Landasan Teori [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Landasan Teori 1. Prokrastinasi Prokrastinasi merupakan kecenderungan menunda memulai menyelesaikan tugas dengan melakukan aktivitas lain yang tidak berguna sehingga tugas menjadi terhambat, tidak selesai tepat waktu, dan sering terlambat, (Solomon dan Rothblum, 1984). Dalam psikologi, Prokrastinasi ini dapat mengakibatkan stres, rasa bersalah dan krisis produktivitas pribadi dan bahkan dapat menyebabkan penolakan sosial dikarenakan dianggap tidak memenuhi atau tidak komitmen. Meski prokrastinasi ini dapat dianggap lumrah hingga batas tertentu. Hal ini dapat menjadi masalah bagi pribadi jika melewati ambang batas normal. Prokrastinasi yang terjadi dalam ranak pendidikan disebut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik ini sangat sering dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa. Solomon dan Rothblum (1984) menjelaskan terdapat enam area akademik, yaitu tugas membuat laporan/paper, tugas belajar dalam menghadapi ujian, tugas membaca mingguan. Selanjutnya tugas administratif (seperti mengembalikan buku, mengambil kartu studi, membaca pengumuman), tugas kehadiran dalam kelas serta tugas akademik dsecara umum. Ada beberapa hal yang bisa menimbulkan sifat prokrastinasi, antara lain: 1) Kepercayaan yang salah, maksudnya adalah kepercayaan yang salah jika kerja lebih terasa menantang jika dikerjakan di bawah tekanan atau waktu yang sempit; 2) Takut gagal. Ketajutan berlebih akan kegagalan dalam mengerjakan tugas kemungkinan akan membuat individu memilih menghindar dari pekerjaan tersebut; 3) Perfeksionis. Sifat idealis dan perfeksionis terkadang menyebabkan orang untuk menunda pekerjaan. 2. Self Control Self control menurut Ray (2011) merupakan suatu ketidakmampuan individu menahan diri dalam melakukan sesuatu serta tidak memedulikan konsekuensi jangka panjang 3. Motivasi 4. Prosedur Kontrol Antecedent Prosedur Kontrol Antecedent atau yang lebih dikenal dengan nama Antecedent manipulation adalah prosedur memanipulasi stimulus yang dapat membangkitkan perilaku yang diinginkan ataupun memanipulasi stimulus untuk menghilangkan



perilaku yang tidak diinginkan. Prosedur memanipulasi stimulus yang dapat membangkitkan perilaku yang diinginkan, dapat dilakukan dengan langkah berikut: 



Menghadirkan stimulus (SD) ataupun stimulus tambahan/signal (cues) yang memiliki stimulus control pada perilaku yang diinginkan. Mengatur kondisi yang tepat sehingga perilaku yang diinginkan bisa muncul.







Mengatur EO dari perilaku sehingga konsekuensi menjadi lebih menguatkan (reinforcing)







Mengurangi response usaha untuk melakukan tindakan yang diinginkan. Untuk mengatur penyebab (antecedent) sedemikian rupa sehingga usaha untuk melakukannya tidak begitu besar. Perilaku yang tidak membutuhkan usaha yang besar cenderung untuk muncul lebih sering daripada perilaku yang membutuhkan usaha yang besar untuk mengerjakannya. Sedangkan



prosedur



memanipulasi



stimulus



yang



dapat



mengurangi/menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan, dapat dilakukan dengan langkah berikut: 



Menghilangkan stimulus (SD) ataupun stimulus tambahan/signal (cues) pada perilaku yang tidak diinginkan







Melaksanakan prosedur penghapusan (Abolishing Operation) untuk outcome dari perilaku yang tidak diinginkan. Membuat outcome dari perilaku yang tidak diinginkan menjadi tidak memiliki efek penguat atau efek penguatnya berkurang, sehingga seseorang tidak akan melakukan tindakan tersebut.







Seseorang harus meningkatkan usahanya ketika akan melakukan sebuah tindakan yang tidak diinginkan atau ingin dihilangkan. Strategi dalam penerapan manipulasi stimulus, perlu dirancang terlebih dahulu



untuk dapat mengetahui kecocokan penerapan tersebut dalam situasi tertentu. Caranya adalah dengan melakukan assessment three term contingency (ABC), yaitu sebagai berikut:  Analisa three term contingency (ABC) untuk perilaku yang diinginkan 1. Identifikasi dan definisikan perilaku yang ingin ditingkatkan. Bisakah dilakukan dengan mengurangi usaha sehingga tidak terlalu banyak energi yang dihabiskan untuk melakukan tindakan tersebut? 2. Analisa penyebab (antecedent) dari perilaku yag diinginkanApakah yang menjadi stimulus (SD) ataupun stimulus tambahan/signal (cues) untuk perilaku yang ingin ditingkatkan?



3. Identifikasi reinforcer untuk perilaku yang diinginkan. Apakah reinforcement tersebut bisa membuat perilaku lebih bertahan lama? Bisakah dimodifikasi establishing operation untuk meningkatkan efektivitas dari reinforcement?  Analisa three term contingency (ABC) untuk perilaku yang tidak diinginkan 1. Mengidentifikasi perilaku yang tidak diinginkan 2. Menganalisa tentang penyebab (antecedent) dari perilaku yang tidak diinginkan 3. Mengidentifikasi



reinforcement



yang



memperkuat



perilaku



yang



tidak



diinginkan 5. Teknik Shaping Shaping merupakan pengembangan sebuah perilaku baru secara bertahap melalui penguat aproksimasi suksesif dari perilaku tersebut dan pemusnahan aproksimasi sebelumnya terhadap suatu perilaku hingga perilaku yang ditargetkan muncul. Dalam shaping melibatkan prinsip dasar dari reinforcement dan ekstingsi. Perilaku yang diinginkan muncul mendapat reinforcement sehingga perilaku tersebut menguat, sedangkan perilaku yang tidak diinginkan tidak mendapat reinforcement sehingga perilaku melemah. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam teknik shaping: 1) Identifikasi perilaku yang mendekati perilaku yang diinginkan; 2) Mengidentifikasi respons yang dapat digunakan sebagai titik awal penanganan demi menuju perilaku yang ditargetkan; 3) Memberikan reinforcement pada respon (perilaku) awal yang muncul. 4) Setelah yang diinginkan muncul maka pemberian reinforcement diberhentikan (ekstingsi) dengan tujuan membiasakan perilaku yang ditargetkan; 5) Kemudian memberikan reinforcement terhadap perilaku yang membiasa yang mendekati perilaku yang ditargetkan; 6) Diulangi hingga perilaku baru yang ditargetkan muncul