidak mempunyai ciri fosil tersebut disebut pula dengan Interzone (inter = antar) Jika dalam suatu zona ada suatu lapisan atau batuan yang berukuan kecil & tidak mempunyai ciri-ciri fosil seperti yang dipunyai oleh zona tersebut, disebut Intrazone. (Intra = dalam) Misal : barren intra-zona dekat puncak biozona Exus albus dalam penampang Sungai Quai.



4.14



Dalam konsep stratigrafi, suatu hal yang penting ialah adanya batas perubahan stratigrafi atau perubahan sifat stratigrafi yang jelas antara 2 lapisan atau unit (satuan). Batas atau permukaan tadi sering disebut juga horizon, level, limit, marker, index, datum, datum plane, datum level, key horizon, key bed dsb. Batas ini biasa merupakan suatu bidang atau suatu permukaan yang tidak teratur (irregular), dapat juga merupakan batas dari satuan stratigrafi atau dapat juga terletak dalam suatu satuan stratigrafi, dapat merupakan bidang isochron atau tidak, atau dapat merupakan bidang korelasi. Meskipun teoritik, bidang atau permukaan tersebut harus dua dimensi, dalam prakteknya dapat merupakan suatu lapisan yang tipis atau lapisan yang distinctive. Bila permukaan itu menyangkut suatu gejala biostratigrafi, maka dipergunakan kata depan “bio” menjadi biohorizon; sebagai bandingan untuk lithohorizon dan chronohorizon.



4.15



Istilah lain yang biasa dipergunakan adalah biolevel, biosurface, biodatum dsb, walaupun sesungguhnya arti dalam tiap kasus tidak sama betul. Istilah biostratigrafi yang paling sering dipakai dari jenis ini adalah : - First appearance (FO) atau first occurences - Last appearance (LO) atau last occurences. Istilah ini seringkali ditujukan kepada suatu horizon atau level yang dikaitkan dengan genesis dan exinction (kemusnahan) yang sebenarnya subjective, karena pemunculan itu dapat setempat (local appearance) atau disappearance dapat disebabkan adanya hiatus, perubahan fasies atau sebagai hasil dari migrasi.



4.16



Akhir – akhir ini terdapat kecenderungan mengabaikan definisi zona dengan menggunakan kandungan fosilnya, tetapi lebih kepada membuat batas zona secara lebih rinci, sehingga muncullah konsep paleontologic datum. Konsep terkahir ini lebih didasarkan pada perubahan sepanjang garis evolusi. Harnibrook (1966) mendefinisikannya sebagai berikut : datum represent planes joining levels in sediment, which on plaeontological or other ground appear to be isochronous. Pemunculan awal atau pemunculan akhir dapat dijadikan suatu datum, demikian juga arah putaran cangkang foraminifera planktonik.