Laporan Ekskresi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam tubuh suatu organisme berlangsung berbagai proses metabolisme, misalnya respirasi, sintesis protein, dan perombakan zat-zat. Namun, selain menghasilkan bahan bahan yang berguna bagi tubuh, metabolisme juga menghasilkan zat-zat sisa yang jika tidak dikeluarkan dari tubuh dapat meracuni tubuh. Olehnya itu, di dalam tubuh terdapat sistem eksresi. Sistem ekskresi adalah suatu sistem yang menyelenggarakan proses pengeluaran zat-zat sisa. Zat-zat sisa ini merupakan hasil proses metabolisme dalam tubuh yang sudah tidak berguna lagi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbedabeda. Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Setiap makhluk hidup mengeluarkan zat sisa agar tidak membahayakan dan meracuni tubuhnya. Sistem ekskresi pada unggas (ayam) terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru, dan kulit. Ayam memiliki sepasang ginjal yang berwarna cokelat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Ayam mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Sistem ekskresi berperan dalam proses pengeluaran zat sisa pada unggas. Fungsi sistem ekskresi pada unggas adalah pemeliharaan keseimbangan elektrolit, pemeliharaan keseimbangan air, pembuangan limbah, khususnya produk dari metabolisme nitrogen (kecuali karbon dioksida). Unggas (ayam) mengeluarkan sisa metabolisme berupa sisa pencernaan baik itu air yang dikonsumsi maupun makanan dan hasil penyaringan darah yang terjadi pada ginjal (metanefros) terjadi melalui kloaka. Jenis makanan pada ayam mempengaruhi berat feses yang dikeluarkan oleh ayam. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum dengan judul “Fisiologi Eksresi Ayam (Gallus domestica)”.



B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui hubungan antara organ-organ ekskresi dengan kandungan air pada feses secara rata-rata 2. Mengetahui hubungan antara organ-organ ekskresi dengan konsumsi air secara ratarata



C. Tujuan Tujuan penulisan laporan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui hubungan antara organ-organ ekskresi dengan kandungan air pada veses secara rata-rata 2. Mengetahui hubungan antara organ-organ ekskresi dengan konsumsi air secara ratarata



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat sisa zat sisa itu berupa urine (ginjal), keringat (kulit), empedu (hati), dan CO2 (paru-paru). Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak dirongga retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial (Setiadi, 2007). Unggas dikenal sebagai hewan homeotermis, yang temperatur tubuhnya selalu dijaga relatif tetap walaupun terjadi fluktuasi temperatur di lingkungan hidupnya (Sulistyoningsih, 2003: 67). Hal ini sejalan dengan Tamzil (2014: 57) yang menyatakan bahwa unggas tergolong hewan homeothermic (berdarah panas) dengan ciri spesifik tidak memilikikelenjar keringat serta hampir semua bagian tubuhnyatertutup bulu dan dipengaruhi oleh suhu. Keadaan suhu yang relatif tinggi pada suatu lingkungan pemeliharaan menyebabkan terjadinya cekaman panas pada ayam. Selama ayam mengalami cekaman terjadi



perubahan-perubahan



fisiologis



dan



metabolisme



tubuh



dalam



upaya



mempertahankan diri dengan pengembangan sistem homeostasis yang ada,Upaya-upaya tersebut berupa percepatanpengeluaran panas dengan perubahan tingkahlaku dan perubahan metabolisme tubuh (Sugito, 2009: 10). Salah satu upaya ayam dalam mempertahankan sistem metabolisme dalam tubuhnya yaitu melalui ekskresi. Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Sistem ekskresi adalah suatu sistem yang menyelenggarakan proses pengeluaran zat-zat sisa. Zat-zat sisa ini merupakan hasil proses metabolisme dalam tubuh yang sudah tidak berguna lagi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Alat ekskresi pada ayam terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru, dan kulit. Menurut Aprilianti (2016: 71) organ ekskresi seperti hati, paru-paru, kulit dan ginjal. Ginjal merupakan salah satu organ detoksifikasi yang berfung siuntuk mengeluarkan zat sisa-sisa hasil metabolisme dalam bentuk urin dan senyawa toksik. Ginjal sebagai organ ekskresi yang mengontrol volume cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit,



ekskresi sisa-sisa produk metabolisme, mengatur aktivitas metabolisme seperti transpor aktif (elektrolit, protein dan asam amino, asam organik), control keseimbangan asam basa dan metabolisme xenobiotik(Alipin, 2016: 98). Ginjal adalah organ yang bertanggung jawab untuk ekskresi berbagai sisa metabolisme tubuh dan membantu mengatur hemeostatis (Muliani, 2010: 9). Adapun pengaturan homeostatis ini meliputi pengaturan keseimbangan air, pengaturan pH, pengaturan tekanan osmose, pengaturan elektrolit dan konsentrasi berbagai substansi di dalamplasma. Ren mengatur susunan kimia lingkungan interna dengan proses filtrasi,absorbsi aktif, absorbsi pasif, dan sekresi (Muliani, 2006: 3). Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan urin dan mengatur konsentrasi hydrogen, sodium, potassium, fosfatdan ion-ion lain yang terdapat didalam cairan eksrasel (Rhamdany,2014:87). Selain ginjal, hati juga merupakan organ ekskresi pada ayam. Menurut Cahyono (2012: 72) fungsi hati sebagai tempat pembentukan dan ekskresiempedu, tempat menyimpan zat karbon yang berupa glikogen, mengatur danmempertahankan kadar glikogen darah, mengatur daya pembekuan darah, dansekresi protein dan lemak juga tempat metabolisme paling komplek di dalam tubuh. Tubuh hewan memiliki kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupakan jaringan epitel yang berasal dari ektoderm sedangkan dermis berupa jaringan ikat agak padat yang berasal dari mesoderm. Di bawah dermis terdapat jaringan ikat longgar yaitu hypodermis yang pada beberapa tempat terdiri dari jaringan lemak (Kalangi, 2013: 12). B. Kajian Empirik Sahara (2012 : 34) menyatakan bahwa laju pertumbuhan pada ayam sangat ditunjang oleh kecukupan nutrisi yang dikonsumsi oleh ayam. Kecukupan nutrisi ini erat hubunganya dengan kandungan gizi pakan serta kemampuan usus dalam menyerap nutrisi yang dikandung pakan tersebut.