Kumpulan Genus Foraminifera Benthonik Kecil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI GENUS FORAMINIFERA BENTHONIK KECIL



Disusun oleh:



MUHAMMAD HIDAYAT 410012219



LABORATORIUM SOFTROCK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2014



GENUS FORAMINIFERA BENTHONIK KECIL



A. Latar Belakang Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai cangkang atau test (istilah untuk cangkang internal). Foraminifera diketemukan melimpah sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu 540 juta tahun. Cangkang foraminifera umumnya terdiri dari kamar-kamar yang tersusun sambung menyambung selama masa pertumbuhannya. Bahkan ada yang berbentuk paling sederhana, yaitu berupa tabung yang terbuka atau berbentuk bola dengan satu lubang. Cangkang foraminifera tersusun dari bahan organik, butiran pasir atau partikel-partikel lain yang terekat menyatu oleh semen, atau kristal CaCO 3 (kalsit atau aragonit) tergantung dari spesiesnya. Foraminifera yang telah dewasa mempunyai ukuran berkisar dari 100 mikrometer sampai 20 sentimeter. Penelitian tentang fosil foraminifera mempunyai beberapa penerapan yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan mikropaleontologi dan geologi. Fosil foraminifera bermanfaat dalam biostratigrafi, paleoekologi, paleobiogeografi, dan eksplorasi minyak dan gas bumi.



B. Foraminifera Benthonik Benthonik adalah organisme yang di pasir, lumpur, batuan, patahan karang atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi pola penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan benthik. Hal tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis makanan bentos. Material penyusun test merupakan agglutinin, arenaceous, khitin, gampingan. Foraminifera benthonik sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekologi dari foraminifera. Keberadaan hewan benthik pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos. Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu, arus, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD) dan kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar (Allard and Moreau, 1987); APHA, 1992). Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan (Lind, 1985).



1. Cara Hidup Foraminifera Benthonik Cara hidup dari foraminifera benthonik ada dua yaitu bentonik vagil dan benthonik sesil.  Benthonik Vagil : Foraminifera hidup dengan cara bergerak di atas substrat atau permukaan dasar laut menggunakan alat gerak yaitu pseudopodia. Contoh : Cassidulina, Ammobacculites.  Benthonik Sesil : Foraminifera hidup dengan cara menambat pada substrat atau dasar laut. Contoh : Miniacina. 2. Macam-Macam Foraminifera Benthonik Berdasarkan ukurannya foraminifera benthonik dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:  Foraminifera Benthonik Besar Istilah foraminifera besar diberikan untuk golongan foraminifera benthonik yang memiliki ukuran relative besar, jumlah kamar relative banyak, dan struktur dalam kompleks. Umumnya foram besar banyak dijumpai pada batuan karbonat khususnya batugamping terumbu dan biasanya berasosiasi dengan algae yang menghasilkan CaCO3 untuk test foram itu sendiri.  Formanifera Benthonik Kecil Jenis foraminifera ini relatif kecil, hampir sama dengan foraminifera planktonik. Hanya saja foraminifera ini cara hidupnya menempel atau merayap pada dasar laut. Cirinya bentuk test cenderung pipih dan memanjang, susunan kamar umumnya planispiral, komposisi testnya aglutin & arenaceous.



C. Genus Foraminifera Benthonik Kecil Macam-macam genus dari foraminifera benthonik kecil yang sering dijumpai:  Genus Ammobaculites (Chusman). Termasuk famili Lituolidae, dengan ciri-ciri test pada awalnya terputar, kemudian menjadiuniserial lurus, komposisi test pasiran, aperture bulat dan terletakpada puncak kamar akhir. Muncul pada Karbon – Resen.



 Genus Amondiscus (Reuses, 1861). Termasuk famili Ammodiscidae dan ciri-ciri test monothalamus,terputar planispiral, kompisisi test pasiran, aperture pada ujunglingkaran. Muncul pada Silur – Resent.



 Genus Amphistegina (d’Orbigny, 1826). Termasuk famili Amphistegenidae, berbentuk lensa, trochoid, terputar involut, pada ventral terlihat suture bercabang tak teratur, komposisi test gampingan, berpori halus, aperture kecil pada bagian ventral. Muncul pada Pliosen.



 Genus Bathysiphon (Sars, 1972). Termasuk famili Rhizamminidae, dengan test silindris, kadang-kadang lurus, monothalamus, komposisi test pasiran, aperture di puncak berbentuk pipa. Muncul pada Silur – Resent.



 Genus Bolivina. Termasuk famili Buliminidae dengan test memanjang, pipih agak runcing, beserial, komposisi gampingan, berposi aperture pada kamar akhir, kadang berbentuk lope. Muncul pada Kapur – Resent.



 Genus Cibicides (Monfortü, 1808). Termasuk famili Amonalidae, dengan ciri- ciri test planoconvexrotaloid, bagian dari dorsal lebih rata,



komposisi gampingan berpori kasar, aperture di bagian ventral, pemukaan akhir sempit dan memanjang.



 Genus Dentalina (d’Orbigny, 1826). Termasuk famili Lageridae, dengan ciri-ciri test pilythalamus, uniserial, curvilinier, suture menyudut, komposisi test gampingan berpori halus, aperture memancar, terletak pada ujung kamar akhir.



 Genus Elphidium (Monfortü, 1808). Termasuk famili Nonionidae, dengan ciri- ciri test planispiral, bilateral simetris, hampir seluruhnya involute, hiasan suture bridgedan umbilical, komposisi test gampingan



berpori, aperture merupakan sebuah lubang/lebih pada dasar pemukaan kamar akhir.



 Genus Nodogenerina (Chusman, 1927). Termasuk famili Heterolicidae, dengan test memanjang, kamar tersusun uniserial lurus, kompisi test gampingan berpori halus, aperture terletak di puncak membulat mempunyai leher dan bibir. Muncul pada Kapur – Resen.



 Genus Nodosaria (Lamark, 1812). Termasuk famili Lagenidae, dengan test lurus memajang, kamar tersusun uniserial, suturenya tegak lurus, terhadap sumbu, pada pemulaaan agak bengkok kemudian lurus, komposisi gampingan berpori, aperture di puncak berbentuk radier. Muncul pada Karbon – Resent.



 Genus Nonion (Monfort, 1888). Termasuk famili Nonionidae dengan test cenderung involute, bagian tepi membulat, umumnya dijumpai umbilical yang dalam, komposisi gampingan berpori , aperture melengkung pada kamar akhir. Muncul pada Yura – Resent.



 Genus Rotalia (Lanmark, 1804). Umumnya suture menebal pada bagian dorsal, bagian ventral suturenya tertekan ke dalam, komposisi test gampingan berpori, aperture pada bagian ventral membuka dari umbilical pinggir.



 Genus Saccammina (M. Sars, 1869). Termasuk famili Sacanidae dengan test globular, komposisi test dari material kasar, biasanya oleh khitin berwarna coklat, aperture dipuncak umumnya dengan leher. Muncul pada Silur – Resent.



 Genus Textularia (Derance, 1824). Termasuk famili Textularidae, dengan test memanjang kamar tersusun biserial, morfologi kasar, komposisi pasiran, aperture sempit memanjang pada permukaan kamar akhir. Muncul pada Devon – Resent.



 Genus Uvigerina (d’Obigny, 1826). Termasuk famili Uvigeridae, dengan test fusiform, kamar triserial, komposisi berpori, aperture di ujung dengan leher dan bibir. Muncul pada Eosen – Resent.



 Genus Robulus (Montfort, 1808). Termasuk dalam famili Lagenidae, bentuk kamar sederhana, susunan kamar bervariasi, cangkang gampingan dengan permukaan berlubang halus, aperture berbentuk radial. Muncul pada Pliosen Awal – Pliosen Tengah.



 Genus Spirillina (Ehrenberg, 1843). Termasuk dalam famili Rotaliidae, bentuk test trochoid, seluruh kamar dapat teramati secara dorsal, diding test gampingan, aperture diamati pada bagian ventral. Muncul pada Pliosen – Pleistosen.



 Genus Discorbis (Lamarck, 1804). Termasuk famili Rotaliidae, dengan cangkang trochospiral, komposisi calcareous, suture tertekan dan melengkung hampir radial, aperture intermarginal umbilical. Muncul pada Eosen.



 Genus Gyroidina (d’Orbigny, 1826). Termasuk famili Rotaliidae, merupakan genus involute dengan ukuran test kecil, suture sedikit tertekan, cangkang calcareous dengan pori yang kecil. Muncul pada Pliosen – Pleistosen.



 Genus Globigerinoides (Cushman, 1927). Termasuk famili Globigerinidae, dengan komposisi dinding gampingan hyalin dan aperture multiple. Muncul pada Pleistosen dan Pliosen.



 Genus Globigerina (d’Orbigny, 1826). Termasuk dalam famili Globigerinidae, dengan komposisi dinding gampingan, aperture berhubungan dengan umbilikus. Langka di Pleistosen dan melimpah di Pliosen.