Laporan Bbmk3 CJ [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUGAS MATA KULIAH BBM ANALISIS K3 “ANALISIS SMK3 DI PT. CHIEL JEDANG FEED KALIMANTAN”



OLEH: KELOMPOK III Muhammad Khalilur Rahman Ibnu Setyo Wardani Alpinah Nur Kiki Azelia Pebriyanti Karolina Putri Sofia Dewi Wini Triana



I1A115225 I1A115216 I1A115204 I1A115233 I1A115237 I1A115238 I1A115021



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2018



LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) SEKTOR INFORMAL PEKERJA BATU BATA DI RT.04 DESA GUDANG TENGAH KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR



Oleh KELOMPOK 3 Muhammad Khalilur Rahman Ibnu Setyo Wardani Alpinah Nur Kiki Azelia Pebriyanti Karolina Putri Sofia Dewi Wini Triana



I1A115225 I1A115216 I1A115204 I1A115233 I1A115237 I1A115238 I1A115021



Telah disahkan dan diterima dengan baik oleh :



Banjarbaru, 29 November 2018



Koordinator Mata Kuliah



Pembimbing Laporan



K3 Sektor Informal



Lenie Marlinae, SKM, MKL NIP. 19770412 200501 2 002



Dian Rosadi, SKM, MPH NIK. 1990. 2015. 2. 171



Mengetahui, Ketua PSKM FK ULM



Fauzie Rahman, SKM, MPH NIP. 19860421 200812 1 002



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Industri Sektor Informal dengan baik dan tepat waktu. Meskipun masih terdapat banyak kekurangan didalamnya. Penyusun pun juga berterimakasih kepada dosen Pembimbing kelompok 3 bapak Dian Rosadi SKM, MPH, yang telah membimbing kami dalam proses penyusunan laporan. Harapan kami, laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembacanya. Namun, kami juga menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan bagi penulis untuk penyusunan laporan ini dikemudian hari. Sekian kata yang dapat disampaikan, mohon maaf jika terdapat salah kata yang kurang berkenan dihati pembaca dalam penulisan laporan ini.



Banjarbaru, 29 November 2018



Tim Penulis



DAFTAR ISI Cover ......................................................................................................... Lembar Pengesahan .................................................................................. Kata Pengantar .......................................................................................... Daftar Isi.................................................................................................... Daftar Tabel .............................................................................................. Daftar Lampiran ........................................................................................ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. B. Tujuan Kegiatan ............................................................................ C. Manfaat Kegiatan .......................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sektor Informal ............................................................................ B. Ergonomi ....................................................................................... C. Alat Pelindung Diri ....................................................................... D. Monitoring dan Evaluasi ............................................................... BAB III HASIL DAN EVALUASI KEGIATAN INTERVENSI A. Analisis Mendalam........................................................................ BAB IV KESIMPULAN ........................................................................ DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



i ii iii iv v vi 7 8 9 11 12 13 19 22 30



BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di Indonesia



masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Pada tahun 2014, terdapat 40.694 kasus Penyakit Akibat Kerja (PAK) di Indonesia. Sebanyak 418 kasus terjadi di Kalimantan Selatan. Penyakit Akibat Kerja (PAK) di kalangan masyarakat di Indonesia belum tercatat dengan baik. Jika dilihat angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukkan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Penyakit akibat kerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu lingkungan kerja dan hubungan kerja. Penyakit akibat kerja atau berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh pemajanan di lingkungan kerja (1). Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam pengendalian risiko maupun analisis yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (2). Selain itu, Undang - undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 165 disebutkan bahwa pengelolaan tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. Proses tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan selalu melakukan pemantauan terhadap tenaga kerja maupun lingkungan kerja (3).



Prinsip dasar dalam penerapan SMK3 sesuai dengan kebijakan Nasional yang harus diterapkan ada 5 oleh perusahaan adalah a). Penetapan kebijakan K3. b). Perencanaan K3 berdasarkan penelahaan awal, HIRA, peraturan & sumber daya.Rencana K3 memuat: tujuan & sasaran, skala prioritas, upaya pengendalian bahaya, penetapan sumber daya, jangka waktu pel, indikator pencapaian, sistem pertanggung jawaban. c).Pelaksanaan rencana K3 berupa Penyediaan SDM perusahaan berkewajiban untuk memiliki SDM yang berkompeten dan bersertifikat sesuai peraturan perundangan Penyediaan sarana & prasarana. d.Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 berupa Pemeriksaan, Pengujian dan Pengukuran Audit Internal SMK3. e.Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 (4). PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan yang terletak di Jl. A Yani Km.48 Desa Banyu Irang Kecamatan Bati-Bati Tanah Laut Kalimantan Selatan yang merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang biotechnologi, food and food service, logistic and home shoping, media and entertainment. Pabrik di Kalimantan ini termasuk kedalam bidang bioteknologi yang di desain berdasarkan pada pengalaman lebih 40 tahun dalam industri pakan ternak, teknologi pakan ternak yang di kembangkan R & D pusat, penggunaan sistem komputer yang canggih, mengadopsi teknologi dari “Bio” industri CJ grup, dan semangat menjadi pabrik pakan ternak terbaik di Indonesia yang menerapkan SMK3 berdasarkan PP No.50 Tahun 2012. Berdasarkan latar belakang diatas maka kegiatan ini bertujuan untuk menilai bahaya dan risiko mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).



B.



Tujuan Kegiatan Adapun tujuan dalam pembuatan laporan ini adalah :



1.



Tujuan Umum Setelah pembuatan laporan ini, diharapkan mahasiswa dapat menganalisis



masalah mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada pabrik PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan melalui kegiatan pengamatan dan kunjungan lapangan



dengan membandingkan teori dengan keadaan sebenarnya di usaha pakan ternak di Kecamatan Bati-Bati Kalimantan Selatan. 2. a.



Tujuan Khusus Mahasiswa mampu mengenali proses dan alur kerja di PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan.



b.



Mahasiswa mampu mengenali organisasi dan program k3 (profil umum) di PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan.



c.



Mahasiswa mampu melakukan penilaian bahaya dan risiko di PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan.



d.



Mahasiswa mampu membuat rekomendasi perbaikan dan pengendalian terkait penemuan di PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan.



C.



Manfaat Kegiatan



1.



Mahasiswa Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan dasar dalam melakukan analisis mengenai kesehatan dan keselamatan kerja yang efektif, mendapatkan pengalaman langsung dalam melakukan kegiatan yang bersinggungan langsung dengan pekerja, memberikan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuannya serta memberikan gambaran kepada pekerja PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan tentang melakukan pekerjaan agar sehat dan selamat. Selain itu juga sebagai proses pembelajaran bagi mahasiswa dalam melakukan komunikasi yang efektif dengan menerapkan praktik kegiatan analisis mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan.



2.



PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan Memperoleh bantuan baik dalam bidang pencegahan dan upaya peningkatan derajat kesehatan pekerja sesuai topik yang disampaikan. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang tentang penerapan Peraraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) sehingga waspada saat bekerja dan dapat melakukan upaya promosi untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang



terjadi dengan cara yang efektif dan aplikatif untuk mengatasi masalah yang di temukan. Sehingga mereka dapat menerapkannya dalam bekerja seharihari yang akan berdampak pada kesehatan diri sendiri dan lingkungan sekitar. 3.



Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat dapat mengembangkan kerjasama dan menjalin kemitraan yang baik dengan perusahaan manufaktur PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan dalam mengaplikasikan teori dari mata kuliah BBM Analisis Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), sehingga dapat menjadi faktor pendukung dalam evaluasi proses belajar mengajar dan sebagai salah satu bentuk perbandingan pengaplikasian teori dengan ke adaan di lapangan.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Program K3 di Perusahaan Program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik adalah program yang terpadu untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari pada lingkungan pekerjaan dimana seseorang bekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan komponen yang melindungi pekerja di perusahaan saat menjalankan pekerjaannya. Pelaksanaan K3 juga didukung dengan penciptaan lingkungan yang sesuai dengan standar kesehatan pekerja. Komponen perlindungan yang kedua adalah perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan kerja. Penerapan K3 dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan pencegahan penyakit akibat menjalankan pekerjaaan (5). Konsep K3 dan implementasi yang dijalankan merupakan investasi dalam jangka panjang untuk meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan dimasa yang akan datang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala daya upaya dan pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan dampaknya melalui langkah-langkah identifikasi, analisa dan pengendalian bahaya dengan menerapkan sistem pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang-undangan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (5). PT. CheilJedang telah melaksanakan program K3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku, diantaranya: sosialisasi K3, mengikutsertakan dan mendorong



semua



karyawan



untuk



mengikuti



program



BPJS



Ketenagakerjaan, memberikan fasilitas K3 di tempat kerja (penyediaan APD, pelayanan kesehatan, dokter, ambulan, APAR, kotak P3K, jalur evakuasi) dan membentuk keanggotaan P2K3. Karyawan yang mengetahui pentingnya melaksanakan program K3 di perusahaan akan cenderung



menerapkan SOP saat bekerja, sehingga dapat meminimalisir risiko kecelakaan kerja (6). Program K3 dapat membentuk Perilaku aman pada pekerja. Perilaku aman dipengaruhi oleh faktor individu dan lingkungan kerja. Perilaku aman mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Perilaku aman juga mampu menunjukkan nilai, keyakinan dan sikap terhadap keselamatan pekerja. Sosialisasi pentingnya K3 dapat dilakukan melalui pemasangan banner slogan K3 ditempat- tempat yang mudah dilihat oleh pekerja serta menggunakan kata-kata atau gambar yang sederhana agar mudah dimengerti oleh pekerja. Banner K3 dapat menampilkan Gambar-Gambar dampak dari kecelakaan kerja, dengan tujuan agar pekerja yang melihat gambar tersebut memahami bahaya- bahaya di lingkungan kerja dan menjadi lebih waspada dalam bekerja. Di PT. CheilJedang telah banyak banner-banner dan poster-poster tentang K3, cara menggunakan APAR pun sudah ada di setiap APAR lengkap dengan fotonya sehingga pengguna APAR nantinya dapat mengetahui caranya dengan jelas. Setiap paginya juga dilaksanakan safety talk sebelum bekerja, rapat tentang trouble yang terjadi saat bekerja dan hasilnya di sosialisakan ke seluruh pekerja dari atasan ke bawahan (7,8). Setiap perusahaan 45 wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota BPJS sedangkan orang atau keluarga yang tidak bekerja pada perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya pada anggota BPJS.Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal, namun juga informal. Di PT. CheilJedang sendiri semua pekerjanya sudah di daftarkan BPJS oleh perusahaan (9). Alat Pelindung Diri (APD) merupakan upaya yang dilakukan terakhir kali dalam penerapan program K3 untuk mencegah terjadinya risiko kecelakaan dan juga sebagai bentuk kelengkapan dari upaya pencegahan kecelakaan yang lainnya.3 APD sangat diperlukan karena risiko terjadinya kecelakaan masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya meskipun upaya pengendalian yang lainnya telah diterapkan (10).



B. Penilaian Bahaya dan Risiko di Perusahaan Bahaya adalah sesuatu yang dapat me- nyebabkan cedera pada manusia atau ke- rusakan pada alat atau lingkungan. Macam- macam kategori hazard adalah bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya mekanik, bahaya elektrik, bahaya ergonomi, bahaya kebiasaan, bahaya lingkungan, bahaya biologi, dan bahaya psikologi (11). Risk assessment adalah proses penilaian yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi. Tujuan dari risk assessment adalah memastikan kontrol resiko dari proses, operasi atau aktivitas yang dilakukan berada pada tingkat yang dapat diterima. Penilaian dalam risk assessment yaitu Likelihood dan severity. Likelihood menunjukkan seberapa mungkin kecelakaan itu terjadi, Severity menunjukkan seberapa parah dampak dari kecelakaan tersebut. Nilai dari likelihood dan severity akan digunakan untuk menentukan risk rating. Risk rating adalah nilai yang menunjukkan resiko yang ada berada pada tingkat rendah, menengah, tinggi, atau ekstrim (11). HIRARC bertujuan agar bahaya yang ada dalam setiap kegiatan dapat terdeteksi dan segera dibuat pengendaliannya sehingga potensi terjadinya kecelakaan kerja dapat diminimalkan. Metode HIRARC adalah metode yang terdiri dari identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian risiko (risk assessment), dan pengendalian risiko (risk control). Potensi penurunan yang dapat terjadi juga perlu dibuat setelah membuat pengendalian resiko. Potensi penurunan dibuat sebagai acuan atau target dari pengendalian yang diterpakan (11).



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1.



Profil Perusahaan PT. Cheil Jedang atau lebih dikenal dengan nama PT. CJ merupakan



perusahaan manufaktur atau multi nasional dan salah satu global lifestyle leading company. Perusahaan ini berasal atau berpusat pada Negara Korea Selatan. CJ didirikan oleh Byung-Chul Lee pada tahun 1953 di Korea Selatan. Pada awalnya perusahaan ini bergerak pada produksi gula pada tahun 1953 dan pada saat itu menjadi pabrik gula pertama di Korea Selatan. Pada saat ini CJ mempunyai unitunit yang tersebar pada 8 negara didunia termasuk Indonesia. PT. CJ berkembang dalam beberapa bidang yaitu biotechnology, food and food service, pharmaceutical, logistic, home shopping dan entertainment.



Gambar 3.1 PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan



PT. CJ telah mendirikan beberapa unit perusahaannya yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia. Unit CJ di Indonesia tergabung dalam CJ Indonesia Group yang bergerak dalam beberapa bidang yaitu, Biotechnology, Feed dan Food. Perusahaan yang kami kunjungi merupakan cabang unit CJ Indonesia yaitu PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan yang berpusat di Kalimantan Selatan. PT. CJFK sendiri baru berdiri pada tahun 2016, dengan vice president Kim Chang Mo yang berasal dari



Korea Selatan. PT. CJFK hanya bergerak dalam bidang Feed yaitu produksi pakan ternak unggulan. Adapun beberapa produk PT. CJFK yaitu pakan ternak petelur, pedaging dan duck feed dalam bentuk crumble, concentrate dan pellet.



2.



Proses dan Alur Kerja PT. CJFK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi pakan



ternak. PT. CJFK telah menggunakan teknologi dalam proses produksinya. Proses produksi produk dimulai dari penerimaan bahan baku hingga menjadi produk yang telah sesuai standar PT. CJFK. Berikut adalah alur kerja produksi pada PT. CJFK : Penerimaan bahan baku



Unloading



• Security check • Pengecekan data by security • pengecekan quality sesuai standar quality PO • jika tidak memenuhi standar , material akan dikembalikan



Penyimpanan bahan baku



• Bongkar muatan dari truck • ada inspeksi quality kembali pada unloading



Quality Check & Finish • dilakukan quality check di lab • jika sudah sesuai standar produk akan di distribusikan



Pemuatan Bahan Baku



• corn di silo • SBM di gudang SBM • Material lain di gudang material • Liquid di gudang liquid



pengepakan



• pemuatan material kedalam mesin dengan manual oleh pekerja



Proses Produksi



• Setelah produk jadi, produk akan masuk ke mesin pengepakan



• bahan akan disalurkan kembali ke mesin produksi dan dilakukan proses produksi



Gambar 3.2 Proses dan alur kerja PT. CJFK a.



Penerimaan bahan baku Pada tahapan ini diawali dengan security check dan pengecekan data, seperti surat ijin, no. PO, nama supplier dan pengambilan data MRI. Setelah melewati security check maka truck/ container diperbolehkan memasuki dan parkir pada PT. CJFK, kemudian dilakukan sampling dan quality control sesuai standar PO. Bahan baku yang tidak sesuai akan di reject dan dikembalikan kepada supplier.



b.



Unloading Pada tahap ini material atau bahan baku di bongkar muat dari truck/container secara manual oleh pekerja. Pada tahap ini dilakukan kembali inspeksi quality terhadap bahan baku.



c.



Penyimpanan Bahan Baku Pada tahap ini bahan baku akan disimpan sesuai jenisnya dan tempatnya masing-masing. Untuk bahan baku jagung akan di simpan di SILO, penyaluran bahan baku ke silo dilakukan oleh operator SILO. Untuk bahan baku SBM akan di simpan khusus di gudang SBM dan untuk bahan baku lainnya akan disimpan di gudang material sesuai jenisnnya.



d.



Pemuatan Bahan Baku Pada gudang masing-masing bahan baku sudah terdapat mesin yang akan menyalurkan bahan baku ke mesin-mesin produksi. Pemuatan bahan baku ini dilakukan secara manual oleh pekerja.



e.



Proses Produksi Pada tahap ini bahan baku akan diproses menjadi produk jadi. Sebelum menjadi produk jadi bahan baku akan melewati beberapa tahap produksi, seperti pengeringan, penggilingan hingga pemasakan. Proses produksi menggunakan mesin ini dilakukan oleh operator mesin pada ruangan central control room.



f.



Pengepakan Setelah produk telah jadi, produk akan disalurkan ke mesin pengepakan. Pengepakan produk tersebut selain menggunakan mesin juga dibantu oleh pekerja secara manual. Setelah dikepak produk akan disimpan pada gudang finish produk yang disusun oleh mesin robot.



g.



Quality Check dan Finish Sebelum produk didistribusikan, PT. CJFK kembali melakukan quality check pada laboratorium yang berada pada perusahaan tersebut agar memenuhi standar produk. Setelah produk dinyatakan lolos quality check maka produk siap didistribusikan kepada konsumen



3.



Organisasi dan Program K3 PT. Cheil Jedang Feed Kalimantan merupakan salah satu perusahaan multi



nasional yang bergerak dalam bidang produksi pakan ternak. Pada proses produksinya PT. CJFK telah menggunakan mesin canggih tetapi selain itu juga masih menggunakan cara manual, dimana terdapat banyak potensi-potensi bahaya bagi pekerja. PT. CJFK telah menerapkan aspek-aspek K3 pada perusahaannya diantaranya adalah : a. SMK3 Berdasarkan pemaparan materi dan diskusi yang dinarasumberi oleh ahli k3 pada PT. CJFK, mereka telah menerapkan aspek-aspek SMK3 yang mengacu pada PP No. 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen K3.Hal dasar yang dapat kita lihat yaitu komitmen dan kebijakan dari perusahaan tersebut.



Gambar 3.3 Komitmen dan kebijakan K3 PT. CJFK



Selain komitmen, mereka juga telah membentuk Tim P2K3 dan Emergency Response Team dengan struktur sebagai berikut :



Gambar 3.4 Struktur P2K3 Selain yang telah disebutkan, masih banyak aspek-aspek SMK3 yang telah diterapkan oleh PT. CJFK sesuai dengan PP No.50 tahun 2012 seperti manajemen pengendalian bahaya dengan 5 hirarki, pembuatan HIRARDC, pemenuhan gizi karyawan dengan penyediaan kantin, hingga pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan oleh klinik atau dokter yang telah bekerjasama dengan PT. CJFK. Dari hal-hal dasar tersebut dapat kita lihat PT. CJFK telah ikut mengambil langkah dalam menuju Indonesia berbudaya K3. b. Program-Program K3 Berdasarkan pemaparan materi tentang K3 pada PT. CJFK telah memiliki program-program terkait dengan K3. Program-program atau kegiatan ini dilaksanakan dengan waktu yang berbeda-beda, yaitu : 1) Daily (Harian) Program atau kegiatan K3 yang dilaksanakan PT. CJFK secara harian adalah Safety Permit, Safety Induction, Safety Patrol dan Smart Meeting. 2) Weekly (Mingguan) Program atau kegiatan K3 yang dilaksanakan PT. CJFK secara mingguan adalah Safety Talk, Weekly Meeting Unsafe Action/condition, Fire Extinguisher Check, dan Hydrant Check.



3) Monthly (Bulanan) Program atau kegiatan K3 yang dilaksanakan PT. CJFK secara bulanan adalah Safety Meeting, Meeting BK3, Meeting P2K3, Meeting PPJP dan Contractor serta Safety Campaign. 4) Annualy (Setiap Tahun) Program atau kegiatan K3 yang dilaksanakan PT. CJFK secara tahunan adalah Safety Audit & Safety Committee Meeting, Safety Training, ERP, Safety Competition, Environment Monitoring Control dan Medical Check Up. Berdasarkan pernyataan dari ahli k3 PT. CJFK yang mengacu pada data MCU perusahaan tersebut bahwa penyakit terbanyak yang dikeluhkan para pekerjanya adalah kolesterol. Dengan adanya program-program rutin tersebut diharapakan penerapan aspek k3 pada PT. CJFK semakin berkembang dan meningkat serta dapat menanamkan budaya K3 hingga dapat berbudaya K3 secara keseluruhan. B. Tinjauan Lapangan a. SMK3 Indonesia telah memiliki sebuah peraturan khusus yang mengatur tentang penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 mengatur bahwa setiap perusahaan dengan syarat tertentu seperti mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi harus menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efisien, produktif serta mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (15). Pelaksanaan SMK 3 wajib dilakukan oleh perusahaan jika memperkerjakan peker/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau yang mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. Bentuk pelaksanaan SMK 3 meliputi : a. Penetapan kebijakan K3 b. Perencanaan K3 c. Pelaksanaan rencana K3 d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3



e. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK 3 Penetapan kebijakan K3 dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi: 1. Identihkasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko 2. Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik 3. Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan 4. Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan keselamatan 5. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan. b. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus c. Memperhatikan masukan dari pekerja buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh. Pelaksanaan perencanaan K3 dilakukan perusahaan dengan didukung oleh sumber daya manusia dibidang K3, prasarana, dan sarana. Sumber daya yang dibutuhkan dengan kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat seperti ahli K3 umum yang berkewenangan di bidang K3 dengan surat izin kerja dari instansi yang berwenang. Prasarana dan sarana yang diperlukan untuk perencanaan K3 seperti organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3, anggaran yang memadai, prosedur kerja dan intruksi kerja. Perusahaan dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan persyaratan K3 sebagai berikut : a. Tindakan pengendalian b. Perancangan (design) dan rekayasa c. Prosedur dan instruksi kerja; d. penyerahan sebagianpelaksanaan pekerjaan; d. Pembelian pengadaan barang dan jasa e. Produk Akhir f. Upaya Menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri; dan g. Rencana dan pemulihan keadaan darurat Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan K3 perlu menunjuk sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi kerja dan kewenangan di



bidang K3, melibatkan seluruh pekerja juga diperlukan agar pekerja lebih mengetahui tentang pentingnya K3. Membuat petunjuk K3 yang harus di patuhi oleh suluruh karyawan perusahaan dan pihak lain yang terkait, membuat prsedur informasi, membuat prosedur pelaporan dan mendokumentasikan seluruh kegiatan. Selanjutnya dilakukan pelaskanaan monitoring dan evaluasi yang digunakan untuk mengetahui dan menilai kegiatan SMK 3 yang sedang dilakukan dan yang telah dilakukan an diiringi dengan audit SMK 3 yang meliputi : a. Pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen b. Pembuatan dan pendokumentasian rencana K3 c. Pengendaliar perancangan dan peninjauan kontrak d. Pengendalian dokumen e. Pembelian dan pengendalian produk f. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3 g. Standar pemantauan h. Pelaporan dan perbaikan kekurangm i. Pengelolaan material dan perpindahannya; PT. Chiel Jedang Feed Kalimantan telah melaksanakan SMK 3 pada perusahaanya dengan pelaksanaan penetapan kebijakan K3 yang diatur oleh Sumber daya yang memiliki sertifikat ahli K3, kemduaian perencanan program K3 yang telah disusunn sebagai program yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan K3 sesuai dengan waktu yang telah ditentukan seperti pemasangan ramburambu medical check up dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja. Selanjutnya adanya pemantauan dan evaluasi kerja dengan melaksankan patrol di setiap section yang berguna untuk memonitoring pelaksanaan program K3 dan juga tindakan yang yang dilakukan oleh pekerja dalam melaksankan K3, setelah dilakukannya pemantauan dan evaluasi kinerja K3 maka dilakukan peninjauan dan peningkatan SMK3 jika masih ditemukanya kekurangan yang ada di lapangan.



b. Surveilans KK dan PAK Salah satu hal yang menjadi perhatian dan sangat serius dalam pelaksanaan pekerjaan adalah masalah kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan. Risiko tersebut merupakan dampak karena kompleksitas pekerjaan beserta kurangnya kontrol dari proyek sehingga nantinya akan berdampak negatif pada pembangunan proyek itu sendiri. Hal yang dilakukan untuk meminimalkan risiko yang akan timbul yaitu diperlukan adanya identifikasi, analisis, dan mitigasi terhadap kemungkinan risiko yang akan terjadi. Hal tersebut juga perlu dilakukan surveilan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja agar mengetahui risiko yang ada di area kerja. Pada perusahaan PT. Chiel Jedang Feed Kalimantan telah dilakukan surveilan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan dilaksanakanya pengumpulan data area kerja yang memiliki risiko tinggi dan berbahaya agar menjadi titik fokus untuk menjaga pekerja selalu berkerja dengan aman. Dari pengumpulan data tersebut dibuat lah suatu skema yang menunjukkan daerah mana yang memiliki area kerja yang berbahaya kemudian memberikan perhatian khusus seperti pemberian minuman tambahan dan juga medial check up untuk pekerja yang ada di area kerja yang berbahaya. Kemudian dari pelaksanaan surveilans K3 dapat mengetahui APD yang perlu diberikan pada pekerja yang memiliki potensi bahaya yang tinggi.



c. Gizi Kerja Gizi kerja adalah nutrisi atau kalori yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan termasuk pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja tenaga kerja setinggi-tingginya. Kebutuhan gizi kerja seseorang ditentukan oleh : umur, jenis kelamin, berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan aktivitas jasmani / pekerjaan. Adapun jenis-jenis kerja menurut aktivitas kerjanya adalah sebagai berikut (16): 1. Kerja ringan. a. Laki-laki: Kerja kantor, dokter, guru, juru rawat, ahli hukum, kerja di toko, pengangguran



b. Wanita : Kerja kantor, pekerjaan rumah tangga (dengan menggunakan mesin), juru rawat, dokter. 2. Kerja sedang a. Laki-laki : Industri ringan, mahasiswa, buruh bangunan, petani, nelayan (dengan menggunakan mesin) b. Wanita : Industri ringan, mahasiswa, pekerjaan rumah tangga (tanpa mengunakan mesin) 3. Kerja berat. d. Laki-laki : buruh bangunan, petani, nelayan (tanpa mengunakan mesin) e. Wanita : Petani tanpa mesin, atlit, penari. 4. Kerja berat sekali a. Laki-laki : Tukang kayu, tukang besi (tanpa mesin) b. Wanita : buruh bangunan Pada perusahan PT. Chiel Jedang Feed Kalimantan aktivitas kerja di golongkan menjadi aktivitas kerja sedang dikarenakan untuk system produksi sendiri lebih banyak dilakukan oleh mesin yang mana tidak terlalu menguras tenaga dari pekerja itu sendiri. Dari patokan tersebut maka pemberian makan pada pekerja pun seperti itu sesuaikan kebutuhan energy yang dibutuhkan. PT. Chiel Jedang Feed Indoensia memasak makanan untuk pekerjanya menggunakan 2 koki dan 4 helper dengan tujuan kualitas makanan yang diberikan pada pekerja dapat terjaga dan selalu diawasi oleh tim gizi yang ada di perusahaan tersebut selanjutnya untuk bahan baku mentah telah di beli dari vendor yang akan memberikan bahan baku mentah seperti ikan sayur dan sebagainya pada pagi hari di setiap harinya. Sistem makan yang ada di PT. Chiel Jedang Feed Kalimantan menggunakan system prasmanan yang mana pekerja dapat mengambil sendiri makna yang telah disediakan. Dari penuturan tim gizi menyatakan bahwa jika pekerja wanita hanya mengambil sedikit saja bila makan dan itu menjadi masalah jika kebutuhan energy nya tidak tercukupi maka dari tu tim gizi menyiasatinya dengan penambahan kandungan energy yang ada pada makanan tersebut. Pengadaan



kantin



juga



diperlukan



dalam



perusahaan



agar



dapat



menyelenggarkan makanan di tempat kerja. PT Chiel Jedang Feed Kalimantan telah



melaksanakan pengadaan kantin dan penyelenggaran makan di tempat kerja sesuai dengan peraturan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 01/Men/1979.



d. Faktor Fisik Kimia dan Biologi 1. Faktor fisik Faktor fisik yang ada pada PT. Chiel Jedang Feed Kalimantan yaitu kebisingan, getaran dan pencahayaan. Pengukuran dan pengendalian kebisingan harus dilakukan pa tempat yang memiliki sumber bahaya kebisingan dan operasi peralatan kerja, tempat kerj ayang memiliki sumber kebisingan merupakan tempat kerja yang terdapat sumber kebisingan terus menerus, terputus putus, implusif, dan implusif berulang . pengendalian yang dilakukan untuk program pencegahan dari kebisingan dengan: a. Menghilangkan sumber kebisingan b. Mengganti alat, bahan proses dan proses kerja yang menimbulkan sumber kebisingan c. Memasang pembatas, peredam suara, penutupan sebagaian atau seluruh alat d. Mengatur dan membatasi pajanan e. Menggunakan alat pelindung diri Dari beberapa upaya pengendalaian yang ada PT. Chiel Jedang Feed Kalimantan melakukan upaya memasang pembatas, peredam suara atau pentup sebagain atau seluruhnya dari alat itu digunakan pada pembatas antara mesin dan ruang control, selanjutnya menggunakan alat pelindung diri pada pekerja yang melakukan aktivitas pada tempat yang berdekatan pada mesin namun pada tinjauan lapangan tidak menggunakan alat pelindung diri seperti earplug maupun ear muff yang menjadi alat untuk mengurangi kebisingan. Selanjutnya factor fisik getaran yaitu dimana adanya tempat kerja yang terdapat sumber getaran pada lengan dan tangan serta getaran seluruh tubuh. Pengendalian yang harus dilakukan jika adanya getaran yang berlebihan yaitu dengan :



a. Menghilangkan sumber getaran b. Mengganti alatm bahan, dan proses kerja yang menimbulkan sumber getaran c. Mengurangi pajanan getaran dengan menambakan bantalan peredam di anatara alat dan bagian tubuh d. Membatasi pajanan getaran melalui pengaturan waktu kerja e. Penggunaan alat pelindung diri yang sesuai Dilihat dari onservasi lapangan bahwa factor fisik yaitu getaran yang ada pada proses kerja berada pada pekerja yang menajdi operator forklift yang bertugas untuk memindahkan barang hasil jadi yaitu makanan ternak. Pada saat proses kerja tersebut pekerja yang menjadi operator mendapatkan getaran dari forklift yang ada dengan jangka waktu selama proses produksi berlangsung . Namun dilihat kembali ke lapangan bahwasanya pengendalian belum dilakukan oleh PT. Chiel Jedang Feed Kalimantan. Selanjutnya factor fisik pencahayaan, pencahayaan terbagai menjadi 2 yaitu pencahayan alami dan pencahayaan buatan dan pencahayaan perlu disesuaikan dengan pekerjaan yang ada. Pencahayaan diperlukan pada ruangan laboratorium dan ruangan kerja serta kontrol yang memerlukan pencahayaan dalam berkerja. Dari observasi yang dilakukan dilapangan ruangan laboratorium sendiri dianggap memiliki pencahayaan yang cukup dan telah dilakukan pengukuran pencahayaan secara berkala. Untuk ruangan kerja dan control pencahayaan yang ada telah cukup untuk menerangi area kerja dan seluruhnya telah dilakukan pengukuran secara berkala. 2. Faktor kimia Faktor kimia yang ada di PT. Chiel Jedang Feed Kalimantan paling banyak berada pada laboratorium yang banyak menyimpan bahan kimia pengendalian yang diperlukan untuk mengurangi pajanan dari bahan kimia yaitu dengan: a. Menghilangkan sumber potensi bahaya kimia b. Mengganti bahan kimia c. Memodifikasi proses kerja d. Mengisolasi atau membatasi pajanan sumber potensi bahay kimia e. Menyediakan system ventilasi



f. Membatasi pajanan sumber potensi bahaya kimia g. Merotasi tenaga kerja h. Penyediaan lembar data keselamatan bahan dan label bahan kimia i. Penggunaan alat pelindung diri yang sesuai Dilihat dari observasi lapangan bahwasanya pengendalian yang dilakukan untuk mengurangi potensi bahaya kimia dengan mengisolasi dan membatasi pajanan dengan memberikan ruang khusus untuk bahan kimia yang memiliki konsentasi yang tinggi dan ruangan tersevut diberikan ventilasi serta pekerja juga diberikan alat pelindung diri seperti masker, baju lab, kacamata, sarung tangan latex, sepatu khusus dan penutup kepala yang telah disediakan. Selanjutnya rotasi kerja juag dilakukan dengan pengaturan shift yang dibagi menjadi 3 shift serta adanya lembar data keslamatan bahan dan label bahan kimia untuk memudahkan mengetahui bahaya dan pengendalian jika terpapar dengan bahan kimia yang bersangkutan.



e. Keluhan Umum pada Pekerja di Bidang Manufaktur Keluhan yang dirasakan oleh pekerja adalah kolestrol dan asam urat yang diakibatkan kurangnya aktvitas kerja karena hampir seluruh pekerjaan dilakukan dengan mesin yang mengakibatakan pekerja kekurangan aktivitas fisik. No 1



Tinajauan lapangan SMK 3



Dokumentasi Tidak ada



2



Surveilans KK dan Tidak ada PAK



GAP dengan Teori Penjelasan SMK 3 telah dilaksanakan sesuai dengan PP No 50 Tahun 2012. Telah dilakukan HIRADC namun dalam kenyataan dilapangan masih ada pekerja yang melakukan tindakan tidak aman dan penyebaran informasi yang masih kurang.PP No 50 Tahun 2012



3



Gizi kerja



Tidak ada



Pelaksanaan penyediaan sudah bagus sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 01/Men/1979.



4



Factor biologi



fisik,kimia, Tidak ada



5



Keluhan pekerja



Tidak ada



Namun terjadi overnutrition yang dibuktikan dengan pekerja yang overweight sesuai dengan Depkes 1995 Sudah dilaksanakan dengan baik Nomor 5 Tahun 2018 Keluhan pekerja adalah kelostrol dan asam urat yang diakbiatkan makanan yang overnutrition. Sesuai dengan keadaan lapangan.



C. Analisis Mendalam tentang GAP Teori dan Lapangan Angka kecelakaan kerja di Indonesia yang juga tinggi dan tercatat di Jamsostek yaitu angka kecelakaan kerja tahun 2011 lalu mencapai 99.491 kasus. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus. Data ke celakaan tersebut mencakup seluruh perusahaan yang menjadi anggota Jamsostek dengan jumlah peserta sekitar 7 juta orang atau sekitar 10% dari seluruh pekerja di Indonesia. Oleh karena itu jumlah kecelakaan kerja secara keseluruhan diperkirakan jauh lebih besar. Untuk itu pemerintah telah mengeluerkan PP No. 50 Tahun 2015 tentang SMK3 (17). Di Indonesia telah memiliki sebuah peraturan khusus yang mengatur tentang penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 mengatur bahwa setiap perusahaan dengan syarat tertentu seperti mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi harus



menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efisien, produktif serta mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (18). Di Indonesia, data mengenai Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di sarana umum kesehatan secara umum belum tercatat dengan baik, namun menurut Departemen Kesehatan (Depkes) 2007, diketahui bahwa risiko bahaya yang dialami oleh pekerja di rumah sakit adalah infeksi HIV (0,3%), risiko pajanan membrane mukosa (1%), risiko pajanan kulit (