Laporan Biologi Respirasi Jangkrik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memampukan kami dalam menyelsaikan tugas laporan praktikum biologi ini yang berjudul Laporan Praktikum Tentang Respirasi pada Jangkrik. Laporan ini kami susun dengan tujuan untuk membahas hasil uji praktikum kami dengan menambahkan sumber materi yang kami ambil, baik dari buku maupun internet. Dengan menyadari ketidaksempurnaan laporan ini, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari anda terhadap kekurangan atau kelemahan laporan ini, guna memotivasi kami untuk membuat laporan yang lebih baik lagi kedepannya. Untuk kata terakhir, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami dalam penyelesaian laporan praktikum ini. Dan kepada Ibu Tati selaku guru Biologi yang membantu menjelaskan bagaimana membuat laporan yang baik dan benar.



Bogor, 11 April 2019



Kelompok 3



1



DAFTAR ISI



Kata pengantar..................................................................................................................1 Daftar isi............................................................................................................................2 BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................3 1.1 Latar Belakang...........................................................................................3 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 4 1.3 Tujuan........................................................................................................ 4 1.4 Variabel..................................................................................................... 4 1.5 Tinjauan Pustaka....................................................................................... 4 1.6 Hipotesis.................................................................................................... 5 BAB 2 METODELOGI PENELITIAN....................................................................... 6 2.1 Waktu Pelaksanaan....................................................................................... 6 2.2 Alat dan Bahan.............................................................................................. 6 2.3 Cara Kerja.................................................................................................... 6 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 8 3.1 Hasil Pengamatan......................................................................................... 8 3.2 Analisis data dan Pembahasan.................................................................. 8 BAB 4 PENUTUP........................................................................................................ 14 4.1 Kesimpulan.............................................................................................. 14



2



4.2 Saran........................................................................................................ 14 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 15



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Pernapasan adalah pertukaran gas yang dibutuhkan untuk metabolisme dalam tubuh sehingga memiliki alat-alat pernapasan yang berbeda-beda. Mamalia, Reptilia, dan Amphibia memiliki saluran pernapasan berupa paruparu. Cacing (annelida) danAmphibia memiliki kulit yang berfungsi juga sebagai tempat pertukaran gas. Ikan mengambil oksigen yang berada di lingkungannya (air) dengan menggunakan sistem insang. Sebagian besar Arthropoda, terutama serangga, telah memiliki sistem saluran pernapasan. Meskipun demikian, terdapat kelebihan dan kekurangan pada setiap mekanisme pernapasan yang dimiliki oleh setiap makhluk. Misalnya, katak yang memiliki dua jenis mekanisme respirasi, tetap tidak dapat berada lama di darat karena adanya ancaman dehidrasi. Paru-paru tidak mampu mengikat udara yang terlarut dalam air, tetapi sistem pernapasan ini menguntungkan untuk hidup di daratan karena letaknya di dalam saluran pernapasan sehingga paru-paru terhindar dari penguapan air yang berlebihan. Serangga adalah kelompok Arthropoda yang paling banyak jenisnya. Meskipun serangga memiliki sistem peredaran darah terbuka, namun sistem pernapasan serangga langsung mencapai jaringannya lewat saluran yang disebut 3



sistem trakea. Sistem trakea memiliki saluran-saluran tempat pertukaran udara yang bermuara di stigma atau spirakel, yaitu berupa lubang kecil yang berada di kedua tepi setiap ruas tubuh serangga. Spirakel memiliki bulu-bulu untuk menyaring kotoran. Spirakel juga memiliki katup. Dengan cara mengontraksikan otot-otot yang berhubungan dengan katup-katup tersebut, serangga dapat mengatur membuka dan menutupnya spirakel.



1.2



Rumusan Masalah 1.2.1



Apakah proses respirasi pada serangga membutuhkan oksigen ?



1.2.2



Apakah pada proses respirasi, serangga menghasilkan karbon dioksida ?



1.2.3



Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada serangga pada saat proses respirasi



1.2.4



1.3



Bagaimana cara menghitung rata-rata respirasi serangga tiap menit ?



Tujuan Masalah 1.3.1



Untuk mengetahui apakah proses respirasi pada serangga membutuhkan oksigen.



1.3.2



Untuk mengetahui apakah pada proses respirasi, serangga menghasilkan karbon dioksida.



1.3.3



Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen pada serangga pada saat proses respirasi.



1.3.4



Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara menghitung rata-rata respirasi serangga tiap menit.



4



1.4



Kajian Teori 1.4.1



Pengertian Respirasi Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan



jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. 1.4.2



Pengertian Jangkrik Cengkerik atau jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat



dekat dengan belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. 1.4.3



Respirasi pada Jangkrik Pernafasan pada serangga dilakukan dengan menggunakan sistem



pembuluh trakea. Udara keluar dan masuk tidak melalui mulut maupun hidung akan tetapi melalui lubang-lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya yang dinamakan stigma atau spirakel.



1.5



Variabel  Variabel bebas : Jangkrik.  Variabel terikat



: Laju pernapasan jangkrik.



 Variabel kontrol: Jenis jangkrik, respirometer sederhana, , eosin.



1.6



Hipotesis



5



 H0 : Tidak adanya pergeseran eosin pada tabung respirometer saat jangkrik membutuhkan oksigen.  H1 ; Adanya pergeseran eosin pada tabung respirometer saat jangkrik membutuhkan oksigen.



BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Waktu pelaksanaan Hari/Tanggal : kamis Waktu



: 13.55 – 15.15



Tempat



: Laboratorium Biologi SMAN 2 Bogor



2.2 Alat dan bahan 



Respirator



  



KOH / NAOH Kapas Jangkrik



  



Larutan Eosin Tissue Plastisin



6



2.3 Cara Kerja 1. Kumpulkan Jangkrik sekitar 5 buah dengan total ke 5 jangkrik massanya kurang lebih 2 gram 2. Ambil kapas 2 biji , lalu bungkus NAOH dengan kapas 3. Masukkan NAOH yang sudah terbungkus ke dalam tabung 4. Masukkan seluruh jangkrik kedalam tabung 5. Tutuplah tabung tersebut menggunakan plastisin 6. Sambungkan pipa dengan tabungnya 7. Taruhlah respirometer dengan keadaan lurus 8. Masukkan pewarna eosin ke dalam pipa menggunakan pipet sampai batas angka 0 9. Catat waktu pergeseran pewarna eosin di dalam pipa respirometer



BAB III PEMBAHASAN



3.1Hasil pengamatan Berat Jangkrik 2,8 gram Jumlah



Pergeseran Eosin 0,0 – 0,1 ml 0,1 – 0,2 ml 0,2 – 0,3 ml 0,3



Waktu (Menit) 1.57 2.21 2.45 = 7.03 menit



1 menit



= 0,04 ml



Tabel kelompok N o



Berat Jangkrik



Pergeseran



Penggunaan



Pengguna



eosin/menit



O2/menit



O2/gram/menit



1 2 gram 2 2,1 gram 3 2,2 gram 4 2 gram 5 2,1 gram Tabel Kelas



0,1 ml 0,04 ml 0,0,1 ml 0,06 ml 0,17 ml



0,1 ml 0,04 ml 0,01 ml 0,06 ml 0,17 ml



0,05 ml 0,02 ml 0,04 ml 0,03 ml 0,08 ml



3.2Pembahasan dan Analisis Data 1. Fungsi Eosin Fungsi eosin adalah sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan (jangkrik) pada respirometer. Saat jangkrik menghirup oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam respirometer sehingga eosin bergerak masuk ke arah respirometer. Dengan melihat skala pada pipa respirometer. Volume dihitung berdasarkan selisih posisi awal eosin dengan dengan posisi terakhir eosin pada pipa berskala, dan dihitung per satuan waktu (menit) 2. Fungsi NaOH/KOH Fungsi dari KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak bisa diukur. KOH/NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat higroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2, sebagai berikut: (i) NaOH + CO2 →NaHCO3 (ii) NaHCO3 + NaOH → Na2CO3 + H2O



3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi proses respirasi Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi diantaranya: 



Berat tubuh, Semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.







Ukuran tubuh, Makin besar ukuran tubuh maka keperluan oksigen makin banyak.







Kadar O2, Bila kadar oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat sebagai kompensasi untuk meningkatkan pengambilan oksigen.







Aktivitas, Makhluk hidup yang melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi semakin tinggi aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernafasannya semakin cepat.



Pernafasan pada serangga dilakukan denga menggunakan sistem trakea. Udara keluar dan masuk tidak melalui mulut melainkan melalui lubang – lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya. Lubang – lubang pernafasan tersebut dinamakan stigma atau spirakel. Pada masing – masing ruas tubuh terdapat sepasang stigma, sebuah di sebelah kira dan sebuah lagi di sebelah kanan. Stigma selalu terbuka dan merupakan lubang menuju ke pembuluh trakea. Trakea bercabang – cabang sampai ke pembuluh halus yang mencapai seluruh bagian tubuh. Udara masuk melalui stigma, kemudian menyebar mengikuti trakea dengan cabang – cabangnya. Jadi, oksigen diedarkan tidan melalui darah melainkan langsung dari pembuluh trakea ke sel – sel yang ada disekitarnya. Dengan demikian cairan tubuh serangga (“darah serangga”)



tidak berfungsi mengangkut udara pernafasan tetapi hanya berfungsi mengedarkan sari – sari makanan dan hormon. Proses pernafasan serangga terjadi karena otot – otot yang bergerak secara teratur. Kontraksi otot – otot tubuh mengakibatkan pembuluh trakea mengembang dan mengempis, sehing udara keluar dan masuk melalui stigma. Pada saat trakea mengembang, udara masuk melalui stigma, selanjutnya masuk ke dalam trakea, lalu ke dalam trakeolus dan akhirnya masuk ke dalam sel – sel tubuh. O2 berdifusi ke dalam sel – sel tubuh. CO2 hasil pernafaasan dikeluarkan melalui sistem trakea yang akhirnya dikeluarkan melalui stigma pada waktu trakea mengempis. 1. Dari kegiatan yang kamu lakukan, tentukan A. Variabel Bebas



=



Berat Jangkrik, NaOH/KOH, respirometer



B. Variabel Kontrol = Jangkrik C. Variabel Terikat



= Perubahan laju pergeseran oksigen pada respirometer



2. Apakah yang menyebabkan terjadinya pergeseran eosin dalam percobaan ini? Karena Jangkrik berusaha untuk menghirup oksigen dari luar melalui tabung kapiler berskala, sehingga setiap jangkrik memperoleh oksigen eosin akan bergerak. 3. Buatlah grafik hubungan antara berat belalang dengan penggunaan oksigen/menit!



0.18 0.16 0.14 0.12 0.1 pergerakan O2/menit pergunaan 02/gram/menit



0.08 0.06 0.04 0.02 0 2 gram



2,1 gram



2,2 gram



2 gram



2,1 gram



4. Dari grafik yang diperoleh pada no 3, jelaskan hubungan antara variasi berat dengan konsumsi oksigen, mengapa demikian? Berdasarkan grafik data yang terdapat diatas menunjukan bahwa hubungan antara variasi berat dengan konsumsi oksigen berbanding terbalik, hal ini dibuktikan dengan semakin bertambah berat jangkrik semakin sedikit oksigen yang digunakan, hal demikian dipengaruhi oleh kebutuhan oksigen dari tiap-tiap jangkrik yang berbeda (jumlah yang banyak) sehingga kadar oksigen yang digunakan terbatas namun digunakan oleh banyak jangkrik yang sama-sama membutuhkan oksigen sehingga menyebabkan konsumsi oksigen semakin sedikit ketika jangkrik yang didalamnya semakin banyak. 5. Apa fungsi KOH dalam percobaan tersebut? Fungsi dari KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan



parsial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak bisa diukur. 6. Apakah fungsi oksigen pada proses respirasi mahluk hidup? Tuliskan persamaan reaksinya! Fungsi oksigen pada proses respirasi adalah sebagai bahan pembakaran dalam metabolisme sel, yang mana dalam metabolisme tersebut akan menghasilkan ATP. Reaksinya :



7. Berdasarkan data pengamatan, grafik, dan jawaban pertanyaan, susunlah kesimpulan dari percobaan tersebut! Setelah melakukan penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagau berikut : 1. Semua organisme membutuhkan oksigen untuk berespirasi 2. Kebutuhan oksigen setiap organisme dipengaruhi oleh jenis organisme, ukuran tubuh organisme, serta aktivitas organisme tersebut 3. Tidak semua jenis hewan memiliki sistem respirasi yang sama, alat-alat pernapasan dan lain sebagainya yang sama pula 4. Habitat yang mereka tempati juga mempengaruhi sistem respirasi organisme, walaupun pada jenis serangga atau jenis hewan yang serupa



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagau berikut : 1. Semua organisme membutuhkan oksigen untuk berespirasi 2. Kebutuhan oksigen setiap organisme dipengaruhi oleh jenis organisme, ukuran tubuh organisme, serta aktivitas organisme tersebut



3. Tidak semua jenis hewan memiliki sistem respirasi yang sama, alat-alat pernapasan dan lain sebagainya yang sama pula 4. Habitat yang mereka tempati juga mempengaruhi sistem respirasi organisme, walaupun pada jenis serangga atau jenis hewan yang serupa



4.2 Saran 1. Dilakukan kembali percobaan untuk memastikan data yang lebih akurat 2. Gunakan waktu yang disediakan semaksimal mungkin 3. Harus lebih teliti saat menaruh eosin dalam tabung respirometer 4. Jaga kebersihan alat - alat praktikum dan labolatorium



DAFTAR PUSTAKA



https://www.academia.edu/31646604/08_BIOLOGI_laporan_praktikum_respirasi_hewa n_docx https://idschool.net/sma/respirasi-pada-serangga/