Lampiran 3. SOP Pemeriksaan Oftalmoskopi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Lampiran 3. SOP Pemeriksaan Oftalmoskopi POLITEKNIK



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)



KESEHATAN



PEMERIKSAAN OFTALMOSKOPI



KEMENKES KALTIM No.



Halaman



Ditetapkan Oleh Direktur



Dokumen



1/3



Poltekkes Kemenkes Kaltim,



Komponen PENGERTIAN



Suatu teknik pemeriksaan yang digunakan untuk melihat adanya kelainan pada fundus okuli. Pada pemeriksaan ini, cahaya yang berasal dari alat oftalmoskop akan memberikan refleks pada fundus dan akan tampak gambaran yang ada. Sebelum pemeriksaan dilakukan, pupil dibuat dilatasi, kecuali bila terdapat keadaan sebagai berikut. 1)



Bila mata dangkal



2)



Kerusakan pupil ( terjadi trauma )



3)



Glaukoma dengan sudut sempit



Fase Orientasi a. Salam terapetik b. Evaluasi / validasi kondisi klien c. Kontrak : topik / waktu / tempat



Fase Kerja Persiapan alat :



1. Oftalmoskop 2. Dilator ( tropicamide atau mydriacy 0.5%-1% )



Persiapan klien :



1. Beri klien penjelasan tentang teknik pemeriksaan 2. Bila klien datang sendiri atau dengan mengendarai kendaraan sendiri, informasikan bahwa obat yang diteteskan akan berdampak silau karena pupil mata midriasis. Persiapan Lingkungan : 1. Klien di tempatkan pada kamar yang gelap Prosedur :



1. Lakuukan pemeriksaan mata klien secara bergantian kanan-kiri, posisi klien dapat tidur maupun duduk. 2. Gelapkan ruangan, nyalakan lampu oftalmoskop dan putar piringan lensanya sampai terlihat pancaran cahaya putih yang bulat dan lebar. Arahkan cahaya tersebut pada punggung tangan pemeriksa untuk mengecek tipe cahanya, intensitas cahaya yang diinginkan dan kekuatan batere pada oftalmoskop. 3. Putarlah piringan lensa hingga dioptri 0 (dioptri merupakan satuan untuk mengukur kekuatan lensa dalam mengkonvergensikan atau mendivergensikan cahaya). Pada dioptri ini, lensa lensa tidak mengkonvergensikan atau mendivergensikan cahaya. Letakkan jari telunjuk pemeriksa pada pinggir piringan lensa agar dapat memutar piringan tersebut untuk memfokuskan lensa ketika memeriksa fundus okuli. 4. Ingat, pegang alat oftalmoskop dengan tangan kanan untuk memeriksa mata kanan klien, pegang alat oftalmoskop dengan tangan kiri untuk memeriksa mata kiri klien. Tindakan ini untuk menjaga agar tangan pemeriksa tidak membentur hidung pasien dan memberi pemeriksa mobilitas yang lebih besa serta jarak pemeriksa yang lebih dekat untuk melihat fundus dengan jelas. Awalnya mungkin pemeriksa mengalami kesulitan dalam menggunbakan mata yang tidak dominan, tetapi kesulitan ini semakin berkurang dengan latihan. 5. Pegang oftalmoskop kuat-kuat hingga menempel permukaan media orbita dengan bagian tangkainya sedikit dimiringkan ke lateral pada sudut sekitar 20o dari bidang vertikal. Pastikan agar dapat melihat dengan jelas apartura. Minta klien untuk memandang sedikit keatas dan di atas bahu pemeriksa mengambil



pada sebuah titik yang terdapat pada tembok. 6. Tempatkan diri pemeriksa pada jarak sekitar 15 inci (sekitar 38 cm) dari tubuh klien dan dengan sudut 15o disebalah lateral dari garis pandang klien. Arahkan pancaran cahaya oftalmoskop pada pupil klien dan cari kilauan cahaya orange pada pupil tersebut yang merupakan pantulan (reflaksi) cahaya merah. Perhatikan setiap kekeruhan yang mengganggu pantulan cahaya ini. 7. Kini, tempatkan ibu jari tangan pemeriksa yang lain pada alis mata klien (teknik ini akan membuat pemeriksaan lebih mantap tetapi tidak selalu dilakukan). Dengan menjaga agar pancaran cahaya terus berfokus pada pantulan cahaya merah, gerakkan oftalmoskop ke dalam dengan sudut 15oke arah pupil sampai pemeriksa sangat dekat dengan pupil dan hampir menyentuh bulu mata klien.



Keterangan



1. Untuk mempertahankan kedua mata agar pemeriksa agar tetap terbuka dan rileks seperti jika memandang tempat jauh karena tindakan ini akan mengurangi kekaburan yang berfluktuasi pada saat



kedua mata pemeriksa mencoba



berakomodasi. 2. Pemeriksa mungkin perlu mengurangi intensitas pancaran cahanya untuk membuat pemeriksaan pemeriksa tersa lebih nyaman bagi pasien, menghindari hippus ( spasme pupil ) dan memperbaiki hasil pengamatan pemeriksa. Fase Terminasi a. Evaluasi respon klien : b. Tindak lanjut klien c. Kontrak : topik / waktu / tempat