Laporan Bengkel Semester 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LEMBAR PENGESAHAN Laporan hasil praktik bengkel instalasi penerangan semester II Politeknik Negeri Ujung Pandang Nama



:



Andi Nurul Chairun Nisa



NIM



:



321 12 029



Kelas



:



1B LISTRIK D3



Judul



:



Praktik Bengkel Instalasi Penerangan



Benar telah melakukan praktik semester II di bengkel listrik, jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh instruktur yang bersangkutan. Makassar, Penanggung jawab,



PURWITO,ST.,MT



1



ABSTRAK Penulis



: Andi Nurul Chairun Nisa



Judul



: Laporan Bengkel Instalasi Penerangan



Hal



: Laporan Bengkel



2



KATA PENGANTAR Puji Yang



syukur



Maha



sehingga



Esa,



penulis atas



laporan



panjatkan



berkah



praktek



dan



kehadirat



limpahan



bengkel



listrik



Tuhan



rahmatNya ini



dapat



terselesaikan, dengan judul “PRAKTEK BENGKEL INSTALASI PENERANGAN”. Laporan



ini



berisi



tentang



segala



apa



yang



berkaitan dengan praktek yang telah dilakukan, macammacam



alat



dan



kegunaannya



masing-masing,



serta



manfaat dari praktek itu sendiri. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak dalam hal ini instruktur dan rekan lainnya, maka dalam praktek maupun penmbuatan laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, oleh karena itu



penulis



semua



mengucapkan



pihak



banyak



terkait,



terima



khususnya



kasih kepada



kepada dosen



pembinmbing (instruktur). Dalam



laporan



kesalahan,



baik



penulisannya,



oleh



ini



masih



dari



isi,



karena



itu,



terdapat



banyak



penyusunan



maupun



penulis



menyampaikan



maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun



untuk



perbaikan



pembuatan



laporan



ke



depannya. Penulis,



Muh. Hanif Haris



3



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL



. . . . . . . . . . . . . .



i



LEMBAR PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . .



ii



ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . .



iii



KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . .



vii



DAFTAR ISI



viii



. . . . . . . . . . . . . . . .



DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . .



ix



BAB I ( PENDAHULUAN)



. . . . . . . . . . .



1



. . . . . . . . . . . .



2



1.1



Latar Belakang



1.2 Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . .



2



BAB II ( TINJAUAN PUSTAKA)



4



. . . . . . . .



2.1 Kabel/Penghantar. . . . . . . . . . . . 2.2 Saklar. . . . . . . . . . . . . . . . . 2.3 Kotak Kontak. . . . . . . . . . . . . . 2.4 Fitting . . . . . . . . . . . . . . . .



4 5 10 10



2.5 Beban/Lampu . . . . . . . . . . . . . .



10



2.6 Steker / Colokan Listrik. . . . . . . .



11



2.7 Pipa Instalasi. . . . . . . . . . . . .



11



2.8 Pengaman. . . . . . . . . . . . . . . .



13



2.9 Panel Hubung Bagi (PHB) . . . . . . . .



13



2.10 Alat-Alat Pertukangan Listrik. . . . .



15



BAB III ( PERALATAN YANG DIGUNAKAN )



15



BAB IV ( LANGKAH KERJA )



. . .



. . . . . . . . .



4.1 Pembuatan Garis bantu . . . . . . . . . 4.2 Pemipaan. . . . . . . . . . . . . . . . 4.3 Pemasangan Komponen . . . . . . . . . . 4.4 Penarikan Kabel . . . . . . . . . . . .



18 18 18 19 19



4



4.5 Pengerjaan Panel. . . . . . . . . . . .



21



BAB V ( GAMBAR RANGKAIAN )



23



. . . . . . . .



BAB VI (ANALISA DAN TROUBLE SHOOTING) . . . 6.1 Analisa . . . . . . . . . . . . . . . . 6.2 Troubleshooting . . . . . . . . . . . .



32 32 34



BAB VII ( PENUTUP ). . . . . . . . . . . . .



35



7.1 Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . .



35



7.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB VIII ( DAFTAR PUSTAKA ). . . . . . . . . BAB IX (LAMPIRAN) . . . . . . . . . . . . .



35 37 38



5



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Kabel NYA . . . . . . . . . . . . .



4



Gambar 2.2. Kabel NYM . . . . . . . . . . . . .



5



Gambar 2.3. Kabel Serabut . . . . . . . . . . .



5



Gambar 2.4. Saklar Seri . . . . . . . . . . . .



6



Gambar 2.5. Saklar Tukar. . . . . . . . . . . .



7



Gambar 2.6. Saklar Silang . . . . . . . . . . .



7



Gambar 2.7. Saklar tekan dengan dan tanpa lampu tanda (biasa) . . . . . . . . . . .



7



Gambar 2.8. Saklar Impuls . . . . . . . . . . .



8



Gambar 2.9. Saklar Staircase. . . . . . . . . .



8



Gambar 2.10. LDR. . . . . . . . . . . . . . . .



9



Gambar 2.11. Timer. . . . . . . . . . . . . . .



9



Gambar 2.12. Relay. . . . . . . . . . . . . . .



9



Gambar 2.13. Kotak Kontak. . . . . . .. . . . .



10



Gambar 2.14. Fitting. . . . . . . . . . . . . .



10



Gambar 2.15. Lampu. . . . . . . . . . . . . . .



11



Gambar 2.16. Lampu Tanda. . . . . . . . . . . .



11



Gambar 2.17. Steker . . . . . . . . . . . . . .



11



Gambar 2.18. PVC. . . . . . . . . . . . . . . .



12



Gambar 2.19. Tedos. . . . . . . . . . . . . . .



12



Gambar 2.20. Klem. . . . . . . . . . .. . . . .



12



Gambar 2.21. Roset Kayu . . . . . . . . . . . .



13



Gambar 2.22. Fuse . . . . . . . . . . . . . . .



13



Gambar 2.23. MCB. . . . . . . . . . . . . . . .



13



Gambar 2.24. Terminal . . . . . . . . . . . . .



14



Gambar 2.25. Wire Duct



14



. . . . . . . . . . . .



6



Gambar 2.26. Busbar. . . . . . . . . . . . . . . .



14



Gambar 2.27. Obeng . . . . . . . . . . . . . . . .



15



Gambar 2.28. Tang



. . . . . . . . . . . . . . . .



15



Gambar 2.29. Palu



. . . . . . . . . . . . . . . .



15



Gambar 2.30. Gergaji . . . . . . . . . . . . . . .



15



Gambar 5.1. Diagram Listrik Bengkel Listrik Semester II



. . . . . . . . . . . . .



24



Gambar 5.2. Diagram Kontrol dan Pemasangan Panel..



25



Gambar 5.3. Detail Panel Penerangan. . . . . . . .



26



Gambar 5.4. Pemasangan Busbar. . . . . . . . . . .



27



Gambar 5.5. Pandangan Belakang Pintu Panel . . . .



28



Gambar 5.6. Pandangan Depan + Potongan Pintu Panel



29



Gambar 5.7. Pintu Panel Belakang . . . . . . . . .



30



Gambar 5.8. Instalasi Penerangan . . . . . . . . .



31



Gambar 9.1. Rangkaian Instalasi Penerangan . . . .



38



Gambar 9.2. Rangkaian Instalasi Penerangan saat Beroperasi . . . . . . . . . . . . . .



38



7



BAB I PENDAHULUAN Pendidikan



tinggi



yang



merupakan



bagian



dari



sistem pendidikan nasional bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan



akademik



menerapkan,



atau



profesional



mengembangkan,



dan



pengetahuan,



teknologi



dan



mengupayakan



penggunaannya



untuk



kehidupan



masyarakat



dan



yang



dapat



menciptakan



ilmu



kesenian,



serta



meningkatkan



memperkaya



taraf



kebudayaan



nasional. Pada



perguruan



tinggi



dapat



dibagi



menjadi



2



yaitu jalur Teoritis sebagai pengarang dan perancang serta



jalur



pendidikan



profesional



sebagai



tenaga-



tenaga terampil yang siap pakai, baik untuk terjun ke lapangan industri kecil atau yang berskala besar. Untuk



mewujudkan



hal



tersebut



salah



satunya



dengan praktek kali ini yang berjudul Praktek Bengkel Instalasi Penerangan yang bertujuan untuk meningkatkan potensi kerja dan keterampilan mahasiswa. Dalam seorang



suatu



alumni



kemampuan meningkatkan



industri,



SMU/SMK



kerja



keterampilan



belum



pada



keterampilan



cukup



suatu



teknik



untuk



mendukung



industri.



tersebut



banyak



bagi Untuk



hal



yang



harus dilakukan, salah satunya adalah membekali ilmu keteknikan yaitu praktek bengkel. Teori tidak



yang



didukung



efektif



dan



diperoleh dengan



tidak



selama



praktek



seimbang.



perkuliahan



akan



Oleh



menjadi



karena



jika kurang



itu,



bagi



orang yang tertarik akan ilmu keteknikan akan berusaha mencari tempat untuk menyalurkan kreasinya. Salah satu lembaga pendidikan yang bergerak dalam bidang



keteknikan



adalah



Politeknik



Negeri



Ujung



Pandang. Teknik elektro program studi teknik listrik



8



merupakan



salah



satu



sarana



pendidikan



yang



menghasilkan tenaga profesional, karena keberadaannya menjembatani industry dalam memenuhi kebutuhan tenaga ahli



yang



professional,



sehingga



sangat



dibutuhkan



saat ini dan juga saat yang akan datang. 1.1. Latar Belakang Latar belakang dilaksanakannya praktek ini adalah untuk



meningkatkan



kreatifitas tenaga



potensi



mahasiswa,



yang



kerja,



sehingga



professional



keterampilan,



menciptakan



di



bidang



tenaga-



kelistrikan.



Mengingat pentingnya praktek ini, maka secara tidak langsung yang



mahasiswa dapat mengambil suatu pelajaran



sangat



bermanfaat



nantinya



sebagai



bekal



dan



dasar dalam peningkatan kreatifitas industri. Diutamakanya praktek di lembaga pendidikan ini, seperti yang telah disebutkan diatas yaitu menciptakan tenaga-tenaga yang ahli dan profesional serta cakap dalam



bidangnya.



Selain



itu,



praktek



ini



merupakan



kegiatan dasar sebelum terjun langsung di masyarakat luas.



Sebagai



realisasi



hasil



latihan



praktik



yang



telah dilakukan, maka dituangkanlah ke dalam bentuk laporan berupa laporan kegiatan dalam praktek bengkel instalasi penerangan. 1.2



Tujuan



Setelah



menyelesaikan



praktik



bengkel



listrik



ini,



mahasiswa diharapkan mampu: 1.



Menggunakan petunjuk teknik untuk praktek



2.



Memilih



dan



menandai,



menerapkan



pemakaian



yang



tepat,



memasang,



mengencangkan



dan



teknik



kabel



penghantar



pemasangan. 3.



Menyiapkan



dan



untuk



sambungan



yang dapat diandalkan. 4.



Menyiapkan peralatan instalasi yang sesuai dengan urutan kerja yang baik.



9



5.



Membandingkan metode-metode instalasi yang berbeda sesuai dengan prinsip dasar instalasi listrik.



6.



Memasang



dan mengawati instalasi dari pengaman,



peralatan (saklar



kontrol cahaya,



seperti relay,



saklar



saklar



pengontrol



waktu,



saklar



impuls, staircase dan kontaktor). 7.



Memeriksa fungsi/kerja dari suatu instalasi



8.



Menemukan kesalahan pada instalasi (kesalahan yang dibuat oleh pembimbing) / analisa troubleshooting pada rangkaian.



9.



Membuat laporan hasil praktik sesuai waktu yang ditentukan.



10



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KABEL / PENGHANTAR Bahan penghantar listrik adalah benda logam atau bukan logam yang bersifat menyalurkan arus listrik. Jadi kabel merupakan media penghantar tenaga listrik dari



sumber



tenaga



listrik



ke



peralatan



yang



menggunakan sumber tenaga listrik atau menghubungkan dari



suatu



peralatan



listrik



keperalatan



listrik



lainnya. 2.1.1



Penghantar Pejal Penghantar



Pejal



adalah



penghantar



padat



yang tidak berongga. a. Kabel NYA Kabel NYA adalah kabel penghantar yang terdiri dari



satu



dengan



inti



tembaga



dan



berisolasi



plastik (PVC). Jenis kabel ini dianggap sederajat dengan



NGA



pengganti



dan



atau



dapat



dikatakan



saingan



keduanya,



juga



sebagai



pemakaian



NYA



serupa dengan NGA yaitu dapat dimasukkan dalam pipa pada ruang tertutup. Kabel NYA paling banyak digunakan sebagai kabel rumah karena susunan NYA sangat sederhana yaitu hanya



terdiri



dari



penghantar



tembaga



polos



dengan isolasi plastik.



11



b. Kabel NYM Kabel



NYM



adalah



penghantar



yang



terdiri



dari



satu inti atau lebih, dengan penghantar tembaga dan berisolasi plastik (PVC) serta dibungkus oleh lapisan



selubung



plastik.



Kabel



NYM



memiliki



penghantar tembaga polos dengan isolasi plastik. Luas



penampang



penghantarnya



1,5



mm2



terdiri



sampai



dari



dengan



kawat



10



mm2



tunggal



yang



kabel



yang



isolasi



dan



dipilih menjadi satu.



2.1.2



Penghantar Fleksibel Penghantar



karena



(serabut)



fleksibel



sifat-sifat



adalah



penghantarnya,



selubungnya yang fleksibel dan dimaksudkan untuk dihubungkan yang dapat dipindah-pindahkan. Kabel ini



tidak



dipasang



tetap



di



dinding,



langit-



langit, dan sebagainya. 2.2 SAKLAR Saklar



termasuk



bahan



jadi



yang



merupakan



alat



yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik sangat



dari



sumber



banyak



macam



tegangan dan



menuju



ragamnya



beban.



misalnya



Saklar ;



untuk



keperluan instalasi penerangan, untuk tegangan tinggi, instalasi tenaga dan lainnya. Jenis-jenis saklar pada dasarnya terbagi menjadi : -



Saklar manual



-



Saklar megnetik (MC)



-



Saklar otomatis



Saklar manual menurut penggunaanya untuk :



12



-



Instalasi penerangan



-



Instalasi tenaga



Macam-macam



saklar



manual



yang



digunakan



untuk



instalsi penerangan menurut hubungan antara lain : 



Saklar tunggal







Saklar kutub dua







Saklar seri







Saklar kutub tiga







Saklar tukar







Saklar tarik







Saklar silang







Saklar







Saklar kelompok



bel



(push



button)



Sedangkan menurut bentuknya saklar dibedakan menjadi : 



Saklar putar







Saklar tarik







Saklar balik







Saklar tekan



Bentuk pemasangan saklar adalah : 



Saklar ditanam dalam tembok (INBOUW)







Saklar tidak ditanam dalam tembok (OUTBOUW)



Adapun saklar yang digunakan dalam praktik kali ini adalah sebagai berikut. 2.2.1



Saklar seri



Digunakan buah



untuk



kelompok



memutuskan lampu



dan



secara



menghubungkan bergantian



dua atau



bersamaan.



2.2.2



Saklar tukar / dua arah



Digunakan



untuk



mengontrol



beban



dari



dua



tempat



secara terpisah, atau melayani satu lampu dari dua



13



tempat



yang



berbeda



atau



lampu



menyala



secara



berurutan. Misalnya



:



pada



lorong-lorong



dalam



kamar



yang



mempunyai dua pintu dan tangga pada rumah tingkat, maka kita dapat menggunakan dua buah saklar tukar.



2.2.3



Saklar silang



Digunakan



untuk



mengontrol



beban



dari



berbagai



tempat atau melayani satu lampu dari tiga tempat atau lebih, dikombinasikan dengan saklar tukar.



2.2.4



Saklar tombol tekan (Push Button)



Digunakanpada pengunci motor



rangkaian



secara



listrik



kontrol



elektrik, dan



juga



kontak



untuk mengontrol banyak



digunakan



sebagai motoruntuk



melayani bel. Saklar ini beroperasi ketika ditekan saja,



maka



ketika



dilepas



maka



akan



kembali



ke



kondisi semula.



14



15



2.2.5



Saklar impuls



Bekerja



berdasarkan



elektromagnetik



yang



dioperasikan oleh saklar tekan, pada saat ditekan posisinya berubah dari ON ke OFF atau sebaliknya. Pemakaian menghidupkan



saklar dan



impuls mematikan



dimaksudkan lampu



dari



untuk berbagai



tempat.



2.2.6 Bekerja



Staircase berdasarkan



meng-ON-kan



atau



prinsip



elektromagnetis,



meng-OFF-kan,



dimana



saklar



untuk iini



dilengkapi dengan motor untuk waktu sehingga untuk memadamkan beban hanya menunggu waktu dari staircase habis (beban akan padam secara otomatis saat waktu staircase habis tanpa perlu menekan saklar).



16



2.2.7 Suatu besar



Light Dimmer Resistor (LDR) saklar



yang



tergantung



perubahan pada



resistansinya



cahaya.



LDR



cukup hanya



mengoperasikan lampu rele pada posisi ON atau OFF.



2.2.8



Timer



Bekerja berdasarkan mekanisme waktu yang dilengkapi dengan



motor.



Saklar



ini



harus



dihubung



langsung



dengan sumber tegangan agar motornya bekerja terus untuk memutar timernya.



17



2.2.9



Relay (Rele Kontrol)



Bekerja



berdasarkan



selama



kumparan



induksi



dialiri



magnetik



arus



atau



bekerja



nominalnya.



Relay



digunakan untuk sistem kontrol.



2.3



KOTAK KONTAK Kotak



kontak



tegangan



adalah



pada



dipindahkan



tempat



alat-alat



untuk



listrik



mensuplai



yang



dapat



dengan saluran tetap misalnya setrika



listrik, radio dan lainya. Untuk menaggulangi arus bocor



pada



kontak



peralatan



seharusnya



pentanahan.



Kotak



yang



digunakan,



dilengkapi kontak



ini



maka



dengan terdiri



kotak



hantaran atas



kotak



kontak khusus dan kotak kontak bantu, satu fasa dan ada juga tiga fasa.



2.4 FITTING Fitting termasuk bahan jadi dan merupakan alat yang berfungsi bola



sebagai



lampu.



dudukan



Fitting



atau



terdiri



tempat atas



terpasangnya



fitting



duduk,



fitting gantung dan fitting kedap air.



18



2.5



BEBAN / LAMPU



Lampu adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Lampu yang dipasarkan tersedia dalam berbagai bentuk dan tegangan kerja yang bervariasi.



2.6



STEKER / COLOKAN LISTRIK



Berfungsi menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik pada kotak kontak.



2.7



PIPA INSTALASI



Pipa instalasi yang digunakan dalam rangkaian listrik antara lain :



19



 Pipa besi / baja



 Pipa



 Pipa PVC (plastik)



spiral



(fleksibel)  Pipa galvanis



Maksud



dan



tujuan



pemasangan



pipa



pada



intalasi



listrik antara lain : -



Untuk



memberikan



perlindungan



pada



penghantar



terhadap gangguan mekanis yang mungkin terjadi pada penghantar. -



Sebagai tempat untuk meletakkan / menyalurkan kabel penghantar didalamnya.



-



Untuk



mempermudah



pembongkaran



dan



pemasangan



kembali penghantar-penghantar pada waktu perbaikan penghantar yang rusak. 2.7.1 Pipa PVC Pipa instalasi PVC yang digunakan dalam praktik kali ini memiliki beberapa keuntungan antara lain : a. Tahan terhadap bahan kimia, jadi tidak perlu dicat b. Tidak menyalurkan nyala api dan panas c. Ringan jadi mudah dibawah dan digunakan d. Mudah dibentuk dengan menggunakan alat pemanas



Ada



beberapa



benda



bantu



yang



digunakan



dalam



pemasangan instalasi dalam pipa antara lain : 2.7.2



Kotak sambung ( T. Dos )



Berguna untuk : -



Sebagai tempat penyambungan / pemeriksa kabel instalasi



untuk



alat



hubung



pemakai



/



bebas



dari penarikan kabel ke instalasi selanjutnya.



20



2.7.3



Sengkang / Pelana / Klem



Digunakan



pada



instalasi



di



luar



tembok,



dan



untuk



memperkuat pipa atau kabel.



2.7.4 Roset kayu Pemakaian



roset



kayu



dalam



intalasi



pipa,



dikarenakan untuk memasang lampu dan saklar tidak diizinkan langsung ke dinding maupun plapon, tetapi terlebih



dahulu



harus



menggunakan



roset



kayu



kemudian disesuaikan dengan fitting dan saklar.



2.8 PENGAMAN 2.8.1 Pengaman lebur ( fuse )



21



Pengaman lebur (fuse) atau disebut sekring adalah alat



pengaman



terhadap



gangguan



arus



lebih



yang



mempunyai elemen yang dapat dilebur. Alat ini bekerja dengan suatu



cara



meleburkan



tabung,



apabila



kawat kawat



yang



ditempatkan



tersebut



dialiri



pada arus



listrik dengan ukuran tertentu.



2.8.2 Pengaman Termis Pengaman termis atau disebut MCB (Miniatur Circuit Breaker) merupakan alat pengaman yang akan memutuskan aliran listrik berdasarkan panas.



2.9 PANEL HUBUNG BAGI (PHB) PHB adalah perangkat yang digunakan pada instalasi listrik agar sistem dapat bekerja dengan aman dan handal sebelum didistribusikan ke beban-beban. Di dalam panel terdapat komponen-komponen untuk pengaturan kabel, antara lain: 2.9.1 Terminal Tempat pemasangan kabel-kabel untuk menghubungkan komponen-komponen dari luar panel dengan komponenkomponen yang terdapat pada panel.



22



2.9.2 Wire Duct Tempat/jalur kabel dari terminal menuju komponenkomponen pada panel. Penggunaan wire duct dapat membuat penataan kabel menjadi lebih rapi dan mudah mencari kabel saat terjadi kesalahan penghubungan pada instalasi.



2.9.3 Busbar Plat logam yang dipasang pada panel untuk menghubungkan kabel netral dan kabel pentanahan (PE) dari grup-grup yang berbeda.



2.10



ALAT – ALAT PERTUKANGAN LISTRIK



23



Adalah alat-alat yang umum digunakan dalam melakukan pengerjaan



instalasi



listrik



sehingga



mempermudah



pengerjaan instalasi tersebut. Alat-alat tersebut antara lain sebagai berikut. 2.10.1 Obeng Digunakan



untuk



memasang



atau



membuka



paku



sekrup.



2.10.2 Tang Tang



merupakan



alat



utama



dalam



pekerjaan



instalasi listrik.



2.10.3 Palu Alat yang digunakan untuk memukul benda kerja seperti paku. Gergaji



24



2.10.4 Gergaji Alat tangan yang digunakan untuk memotong baik logam maupun kayu.



BAB III BAHAN DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN



25



BAB IV LANGKAH KERJA 4.1 Pembuatan Garis Bantu a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan, antara lain spidol, mistar panjang, dan penggaris siku, serta



gambar



kerja



dari



jobsheet



yang



menjadi



acuan (gambar “instalasi penerangan”). b. Mulai membuat garis bantu pada triplex / papan kerja, dengan mengambil titik koordinat pertama (2,2) atau 2 cm dari kiri dan 2 cm dari atas. c. Menarik



garis



lurus



ke



kanan



sesuai



ukuran



panjang yang telah ditentukan pada gambar kerja yaitu (dimulai dari nol) 0 ; 2.5 ; 17.5 ; 34.5 ; 47.5 ; 62.5 ; 77.5 ; 92.5 ; 107 cm. d. Menarik



garis



lurus



ke



bawah



sesuai



ukuran



panjang yang telah ditentukan pada gambar kerja yaitu (dimulai dari nol) 0 ; 10 ; 20 ; 30 ; 40 ; 50 ; 60 ; 70 ; 80 ; 90 cm. e. Menghubungkan bawah



dan



semua



vertikal



titik ke



garis



kanan



horisontal



sehingga



ke



seluruh



garis pada gambar terbentuk dan membentuk kotakkotak. 4.2 Pemipaan a. Menyiapkan



bahan



dan



peralatan



yang



akan



digunakan, antara lain pipa PVC dengan berbagai ukuran panjang, gergaji, klem, palu, sekrup dan obeng. b. Memberikan



jarak



antara



pipa



dengan



komponen



sehingga mempermudah dalam pemasangan kabel pada terminal komponen nantinya, dengan memperkirakan panjang



pipa



secara



akurat



dan



tepat.



Panjang



pipa lurus sesuai dengan panjang garis yang telah



26



dibuat yang mengacu pada gambar kerja jobsheet per jalur. c. Memotong pipa menggunakan gergaji. d. Memasang pipa secara berurutan mulai dari jalur pertama, dimana



kedua, pipa



ketiga,



lurus



kelima,



digunakan



dan



keenam,



sepanjang



garis



lurus, pipa L digunakan pada belokan garis. e. Memasang klem pada pipa di titik-titik tertentu menggunakan palu



sehingga pipa tidak lagi goyang



atau bergeser. f. Menempatkan tedos pada titik sesuai gambar kerja menggunakan sekrup dan obeng. 4.3 Pemasangan Komponen a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan, antara lain seri,



komponen-komponen: saklar



silang,



saklar



LDR,



tukar,



saklar



saklar



tekan



(push



button), saklar tekan (push button) dengan lampu tanda, lampu tanda dan fittingnya, roset kayu, fitting, lampu, kotak kontak ; sekrup, dan obeng. b. Memastikan



seluruh



komponen



tersebut



dalam



kondisi baik dan tidak bermasalah / rusak. c. Memasang satu per satu komponen pada koordinatnya masing-masing sesuai gambar kerja pada jobsheet. 4.4 Penarikan Kabel a. Menyiapkan



bahan



dan



peralatan



yang



akan



digunakan, antara lain kabel NYA dan NYAF: fasa (warna



merah



(warna



biru)



dan dan



kuning-hijau), pemotong,



tang



warna kabel



kabel



hitam), pentanahan



NYM;



pembulat



tang ;



kabel /



PE



netral (warna



kombinasi,



obeng



plat,



tang obeng



bunga, obeng terminal ; sekrup.



27



b. Mulai



menarik



memberi kali



kabel



toleransi putaran



panjangnya



dari



sepanjang panel



untuk



pintu



panel



kurang



dengan



lebih



(menyesuaikan



dipasang



pada



satu



ukuran



terminal



bagian



bawah), menuju tedos atau komponen. c. Menarik



kabel



dilakukan



jalur



pertama,



kedua



mempermudah digunakan kabel



berurutan dan



penarikan,



pada



tidak



setiap



ditarik



mulai



seterusnya.



seluruh pipa



satu



dari



kabel



disatukan,



per



Untuk



satu.



yang



sehingga



Kabel



yang



ditarik harus sesuai dengan kabel yang digunakan pada komponen setiap grup atau jalur pada gambar kerja. d. Menarik



3



kabel



pada



pipa



atau



jalur



pertama



(untuk grup 2), berupa 1 fasa, 1 netral dan 1 pentanahan sampai ke tedos. Menarik



5



kabel



untuk grup 1), pentanahan



pada



pipa



atau



berupa 3 fasa,



sampai



ke



tedos.



jalur



kedua



(



1 netral dan 1 3



fasa



tersebut



berupa 1 fasa utama, 1 fasa keluaran push button, dan 1 fasa beban. Menarik



5



kabel



pada



pipa



atau



jalur



ketiga



berupa 3 fasa, 1 netral dan 1 pentanahan. Menarik



1



kabel



NYM



pada



jalur



keempat



tanpa



melalui pipa , menuju komponen LDR. Menarik 2 kabel fasa pada pipa keempat atau jalur kelima



ke



tedos,



dan



kabel



yang



ditarik



dari



komponen menuju tedos adalah 2 kabel fasa (yang melalui pipa) dan kabel NYM tanpa pipa. Menarik



2



kabel



pada



pipa



kelima



atau



jalur



keenam berupa1 kabel fasa dan 1 netral sampai ke tedos, dan kabel yang ditarik dari komponen lampu menuju tedos adalah kabel NYM.



28



e. Memasang



kabel



memperhatikan



pada



prinsip



terminal



kerja



komponen



setiap



komponen,



seperti masukan dan keluaran saklar, juga fasa aktif, netral, dan pentanahan pada kotak kontak, dengan



menyesuaikan



pada



gambar



kerja.



Lalu



menarik kabel-kabel dari komponen tersebut sampai ke tedos. f. Melakukan penyambungan seluruh kabel fasa dengan fasa



utama,



nkabel



netral



dengan



netral



utama



dengan pelintiran ekor babi pada tedos. g. Untuk



mengetahui



ketepatan



penyambungan



kabel



pada terminal panel dan terminal komponen, dapat dites menggunakan alat tes seperti ohmmeter. h. Mengencangkan



seluruh



menggunakan



obeng,



sekrup/baut



memasang



komponen



penutup



setiap



komponen dan penutup tedos. 4.5 Pengerjaan Panel a. Menyiapkan



bahan



dan



peralatan



yang



akan



digunakan, antara lain komponen panel : saklar impuls, staircase, relay, timer, dan MCB ; kabel NYAF



fasa



biru)



;



(warna



tang



hitam),



pemotong,



kabel



tang



netral



pembulat



(warna ;



obeng



bunga, obeng terminal ; label, pulpen. b. Memberi tanda atau label nama pada setiap kabel fasa



di



penyambungan



setiap ke



jalur



setiap



untuk



terminal



memudahkan



bagian



bawah,



sehingga terminal juga diberikan tanda atau nama sesuai kabel yang terhubung. c. Memasang komponen pada pintu panel tepatnya pada profil C, antara lain 1 timer, 2 relay, 1 impuls, 1 staircase, dan 4 MCB. Lalu memberi tanda atau label nama pada setiap kabel fasa dari komponen panel.



29



d. Menghubungkan



terminal



setiap



komponen



tersebut



menggunakan kabel fasa pada terminal bagian atas mengikuti



diagram



satu



garis



pada



gambar



rangkaian, dimana kabel fasa nya melewati wire duct terlebih dahulu sebelum ke terminal secara langsung. e. Memasang kabel netral dan kabel pentanahan (PE) pada



busbar



kabel,



dengan



membuat



mata



mata



itik



itik



di



setiap



ujung



menggunakan



tang



pembulat. f. Memasang



stekker



pada



panel,



kabel



fasanya



dipasang pada MCB, dan kabel netral pada busbar netral.



Sebelum



memastikan



seluruh



mengaktifkan hubungan



kabel



instalasi, telah



benar,



dan seluruh komponen dalam keadaan baik. g. Melakukan pengetesan terhadap rangkaian instalasi dan melaporkan kepada instruktur untuk megetahui kebenarannya.



30



BAB V GAMBAR RANGKAIAN



31



BAB VI ANALISA DAN TROUBLESHOOTING 6. 1 ANALISA 6.1.1 GRUP 1 a. Saklar Impuls Ketika



MCB



1



dinaikkan



(aktif),



terdapat



arus



yang



mengalir masuk ke saklar impuls mengakibatkan impuls bekerja. koil



Jika



pada



salah



impuls



satu



push



button



ditekan,



maka



menarik



anak



kontak



sehingga



arus



mengalir dan menyebabkan lampu D menyala. ketika salah satu push button kembali ditekan, maka pengunci pada impuls



menjadi



terbuka



dan



menyebabkan



lampu



padam



kembali. b. Saklar Seri Beban lampu C dan C1 dikontrol oleh saklar seri, dimana jika toogle untuk C1 ditekan maka lampu C1 akan menyala, begitupun jika toogle untuk C ditekan maka lampu C akan menyala. ketika masing-masing toogle tersebut ditekan kembali, maka masing-masing lampu akan padam. 6.1.2 GRUP 2 Ketika fasa



MCB



2



utama.



dinaikkan Disini,



(aktif), sebuah



arus



mengalir



beban



lampu



pada dapat



dioperasikan dengan 2 buah saklar tukar dan 1 saklar silang. Ketiga saklar tersebut dapat menyalakan dan memadamkan



lampu



dilakukan



di



sehingga



tiga



tempat



pengoperasian berbeda.



lampu



Saklar



dapat silang



berfungsi sebagai saklar tambahan untuk mengoperasikan lampu,



ketika



salah



satu



saklar



tukar



ditekan



dan



menyalakan lampu, maka saklar tukar yang lain ataupun saklar silang dapat memadamkannya. Hal tersebut karna



32



ketiga



saklar



saling



berhubungan



dalam



penyambungan



kabel masukan dan keluarannya. 6.1.3 GRUP 3 dan 4 Pada grup ini, dua buah beban lampu dipasang paralel dapat dioperasikan dengan 2 metode, yaitu manual dan otomatis. Ketika MCB 3 dan 4 dinaikkan (aktif), maka arus mengalir masuk ke anak kontaktor 6, timer, dan saklar tukar. Kondisi rangkaian dioperasikan secara manual ditandai dengan lampu tanda yang akan menyala saat saklar tukar ditekan, ketika saklar push button dengan lampu tanda ditekan,



maka staircase akan bekerja. Staircase yang



bekerja akan menarik anak kontak K5T menjadi posisi NC sehingga kontak



Kontaktor K6A



6



berubah



ikut



bekerja



posisi



dari



dan



seluruh



anak



NO



menjadi



NC.



Staircase yang bekerja ini menyebabkan lampu menyala, dan akan padam ketika waktu staircase telah habis. Kondisi



rangkaian



dioperasikan



secara



otomatis



oleh



LDR dan timer, dimana timer yang bekerja akan menarik anak kontak K4T menjadi posisi NC sehingga LDR akan aktif. Disini, Kontaktor 8 menjadi aktif dan menarik semua anak kontak K8A berubah posisi dari NO menjadi NC (untuk otomatis), dan NC menjadi NO (pada manual). LDR akan menyalakan lampu apabila kondisi cahaya di sekitarnya cahaya



di



gelap,



dan



sekitarnya



akan terang.



padam



apabila



Sedangkan



pada



kondisi timer,



lampu akan menyala dan padam sesuai dengan pengaturan waktu berdasarkan



kisi pada timer.



6.2 TROUBLESHOOTING



33



Troubleshooting mengatasi



dilakukan



masalah-masalah



agar yang



mahasiswa kerap



dapat



timbul



dalam



lapangan. Masalah yang saya dapati antara lain: * lampu pada grup 2 tidak dapat menyala, penyebabnya terletak



pada



masukan



pertama



pada



saklar



tukar



tertukar dengan keluarannya (fasa masukan berada pada terminal keluaran) *



otomatis



pada



impuls



pada



grup



1



tidak



dapat



berfungsi, penyebabnya terletak pada kabel fasa push button yang terlepas dari terminal. Diketahuinya penyebab masalah tersebut adalah dengan mengecek kabel



dan



dan



menganalisa kebenaran



kembali



ketepatan



pemasangannya.



Maka



hubungan setelah



masalah tersebut diketahui, segera dilakukan perbaikan dan



pembenaran



kembali



sehingga



dapat



berfungsi



seperti semula.



34



BAB VII PENUTUP 8.1



Kesimpulan



Setelah



menyelesaikan



praktik



bengkel



“instalasi



penerangan” ini, mahasiswa mampu: a. Lebih



kreatif,



kritis



dalam



disiplin, melakukan



dan



dapat



berpikir



dan



mengaplikasikan



praktek bengkel instalasi penerangan, b. Menerapkan “Dasar



materi



yang



Perancangan



diperoleh



Instalasi



berupa



teori



Penerangan”,



yang



mana praktikan dapat membandingkan, menyelaraskan antara teori dengan praktek, c. Mengetahui



dan



komponen



yang



penerangan



ini



memahami



prinsip



digunakan dengan



kerja



dalam



setiap



instalasi



mengoperasikannya



secara



langsung, d. Membuka pola pikir untuk lebih memantapkan ilmu dan



teknologi



pengalaman



di



sesuai praktek,



jurusan terutama



berdasarkan tujuan



untuk



melangkah ke dunia kerja nantinya, dan e. Melalui



penulisan



laporan



ini



praktikan



dapat



mengulang dan memahami kembali teori dan praktik yang



telah



dilakukannya,



dan



dapat



menyampaikannya menjadi suatu laporan. 8.2



Saran



35



a. Perlunya pemberian penjelasan atau ulasan teori singkat pada peserta praktek dari instruktur di setiap awal tahap pengerjaan bengkel, agar dalam pelaksanaan nantinya tidak terjadi kekeliruan dan dapat diperoleh hasil sesuai yang diharapkan. b. Perlunya penyediaan alat dan bahan yang memadai disesuaikan



dengan



kebutuhan



para



praktikan,



sehingga dalam pelaksanaan praktek bengkel dapat lebih



tenang



(tanpa



pinjam-meminjam),



kondusif



dan efisien. c. Perlunya peningkatan pengawasan yang lebih ketat dalam praktek bengkel. d. Perlunya pemberian label nama atau penomoran pada setiap



peralatan



yang



digunakan



per



kelompok,



sehingga peralatan antar kelompok tidak tertukar. e. Perlunya peningkatan kedisiplinan para praktikan terhadap peraturan dan tata tertib bengkel, serta senantiasa



bekerja



dengan



teliti



dan



sesuai



dengan instruksi jobsheet dan instruktur. Demikian yang dapat penulis sampaikan dalam laporan ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi orang banyak.



36



BAB VIII DAFTAR PUSTAKA o PEDC Bandung, Latihan Bengkel listrik Semester II , 1983 o P. Van Harten dan Ir. E. Setyawan, Instalasi Arus



Kuat Buku Pegangan Listrik Semester I dan II



o PEDC



Bandung,



Mahasiswa



o Balai Latihan Pendidikan Teknologi



Ujung



Rancangan Pandang,



Instalasi Listrik Dasar



37



BAB IX LAMPIRAN Dalam bab ini penulis akan menampilkan gambar hasil praktek bengkel instalasi penerangan yang telah dilaksanakan selama tiga minggu.



38