Kumpulan Sop Gizi Lengkap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSELING MENYUSUI



SOP UPT PUSKESMAS PSEKSU Kab. LAHAT



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



1. Pengertian 2. Tujuan



3. Kebijakan



Konseling dalam upaya untuk memberikan informasi dan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi ibu dalam proses menyusui 1. Sebagai kerangka acuan dalam melakukan konseling menyusui 2. Meningkatkan pengetahuan ibu dalam proses menyusui 3. Membantu menyelesaikan masalah menyusui pada ibu menyusui yang dihadapi 1. Undang-undang no. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif 3. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Tahun 2014



4. Referensi 5. Alat dan Bahan



Paket Peragaan laktasi,botol untuk menampung susu



6.Prosedur/Langkahlangkah



1. Petugas menerima pasien yang mempunyai masalah dalam menyusui yang dirujuk dari BP Umum, Poliklinik MTBS, Poliklinik KIA, Posyandu dan klien umum 2. Petugas melakukan wawancara untuk mencari faktor penyebab masalah pasien 3. Mengetahui dan menetapkan faktor-faktor penyebab masalah pasien dalam proses menyusui 4. Bila diperlukan tindakan dan intervensi lebih lanjut pasien dapat dirujuk kembali ke poliklinik yang merujuk Rumah Sakit (apabila menolak dirujuk pasien dan atau keluarga pasien harus menandatangani Blangko Penolakan) 5. Petugas memberikan penyuluhan terkait faktor gizi yang menjadi kemungkinan penyebab masalah pada pasien dengan metode Konsultasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) 6. Memberikan brosur gizi terkait masalah pasien (bila perlu)



7. Petugas bersama pasien menetapkan jadwal kunjungan rumah pasien (bila perlu) 8. Data pasien dicatat dlam Buku Register Kunjungan Klinik Gizi 9. Laporan Kunjungan Klinik Gizi dilaporkan secara rutin ke Dinas Kesehatan 7. Dokumen Pendukung



1. Buku Pedoman Konseling Menyusui 2. Modul WHO Konseling Menyusui 3. Format Konseling Menyusui 4. Buku Pedoman Klinik Gizi 5. Buku Register Kunjungan Klinik Gizi



8..Unit Terkait



Poskesdes,Posyandu, Pustu, BPA, BPU,KIA



BULAN PENIMBANGAN BALITA



SOP UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



1. Pengertian 2. Tujuan



3. Kebijakan 4. Referensi



Bulan dimana dilakukan pengukuran antropometri (penimbangan berat badan,dan pengukuran tinggi badan/Panjang badan)terhadap seluruh balita yang ada di wilayah puskesmas 1. Memperoleh gambaran data status gizi seluruh balita di wilayah kerja secara berkala 2.Memperoleh data balita gizi buruk berdasarkan nama dan alamat,kelompok umur,jenis kelamin dan status ekonomi Peraturan Menkes no 741/Mekes/PER/VII/2008 tentang SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota Buku Juklak Perbaikan Gizi yang diterbitkan oleh seksi gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015



5. Alat dan Bahan



Pengukur tinggi Badan(Microtoice),Panjang Badan,Dacin,standar WHO 2005



6.Prosedur/Langkahlangkah



1.Persiapan -membuat jadwal posyandu -Sosialisasi lintas program dan Lintas sektor -Menyiapkan form pencatatan dan pelaporan BPB -Menyiapkan



sarana



dan



prasarana



di



posyandu



(dacin,microtoice,alat ukur panjang badan) -Penyiapan standar WHO 2005 2.Pelaksanaan -Memantau dan membina pelaksanaan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang / tinggi badan pada hari buka posyandu -Menentukan status balita berdasarkan standart WHO 2005 -Membuat rekap dan mengolah data hasil pengukuran - merekap data balita gizi buruk -Memvalidasi data balita gizi buruk



-Membuat laporan hasil 3.Evaluasi -Tersedianya data status Gizi (BB/U,BB/PB/TB,TB/U Atau PB/U) - Tersedianya data balita gizi buruk berdasarkan nama alamat,kelompok umur,jens kelamin dan status ekonomi



7. Dokumen Pendukung



Standar WHO 2005 Form Pencatatan & Pelaporan BPB



8..Unit Terkait



Kader,Bidan Desa,Ket,Penggerak PKK desa,Linsek



PENATALAKSANAAN MENYUSUI



UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



SOP



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



1. Pengertian 2. Tujuan



3. Kebijakan



4. Referensi



Teknik menyusui yang benar adalah cara memberi ASI kepada bayi dengan pelekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar Persiapan ASI Persiapan memberi asi dilakukan bersamaan dengan kehamilan.persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1.Membersihkan puting susu dengan air atau minyak sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk 2.Puting susu ditarik-tarik setiap mandi,sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi 1. Undang-undang no. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif 3. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Tahun 2014 1. Buku Pedoman Konseling Menyusui 2. Modul WHO Konseling Menyusui



5. Alat dan Bahan



Lembar balik Menyusui



6.Prosedur/Langkah -langkah



1.Cuci tangan bersih dengan sabun 2.Atur posisi bayi a Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi b. Lengan ibu pada belakang bahu bayi ,tidak pada dasar kepala,leher tidak menengadah c.hadapkan bayi



ke dada ibu,sehingga hidung bayi



berhadapan dengan puting susu,sedangkan telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. d.Dekatkan badan bayi ke badan ibu ( Menempel pada perut Ibu) 3.Pegang payudara kanan dengan tangan kiri,dan sebaiknya.ibu jari pada ibu berada diatas puting,sedangkan empat jari lain di bawah puting.jangan menjepit puting dengan jari telunjuk dan jari tengah ,karena posisi puting dalam mulut bayi yg tidak benar mengakibatkan ASI yg keluar tidak lancar 4.Beri rangsangan bayi untuk membuka mulut dgn cara menyentuhkan puting susu pada pipi atau sudut mulut bayi terbuka lebar,cepat masukkan puting ke mulut bayi.usahakan aerola dapat masuk ke dalam mulut bayi .dagu bayi menempel payudara ,hidung dekat dengan payudara,tetapi lubang hidung jangan sampai tertutup Payudara 5.Setelah selesai pada satu payudara.lepaskan dgn menggunakan jari kelingking ibu yg bersih.Jari dimasukkan dalam sudut mulut bayi,cara lain adalah dengan menekan dagu bayi ke bawah atau menutup lubang hidung bayi,jangan menarik puting untuk melepasnya. 6.Susui bayi dengan dua payudara secara bergantian 7,Sendawakan bayi dengan cara : Menyandarkan bayi di pundak ibu lalu ditepuk –tepuk punggungnya pelan2. Bayi ditengkurapkan di pangkuan ibu sambil di gosok2 punggungnya 7. Dokumen Pendukung



Buku Pedoman Konseling Menyusui Modul WHO Konseling Menyusui Format Konseling Menyusui Buku Pedoman Klinik Gizi Buku Register Kunjungan Klinik Gizi



8..Unit Terkait



Kader,Bidan Desa,Tenaga Pelaksana Gizi,Ket,Penggerak PKK desa,Linsek



PENGELOLAAN SARANA DAN OBAT PADA PELAYANAN GIZI



UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



SOP



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



1. Pengertian



Sarana dan obat gizi adalah alat dan bahan penunjang dalam mengoptimalisasikan kegitan pelayanan gizi, terdiri dari : 1. Sarana / alat gizi : Dacin, Timbangan ibu Hamil, Alat Ukur Panjang/Tinggi Badan, KMS, Iodina Test, Food Model,APE, balok SKDN, Poster, leaflet 2. Obat Gizi : Vitamin A 100.000 IU, Vitamin A 200.000 IU dan Tablet Tambah Darah,



2. Tujuan



Terpenuhinya kebutuhan sarana/obat gizi di tingkat puskesmas



3. Kebijakan



-Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan -Undang-undang no 23 tahun 2014 tentang Kesehatan



4. Referensi



Buku Juklak Perbaikan Gizi yang diterbitkan oleh seksi gizi Dias Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015



5. Alat dan Bahan 6.Prosedur/Langkah -langkah



TINGKAT PUSKESMAS A. Persiapan/Perencanaan :  Menyiapkan data sasaran  Menghitung/menginventariskebutuhan memperhitungkan stok  Mengajukan surat permintaan kebutuhan ke seksi gizi dinas kesehatan  Menyiapkan tempat penyimpanan B. Pelaksanaan  Sarana/obat diterima oleh bendahara barang/obat dan dicatat di buku penerimaan sarana dan kartu sarana  Sarana/obat dikeluarkan oleh bendahara barang/obat dan dicatat di buku pengeluaran sarana/obat dan kartu sarana



 Pengelola gizi menerima sarana/obat dan dicatat di kartu persediaan sesuai jenis saran/obat  Membuat alokasi sarana/obat sesuai permintaan/sasaran C. Monitoring,Pelaporan dan Evaluasi Sarana/obat dilaporkan secara berkala setiap 6 bulan sekali dengan menggunakan format laporan mutasi sarana TINGKAT DESA A. Persiapan/Perencanaan :  Menyiapkan data sasaran  Menghitung/menginventaris kebutuhan memperhitungkan stok  Mengajukan permintaan kebutuhan ke pengelola gizi puskesmas B. Pelaksanaan  Sarana/obat diterima oleh bidan desa dan dicatat di buku penerimaan sarana dan kartu sarana  Sarana/obat dikeluarkan oleh bidan desa dan dicatat di buku pengeluaran sarana/obat  Bidan desa menerima sarana/obat dan dicatat di buku bantu  Membuat alokasi sarana/obat sesuai permintaan/sasaran dari kader C. Monitoring,Pelaporan dan Evaluasi  Sarana/obat dilaporkan secara berkala setiap 6 bulan sekali



dengan menggunakan format laporan mutasi sarana tk desa.



7 Unsur Pelaksana



8.Unit Terkait



1. 2. 3. 4.



Tenaga Pelaksana Gizi Pembina Desa Kader Posyandu Petugas terkait Bendahara barang, bendahara obat



Poskesdes,Posyandu, Pustu, BPA, BPU,KIA,Farmasi



POJOK GIZI ( POZI )



SOP UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



1. Pengertian



Pojok gizi adalah pelayanan gizi profesional yang diberikan di puskesmas oleh tenaga terdidik/terlatih kepada setiap pengunjung puskesmas yang membutuhkan, bertujuan untuk pencegahan dan pemulihan penyakit yang berkaitan dengan gizi



2. Tujuan



Meningkatkan mutu pelayanan gizi di puskesmas dalam rangka upaya perbaikan gizi masyarakat, sebagai bagian dari quality assurance pelayanan kesehatan dasar di puskesmas



3. Kebijakan



-Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan



4. Referensi



Buku Juklak Perbaikan Gizi yang diterbitkan oleh seksi gizi Dias Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015



5. Alat dan Bahan



Hb meter, tensimeter, timbangan, alat ukur tinggi/panjang badan, pita lila, alat/reagen reduksi urin, alat tes gula darah, mikroskop dan filling kabinet



6.Prosedur/Langkah -langkah



Mekanisme Pelayanan Pojok Gizi 1. Adanya jadwal Pozi minimal satu minggu satu kali ( Setiap Kamis) 2. Adanya standar pelayanan gizi di puskesmas yang meliputi : - Bahan penyuluhan konseling gizi yang terdiri dari protap, brosur diit,



pedoman pemanfaatan ASI,pedoman MP ASI,Pedoman



makanan ibu hamil dan menyusui, pedomanmakanan Usila,KMS balita,Anak sekolah,Ibu hamil



dan usila, poster IMT, PUGS, pedoman penanggulan pelayanan gizi,AKG daftar bahan makanan penukar, DKBM, food Model,Formulir kajian kebiasa an makan dan asupan makan sehari, kartu status/formulir registrasi dan formulir rekapitulasi. - Bahan paket pertolongan gizi meliputi kapsul yodium, kapsul vitamin A, tablet/sirop besi, obat cacing, oralit dan pelayanan dietetik makanan khusus untuk pasien rawat inap - Alat – alat meliputi Hb meter, tensimeter, timbangan, alat ukur tinggi/panjang badan, pita lila, alat/reagen reduksi urin, alat tes gula darah, mikroskop dan filling kabinet 3. Waktu Penyelesaian Pelayanan : 15 Menit 4. Pencatatan dan pelaporan meliputi: - Kartu status yang terdiri dari no. Register, identitas pengunjung, rujukan, diagnosa Penyakit,assesmen,anamnesa dan terapi gizi - Catatan harian - Laporan triwulan



7. Diagram Alir



Rujuk RS



8. Unsur Pelaksana



1. 2. 3. 4. 5.



Dokter Tenaga Pelaksana Gizi Perawat Bidan Promkes



TATA LAKSANA DIET GIZI BURUK



SOP UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



1. Pengertian



2. Tujuan



Gizi buruk adalah Keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu atau lebih tanda berikut:Sangat kurus,edema minimal pada kedua punggung kaki indeks BB menurut TB/PB (BB/TB) 5gr/kg BB/hari dan arah grafik naik - Nafsu makan membaik - Anak tidak rewel dan ceria - Aktifitas motorik bertambah - Keluhan sakit berkurang 3. Tahap lanjutan a. Syarat diit - Energi : 150 – 220 kkal/gr BB/hari - Protein : 3 -4 gr/kg BB/hari - Cairan : 1150 – 200 ml/kg BB/hari b. Jenis diit - Dibedakan menurut kelompok umur ( < 2 tahun dan >= 2 Tahun ) - Berangsur menuju ke makanan anak balita sehat ( besar porsi Macam makanan, frekuensi pemberian ) 7. Diagram Alir



8.Unsur Pelaksana



1. 2. 3. 4. 5.



Dokter Tenaga Pelaksana Gizi Perawat Bidan Promkes



DISTRIBUSI TABLET FE



SOP UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



: 1/1



dr. HJ. Dina Indriyanti NIP. 197203162002122003



1. Pengertian



2. Tujuan



Distribusi tablet Fe adalah pemberian tablet Fe untuk ibu hamil sebanyak minimal 90 tablet. Semua ibu hamil mendapatkan tablet tambahan darah minimal 90 tablet.



3. Kebijakan



Merupakan upaya pencegahan terhadap masalah gizi (anemia).



4. Referensi



: Buku Pedoman Distribusi Tablet Fe.



5.Alat & Bahan 6. Prosedur1.



: Buku KIA,Tablet FE 7 Diagram Alir



I . Langkah-langkah Melakukan registrasi untuk ibu hamil Pengelola Obat  Melakukan pengajuan/permintaan tablet fe dengan berkoordinasi dengan petugas obat melalui bon tambahan obat.  Menyiapkan tablet Fe Petugas Gizi  Mendistribusikan tablet Fe  Memantau jumlah tablet tambah darah yang diberikan  Mencatat dan melaporkan hasil distribusi tablet Fe  Mengevaluasi hasil pemberian tablet Fe Bidan Desa (cakupannya) 



8. Unit terkait



Bidan Desa ,Pengelola Obat



INFOKES/SOSIALISASI /PENYULUHAN PROGRAM GIZI No dokumen



:



No revisi



:



SOP Tanggal terbit UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



Halaman



: :



dr. HJ. Dina Indriyanti NIP. 197203162002122003



1. Pengertian



: Infokes/sosialisasi gizi adalah suatu proses untuk menyamakan persepsi dalam menjelaskan informasi program gizi.



2. Tujuan



: Semua sasaran memperoleh kejelasan tentang informasi program-program gizi.



3. Kebijakan



4. Referensi



5. PROSEDUR/Langkah – langkah



: Terselenggaranya tindaklanjut penyampaian informasi untuk menyamakan persepsi kegiatan program gizi. : Hasil rapat/pertemuan di tingkat Kabupaten dan Buku Pedoman yang terbaru. : I. Langkah-langkah



1. Menyiapkan bahan rapat/sosialisasi 2. Menjelaskan/sosialisasi program gizi 3. Membuat kesepakatan dan tindak lanjut 4. Membuat notulen 5. Membuat hasil rapat 6. Memberikan umpan balik 7. Ruang Lingkup



: Semua sasaran stakeholder baik lintas program maupun lintas sektor terkait.



8. alat dan bahan



: Materi, Handout,Referensi terkait dan terkini



9. Dokumen Terkait



: Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Program Rutin.



10. Formulir yang dipergunakan



: Buku Pedoman SPM



11. Unit Terkait



: Lintas sektor dan lintas program.



PENDATAAN KELUARGA MANDIRI SADAR GIZI ( KADARZI)



UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



SOP



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



1. Pengertian



: Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi) adalah Keluarga yang telah mempraktekkan perilaku gizi yang baik dan benar sesuai kaidah ilmu gizi, dapat mengenali masalah gizi yang ada dalam keluarga, mampu mengidentifikasi potensi yang dimiliki keluarga/lingkungan, serta mampu melakukan tindak lanjut untuk mengatasi masalah gizi yang ada berdasarkan potensi yang dimilikinya.



2. Tujuan : Untuk mendapatkan data kadarzi yang akurat dalam rangka peningkatan status gizi, pencegahan dan penanggulangan masalah gizi melalui wawancara dan pengamatan. 3. Kebijakan



-Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan



4. Referensi



:Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Th 2014 : Buku Pedoman Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi). : Pedoman Gizi Seimbang Th 2014



5. Alat dan Bahan



Kuesioner berisi indikator Kadarzi



6.Prosedur/Langkah -langkah



I. Langkah-langkah 



Menentukan desa sampel.



 Menentukan kelurga sampel yang akan dikunjungi.







Menyiapkan kuesioner Kadarzi.



 Melakukan kunjungan ke rumah – rumah yang dijadikan



sampel.  Menanyakan / melakukan wawancara tentang indikator



Kadarzi.  Mencatat hasil wawancara di kuesoner Kadarzi.  Menempel hasil wawancara di papan rumahnya.  Merekap hasil kunjungan rumah.  Membuat laporan.



7. Diagram Alir Petugas Kesehatan Promkes,TPG



* Membagikan Format Pendataan Kadarzi



Bidan Desa * Membagikan Format Pendataan Kadarzi * 1 Kader Mendata 10 = 20 RT



Kader Dasa Wisma/Kadarzi



Rumah Tangga yg didata



8.Unsur Pelaksana



: Bidan Desa,Kader kadarzi



MONITORING GARAM BERYODIUM No dokumen



:



No revisi



:



SOP Tanggal terbit Halaman UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat 1. Pengertian



2. Tujuan



3.



Kebijakan



4.



ReferensiTangga.



: :



Dr. HJ. Dina Indriyanti : Monitoring garam adalah kegiatan yang dilakukan secara berkala minimal setiap tahun sekali melalui pemeriksaan garam (NaCl) baik jenis maupun mutu yang dikonsumsi oleh rumah tangga. : Sebagai acuan petugas gizi Puskesmas dalam melaksanakan monitoring garam tingkat rumah tangga di wilayahnya minimal sekali setahun. : Monitoring garam adalah proses kegiatan yang dilakukan secara berkala pada keadaan (baik jenis maupun mutu,dll ) garam (NaCl) yang dikonsumsi oleh rumah tangga. : Buku Petunjuk Monitoring Garam Tingkat Rumah



5.PROSEDUR/Langkah – langkah



A Persiapan : 1. Metode pemantauan dilakukan dengan cara Survey Cepat dan pengambilan sampelnya dilakukan dengan metode sampel kluster 2. Wawancara dilakukan kepada ibu rumah tangga B Pelaksanaan : 1. Petugas memeriksa garam kepada ibu rumah tangga yg menjadi sampel Dgn cara meneteskan 2 tetes yodium tes pada garam 2. Perubahan warna garam setelah ditetesin yodium tes Ungu Pekat : Garam mengandung cukup yodium Ungu Pucat :Garam tidak mengandung cukup yodium Putih Tidak Berubah : garam tidak mengandung yodium



3.Penentuan warna pada pemetaan : - Warna Hitam : Apabila hasil pengujian garam yg kurang dan tidak Beryodium > 30 % - warna Merah : Apabila hasil pengujian garam yang kurang dan tidak Beryodium 20 – 29,9 % - Warna Kuning : Apabila hasil pengujian garam yang kurang dan tidak Beryodium 5 19,9 % - Warna Hijau : Apabila hasil pengujian garam yang kurang dan tidak Beryodium < 5 % C. Waktu pelaksanaan Kegiatan Pemantauan Garam Yodium : Bulan Februari dan Agustus 2013 D.Monitoring & Evaluasi 1. Monitoring Dan Evaluasi 2. Pencatatan dan Pelaporan Pemetaan: Rumah tangga dari populasi posyandu terpilih.



6.Alat dan bahan



7.Dokumen Terkait



: Garam dapur, Iodina tes



 Register sasaran  Laporan hasil monitoring garam tingkat rumah tangga  Leaflet, poster



8Formulir yang dipergunakan



: Formulir Laporan Hasil Monitoring Garam



9.Unit Terkait .



: Bidan Desa,Kader Posyandu



Tingkat Rumah Tangga.



PENGELOLAAN PROGRAM GIZI



SOP UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



Pengertian



Suatu Kegiatan Pengumpulan,Pengelolaan,Analisa data, Merumuskan Masalah, Mengidentifikasi Sasaran dan merumuskan tujuan serta Target Kegiatan dalam rangka menentukan kegiatan gizi sesuai dengan masalah yg ada. tenaga dan sarana untuk mencapai tujuan yang ditentukan



Tujuan



Tersusunnya kegiatan berdasarkan hasil,analisa masalah disesuaikandengan sumber daya yang ada



3. Kebijakan 4. Referensi 5.Prosedur/Langkahlangkah



A Persiapan : 1. Mengidentifikasi masalah (Mengumpulkan,Mengolah,Menganalisa data) 2. Menganalisis Masalah ( Membuat Peringkat Membandingkan dengan Target,Melihat Kecenderungan 3. Menentukan Kegiatan B Pelaksanaan 1. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) 2. Menyusun Plan of Action (POA)Atau Rencana Pelaksanaan Kegiatan(RPK) C Monitoring & Evaluasi : 1. Tersusunnya RUK dan POA



6.Unsur Pelaksana



: Bidan Desa,Kader kadarzi



PELACAKAN KASUS GIZI BURUK



SOP UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



Pengertian



Tujuan







Inap Balita Gizi Buruk (BB/TB atau BB/PB 7,5 mg/dl )



Tujuan



Memberikan konsultasi gizi pada pasien dengan kadar asam urat tinggi ( > 7,5 mg/dl )



Prosedur



PROTAP DIET RENDAH PURIN 1. Baca catatan medik pasien, timbang BB, ukur TB pasien 2. Tentukan kategori BB pada sangat kurus/kurus/normal/gemuk/obesitas dan hitung kebutuhan kalori sesuai dengan jenis kelamin dan aktivitasnya. 3. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola makan 4. Syarat – syarat Diet Rendah Purin : a. Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh b. Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energi total c. Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebutuhan energi total d. Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65 – 75% dari kebutuhan energi e. Hindari bahan makanan sumber protein yang mengandung purin > 150 mg/ 100 g bahan makanan f. Cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan setiap hari. Rata – rata cairan yang dianjurkan adalah 2 - 2,5 liter / hari g. Mineral dan vitamin cukup 5. Siapkan leaflet Diet Rendah Purin yang sudah diisi, Daftar Pengganti Bahan Makanan dan Food Model. 6. Jelaskan Diet Asam Urat, porsi makan dan makanan pengganti dengan food model 7. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta makanan yang dibatasi 8. Anjurkan untuk mencatat makanan yang dimakan baik jenis maupun jumlahnya setiap hari 9. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien 10. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu kemudian untuk evaluasi asupan makanan, BB dan kadar asam urat. 11. Pasien yang diberikan pelayanan gizi adalah pasien dengan kadar asam urat > 7,5 mg/dl dan tanpa komplikasi, apabila ada



komplikasi langsung dirujuk ke rumah sakit.



DIET KOMPLIKASI KEHAMILAN ( DIET HIPEREMESIS )



UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



SOP



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



Pengertian



Petugas gizi memberikan konsultasi dan memberikan Diet Hiperemesis kepada pasien / ibu hamil yang mengalami rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu relatife lama ( sampai trimester II )



Tujuan



Memberikan konsultasi gizi pada pasien / ibu hamil yang tanda dan gejala hiperemesis



Prosedur



PROTAP DIET HIPEREMESIS 1. Baca catatan medik pasien, timbang BB pasien, ukur LiLA 2. Tentukan kategori BB pada sangat kurus/kurus/normal/gemuk/obesitas dan hitung kebutuhan kalori 3. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola makan 4. Syarat – syarat Diet Hiperemesis : a. Karbohidrat tinggi, yaitu 75 – 80% dari kebutuhan energy total b. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total c. Lemak rendah, yaitu ≤ 10% dari kebutuhan energi total d. Makanan diberikan dalam bentuk kering e. Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7 – 10 gelas per hari f. Makanan mudah cerna dan tidak merangsang saluran cerna g. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan ditingkatkan sesuai keadaan dan kebutuhan pasien 5. Siapkan leaflet Diet Hiperemesis yang sudah diisi, Daftar Pengganti Bahan Makanan dan Food Model. 6. Jelaskan Diet Hiperemesis, porsi makan dan makanan pengganti dengan food model 7. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan 8. Anjurkan untuk mencatat makanan yang dimakan baik jenis maupun jumlahnya setiap hari 9. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien 10. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung kembali untuk



mengalami



evaluasi asupan makanan, BB dan LiLA 11. Pasien yang diberikan pelayanan gizi adalah pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan gejala hiperemesis 12. Apabila keadaan pasien tidak membaik, dirujuk ke rumah sakit



DIET KOMPLIKASI KEHAMILAN ( DIET PREEKLAMPSIA )



UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



SOP



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



Pengertian



Tujuan Prosedur



Petugas gizi memberikan konsultasi dan memberikan Diet Peeklampsia kepada pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan gejala hipertensi, proteinuria, oedema, mudah timbul kemerah – merahan, mual, muntah, pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah dan kesadaran menurun pada saat usia kehamilan masuk minggu ke dua puluh Memberikan konsultasi gizi pada pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan gejala preeklampsia PROTAP DIET PREEKLAMPSIA 1. Baca catatan medik pasien, timbang BB pasien, ukur LiLA 2. Tentukan kategori BB pada sangat kurus/kurus/normal/gemuk/obesitas dan hitung kebutuhan kalori 3. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola makan 4. Syarat – syarat Diet Preeklampsia : a. Energi dan semua zat gizi cukup. b. Protein tinggi, yaitu 1,5 – 2 g/kg BB c. Lemak sedang d. Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi e. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium f. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam /air. g. Penambahan berat badan diusahakan dibawah 3 kg/bulan atau dibawah1 kg/ minggu h. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien i. Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urine, muntah, keringat, dan pernapasan. 5. Siapkan leaflet Diet Preeklampsia yang sudah diisi, Daftar Pengganti Bahan Makanan dan Food Model. 6. Jelaskan Diet Preeklampsia, porsi makan dan makanan pengganti dengan food model 7. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan



8. Anjurkan untuk mencatat makanan yang dimakan baik jenis maupun jumlahnya setiap hari 9. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien 10. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung kembali untuk evaluasi asupan makanan, BB dan LiLA 11. Pasien yang diberikan pelayanan gizi adalah pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan gejala preeclampsia 12. Apabila keadaan pasien tidak membaik, dirujuk ke rumah sakit



DIET KOMPLIKASI KEHAMILAN ( DIET PREEKLAMPSIA )



UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



SOP



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



Pengertian



Tujuan Prosedur



Petugas gizi memberikan konsultasi dan memberikan Diet Peeklampsia kepada pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan gejala hipertensi, proteinuria, oedema, mudah timbul kemerah – merahan, mual, muntah, pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah dan kesadaran menurun pada saat usia kehamilan masuk minggu ke dua puluh Memberikan konsultasi gizi pada pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan gejala preeklampsia PROTAP DIET PREEKLAMPSIA 13. Baca catatan medik pasien, timbang BB pasien, ukur LiLA 14. Tentukan kategori BB pada sangat kurus/kurus/normal/gemuk/obesitas dan hitung kebutuhan kalori 15. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola makan 16. Syarat – syarat Diet Preeklampsia : j. Energi dan semua zat gizi cukup. k. Protein tinggi, yaitu 1,5 – 2 g/kg BB l. Lemak sedang m. Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi n. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium o. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam /air. p. Penambahan berat badan diusahakan dibawah 3 kg/bulan atau dibawah 1 kg/ minggu q. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien r. Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urine, muntah, keringat, dan pernapasan. 17.Siapkan leaflet Diet Preeklampsia yang sudah diisi, Daftar Pengganti Bahan Makanan dan Food Model. 18. Jelaskan Diet Preeklampsia, porsi makan dan makanan pengganti dengan food model



19. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan 20. Anjurkan untuk mencatat makanan yang dimakan baik jenis maupun jumlahnya setiap hari 21. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien 22. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung kembali untuk evaluasi asupan makanan, BB dan LiLA 23. Pasien yang diberikan pelayanan gizi adalah pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan gejala preeclampsia 24. Apabila keadaan pasien tidak membaik, dirujuk ke rumah sakit



DISTRIBUSI MP - ASI



SOP UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



Pengertian



Serangkaian kegiatan yang terdiri dari : 1.Pemberian makanan bergizi di samping Air Susu Ibu ( ASI ) kepada bayi umur 6 -11 bulan dalam bentuk MP ASI bubuk atau tepung 2.Pemberian makanan bergizi disamping ASI (ASI) kepada bayi



Tujuan



Prosedur



usia 12-24 bulan dalam bentuk MP-ASI padat 3. Pemberian makanan bergizi Kepada ibu hamil dgn KEK Lila < 23,5 Usia Kehamilan Trimester IV. Untuk Menanggulangi dan mencegah terjadinya gizi buruk dan gizi kurang sekaligus mempertahankan status gizi baik pada bayi ( 6-11 bulan) dan anak (12-24 bulan )



Unsur Pelaksana



1. Menyiapkan data jumlah sarana ,membuat rencana kebutuhan serta rencana distribusi MP-ASI kepada sasaran. 2. Mendistribusikan MP-ASI Kepada sasaran melalui bantuan kader posyandu atau bidan desa. 3. Melakukan Pemantauan BB dan TB/PB sasaran di posyandu setiap bulannya selama 3 bulan berturutturut. 4. Melakukan penentuan status gizi sasaran setelah dilaksanakan pemberian MP – ASI Selama 90 hari. 5. Memperoleh hasil status gizi sasaran berdasarkan standar 6. Membuat pencatatan berupa hasil komunikasi selama 90 hari perkembangan BB,Penilaian status gizi awal dan akhir sasaran serta format laporan tingkat puskesmas.. 7. Pelaporan Kegiatan MP-ASI Tingkat Puskesmas Ke Dinas Kesehatan. Bidan Desa dan kader Posyandu



Dokumen Pendukung



Pedoman Pelaksanaan pendistribusian dan pengelolaan MP ASI



PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA



SOP UPT PUSKESMAS PSEKSU KabLahat



No dokumen



:



No revisi



:



Tanggal terbit



:



Halaman



:



ABEN, SKM NIP 198210132009031001



Pengertian



Serangkaian kegiatan pemantauan dan Pembinaan proses kegiatan penimbangan balita di posyandu yang terdiri dari :  1. Penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan,pengisian KMS menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil



penimbangan berat badan dibandingkan dengan umur.  2.Menindak lanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan



Tujuan



Mencegah memburuknya keadaan gizi sebagai upaya meningkatkan keadaan gizi dan mempertahankan keadaan gizi yang baik



3. Kebijakan



Buku Pemantauan Pertumbuhan balita Depkes RI Kartu Menuju Sehat ,Depkes RI Tahun 2009 Buku WHO Antropometri tahun 2005 Depkes RI tahun 2008



4. Referensi



Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Petunjuk teknis kegiatan Gizi tahun2015



5. Alat dan Bahan



KMS,Dacin,Microtoice,Pengukur Panjang Badan



6.Prosedur/Langkahlangkah



1.Membuat jadwal posyandu 2. Mengikuti proses pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di Posyandu 3.Mengecek kelengkapan sarana ,peralatan,dan form pencatatan pelaporan di posyandu. 4.Mengecek Pemasangan dacin dan microtoice 5. Mengecek cara kader menimbang dan mengukur balita 6. Mengecek cara pengisian KMS dan cara penentuan status pertumbuhan balita 7.Mengecek cara pencatatan dan pelapran hasil pemantauan pertumbuhan pada buku SIP dan F1 Gizi 8.Bersama kader merekap balita BGM,2T dan gizi buruk 9.Memvalidasi balita BGM,2T dan gizi Buruk 10.Mendata balita 2 T dan Gizi Buruk 11.Merujuk balita 2 T dan Gizi Buruk 12.Mengevaluasi hasil pemantauan pertumbuhan (N,T,O,B,K/S,D/S,N/S,N/D) 13.Memberi masukan dan saran kepada kader tentang hal-hal yang berkaitan dengan Proses Pelaksanaan Pemantauan di Posyandu



7.Unsur Pelaksana



: Kader,Bidan desa,Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas



Dokumen Pendukung



Buku SIP,KMS,F1 Gizi,Form Rujukan Balita 2T atau Gizi Buruk,Standar WHO 2005



PEMBERIAN SUPLEMENTASI GIZI ( VIT A ) NO. DOKUMEN :



/



/2016 NO. REVISI :TGL. TERBIT : HALAMAN : EDY WARSAN, SKM, M.Kes 19791230 200904 1 001



SO



P PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJENE PENGERTIAN



/PKM-MLD/



1. Pemberian kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) pada bayi (6 - 11 bulan) ( 12 - 59 bulan ) setiap bulan ebruari dan A!ustus 2. Pemberian kapsul vitamin A mera" ( 200.000 IU ) pada anak balita ( 12 - 59 bulan ) setiap bulan ebruari dan A!ustus #



Pemberian 2 ( dua ) kapsul vitamin A mera" ( 200.000 IU ) pada Ibu $i%as& satu kapsul diminum setela" mela"irkan dan satu la!i diminum pada "ari berikutnya



TUJUAN KEBIJAKAN



dan palin! lambat pada "ari ke '2 setela" mela"irkan Untuk en e!a" kekuran!an vitamin A *etiap pelaksanaan pemberian suplementasi pemberian vitamin A men!! unakan *+P ini



REFERENSI PROSEDUR /



A.



Persiapan - Pendataan sasaran berdasarkan pen atatan balita - elap,rkan ke bidan ilaya"



.



Pelakasanaan



LANGKAHLANGKAH



1) 2) #) ') 5) 6) 3) 4) DOKUMEN TERKAIT UNIT TERKAIT



/ader menerima vitamin A dari bin il en atat dalam l,!istik alita sasaran datan! di me a I itamin A di!untin! pada u un!nya ipen etkan dimulut dan balita suru" menelan alita yan! tidak datan! dikun un! ruma" ,le" kader en atat vitamin A pada *IP en!"itun! umla" vitamin A yan! dikeluarkan en atat dalam buku l,!istik



PEMBERIAN SUPLEMENTASI GIZI TABLET TAMBAH DARAH



S



NO. DOKUMEN : /2016 NO. REVISI :TGL. TERBIT : HALAMAN : EDY WARSAN, SKM, M.Kes 19791230 200904 1 001



O P PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJENE PENGERTIAN



/PKM-MLD/



/



1. Pemberian kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) pada bayi (6 - 11 bulan) ( 12 - 59 bulan ) setiap bulan ebruari dan A!ustus 2. Pemberian kapsul vitamin A mera" ( 200.000 IU ) pada anak balita ( 12 - 59 bulan ) setiap bulan ebruari dan A!ustus Pemberian 2 ( dua ) kapsul vitamin A mera" ( 200.000 IU ) pada Ibu $i



#



%as& satu kapsul diminum setela" mela"irkan dan satu la!i diminum TUJUAN



pada "ari berikutnya dan palin! lambat pada "ari ke '2 setela" mela"irkan Pemberian ablet amba" ara" pada Ibu amil 90 tablet selama "amil



KEBIJAKAN



Untuk



en e!a" Anemia 7i8i pada Ibu amil



REFERENSI PROSEDUR / LANGKAH-LANGKAH



A. Persiapan 1. enyiapkan data umla" sasaran 2. en!e ek ketersediaan ,bat #



en!"itun! kebutu"an



'. en!a ukan kebutu"an 5. embuat ren ana distribusi . Pelaksanaan eker asama den!an pen!el,la ,bat dalam mendistribusikan suplementasi !i8i ablet amba" ara" ke bidan desa DOKUMEN TERKAIT UNIT TERKAIT



KONSELING GIZI



S O P PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJENE PENGERTIAN



NO. DOKUMEN : /2016 NO. REVISI :TGL. TERBIT : HALAMAN : EDY WARSAN, SKM, M.Kes 19791230 200904 1 001



/PKM-MLD/



/



Pr,ses k,munikasi 2 ( dua ) ara" antara k,nsel,r dan klien utuk membantu klien men!enali dan men!atasi masala" dan membuat keputusan yan! benar dalam men!atasi masala" !i8i yan! di"adapinya



TUJUAN



embantu klien a!ar mau men!ikuti saran k,nsel,r dalam peme a"an masala" dan pen!ambilan keputusan yan! mendukun! ter u udnya peruba"an perilaku !i8i se aa p,siti%



KEBIJAKAN



REFERENSI PROSEDUR /



A. Persiapan



LANGKAH-LANGKAH



1. enyiapkan tempat 2.



enyiapkan media ( %,,d m,del& lembar balik& p,ster& lea



%let& dsb ) #. enyiapkan Pen atatan Pelaksanaan '. eker asama den!an pen!el,la ,bat dalam mendistribusikan suplementasi !i8i ablet amba" ara" ke bidan desa . Pelaksanaan 1. Penentuan *tatus 7i8i 2. Anamnesa 7i8i #. Peren anaan iet '. Pemberian /,nselin! DOKUMEN TERKAIT UNIT TERKAIT



Pemberian MPASI



SO



NO. DOKUMEN : /2016



/PKM-MLD/



/



NO. REVISI :TGL. TERBIT : HALAMAN : EDY WARSAN, SKM, M.Kes 19791230 200904 1 001



P PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJENE PENGERTIAN



1.



Pemberian makanan ber!i8i disampin! Air *usu Ibu ( A*I ) kepada bayi usia 6-11 bulan dalam bentuk bubuk atau tepun!



2.



TUJUAN



KEBIJAKAN REFERENSI



Pemberian makanan ber!i8i disampin! Air *usu Ibu ( A*I ) kepada anak usia 12-2' bulan dalam bentuk padat P A*I padat



Untuk menan!!ulan!i dan men e!a" ter adinya !i8i buruk dan !i8i kuran! sekali!us memperta"ankan status !i8i baik pada bayi ( 6 - 11 bulan) dan anak ( 12-2# bulan) SK Kep ! P"#$e#% # M !"&' N( ).







1. Me&e&*"$ & + $*" pe&,"!" & ' ! %/% & "/ "! &3 2. Me&e&*"$ & !($ # pe&,"!" & ' ! % + ! , $e 4 P"#$e#% # P(#, &'"35 . Me&e&*"$ & 4 % * %e53 7. Pe% e * " & $e *($( % #, $ * #e*e%p *8 * " ' "%"%$ & ' % #4



PROSEDUR / LANGKAHLANGKAH



9. 6. ; < >



DOKUMEN TERKAIT UNIT TERKAIT



% #4 ' Pe # p &&8 % *e pe&,"!" & *e&* & PHBS3 Me& e' $ & ' *' 3 Pe! $# & & pe&,"!" & *e&* & PHBS3 Pe&= = * & ' & pe! p( & # ! pe&,"!" & = e$ ! #* ' * 5 Se!e# .







I& ( % #







K*$'&S







A'% &







Pe*"



#P(







Pe*"



# ' 'e#



&



%8



PELAYANAN NO. DOKUMEN : SO



P PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJENE PENGERTIAN



/2016 NO. REVISI TGL. TERBIT HALAMAN



I!I /PKM-MLD/



/



::



: EDY WARSAN, SKM, M.Kes 19791230 200904 1 001



Pe $ & ? ' ! pe! , & & "&*"$ %e%pe * &$ & ' & %e& & $ *$ & # # &



TUJUAN



Se =" & pe&e p & ! & $ -! & $ , & "# ' ! $"$ & p ' p # e& , & %e% "*" $ & pe! , & & pe $ & ?



KEBIJAKAN



SK Kep !



REFERENSI



-



PROSEDUR /



P"#$e#% # M !"&'



N( ).



1.K 'e %e%pe # p$ & ! * * % & &8 ! * "$" PB ! ' 58 "$" e #* # * " S p ' & ! * *"! #5



LANGKAHLANGKAH



2.K 'e e *" # ' %e4 pe&' * & %e! , & & $ , & ' * & . B ! & $ e!"% p"&, KMS8 ' " * KMS " ' & ' # !e& $ p. Se! &4"*&, %e&"! # & % & $ ' * # #e= $ $e * # ' & ' #e! p$ & p ' KMS 3.K 'e , & e *" # ' pe& % & &8 %e& % & & $ ' & %e&= * * ' * # #e= $ $e * # 4.K 'e %e% " " $ & * * $ p ' KMS #e#" 'e& & e * ' & & $ p ' "! & *e #e "*8 #epe * , & *e = &*"% p ' $e * # $e= !. Ke%"' & $ 'e ' %e4 & 4" %e! $"$ & pe& # & e #* # pe& % & & ! * . 5.K 'e e *" # %e! $"$ & pe&,"!" & & %"& $ e& $e% %p" & ' & $e*e %p ! & $ 'e "&*"$ %e% e $ & pe&,"!" & e!"% %e% ' % $ # &, ' ! $"$ & (!e pe*" # $e#e * & 6.Pe% e & PMT ! ' 7.Pe*" # ? %e% e $ & pe&,"!" &/$(&#e! & & $ , & e % # ! ? 8.Pe% e & p $e* ? pe% e & MP-ASI ! *e #e' ' & pe% e & @ * % & p ' "! & e " ' & "#*"#5 9.K 'e %e% " * pe! p( & p(#, &'" ' & pe*" # ? %e e$ p ' * ' & %e% " * ! p( & P S.



DOKUMEN TERKAIT UNIT TERKAIT







I& ( % #







K*$'&S







A'% &







Pe*"



#P(







Pe*"



# ' 'e#



&



%8



PEMERIKSAAN SPUTUM BTA NO. DOKUMEN : SO



P PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJENE PENGERTIAN



TUJUAN



/2016 NO. REVISI TGL. TERBIT HALAMAN







:



:



MemahamiadanyabakteriTahanAsamTuberculosisdalam sputumyangdiperiksa



REFERENSI







LANGKAH



:-



#.



SK Kep !



LANGKAH-



/



EDY WARSAN, SKM, M.Kes 19791230 200904 1 001



KEBIJAKAN



PROSEDUR /



/PKM-MLD/



P"#$e#% # M !"&'



N( ).



1. Tampungsputum padapottertutupyangbersihdankering dantelahdiberiidentitaspasien 2. CarapengumpulansputumSewaktu-Pagi-sewaktu 3. SiapkanobjekgelasdantulisnomorregistrasiLaboratorium padabagianpinggirobjekgelas,nyalakanlampuspiritusdan buka penutup potsputum (lampu spiritus berada ditengah antara pot sputum dan petugas yang melakukan pemeriksaan) 4. Dengan bantuan ose/lidi ambil specimen sputum dengan bagianyangpurulenatauyangberdarahsaja 5. Hapuskan specimen dibagian tengah kaca objek dengan ukuran3X2cm 6. Keringkan hapusan diatas rak pengecatan, jauhkan dari sinar matahari langsung, setelah kering lakukan fiksasi dengan pemanasan (pastikan hapusan menghadap keatas danlewatkansatukalimelaluilampuspiritus) 7. Genangi hapusan yang sudah difiksasi dengan Carbol Fuchsin0,3% dandenganlampuspiritusdanbawahsetiap sediaan sampai keluar uap, jangan sampai mendidih, diamkan5menitdancucidenganairmengalir 8. TeteskanhapusandenganHCLAlkohol3% sampaitidakada lagiCarbolFuchsinyangkeluardarisediaan(maksimum 3 menit)lalubilasdenganair. 9. Genangi permukaan sediaan denganMetylen Blue 0,3% selama30detiksajalalubilasdenganair 10.Keringkan sediaan diudara diatas rak pengecatan,jangan terkenasinarmataharilangsung 11.Teteskan1tetesOilEmercydiatassediaanyangtelahkering



danlihatpadamikroskopdenganpembesaran100X



DOKUMEN TERKAIT



I& ( % #







K*$'&S &







UNIT TERKAIT



A'% &











Pe*" # P ( %8







Pe*" # ' 'e#



PELAYANAN KESEHATAN LIN KUN AN NO. DOKUMEN : SO



P PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJENE PENGERTIAN



'



TUJUAN



KEBIJAKAN



REFERENSI



/PKM-MLD/



/



/2016 NO. REVISI :TGL. TERBIT : HALAMAN : EDY WARSAN, SKM, M.Kes 19791230 200904 1 001



Melaksanakan kesiatan inspeksi sanitasi ditujukan dalam rangkamenciptakanlingkunganyangsehat,antaralain:inspeksi sarana air bersih, penggunaan jamban keluarga, pengelolaan, sampah rumah tangga,dan pembuangan limbah rumah tangga yangdilaksanakandiwilayahkerjaPuskesmasPerawatanMalunda Sebagaiacuanpenerapanlangkah-langkahyangharusdilakukan padasaatkegiataninspeksisanitasi.



SK Kep ! •



P"#$e#% # M !"&'



N( ).



PROSEDUR /



1. Kunjungankedesayangakandinspeksisanitasikemudian



LANGKAH-



melakukanpendataan. 2. Melaksanakan inspeksisanitasirumah (sarana air bersih,



LANGKAH



3. 4. 5. 6. DOKUMEN TERKAIT







I& ( % # K*$'&S &







UNIT TERKAIT







jamban,saranapembuangan airlimbah,pengelolaan sampah rumahtangga,dansurveyjentiknyamuk). Melaksanakan inspeksi sanitasi Tempat-Tempat Umum/TempatPengolahanMakanan. Melakukanwawancara/tanyajawab. Mengisiformatinstrumenkemudianmemberikanpenyuluhan saranayangperludiperbaiki. Kaporisasisaranaairbersihdanabatesasijikadiperlukan.



A'% &







Pe*" # P ( %8







Pe*" # ' 'e#



PELAYANAN IMUNISASI NO. DOKUMEN : SO



P PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJENE PENGERTIAN



TUJUAN



/PKM-MLD/



/



/2016 NO. REVISI :TGL. TERBIT : HALAMAN : EDY WARSAN, SKM, M.Kes 19791230 200904 1 001



Imunisasimerupakanpenberianantigenyangberupabibitpenyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan cara injeksipada tubuh manusia sehingga akan menimbulkan kekebalan spesifik secaraaktifterhadappenyakittertentu. Sebagaipencegahan terhadap penyakit TETANUS,HEPATITIS,CAMPAK,danPOLIO



TBC,



DIPTERI,



PERTUSIS,



KEBIJAKAN



SK Kep !



REFERENSI







PROSEDUR /



P"#$e#% # M !"&'



N( ).



Cucitangan Persiapanalat



LANGKAH-



PeriksalabelVVM Vaksin Persiapanbayi



LANGKAH



• Menentukanjenisimunisasiyangakandiberikan Pelaksanaanpenyuntikan • Vaksindisedotkedalam spoitsesuaidosispemberian • Desinfeksipadabagianyangakandisuntik • Pemberianvaksinsesuaidenganjenisvaksinyangdiberikan o SuntikanBCG,lokasisuntikanlengankananatasluar, tehnikpenyuntikansuntikanintrakutan,dengandosis 0,05 cc,jenis bubukditambah pelarut,bentukcairan putih keruh dengan sedimen yang melayang jika dikocok. o



o



o



DOKUMEN TERKAIT UNIT TERKAIT



Suntik DPT / Hb lokasisuntikan paha tengah bagian luar, tehnik penyuntikan suntikan intra muscular dengan dosis 0,5 cc,jenis siap pakai,bentuk cairan putihkeruhdengansedimenyangmelayangjkadikocok. o Suntikan CAMPAK, lokasi lengan kiri atas, tehnik penyuntikansuntiksubkutandengandosis0,5cc,jenis bubukditambahpelarut,bentukcairanjernihkekuningkuningan.



Polio,lokasidimulut,tehnikpemberian diteteskan di mulutdengandosis2tetes,jenisbotoldenganalattetes mulut, bentuk cairan jernih berwarna merah jambu atauorange. HB Uniject,lokasipahasebelah kananbagian tengah luar, tehnik penyuntikan suntikan intra muscular, dengan dosis 0,5 cc.Jenis siap pakaibentuk cairan jernih.







Cucitangan Bersihkanalat. I& ( % # K*$'&S &







A'% &







Pe*" # P ( %8







Pe*" # ' 'e#







PROSEDUR PELAYANAN UKS NO. DOKUMEN : /PKM-MLD/ / SO



P



/2016 NO. REVISI TGL. TERBIT HALAMAN



::



:



PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJENE PENGERTIAN



EDY WARSAN, SKM, M.Kes 19791230 200904 1 001 PenyuluhankesehatantentangpengukuranTBdanpenimbangan



BB.



Sebagaiacuanpenerapanlangkah-langkahyangharusdilakukan padasaatpengukuranTB,BB



TUJUAN



KEBIJAKAN



SK Kep ! P"#$e#% # M !"&' N( ).



REFERENSI







PROSEDUR /



1. Menentukanwaktukunjungan(dalamhari/minggu/bulan)



LANGKAH-



2. Menentukanlokasisekolahdalam wilayahkerjapuskesmas (Posyandu) 3. Menentukanjam(time) 4. Pelaksaankegiatan 5. Pencatatandanpelaporanhasilkegiatan(cekliksdata) 6. selesai



LANGKAH



DOKUMEN TERKAIT











UNIT TERKAIT







I& ( % # K*$'&S & A'% &







Pe*" # P ( %8







Pe*" # ' 'e#



PENERIMAAN PASIEN BARU NO. DOKUMEN :



P PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJENE PENGERTIAN



KEBIJAKAN REFERENSI



/



/2016 NO. REVISI :TGL. TERBIT : HALAMAN : EDY WARSAN, SKM, M.Kes 19791230 200904 1 001



SO



TUJUAN



/PKM-MLD/



Menerima Pasien yang baru masuk ke Rumah Sakit sesuai peraturanyangberlaku. SK Kep !



P"#$e#% # M !"&'



N( ).







PROSEDUR /



Persiapan: 1.Tempattidurdalam keadaansiappakai. 2.Berkascatatanmedicpasien. Peralatan untuk pemeriksaan



LANGKAHLANGKAH



:Tensimeter,Termometer,Bengkok



Pasien



(Nierbekken),Pispot.



Pelaksanaan:



1. Petugasmenerimapasiendankeluarganyadenganramahdan penuhperhatian.



2. Petugas melakukan Anamnese (mengenai biodata,keluhan utama,riwayatpenyakitdanlain-lain).



# Petugasmelakukanpemeriksaanfisikmeliputikeadaanpasien, pengukuransuhu,denyutnadi,pernafasan,tekanandarah.



' Petugas melaporkan pasien baru kepada penanggung jawab ruanganataudokteryangbersangkutan.



5. Catatnamadanalamatyangjelasdalam bukuregisterruang perawatan.



6. Petugas memberipenjelasan kepada pasien dan keluarganya mengenai tata tertib ruang perawatan dan peraturan puskesmas.



3. Petugas mencatat semua hasil anamnese dan pemeriksaan fisik dalam catatan perawatan yang berada dalam berkas catatanmedicPasien.



DOKUMEN TERKAIT UNIT TERKAIT







7. I& ( % # K*$'&S &







A'% &







Pe*" # P ( %8







Pe*"







# ' 'e#



PUSKESMAS GARAWANGI Jl. Garawangi No....... Kec. Garawangi-Kuningan



NOMOR:488/ REVISI /PKM-KLG/2015 KE - 1 TANGGAL TERBIT 02 Januari 2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN KAPSUL VIT. A PADA IBU NIFAS



DASAR HUKUM



PENGERTIAN



TUJUAN



HALAMAN 1/2 DITETAPKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS GARAWANGI ttd



dr. HJ. YATI ROCHDIYAWATI.H, MKM NIP 19711109 200212 2 006 1 UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2 Permenkes No 741/Menkes/PER/VIII/2008 tentang SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota 3 Permenkes RI No 23 Tahun 2014 Tentang Upaya Perbaikan Gizi 4 Permendagri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu Pemberian Kapsul Vitamin A dosis Tinggi (200.000 IU) pada ibu nifas, satu kapsul diminum setelah melahirkan dan satu kapsul diminum pada hari berikutnya paling lambat pada hari ke 42 hari setelah melahirkan Mencegah Kekurangan Vitamin. A pada ibu nifas dan memberikan kekebalan kepada ibu nifas dan bayi yang dilahirkan



SASARAN



Ibu Nifas yang ada di wilayah kerja Puskesmas Garawangi



KEBIJAKAN



Semua Ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas Garawangi mendapatkan Kapsul Vitamin A dosis Tinggi 2 kali setelah melahirkan



6



1



2



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



REFERENSI



1. 2. 3. 1. 2. 3. 4.



Persiapan 1. Menyiapkan data jumlah sasaran 2. Mengecek ketersediaan Kapsul Vitamin A Merah 3. Menghiting Kebutuhan 4. Mengajukan kebutuhan Kapsul Vitamin A Merah 5. Membuat rencana Distribusi Pelaksanaan 1. Bekerjasama dengan petugas pengelola obat mendistribusikan Kapusul Vitamin A ke bidan desa sesuai dengan kebutuhan 2. Bidan Desa memberikan Kapul Vitamin A kepada ibu nifas 2 kapsul vitamin A, 1 setelah melahirkan dan 1 pada hari berikutnya 3. Bidan Desa Mencatat dan melaporkan Hasil Kegiatan Pemberian Kapusul Vitamin A untuk ibu nifas kepada Petugas Gizi Puskesmas setiap akhir bulan 4. Petugas Pelasana Gizi Puskesmas Merekap Hasil Pemberian Kapsul Vitamin A untuk ibu Nifas setiap bulan 5. Petugas Pelaksana Gizi Puskesmas Melaporkan hasil distribusi dan pemberian Kapsul Vitamin A untuk ibu nifas dengan stok/sisa ke dinas kesehatan setiap tanggal 5 bln berikutnya. Petugas Pengelola Obat Bidan Desa Kader Posyandu Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas; Dinas Kesehatan Provinsi Jawa barat 2010. Buku Pedoman Distribusi Kapsul Vitamin A Buku Panduan Management Suplementasi Kapsul Vitamin A Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012



7



PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BALITA GIZI KURANG



SOP



No. Dokumen



:



/SOP-UKP/PKM-KI2



No. Revisi



:



TanggalTerbit



:



Halaman



: 1/2



00



UPT Puskesmas



Rida Husni, S.Kep, Ns



Karang Intan 2



NIP. 196912071991031004



1. Pengertian



Pemberian PMT Balita adalah pemberian makanan tambahan kepada balita yang mengalami status gizi kurang selama 90 hari.



2. Tujuan



Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk meningkatkan status gizi anak serta



untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak agar tercapainya status gizi dan kondisi gizi yang baik sesuai dengan umur anak tersebut. 3. Kebijakan 4. Referensi



1. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jendral Bina Gizi 2010 2. Pedoman Pelaksanaan surveilans Gizi Kementrian Kesehatan RI Tahun 2015 3. Pedoman Operasional program gizi berkelanjutan Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan



5. Langkah-langkah



Pelaksanaan Tindakan 1. Petugas Mengidentifikasi balita gizi kurang dari laporan kader bulanan dan laporan Pemantauan Status Gizi setiap 6 bulan. 2. Petugas menghitung kebutuhan asupan gizi balita serta selisih kebutuhan yang belum terpenuhi. 3. Petugas mengkonversi kekurangan asupan gizi ke bahan makanan dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). 4. Petugas memberikan contoh menu makanan 5. Petugas membuat daftar kebutuhan bahan makanan lokal 6. Petugas membeli bahan makanan lokal sesuai dengan daftar menu 7. Petugas mengantar bahan makanan lokal dengan contoh menu kepada ibu balita tiap seminggu sekali 8. Petugas mencatat distribusi bahan makanan dalam buku pemantauan 9. Petugas melakukan pemantauan untuk memastikan pemberian bahan makanan lokal tepat sasaran dengan cara menanyakan kepada ibu apakah makanan tambahan sudah diberikan 10. Petugas memantau peningkatan status gizi balita penerima PMT setiap dua minggu sekali. 11. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan PMT dalam buku pemantauan 12. Petugas melaporkan hasil kepada Pimpinan Puskesmas dan DKK setiap 1 bulan sekali



6. Unit terkait



1. Petugas Gizi 2. Posyandu 3. Kelurahan 4. Puskesmas



PELACAKAN GIZI BURUK



SOP UKM



No. Dokumen No. Revisi



: :



Tanggal terbit



:



Halaman : Hj.ST.Jasmanih Sy, S.ST.SKM. M.Kes NIP ; 19670426 198602 2 001



UPTD.Kesehatan Galesong Utara Pengertian Tujuan Kebijakan



:



Rangkaian kegiatan Penyelidikan atau investigasi terhadap faktor resiko terjadinya gizi buruk dan penemuan kasus balita gizi buruk. Untuk mengetahui kejadian dan jumlah balita gizi buruk sehingga dapat ditangani secara cepat dan tepat.



: Semua sasaran yang mempunyai masalah gizi harus mendapatkan konseling agar terjadi perubahan prilaku yang positif.



Referensi



Prosedur /Langakahlangakah :



Unit Terkait



: 1. Buku Pedoman Penanganan dan Pelacakan Kasus Balita Gizi Buruk, Depkes RI, 2009. 2. Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk, Depkes RI 2007



1. Mendatangi posyandu atau rumah balita yang diduga menderita gizi buruk. 2. Menyiapkan timbangan pada tempat yang datar. 3. Menyiapkan alat pengukur PB/ TB. 4. Menanyakan tanggal kelahiran/ umur balita 5. Menimbang balita 6. Mengukur panjang/tinggi badan balita 7. Mengukur lingkar lengan atas balita 8. Mencatat hasil penimbangan, pengukuran PB/ TB dan lingkar lengan atas 9. Menilai status gizi balita dengan indeks BB/ TB 10. Mencatat nama balita yang menderita gizi buruk. 11. Membuat laporan pelacakan gizi buruk dan atau KLB ke Dinas Kesehatan. 12. Membuat rencana tindak lanjut. Bidan desa, dokter, Perawat Kader Posyandu



PEMBERIAN ZAT BESI (TABLET FE) PADA IBU HAMIL



SOP



No. Dokumen



:



No. Revisi



:



Tanggal Terbit



: 02-01-2016



Halaman



: 1/2



UPT PUSKESMAS



RITAWATY, S.ST



SALANG



NIP. 19671225 199001 2 001



1. PengertianTata cara melakukan pemberian tablet zat besi pada ibu hamil yang diberikan pada pasien anemis dan ibu hamil 28 minggu 2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemberian tablet zat besi pada ibu hamil dan anemia pada kehamilan untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung 3. KebijakanSurat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Salang Nomor : 1678/PKM.T/TU01/12.2015 Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di Puskesmas Salang 4. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, FKUI.  Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedelapan, Tahun 2006  Buku Pedoman Asuhan Persalinan Normal, JNKKR-POGI, Tahun 2008  Pedoman Fasilitator Kelas Ibu Hamil, Tahun 2012 5. Alat dan Bahan 1. Buku tulis, Buku Register 2. Buku KIA 3. Tablet besi (Fe) 6. Prosedur 1. Periksa konjungtiva pasien untuk menentukan pasien anemis atau tidak 2.



Catat hasil pemeriksaan dalam kartu status dan KMS ibu hamil



3.



Isi form pemeriksaan laboratorium



4.



Jelaskan pada pasien tujuan dari pemeriksaan



5. Jelaskan pada pasien untuk membayar biaya pemeriksaan laboratorium di kasir pemeriksaan kembali ke unit pelayanan kesehatan ibu 6.



Rujuk ke unit pelayanan gizi jika hasil pemeriksaan Hb < 11 gr %



7. Beri tablet zat besi pada semua ibu hamil, sedikitnya 1 tablet / hari selama 30 hari berturut-turut untuk pasien hamil pada trimester I, sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia diberikan tablet zat besi dan vitamin C tiga kali satu tablet perhari (3 X 1), hal ini sangat tergantung dengan persediaan obat yang ada 8.



Jika tablet zat besi persediaan habis, maka akan diberikan resep



luar 7. Unit TerkaitPoli umum (Dokter Puskesmas)  Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan



8. Rekaman historis perubahan No



Yang dirubah



Isi Perubahan



Tgl.mulai diberlakukan



BULAN PENIMBANGAN BALITA



Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang No. Dokumen Bawang Barat



SOP



Puskesmas Candra Mukti



:



Tanggal Terbit



:



Januari 2017



No. Revisi



:



Halaman



: 1/1



Disetujui oleh, Pimpinan Puskesmas Candra Mukti



UKM A.Sobri Lakoni NIP 196807091987111001



A. Pengertian



Bulan dimana dilakukan pengukuran antropometri (penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan/panjang badan) terhadap seluruh balita yang ada di wilayah kerja



B. Tujuan



1. Memperoleh gambaran data status gizi seluruh balita di wilayah kerja Secara berkala 2. Memperoleh data balita gizi buruk berdasarkan nama dan alamat, Kelompok umur, jenis kelamin,status ekonomi



C. Kebijakan



1. Permenkes RI Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan Dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak



2. Permenkes No 1995/Menkes/SK/VII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak



D. Referensi



1. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas



2. Buku Pedoman Pemantauan Status Gizi, Kemenkes 2014 3. Buku Panduan Kader Posyandu, Kemenkes 2013



E. Prosedur



1. Sosialisasi lintas program dan lintas sektor



2. Menyiapkan form pencatatan dan pelaporan BB,PB 3. Menginventarisir sarana dan prasarana di posyandu (dacin, alat



ukut tinggi badan/panjang badan) 4. Menyiapkan standar baku 5.Memantau dan membina pelaksanaan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan/panjang badan balita pada hari posyandu



6. Menentukan status gizi balita sesuai standar 7. Membuat rekap dan mengolah data hasil penimbangan dan pengukuran



F. Unit Terkait



1. Bidan Desa 2. Kader Posyandu



G. Dokumen



1. Register Penimbangan



BULAN PENIMBANGAN BALITA



Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang No. Dokumen Bawang Barat SOP UKM Terkait



Puskesmas Candra Mukti



:



Tanggal Terbit



:



No. Revisi



:



Januari 2017



Disetujui oleh, Pimpinan Puskesmas Candra Mukti



2. KMS



H. Rekaman Historis No



Halaman



Yang diubah



Perubahan



Diberlakukan Tgl.



SPO



BBLR Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Tanggal Terbit : 2 Mei 2016 Halaman : 1 dari 2



DitetapkanOleh Pemda Polewali



Kepala Puskesmas Pekkabata



Puskesmas Pekkabata



Mandar drg. Chairiah Dachlan S, M.Kes Nip. 19620227 199203 2 003 A. PENGERTIAN



Penanganan Bayi Baru Lahir dengan Berat Badan di bawah normal yaitu kurang dari 2500 gram secara terkodinir oleh petugas Puskesmas. B. TUJUAN Sebagai pedoman petugas dalam menangani kasus BBLR C. KEBIJAKAN 1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan 2. PERMENKES Nomor 128 Tahun 2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat kesehatan Masyarakat 3. PERMENKES Nomor 741 Tahun 2008 Tentang Sistem dan Pelayanan Maternal



D. REFERENSI JNPK-KR.2014.Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal Tahap Awal (PONED).Jakarta. E. PROSEDUR PENANGANAN 1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang di perlukan 2. Bidan memotong tali pusat dengan gunting tali pusat steril 3. Bidan mengikat tali pusat dengan umbilical clem atau benang tali pusat steril 4. Bidan membungkus tali pusat dengan kasa steril 5. Bidan membersihkan badan neonatus dengan handuk bersih dan kering 6. Bidan membersihakan jalan nafas dengan slem secher 7. Bidan memastikan jalan nafas sudah bersih 8. Bidan menilai APGAR 9. Bidan menimbang atau mengukur bayi terdiri dari panjang badan, lingkar dada, lingkar kepala 10. Dokter atau bidan menegakan diagnosis 11. Dokter atau bidan memasang infuse RL 12. Bidan memasang O2 dengan dosis 1 lt per menit 13. Dokter memberikan antibiotic Ampisilin 50 mg/ Kg BB atau sesuai kebutuhan 14. Bidan memasang NGT bila perlu 15. Bidan memasukan neonatus ke dalam incubator 16. Bidan merujuk ke RS bila tidak dapat ditangani di Pu



F. DIAGRAM



Potong dan ikat tali pusat Bersihkan badan bayi dengan handuk kering Bebaskan jalan nafas Pastikan jalan nafas sudah bersih Nilai AFGAR score Timbang berat badan serta ukur tinggi badan,



Bayi lahir



lingkar kepala dan lingkar dada



Berat badan



Bayi Berat Lahir