Landasan Teoritis Penelitian Kualitatif  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Isti Khoirul Rochmah Kelas : AKS 5H (Profesional) NIM



: 195221305



Matkul : Metedeologi Penelitian Kualitatif



Landasan Teoritis Penelitian Kualitatif Landasan teoritis penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar pada fenomenologi. Dasar tambahan yang melatarbelakangi secara teoritis penelitian kualitatif, antara lain, interaksi simbolik, kebudayaan, dan etnometodologi. Penelitian kualitatif biasanya berorientasi pada teori yang sudah ada. Pada penelitian kualitatif, teori dibatasi dengan pengertian: pernyataan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proporsi yang berasal dari data dan diuji kembali secara empiris. Paradigma diartikan sebagai kumpulan longgar tentang asumsi yang logis dianut bersama konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan cara penelitian. Persepktif teoritis adalah cara memandang dunia, asumsi orang , dan apa yang membuat dunia bekerja. Fenomenologi diartikan (1) pengalaman subjektif (fenomenologikal), (2) studi kesadaran dari perspektif pokok seseorang. Ada beberapa ciri pokok fenomenologi yang dilakukan oleh peneliti fenomenologi yaitu: 1. Fenomenologi cenderung mempertentengkannya dengan naturalisme. 2. Fenomenologi cenderung memastikan kognisi yang mengacu pada ‘Evidenz’ (kesadaran tentang sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda). 3. Fenomenologi cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya. Peneliti kualitatif cenderung berorientasi fenomenologis, namun sebagian tidak radikal, tetapi idealis pandangannya. Menekan pada subjektif, namun tidak bertentangan dengan pandangan orang lain. Peneliti kualitatif menekankan berpikir subjektif karena dunia didominasi objek yang kurang keras.



Interaksi Simbolik Pendekatan ini berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran. Manusia tidak dapat bertindak atas dasar respon yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk mendefinisikan objek, tetapi lebih ke penafsiran dan pendefinisian yang dapat dipahami dengan metode pengamatan dan berperansertaan. Orang dalam situasi tertentu sering mengembangkan definisi atau perspektif bersama karena mereka secara teratur berhubungan dan mengalami pengalaman yang sama, masalah, dan latar belakang, tetapi kespakatan tidak menjadi keharusan. Interaksi simbolik menjadi paradigma konseptual melebihi dorongan dari dalam, sifat-sifat pribadi, motivasi yang tidak disadari, kebetulan, status sosial ekonomi, kewajibanperanan, resep budaya, mekanisme pengawasan, atau lingkungan fisik lainnya. Bukan aturan, keteraturan, norma, atau hal yang penting untuk memahami perilaku, melainkan bagaimana hal-hal itu didefiniskan da digunakan dalam situasi khusus. Bagian lainnya dari teori interaksi simbolik ialah kontrak tentang diri. Dimana kita memandang diri sendiri sebagai orang lain. Cara konseptualisasi diri ini telah mengarahkan penelitian tentang self-fullfilling prophecy dan menyediakan latar belakang tentang apa yang dinamakan labelling approach terhadap perilaku menunjang. Kebudayaan Kerangka studi antropologis sering menggunakan konsep kebudayaan. Usaha untuk menguraikan kebudayaan atau aspek-aspeknya disebut etnografi. Antropolog mendefiniskan kebudayaan sebagai pengetahuan yang diperoleh manusia untuk menafsirkan pengalaman dan menimbulkan perilaku. Kebudayaan merupakan alat organisatoris atau konseptual untuk menafsirkan data yang berarti dan memberi ciri pada etnografi. Etnometodologi Etnometodologi bukan metode pengumpuan data, namun mata pelajaran yang akan diteliti. Etnometodologi adalah studi tentang bagaimana individu menciptakan dan memahami kehidupannya sehari-hari. Pendekatan penelitian kualitatif merupakan cara berpikir umum tentang cara melaksanakan penelitian kualitatif.



Etnografi Pendekatan etnografis secara umum adalah pengamatan-berperan serta sebagai bagian dari penelitian lapangan. Penelitian Lapangan Peneliti lapangan biasanya membuat catatan lapangan secara ekstensif yang kemudian dibuatkan kodenya dan dianalisis dalam berbagai cara. Grounded Theory Pendekatan kualitatif yang dikembangkan oleh Glaser dan Strauss pada tahun 1960an. Grounded theory adalah pendekatan yang digunakan untuk emngembangkan teori tentang minat terhadap fenomena. Penelitian dimulai dengan memunculkan pertanyaan generatif. Sewaktu penelitian mulai mengumpulkan data, onsep teoritis inti diidentifikasikan. Tahap awal ini cenderung terbuka dan memakan waktu yang lama. Peneliti memasuki verifikasi dan ikhtisar. Usahanya cenderung berkembang secara perlahan menapaki kategori inti yang menjadi pusat. Beberapa strategi analisis kunci dikemukakan sebagai berikut: 1. Koding adalah proses membuat kategorisasi data kualitatif dan menguraikan implikasi dan rincian dari kategoriny. 2. Memoing adalah proses mencatat pemikira-pemikiran dan gagasan-gagasan dari peneliti sewaktu hal itu muncul selama studi. 3. Diagram terpadu dan sesi digunakan untuk menarik seluruh rincian menjadi satu, untuk membantu agar data menjadi berarti dengan mengarahkan diri kepada teori yang muncul. Hal mendasar dari pendekatan ini adalah suatu teori harus muncul dari data dengan kata lain suatu teori harus dari dasar atau bawah. Pengumpulan dan analisis data biasanya disatukan, dan awal analisis data digunakan untuk mempertajam pengumpulan data selanjutnya. Ada empat karakteristik Grounded theory, yaitu, (1) harus sesuai dengan fenomenon, (2) diperoleh dari berbagai macam data, (3) dipercaya dari segi kenyataan seharihari dibidangnya, dan (4) hal itu harus menyediakan pengawasan.