Laparotomy SOU [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Bimo
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laparotomy Salpingo-Oophorectomy



Ario Bimo Hanggono Tahap T3A



Pembimbing: dr. Surahman Hakim, SpOG(K), MPH



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PEDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI JAKARTA 2020



Tujuan dan Metode Seperti halnya semua operasi laparotomi, indikasi untuk laparotomi salpingo-oofektektomi telah dipersempit dengan adanya operasi salpingo-oofektektomi melalui laparoskopi. Tumor kistik yang sangat besar, kondisi adneksa yang membutuhkan pembedahan setelah usia kehamilan 18-20 minggu, adanya kontraindikasi terhadap laparoskopi, dan massa adneksa yang sangat mencurigakan (gambaran klinis, pencitraan, dan kemungkinan penanda seperti peningkatan level CA125) mengarah pada suatu kondisi ganas merupakan kriteria untuk laparotomi salpingo-oofektektomi. Namun, dalam beberapa kasus laparoskopi diagnostik harus selalu dipertimbangkan ketika situasinya tidak jelas contohnya infeksi Chlamydia akut, abses tubo-ovarium, dan endometriosis luas. Pada beberapa kondisi tersebut dapat memunculkan penampakan sebagai kista yang terlihat pada ultrasonografi disertai peningkatan CA125. Pada kasus premenopuse, laparotomi salpingo-oofektektomi perlu mempertimbangkan mengenai fungsi fertilitas dari pasien. Pada kasus pasien yang telah menopause, dokter dan pasien harus membuat keputusan bersama yang rasional. Preservasi organ setelah menopause akan mendukung produksi androgen dan hubungannya dengan libido serta fungsi kognitif. Namun, diskusi dokter pasien yang akan dilakukan berdasar dari kemungkinan morbiditas akibat penyakit yang mungkin diakibatkan bila organ tersebut tetap ditinggalkan. Indikasi dan Kontraindikasi 1.



Indikasi



Pengangkatan seluruh tuba dan ovarium dilakukan untuk terapi (tumor ovarium, peradangan berulang kronis) atau alasan profilaksis (histerektomi pascamenopause, pembedahan karsinoma endometrium, situasi onkologis risiko tinggi berkaitan dengan kanker payudara). Suatu keputusan diambil untuk mengangkat tuba dan ovarium bersama-sama jika tuba tersebut juga bermasalah. Meninggalkan tuba yang tidak berfungsi merupakan pemikiran yang tidak baik. 2. Kontraindikasi Salpingo-ooforektomi merupakan kontraindikasi terutama pada pasien yang masih ingin memiliki anak. Keinginan untuk memiliki keturunan, usia pasien, dan patologi yang tepat harus ditimbang dengan hati-hati dengan pasien.



Informed Consent Diagnosis banding yang dipikirkan dari setiap kondisi patologis di adneksa harus dijelaskan terperinci kepada pasien. Alternatif kistektomi, biopsi ovarium, dan ooforektomi atau salpingo-ooforektomi harus dibahas secara rinci. Ketika ada tumor adneksa yang besar dan berpotensi ganas, harus dipikirkan untuk perluasan operasi. Dalam kasus seperti itu, rute akses abdomen, harus diputuskan. Prosedur yang tidak dapat dikembalikan, seperti pengangkatan kedua ovarium dan kemungkinan uterus, membutuhkan diskusi terperinci, terutama dengan wanita premenopause muda. Risiko spesifik dari operasi itu sendiri adalah cedera pada ureter khususnya, dan juga cedera usus, terutama ketika adhesi fisiologis antara kolon sigmoid dan dinding pelvis. Persiapan Pre-Operasi 1. Riwayat medis, pemeriksaan klinis, dokumentasi 2. Ultrasonografi dan eksklusi dari kondisi ginekologis patologis lainnya: sitologi serviks dan pengukuran penanda tumor (CA125, CEA) ketika terdapat tumor adneksa. 3. Diskusi operasi dan rute akses; spesifikasi tertulis dari prosedur dalam kasus keganasan dan berkenaan dengan preservasi ovarium kontralateral. Penentuan sayatan untuk laparotomi primer. 4. Persetujuan untuk prosedur 5. Investigasi preoperatif anestesiologis 6. Profilaksis trombosis: LMWH 7. Profilaksis antibiotik: sefalosporin generasi pertama atau kedua