Laporan Drawn Texture Yarn (DTY) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JUDUL MATERI DTY LAPORAN PRAKTEK DRAWN TEXTURE YARN (DTY)



Oleh : Ahmad Sugiri



: 201303002



Mohamad Ragil Saputra



: 201303006



Rinaldi Al Azmi



: 201303013



Nurul Octavia



: 201303016



Suci Octaviani



: 201303026



Fahmi Aziz



: 201303031



PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK ENJINERING INDORAMA 2015



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN



PRAKTEK DRAWN TEXTURE YARN (DTY)



JUDUL MATERI DTY Oleh : Ahmad Sugiri



: 201303002



Mohamad Ragil Saputra



: 201303006



Rinaldi Al Azmi



: 201303013



Nurul Octavia



: 201303016



Suci Octaviani



: 201303026



Fahmi Aziz



: 201303031



PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK ENJINERING INDORAMA 2015 Laporan Praktek DTY ini telah diterima, disetujui dan disahkan menjadi syarat menyelesaikan mata kuliah Praktek Drawn Texture Yarn (DTY) Disetujui Oleh : Pembimbing I



Pembimbing II



Berayan Munthe NIDN 0426055402.



Didin Saripudin NIDN.



Mengetahui, Kepala Program Studi Teknik Listrik



Ir. Junaidy Burhan M.Sc. NIDN.



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita sekalian, khususnya kepada penulis sehingga Laporan Praktek Drawn Texture Yarn dengan judul “Belt Conveyor on DTY Material Handling” dapat terselesaikan dengan baik.



Didalam penyelesaiannya penulis banyak sekali dibantu oleh beberapa pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:



1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu ikhlas dan penuh dengan kesabaran membesarkan dan mendidik penulis selama ini. Ayah Ibu semoga rahmat Tuhan selalu menyertaimu. 2. Bapak Dr. Ir. Resdiansyah, ST, MT, sebagai Direktur Politeknik Enjinering Indorama. 3. Bapak Ir. Junaidy Burhan, MSc, sebagai Kepala Program Studi Teknik Listrik. 4. Bapak Didin Saripudin, sebagai Koordinator DTY Vocational Training Center. 5. Bapak Berayan Munthe, sebagai Dosen Pembimbing. 6. Bapak-bapak Dosen dan Staf Politeknik Enjinering Indorama. 7. Seluruh rekan-rekan yang turut membantu dalam pembuatan laporan Drawn Texture Yarn.



Penulis yakin masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada laporan ini, baik dari segi penulisan maupun penyajiannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan. Sehingga kesalahan dan kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada penyusunan berikutnya.



ii



Akhir kata penulis harapkan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri.



Purwakarta, 29 Juni 2015



Penulis



iii



DAFTAR ISI



Lembar Pengesahan ......................................................................................... i Kata Pengantar ................................................................................................. ii Daftar Isi........................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1 Tujuan ....................................................................................................... 1 Manfaat ..................................................................................................... 1 Waktu Pelaksanaan ................................................................................... 2 Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 2 BAB II TINJAUAN UMUM OBJEK PRAKTEK DTY ................................. 3 Pengenalan DTY ....................................................................................... 3 Kegiatan DTY ........................................................................................... 4 Struktur Organisasi DTY .......................................................................... 4 BAB III Hasil Pelaksanaan Praktek DTY ........................................................ 5 Analisis Masalah ....................................................................................... 5 Pengenalan Jenis Sensor ........................................................................... 5 Sensor dalam DTY .................................................................................... 6 BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 7 Kesimpulan ............................................................................................... 7 Saran.......................................................................................................... 7 Lampiran .......................................................................................................... 8



iv



BAB I PENDAHULUAN



I.1 Rumusan Masalah 1. Apakah DTY itu ? 2. Apakah tujuan dari diadakannya DTY ? 3. Apa yang mahasiswa dapatkan dari diadakannya DTY ? 4. Seberapa besar pengaruh DTY terhadap kemajuan mahasiswa ?



I.2 Tujuan 1. Mahasiswa mengerti tatacara bekerja di lingkungan Industri. 2. Mahasiwa memiliki kemampuan baik dalam segi hard skill maupun soft skill. 3. Mahasiswa dapat memahami tugas, kemampuan dan tanggung jawab dalam bekerja. 4. Mahasiswa mempunyai kemampuan dalam mengoperasikan DTY dan Packaging Machinery. 5. Mahasiswa mempunyai kemampuan untuk mengatur mahasiswa junior. 6. Mahasiswa dapat mengerjakan tugas keadministrasian. 7. Mahasiswa memiliki kemampuan dalam membuat laporan terstruktur.



I.3 Manfaat Diadakannya DTY ini diharapakan dapat memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Mengetahui atau memahami kebutuhan pekerjaan di tempat kerja praktek. 2. Menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan kerja setelah menyelesaikan studinya. 3. Mengetahui atau melihat secara langsung penggunaan atau peranan teknologi terapan di tempat kerja praktek.



1



4. Menyajikan hasil-hasil yang diperoleh selama kerja praktek dalam bentuk laporan Praktek Drawn Texture Yarn. 5. Diharapkan dapat menggunakan hasil atau data-data yang diperoleh pada Praktek Kerja Lapangan untuk dapat dikembangkan menjadi tugas akhir.



I.4 Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksaanaan kegiatan DTY ini adalah 3 (tiga) minggu untuk satu kali praktek DTY.



I.5 Jadwal Kegiatan Adapun jadwal kegiatan pada saat praktek DTY adalah : 1. Briefing Sebelum memulai pekerjaan, dilaksanakan briefing untuk pengabsenan mahasiswa, pembagian tugas dan juga pembacaan doa agar praktek DTY dapat dilaksanakan dengan lancar dan tanpa hambatan. 2. Tahap Pelaksanaan Setiap Mahasiswa dengan tugasnya masing-masing bekerja sesuai dengan posnya tersendiri, hal ini dilakukan agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan efisien. 3. Tahap Laporan Setelah Mahasiswa melaksanakan tugasnya, setiap mahasiswa wajib melaporkan situasi di setiap posnya untuk mencari tahu apakah ada gangguan sekaligus mencatat data-data yang dihasilkan praktek pada saat itu.



2



BAB II TINJAUAN UMUM OBJEK PRAKTEK DTY



II.1. Pengenalan DTY DTY merupakan salah satu hasil produk dari indorama yang awal mulanya proses perubahan dari POY. Pembuatan DTY ini melalui beberapa proses yang kuang lebih dilakukan dengan cara mekanik, tidak dengan perubahan kimia lagi. DTY itu sendiri merpupakan kepanjangan dari Drawn Tetured Yarn.



II.2 Kegiatan DTY Adapun kegiatan yang terdapat pada lingkungan kerja di DTY adalah : 1. Loading Loading merupakan kegiatan memindahkan benang jenis POY dari Troli / box ke creel. Sebelum POY di-Load ke creel, POY harus memenuhi persyaratan seperti : tidak cacat, tidak kotor, sudah disuction, tidak kering dan pada saat loading pun benang POY tidak boleh dipegang, hanya bagian bobbin-nya saja. 2. Splicing Splicing Merupakan Proses menyambungkan benang POY dengan benang POY setelah diloading (posisi benang POY sudah ada di creel). 3. Threading Threading merupakan proses menjalankan benang POY sehingga menjadi benang DTY. Proses ini melewati tahap-tahap seperti dibawah ini: a. Cutter dalam keadaan ON b. POY harus melewati guide sleading c. POY melewati Heater 1 d. Melewati Cooling Plate e. Melewati Positor pada jalur yang benar. f. Dua kali lilitan pada Nip Roll 2. g. Melewati Heater 2 di Nip Roll 3. h. Lewat Met Oil, detector. i. Lewat pipa bar dan guide bar. j. Dan terakhir ke paper tube.



3



4. Doffing Doffing merupakan proses pengambilan benang yang ada pada Bowl. 5. Segregasi Segregasi merupakan proses pemilihan benang sebelum dibungkus plastic. Pada proses pemilihannya, benang harus tidak boleh kotor, tidak boleh cacat dan gulungan benang harus baik. 6. Knitting Knitting merupakan proses pembuatan kain untuk pengecekkan Dying (pencelupan). 7. Weighting Proses penimbangan benang DTY untuk dimasukkan kedalam satu kardus, sebagai tanda berat keseluruhan dalam satu kardus tersebut. Namun sebelumnya tiap benang DTY pun ditimbang untuk menentukkan grade dari DTY tersebut. 8. Packing Proses pengepakkan benang DTY ke dalam kardus, yang siap dipasarkan. 9. Labeling Untuk memberi tanda pada setiap kardus agar pada saat terjadi sesuatu dapat dilacak lokasi pembuatan dan waktunya juga, serta memberi identitas pada kardus tersebut. II.3 Struktur Organisasi DTY Struktur organisasi dalam ruang lingkup DTY di Politeknik Enjinering Indorama ini sebatas dari manajer dan langsung memberi komando kepada operator. Dan DTY itu sendiri langsung berada di bawah yayasan Indorama dan berkoordinasi dengan PEI. Struktur dapat dilihat secara terlampir (lampiran 1).



4



BAB III Hasil Pelaksanaan Praktek DTY



III.1 Rumusan Masalah Pada Proses pembuatan Drawn Textured Yarn atau biasa disebut DTY terdapat beberapa bagian dalam mesin DTY tersebut, operator akan terus memantau setiap bagian dari mesin tersebut dalam mencegah kemungkinan terdapatnya benang yang putus. Namun, pasti akan ada kelalaian dari operator meskipun sedikit, maka dilengkapilah mesin DTY tersebut dengan sensor yang berfungsi meminimalisir kesalahan operator. Pada laporan ini akan dijelaskan cara kerja dan jenis sensor yang dipakai dalam proses tersebut.



III.2. Pengenalan Sensor Terdapat beberapa jenis sensor yang biasanya dipakai di industri tekstil dalam pembuatan Drawn Textured Yarn. 1. Sensor Kapasitif (MCL1) Memonitor variasi ketegangan yang dihasilkan oleh benang dalam gerakan linear. Prinsip kerja dari sensor ini adalah mengontrol geakan linear dari setiap jenis benang tekstil, ketika terdapat benang yang putus atau scrollingnya berhenti, MCL1 akan menginformasikan kepada pengguna atau operator dengan cara LED berkedip di posisi dimana benang tersebut putus, hal ini juga dapat mengaktifkan pemotong benang. Sensor MCL1 tidak sensitif terhadap debu ataupun getaran.



2. Sensor Optik (MOS-E) Sensor optik mengontrol benang dalam posisi linear maupun bolakbalik, benang yang sedang dipantau tidak menyentuh sensor. Prinsip kerja dari sensor ini adalah mengonrol adanya benang yang bergerak linear maupun bolak balik, ketika terdapat benang yang putus atau benang tersebut berhenti, sensor akan mengindikasikan situasi tersebut dengan cara memberikan informasi kepada pengguna maupun opeator dengan sarana LED, hal ini pun dapat mengaktifkan pemotong benang. Sensor ini tidak sensitif terhadap cahaya dari luar.



5



3. Sensor Piezo-Electric (MPS) Sensor piezo-electric menmberikan sinyal dengan frekuensi proporsional yang menjadikannya dapat mengontrol torsi di setiap benangnya. Prinsip kerja dari sensor ini adalah ketika satu atau dua benang terputus atau pada saat scrollingnya berhenti, MPS akan menginformasikan kepada pengguna atau operator bahwa terjadi kondisi demikian yang juga dapat mengaktifkan pemotong benang. 4. Sensor Elektromekanis (XC2-F) Sensor ini merupakan sensor yang murah dan digunakan sebagai detector benang yang putus. Ketika benang terputus, yang XC2-F akan bertindak sebagai saklar off di sirkuit dan menghentikan posisi atau mesin. Hal ini umumnya digunakan pada winders dan creels, karena ukuran dan mudahnya penyimanan detektor kecil.



III.3. Sensor dalam DTY Semua sensor diatas terintegrasi satu sama lain, untuk memberikan perintah yang sama yaitu pada saat benang yang terputus, sensor akan memberikan output untuk menghentikan posisi tersebut. Hal ini berfungsi untuk meminimalisir kesalahan operator threading, karena pada prinsipnya sensor ini dapat melakukan self-threading. Unit ini sendiri terdiri dari konstruksi kuat dan benar-benar disegel untuk mencegah kerusakan akibat masuknya minyak, salju atau puing-puing lainnya. Juga dilindungi terhadap kerusakan dari short-circuit.



6



BAB IV PENUTUP



IV.1 Kesimpulan Pada dasarnya sensor yang digunakan pada DTY ini adalah untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi, semua jenis sensor yang digunakan pun meskipun ditempatkan di posisi yang berbeda-beda namun tetap memiliki output yang sama yaitu mengaktifkan pemotong benang. Fungsi lain dari sensor ini adalah membantu pengguna ataupun operator dalam melakukan threading, karena pada dasarnya sensor itu sendiri bisa dikatakan dapat melakukan self-threading



IV.2 Saran Untuk pengembangan yang lebih lanjut maka penyusun memberikan saran yang sangat bermanfaat dan dapat membantu manajemen DTY untuk masa yang akan datang yaitu semoga pihak yang berkaitan dalam pelaksanaan praktek DTY dapat lebih memperhatikan skill dari mahasiswa karena proses-proses diatas belum dirasakan oleh mahasiswa yang melakukan praktek DTY, dengan harapan tujuan dari diadakannya Voctional Training Center tersebut dapat dicapai dengan sebaikbaiknya.



7



Lampiran 1. Struktur organisasi di DTY



8



Lampiran 2. Gambar sensor di DTY



Gambar 1. Sensor kapasitif



Gambar 2. Display Output dari sensor



9



Gambar 3. Sensor optik



Gambar 4. Sensor optik



10



Lampiran 3. Proses DTY



Gambar 5. Flow Chart dari proses DTY



11



Gambar 6. Posisi kerja operator DTY



12