Laju Reaksi Full [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip stoikiometri memungkinkan kita untuk menghitung jumlah zat yang dapat dihasilkan oleh suatu reaksi. Tetapi tidak dapat menggambarkan berapa lama suatu reaksi terjadi. Untuk suatu proses industri, mungkin akan dipilih reaksi yang memberikan sedikit hasil tetapi berlangsung cepat daripada reaksi alternatif lain yang menghasilkan senyawa yang sama. Dipihak lain, reaksi tertentu yang berlangsung sangat cepat mungkin tidak di inginkan karena mungkin menimbulkan ledakan. Adapula saat-saat dimana reaksi kimia tidak diinginkan. Dalam keadaan ini, reaksi apapun diusaha kan berlangsung selambat mungkin. Contohnya, pemberian anti karat pada pendingin dalam radiator mobil, dan penyimpanan susu dalam lemari es. Kasus-kasus yang dikemukakan menyebabkan adanya kebutuhan untuk mampu mengukur, mengendalikan, dan bila mungkin meramalkan laju reaksi-reaksi kimia. Laju reaksi kimia menjelaskan berapa cepat suatu pereaksi berkurang atau berapa cepat hasil reaksi bertambah dengan meningkatnya waktu. Peramalan laju reaksi kimia didasarkan pada persamaaan matematik yang disebut hukum kecepatan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya laju reaksi suatu persamaan kimia yaitu sebagai berikut : 1. Konsentrasi 2. Luas permukaan 3. Suhu 4. Katalis Pada percobaan kali ini dilakukan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam perubahan laju reaksi. Faktor yang dijadikan percobaan adalah konsentrasi dan suhu. Apakah dengan bertambahnya suhu dan konsentrasi akan mempengaruhi cepat atau lambatnya laju reaksi.



82



1.2 Tujuan -



Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi



-



Menentukan persamaan laju reaksi



-



Menentukan orde laju reaksi



-



Menentukan tetapan pada persamaan laju reaksi



83



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laju atau kecepatan didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan tiap satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Sebagai contoh, seseorang lari dengan kecepatan 10 km/jam. Artinya orang tersebut telah berpindah tempat sejauh 10 km dalam waktu satu jam. Bagaimanakah cara menyatakan laju dari suatu reaksi? Dalam reaksi kimia, perubahan yang dimaksud adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan makin sedikit, sedangkan produk makin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju bertambahnya produk. Satuan konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M) atau mol per liter (mol. L-1). Satuan waktu yang digunakan biasanya detik (dt). Sehingga laju reaksi mempunyai satuan mol per liter per detik (mol. L-1. dt-1 atau M.dt-1). Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi (produk). Pereaksi (reaktan)



Hasil reaksi (produk)



Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam satuan mol per liter, tetapi untuk fase gas satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan, seperti atmosfer (Atm), milimeter merkorium (mmHg) atau pascal (Pa). Laju reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut :



Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umum, dinyatakan sebagai konsentrasi molar atau molaritas (M). Dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi zat hasil reaksi setiap satuan



84



waktu. Satuan laju reaksi umumnya dinyatakan dalam satuan mm dm-3 det-1 atau mol/ liter detik. Satuan mol dm3 atau molaritas, merupakan satuan konsentrasi larutan. Untuk mengukur laju reaksi perlu menganalisis secara langsung bentuk atau banyaknya Untuk beberapa ukuran laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal sebagai hokum laju atau persamaan laju. Perhatikan reaksi hipotenik. aA + bB + ….



gG + hH +…….



dimana a,b,…. merupakan koefisien reaksi. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju = k[a]m[b]n…… Dalam rumusan tersebut, lambing [A],[B] menunjukkan konsentrasi molar. Pangkat m, n ……. merupakan angka-angka bulat yang kecil, walaupun dalam beberapa kasus dapat berupa pecahan atau negatif. Penting untuk diingat bahwa tidak ada hubungan antara pangkat m, n, ….. dengan koefisien reaksi a, b, …. Bila dalam beberapa kasus keduanya identik (m=a, atau n=b), hal itu hanya suatu kebetulan dan tidak dapat diharapkan. Pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi. Bila m=1, reaksi merupakan reaksi orde pertama terhadap A. Bila m=2, reaksi merupakan reaksi orde kedua terhadap B, dan seterusnya. Total jumlah pangkat m+n+….. merupakan orde reaksi total. Faktor tersebut merupakan sifat khas dari suatu reaksi, dan hanya tergantung pada suhu. Laju reaksi biasa dinyatakan dalam satuan mol per liter per satuan waktu, misalnya mol L-1 det-1 atau mol L-1 men-1. Satuan k tergantung dari orde reaksi. Ada macam-macam orde reaksi yaitu: 1. Reaksi orde nol Laju reaksi = k = konstan Reaksi ini berlangsung dengan laju konstan, tidak tergantung dengan jumlah konsentrasi karena pangkat m, n, ……. Sama dengan nol. Sehingga laju reaksi adalah k (ketetapan kelajuan). 2. Reaksi orde satu



85



Laju reaksi = Laju hilangnya A = K [A] Reaksi ini sering menampakkan konsentrasi tunggal dalam hukum laju, dan konsentrasi tersebut berpangkat satu. 3. Reaksi orde dua Laju reaksi = k [A]2 atau Laju reaksi = k [A][B] Rumusan yang paling umum dari hukum laju reaksiorde kedua adalah konsentrasi tunggal berpangkat dua atau dua konsentrasi yang masing-masing berpangkat satu. Teori yang mendasari tentang laju reaksi adalah teori tumbukan. Teori ini menjelaskan bahwa reaksi partikel zat yang bereaksi. Oleh karena itu sebelum dua atau lebih partikel saling bertumbukkan maka reaksi tidak akan terjadi harus mempunyai energi yang cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi jadi, laju reaksi akan berlangsung tiga hal yaitu: 1. Frekuensi tumbukan. 2. Fraksi tumbukan yang melibatkan partikel-partikel dengan energi yang cukup. 3. Frekuensi dengan energi cukupyang bertumbukan dengan arah yang tepat. Laju reaksi adalah laju reaksi pada saat tertentu. Reaksi berubah dari waktu ke



waktu. Pada umumnya laju reaksi makin kecil seiring dengan



bertambahnya waktu reaksi. Oleh karena itu plat laju reaksi terhadap waktu berbentuk garis lengkung. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut : 1. Teori Tumbukan Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain apabila partikel-partikelnya saling bertumbukan. Tumbukan yang terjadi tersebut akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan antar partikel disebabkan oleh karena



partikel-partikel (molekul-molekul) zat selalu



bergerak dengan arah yang tidak teratur. Tumbukan antar partikel yang



86



bereaksi tidak selalu menghasilkan energy yang cukup dapat menghasilkan reaksi. Energi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energy pengaktifan. Energi pengaktifan merupakan energi minimum agar suatu reaksi dapat berlangsung. 2. Konsentrasi Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk setiap reaksi. Semakin tinggi konsentrasi berarti makin makin banyak moleku-molekul dalam satuan luas ruangan, dengan demikian tumbukan antar molekul akan sering terjadi.



Semakin banyak tumbukan efektif yang terjadi maka



kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan efektif semakin besar dan reaksi berlangsung cepat. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan matemtik yang dikenal dengan hokum laju reaksi atau persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh konsentrasi pereaksi terhadaplaju reaksinya. 3. Luas Permukaan Reaksi berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi yang berlangsung dalam sistem heterogen. Pada



reaksi yang homogeny,



campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan satu sama lainnya. Dalam system heterogen, reaksi hanya berlangsung pada bidang perbatasan dan pada bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua fase. Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Makin halus suatu zat maka



makin luas permukaannya



sehingga



makin besar



kemungkinan bereaksi dan makin cepat reaksi itu berlangsung sebagai contoh reaksi heterogen adalah logam zink dengan larutan asam klorida. Laju reaksi selain dipengaruhi oleh konsentrasi asam klorida juga dipengaruhi logam zink.



87



Dalam jumlah (massa) yang sama butiran logam zink akan bereaksi lebih lambat daripada serbuk zink. Reaksi ini terjadi antara molekul-molekul asam klorida dalam larutan dengan atom-atom zink yang bersentuhan langsung dengan asam klorida lebih sedikit daripada serbuk zink, sebab atom-atom zink bersentuhan hanya atom zink yang berada dipermukaan butiran. Akan tetapi bila



butiran zink dipisah menjadi butiran-butiran yang kecil atau



menjadi serbuk maka atom-atom zink yang semula didalam akan berada dipermukaan dan asam klorida. Dengan menggunakan teori tumbukan dapat dijelaskan bahwa semakin dijelaskan bahwa semakin luas permukaan zat padat semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antar partikel yang berbeda. 4. Temperatur Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah bila suhunya berubah. Laju reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikan suhu sebesar 10oC akan menyebabkan makin cepatnya molekul-molekul pereaksi bergerak, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya tabrakan antar molekul. Energy yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energy pengaktifan kinetik. 5. Katalisator Suatu reaksi dapat dipercepat dengan meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energi melebihi energi aktivasi. Peningkatan suhu adalah salah satu cara untuk meningkatkab fraksi tersebut. Cara lain tidak memerlukan peningkatan suhu adalah mendapatkan jalan reaksi dengan energy aktivasi yang lebih rendah. Fungsi katalis dalam suatu reaksi kimia ialah menyajikan reaksi alternative tersebut. Dalam reaksi kimia, katalis sendiri tidak mengalami perubahan yang permanen. Berhasil atau tidaknya suatu komersial untuk menghasilkan suatu senyawa sering tergantung pada penggunaan katalis yang cocok. Selang suhu dan tekanan yang dapat digunakan dalam proses industry tidak mungkin berlaangsung dalam reaksi biokimia. Tersedianya katalis yang cocok untuk reaksi-reaksi ini mutlak bagi mahluk hidup. Berdasarkan wujud katalis dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :



88



1. Katalis homogen 2. Katalis heterogen 3. Autokatalis Disamping itu ada beberapa zat yang dapat memperlambat suatu reaksi. Zat tersebut dinamakan anti katalis, karena sifatnya berlawanan dengan katalis zat yang termasuk anti katalis yaitu : 1. Inhibitor 2. Racun katalis



89



BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat  Gelas kimia  Gelas ukur  Stopwatch  Hot Plate  Termometer  Pipet  Penangas air 3.1.2 Bahan  Larutan Na2S2O3 0,2 M  Larutan HCl 1 M  Larutan HCl 2 M  Larutan HCl 3 M  Larutan Na2S2O3 0,1 M  Kertas bertanda silang



3.2 Prosedur Percobaan 3.2.1 -



Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Disiapkan 1 gelas kimia berisi 2 mL larutan Na2S2O3 dan 1 gelas ukur HCl 1M 3 mL



-



Diletakkan kertas putih yang telah diberi tanda silang dibawah gelas kimia



-



Ditambahkan HCl 1M kedalam gelas kimia dan dicatat waktu yang diperlukan sejak penambahan HCl 1M hingga tidak terlihat lagi 90



3.2.2 -



Ulangi langkah dengan konsentrasi HCl 2M dan HCl 3M Pengaruh suhu terhadap laju reaksi Disiapkan 1 gelas kimia berisi Na2S2O3 0,2 M sebanyak 2 mL dan pada gelas ukru ditambahkan HCl 1M sebanyak 3 mL



-



Dipanaskan Na2S2O3 0,2 M



pada hot plate sehingga ada



peningkatan suhu samapai 40o C -



Diletakkan kertas bertanda silang dibawah gelas kimia



-



Masukkan 3 mL HCl 1M kedalam gelas kimia



-



Dihitung menggunakan stopwatch setelah penambahan HCl 1M



-



Dicatat waktu yang dibutuhkan hingga tanda silang tidak tampak lagi



-



Ulangi langkah dengan konsentrasi HCl 2M dan HCl 3M



91



BAB 4 HASIL PENGAMATAN 4.1



Tabel Pengamatan 4.1.1



M Na2S2O3



V Na2S2O3



M HCl



V HCl



t (waktu) s



0,2 M



2 mL



1M



3M



108 s



0,2 M



2 mL



2M



3M



105 s



0,1 M



2 mL



1M



3M



100 s



4.1.2



4.2



Tanpa pemanasan



Dengan pemanasan pada suhu 40oC



M Na2S2O3



V Na2S2O3



M HCl



V HCl



t (waktu) s



0,2 M



3 mL



1M



3M



97 s



0,2 M



3 mL



2M



3M



75 s



0,1 M



3 mL



1M



3M



68 s



Reaksi Na2S2O3 + HCl



4.3



2 NaCl + SO2 + S +H2O



Perhitungan 4.3.1



Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Diketahui :



[



] [ [



] [ ]



[



] [ ]



]



[ ]



92



[ [



] [ ] ] [ ]



[ ]



Orde Total = m + n =



+



= -0,071 [



]



[ ]



Persamaan laju reaksi : [ 4.3.2



]



[



]



Pengaruh suhu terhadap laju reaksi Diketahui :



[



[ [



] [ [



] [ ]



[



] [ ]



]



] [ ] ] [ ]



93



[ [



] [ ] ] [ ] [ ]



Orde Total



=m+ n =



+



= -0,14 [



]



[ ]



Persamaan laju reaksi : [



]



[



]



4.4 Pembahasan Laju reaksi adalah kecepatan reaksi yang menyatakan banyak reaksi yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan konsentrasi zat terlarut dalam reaksi yang dihasilan tiap detik reaksi. Pada percobaan pertama



0,2 M dicampurkan dengan HCl.



Pencampuran tersebut dilakukan tiga kali dengan konsentrasi yang berbeda. Hal itu dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh jumlah konsentrasi terhadap laju reaksi. Campuran pertama



0,2 M-HCl 1M



kertas dibawah gelas beaker tidak tampak lagi pada waktu 108s. campuran kedua antara



0,2 M-HCl 2M kertas tidak tampak pada waktu 105s dan



campuran ketiga antara



0,2 M-HCl 3M membutuhkan waktu 100s



untuk membuat kertas tidak Nampak. Dilihat dari percobaan yang dilakukan



94



maka jumlah konsentrasi berbanding lurus dengan laju reaksi artinya makin banyak konsentrasi maka makin cepat laju reaksi dan sebaliknya. Pada percobaan kedua perlakuannya hamper sama dengan percobaan pertama tetapi pada percobaan ini sebelum suhu 40oC.



terlebih dahulu dipanaskan hingga



0,2M dicampurkan Hal itu dilakukan untuk



melihat pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Campuran pertama



0,2



M- HCl 1 M kertas dibawah gelas beaker tidak tampak pada waktu 97s, campuran kedua antara



0,2 M-HCl 2 M kertas tidak Nampak pada



waktu 75s dan pada campuran ketiga



0,2 M-HCl 3 M membutuhkan



waktu 68s. jika dibandingkan dengan percobaan pertama tanpa pemanasan waktu



reaksi dengan pemanasan lebih cepat. Dapat disimpulkan suhu



jugaberpengaruh terhadap laju reaksi. Dalam percobaan yang dilakukan pertambahan konsentrasi disertai dengan penambahan suhu memiliki waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan percobaan dengan penambahan konsentrasi tanpa penambahan suhu. Itu berarti konsentrasi dan suhu mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar suhu/konsentrasi maka makin cepat pula laju reaksi sedangkan apabila semakin kecil suhu dan konsentrasi maka semakin lambat pula laju reaksinya. Selain konsentrasi dan suhu masih ada faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut : 1. Konsentrasi Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat. 2. Luas Permukaan Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan berlangsung pada bagian permukaan zat. Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan



95



berbentuk lempeng atau butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat. 3. Suhu Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Sehingga tumbukan sering terjadi dengan itu laju reaksi bertambah menjadi cepat. 4. Katalis Katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Pada persamaan laju reaksi pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi. Bila m=1, reaksi merupakan reaksi orde pertama terhadap A. Bila m=2, reaksi merupakan reaksi orde kedua terhadap B, dan seterusnya. Total jumlah pangkat m+n+….. merupakan orde reaksi total. Orde reaksi adalah besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi (m+n). ada beberapa jenis orde yaitu: 1. Reaksi orde satu Merupakan reaksi yang jumlah pangkat konsentrasinya dalam hokum laju reaksi sama dengan satu. Dalam persamaan dituliskan : V= k [A]. Adapun grafik yang menunjukkan laju reaksi dengan orde satu adalah sebagai berikut:



96



2. Reaksi orde dua Merupakan reaksi dengan jumlah pangkat konsenttrasi dalam hukum laju reaksinya sama dengan dua. Persamaan reaksi berorde dua. V= k[A]2



atau



Adapun gambar grafik sebagai berikut :



3. Reaksi orde negatif



97



V= k [A][B]



Suatu reaksi berorde negatif apabila laju reaksi berbanding terbalik terhadap konsentrasi reaktan. 4. Reaksi orde no Merupakan reaksi dimana penambahan konsentrasi tidak mempengaruhi laju reaksi. Walaupun konsentrasi bertambah, laju reaksi akan sama dengan k. Dengan persamaan : V=k Reaksi orde nol mempunyai grafik yaitu :



Prinsip percobaan pada lju reaksi adalah teori tumbukan. Teori tumbukan menjelaskan reaksi berdasarkan tumbukan molekul, yaitu frekuensi tumbukan dan probabilitas tumbukan yang memungkinkan tumbukan menjadi reaksi kimia. Pada percobaan ini konsentrasi yang makin besar (pekat) membuat molekul menjadi semakin rapat sehingga sering terjadi tumbukan. Selain itu pada percobaan suhu , peningkatan suhu membuat molekul-molekul dalam larutan bergerak lebih cepat sehingga memungkinkan terjadinya tumbukan-tumbukan efektif. Dalam percobaan laju reaksi adapun kesalahan yang dilakukan sebagai berikut :



98



-



Pada saat mengambil larutan menggunakan pipet secara berulang kali pipet HCl dan pipet



tertukar sehingga terjadi reaksi dahulu sebelum



dicampur pipet. -



Pemanasan



40o C sering tidak tepat pada suhu 40o C karena



keterlambatan praktikan mencampurkan HCl. -



Pada saat pengukuran suhu termometer tidak dinormalkan suhunya sehingga terjadi kesalahan pngukuran.



-



Dalam penakaran



, HCl dan H2SO4 tidak sesuai volume dikarenakan



kurang telitinya praktikan. Dalam laju reaksi dikenal dengan energy aktivasi. Energi aktivasi adalah energi yang harus dimiliki molekul agar tumbukan diantara mereka mendorong kearah reaksi kimia. Yaitu energi yang diperlukan untuk membentuk kompleks teraktifan. Selain mempercepat laju reaksi adapun katalis yang memperlambat laju reaksi. Katalis inhibitor atau katalis negatif berfungsi memperlambat laju reaksi.



99



BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan -



Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya laju reaksi adalah sebagai berikut : o Konsentrasi o Luas permukaan o Suhu o Katalis



-



Persamaan laju reaksi : Laju reaksi = k [A]m[B]n dimana :



-



k



= ketetapan laju reaksi



[A]



= konsentrasi unsur A



[B]



= konsentrasi unsur B



m



= pangkat unsur A



n



= pangkat unsur B



Orde reaksi adalah pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi dimana apabila



pangkat-pangkat itu dijumlahkan akan didapatkan ordr reaksi



total. Macam-macam orde reaksi : o Orde reaksi nol o Orde reaksi satu o Orde reaksi dua o Orde reaksi negative -



Ketetapan (k) laju reaksi dapat dicari dengan menggunakan rumus : [ ]



5.2 Saran



100



-



Penggunaan 2H2O dan SnCl4 sebagai katalis dan membandingkan apakah kedua zat itu termasuk positif atau katalis negatif



101



DAFTAR PUSTAKA Anshory. 2000. Kimia . Erlangga: Bandung. Keenan, Kleinfeller, Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas.Erlangga:Jakarta. Petrucci, Ralph H.1999. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga: Bandung Sukardjo. 1989. Kimia Fisika.Bhineka Cipta : Jakarta



102