Laporan Diazepam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. FORMULA ASLI Diazepam (Suppositoria Rectal) B. RANCANGAN FORMULA Nama Produk



: Diazensuptor



Jumlah Produk



: 100 suppositoria



Tanggal Formulasi



: 12 Agustus 2022



No. Batch



: 21232522



No. Registrasi



: DKL227891853A1



Komposisi



: Tiap 1 gram suppositoria mengandung : Diazepam



0,5 gram



Tween



80 2%



Komponen Basis Ad



1 gram



PEG 1000



96%



PEG 4000



4%



C. MASTER FORMULA Nama Pabrik



Tanggal Formulasi



PT. Sanum Farma Kode Bahan 02 – 01 PGDI – 02 PG04 – 03 TW – 05



12 Agustus 2022 Nama Bahan Diazepam Polientilenglikol 1000 Polientilenglikol 4000 Tween 80



Tanggal Produksi



Dibuat Oleh 25 Desember 2022 Kelompok II Kegunaan Per-Dosis Zat aktif 0,0005 gr Komponen basis 10,344 gr Komponen basis 0,431 gr Surfaktan 0,022gr



Disetujui Oleh Anshari Masri Per-Batch 0,005 gr 103,44gr 4,31gr 0,22gr



D. ALASAN PEMBUATAN PRODUK Alasan dibuat suppositoria diazepam 1 gram karena yang akan dibuat suppositoria untuk anak-anak. Suppositoria untuk anak-anak 1 gram dan suppositoria untuk orang dewasa memiliki massa 2 gram. Tetapi rektal mempunyai beberapa keuntungan terhadap bentuk terapan lainnya, disini disebutkan tidak membenani lambung, tanpa rasa kemualan, kemungkinan



penerapannya bila perlu juga selama kehilangan kesadaran, dan pada kesulitan menelan dan sebagainya (Voight, 1994). Bentuk sediaan rektal berhasil digunakan untuk memberikan efek lokal untuk pengobatan infeksi dan peradangan pemberian obat ke rektum dapat dilakukan untuk mengobati kelainan lokal, atau untuk mencapai penyerapan sistematik dari agen terapertik dalam situasi dimana rute alternatif pemberian obat tidak tepat (Jones, 2008). Obat ini bisa dimaksudkan untuk ditahan dalam ruang tersebut untuk efek kerja lokal, atau bisa juga dimaksudkan agar diabsorpsi untuk mendapatkan efek sistematik. Suppositoria rental dimaksudkan untuk kerja lokal dan paling sering digunakan untuk menghilangkan konstipasi dan rasa sakit, iritasi, rasa gatal, radang dan kondisi rental lainnya. Untuk mendapat efek sistematik cara pemakaian rektum mempunyai beberapa kelebihan daripada pemakaian secara oral (Ansel, 1989). Zat aktif ini yaitu diazepom sebagai turunan dari benzodiazepin dimetabolisme dihati menjadi metabolit bentuk aktif, metabolit tersebut mempunyai kecepatan eliminasi yang lebih rendah dibanding obatnya (metabolit lebih lama didalam tubuh). Oleh karena itu dibuat sediaan suppositoria yang tidak melalui hati (Nugroho, 2018). E. ALASAN PENAMBAHAN BAHAN 1. Zat Aktif Diazepom diformulasikan dalam sediaan suppositoria agar tidak melewati hati. Dilain pihak obat golongan turunan benzodrazepin terdistribusi dan tersembunyi dilemak tubuh dan memungkinkan obat belum dimetabolisme dihati dalam jangka waktu lebih lama. Hal ini menyebabkan obat memiliki aksi cepat namun waktu paruh eliminasinya lama (Nugroho 2018). Benzodrazepin (Drazepom) tetap menjadi agen penting dalam pengelolaan epilepsi. Obat ini adaah obat dini pertama untuk status epileptikus dan kejang yang berhubungan dengan gangguan post-anoxic dan



juga sering digunakan dalam pengobatan kejang, demam. (Riss J, et. al. 2008). Hampir semua efek benzodiazepin merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP dengan efek utama : sedesi, hipnosis, relaksasi otot, dan antikonvulsi. Kerja benzodiazepin terutama merupakan interaksinya dengan resptor



penghambat



neutrasmeter



yang



diaktifkan



oleh



GABA.



Benzodiazepin dapat memprbaiki berbagai gangguan saluran cerna yang berhubungan adanya asietas. Diazepam secara nyata menurunkan sekresi cairan lambung waktu malam (Sulistia, 2016). Diazepam merupakan benzodiazepin long-acting dengan onset cepat yang biasa digunakan untuk mengobati gangguan panik, kecemasan parah, penarikan alkohol, dan kejang. Hal ini digunakan dalam pengobatan gangguan kecemasan sebagai penenang dan antikonvulsan (Drugbank). 2. Zat Tambahan a. PEG (sebagai basis) Basis manapun yang digunakan obat harus di despersikan secara homogen didalamnya, tetapi obat tersebut harus dapat dilepaskan dengan laju yang dikehendaki pada cairan-cairan tubuh. Oleh karena itu, kelarutan bahan-bahan aktif dalam air atau terlarut lainnya harus diketahui jika obat larut dalam air maka basis lemak dengan angka air dipilih, sebaliknya jika obat tersebut sangat mudah larut dalam lemak suatu basis tipe air yang ditambahkan surfaktan untuk menambah kelarutan, mungkin merupakan pilihan utama (Ansel, 1989). Suppositoria dengan PEG tidak melebur ketika terkena suhu tubuh, tetapi perlahan melarut dalam cairan tubuh. Oleh karena itu, basis ini tidak perlu diformulasi supaya melebur pada suhu tubuh. Pelumas juga jarang digunakan/ diperlukan bagi suppositoria dengan basis cleum cacao atau PEG, karena bahan ini cukup menciut begitu dingin dalam cetakan sehingga



akan



terlepas



dari



dikeluarkannya (Ansel, 1989).



permukaan



cetakan



dan



mudah



PEG tidak mendukung terjadinya pertumbuhan mikroorganisme (Rowe, et. al. 2009). PEG tidak terhidrolisis atau terurai secara fisiologis dan tidak membantu pertumbuhan jamur (Ansel, 1989). Karena kelarutan praktis tidak larut dalam air sehingga digunakan basis tipe air yaitu polientilen glikol yang memiliki kelarutan mudah larut dalam air (Anonim, 1995). b. Kombinasi PEG (PEG 1000 dan 4000) Macam-macam kombinasi dari PEG bisa digabung dengan cara melebur, dengan memakai dua jenis atau lebih untuk memperoleh basis suppositoria yang diinginkan konsistensi dari sifatnya. Campuran PEG yang mempunyai titik lebur lebih tinggi daripada suhu tubuh. Bahan ini bukan saja tidak memungkinkan perlambatan pengelapasan obat dan basisnya begitu suppositoria dimasukkan, tetapi juga memberikan kemungkinan yang tepat bagi penyimpanan diluar lemari es dan tidak akan melunak bila terkena udara panas (Ansel, 1989). Basis dengan kombinasi PEG 1000 dengan konsentrasi 96% dan PEG 4000 konsentrasi 4% ini mempunyai titik leleh rendah dan berguna bila diinginkan penghancuran yang cepat (Ansel, 1989). PEG polimer tinggi dengan suatu massa molekul rata-rata dari 6000 dan kelarutannya lebih baik dimiliki komposisi PEG 1000 dan PEG 4000 (Voight, 1994). Dimana formula ini ditetapkan sebagai basis 1 yaitu kombinasi PEG 1000 dan PEG 4000 yang konsentrasinya juga ditetapkan (Martin, 839) Penggunaan PEG 1000 dan 4000 dengan kelembaban 0,585% dan 0,300% agar zat aktif mudah lepas rektum. c. Surfaktan (Tween 80)



Jika obat tersebut mudah larut dalam lemak, suatu basis tipe air yang ditambahkan surfaktan untuk menambah kelarutan (Lachman, 1994). Surfaktan juga membuat zat-zat yang tidak larut tetap tersuspensi dalam basis. Dalam hal ini zat aktif terdispersi dalam basis (Lachman, 1994). Surfaktan termasuk meningkatkan sifat pembahasan dari basis suppositoria dengan cairan rektal. Hal ini pada gilirannya akan meningkatkan pelepasan dan pembubaran obat. Penggunaan surfaktan terutama dicadangkan untuk formulasi yang terdiri dari basis suppositoria lipofilik dan obat lifopilik (Jones, 2008). Tween 80 merupakan surfaktan non ionik dan memiliki keuntungan yaitu tidak toksik dan tidak iritatif dapat bercampur dengan semua bahan obat, netral dan stabil terhadap trolit dan zat ionik. Dimana dalam formula ini digunakan tween 80 dengan konsentrasi 2% (Alatas, 2006). Konsentrasi tween 80 sebagai weeting agent 1-3% dan sebagai penambah kelarutan 1-15% (Rowe, et. al. 2009). F. URAIAN BAHAN 1. Zat Aktif (Anonim, 1979) Nama Resmi



:



Diazepam



Nama Lain



:



Diazepam, 1,4-benzodiazepin



RM / BM



:



C16H13ClN2O/284,74



Rumus Struktur



:



Sumber:https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/ compound/Diazepam Pemerian



:



Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa mula tidak berasa kemudian pahit



Kelarutan



:



Agak sukar larut dalam air, tidak larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P



Suhu Lebur



:



130°C - 134°C



Khasiat



:



Sedativum



Penyimpanan



:



Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya



Dosis Maksimum



:



Sehari 40 mg



Farmakodinamik



:



Diazepom



adalah



benzodiazepin



yang



memberikan efek ansiolitik, sedatif, helakson otot, antikonvulsan, sebagian besar efek ini dianggap hasil dari fasilitas aksi asam gamma aminobutirat (GABA) Farmakologi



:



Mekanisme



aksi



:



memodulasi



efek



postsineptik dari transmisi GABA – A menghasilkan perasinoptik



peningkatan tampaknya



bertindak



inhibisi pada



bagian dari sistem limbik. Serta pada talamus dan hipotalamus untuk menginduksi efek memenangkan Penyerapan : Ketersediaan hayati : 90% (PR) Waktu plasma : 5-90 menit (PR) Konsentrasi pigmen : 373 mg/ml (awal pada 45 menit) Distribusi : Terikat protein : 98% Metabolisme : Dimetabolisme oleh enzim P450 hati CYP2CI9, CYP3A4 Eliminasi : Waktu paruh : 20-70 jam Eksresi : urine (Sulistia, 2016) Indikasi



:



Derivat



benzodiazepin



digunakan



untuk



menimbulkan sedosa, menghilangkan rasa cemas, dan keadaan psikosomatik yang berhubungan dengan rasa cemas. Selain sebagai



ansietas,



digunakan



juga



derivat sebagai



benzodiazepin hipnotik,



anti



konvulsi, pelemas otot, dan induksi anestesi umum (Sulistia, 2016) Kontradiksi



:



Pasien



yang



hipersensitif



terhadap



benzodiazepin glaukoma, miasthenia gravis, insufisiensi



pulmonal



kronik,



depresi



pernapasan, serangan asma akut. Tidak boleh digunakan



sendirian



pada



depresi



atau



ansietas dengan depresi (Sulistia, 2016) Efek Samping



:



Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, reaksi



paradoksial dalam agresi, gangguan mental, amnesia,



ketergantungan,



depresi



pernapasan, kepala terasa ringan (Basic drugs) Perhatian Khusus



:



Pada penderita usia lanjut anak dapat terjadi reaksi yang berlawanan berupa kegelisahan, iritabilitas Dapat mengganggu kemampuan mengemudi/ mengoperasikan mesin Hati-hati



pada



menyusui,



bayi,



lansia,



penyakit hati, ginjal, penyakit pernapasan, kelemahan otot, riwayat penyalahgunaan obat (Sulistia, 2016) Kategori Kehamilan



:



Kategori kehamilan D (ada bukti positif terhadap resiko janin manusia, tetapi besar manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar (Basic drugs)



2. Zat Tambahan a. PEG 1000 (Rowe, et. al. 2009) Nama Resmi



:



POLYAETHYLENGLYCOLUM – 1000



Nama Lain



:



Maurogol – 1000, poliglikol – 1000, lipoxol, PEG, carbowax



Berat Molekul



:



950 – 1050



Rumus Molekul



:



HOCH2 (CH2OCH2)m CH2OH



Kategori Fungsi



:



Agen alkali, agen terapeutik



Rumus Struktur



:



(Sumber:Anonim, 1979) Pemerian



:



Massa seperti salep, putih, atau hampir putih.



Kelarutan



:



Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dalam kloroform



Suhu Beku



:



35 - 45° C



Kekentalan



:



12,5 cs - 16 cs suhu 210° F



Khasiat



:



Zat tambahan, basis suppositoria



Kestabilan



:



Semua



kelarutan



senyawa



phenylmeciti



membentuk residu hit logam ketika terkena cahaya atas setelah penyimpanan lama larutan dapat disterilkan (Rowe, et. Al. 2009) Inkompabilitas



:



Inkam dengan komponen bahan pembantu lainnya, tidak bercampur dengan garamgaram perak, asam berat, kinnin, lectomol, aspirin, income dengan halida.



a. PEG 4000 (Rowe , et. al. 2009) Nama Resmi



:



POLYAETHYLENGLYCOLUM – 4000



Nama Lain



:



Polietilenglikol – 4000, lipoxol, PEG



Rumus Struktur



:



(Sumber:Rowe, et. al. 2009) Rumus Molekul



:



HOCH2 (CH2OCN2)m CH2OH



Berat Molekul



:



3.000 – 3.700



Pemerian



:



Serbuk kain putih, atau potongan putih kuning gading, praktis tidak berbau, tidak berasa.



Kelarutan



:



Mudah larut dalam air, dalam etanol 95%,



dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter. Khasiat



:



Zat tambahan



Titik Lebur



:



50 – 58° C



Titik Beku



:



53 – 59° C



Inkompabilitas



:



Inkom dengan garam-garam perak,



asam



berat, aspirin, lectamol (Rowe, et. al. 2009) b. Tween 80 (Anonim, 1979) Nama Resmi



:



POLYSORBATUM 80



Nama Lain



:



Polisorbat 80, tween 80



RM



:



C61H124O26



BM



:



1310



Pemerian



:



Cairan



kental seperti minyak, jernih



kuning, bau asam lemak, khas Kelarutan



:



Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%),dalam



etil



asetat,



dan



dalam



methanol, sukar larut dalam paraffin cair P dan



dalam



kloroform



P,



kelarutan



tergantung dari bobot molekul rata-rata : praktis tidak larut dalam eter P Penyimpanan



:



Dalam wadah tertutup baik



Kestabilan



:



Stabil dalam elektrolit dan asam serta basa lemah



Titik Nyala



:



179° C



Kekentalan



:



< 600 cp



Khasiat Inkompabilitas



Zat tambahan :



Perubahan warna atau presipitrat terjadi pada berbagai zat, khususnya fenol, tannin. Aktivitas paraben sebagai antimikroba



(Rowe, et. al. 2009). G. PERHITUNGAN 1. Perhitungan Dosis Untuk anak-anak Anak 2-6 tahun



: 0,5 mg/kg



:



Anak 6-12 tahun



: 0,3 mg/kg



:



Anak > 12 tahun



: 0,2 mg/kg



: 1 tablet sehari



tablet sehari tablet sehari



2. Aturan Pakai dan Cara Penggunaan Anak-anak 1 kali sehari dan dibasahi suppositoria dengan air sebelum dimasukkan ke rectum. 3. Perhitungan bahan Diazepom 0,5 mg = 0,0005 g x 10 = 0,005 g -



Bobot suppositoria = 1 x 10 = 10 g



-



Tambah 10% =



-



Bobot Suppositoria = 10 + 1 = 11 g



Tween 80 2% =



x 10 = 1g



x 11 = 0,22 g



Komponen Basis = 11 g – (o,005 + 0,22) = 10.775 g PEG 1000 96 % = PEG 4000 4% =



x 10.775 = 10.344 g x 10.775 = 0,341 g



4. Per Batch Diazzepom



0,0005 x 10



= 0,005 g



Tween 80



0,22 g



PEG 1000



10.344 x 10



= 103.440 g



PEG 4000



0,431 x 10



= 4,31



H. CARA KERJA Pembuatan dengan cetak tuang karena basis PEG tidak dapat dibuat denga cara menggulung dengan tangan dan suppositoria dengan basis PEG tidak membutuhkan pelumas pada cetakan dan lebih mudah dibuat dengan minyak coklat (Lachmann 1994). 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Dittimbang semua bahan yaitu diazepam 0,005 g, PEG 1000 103.440 g, PEG 4000 4,31 g dan tween 80 0,22 g 3. Dimasukkan diazepam ke dalam lumping atau mesin penghalus, aduk atau gerus hingga halus 4. Dileburkan kombinasi PEG 1000 dan 4000 diatas waterbath pada suhu 50 C 5. Ditambahkan tween 80 ke dalam campuran basis setelah itu diaduk hingga homogen 6. Dimasukkan diazepam ke dalam campuran tersebut diaduk hingga homogeny 7. Dimasukkan seluruh campuran hasil leburan ke dalam cetakan 8. Dimasukkan ke dalam lemari pendingin -+ 15 menit 9. Dikeluarkan suppositoria dari cetakan 10. Dibungkus suppositoria 11. Dimasukkan dalam kemasan dan masukkan dalam dus yang berisi brosur



DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depatemen kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Anonim, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Sulistia, Gan, Gunawan., dkk. 2016. Farmakologi dan Terapi Edisi VI. Jakarta : Bagian Farmakologi FK VI Tim Medical mini Notes. 2019. Basic Pharmacology and Drug Notes. MMN Publishing. Makassar. Lachman, L.,& Lieberman,H.A, 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ke dua, VI Press. Jakarta Rowe, R.C, et. al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exicipent 6thEd. The Pharmaceutical Press London.



Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI Press. Sweetman, Sean. 2009. Martindal edisi 6. Pharmaceutical Press. USA Nugroho, A.E. 2018. Farmakologi. Edisi ke II. Pustaka belajar Yogyakarta. Nugroho. 2018. Farmakologi Edisi III. Pustaka Belajar. Yogyakarta Jones, David, 2008. Pharmaceutics-Dosage form and Design. (FASTRACK). Pharmaceutical Press. London Piss, J et al. 2008. Benzodrozepin pada Epilepsi. Farmakologi dan Farmakokinetik. Aeta Nevrat Scan



BROSUR



ETIKET



KEMASAN