Lacustrine [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

Lacustrine [PDF]

PRINSIP STRATIGRAFI

LINGKUNGAN PENGENDAPAN LACUSTRINE

Disusun Oleh : Azizah Haura (1101168) Shandy Elvandri (1101107)

16 0 751 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE


File loading please wait...
Citation preview

PRINSIP STRATIGRAFI



LINGKUNGAN PENGENDAPAN LACUSTRINE



Disusun Oleh : Azizah Haura (1101168) Shandy Elvandri (1101107)



JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BALIKPAPAN 2013



BAB I LINGKUNGAN PENGENDAPAN Lingkungan pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme pengendapan tertentu (gould, 1972 didalam Anonim, 2010). Interpretasi lingkungan pengendapan dapat ditentukan dari struktur sedimen yang terbentuk. Struktur sedimen tersebut digunakan secara meluas dalam memecahkan beberapa macam masalah geologi, karena struktur ini terbentuk pada tempat dan waktu pengendapan, sehingga struktur ini merupakan kriteria yang sangat berguna untuk interpretasi lingkungan pengendapan. Terjadinya struktur-struktur sedimen tersebut disebabkan oleh mekanisme pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengendapan tertentu. Beberapa aspek lingkungan sedimentasi purba yang dapat dievaluasi dari data struktur sedimen di antaranya adalah mekanisme transportasi sedimen, arah aliran arus purba, kedalaman air relatif, dan kecepatan arus relatif. Selain itu beberapa struktur sedimen dapat juga digunakan untuk menentukan atas dan bawah suatu lapisan. Didalam sedimen umumnya turut terendapkan sisa-sisa organisme atau tumbuhan, yang karena tertimbun,terawetkan. Dan selama proses diagenesis tidak rusak dan turut menjadi bagian dari batuan sedimen atau membentuk lapisan batuan sedimen. Sisa-sisa organisme atau tumbuhan yang terawetkan ini dinamakan fossil. Jadi fosill adalah bukti atau sisa-sisa kehidupan zaman lampau. Dapat berupa sisa organisme atau tumbuhan, seperti cangkang kerang, tulang atau gigi maupun jejak ataupun cetakan. Dari studi lingkungan pengendapan dapat digambarkan atau direkontruksi geografi purba dimana pengendapan terjadi. Lingkungan pengendapan merupakan keseluruhan dari kondisi fisik, kimia dan biologi pada tempat dimana material sedimen terakumulasi. (krumbein dan sloss, 1963 didalam Anonim, 2010). Jadi, lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan tempat terkumpulnya material sedimen yang dipengaruhi oleh



aspek fisik, kimia dan biologi yang dapat mempengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya. Secara umum dikenal 3 lingkungan pengendapan, lingkungan darat transisi, dan laut. Beberapa contoh lingkungan darat misalnya endapan sungai dan endapan danau, ditransport oleh air, juga dikenal dengan endapan gurun dan glestsyer yang diendapkan oleh angin yang dinamakan eolian. Endapan transisi merupakan endapan yang terdapat di daerah antara darat dan laut seperti delta,lagoon, dan litorial. Sedangkan yang termasuk endapan laut adalah endapanendapan neritik, batial, dan abisal.



Gambar 1.1 Lingkungan Pengendapan Sumber : Anonim, Lingkungan Pengendapan Sedimen



Contoh lingkungan pengendapan pantai : proses fisik : ombak dan akifitas gelombang laut, proses kimia : pelarutan dan pengendapan dan proses biologi : burrowing. Ketiga proses tersebut berasosiasi dan membentuk karakteristik pasir pantai, sebagai material sedimen yang meliputi geometri, tekstur sedimen, struktur dan mineralogy.



BAB II LACUSTRIN (DANAU) Lingkungan pengendapan lakustrin adalah tubuh air yang dikelilingi oleh daratan, yang mengisi suatu cekungan. Lakustrin itu ibaratnya berupa danau tempat berkumpulnya sedimen (carbon dll) yang nantinya berubah menjadi reservoir hidrokarbon. Lingkungan ini terbentuk dari proses tektonik, gerakan tanah, volkanik, deflasi (deflasi artinya perubahan akibat pengikisan permukaan tanah) oleh wind scour (erosi oleh angin biasa terjadi dipesisir pantai/di darat) dan fluvial (fluvial artinya proses sedimentasi material asal daratan kelaut), tetapi proses utama terjadi karena proses rifting. Rifting artinya peretakan/bukaan akibat extension/tarikan oleh gaya tektonik).



Gambar 2.1 Lingkungan Pengendapan Sumber : Anonim, Lingkungan Pengendapan Sedimen



Lingkungan lakustrin terbentuk pada fase synrift (synrift artinya proses pengendapan sedimen berlangsung sebelum terbentuk cekungan (basin) atau sedimentasi bersamaan dengan aktifitas pembentukan basin atau sedimentasi pada basin yg belum stabil sampai dengan subsiden regional postrift (regional postrift adalah



proses



pengendapan



sedimen



berlangsung



setelah



terbentuk



cekungan/basin atau sedimentasi pada basin yg sudah stabil), sebelum lingkungannya berubah menjadi delta atau marin. (Arief Eka R, 2009) Danau merupakan cekungan di daratan yang terisi air. Danau umumnya terisi oleh air tawar, tetapi ada juga yang airnya asin, seperti Danau Kaspia dan Danau Salt di Laut Kaspia. Danau air asin disebabkan oleh tidak adanya pelepasan air laut sehingga air yang mengisi cekungan danau hanya berkurang melalui proses penguapan. Danau air asin umumnya berada di pedalaman benua dengan kondisi iklim kering. Danau-danau tersebut dapat surut, bahkan sampai tidak ada air seperti pada musim kering yang cukup panjang. Danau tersebut disebut Danau Temporer. Berdasarkan proses terbentuknya, danau dibedakan atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut : 1.



Danau Tektonik, yaitu danau yang terbntuk oleh tenaga endogen yang bersumber dari gerakan tektonik seperti cekungan-cekungan akibat patahan dan lipatan. Contohnya Danau Tempe, Danau Tondano dan Danau Towuti di Sulawesi.



Gambar 2.2 Danau Tektonik



2.



Danau Vulkanik, yaitu danau bekas gunung api. Air danau berasal dari curah hujan yang tertampung pada lubang kepundan atau kaldera. Contohnya Danau Kawah Gunung Kelud, Gunung Batur, dan Gunung Galunggung.



Gambar 2.3 Danau Vulkanik



3.



Danau Vulkano-Tektonik, yaitu danau yang terbentuk karena gabungan proses vulkanik dan tektonik. Patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca letusan. Dapur magma yang telah kosong menjadi tidak stabil sehingga terjadi pemerosotan atau patah. Cekungan akibat patahan tersebut kemudian diisi oleh air contohnya Danau Toba di Sumatera.



Gambar 2.4 Danau Toba (Danau Vulkano-Tektonik)



4.



Danau Karst (solusional), yaitu danau yang terbentuk pada daerah batu gamping yang mengalami pelarutan sehingga membentuk lahan negatif atau berada di bawah rata-rata permukaan setempat.



Gambar 2.5 Danau Karst



5.



Danau Ladam (oxbow lake) terbentuk akibat proses pemotongan saluran sungai meander secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya sehingga disebut juga kali mati.



Gambar 2.6 Danau Ladam



6.



Bendungan, yaitu danau buatan manusia yang dibentuk dengan cara membendung aliran sungai. Bendungan buatan manusia lebih dikenal dengan istilah waduk, seperti Waduk Jatiluhur, Waduk Cirata, Waduk Saguling, Karangkates, dan Gajahmungkur.



Gambar 2.7 Waduk Jati Luhur (Danau Buatan)



7.



Danau Glestser, adalah danau yang terbentuk karena es mencair. Pada saat gletser mencair dan meluncur ke bawah, gletser tersebut mengikis batuan yang dilaluinya sehingga terbentuklah cekungan. Jika terisi oleh air maka terbentuklah danau.



Gambar 2.8 Danau Glestser



BAB III SEDIMENTASI PROSES 3.1. Faktor yang Mempengaruhi Ada beberapa hal yang mempengaruhi sedimentasi di danau, yaitu iklim, faktor fisik, faktor fisikokimia dan faktor biologi.  Faktor iklim akan berpengaruh terhadap proses presipitasi dan evaporasi yang akan mempengaruhi pembentukan sedimen terutama sedimen kimia. Perubahan suhu musiman akibat iklim juga menyebabkan naik- turunnya input sedimen dan aktivitas gelombang, proses ini terjadi pada daerah dengan iklim dingin.  Proses fisik yang berpengaruh terhadap pembentukan sedimen di danau yaitu : angin, aliran sungai, pemanasan atmosfer, tekanan permukaan dan gravitasi.  Proses



fisikokimia berupa evaporasi



dan presipitasi



yang akan



mengendapkan berbagai sedimen kimia dan evaporit.  Proses biologi (organic) di danau antara lain : ekstraksi unsure kimia air danau untuk membentuk cangkang, asimilasi co selama fotosintesa, bioturbasi dan deposit sisa-sisa organisme.



3.2. Karakteristik Lacustrine Karakteristik endapan danau sering sulit dibedakan dari endapan lingkungan lain seperti fluvial, delta atau laut dangkal. Sehingga determinasi tidak dapat dilakukan hanya dari data tunggal. Geometri luas dan kedalamannya danau sangat bervariasi. Pada lingkungan ini dapat terbentuk struktur sedimen : laminasi,varve, stromatolit, cross-bedding, ripple mark, parting lineation, graded bedding, groove cast, load cast, soft sediment deformation structure, burrow dan worm trail, raindrop impression, mudcrack dan footprint vertebrata.



Secara umum ciri-ciri atau karakteristik dari lacustrine sebagai berikut (Pamela J. W. Gore, 1998) : a. Jenis Batuan : Siltstone, shale, limestone atau evaporite (gypsum). b. Komposisi : Terrigenous, karbonat atau evaporate. c. Warna : hitam, coklat, abu-abu, hijau. d. Ukuran butir : coarsening upward (lempung – pasir) e. Bentuk butiran : f. Sortasi : bervariasi g. Struktur sedimen inorganic : symmetrical ripples, laminasi, cross bedding, graded bedding, mudcracks, dan raindrop prints. h. Struktur sedimen organic atau biogenic : tracks, trails, burrows, rare, dan stromatolites. i. Fosil : kerang air tawar, tulang ikan dan fragmen tumbuhan.



3.3. Hasil Pengendapan Sedimen Fosil yang dijumpai pada endapan danau yaitu organisme air tawar atau air asin jika airnya asin, sering dijumpai juga deposit tumbuhan. Pola fasies endapan lacustrine idealnya berbentuk cincin konsentris dan semakin menghalus ke arah pusatnya, sedangkan sikuen vertikalnya secara ideal berupa sikuen coarsening-upward. Beberapa endapan lacustrine menghasilkan sedimen yang mempunyai nilai ekonomis yaitu : source rock dan reservoar minyak bumi, batubara dan lignit, mineral-mineral evaporit serta mineral ekonomis lainnya sperti iron ore (umumnya limonit), dan kiesuguhr



BAB IV KESIMPULAN 1. Lingkungan pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme pengendapan tertentu. 2. Lingkungan pengendapan lacustrin adalah tubuh air yang dikelilingi oleh daratan, yang mengisi suatu cekungan. Lingkungan ini terbentuk dari proses tektonik, gerakan tanah, volkanik, deflasoleh wind scour (erosi oleh angin biasa terjadi dipesisir pantai/di darat) dan fluvial (fluvial artinya proses sedimentasi material asal daratan kelaut), tetapi proses utama terjadi karena proses rifting. 3. Dalam proses sedimentasi di lacustrine (danau) ada beberapa factor yang mempengaruhi yaitu iklim, faktor fisik, faktor fisikokimia dan faktor biologi. Beberapa endapan lacustrine menghasilkan sedimen yang mempunyai nilai ekonomis yaitu : source rock dan reservoar minyak bumi, batubara dan lignit, mineral-mineral evaporit serta mineral ekonomis. (Penjelasan dari struktur dan lithologi penamang vert dan horizontal)



DAFTAR PUSTAKA Anonim,



2010,



Lingkungan



Pengendapan,



(1



Mei



2013),



http://www.pabbicara.co.cc/2010/04/lingkungan-pengendapan.html Arief



Eka



R,



2009,



Lingkungan



Pengendapan,



(1



Mei



2013),



http://apayangkaupikirkan.blogspot.com/2009/06/sedimentasi.html Budhi Kumarawarman, 2008, Lingkungan Pengendapan Lacustrine, (1 Mei 2013),http://geologi.ugm.ac.id/gdl42/gdl.php?mod=browse&op=read&id= tglugm--budhikumar-65