13 0 1 MB
LAPORAN PRAKTIKUM MINERALOGI ACARA IV : MASSA JENIS MINERAL
OLEH ANINDYA MEILYN M. D111 20 1051
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA 2021
1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya praktikum Mineralogi acara IV: Massa Jenis Mineral dapat terlaksana tanpa ada hambatan. Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada semua golongan yang ikut berpartisipasi dalam praktikum Mineralogi ini. Praktikum adalah kegiatan terstruktur dan terjadwal yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang teori atau agar mahasiswa menguasai keterampilan tertentu yang berkaitan dengan suatu pengetahuan atau suatu mata kuliah. Praktikum Mineralogi acara IV: Massa Jenis Mineral ini merupakan rangkaian dari praktikum Mineralogi yang merupakan salah satu mata kuliah Jurusan Teknik Departemen Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin. Kegiatan ini dilaksanakan agar para mahasiswa Teknik Pertambangan yang kelak akan menjadi Engineer mampu mengetahui keadaan mineral secara langsung karna keadaan mineral di alam tidak selalu sama dengan yang ada di teorinya. Laporan ini tentunya sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu kami selalu menerima kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan ini dapat berkembang dan berguna bagi banyak pihak. Gowa, April 2021
Penulis
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN SAMPUL................................................................................................i KATA PENGANTAR................................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR.................................................................................................iv DAFTAR TABEL......................................................................................................v BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1 1.1
Latar Belakang...........................................................................................1
1.2
Tujuan.......................................................................................................2
1.3
Ruang Lingkup...........................................................................................2
BAB II MASSA JENIS MINERAL...........................................................................3 2.1
Mineral......................................................................................................3
2.2
Sifat Fisik Mineral.......................................................................................9
2.3
Massa Jenis Mineral..................................................................................17
2.4
Konsep Penggunaan Massa Jenis...............................................................18
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM.....................Error! Bookmark not defined. 3.1
Alat dan Bahan...........................................Error! Bookmark not defined.
3.2
Prosedur Percobaan.....................................Error! Bookmark not defined.
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................25 4.1
Stasiun 1 (Piroksin)......................................Error! Bookmark not defined.
4.2
Stasiun 2 (Kuarsa).......................................Error! Bookmark not defined.
4.3
Stasiun 3 (Magnesit)....................................Error! Bookmark not defined.
4.4
Stasiun 4 (Kalsit).........................................Error! Bookmark not defined.
4.5
Stasiun 5 (Stibnit)........................................Error! Bookmark not defined.
4.6
Stasiun 6 (Muskovit)....................................Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP..................................................................................................30 5.1
Kesimpulan..............................................................................................30
5.2
Saran.......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Warna beberapa mineral 8 2.2 Pecahan
9
2.3 Cerat
9
2.4 Kilap
11
2.5 Belahan
12
2.6 Bentuk mineral
12
2.7 Sifat dalam
13
3.1 Kamera Handphone
17
3.2 Alat tulis
17
3.3 Neraca Ohaus
17
3.4 Gelas piala
18
3.5 Gelas ukur
18
3.6 Pipet ukur
18
3.7 Sampel
18
3.8 Akuades
19
3.9 Kertas HVS
19
4.1 Piroksin
20
4.2 Kuarsa
21
4.3 Magnesit
22
4.4 Kalsit
23
4.5 Stibnit
24
4.6 Muskovit
25
iv
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1 Skala kekerasan mineral
11
2.2 Alat penguji kekerasan
11
4.1 Data perhitungan massa jenis mineral Kalsit
20
4.2 Data perhitungan massa jenis mineral Kuarsa
21
4.3 Data perhitungan massa jenis mineral Magnesit
22
4.4 Data perhitungan massa jenis mineral Kalsit
23
4.5 Data perhitungan massa jenis mineral Stibnit
24
4.6 Data perhitungan massa jenis mineral Muskovit
25
v
BAB I 2 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia
yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisik tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik (Murwanto, 1992). Massa jenis (density) suatu zat adalah kuantitas konsentrasi zat yang dinyatakan dalam massa persatuan volume. Nilai massa jenis sautu zat adalah tetap, tidak tergantung pada massa maupun volume zat tetapi tergantung pada jenis zatnya, oleh karena itu zat yang sejenis selalu mempunyai massa jenis yang sama. Selain itu, massa jenis yang dimilki oleh mineral berbeda-beda sehingga hal ini dapat menjadi satu beberapa ciri khas yang dimiliki oleh mineral. Oleh karena itu, penentuan massa jenis mineral sangat penting dalam proses pendekripsian (Sarjudi, 2008). Praktikum mineralogi memiliki maksud dan tujuan yaitu praktikan akan lebih mendalami tentang sifat-sifat fisik mineral khususnya massa jenis mineral sebagai dasar dalam menunjang pengetahaunnya mengenai mineralogi. Objek yang diamati adalah mineral asli yang telah diambil sampelnya.
1
1.2
Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah: 1. Memahami tahapan-tahapan dalam menghitung massa jenis 2. Mampu menentukan massa jenis mineral
1.3
Ruang Lingkup Praktikum kali ini mengenai massa jenis mineral, dimana diberikan beberapa
mineral kemudian mendeskripsikannya berdasarkan sifat fisik dari mineral itu dan juga lebih fokus pada massa jenis mineralnya tempat dilakukannya praktikum ini berada di Laboratorium
Analisis
Pengolahan
Bahan
Galian
Fakultas
Teknik
Universitas
Hasanuddin Gowa pada tanggal 13 April 2021.
2
BAB II 3
MASSA JENIS MINERAL
3.1 Mineral Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti Emasdan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai kristal. Dengan demikian, kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi. Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian yang padat dari bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari bumi ini disebut litosfer, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil lithos dari bahasa latin yang berarti batu, dan spher yang berarti selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita ketahui sekarang. Beberapa daripadanya merupakan benda padat dengan ikatan unsur yang sederhana. Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari satu jenis unsur saja yaitu Karbon. Garam 3
dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari senyawa dua unsur Natrium dan Chlorit dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai susunan unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu. Studi yang mempelajari segala sesuatunya tentang mineral disebut Mineralogi, didalamnya juga mencakup pengetahuan tentang kristal, yang merupakan unsur utama dalam susunan mineral. Pengetahuan dan pengenalan mineral secara benar sebaiknya dikuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari dasardasar geologi atau geologi fisik, dimana batuan yang terdiri dari mineral merupakan topik utama yang akan dibahas. Diatas telah dijelaskan bahwa salah satu syarat utama untuk dapat mengenal jenis-jenis batuan sebagai bahan yang membentuk litosfer ini adalah dengan cara mengenal mineral-mineral yang membentuk batuan tersebut. Dengan anggapan bahwa pengguna buku ini telah mengenal dan memahami mineralogi, maka untuk selanjutnya akan diulas secara garis besar tentang mineral sebagai penyegaran saja (Noor, 2012). 2.1
Penggolongan Mineral Klasifikasi atau pengelompokan mineral yang digunakan berdasarkan klasifikasi
menurut James D. Dana yang didasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur kristal adalah sebagai berikut (Kraus, dkk., 1951): 1. Kelompok Native Element (Unsur Murni)
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Dibagi lagi dalam 3 kelas mineral yang berbeda, antara lain:
4
a. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: Emas(Au), Perak (Ag), Platina (Pt) dan Tembaga (Cu). Sistem kristalnya adalah isometrik. b. Semimetal (Semi logam). Contohnya: Bismuth (Bi), Arsenic (As), yang keduanya memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal. c. Non-metal (bukan logam). Contohnya Intan, Graphite dan Sulfur. Sistem kristalnya
dapat
berbeda-beda,
seperti
Sulfur
sistem
kristalnya
orthorhombic, intan sistem kristalnya isometrik, dan Graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineralmineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6. 2. Kelompok Sulfida Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan Sulfur (belerang) (S 2-). Pada umumnya unsur utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan Sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber Sulfur. Unsur utama yang bercampur
dengan
Sulfur
tersebut
berasal
dari
magma,
kemudian
terkontaminasi oleh Sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur Sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas). Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri
logam,
mineral-mineral
sulfida
tersebut
akan
diproses
untuk
memisahkan unsur logam dari Sulfurnya. Beberapa penciri kelas mineral ini 5
adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam. Beberapa contoh mineral sulfida yang terkenal adalah Pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), Sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) dan termasuk juga didalamnya Selenides, Tellurides, Arsenides, Antimonides, Bismuthinides dan juga Sulfosalt. 3. Kelompok Oksida dan Hidroksida Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O 2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-). a. Oksida Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah Besi, Chrome, Mangan, Timah dan Aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah Korondum (Al2O3), Hematit (Fe2O3) dan Kassiterit (SnO2). b. Hidroksida Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH -). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan Limonite (Fe2O3.H2O). 6
4. Kelompok Halida Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif, seperti: F-, Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki Berat jenis yang rendah (