Laparatomi Biopsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME INSTRUMENTASI TEKNIK LAPARATOMY BIOPSY PADA Tn. ‘’A ’’ DENGAN ADENO CARCINOMA KOLON ASENDEN DI OK I3 (PAVILIUN)



Oleh : M. HISBULLOH HUDA



INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG 2016



RESUME INSTRUMENTASI TEKNIK LAPARATOMY BIOPSY PADA Tn. ‘’A’’ DENGAN ADENO CARCINOMA KOLON ASENDEN DI OK I3 (PAVILIUN) A. Pengertian Kanker kolon adalah suatu gangguan pertumbuhan seluler dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada organ kolon (Doengoes, 1999). B. Penyebab atau Resiko Penyebab yang nyata tidak diketahui namun beberapa factor risiko telah teridentifikasi antara lain; - Riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga (faktor genetik). - Riwayat/kelainan pada kolon : (colitis ulseratifa), polip



penyakit usus inflamasi kronis



- Diet tinggi lemak,protein dan daging serta rendah serat C. Patofisiologi Kanker kolon terutama (95%) merupakan adenokarsinoma muncul dari epitel lapisan sel usus. Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas, menyusup dan merusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur disekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh lain (paling sering ke hati. Adanya obstruksi kolon akibat pertumbuhan sel kanker dapat menyebabkan gangguan pola defikasi berupa konstipasi dan distensi abdomen. Sel-sel kanker juga menekan jaringan disekitarnya juge dapat merangsang reseptor nyeri sehingga mengakibatkan nyeri abdomen sesuai dengan letak lesi. Obstruksi kolon juga dapat mengakibatkan efek gastrointestinal seperti anoreksia, mual, muntah. Asupan cairan dan nutrisi



menjadi tidak adekuat, dapat menyebabkan masalah nutrisi dan cairan sehingga dapat muncul keletihan dan penurunan berat badan. Selain obstruksi juga terjadi ulserasi kolon, menyebabkan pecahnya pembuluh darah kolon sehingga sering terjadi pasase darah dalam feses. Perdarahan ini juga dapat memicu anemia. D. Gejala Klinis Gejala klinis kanker kolon sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker terjadi. Gejala yang paling menonjol adalah perubahan defikasi. Adanya darah pada feses adalah gejala paling umum kedua. Dapat juga mencakup anemia, anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena. Sedangkan lesi sebelah kiri berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. E. Indikasi operasi -



Dapat menentukan diagnosa yang tepat



-



Mempercepat tindakan selanjutnya



F. Kontra Indikasi 1. Infeksi pada lokasi yang akan dibiopsi (relatif) 2. Proses penyembuhannya membutuhkan waktu



G. Persiapan  Persiapan Pasien 1. Pasien disiapkan dalam kondisi bersih dan memakai pakaian khusus untuk masuk OK tanpa pakaian dalam. 2. Pasien dan keluarga telah memberikan informed concent, menanggalkan gigi palsu 3. Pasien telah puasa. 4. Pastikan pasien bebas dari logam seperti perhiasan



5. Memasang plat diatermi  Persiapan lingkungan 1. Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, couter, lampu op, meja op, meja mayo, meja instrument, suhu ruangan dan viewer 2. Memberi perlak dan duk pada meja operasi. 3. Menyiapkan linen dan instrumen yang akan di gunakan 4. Menempatkan tempat sampah agar mudah dijangkau.



G. Persiapan Alat dan Bahan 



Alat on Steril 1. Meja operasi. 2. Meja mayo. 3. Meja instrument 4. Mesin suction. 5. Plate diatermi 6. Mesin couter (monopolar/bipolar). 7. Tempat sampah medis. 8. Standar Waskom. 9. Standar infus. 10. Lampu foto rontgen. 11. Lampu operasi.







Alat di meja linen 1. Duk besar



3



2. Duk sedang



4



3. Duk kecil



4



4. Baju /gouwn



6



5. Handuk steril



6



6. Sarung meja mayo



1



7. Cucing besar/kecil



1/1



8. Bengkok besar/kecil



1/1















Alat di meja mayo 1. Desinfeksi klem



: 1 buah



2. Duk klem



: 5 buah



3. Pincet anatomis / Panjang



: 2 /2 buah



4. Pincet cyrurgis



: 2 buah



5. Hanvat mess no.4



: 1 buah



6. Gunting metzembaung



: 1 buah



7. Gunting kasar



: 1 buah



8. Gunting benang lurus



: 1 buah



9. Klem mosquito



: 2 buah



10. kocher bengkok



: 4 buah



11. klem manis panjang



: 1 buah



12. Naldvuerder



: 2 buah



13. Canul suction



: 1 buah



14. Langen bech



: 2 buah



Trolley Waskom 1. Waskom besar



2



2. Selang suction / couter monopolar



1/1



3. Pegangan lampu steril



2



Bahan habis pakai. 1. Handscoon steril



sesuai kebutuhan



2. Mess 10/22



1/1



3. Ns 0,9% 1 ltr / betadine



1/250cc.



4. Jelly



secukupnya.



5. Cateter 14,16 / spuit 10cc



1/1/1



6. Urobag / aquabidest



1/1



7. Under pad steril/on



1/1



8. Deppers/kassa



10 biji / 30 bij.



9. Big kassa



10 biji



10. Vicryl 2-0



1



11. Proline 3-0



1



12. Supratulle



1



13. Spongostan



1



G. Tehnik instrumentasi 1. Pasien datang ke ok, melakukan sign in 2. Setelah pasien di bius, posisikan pasien terlentang, 3. Ikat pasien biar tidak jatuh. 4. Pasang ground couter di betis kanan pasien, 5. Pasang cateter no 16 6. Cuci daerah operasi dengan sabun desinfektan, lalu keringkan dengan duk steril. 7. Tim memakai baju steril. 8. Berikan deppers dan betadin 150 cc kepada operator untuk desinfeksi daerah operasi 9. Pasang underpad steril di bagian bawah, pasang duk besar di bawah dan di atas perut pasien. Lalu di samping kanan dan kiri area operasi. 10. Berikan duk klem 4 buah untuk fiksasi. 11. Pasangkan mess no 22 ke hanvat mess no 4 12. Pasang couter dan selang suction beserta canulnya dengan rapi. 13. Cek couter dan suction. 14. Lakukan time out. 15. Berikan kasa kering untuk membersihkan daerah incise. 16. Berikan pinset sirurgi untuk menandai daerah incise (garis tengah abdominal) 17. Berikan mess no 22 ke operator untuk incise. 18. Berikan kasa kering, pinset dan klem mosquito ke asisten untuk merawat perdarahan. 19. Berikan couter dan pinset sirurgi pada operator dan asiten untuk memperdalam daerah incise sampai fasia. 20. Berikan mess untuk incise fasia,



21. Berikan big kas kepada asisten untuk merawat pendarahan dan turunkan kasa. 22. Berikan kokher 2 buah untuk menjepit fasia 23. Berikan gunting kasar pada operator untuk menggunting fasia, 24. Berikan langen bech pada asisten untuk memperluas area yang akan di gunting. 25. Berikan klem panjang manis untuk menyisihkan otot sampai kelihatan peritoneum. 26. Identifikasi peritoneum, 27. Berikan gunting metzembaum dan pinset anatomis pada operator, 28. Berikan pinset anatomis pada asisten. 29. Operator menggunting peritoneum. 30. Berikan kokher untuk memegang peritoneum sampai fasia. 31. Berikan 2 langen bech untuk melebarkan lapangan operasi. 32. Operator



mengidentifikasi



dengan



menggunakan



pinset



dan



memperlebar area oprasi dengan hak 33. Setelah teridentifikasi, berikan jahitan vicryl 2-0 untuk tegel jaringan , selanjutnya berikan mess 10 untuk insisi/ mengambil jaringan yang akan dilakukan biopsy pada kolon. 34. Letakkan jaringan biopsy pada pot sampel / tempat PA 35. Setelah jaringan dipastikan sudah terangkat, cukup berikan singicel di area operasi dan simpul benang tegel 36. Berikan kocker untuk menjepit peritonium dan fasia identifikasi instrumen dan kasa 37. Berikan naldvoulder dan vicryl 2-0 untuk menjahit peritonium dan fasia dan berikan klem serta gunting benang pada asisten 38. Kemudian berikan jahitan kulit dengan proline 3-0. 39. Bersihkan area operasidari darah. 38. Tutup area insisi dengan sufratol dan kasa lalu plester 41. Rapikan pasien. 42. Operasi selesai. 43. Sign out



44. Hitung jumlah alat dan kasa, bereskan semua instrument lalu didekontaminasi, diinventaris, bungkus / packing dan siap disteril. 45. Catat pemakaian bahan habis pakai pada lembar depo dan rapikan ruang operasi



Pembimbing OK 13 (Pavilliun)



(RODDY WIDYA KUSUMA)



DAFTAR PUSTAKA



Brunner & Suddarth, (1996), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta. Carpenito, L.J., (2006), Buku Saku Diagnosa Keperawatan,EGC, Jakarta. Doengoes,M.E.,(1998), Dokumentasi Medikal



&



Rencana



Asuhan



Keperawatan



Bedah,EGC, Jakarta.



Guyton, A.C., (1995), Fisiologi Manusia, EGC, Jakarta. Mansyur,A., (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Media Aeskulapius, Jakarta. Price,S.A. Proses-



&



Wilson,L.M.,(1995), Patofisiologi



Proses



:



Konsep



Penyakit,EGC, Jakarta.



Suyono, S., (1996), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit, Jakarta.



Klinis