Laporan Akhir Turbin Pelton - Ari Gunawan - 1707111328 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AKHIR



PRESTASI MESIN MODUL 04 Turbin Pelton Disusun Oleh Ryanda Wahyu Nugroho 1807110015



LABORATORIUM KONVERSI ENERGI PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2021



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Turbin pelton merupakan turbin impuls (turbin air). Turbin pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nozzle. Turbin pelton merupakan turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi. Mengingat pentingnya materi mengenai turbin pelton ini, praktikan diharapkan untuk dapat mengikuti praktikum turbin pelton agar mengetahui apa saja yang terlampir dalam tujuan praktikum. Karena Turbin Pelton merupakan salah satu bentuk materi dari Mata Kuliah Mesin Fluida, praktikan diharapkan mampu mengikuti seluruh alur praktikum dimulai dari persiapan sampai pada ahir tahap praktikum sehingga praktikan seluruhnya memenuhi target dari tujuan diadakannya praktikum turbin pelton. 1.2 Maksud Percobaan ini dilakukan untuk maksud tertentu. Adapun maksud dari percobaan ini adalah mengetahui prestasi turbin air pelton. 1.3 Tujuan Tujuan dari percobaan turbin pleton ini adalah : a. Mengetahui besar daya yang dihasilkan terhadap putaran pada head efektif dan debit tertentu.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Prinsip Kerja Turbin Air Turbin secara umum dapat diartikan sebagai mesin penggerak mula dimana



energi fluida kerja yang digunakan langsung memutar roda turbin, fluida kerjanya dapat berupa air, uap air dan gas. Dengan demikian turbin air dapat diartikan sebagai suatu mesin penggerak mula yang fluida kerjanya adalah air. Turbin berfungsi mengubah energi potensial fluida menjadi energi mekanik yang kemudian diubah lagi menjadi energi listrik pada generator. Kalau ditinjau dari daya yang dihasilkan turbin air, maka dikenal istilah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) yang maksudnya adalah turbin air yang dapat menghasilkan daya kurang dari 100 Kw dan sumber airnya relatif kecil. 2.2



Klasifikasi Turbin Air Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air



menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi. 1. Turbin Impuls Turbin impuls disebut juga dengan turbin air tekanan sama karena tekanan air yang keluar dari nozel tekanannya sama dengan takanan atmosfir sekitarnya. Sehingga energi tempat dan energi tekanan yang dimiliki oleh aliran air dirubah semuanya menjadi energi kecepatan. Contoh dari turbin impuls ini adalah turbin pelton, turbin crossflow dan lain-lain. a.



Turbin Pelton Turbin Pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.



Gambar 2.1 Turbin Pelton



Gambar 2.2 Runner Turbin Pelton Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengahtengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok kedua arah sehingga bisa membalikkan pancaran air Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nozel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil. Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan tinggi tekanan lebih kurang 150 m tetapi untuk skala tekanan kecil 20 m sudah mencukupi.



b.



Turbin Turgo Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300m. Seperti turbin pelton, turbin turgo merupakan turbin impuls tetapi sudunya 0 berbeda. Pancaran air dari nosel membentuk sudu pada sudut 20 . Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari turbin pelton. Akibatnya dimungkinkan transimisi langsung dari turin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan.



Gambar 2.3 Sudu Turbin Turgo dan Nozzle c.



Turbin Crossflow Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki yang merupakan pemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin ini dapat dioperasikan dalam debit 20 3 liter/detik hingga 10 m /detik dan tekanan antara 1 s/d 200m. Turbin crossflow menggunakan nozzle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi (lebih rendah saat masuk) kemudian meniggalkan turbin. Runner turbin terbuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel Turbin crossflow baik sekali digunakan untuk pusat tenaga air yang kecil dengan daya kurang dari 750 kW. Pembuatan dan pemasangan konstruksi sangat sederhana dan biaya pembuatan murah.



Gambar 2.4 Turbin Crossflow



2. Turbin Reaksi Turbin reaksi disebut juga turbin tekanan lebih, karena tekanan air masuk roda turbin lebih besar dari pada tekanan air saat keluar roda turbin. Secara umum dapat dikatakan bahwa aliran air



yang masuk ke roda



turbin mempunyai energi penuh, kemudian energi ini dipakai sebagai penggerak roda turbin dan sebagian lagi digunakan untuk mengeluarkan air kesaluran pembuangan. Jenis turbin reaksi yang sering digunakan antara lain, turbin francis, turbin propeler atau kaplan. a. Turbin Francis Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian luar. Turbin francis meenggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pada turbin francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudunya



untuk



penggunaan



pada



berbagai kondisi



aliran



air



penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.



Gambar 2.5 Runner Turbin Francis b. Turbin Kaplan & Propeler Turbin Kaplan dan Propeler merupakan turbin reaksi aliran aksial. Turbin ini tersusun dari propeler seperti pada perahu. Propeler tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu.



Gambar 2.6 Runner Turbin Kaplan 2.3



Potensi Energi Air Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang



menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut.



Gambar 2. 7 Prinsip Bernoulli Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli. Persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai berikut:



(



P1 V 12 P2 V 22 + + z1 = + + z 2 ......................................................(2.1) γ 2. g γ 2. g



) (



)



Dimana : P1 dan P2 = tekanan pada titik 1 dan 2 (N/m2) V1 dan V2 = kecepatan aliran pada titik 1 dan 2 (m/s2) Z1 dan Z2 = perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2 (m) γ



= berat jenis fluida (N/m3)



g



= percepatan gravitasi (m/s2) Persamaan di atas digunakan jika diasumsikan tidak ada kehilangan energi



antara dua titik yang terdapat dalam aliran fluida, namun biasanya beberapa head losses terjadi diantara dua titik. Jika head losses tidak diperhitungkan maka akan menjadi masalah dalam penerapannya di lapangan. Jika head losses dinotasikan dengan “hl” maka persamaan Bernoulli di atas dapat ditulis menjadi persamaan baru, dirumuskan sebagai :



(



P1 V 12 P2 V 22 + + z 1 + Hp = + + z 2 + Hls......................................(2.2) γ 2. g γ 2. g



)



(



)



Persamaan di atas digunakan untuk menyelesaikan banyak permasalahan tipe aliran, biasanya untuk fluida inkompressibel tanpa adanya penambahan panas atau energi yang diambil dari fluida. Namun, persamaan ini tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan aliran fluida yang mengalami penambahan energi untuk menggerakkan fluida oleh peralatan mekanik, misalnya pompa, turbin dan peralatan lainnya. 2.4



Head Efektif Head (H) sebuah pompa adalah pemanfaatan energi mekanik yang



dihasilkan pompa dalam menangani fluida yang mengalami hambatan seperti ketinggian, gesekan laju air dan tekanan. Head terbagi menjadi 3 antara lain : a. Head statik Head statik adalah head yang terjadi penjumlahan head elevasi dan head tekanan. Head terbagi menjadi dua yakni : 1. Head elevasi adalah perbandingan ketinggian permukaan cairan sisi masuk dan keluar. 2. Head tekanan adalah perbandingan tekanan dari sumber ke tujuan/ penampungan b. Head kecepatan Head kecepatan adalah head yang terjadi akibat dari perbedaan kecepatan pada fluida. c. Head loss Head kerugian (loss) yaitu head untuk mengatasi kerugian kerugian yang terdiri dari kerugian gesek aliran di dalam perpipaan, dan head kerugian di dalam belokan-belokan (elbow), percabangan, dan perkatupan (valve ) H = S sin ϴ Dimana : H = Head effesiensi (m) S = Jarak jatuh air (m)



2.5



Prinsip Kerja Rope Manometer dan Pengukurannya



Gambar 2. 8 turbin air



Gambar 2. 9 Komponen turbin air



Komponen : 1. Panel Kontrol



5. Turbin



2. Manometer Rope



6. Nozzle



3. Sensor RPM



7. Pompa Air



4. Pengukur Daya



8. Bak Air



Gambar 2.10 Rope Manometer Untuk mengukur besar daya saat menggunakan rope manometer, maka dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut. P=2 . π . n . T =ω . T dimana, P = daya (watt) n = kecepatan putaran (rpm) T = torsi (Nm) ω = kecepatan sudut (rad/s) Prinsipnya kerjanya adalah dengan menggunakan pulley yang terbalik (arah gaya pada tali (rope) ke atas, pulley diikatkan dengan poros dan poros bergerak akibat penggerak (Pompa air). Daya penggerak inilah yang akan diukur dengan metode ini. Masing2 rope akan diukur gayanya dan dihitung torsinya. Selanjutnya daya akan dapat diukur setelah mengukur kecepastan poros



BAB III METODOLOGI 3.1 Instalasi Alat Uji Skema Alat Peraga Turbin Pelton dapat dilihat pada Gambar 3.1



Gambar 3.1 Skema Prosedur Pengoperasian Alat Peraga Turbin Pelton 3.2 Prosedur PengujianAlat Peraga Turbin Pelton Adapun prosedur dalam pengujian Alat Peraga Turbin Pelton adalah sebagai berikut: 1. Buka penuh katup by pass dan tutup penuh katup utama 2. Hidupkan pompa merubah posisi stop kontak pompa pada posisi ON. 3. Tutup katup by pass 20o dan buka katup utama hingga air memutar sudu turbin 4. Ukur beda ketinggian air raksa pada saat air melewati orifice dengan menggunakan diffrential manometer dan 5. Beri beban pada dynamometer sebesar 0,25 kg



6. Ukur kecepatan poros turbin dengan tachometer, lakukan pencatatan data 7. Ulangi langkag ke-4 dan ke-5 dengan variasi beban berbeda hingga putaran poros berhenti 8. Variasikan bukaan katup utama hingga maksimal debit dapat terukur ulangi langkah 4 hingga langkah 7 Setelah selesai pengujian stop kontak pada pompa dikembalikan pada posisi Off.



BAB IV HASIIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Katup by pass



Katup Utama 20 30 40



20 50



60



Tekanan (kg/m2) 200 200 1000 1000 1800 1800 1800 2000 2000 2000 2000 2200 2200 2200 2200



H (m)



m (kg)



n (rpm)



0,070 0,065 0,150 0,150 0,230 0,230 0,240 0,310 0,310 0,310 0,310 0,320 0,320 0,320 0,330



0,00 0,25 0,00 0,25 0,00 0,25 0,50 0,00 0,25 0,50 0,75 0,00 0,25 0,50 0,75



149,3 25,0 288,5 125,0 362,4 225,9 101,5 372,5 264,5 163,2 0,0 397,8 281,0 150,0 106,4



Data mesin dan alat uji : 1. Diameter penampang orifice d 2



= 0.0254 m



2. Diameter penampang pipa d 1



= 0.0508 m



3. Jari – jari luar puli ( r )



= 0.0358 m



4. Nilai Cd orifice



= 0,625



4.2 Pembahasan 1. Perhitungan parameter turbin pelton Data pembukaan katup by pass 20º dan katup utama 30º (sebagai sampel perhitungan) Diketahui : 



Katup by pass



= 20°







Katup utama



= 30°







P ( N/m 2 )



= 1000 kg/m 2 = 9810 N/m 2







h(m)



= 0,150 m







m ( kg )



= 0,25 kg







n ( rpm )



= 125 rpm



Penyelesaian : 1. Gaya F=mxg = 0.25 kg x 9,81 m/s2 = 2.4525 N 2. Omega ω=



2. π . n 60 2. π .125 60



=



= 13, 0833 rad/s 3. Torsi T=Fxr = 2.4525 N x 0,0358 m = 0.0878 Nm = 0,0878 joule 4. Daya turbin pelton Ne = T x ω = 0.0878 Joule x 13, 0833 rad/s = 1,14871 W 5. Kecepatan aliran fluida



V=







ρhg −1 ρair



[ ] [ ]



2.g.h



4



d1 −1 d2



13600 kg /m3 2 . 9,81 .0,150 m −1 998 kg/ m3 = 4 0,0508 −1 0,0254



[







[



]



= 1,574 m/s 6. Luas penampang pipa A= =



π . d 12 4 π . 0,05082 4



= 0,002 m 2 7. Debit air teoritis yang melalui pipa Qth = V x A = 1,574 m/s x 0,002 m 2 = 0.003189 m 3/s 8. Debit air aktual yang melalui pipa Qact = Cd x Qth = 0,625 x 0.003189 m3/s = 0.001993 m 3/s 9. Head efektif H ef =



P ρx g



H ef =



9810 N /m 2 998 kg /m 3 x 9,81 m/s 2



H ef = 1,002004 m



]



Table 1. Data hasil perhitungan Katu p by pass



Katu p Utam a



Tekana n (kg/m2 )



H (m)



m (kg)



n (rpm)



d1 (m)



d2 (m)



r (m)



cd



g (m/s^ 2)



ρ hg (kg/m^ 3)



ρ air (kg/m^ 3)



f (N)



(rad/s )



200



0,07 0



0,00



149,3



0,050 8



0,025 4



0,035 8



0,62 5



9,81



13600



998



0,000 0



200



0,06 5



0,25



25,0



0,050 8



0,025 4



0,035 8



0,62 5



9,81



13600



998



1000



0,15 0



0,00



288,5



0,050 8



0,025 4



0,035 8



0,62 5



9,81



13600



1000



0,15 0



0,25



125,0



0,050 8



0,025 4



0,035 8



0,62 5



9,81



1800



0,23 0



0,00



362,4



0,050 8



0,025 4



0,035 8



0,62 5



1800



0,23 0



0,25



225,9



0,050 8



0,025 4



0,035 8



1800



0,24 0



0,50



101,5



0,050 8



0,025 4



2000



0,31 0



0,00



372,5



0,050 8



2000



0,31 0



0,25



264,5



2000



0,31 0



0,50



2000



0,31 0



2200



T ( N.m)



Ne (watt)



V(m/ s)



A(m^2 )



Q th (m^3/s )



Q act (m^3/s )



Hef (m)



15,626 7



0



0



1,075



0,0020 26



0,0021 78



0,0013 61



0,20040 1



2,452 5



2,6167



0,0878



0,2297 42



1,036



0,0020 26



0,0020 99



0,0013 12



0,20040 1



998



0,000 0



30,196 3



0



0



1,574



0,0020 26



0,0031 89



0,0019 93



1,00200 4



13600



998



2,452 5



13,083 3



0,0878



1,1487 1



1,574



0,0020 26



0,0031 89



0,0019 93



1,00200 4



9,81



13600



998



0,000 0



37,931 2



0



0



1,949



0,0020 26



0,0039 48



0,0024 68



1,80360 7



0,62 5



9,81



13600



998



2,452 5



23,644 2



0,0878



2,0759 49



1,949



0,0020 26



0,0039 48



0,0024 68



1,80360 7



0,035 8



0,62 5



9,81



13600



998



4,905 0



10,623 7



0,1755 99



1,8655 05



1,991



0,0020 26



0,0040 33



0,0025 21



1,80360 7



0,025 4



0,035 8



0,62 5



9,81



13600



998



0,000 0



38,988 3



0



0



2,263



0,0020 26



0,0045 84



0,0028 65



2,00400 8



0,050 8



0,025 4



0,035 8



0,62 5



9,81



13600



998



2,452 5



27,684 3



0,0878



2,4306 71



2,263



0,0020 26



0,0045 84



0,0028 65



2,00400 8



163,2



0,050 8



0,025 4



0,035 8



0,62 5



9,81



13600



998



4,905 0



17,081 6



0,1755 99



2,9995 12



2,263



0,0020 26



0,0045 84



0,0028 65



2,00400 8



0,75



0,0



0,050 8



0,025 4



0,035 8



0,62 5



9,81



13600



998



7,357 5



0,0000



0,2633 99



0



2,263



0,0020 26



0,0045 84



0,0028 65



2,00400 8



0,32 0



0,00



397,8



0,050 8



0,025 4



0,035 8



0,62 5



9,81



13600



998



0,000 0



41,636 4



0



0



2,299



0,0020 26



0,0046 57



0,0029 11



2,20440 9



2200



0,32 0



0,25



281,0



0,050 8



0,025 4



0,035 8



0,62 5



9,81



13600



998



2,452 5



29,411 3



0,0878



2,5823



2,299



0,0020 26



0,0046 57



0,0029 11



2,20440 9



2200



0,32 0



0,50



150,0



0,050 8



0,025 4



0,035 8



0,62 5



9,81



13600



998



4,905 0



15,700 0



0,1755 99



2,7569 04



2,299



0,0020 26



0,0046 57



0,0029 11



2,20440 9



2200



0,33 0



0,75



106,4



0,050 8



0,025 4



0,035 8



0,62 5



9,81



13600



998



7,357 5



11,136 5



0,2633 99



2,9333 46



2,335



0,0020 26



0,0047 29



0,0029 56



2,20440 9



20



30



40



20



ω



50



60



2. Grafik Daya Turbin VS Hef dan Daya Turbin VS Q



Ne vs Hef dan Ne vs Q 0.01 0 2 0 0 1.5 0 0 1 0 0 0.5 0 0 0 0 0.00 0.23 0.00 1.15 0.00 2.08 1.87 0.00 2.43 3.00 0.00 0.00 2.58 2.76 2.93



Q (m^3/s)



Hef (m)



2.5



Hef (m) Q th (m^3/s)



Ne (watt)



Gambar 4.1 Grafik Ne VS Hef dan Q jenis 1



Ne vs Hef dan Ne vs Q



Hef (m)



2.5



0.01 0 2 0 0 1.5 0 0 1 0 0 0.5 0 0 0 0 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50



Hef (m) Q th (m^3/s)



Ne (Watt)



Gambar 4.2 Grafik Ne VS Hef dan Q jenis 2 Dalam praktikum prestasi mesin turbin pelton ini ada beberapa parameter – parameter yang harus dihitung Antara lain adalah debit, head efektif, daya pada turbin dan lainnya. Dari hasil data yang didapat maka diperoleh grafik yang menyatakan hubungan antara daya yang dihasilkan dengan debit air dan grafik



yang menunjukkan antara hubungan daya turbin dengan head efektif pada beberapa variasi beban seperti grafik diatas. Dari grafik daya vs debit di atas, dapat diketahui bahwa daya meningkat seiring dengan meningkatnya debit air pada turbin pada setiap massa beban. Semakin besar beban yang diberikan maka semakin besar juga torsi yang terjadi pada poros, sehingga daya yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini dapat diamati pada grafik diatas dimana daya cenderung meningkat dari beban 0 kg sampai dengan 0,5 kg, namun berbanding terbalik dengan putaran poros. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban yang diterima poros turbin sehingga menurunkan kecepatan putarannya. Untuk memperoleh kecepatan putaran turbin yang besar maka diperlukan kecepatan aliran yang besar dari nozzle. Debit aliran air dipengaruhi oleh luas penampang pada pipa dan kecepatan aliran air, dimana semakin besar luas penampang pipa maka kecepatan aliran air semakin kecil walaupun dengan debit yang sama. Dari grafik diatas kita juga dapat menganalisa bahwa daya yang dihasilkan berbanding lurus dengan nilai head efektif, artinya semakin besar head efektif maka daya yang dihasilkan juga akan semakin besar. Data yang diperoleh masih kurang akurat, karena beberapa faktor. Hal ini berdampak pada kebenaran hasil perhitungan parameter turbin pelton.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini antara lain: 1. Semakin besar torsi serta putaran poros maka daya yang dihasilkan akan semakin besar juga., semakin besar head efektif maka daya yang dihasilkan juga semakin besar dan semakin besar debit maka daya yang dihasilkan juga akan semakin besar.



5.2 Saran Saran yang bisa diberikan untuk praktikum selanjutnya antara lain: 1. Diharapkan dapat melakukan praktikum pengganti setelah pandemi covid19 ini berakhir agar mahasiswa dapat lebih memahami prestasi turbin air. 2. Sebelum pembuatan laporan,agar melakukan research pada jurnal-jurnal yang berkaitan dengan turbin air.



DAFTAR PUSTAKA Kadir M.Z & Bambang,. 2010, Pengaruh tinggi sudu kincir air Terhadap daya dan efisiensi yang dihasilkan, Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM), Palembang. Bono & Indarto., 2008. Karakterisasi Daya Turbin Pelton Mikro Dengan Variasi Bentuk Sudu, Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi, Yogyakarta Blueprint. 2005. Pengelolaan energi nasional 2005 – 2025. Jakarta. Arismunandar, W., 2004. Pengerak Mula Turbin, ITB, Bandung. Dietzel, F., 1993, Turbin Pompa dan Kompresor, Erlanga, Jakarta. B.S., Z. A. (2016, Januari 26). STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH JARAK SUDU TERHADAP LUBANG BUANG PADA KINERJA TURBIN AIR ALIRAN VORTEX MENGGUNAKAN RADIAL SWIRL BLADE. Retrieved from http://digilib.unila.ac.id/ Fadli, K. (2013, Januari 9). Perencanaan Turbin Air. Retrieved from https://www.slideshare.net/ Hariyadi, D. (2018, November 21). PERANCANGAN TURBIN PROPELLER DI DESA SANANKERTO KECAMATAN WAJAK DENGAN KAPASITAS 0.50



m3/dt



DAN



HEAD



4.00



m.



Retrieved



from



http://eprints.umm.ac.id/ Ratna, D. (2015, April 7). Turbin Air. Retrieved from https://www.slideshare.net/ Saputra, A. (2019, Juni 18). RANCANG BANGUN PROTOTIPE TURBIN AIR JENIS



IMPULSE



http://eprints.polsri.ac.id/



(PEMBUATAN).



Retrieved



from