Lap Explorasi Jgi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



BAB I PENDAHULUAN



1. 1. Latar Belakang Meningkatnya permintaan pasar akan bahan galian dan sumber daya mineral batubara mengakibatkan meningkatnya peluang investasi dalam dunia pertambangan. Hal ini didukung oleh melimpahnya potensi bahan galian tersebut di Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh kondisi geologis Indonesia yang cukup strategis karena berada pada pertemuan antara tiga lempeng yaitu : lempeng Eurasia dengan lempeng Australia di bagian barat Sumatera hingga selatan Jawa, lempeng Eurasia dengan lempeng Philipina di timur laut Indonesia serta lempeng Australia dengan lempeng Pasifik di Utara Irian Jaya. Pertemuan lempeng ini mengakibatkan terbentuknya struktur geologi yang kompleks serta kekayaan mineral yang beragam seperti minyak, gas, batubara, logam dasar dan lainnya. Provinsi Kalimantan Timur khususnya Kutai Timur merupakan salah satu wilayah yang mempunyai potensi adanya sumber daya alam yang melimpah. Keberadaan bahan galian dan sumber daya batubara ini sangat berpotensi untuk meningkatkan devisa Negara, Pendapatan Asli Daerah (PAD), memperluas lapangan kerja serta menunjang perkembangan sektor lain seperti industri dan pengembangan wilayah. Kegiatan penambangan telah dirasakan memberikan manfaat bagi pembangunan, baik secara langsung maupun tidak langsung bagi perkembangan perekonomian regional maupun nasional. Pada saat mendatang pertumbuhan permintaan pasar domestik batubara semakin meningkat cukup tinggi terutama untuk memenuhi program 10.000 Mw tahap kedua, sehingga meningkatkan peluang investasi dalam dunia pertambangan. Oleh karena itu perlu perencanaan dan pengelolaan sumber daya batubara searif dan sebijaksana mungkin agar pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya tersebut dapat dilakukan dengan efisien dengan meminimalisasi kerusakan lingkungan. PT. JAYAKHISMA GLOBE



INDONESIA adalah pemegang



Izin Usaha



Pertambangan (IUP) Eksplorasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kutai Timur Nomor 188.4.45/9/HK/II/2009, tanggal 05 februari 2009 seluas 15.000 Ha di Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.



1



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Perijinan yang sehubungan dengan kegiatan perusahaan sampai saat ini adalah : 4. 1 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor 0183/1.824.271 4. 2 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Nomor 09.03.1.51.55762 4. 3 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Nomor 02.796.869.2-015.000 1. 2. Maksud dan Tujuan Maksud dilakukannya kegiatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kehadiran penyebaran lateral dan vertikal batubara di sekitar wilayah Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan secara akurat besaran sumber daya, Kadar, sifat fisik, sifat kimia, letak dan bentuk endapan batubara yang layak untuk ditingkatkan ke tahap selanjutnya. Kegiatan eksplorasi ini difokuskan untuk mengetahui beberapa aspek diantaranya : 



Pola penyebaran dan susunan litologi baik ke arah horizon maupun vertikal diseluruh area konsesi pertambangan.







Pola struktur geologi yang berkembang baik yang berhubungan dengan pola pembentukan maupun yang berhubungan dengan ketidak-kontinyuan endapan (displacement).







Mengetahui sifat fisik dan mekanika batuan serta tingkat pelapukan termasuk ketebalan soil sebagai material penutup seam batubara.







Pola Penyebaran dan bentuk dimensi batubara yang meliputi posisi, kedudukan, kedalaman, ketebalan dan pola kualitas batubara.







Mengetahui jumlah deposit batubara yang ekonomis secara pasti baik jumlah maupun statusnya menurut ketentuan SNI 1998 dan KEPMEN Pertambangan No. 1453/K/MEM/2000 : 



Sumber Daya Mineral Insitu (Resources) : Hypotetik, Tertunjuk, Tereka, dan Terukur.







Cadangan (Reserves) : Terkira (Probable Reseves), atau Cadangan Terbukti (Proved Reserves).







Cadangan Tertambang (Minerable Reserves) dan Marketable Reserves.



Sedangkan maksud dan tujuan disusunnya dokumen ini adalah sebagai persyaratan dalam pengajuan permohonan ijin usaha pertambangan batubara di kawasan hutan pada areal seluas 11.300 Ha bagian dari 15.000 Ha.



2



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



1. 3. Lokasi Daerah Eskplorasi 1. 3. 1. Luas Wilayah KP Eksplorasi Sesuai Surat Keputusan Bupati Kutai Timur Nomor 188.4.45/9/HK/II/2009, tanggal 05 Februari 2009, luas Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi PT. JAYAKHISMA GLOBE INDONESIA adalah seluas 15.000 Ha, yang terletak di Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis koordinat lokasi eksplorasi ditujukkan pada tabel berikut ini : Tabel 1. 1. Koordinat Lokasi Daerah IUP PT. JAYAKHISMA GLOBE INDONESIA Bujur Timur



Lintang



Nama Titik



Derajat



Menit



Detik



Derajat



Menit



Detik



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30



118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118 118



58 58 58 58 58 57 57 57 57 57 57 56 56 56 56 53 53 49 49 49 49 52 52 52 52 52 52 52 52 58



51.6 26.4 26.4 15.6 15.6 54 54 28.8 28.8 3.6 3.6 38.4 38.4 27.6 27.6 31.2 31.2 1.2 1.2 58.8 58.8 1.2 1.2 30 30 40.8 40.8 51.6 51.6 55.2



0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1



58 58 58 58 57 57 56 56 56 56 55 55 55 55 55 55 58 58 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 2



22.8 22.8 1.2 1.2 25.2 25.2 42 42 16.8 16.8 58.8 58.8 37.2 37.2 26.4 26.4 15.6 15.6 21.6 21.6 36 36 46.8 46.8 30 30 48 48 9.6 9.6



3



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



31 32 33 34



118 118 118 118



58 59 59 58



55.2 13.2 13.2 51.6



1 1 1 1



1 1 1 1



26.4 26.4 8.4 8.4



Gambar 1. 1. Peta IUP Eksplorasi PT. Jayakhisma Globe Indonesia 1. 3. 2. Kesampaian Daerah Untuk mencapai daerah eksplorasi (Wilayah IUP PT. JAYAKHISMA GLOBE INDONESIA) dari Kota Samarinda (Ibu Kota Kalimantan Timur) hingga ke lokasi bisa ditempuh dengan kapal Laut selama ± 19 jam atau bisa dengan kendaraan roda empat hingga ke desa Biduk-biduk dengan waktu tempuh ± 30 jam, juga bisa dengan pesawat terbang dari Kota Balikpapan ke Kota Berau dan kemudian naik kendaraan roda empat hingga desa Biduk-biduk dan dari desa Biduk-biduk dilanjutkan dengan perahu motor atau speedboat hingga ke lokasi. Untuk menuju lokasi tersebut dapat dicapai dengan menggunakan sarana transportasi darat, laut, udara dan sungai. Rute perjalanan untuk menuju lokasi eksplorasi, apabila ditempuh dari Samarinda adalah sebagai berikut : 



Perjalanan dari Samarinda menggunakan kendaraan roda empat melalui jalan provinsi (Samarinda-Sangkulirang). Waktu tempuh sekitar 15 jam dengan kondisi jalan beraspal dan sebagian sejauh 5 Km jalan tanah, ke



4



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



lokasi menggunakan speed boat Sangkulirang menyeberang ke lokasi sekitar 3 jam. 



Perjalanan dapat pula ditempuh dengan menggunakan pesawat udara yang di tempuh kurang lebih 30 menit dari Bandara Sepinggan (Balikpapan), ke Berau dilanjutkan jalan darat 5 jam sampai di Biduk-biduk dilanjutkan dengan speed boat 20 menit untuk sampai ke lokasi.



1. 4. Keadaan Lingkungan 1. 4. 1. Penduduk Komposisi penduduk yang terdapat di Kecamatan Sandaran, sebagian besar merupakan masyarakat Bugis yang berasal dari etnis Bugis, sedangkan masyarakat Kutai dan Jawa jumlahnya sangat sedikit. Berdasarkan data monografi dari Kecamatan Sandaran, kampung terdekat dengan lokasi eksplorasi adalah Kampung Tanjung Mangkaliat, desa Landas yang didominasi oleh suku Bugis yang beragama Islam. Masyarakat di Kecamatan Sandaran sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani ladang. Aktivitas harian mereka tercurah melalui kegiatan pertanian dan sebagian perkebunan. Di sela-sela waktu kosong kegiatan pertanian sebagian masyarakat melakukan pekerjaan tambahan sebagai pencari hasil hutan seperti rotan, bambu, dan menangkap ikan, selain itu masyarakat beternak dalam skala kecil yaitu beternak ayam. Fasilitas pendidikan hanya sampai tingkat Sekolah Dasar (SD), apabila ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi, para lulusan SD bersekolah di Kecamatan terdekat, seperti Sangkulirang, dan Biduk-biduk. Tingkat pendidikan akhir rata-rata sebagian besar lulusan Sekolah Dasar dan langsung bekerja membantu orang tuanya bertani. 1. 4. 2. Flora dan Fauna Flora yang terdapat di area eksplorasi terdiri dari berbagai jenis tanaman yang ada digolongkan dalam tanaman liar. Tanaman liar yang terdapat di daerah eksplorasi antara lain kruing, rotan, durian, petai, cempedak dan lain-lain. Kondisi fauna yang terdapat di daerah eksplorasi sangat bervariasi dan diperkirakan akan semakin kurang dari tahun ke tahun, akibat kegiatan perburuan. Satwa teresterial yang banyak dijumpai adalah jenis mamalia, seperti rusa, beruang,



5



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



babi hutan, musang, berbagai jenis amfibi dan jenis reptilian seperti jenis ular, kadal, dan biawak. Selain itu juga di jumpai berbagai jenis burung dan serangga. 1. 5. Waktu Eksplorasi Adapun waktu eksplorasi eksplorasi di lapangan berlangsung ± 2 bulan dimulai pada tanggal 8 Agustus 2011 sampai dengan tanggal 31 September 2011, dengan rincian kegiatan sebagai berikut : Tabel 1. 2. Rincian waktu kegiatan eksplorasi Agustus No



Aktivitas



1



Survei Lapangan



8–15



16-22



September



22-30



1–7



18 - 15



16 - 22



23-31



• Pemetaan Geologi Permukaan • Pengeboran 2



Pengolahan dan Analisis Data • Data Geologi • Pengolahan Data Bor



3



Interpretasi



4



Pembuatan Laporan



1. 6. Pelaksana dan Peralatan 1. 6. 1. Tenaga Kerja PT. JAYAKHISMA GLOBE INDONESIA dalam kegiatan eksplorasi memakai tenaga kerja sebagai berikut : Tabel 1. 3. Tenaga Kerja PT. Jayakhisma Globe Indonesia



No 1 2 3 4



Tingkat Jabatan Project Manager Kepala Teknik Tambang Wakil Teknik Tambang Kepala Bagian - Kepala Bagian Survey



Jumlah Level Pendidikan (orang) 1 Sarjana Hukum / Ekonomi 1 Sarjana Tambang / Geologi 1 Sarjana Tambang / Geologi 1



Sarjana Tambang / Geodesi



6



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



5 6 7



- Kepala Bagian Engineering - Kepala Bagian Administrasi - Kepala Bag. Produksi & Control Staff Project Manager Staff Teknik



1 1 1 2 25



Pembantu Umum (Operator) Total Tenaga Kerja



16 50



Sarjana Mesin / Elektro / Geofisika Sarjana Ekonomi Sarjana Tambang / Geologi Sarjana Hukum / Ekonomi Sarjana Tambang / Geologi Elektro / Mesin SD, SLTP, SLTA



1. 6. 2. Peralatan yang digunakan Dalam



pelaksanaan



eksplorasi,



PT.



Jayakhisma



Globe



Indonesia



menggunakan peralatan penunjang kegiatan yaitu : Tabel 1. 4. Daftar peralatan eksplorasi



A. Pemetaan Pemetaan Geologi



B. Pembuatan Sumur dan Parit Uji - Peralatan rintis dan gali



C. Pemboran - 2 Unit Protable Power Ring ( Jacrol 175 Φ 63,5 mm) - 1 unit spare part



- Kompas Geologi - Palu Geologi - Loupe - Suunto Azimuth / Klino - Altimeter - GPS Pemetaan Topografi - Total Station - EDM - Automatic Level - Theodolite T-2 - Theodolite T-0 - Notebook - GPS Peralatan Flying Camp / Base, Kendaraan Operasional, Generator Set, Notebook, Kamera Peralatan Tulis dan Peta - Peta Dasar



1. 7. Geologi Umum Morfologi seluruh wilayah Kecamatan Sandaran di dominasi oleh daerah landai dan lainnya adalah berbukit hingga bergelombang. Berdasarkan data tersebut diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa sifat atau bentuk morfologi menunjukkan sifat batuan yang mengisinya



7



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



yaitu daerah ini umumnya di dominasi oleh batuan sedimen sehingga kemungkinan terdapat endapan batubara. Hasil eksplorasi geologi regional dengan luas wilayah ± 15.000 hektar, endapan batubara ditemukan di beberapa tempat antara lain Desa Tanjung Mangkaliat (Landas) ± 13 singkapan berarah (strike) bervariasi antara N 55°-215° E dan kemiringan (dip) berkisar antara 10°-38° . Data hasil pengukuran di lapangan arah (strike) dari seluruh singkapan batubara yang ada memanjang dari utara hingga selatan, membentuk garis setengah elips dengan panjang ± 3,8 Km. Singkapan batubara di luar desa Tanjung Mangkaliat yaitu Desa Labuan Pinang ± 11 singkapan arah (strike) N 25° - 360° E dengan kemiringan (dip) berkisar antara 10° - 31° membentuk setengah lingkaran, sehingga bila dihubungkan dengan arah singkapan batubara yang ada di Desa Tanjung Mangkaliat akan membentuk setengah lingkaran dimana pada bagian tengah terputus dan merupakan puncak antiklin di sekitar Km 4. Singkapan batubara yang lain terdapat pada daerah ini yaitu pada Km 17 dengan arah (strike) N 185° E dengan kemiringan ± 47° (1 Singkapan) dan tebal ± 0,90 m. Seluruh singkapan batubara yang ada pada daerah eksplorasi, batuan penutupnya adalah batu gamping terumbu mempunyai ketebalan dari beberapa meter hingga puluhan meter. Secara garis besar susunan (statigrafi) batuan yang menempati lokasi eksplorasi seluas ± 15.000 hektar dari umur paling tua hingga termuda adalah sebagai berikut : 



Formasi Kuaro (Tek) umur Eosen batuannya terdiri dari serpih batu pasir konglomerat, breksi, napal, batu gamping dan sisipan batubara di endapan pada laut dangkal.







Formasi Telekai (Tet) Umur Eosen, batuannya terdiri dari batu gamping, gamping pasiran, serpih dan lempung endapan rawa di endapkan bersamaan dengan formasi Kuaro secara tali jemari.







Formasi Tendehantu (Tmt) umur Miosen tengah batuannya : batu gamping koral warna putih kekuningan dan di endapkan menindih Formasi Telekai dan Formasi Kuaro secara tidak selaras dengan batuan yang ada dibawahnya.







Formasi Golok (Tmpg) umur Pliosen batuannya napal, bersisipkan lempung, ada sisipan batubara, diendapkan dan terdapat tidak selaras dengan Formasi Tendehantu yang terdapat dibawahnya.







Endapan (Satuan) alluvial (Qa) umur Holosen, batuannya terdiri dari lempung endapan rawa, lanau, pasir lepas, gravel dan lain-lain satuan batuan termuda di beberapa tempat.



8



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Tabel 1. 5. Komposisi Stratigrafi di Daerah IUP PT. JAYAKHISMA GLOBE INDONESIA Simbol Peta Qa



Formasi



Umur



Litologi



Alluvial



Holosen



Tmpg



Golok



Pliosen



Gravel, Lanau, Pasir, Lempung endapan rawa, dan lain-lain. Tidak selaras Napal, bersisipan lempung, gamping, dan sisipan batubara.



Tmt



Tet



Tendehantu (F. Tabul)



Miosen Tengah



Telekai



Eosen



batu



Tidak selaras Batu gamping koral, di endapkan pada lingkungan laut dangkal Tidak selaras Batu gamping, gamping pasiran, serpih dan lempung, di endapkan pada laut dangkal.



Tek



Kuaro



Eosen



Serpih, batu pasir, konglomerat, breksi, napal, batu gamping, sisipan batubara di endapkan pada laut dangkal.



Struktur geologi pada daerah eksplorasi tidak banyak dijumpai, kecuali bidang perlapisan antara batuan lempung dengan perlapisan batubara atau antara batugamping dengan lempung pasiran, selain itu kemiringan batubara di daerah Tanjung Mangkaliat (Landas) berarah Barat, sedangkan kemiringan batubara yang terdapat pada daerah Labuan Pinang berarah Timur, sehingga di dapatkan struktur sumbu antiklim di sekitar Km 4. Struktur lain yang terdapat dalam satuan batu pasir adalah struktur graded bedding, ditemukan di sekitar sungai atau Air Pinang. Hasil pengamatan di lapangan, kemudian di komplikasikan dengan literature sebelumnya (Peta Geologi Lembar Tanjung Mangkaliat, Kalimantan 1995), daerah ± 196 hektar endapan batuan (Formasi) yang mengisi daerah ini dari umur tertua - muda yaitu Formasi Kuaro (Tek) umur Eosen, kemudian di endapkan satuan batuan Formasi Tendehantu (Tmt) umur Miosen Tengah menindih tidak selaras Formasi Kuaro yang terdapat di bawahnya.



9



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



BAB II KEGIATAN EKSPLORASI



2. 1. Persiapan Sebelum melakukan kegiatan di lapangan haruslah dipersiapkan secara matang semaksimal mungkin, mengenai lokasi yang akan diteliti terutama mengenai data-data pendukung di lapangan nanti. Dimulai studi kepustakaan dan dari sumber-sumber lainnya yang meliputi hal-hal yang menyangkut keadaan geologi regional dan keadaan tektoniknya pada lokasi kegiatan. PT. JAYAKHISMA GLOBE INDONESIA juga melakukan analisis foto citra landsat untuk interprestasi geologi daerah eksplorasi. Interprestasi ini dilakukan untuk menghasilkan peta geologi yang lebih terperinci, hasil dari interpretasi geologi ini berguna untuk mengoptimalkan pekerjaan pemetaan di lapangan seperti penentuan satuan batuan dan arah struktur umum geologi daerah eksplorasi. Disamping itu juga digunakan data-data dari eksplorasi terdahulu yang telah dipublikasikan seperti Peta Geologi terbitan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung. 2. 2. Pemetaan Geologi 2. 2. 1. Pemetaan Topografi Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui topografi dan situasi wilayah rencana kegiatan usaha penambangan dan penentuan batas-batas yang menunjukkan lokasi penambangan secara geografis dan sarana penunjang lain, serta sebagai dasar perencanaan teknis lainnya. Pelaksanaan kegiatan ini melalui pembuatan pertisa pada daerah terpilih seluas 10.000 Ha yang berpotensi untuk dijadikan sebagai alternative pertama pembukaan lahan. Diawali dengan melakukan pengukuran DGPS (menggunakan alat GPS Geodetic dual Frekuensi) untuk membuat titik-titik ikat (referensi) dan menyatukannya dalam sistem koordinasi nasional maupun international, dilanjutkan untuk perhitungan cadangan menggunakan alat Total Station dan Water Pass. Tahap berikutnya adalah pengolahan data penggambaran peta yang akan dikombinasikan dengan hasil pemetaan geologi, pemboran dan analisa laboratorium untuk penghitungan cadangan terukur. Peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan



10



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



pemetaan topografi ini antara lain adalah Kompas Geologi, GPS Geodetic Dual Frekuensi, Total Station dan Water Pass. 2. 2. 2. Pemetaan Geologi Pemetaan geologi yang dilakukan adalah melakukan pemetaan “geologi permukaan”, yaitu melakukan pengamatan singkapan bahan galian pada daerah pegunungan bukit dan lereng-lereng bukit dengan kemiringan kurang dari 30%. Pemetaan juga dilaksanakan melalui pengumpulan data litologi, stratigrafi dan struktur geologi setempat. Pada kegiatan ini juga melakukan penggalian dan pengambilan contoh, sehingga diperoleh karakteristik dari sumber daya batubara. Pada sepanjang lintasan pengamatan secara terus menerus dilakukan tracking menggunakan alat “GPS”, termasuk pengikatan titik-titik pengamatan dan pengambilan sampel, baik yang dilakukan pada singkapan maupun pada titik pemboran. Kegiatan pemetaan geologi dilakukan pada areal seluas ± 10.000 Ha dengan menggunakan peralatan antara lain GPS Garmin csx, Kompas Geologi dan TS. Dari kegiatan ini akan dihasilkan Peta Geologi daerah eksplorasi skala 1 : 10.000 yang nantinya akan digunakan pada kegiatan pemetaan geologi detail. 2. 3. Sumur Uji dan Pengeboran 3. 1. Sumur Uji Pembuatan sumur uji dilakukan pada daerah pemetaan geologi yang diduga terdapat kemenerusan lapisan batubara atau daerah-daerah yang diduga terdapat lapisan batubara tetapi tidak tersingkap ke permukaan. Contoh yang akan diambil adalah contoh core dan dianalisa setiap meter. Setiap meter dilakukan pula deskripsi mengenai keadaan fisik dan jenis batuannya. Pengambilan contoh dilakukan setiap meter kedalaman dan berbentuk channel berukuran 10 x 20 cm. Contoh diperkecil dengan kwartering hingga 200 500 gram yang akan dikirim untuk analisa kimia. 3. 2. Pengeboran (Coring) Pemboran (Coring/non) dilakukan di daerah-daerah yang diduga terdapat kemenerusan lapisan batubara atau daerah-daerah yang diduga terdapat batubara tetapi tidak tersingkap ke permukaan.



11



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Pemboran dilakukan dengan menggunakan alat bor tipe Jacrol 175 berdiameter lubang bor 63,5 mm. Dengan jumlah titik bor yang dilakukan sebanyak ± 15 titik. Kedalaman titik bor batubara biasanya dapat mencapai 80 m dengan jarak antar titik bor antara 250 - 500 m. Core log yang diperoleh kemudian dideskripsi dan dicatat kedalamannya guna analisis korelasi. 2. 4. Eksplorasi lain Adapun eksplorasi lanjutan yang dilakukan yaitu : 



Analisa Stratigrafi dan Korelasi dri core log baik korelasi antar titik bor maupun atara informasi loging.







Analisis Geostatistik, setelah data kualitas diketahui, maka dibuatlah pemodelan baik dengan Invers Square, Cross Section Mean Area, Kringging, Block Surface maupun model Variogram.







Analisis Simulasi Jumlah sumber daya ; Setelah hasil analisa statistic diperoleh maka disimulasikan ke dalam model standar SNI guna penentuan dan klasifikasi status sumber daya (Hypotetik, Tereka, terunjuk, terukur).







Analisis Geoteknik ; menganalisa kuat tekan, daya geser, Elastisitas, Plastisitas batuan, uji Uni-axial dan Tri-axial untuk menentukan parameter faktor keamanan bukaan tambang atau dalam pembuatan perancangan bukaan tambang (PIT).







Analisis Geohidrologi; untuk mengetahui seberapa jauh faktor hambatan dan faktor keamanan akibat adanya air tanah pada saat proses penambangan. Analisis ini mencakup observasi elevasi muka air tanah, arah aliran air tanah, kecepatan aliran, debit air tanah, permeabilitas batuan, Porositas, Koefisien Gradien Hidrolik, Iso-Preatik serta polar kekarkekar dalam batuan.







Analisis Break Even Point pada Striping Rasio; Dengan data detail dari sejumlah titik bor serta topografi yang detail pula, maka perhitungan SR akan lebih akurat.



2. 5. Analisis Laboratorium Dalam menentukan kandungan dari conto batubara yang diperoleh di wilayah eksplorasi, diperlukan suatu analisis kandungan batubara yaitu analisis proksimat batubara. Analisa Proksimat Batubara digunakan untuk mengetahui karakteristik dan kualitas batubara dalam kaitannya dengan penggunaan batubara tersebut, yaitu untuk mengetahui jumlah relatif air lembab (moisture content), zat terbang (VM), abu (ash), dan karbon tertambat (FC) yang terkandung didalam batubara. Analisa proksimat ini merupakan pengujian yang paling mendasar dalam penentuan kualitas batubara.



12



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Dalam hal ini, PT. Jayakhisma Globe Indonesia menggunakan jasa PT. Sucofindo yang melakukan analisis terhadap conto batubara yang diperoleh dari wilayah eksplorasi. 2. 6. Pengolahan Data Pengambilan contoh batuan untuk kualitas batubara dilakukan pada lokasi-lokasi tertentu, terutama pada batuan yang masih segar dan mewakili batubara di sekitarnya. Secara keseluruhan metode pendekatan yang dilakukan adalah : 







Analisis Geomorfologi, yang didasarkan kepada : -



Pembagian satuan geomorfologi.



-



Analisis pola aliran sungai, tahapan erosi dan genetika.



Analisis Strategrafi berdasarkan : -







Pembagian satuan batuan dan pengelompokkannya berdasarkan formasi.



Analisis Struktur Geologi berdasarkan : -



Penentuan gejala struktur yang ada, serta hubungannya dengan kontinuitas bentuk dan dimensi endapan batubara.



-



Pengukuran gejala struktur dan kemiringan batuan dan seam batubara serta pola pergeseran (displacement) lapisan batubara.



2. 7. Pengolahan Conto Pengambilan sampel atau yang disebut Sampling adalah suatu proses pengambilan sampel dengan massa yang kecil dari massa yang besar dan cukup representatif serta merata. Tujuan dari Sampling adalah untuk mendapatkan sejumlah sampel batubara yang mewakili suatu satuan tertentu, dengan jumlah massa dan ukuran yang sesuai, yang diperlukan untuk mengetahui kualitas batubara tersebut berdasarkan sifat kimia dan fisika yang dimilikinya. Conto batubara yang didapatkan dalam bentuk log kemudian di preparasi sesuai dengan standar preparasi, kemudian dikirim ke tempat analisis batubara.



13



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



BAB III HASIL EKSPLORASI



3. 1. Geologi 3. 1. 1. Lokasi dan Kondisi Geologi Eksplorasi pemboran secara rinci dilakukan di daerah Desa Landas, Kec. Sandaran, Kab. Kutai Timur, Kalimantan Timur dengan luas 1.000 hektar. Adapun batas-batas daerah ini dinyatakan dalam koordinat sebagai berikut : Tabel 3. 1. Koordinat daerah eksplorasi pemboran blok Landas NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14



BUJUR TIMUR 118˚ 55’ 26,4’’ 118˚ 57’ 21,0’’ 118˚ 57’ 21,0’’ 118˚ 57’ 28,8’’ 118˚ 57’ 28,8’’ 118˚ 57’ 21,6’’ 118˚ 57’ 21,6’’ 118˚ 57’ 14,4’’ 118˚ 57’ 14,4’’ 118˚ 57’ 07,2’’ 118˚ 57’ 07,2’’ 118˚ 55’ 58,8’’ 118˚ 55’ 58,8’’ 118˚ 55’ 26,4’’



LINTANG UTARA 1˚ 03’ 03,2’’ 1˚ 03’ 03,2’’ 1˚ 02’ 37,0’’ 1˚ 02’ 37,0’’ 1˚ 01’ 47,1’’ 1˚ 00’ 47,1’’ 1˚ 01’ 29,0’’ 1˚ 01’ 29,0’’ 1˚ 01’ 10,7’’ 1˚ 01’ 10,7’’ 1˚ 00’ 41,0’’ 1˚ 00’ 41,0’’ 1˚ 00’ 56,1’’ 1˚ 00’ 56,1’’



Daerah Investigasi hampir 60% dipenuhi oleh hutan dan pepohonan, dan sekitar 40% adalah tanah terbuka yang digunakan oleh penduduk setempat untuk membuat kebun dan bercocok tanam atau pertanian. Warga setempat terdiri dari suku Dayak dan pendatang baru dari suku Bugis dan Jawa. Pekerjaan mereka seperti petani, nelayan dan pedagang, hanya beberapa karyawan pemerintah di daerah ini.



14



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Gambar 3. 1. Wilayah eksplorasi pemboran blok Landas (1:100.000)



Gambar 3. 2. Situasi daerah eksplorasi 3. 1. 2. Morfologi Morfologi di daerah eksplorasi terdiri dari bukit dan dataran rendah bergelombang. Adanya bukit yang bergelombang sekitar 98% dari daerah eksplorasi adalah hasil dari bentukan sedimen batuan Tersier, sedangkan dataran rendah mencakup sekitar 2% dan bertemu di sekitar desa Landas.



15



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Gambar 3. 3. Kondisi morfologi daerah eksplorasi Sungai Landas adalah sungai utama dan semakin ke daerah hulu terdapat beberapa air terjun yang curam karena tererosi vertikal secara intensif, sedangkan di hilir cara bertemu beberapa sedimen sungai, dataran rendah dan adanya erosi. Secara intensif, ditunjuk bahwa sungai landas terdiri dari sungai stadium muda sampai stadium tua. Sementara itu, ada beberapa sungai kecil yang mengalir ke sungai utama. 3. 1. 3. Geologi Batubara Pada areal konsesi dengan luas 15.000 Ha, terdapat penyebaran batuan yang dibagi menjadi 5 formasi yaitu Formasi Golok, Formasi Tabul, Formasi Tabalar, Formasi Kuaro dan Formasi Maluwi. Urutan formasi batuan stratigrafi dari yang termuda sampai yang paling tua dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 3. 2. Stratigrafi daerah eksplorasi Simbol Peta Qa



Formasi



Umur



Litologi



Alluvial



Holosen



Tmpg



Golok



Pliosen



Gravel, Lanau, Pasir, Lempung endapan rawa, dan lain-lain. Tidak selaras Napal, bersisipan lempung, gamping, dan sisipan batubara.



Tmt



Tendehantu (F. Tabul)



Miosen Tengah



batu



Tidak selaras Batu gamping koral, di endapkan pada lingkungan laut dangkal



16



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Tet



Telekai



Eosen



Tidak selaras Batu gamping, gamping pasiran, serpih dan lempung, di endapkan pada laut dangkal.



Tek



Kuaro



Eosen



Serpih, batu pasir, konglomerat, breksi, napal, batu gamping, sisipan batubara di endapkan pada laut dangkal.



Di daerah eksplorasi adalah seluas 1.000 Ha, batubara dijumpai pada Formasi kuaro dan Formasi Tabul. Singkapan yang ada di permukaan terdiri dari batubara, pasir, tanah liat pasir batu dan pasir kapur. Arah mayoritas lapisan batubara mengarah ke barat daya sampai timur laut, dan beberapa mengarah ke utara sampai selatan, sedangkan sudut inklinasinya sekitar 8 ° - 62 °. Selama eksplorasi, telah ditemukan sebanyak 15 singkapan batubara yang terletak di bagian barat dan tenggara dari daerah yang telah disurvei dengan tebal dari 50cm sampai 4,5 m (dapat dilihat singkapan batubara lebih lengkap dapat dilihat pada bagian lampiran). Tabel 3. 3. Koordinat singkapan batubara KODE JGI-1 JGI-2 JGI-3 JGI-4 JGI-5 JGI-6 JGI-7 JGI-8 JGI-9 JGI-10 JGI-11 JGI-12 JGI-13 JGI-14 JGI-15



BUJUR TIMUR 118° 57' 09.7" 118° 57' 01.7" 118° 56' 58.5" 118° 56' 57.5" 118° 56' 51.6" 118° 56' 51.1" 118° 56' 50.8" 118° 56' 50.0" 118° 56' 47.4" 118° 56' 47.1" 118° 56' 47.3" 118° 56' 45.9" 118° 56' 45.9" 118° 56' 46.4" 118° 57' 03.6"



LINTANG UTARA 01° 01' 44.5" 01° 01' 39.1" 01° 01' 34.8" 01° 01' 33.2" 01° 01' 20.6" 01° 01' 19.4" 01° 01' 18.9" 01° 01' 15.9" 01° 01' 03.7" 01° 00' 58.7" 01° 00' 57.3" 01° 00' 53.7" 01° 00' 50.1" 01° 00' 46.2" 01° 00' 38.1"



17



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Gambar 3. 4. Peta lokasi singkapan batubara (1 : 30.000) Peta pengamatan, peta geologi dan profil vertikal dari setiap singkapan batubara dapat dilihat pada lembar lampiran. 3. 2. Drilling (Pemboran) Pada daerah blok Landas dilakukan pemboran eksplorasi untuk mengetahui keadaaan stratigrafi batubara. Jumlah titik pemboran sebanyak 15 titik, dengan koordinat sebagai berikut : Tabel 3. 4. Koordinat titik bor KODE JGI-1 JGI-2 JGI-3 JGI-4 JGI-5 JGI-6 JGI-7 JGI-8 JGI-9 JGI-10 JGI-11 JGI-12 JGI-13 JGI-14 JGI-15



BUJUR TIMUR 118°57'01.9" 118°57'10.6" 118°56'57.9" 118°56'57.0" 118°56'54.6" 118°57'10.1" 118°57'10.5" 118°57'06.8" 118°57'03.5" 118°56'58.7" 118°56'55.7" 118°56'49.3" 118°56'47.4" 118°56'46.9" 118°56'46.4"



LINTANG UTARA 01°01'39.11" 01°01'39.8" 01°01'35.3" 01°01'33.7" 01°01'30.1" 01°01'49.0" 01°01'46.4" 01°01'46.7" 01°01'44.3" 01°01'37.7" 01°01'34.1" 01°01'16.2" 01°01'08.9" 01°01'02.5" 01°00'55.4"



18



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Pada tahun 2012, tanggal 28 November diadakan kembali pengeboran rapat, untuk mengetahui seuber daya terukur pada daerah pengeboran blok Landas. Dimana dilakukan pengeboran disekitar singkapan dengan jarak antara titik bor sekitar 100-500 m. Ada 23 titik tambahan yang dilakukan pengeboran. Secara rinci dapat dilihat di tabel berikut : Tabel 3. 5. Deskripsi titik bor rapat



Kode Bujur Timur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23



118.947098 118.949544 118.949329 118.950479 118.94914 118.948493 118.947098 118.952546 118.949544 118.951001 118.94914 118.94744 118.945693 118.945693 118.949544 118.949329 118.945693 118.945944 118.94589 118.950479 118.94914 118.947098 118.94744



Lintang



Kedalaman (m)



Seam 1 (m)



1.02252 1.026027 1.026497 1.027744 1.026018 1.025331 1.02252 1.028991 1.026027 1.029606 1.026045 1.02242 1.014971 1.014971 1.026027 1.026497 1.014971 1.01497 1.013967 1.027744 1.026018 1.02252 1.02242



60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60



20 13 21 14 28 40 31 12 28 50 28 21 14 13 12 21 13 22 12 14 25 31 21



Tebal Seam 1 (m) 3 4 4 3.5 4.5 2 3 2 3 3 4 3 2 2 4 4 2 3 2 4 5 2 2



25



Tebal Seam 2 (m) 3



36 17



2 1



26 18



2 4



16 26 17



4 3 2



35 25



3 2



Seam 2 (m)



19



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Gambar 3. 5. Peta lokasi titik bor (1 : 30.000)



Gambar 3. 6. Peta lokasi titik bor rapat (1 : 12.500)



3. 2. 1. Aktivitas Pemboran Pemboran dilakukan dengan menggunakan alat bor tipe Jacrol 175 berdiameter lubang bor 63,5 mm. Alat bor ini dioperasikan oleh 4 orang dan diawasi oleh seorang geologis. Pengambilan conto lapisan hasil bor dilakukan pada kedalaman maksimal 80 meter. Setelah melakukan beberapa pemboran, tim bergerak cepat dalam menyelesaikan titik bor yang masih tersisa.



20



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Gambar 3. 7. Aktivitas Pemboran 3. 2. 2. Coring dan Sampling Coring dilakukan untuk mengetahui ketebalan batubara pada suatu titik bor, dari 15 titik bor yang ada dilapangan umumnya Coring dilakukan pada kedalaman 520 meter.



Gambar 3. 8. Coring titik bor batubara Sampling batubara dilakukan untuk mengetahui kualitas batubara dengan melakukan analisis proksimat batubara di laboratorium nantinya. Pengambilan sample batubara didasarkan pada lapisan yang dianggap bisa merepresentasikan endapan batubara di daerah pengeboran.



21



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Gambar 3. 9. Sampling batubara 3. 2. 3. Deskripsi hasil bor Dari 15 titik pemboran yang dilakukan, semuanya mengandung sample dan coring batubara seperti yang diharapkan. Adapun tabel deskripsi hasil pengeboran batubara adalah sebagai berikut : Tabel 3. 6. Deskripsi hasil bor



NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 TOTAL



HOLE ID JGI-1 JGI-2 JGI-3 JGI-4 JGI-5 JGI-6 JGI-7 JGI-8 JGI-9 JGI-10 JGI-11 JGI-12 JGI-13 JGI-14 JGI-15



OPEN HOLE (M) 67.02 46.25 75.6 44 55.075 54.75 48.25 53.7 54.5 54.5 41 39.6 46.45 47.05 42.7 770.445



CORING (M) 12.98 13.75 4.4 16 14.925 5.25 11.75 6.3 5.5 5.5 19 15.4 13.55 9.95 14.3 168.555



TOTAL DEPTH (M) 80 60 80 60 70 60 60 60 60 60 60 55 60 57 57 939



22



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Tabel 3. 7. Tebal lapisan batubara



KODE JGI-1 JGI-2 JGI-3 JGI-4 JGI-5 JGI-6 JGI-7 JGI-8 JGI-9 JGI-10 JGI-11 JGI-12 JGI-13 JGI-14 JGI-15



TEBAL LAPISAN BATUBARA 3.8 3.08 4.4 3.85 1.2 1.25 3.25 2.3 1.5 3 2.8 1.6 3.6 2.5 0.6



3. 3. Keadaan batubara 3. 3. 1. Sebaran batubara Kreteria penghitungan sumberdaya batubara didasarkan atas luas daerah pengaruh yaitu luas daerah proyeksi ke bidang datar yang ditentukan oleh beberapa parameter. Batas sebaran batubara ke arah jurus ditentukan 1.000 meter dari singkapan terluar atau data bor suatu lapisan yang dipercaya dapat dikorelasikan, sedangkan ke arah kemiringan dibatasi sampai kedalaman 50.00 meter dari batas atas zona sebaran batubara. Volume endapan batubara adalah hasil perkalian luas bidang proyeksi dengan tebal semu rata-rata lapisan batubara yang dihitung pada setiap blok sumberdaya. Angka berat didapat dari hasil perkalian volume dan berat jenis batubara yang didapat dari hasil analisis pemeriksaan di laboratorium. Dari pengamatan di lapangan diketahui bahwa dari 15 singkapan mempunyai arah sebaran yang relatif sama. Dengan demikian bisa diestimasikan bahwa batubara yang tersingkap itu memiliki korelasi yang sama.



23



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Tabel 3. 8. Besar strike dan dip tiap singkapan



KODE JGI-1 JGI-2 JGI-3 JGI-4 JGI-5 JGI-6 JGI-7 JGI-8 JGI-9 JGI-10 JGI-11 JGI-12 JGI-13 JGI-14 JGI-15



STRIKE (N°E) 210 220 205 205 205 200 192 190 210 210 215 210 180 205 50



DIP (°) 26 22 30 32 28 30 28 36 25 20 25 25 20 21 10



Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa arah penyebaran batubara mengarah ke arah N 204º E dengan kemiringan rata-rata 26º. 3. 3. 2. Korelasi lapisan batubara Lapisan batubara merupakan suatu bagian dari suatu pengendapan batuan sedimen yang bermacam-macam. Beberapa lapisan batubara dapat ditemukan sebagai lapisan yang melampar luas dengan kualitas dan ketebalan yang sama dalam urutan yang teratur dengan batuan sedimen lainnya. Akan tetapi ada juga lapisan batubara yang tersebar tidak teratur dan tidak menerus, bahkan menebal, menipis, terpisah, dan melengkung dengan berbagai variasi serta banyak pula yang terdiri dari campuran material bukan batubara. Di samping aspek geometri yang bervariasi, maka aspek kualitas juga demikian, yaitu pada lapisan batubara yang sama, komposisinya banyak yang tidak merata, baik secara vertikal maupun horisontal. Korelasi lapisan batubara merupakan identifikasi lapisan batubara untuk menentukan kesatuan dari suatu lapisan batubara yang terbuka (tersingkap) dibeberapa tempat yang berbeda di lokasi endapan batubara dengan lokasi lainnya. Pembuatan korelasi ini tentunya menggunakan data hasil titik bor di mana penarikan atau penentuan titik bor yang di korelasikan adalah searah dengan penyebaran lapisan batubara atau strike.



24



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



Gambar 3. 10. Korelasi lapisan batubara berdasarkan strike singkapan dan titik bor (1:16.000) Berdasarkan software arcview 3.3, luasan area korelasi batubara di atas adalah sebesar 113.959 Ha atau sekitar 1139594.769 m2. 3. 4. Kualitas batubara Hasil analisa terhadap 15 conto terdiri dari 15 conto inti bor dan 2 conto singkapan dipilih untuk mewakili daerah penyelidikan. Melihat data tersebut diatas maka batubara di daerah blok landas dilihat dari kandungan Volatile Matter di klasifikasikan batubara “high volatile coal” dengan kisaran nilai Calorific Value (adb) 5800 cal/g , maka batubaranya dapat dikatagorikan Sub-Bituminous klas B (USA, ASTM). 3. 5. Cadangan batubara Cadangan batubara dapat dihitung dengan menggunakan rumus :



𝐵𝑇 =



Dimana,



𝐴 × 𝑇̅ × 𝐷 𝐶𝑜𝑠 ̅̅̅̅̅ 𝐷𝑖𝑝



BT



: Cadangan batubara (MT)



A



: Luas area korelasi lapisan (m2), 1139594.769 m2



𝑇̅



: Ketebalan rata-rata lapisan batubara (m), 3.470 m



D



: Densitas batubara (kg), 1.27 kg/m3 (sucofindo)



̅̅̅̅̅ 𝐷𝑖𝑝



: Kemiringan rata-rata lapisan batubara, 26.286º



Jadi, berdasarkan data yang telah diperoleh kita dapat mengestimasikan jumlah cadangan batubara terkira di daerah blok landas dengan menggunakan rumus diatas sebagai berikut :



25



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



𝐵𝑇 =



1139594.769 m2 × 3.470 m × 1.27 𝐶𝑜𝑠 26.286º



𝐵𝑇 =



5022776.862



0.406



𝑩𝑻 = 𝟏𝟐. 𝟑𝟕𝟖. 𝟑𝟐𝟒. 𝟕𝟕𝟓 𝑴𝑻



26



Laporan Eksplorasi pemboran blok landas PT. Jayakhisma Globe Indonesia



BAB IV PENUTUP



4. 1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil eskplorasi di daerah blok Landas yaitu : 



Morfologi daerah yang telah disurvei, mayoritas dalam bentuk bergelombang berbukit yang dipengaruhi oleh adanya struktur lipatan.







Lapisan batubara yang ditemukan di wilayah survei masuk ke dalam formasi Tabul dan Kuaro, di mana formasi Tabul adalah pembawa batubara.







Arah lapisan batubara adalah menuju barat daya N 204º E , dan inklinasi dip ratarata 26°.







Terdapat 15 singkapan batubara dengan 38 titik bor di daerah singkapan.







Di daerah penyelidikan, tebal lapisan batubara dari 50 cm sampai 4,5 m dan terdiri dari 3 lapisan sebagai lapisan umum batubara.







Cadangan terkira dari lapisan batubara di daerah eksplorasi dengan luas 1.000 Ha berdasarkan 38 titik bor sebesar 𝟏𝟐. 𝟑𝟕𝟖. 𝟑𝟐𝟒. 𝟕𝟕𝟓 MT.







Dari hasil analisa contoh batubara diperoleh nilai kalori batubara rata-rata 5800 cal/g (adb), batubara di daerah penyelidikan dapat dikategorikan dalam Sub Bituminous Coal B.



4. 2. Rekomendasi Adapun rekomendasi yang dibuat demi kelancaran prosedur selanjutnya yaitu : 



Perlunya diadakan eksplorasi rinci untuk mendapatkan nilai sumber daya yang terukur dengan menambah jumlah titik bor di daerah blok Landas.







Dibutuhkan



pengukuran



geolistrik



tambahan



pada



daerah



lain



untuk



pengembangan area eksplorasi. 



Pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal 1:2.000, pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (Drilling) geofisika, serta pengkajian geohidrologi dan geoteknik.



27