Laporan Budidaya Ikan Arwana [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN BUDIDAYA HEWAN DAN TANAMAN BUDIDAYA IKAN ARWANA



Disusun oleh : Vella Liani



13308141051



Nur Khotimah



13308141060



Wulan Novitasari



13308141062



Tonny Haryo Wibisono



13308144002



Hana Widiyanti



13308144006



Endah Ratna Sari



13308144010



Ulfa Nur Wahyudi



13308144011



Aris Setiyanto Wibowo



13308144012



Irfan Hanis Prasetya



13308144015



R. Bg. Irawanto Wisnu B



12308141042



JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ARWANA (Scleropages formosus) adalah salah satu ikan yang populer di seluruh dunia. Kepopuleran ikan ini terus meningkat sehingga kehidupan Arwana pun berubah. Arwana tidak lagi hidup berkeliaran di alam melainkan dipelihara di berbagai kalangan. Arwana super red merupakan spesies endemik Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat yang telah populer di pasaran internasional sebagai ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis tinggi karena memiliki bentuk tubuh yang indah dan corak warna spesifik. Bentuk tubuh memanjang, ramping dan gerakan renang yang sangat anggun. Warnanya merah dan pada bibir bawahnya terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa dipermukaan air. Ikan arwana silver yang berasal dari Brazil merupakan jenis arwana dengan harga yang terjangkau dan selalu tersedia dipasaran jika dibanding jenis lainnya. Hal ini menjadikan ikan arwana silver selalu menjadi pilihan untuk dipelihara oleh para penggemar ikan arwana yang menginginkan arwana dengan harga murah. Ikan arwana jenis silver tidak kalah jika dibandingkan dengan jenis arwana lainnya. Arwana silver berasal dari amerika selatan dan menghuni daerah diwilayah sungai amazon (Brazil). Ikan tersebut menghuni rawa dan perairan dangkal yang tergenangi oleh air. Dilihat dari penyebarannya ikan arwana silver tidak menyebar melalui air dengan arus yang deras. Sebagai penghuni permukaan, di alam liar mereka mengkonsumsi ikan, serangga, labalaba, burung, dan bahkan kelelawar. Karena termasuk jenis ikan eksotik yang disukai oleh banyak orang, hampir semua jenis memiliki harga jual ikan yang tergolong tinggi. harganya sangat bervariasi tergantung jenis ikan Arwana itu sendiri dan juga keunikan yang dimiliki oleh ikan tersebut. Oleh sebab itu, budidaya ikan Arwana bisa menjadi sebuah lahan bisnis yang menjanjikan, mengingat nilai jual ikan Arwana juga termasuk stabil. Arwana sendiri sebenarnya mudah hidup di mana saja asalkan lingkungan seperti suhu air, keasaman air (Ph) cocok. jika tidak, umumnya telur tidak mudah berkembang. Salah satu warga Yogyakarta yang konsisten sebagai petani ikan adalah Agus Santoso. warga Dusun Blendangan, Desa Kalitirto ini sejak 1996 membudidayakan ikan hias koi. Sekarang Santoso memiliki 1.600 indukan jantan dan betina. Mulai tahun 2004 beliau



mengembangkan arwana silver. Kini beliau menjadi satu-satunya petani ikan arwana di Berbah, bahkan menjadi petani ikan pertama di Pulau Jawa yang dapat mematahkan mitos bahwa arwana hanya bisa dikembangkan di Pulau Kalimantan dan tidak akan bisa berkembang di tanah Jawa. Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Karya di Dusun Blendangan, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Povinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terlihat semakin serius mengembangkan berbagai jenis ikan hias, khususnya arwana dan koi. Produk mereka terserap kuat di pasar dalam dan luar negeri. Puncak permintaan ikan hias khususnya koi dan arwana terjadi pada bulan Januari hingga April. Pada periode itu alam relatif bersahabat dengan ikan. Namun pada Mei hingga Juli, pengiriman ikan sedikit berkurang karena resiko kematian yang tinggi. Untuk ikan arwana, Mina Karya dapat mengirim 10 ribu anakan ke berbagai daerah dalam sebulan. Sedangkan ikan koi dapat mencapai 500 ekor.



B. TUJUAN Mengetahui bagaimana cara membudidayakan ikan arwana silver dan pemeliharaannya.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Arwana (Scleropages formosus) Klasifikasi Arwana adalah sebagai berikut (Saanin, 1968) : Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Class : Pisces Subclass : Teleostei Ordo : Malacopterygii Family : Osteoglossidae Genus : Scleropages Species : Scleropages formosus



Gambar 1. Ikan Arwana (Scleropages formosus) Menurut Schuster (1952), arwana memiki berbagai nama lokal, antara lain ikan silok (Kalimantan Barat), pejang (Kalimantan Timur), mamang djaman (Sumatera Selatan), tangkalasa (Kalimantan Selatan), dan taliso (Jambi). Sedangkan secara internasional, ikan arwana sering dikenal dengan sebutan ikan naga (dragon fish), arowana atau leong (Cina). Pada gambar 1 terlihat bahwa ikan arwana yang termasuk ke dalam famili osteoglossidae memiliki ciri morfologi antara lain celah mulut lebar dan miring, sirip



punggung lebih pendek daripada sirip anus dan sirip dada memanjang (Saanin, 1968). Pada bibir bawah arwana terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Di bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi sebagai gigi yang disebut dengan bony-tongue (lidah bertulang). Arwana merupakan ikan karnivora. Di alam mereka memakan serangga, ikan, udang, cacing dan beberapa jenis amfibi kecil seperti katak. Oleh karena itu, pakan hidup merupakan diet utama bagi arwana. Untuk pemeliharaan arwana di akuarium, frekuensi pemberian pakan mengikuti ukuran panjang tubuh. Arwana dengan ukuran panjang tubuh di atas 35 cm, pakan dapat diberikan sehari sekali atau setiap dua hari sekali. Arwana dengan ukuran panjang 15 35 cm, pakan dapat diberikan 2 kali sehari, sedangkan untuk arwana dengan ukuran panjang kurang dari 15 cm, dianjurkan untuk diberi pakan 3 kali sehari. Diet dengan mengikuti pola alami ini sering dapat menghindarkan gangguan kesehatan pada arwana. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan warna arwana yang baik, terdapat diet pakan khusus berdasarkan ukuran tubuh. Untuk larva arwana yang berukuran 7-10 cm, pakan pertama yang baik diberikan adalah blood worm. Kemudian setelah mencapai ukuran lebih dari 10 cm, anakan arwana dapat diberikan jangkrik, kecoa atau kelabang. Setelah mencapai ukuran cukup dewasa (>20 cm), pakan yang biasa diberikan adalah udang. Setelah arwana mencapai ukuran dewasa (>30 cm), maka pakan yang dapat diberikan adalah katak (Ermansyah et al., 2007). Arwana dapat bereproduksi umumnya setelah mencapai umur 4-5 tahun dengan ukuran 45-60 cm. Pada fase perkembangbiakan, arwana mempunyai kebiasaan menjaga anaknya dalam mulut (mouth breeder). Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai dapat berenang (Anonim, 2006). Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara Juli dan Desember. Ikan arwana sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan berukur 3-4 tahun. Arwana jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar dan warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga besar digunakan untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih agresif termasuk dalam perebutan makanan (Ermansyah et al., 2007). Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lawan jenis. Masa ini berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai menjadi pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam atau pagi hari, ketika ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam, terkadang pasangan



membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan). Sekitar 1-2 minggu sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh seling menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga kemerahan, jantan membuahi telur dan kemudian mengumpulkan telur di mulutnya untuk diinkubasi sampai larva dapat berenang dan bertahan sendiri (Ermansyah et al., 2007). Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan kuning telur dan menetas sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah penetasan, larva muda hidup dalam mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai kuning telur diserap total. Larva lepas dari mulut dan menjadi mandiri setelah ukuran tubuh 45-50 mm (Anonim, 2006). Beberapa jenis arwana yang biasa dijumpai di dunia antara lain super red, golden red, super green (arwana hijau), silver arwana dan jardini. Distribusi kelima jenis tersebut dapat terlihat pada gambar 2. Arwana super red (Scleropages formosus), endemik hanya ada di Kalimantan Barat, yaitu pada Sungai kapuas, Sungai Landak dan Danau Sentarum. Arwana golden (Scleropages formosus) dan sering disebut sebagai Arwana Golden Indonesia (Indonesian Golden Arwana) dijumpai di daerah Pekan Baru, propinsi Riau, tepatnya di pulau Sumatera. Golden varietas cross back merupakan bagian dari varietas arwana golden. Varietas ini dijumpai di berbagai tempat di Malaysia, seperti Perak, Trengganu, Danau Bukit Merah dan Johor. Arwana hijau (Scleropages formosus) ditemukan di Thailand, Malaysia, Myanmar, Komboja, dan juga di beberapa tempat di Indonesia. Arwana irian (Scleropages jardinii) ada 2 macam, jenis yang umum ditemui berwarna dasar hijau dan bermutiara merah, sedangkan jenis jardini lain berwarna dasar hitam dan bermutiara emas lebih sulit ditemui. Di Australia ditemukan pula jardini tipe 1 (warna dasar hijau, mutiara merah) yang disebut red spotted pearl (Scleropages leichardty). Selain itu terdapat juga jenis arwana silver (Osteoglossum bicirrhosum) yang berasal dari sungai Amazon, Amerika Selatan, dan arwana afrika (Heterotis niloticus) pada lingkaran 3 berasal dari Afrika barat dan tengah (Anonim, 2002).



Keterangan gambar : Pulau Kalimantan dan Sumatra (Indonesia) dan Malaysia (1), Propinsi Papua (Indonesia) dan Benua Australia (2), Afrika Barat dan Tengah (3), Brazil, Amerika Selatan (4). Gambar 2. Sebaran ikan arwana di dunia



2.2 Budidaya Ikan Arwana Budidaya Ikan arwana dapat dilakukan di kolam, bak dan akuarium. Budidaya di kolam biasanya dilakukan untuk ikan arwana yang sudah mencapai usia dewasa (indukan) dengan ukuran lebih dari 50 cm. Pemeliharaan di bak dilakukan untuk ikan arwana yang berukuran 40-50 cm dan disiapkan untuk menjadi indukan. Pemeliharaan di akuarium dilakukan sejak larva yang baru dipanen dari induk jantan hingga mencapai unkuran 30-40 cm (Ermansyah et al., 2007). 2.2.1 Budidaya di Kolam Budidaya Arwana di kolam bertujuan untuk pemeliharaan induk dan untuk pemijahan. Kolam yang digunakan sebaiknya kolam tanah. Kolam yang ideal berbentuk persegi panjang dengan ukuran minimal 20x10 m dengan kedalaman air 1,5-2,0 m. Induk yang ditebar berukuran minimal 50 cm dengan berat 2-3 kg. Pakan yang diberikan untuk induk arwana adalah udang laut atau katak sawah (Rana tigrina). Pemberian pakan biasanya dilakukan pada pada pagi atau sore hari setiap dua hari sekali. Pakan dapat diberikan secara at satiation (tingkat kepuasan). Pakan yang biasanya dihabiskan untuk satu kolam dengan jumlah indukan mencapai 50 ekor adalah



sebanyak 3-5 kg katak untuk satu kali pemberian pakan. Jika pemberian pakan berdasarkan bobot tubuh ikan, FR (feeding rate) yang biasa digunakan adalah 3-5% dari bobot tubuh ikan. Untuk sterilisasi pakan dilakukan perendaman dengan larutan garam dengan dosis 30 g/liter air. Pergantian air kolam dilakukan setiap dua hari sekali sebanyak 20-50% dari volume total air kolam, bergantung pada kualitas air kolam dan air sumber (Ermansyah et al., 2007). 2.2.2 Budidaya di Bak Budidaya Arwana di bak bertujuan untuk pemeliharaan calon indukan, yaitu ikan arwana yang berukuran 40-50 cm. Bak yang digunakan berbahan beton atau bak kayu yang dilapisi kain terpal, berukuran panjang 3-5 meter dan lebar 2- 5 meter dengan kedalaman air 0,5-0,75 m. Bagian atas diberi jaring-jaring pelindung untuk mencegah arwana melompat ke luar bak. Secara teknis pemeliharaan calon indukan tidak berbeda jauh dengan pemeliharaan di kolam. Pemberian pakan dilakukan pada pagi atau sore hari setiap hari dengan pakan yang diberikan udang atau katak. Pakan dapat diberikan secara at satiation atau berdasarkan persentase bobot tubuh (FR). Pergantian air juga dilakukan setiap dua hari sekali sebanyak 20-50% dari volume total air di bak, bergantung pada kualitas air bak dan air sumber (Ermansyah et al., 2007). 2.2.3 Budidaya di Akuarium Budidaya Arwana di akuarium bertujuan untuk pemeliharaan larva yang baru dipanen hingga arwana berukuran 30-40 cm. Akuarium yang digunakan berukuran 120x60x50 cm, dengan ketinggian air 35 cm. Untuk larva yang baru dipanen dipelihara dalam inkubator yang berukuran 40x40x30 cm yang dilengkapi dengan pipa sirkuler untuk pemberi arus. Larva yang masih mempunyai ukuran kuning telur besar tidak perlu diberi makan. Pemberian pakan pertama dilakukan ketika kuning telur sudah hampir habis terserap (ukuran kuning telur tinggal sebesar ukuran biji jagung). Pemberian pakan tidak boleh terlalu banyak, hanya untuk membiasakan larva muenerima pakan dari luar. Pakan diberikan sebanyak 3-4 kali sehari dengan jumlah pakan 2-3 ekor blood worm. Untuk pemeliharaan benih yang berukuran 7-10 cm, maksimal padat tebar dalam 1 akuarium sebanyak 50 ekor benih. Penebaran benih dapat dilakukan di akuarium asal tempat larva dibesarkan menjadi benih atau dipindahkan ke akuarium lain. Pemberian pakan harian dilakukan sebanyak 3-4 kali sehari sebanyak 3-5% dari



bobot badan ikan/ekor. Pemberian pakan dilakukan setiap pukul 07.00, 11.00, 15.00 dan 19.00 (4 kali). Pemberian pakan hendaknya dikombinasi, hindari pemberian makan dengan hanya satu jenis pakan. Pakan yang biasa diberikan untuk benih arwana antara lain jangkrik, ulat hongkong dan ulat jerman (Ermansyah et al., 2007).



BAB III METODE A. Tempat dan waktu Tempat



: Mina Karya Blendangan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, D.I Yogyakarta



Waktu



: 15 April 2016



B. Alat dan bahan 1. Alat tulis 2. Kamera



C. Cara kerja Mengunjungi tempat budidaya ikan arwana yang telah direncanakan



Melihat langsung kolam-kolam budidaya ikan arwana



Tanya jawab dengan pengelola seputar budidaya ikan arwana



BAB IV PEMBAHASAN Praktikum budidaya ikan arwana dilakukan dengan mengunjungi kelompok tani Mina Karya di desa Berbah, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 15 April 2016. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara budidaya ikan arwana. Menurut hasil observasi dan wawancara kepada petugas pembudidaya teknik budidaya ikan arwana tidaklah sulit hanya saja memang dibutuhkan ketelitian dan ketekunan yang tinggi karena ikan arwana harus selalu dijaga kondisi air, oksigen dan pakannya. Ikan ini dapat dikembangbiakkan di wadah budidaya seperti akuarium atau kolam. Kualitas air yang selalu terjaga baik menjadi tuntutan dalam budidaya ikan ini. pH air untuk budidaya arwana sebenarnya sangat lebar tapi lebih disarankan untuk memudahkan pemeliharaannya pH airnya disesuaikan dengan kondisi air pada kondisi sebenarnya di alam yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-290 C. Sedangkan penggantian air bertujuan untuk menjaga kualitas air. Jumlah ikan arwana yang ada di Mina Karya Berbah ada 150 ekor yang terdiri dari 80 jantan dan 70 betina. Proses pemijahan dilakukan dalam kolam budidaya masal. Mina karya melakukan pemanenan bibit ikan arwana 2 minggu sekali. Induk ikan arwana bisa mengerami 100 ekor anakan. Ukuran anakan yang dierami sekitar 1 cm. Anakan dierami didalam mulut indukan, hal ini karena jika anakan berada di luar akan dimangsa oleh ikan yang lain. 40 hari sebelum dipanen, anakan ikan arwana akan dikeluarkan sendiri oleh induknya. 40 hari tersebut dihitung dari lama indukan mengerami. Anakan yang sudah dierami kemudian dipelihara di akuarium. Anakan ini masih memiliki yolk selama 1 minggu sebagai cadangan makanan. Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa minggu pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika ukuran kuning telur mengecil.



Gambar 1. Anakan Arwana Setelah 3 minggu, anakan arwana berukuran panjang sekitar 6 cm kemudian diberi pakan cacing darah. Pemberian pakan ini dilakukan setiap hari dengan ketentuan 2% dari berat total tubuhnya. Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah ukurannya harus sesuai bukaan mulut arwana. Cacing darah dapat diperoleh dari



pembudidaya cacing darah. Akuarium dengan ukuran 100 x 50cm mampu menampung 300 ekor anakan arwana. Bibit arwana ini sudah dijual ke berbagai daerah antara lain Jawa Barat, Bogor, dan Jakarta. Arwana bila gelisah gampang sekali melakukan “jumping” atau menabrak-nabrak. Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga bisa mengakibatkan sirip robek dan patah. Tubuh yang rusak bisa mengalami regenerasi, namun mungkin pula menjadi cacat dan mengurangi keindahan penampilan, apalagi ada hal-hal yg bisa memperparah luka-lukanya (misalnya infeksi, pertumbuhan bekas luka yg lambat/delay). Untuk itu arwana perlu dilumpuhkan agar tidak dapat berontak dalam proses pemindahan antar akuarium maupun transportasi jarak jauh. Dosis pembiusan diatur sedemikian rupa bergantung keperluan. Untuk transportasi jarak jauh, arwana dilumpuhkan gara tidak dapat berontak namun tidak sampai terbalik dan masih bisa berenang. Pemindahan antar arwana akuarium menggunakan dosis ringan, yang penting arwana tidak dapat berontak.



Gambar 2. Akuarium pemeliharaan bibit ikan arwana Bibit arwana ukuran 6 cm dijual seharga 25 ribu. Pakannya berupa katak, daging nila dengan dosis 1 x 0,5 kg/ 14 meter. Yang mengerami anakan adalah ikan jantan. Cara mengelurakannya yaitu ikan yang cacat sirip disendirikan (diseleksi). Arwana lokal menggunakan chop. Untuk mengatasi tumbuhnya jamur parasit pada ikan, pH air jangan terlalu tinggi, diatur antara 3-4 dan suhunya sekitar 320C. Cara lain untuk mengatasi jamur yaitu dengan pemberian antibiotik pomead, daun ketapang (usahakan yang sudah tua) direndam di air. Selain itu kita juga harus rajin membersihkan kotoran menggunakan selang plastik 3 kali sehari, menjaga aerasi, suhu, dan mengatur pergantian air.



Gambar 3. Indukan arwana Pembedaan jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh dan lebar mulut. Arwana jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar dan warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga besar digunakan untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih agresif termasuk dalam perebutan makanan. Kematangan gonad akan terjadi pada saat umur ikan arwana berumur 4 tahun dan sudah mencapai panjang 45-60 cm. Pemijahan akan terjadi sepanjang tahun. Puncak pemijahan akan terjadi antara bulan Juli dan bulan Desember. Ketika telah terjadi pemijahan maka induk jantan akan menjaga telur tersebut di dalam mulutnya selama 2 bulan. Untuk melepaskan telur yang ada dalam mulut induk jantan arwana, tarik secara perlahan dan hatihati bagian bawah mulut arwana kemudian tekan ringan bagian tubuhnya. Larva dikumpulkan untuk kemudian diinkubasi. Masa inkubasi dengan cara ini lebih pendek dibandingkan dengan masa inkubasi normal yang dapat mencapai 8 minggu. Inkubasi dilakukan di dalam akuarium berukuran 45x45x90 cm dengan temperatur air 27-290 C dan kadar oksigen terlarut 5 ppm. Untuk mencegah adanya infeksi pada saat penanganan larva dapat digunakan larutan Acriflavine 2 ppm. Selama periode inkubasi ini larva tidak perlu diberi pakan. Pakan larva sendiri didapat dari kuning telur yang akan habis pada minggu ke delapan (Evan Nurwicaksono, 2012).



BAB V PENUTUP 1. KESIMPULAN Teknik budidaya ikan arwana tidaklah sulit hanya saja memang dibutuhkan ketelitian dan ketekunan yang tinggi karena ikan arwana harus selalu dijaga kondisi air, oksigen dan pakannya. Ikan ini dapat dikembangbiakkan di wadah budidaya seperti akuarium atau kolam. Kualitas air yang selalu terjaga baik menjadi tuntutan dalam budidaya ikan ini. pH air untuk budidaya arwana sebenarnya sangat lebar tapi lebih disarankan untuk memudahkan pemeliharaannya pH airnya disesuaikan dengan kondisi air pada kondisi sebenarnya di alam yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-290 C. Proses pemijahan dilakukan dalam kolam budidaya masal. Mina karya melakukan pemanenan bibit ikan arwana 2 minggu sekali. Induk ikan arwana bisa mengerami 100 ekor anakan. Ukuran anakan yang dierami sekitar 1 cm. Anakan dierami didalam mulut indukan. Massa pengeraman selama 40 hari jadi pemanenan dilakukan kurang dari 40 hari sebelum induk mengeluarkan anaknya. Anakan yang sudah dierami kemudian dipelihara di akuarium selama tiga minggu hingga mencapai ukuran 6 cm. Bibit arwana ukuran 6 cm dijual seharga 25 ribu dan sudah dipasarkan ke berbagai daerah antara lain Jawa Barat, Bogor, dan Jakarta. 2. SARAN Praktikum Budidaya dan Tanaman selanjutnya dapat mengatur jadwal khusus apabila melakukan budidaya hewan dan tanaman sehingga pembudidayaan yang dilakukan lebih baik hasilnya. Dan untuk kunjungan lapangan memperbanyak lokasi kunjungan sehingga dapat menambah wawasan mahasiswa



DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. Filter. O-FISH. Http://www.o-fish.com/Filter.htm. [14/06/2016] Anonim. 2006. Budidaya Ikan Arwana Sceleropages sp. Http://www.dkp.co.id. [14/06/2016] Ermansyah L, Ikbal, Zaelani DA, Kumaidi A. 2007. Standard Operational Procedure (SOP) Arowana Sceleropages formosus Bagian Operasional Tambak dan Warehouse. PT. Inti Kapuas International, Tbk. Pontianak. Evan Nurwicaksono. 2012. Budidaya Ikan Arwana. Yogyakarta: AMIKOM Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta : Binacipta. Schuster, W.H. 1952. Local Common Names of Indonesian Fishes. Bandung : W. Van Hoeve.



LAMPIRAN