Laporan Ebp Kompres Hangat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS Jl.Tamansari Gobras Telp/Fax (0265) 2350982 Tasikmalaya LAPORAN EVIDENCE BASED PRACTICE PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PASIEN DENGAN ANGINA PECTORIS



I.



PENDAHULUAN Penyakit jantung koroner dapat disebut juga penyakit arteri koroner atau Acute Coronary Syndrom (ACS) merupakan salah satu penyebab utama pada kematian di dunia sekarang ini dan menjadi problematika kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Berdasarkan laporan Kementerian kesehatan tahun 2011, penyebab kematian disebabkan oleh serangan jantung 7,6 juta dan stroke 5,7 juta. (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Pada tahun 2012, penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta dan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Kementerian Kesehatan RI tahun 2012 penyakit jantung dan pembuluh darah saat ini menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia, terutama penyakit jantung koroner dan stroke. (Kementerian Kesehatan, 2012). Prevalensi Sindrom Koroner Akut (SKA) di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang, sedangkan gejala penyakit jantung koroner dengan keluhan nyeri dada sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Peningkatan jumlah kunjungan pasien di IGD RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada bulan Juli 855 pasien, Agustus 852 pasien dan bulan September 986 tahun 2016. Dari jumlah kunjungan tersebut pasien dengan masalah Sindrom Koroner Akut dengan keluhan nyeri dada (angina pektoris) menempati urutan pertama (31%) di RSPJNDHK pada bulan juli, agustus dan september 2016. (laporan bulanan IGD RS PJNDHK 2016). Manifestasi klinis dari Sindrom Koroner Akut ditandai dengan munculnya gejala nyeri dada yang dikenal dengan angina pektoris yaitu suatu sindrom yang disebabkan oleh otot jantung yang mengalami iskemik



karena ketidakseimbangan antara demand dan suplai O2 yang dicetuskan oleh aktivitas fisik dan stress emosional, hal ini menunjukkan terjadinya penyempitan arteri koroner >70% (Majid, 2008). Berdasarkan penelitian Dharmarajan (2003), mengevaluasi gejala dari 88 pasien infark miokard akut, 64% pasien melaporkan nyeri dada. Nyeri dada merupakan gejala paling umum tanpa bergantung pada lokasi penyempitan pembuluh darah koroner (Leonard, 2011). Kongres yang dideklarasikan pada tahun 2000 hingga 2010 tentang cara mengontrol nyeri dada dan riset mengenai nyeri dada masih merupakan masalah kesehatan utama di Amerika Serikat (Perry & Potter tahun 2010). Pemberian kompres hangat dapat menimbulkan efek hangat serta efek stimulasi kutaneus berupa sentuhan yang dapat menyebabkan terlepasnya endorphin,sehingga memblok transmisi stimulus nyeri (Runiari & Surinati,2012 dalam Nida, 2016). Kompres hangat juga akan menghasilkan efek fisiologis untuk tubuh yaitu efek vasodilatasi,peningkatan metabolisme sel dan merelaksasikan otot sehingga nyeri yang dirasa berkurang (Potter & Perry,2006). Kompres hangat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat pada darah tertentu, dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar aliran darah (Uliyah Hidayat, 2008 dalam Nida, 2016). Ketika suatu jaringan mengalami cedera, atau kerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan-bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeri seperti serotonin, histamin, ionkalium, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yang akan mengakibatkan respon nyeri (nosiceptor). Gate control theory dari Melzack dan Wall (Potter & Perry,2006). II.



ANALISIS JURNAL



Analisis Jurnal



JURNAL 1 Keefektifan



JURNAL II



JURNAL III



Kompres Analisa Praktik Klinik Upaya Pada Nyeri



Penurunan



Hangat



Untuk Keperawatan



Dada



Pada



Menurunkan



Skala Pasien Unstable Angina Pasien Gagal Jantung



Nyeri



Pada



Pasien Pectoris (UAP) Dengan Di RSUD Dr Soehadi



dengan Angina Pectoris Intervensi



Inovasi Prijonegoro



Di IGD RS Jantung Terapi Aroma Lavender Dan Pembuluh Darah Kombinasi



Kompres



Harapan Kita Jakarta



Terhadap



Hangat



Penurunan Skala Nyeri Di



Ruang



Instalasi



Gawat Darurat RSUD P : untuk Patient, Population, Problem o Kata-kata ini mewakili pasien, populasi, dan masalah yang diangkat dalam karya ilmiah yang ditulis



Abdul Wahab Samarida jumlah Penanganan rasa nyeri Angka kejadian gagal



Peningkatan kunjungan



pasien



di harus dilakukan secepat jantung di Indonesia



IGD RS Jantung dan mungkin Pembuluh Harapan



untuk mengalami



Darah mencegah aktivasi saraf peningkatan Kita



cukup



pada simpatis,karena aktifasi tinggi dari tahun ke



bulan Juli 855 pasien, saraf simpatik ini dapat tahun.



Lanjut



usia



Agustus 852 pasien dan menyebabkan



merupakan



faktor



bulan September 986 takikardi,vasokontriksi



resiko terjadi



gagal



tahun



2016.



jumlah



Dari dan



kunjungan tekanan



peningkatan jantung. darah



Selain



itu,



yang penyakit gagal jantung



tersebut pasien dengan pada tahap selanjutnya menyebabkan masalah



Sindrom dapat



Koroner Akut dengan beban keluhan



nyeri



(angina



jantung



dan seperti



gejala



nyeri



dada.



dada memperluas kerusakan Nyeri dada muncul



pektoris) miokardium



menempati pertama



memperberat munculnya



karena suplai oksigen



urutan Sampel pada penelitian ke (31%)



di ini berjumlah 3 orang.



miokardium



menurun,



ini



akan



RSPJNDHK pada bulan



berdampak



juli,



kematian sel jantung.



agustus



dan



pada



september 2016



Jika



Sampel yang diambil



dibiarkan begitu saja,



dalam



tingkat



penelitian



ini



nyeri



ini



keparahan



sebanyak 99 responden



nyeri



dengan



meningkat.



Pada



akhirnya



akan



menimbulkan



syok



syarat



memenuhi



kriteria



inklusi



menjadi



neurologik pada orang I  : untuk Intervention, Prognostic Factor, atau Exposure o Kata ini mewakili intervensi, faktor prognostik atau paparan yang akan diangkat dalam karya ilmiah C untuk Comparison ata u Intervention (jika ada atau dibutuhkan) o Kata ini mewakili perbandingan atau interpensi yang ingin dibandingkan dengan intervensi atau pararan pada karya ilmiah yang akan ditulis O untuk Outcome yang ingin diukur atau ingin dicapai Kata ini mewakili target apa yang ingin dicapai dari suatu penelitian misalnya pengaruh atau perbaikan dari suatu kondisi atau penyakit tertentu.



Kompres hangat



Kompres Hangat



tersebu Kompres hangat dan



kombinasi aroma terapi



relaksasi nafas dalam



lavender



Tidak ada Pembanding Tidak ada pembanding Tidak dalam penelitian ini



dalam penelitian ini



ada



pembanding



dlam



penelitian ini



Berdasarkan



hasil Berdasarkan data yang Pasien



analisa



yang telah



data



dilakukan penelitian



didapat



pada pengaruh



menunjukan



adanya penurunan nyeri dada



pemberian setelah



dilakukan



keefektifan terapi aroma Lavender tindakan.



Ada



kompres hangat untuk kombinasi



kompres pengaruh



menurunkan skala nyeri hangat



terhadap relaksasi napas dalam



pada



pasien



tindakan



dengan penurunan skala nyeri dan kompres hangat



angina pektoris di RS sebelum dan sesudah untuk



menurunkan



Jantung dan Pembuluh diberikan intervensi.



nyeri dada.



Darah



Harapan



Kita



Tindakan



Jakarta



pada



bulan



napas



Januari di peroleh hasil



kompres



adanya



efektif



pengaruh



relaksasi



dalam



dan hangat



menurunkan



kompres hangat untuk



nyeri dada



menurunkan nyeri dada yang



dirasakan



oleh



pasien dengan angina pektoris. Hal tersebut dapat dilihat dari uji statistik



dengan



menggunakan



uji



dependen



T



diperoleh



hasil p value 0,00 jika nilai p T untuk mewakili waktu 2017 saat dilakukannya penelitian



III.



PEMBAHASAN Berdasarkan hasil telaah dari



2017



2016



3 Jurnal yang penulis dapatkan, Kompres hangat



efektif dalam menurunkan skala nyeri pada pasien angina pectoris. Efek fisiologis kompres hangat bersifat vasodilatasi yaitu meredakan nyeri dengan merelaksasi otot, meningkatkan aliran darah, memiliki efek sedatif dan meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi yang menimbulkan nyeri. Peneliti pertama yang ditulis oleh Mujahana Kunnika (2017) dengan judul “Keefektifan Kompres Hangat Untuk Menurunkan Skala Nyeri Pada Pasien dengan Angina Pectoris Di IGD RS Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta” dari hasil meriview artikel tersebut didapatkan kesimpulan bahwa hasil penelitian menunjukkan



ada perbedaan skala nyeri antara sebelum dan sesudah dilakukan



kompres hangat, diperoleh p value 0,00, yang berarti kompres hangat berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri pada angina pectoris. Secara konsep teori disebutkan tindakan dalam mengurangi nyeri dapat dilakukan dengan kompres hangat yaitu menggunakan cairan hangat yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan memberikan kenyamanan pada pasien (Sylvia A price, 2005). Dengan terjadinya efek kompres hangat akan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah akan meningkatkan



sirkulasi. (Sjamsuhidajat 2010). Perawat dapat menggunakan tindakan kompres hangat jika terdapat pasien mengeluh nyeri dada (angina pektoris) sebagai tindakan alternatif non farmakologi yang bisa diberikan untuk menurunkan keluhan nyeri dada. Judul kedua ditulis oleh Shinta & Andri, (2017) dengan judul “Analisa Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Unstable Angina Pectoris (UAP) Dengan Intervensi Inovasi Terapi Aroma Lavender Kombinasi Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Abdul Wahab Samarida”. Hasil jurnal ini menunjukkan didapat adanya pengaruh pemberian terapi aroma Lavender kombinasi kompres hangat terhadap penurunan skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Lavender memiliki zat aktif berupa linalool dan linalyl acetate yang dapat berefek sebagai analgesic (Wolfgang & Michaela, 2008). Kelebihan minyak lavender disbanding minyak essensial lain adalah kandungan racunnya yang relatif sangat rendah, jarang menimbulkan alergi dan merupakan salah satu dari sedikit minyak essensial yang dapat digunakan langsung pada kulit dan Pemberian kompres hangat dapat menimbulkan efek hangat serta efek stimulasi kutaneus berupa sentuhan yang dapat menyebabkan terlepasnya endorphin,sehingga memblok transmisi stimulus nyeri. Judul ketiga ditulis oleh Marenda & Purwanti, (2016) dengan judul “Upaya Penurunan Nyeri Dada Pada Pasien Gagal Jantung Di RSUD Dr Soehadi Prijonegoro”. Hasil jurnal ini menunjukkan terjadi penurunan nyeri dada setelah dilakukan tindakan. Ada pengaruh tindakan relaksasi napas dalam dan kompres hangat untuk menurunkan nyeri dada. Tindakan relaksasi napas dalam dan kompres hangat efektif menurunkan nyeri dada. Menurut penulis kompres hangat efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pada angina pectoris karena kompres hangat bekerja dengan cara induksi, yaitu terjadinya perpindahan panas dari kompres ke dalam daerah yang terasa nyeri. Panas bekerja dengan cara menstimulasi reseptor nyeri untuk memblok reseptor nyeri. Panas juga meningkatkan pengiriman nutrisi dan kebutuhan oksigen ke daerah yang diberikan kompres serta kongesti vena menurun, meningkatkan suplai darah ke areaarea tubuh.



Penggunaan kompres air hangat dapat membuat sirkulasi darah lancar dan vaskularisasi lancar yang membuat relaksasi pada otot, menghilangkan ketegangan otot, dan kekakuan sendi. IV.



SIMPULAN & SARAN Berdasarkan hasil EBP yang telah dilakukan tentang pengaruh kompres hangat terhadap skala nyeri pada angina pectoris dapat disimpulkan bahwa kompres hangat berpengaruh dalam menurunkan skala nyeri dada (angina pectoris) pada pasein yang mengalami serangan tersebut. Penulis juga memberikan saran bagi Rumah Sakit/Institusi kesehatan lainnya yaitu diharapkan kompres hangat dapat dimasukan dalam tindakan keperawatan mandiri untuk menangani nyeri pada pasien dengan diagnosa gagal jantung, sehingga mengurangi komplikasi lebih lanjut. Meminimalkan keluhan nyeri dapat dilakukan baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Bagi pasien dan keluarga diharapkan ikut serta dalam upaya penurunan nyeri dengan pendekatan nonfarmakologi untuk meningkatkan kenyamanan pasien



V.



DAFTAR PUSTAKA Kunnika, M. (2017). Keefektifan Kompres Hangat Untuk Menurunkan Skala Nyeri Pada Pasien dengan Angina Pectoris Di IGD RS Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta Shinta & Andri. (2017) . Analisa Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Unstable Angina Pectoris (UAP) Dengan Intervensi Inovasi Terapi Aroma Lavender Kombinasi Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Abdul Wahab Samarida Marenda & Purwantii. (2016). Upaya Penurunan Nyeri Dada Pada Pasien Gagal Jantung Di RSUD Dr Soehadi Prijonegoro



VI.



LAMPIRAN