Laporan Batuan Beku (Revisi) PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BATUAN BEKU (Laporan Praktikum Batuan Beku)



Oleh Siska Erna Sephiana 1915051025



LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



i



Judul Praktikum : Batuan Beku Tanggal Percobaan: 23 September 2019 Tempat Percobaan : PPDG Nama : Siska Erna Sephiana NPM : 1915051025 Fakultas : Teknik Jurusan : Teknik Geofisika Kelompok : 5 (Lima)



Bandar Lampung, 11 Oktober 2019 Mengetahui, Asisten



Paulus Leonardo Manurung NPM : 1715051023 3



BATUAN BEKU



Oleh Siska Erna Sephiana



ABSTRAK



Praktikum mengenai batuan beku (mengidentifikasi batuan beku) telah dilaksanakan. Praktium ini dilaksakan di ruang PPDG pada hari senin, 23 September 2019 dengan tujuan untuk menentukan nama batuan, menentukan sifat-sifat batuan dari segi warna, tekstur dan komposisi mineralnya, serta mengetahui proses pembentukan batuan beku. Sebelum memulai praktikum diberikan materi terlebih dahulu mengenai jenis-jenis batuan beku dan sifat-sifat dari batuan beku tersebut dengan tujuan kita mengetahui dengan benar apa yang akan diindetifikasi dan bagaimana melakukannya. Setelah itu, disediakan 4 sampel batuan yang memiliki beragam warna dan jenis yang harus diidentifikasikan oleh kami beserta diberi alat seperti loop untuk melihat dengan jelas tekstur dan warna batuan dan komparator untuk menunjang kinerja saat praktikum ini. Dan diberi waktu 20menit untuk mengidentifikasi 4 batu tersebut dengan meninjau dari segi warna, tekstur, dan fisik batuan lainnya kami dapat mengetahui jenis dari batuan itu sampai komposisi mineralnya dan di setiap batu tersebut di foto terlebih dahulu untuk dilampirkan di laporan praktikum beserta hasil dari percobaan itu di tulis di lembar kerja.



4



DAFTAR ISI



Halaman LEMBAR PENGESAHAN…………………..…………………………………..i ABSTRAK………………………………..………………………………………ii DAFTAR ISI……………………………………..……………………………...iii DAFTAR GAMBAR……………………………………...……………………..iv DAFTAR TABEL………………………………………………...………………v I.



PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………..………………………...……………1 B. Tujuan Praktikum……………………………………………..………..1



II.



TEORI DASAR



III. METODOLOGI PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan………………………..……………………………..….4 B. Diagram Alir………………………….………………………………...5 IV.



HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan……………………..………………………………..6 B. Pembahasan……………………………..………………………….…..7



V.



KESIMPULAN



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



5



DAFTAR GAMBAR



Halaman Gambar 1 Alat dan Bahan……………………..………………………………....4 Gambar 2 Sampel Batuan…………………………………………...…………....4 Gambar 3 Loop……………………………………………………………......….4 Gambar 4 Komparator…………………………………………………………....4



6



DAFTAR TABEL



Halaman Tabel 1 Hasil Pengamatan…………………………………………………..…….6



7



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Batuan beku atau igneous rocks ialah batuan yang terbentuk akibat pembekuan magma yang terjadi didalam permukaan atau dipermukaan bumi, yang membeku didalam permukaan akan membentuk batuan beku intrusif, dan yang terjadi di permukaan akan membentuk batuan beku ekstrusif. Magma merupakancairan silikat kental dan pijar yang bersifat mobiledengan suhu berkisar 1500-2500 derajat celcius terdapat pada kerak bumi bagian bagian bawah tersebut dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya proses pelelehan dapat terjadi akibat kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi Ciri batuan beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil yang saling mengikat satu sama lain dan terjadi dari fase cair dan hampir selalu tidak berlapis. Struktur batuan beku Batuan beku terbagi menjadi kelompok berdasarkan tekstur dan komposisi mineral yaitu batuan beku vulkanik dan batuan batuan beku plutonik, berdasarkan komposisi kimiawinya yaitu batuan beku asam, menengah (intermediate), basa, dan ultrabasa, dan berdasarkan tempat terbentuknya yaitu batuan beku dalam atau intrusif dan batuan beku luar atau ekstrusif. Batuan beku juga memiliki warna, tekstur, dan komposisi mineral yang berbedabeda. Dalam mendeskripsian komposisi mineral komperator dijadikan sebagai parameter penentuan, dengan mengetahui hal-hal tersebut kita dapat mengetahui nama batuan. Dan dalam praktikum ini kita akan mengetahui bagaimana cara membedakan, mengelompokkan, dan mengetahui proses pembentukan batuan beku tersebut. B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum sebagai berikut : 1. Menentukan nama batuan yang diamati dengan menerapkan sistem identifikasi batuan, 2. Menentukan sifat batuan dari segi warna, tekstur, dan komposisi mineralnya, 3. Mengetahui proses pembentukan batuan beku.



II. TEORI DASAR



Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis “api”) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik dibawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun diatas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses-proses pelelehan terjadi oleh salah satu proses berikut: kenaikan temperature, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 batuan beku berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. (Noor, 2014) Proses pembentukan batuan beku meliputi : Diferensiasi magma yaitu proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda akibat dari migrasi ion-ion atau molekul-molekul didalam magma, perpindahan gas-gas, pemindahan cairan magma dengan cairan magma lain dan filterpressing (pemindahan cairan sisa ke magma lain), Asimilasi adalah proses reaksi atau pelarutan antara magma dengan batuan di sekitarnya (wall rock) yang umumnya terjadi para intrusi magma basa terhadap batuan asam, dan proses pencampuran dari magma, selama proses kristalisasi berlangsung selalu ada kecenderungan untuk mempertahankan keseimbangan antara fase padat dan cair. Dalam hal ini Kristal-kristal yang awal terbentuk akan bereaksi dengan cairan magma sehingga mengalami perubahan komposisi. (Chaerul, 2014) Tekstur pada batuan beku digunakan untuk menggambarkan kenampakan yang didasarkan pada ukuran (sifat) dan susunan kristal-kristal penyusun batuan beku. Tekstur dapat menggambarkan kondisi proses pembentukan batuan beku. Unsur terpenting yang mempengaruhi tekstur batuan beku adalah tingkat kecepatan pembekuan magma. Pembekuan magma yang lambat akan menghasilkan butir kristal yang besar. Faktor penting lain yang mempengaruhi tekstur batuan beku adalah komposisi magma. (Malik, 2012) Pada tekstur terbagi menjadi dua, yaitu kasar dan halus. Yang dilihat dari kenampakan komposisi mineral. Batuan beku yang memiliki tekstur kasar dan halus disebabkan oleh suhu dan pada saat pembentukan batuan beku. Batuan beku yang kasar terjadi pada saat penurunan suhu yang konstan, sedangkan batuan beku yangmemiliki tekstur yang halus, batuan terbentuk pada saat penurunan suhu yang



10



tidak konstan. Tekstur adalah salah satu parameter menentukan genesa. (Rozy, 2016) Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tekstur dan komposisi mineralnya. Tekstur batuan beku dihasilkan oleh perbedaan proses pembekuannya, sedangkan komposisi mineral batuan beku sangat tergantung pada komposisi kimia magma dan kondisi lingkunan proses kristalisasinya. dari hasil penelitian bowen, mineral yang mengkristal pada kondisi yang sama akan menyusun batuan beku yang sama pula, sehingga dapat dikatakan bahwa klasifikasi batuan beku sangat bergantung pada Bowen’s Reaction Series. (Malik, 2012) pada pendeskripsian komposisi mineral, komparator dijadikan sebagai parameter penentuan. Jika sebuah batuan beku memiliki kenampakan mineral yang mendominasi kuarsa pada saat dicocokan dengan komparator. Hasil dari komparator, dapat menentukan jenis batuan beku, jenis batuan ditentukan dari dominasi mineral batuan. Jenis batuan dibagi atas empat, yaitu ultrabasa, basa, intermediate, dan asam. banyaknya jenis batuan yang ditentukan oleh kadar terbentukannya. Dari hasil genesa dan jenis batuan, maka dapat dihasilkan indikasi nama batuan beku tersebut. (Rozy, 2016)



III. METODOLOGI PRAKTIKUM



A. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan dalam praktikum, sebagai berikut :



Gambar 1 Alat Tulis



Gambar 2 Sampel Batuan



Gambar 3 Loop



Gambar 4 Komparator



13



B. Diagram Alir



Mulai



Melakukan pengamatan terhadap batuan dari segi fisik



Menentukan granulitas, struktur, tekstur, dan genesa masing-masing batuan Menentukan nama masing-masing batuan Menentukan warna masing-masing batuan Menuliskan hasil pengamatan pada lembar kerja



Selesai



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Pengamatan Tabel 1 Hasil Pengamatan Kode Granulitas Batua n B1 Phaneritic B2



Porfiritik



B3



Afanitik



B4



Monominerali k



Tekstur



Struktur



Genesa



Nama Batuan



Hipocrystali n Holocrystali n Hipocrystali n holohyalin



Masif



Intrusi



Diorit



Scoria



Intrusi



Gabro



Masif



Ekstrus i ekstrusi



Basalt



amigdaloida l



ametis



B. Pembahasan Batuan beku adalah batuan yang berasal dari hasil proses pembekuan magma. Igneous berasal dari kata ignis yang berarti api atau pijar, karena magma merupakan materi silikat yang panas. Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang menyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya, pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan akan menurun, dan ion-ion akan menyusun diri menjadi bentuk yang teratur. Struktur batuan beku berdasarkan hasil penelitian diatas terdapat struktur massif, scoria, amigdaliodal , struktur massif itu sendiri ialah struktur yang melihatkan masa yang seragam, struktur scoria ialah struktur yang beronggarongga mirip dengan vesikuler tetapi scoria membentuk rongga yang membulat atau elips, yang terakhir terdapat struktur amigdaliodal yaitu bagian dari struktur vesikuler yang rongga-rongga nya telah berisi mineral lain. Batuan pada sampel B1 adalah batuan yang bergranulitas phaneritic karena mineral penyusunnya dapat diamati, pada batuan ini memiliki tekstur hipocrystalin batuan tersebut sebagian tersusun oleh kristal dan sebagian lain tersusun dari gelas, memiliki struktur masif karena tidak menunjukan sifat aliran atau jejak gas dan tidak menunjukan jejak fragmen batuan lain, batuan ini



bergenesa intrusi yang pembekuan magma terjadi dan batuan ini berwarna agak gelap dan diperkirakan



17



memiliki kandungan silika sebanyak 54-62% dengan jenis batuan plutonik. Batuan ini disebut batu diorite. Batuan pada sampel B2 adalah batuan yang bergranulitas porfiritik karena terdapat campuran antara butiran yang kasar didalam massa dengan butiran yang lebih halus, batuan ini bertekstur holocrystalin karena semuanya tersusun dari massa kristal, batuan ini memiliki struktur scoria karena terdapat rongga-rongga yang lebih besar, batu ini bergenesa intrusi yang pembekuan magma terjadi di dalam bumi dan batuan ini memiliki warna yang gelap yang diperkirakan memiliki kandungan silika sebanyak 45-54% dengan jenis batuan plutonik. Batuan ini disebut batu gabro. Batuan pada sampel B3 adalah batuan yang bergranulitas afanitik karena butirnya sangat halus dan mineral penyusunnya tidak dapat diamati dengan mata telanjang atau dengan loop, batuan ini bertekstur hipocrystalin karena sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari batuan massa kristal, batuan ini memiliki struktur masif karena tidak menunjukan jejak dan fragmen batuan lain, batuan ini bergenesa ekstrusi yang pembekuan magma terjadi di permukaan bumi dan batuan ini memiliki warna yang sangat gelap yang diperkirakan memiliki kandungan silika sebanyak 45-54% dengan jenis batuan lava. Batuan ini disebut batu basalt. Mineral pada sampel B4 adalah mineral yang bergranulitas monomineralik yang tersusun dari satu mineral saja, mineral ini bertekstur holohyalin karena seluruh mineral tersusun atas massa gelas, mineral ini berstruktur amigdaloidal yang dimana luban-lubang gas teah terisi oleh mineral-mineral sekunder, mineral ini bergenesa ekstrusi, mineral ini memiliki warna yang terang yang diperkirakan memiliki komposisi silica nya 70-80%. Mineral ini disebut ametis.



V. KESIMPULAN



Adapun kesimpulan dari laporan praktikum ini, sebagai berikut : 1. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma baik yang terjadi di bawah permukaan (intrusif) maupun diatas permukaan (ekstrusif). Ciri dari batuan beku adalah memiliki unit Kristal yang kecil yang saling mengikat satu sama lain. 2. Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tekstur dan komposisi mineralnya. Berdasarkan tekstur, batuan dibagi menjadi afanitik, vesikuler, feneritik, dan porfiritik. Berdasarkan komposisi mineral, ada batuan beku asam, batuan beku basa, batuan beku intermediate, dan batuan beku ultrabasa 3. Warna batuan beku dipengaruhi oleh komposisi silica yang terdapat pada batuan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA



Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi. Yogyakarta: Deepublish Chaerul, Muhammad. 2014. Pengantar ilmu batuan. YCAB Publisher Malik, Yakub. 2012. Bagaimana batuan beku terbentuk. Bandung: UPI Fachrul, Rozy. 2016. Pengenalan Batuan Beku. Bandung: UIN Bandung



LAMPIRAN