Laporan Eksperimen Sinar Katoda [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Novi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EKSPERIMEN SINAR KATODA (e/m) LAPORAN EKSPERIMEN I



Nama



: Novia Puji Lestari



NIM



: 161810201056



Kelompok



: B 08



Nama Asisten



: Erni Emawati



LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA DAN FISIKA MODERN JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2018



EKSPERIMEN SINAR KATODA (e/m)



Novia Puji Lestari Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember E-mail: [email protected]



RINGKASAN



Sinar katoda merupakan berkas distribusi elektron yang terbentuk di dalam tabung sinar katoda. Ekperimen sinar katoda bertujuan untuk menentukan rasio muatan dan massa elektron (e/m). Eksperimen ini dilakukan dengan memvariasi nilai tegangan pada arus konstan dan memvariasi nilai arus pada tegangan konstan. Hasil yang diperoleh pada ekperimen ini yaitu nilai beda tegangan elektroda berbanding lurus dengan jari-jari berkas elektron untuk setiap nilai arus, artinya semakin besar nilai tegangan yang diberikan maka radiusnya semakin besar. Selain itu, nilai arus listrik pada koil Helmholtz berbanding terbalik dengan jari-jari lintasan berkas elektron, artinya semakin besar nilai arus listrik yang diberikan maka nilai radiusnya semakin kecil.



Kata kunci: sinar katoda, tegangan, arus



1



DAFTAR ISI



RINGKASAN .................................................................................................. i DAFTAR ISI .................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ..............................................................................................iii DAFTAR GAMBAR .........................................................................................iv BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2 1.3 Tujuan ................................................................................................. 2 1.4 Manfaat ............................................................................................... 2 BAB 2. DASAR TEORI 2.1 Sejarah Sinar Katoda ........................................................................... 4 2.2 pengertian Sinar Katoda ...................................................................... 5 BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................ 8 3.2 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 8 3.3 Devinisi Operasional Variabel .............................................................. 9 3.4 Metode Analisis Data ........................................................................... 9 3.5 Kerangka Pemecah Masalah ................................................................. 11 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ..................................................................................................... 13 4.2 Pembahasan .......................................................................................... 16 BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 18 5.2 Saran ..................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19 LAMPIRAN



2



DAFTAR TABEL



Tabel 3.1 Pengamatan Sinar Katoda...................................................................... 9 Tabel 3.2 Penyajian Data....................................................................................... 9 Tabel 4.1 Arus 0,6 ampere ....................................................................................13 Tabel 4.2 Arus 1,2 ampere ....................................................................................13 Tabel 4.3 Tegangan 140 volt .................................................................................14 Tabel 4.4 Tegangan 150 volt .................................................................................14



3



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 Pembelokan sinar katoda dalam medan listrik............................... 5 Gambar 2.2 Pembelokan sinar katoda dalam medan magnet............................. 6 Gambar 4.1 Grafik variasi nilai tegangan pada arus 0,6 ampere.........................15 Gambar 4.2 Grafik variasi nilai tegangan pada arus 1,2 ampere.........................15 Gambar 4.3 Grafik variasi nilai arus pada tegangan 140 volt.............................16 Gambar 4.4 Grafik variasi nilai arus pada tegangan 150 volt.............................16



4



BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian yang dilakukan oleh Crookes dan Lenard telah membuka pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat-sifat sinar katoda. Mereka nenemukan bahwa sinar katoda bergerak dalam arah garis lurus normal terhadap katoda. Energi pada sinar katoda dapat diubah menjadi panas. Sinar katoda bermuatan negatif ditunjukkan dengan adanya sinar katoda yang dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet ke arah tertentu. Bahan yang digunakan untuk membuat elektroda dan gas yang mengisi tabung sinar katoda tidak mempengaruhi sinar katoda. Sifat-sifat tersebut digunakan oleh J.J. Thomson untuk mengusulkan hipotesa bahwa sinar katoda adalah partikel bermuatan negatif yang diproduksi pada katoda itu sendiri dan bergerak dengan kecepatan tinggi. Hipotesa ini diusulkan tahun 1897. Thomson melalui ekperimennya berhasil menentukan perbandingan muatan terhadap massa partikel sinar katoda (e/m). Namun, ekperimen ini masih mempunyai kelemahan karena kecilnya defleksi dan tidak seragamnya kecepatan partikel sinar katoda. Pada tahun 1933, metode Thomson berhasil disempurnakan oleh Dunnington yang memperoleh hasil pengukuran e/m dengan tingkat ketelitian 1 dalam 4500 (sekitar 0,02%). Nilai terbaik yang diterima sekarang adalah 1,7588 x 1011 C/kg(Littlefield dan Thorley, 1979). Ekperimen sinar katoda bertujuan untuk menentukan rasio muatan dan massa elektron (e/m). Eksperimen ini dilakukan dengan mematikan semua arus listrik, kemudian memposisikan switch toogle pada keadaan up (e/m measure). Pengatur arus pada Helmholtz coil diatur dalam posisi off dengan menggunakan tegangan rendah.. Filamen elektron gun dihubungkan dengan power supply bertegangan 6,3 volt (AC atau DC) dan elektrode pemercepat pada tegangan DC antara 0-500 volt. Setelah peralatan disusun serta semua sumber arus dan tegangan dihidupkan, sumber tegangan filamen diputar dengan mengamati besar voltmeter sampai 6 volt. Variasi data yang dilakukan yaitu nilai I dan V. Radius lintasan berkas elektron dicatat pada saat I konstan dan V variasi dengan pada saat V konstan dan I variasi. Setelah itu, dilakukan analisa data dan pembahasan untuk data yang diperoleh pada percobaan ini.



5



Manfaat dari eksperimen sinar katoda ini untuk menentukan nilai muatan dan massa elektron yakni untuk mengetahui prinsip kerja dari tabung sinar katoda. Prinsip kerja dari tabung sinar katoda pada zaman sekarang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya pada alat elektronika yang menggunakan prinsip kerja dari tabung sinar katoda yakni televisi, osiloskop, dan elektrokardiogram. Sehingga, praktikum ini perlu dilakukan guna membuktikan dasar teori yang sudah ada.



1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada percobaan eksperimen sinar katoda ini yaitu: 1. Bagaimana pengaruh variasi beda tegangan elektroda terhadap radius lintasan berkas elektron? 2. Bagaimana pengaruh variasi nilai arus Helmholtz coil terhadap radius lintasan berkas elektron? 3. Bagaimana grafik hubungan antara radius berkas elektron dengan beda tegangan elektron pemercepat?



1.3 Tujuan 1. Mengetahui pengaruh variasi beda tegangan elektroda terhadap radius lintasan berkas elektron. 2. Mengetahui Bagaimana pengaruh variasi nilai arus Helmholtz coil terhadap radius lintasan berkas elektron. 3. Membuat grafik hubungan antara radius berkas elektron dengan beda tegangan elektron pemercepat.



1.4 Manfaat Osiloskop merupakan salah satu penerapan dari prinsip kerja sinar katoda dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip kerja osiloskop menggunakan tabung sinar katoda dengan cara katoda yang dipanaskan akan terjadi emisi elektron termionik. Gerak elektron yang cepat dipengaruhi oleh beda potensial yang tinggi antara anoda dan katoda. Banyak sedikitnya elektron yang keluar dari anoda diatur oleh kisi kontrol yang memiliki potensial lebih negatif daripada katoda. Intensitas yang



6



dihasilkan pada layar fluoresen dipengaruhi oleh banyak sedikitnya elektron tersebut.



7



BAB 2. DASAR TEORI 2.1 Sejarah Sinar Katoda Johann Wilhelm Hittorf adalah fisikawan Jerman yang melakukan kajian mengenai konduktivitas listrik dalam gas tahun 1869. Hittorf berhasil menemukan sebuah pancaran yang dipancarkan dari katoda, dimana ukurannya terus meningkat seiring dengan menurunnya tekanan gas. Eugen Goldstein pada tahun 1876 menunjukkan bahwa sinar pancaran menghasilkan bayangnya yang kemudian diberi nama sinar katoda.



William Crookes pada tahun 1870-an



mengembangkan tabung katoda pertama dalam keadaan vakum. Crookes menunjukkan adanya sinar berpendar yang tampak di dalam tabung tersebut membawa energi dan bergerak dari katoda menuju ke anoda. Sinar dalam tabung tersebut dapat berbelok karena medan magnetik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa berkas berperilaku seolah-olah bermuatan negatif. Sifat-sifat tersebut dapat dijelaskan menggunakan materi radian(Krane, 1986). Eksperimen Crookes kemudian dikembangkan oleh Arthur Schuter. Schuter memasang dua pelat logam secara paralel terhadap sinar katoda dan memberikan potensial listrik antara dua pelat tersebut. Ekperimen ini memberikan bukti yang lebih jauh bahwa sinar katoda bermuatan negatif karena medan tersebut membelokkan sinar menuju pelat bermuatan positif. Schuter tahun 1890 berhasil memperkirakan rasio massa terhadap muatan komponen-komponen sinar. Namun, pada saat itu perhitungannya tidak dipercaya karena menghasilkan nilai yang seribu kali lebih besar dari yang diperkirakan(Zemansky, 1986). Fisikawan J.J. Thomson bersama John S. Townsend dan H.A. Wilson melakukan eksperimen yang mengindikasikan bahwa sinar katode benar-benar merupakan partikel baru dan bukanlah gelombang, atom, ataupun molekul. Ekperimen ini dilakukan tahun 1896. Thomson menunjukkan bahwa massa terhadap muatan, e/m, tidak tergantung pada material katode. Lebih jauh lagi Thomson menunjukkan bahwa partikel bermuatan negatif yang dihasilkan oleh bahan-bahan radioaktif, bahan-bahan yang dipanaskan, atau bahan-bahan yang berpendar bersifat universal. George F. Fitzgerald kemudian menamakan partikel ini dengan nama elektron(Beiser, 1998).



8



2.2 Pengertian Sinar Katoda George Johnstone Stoney tahun 1891 menyatakan bahwa sinar katoda terbentuk dari hamburan elektron. Sinar katoda merupakan berkas distribusi elektron yang terbentuk didalam tabung sinar katoda. Ruang di dalam tabung sinar katoda sangat vakum. Berikut ini gambar tabung sinar katoda pada pembelokan sinar katoda dalam medan listik:



Gambar 2.1 Pembelokan sinar katoda dalam medan listrik (Sumber: Zemansky, 1986) Elektron-elektron menguap dari permukaannya karena temperatur katoda sebelah kiri sangat ditinggikan. Penguapan ini disebut sinar katoda. Tegangan tinggi yang dikendalikan dengan medan magnet yang dibangkitkan oleh sepasang koil dapat mempercepat sinar-sinar katoda(Zemansky, 1986). Jika elektron bergerak dengan kecepatan v di daerah dengan kuat medan B, maka partikel tersebut akan mengalami pembelokan karena adanya gaya magnetik (Fm). Jika e adalah muatan elektron dan v kecepatannya, besarnya gaya magnetik yang dialami elektron yaitu: (2.1) (2.2) (2.3) (2.4) Persamaan di atas menggambarkan gerak partikel di dalam sebuah siklotron (alat pemercepat partikel), sehingga persamaanya disebut formula siklotron(Wiyanto, 2008).



9



Gambar 2.2 Pembelokan sinar katoda dalam medan magnet (Sumber: Keenan, 1989) Seberkas sinar katoda dihasilkan oleh katoda dan anoda dengan cara yang biasa pada tabung yang sangat vakum. Lewatnya sebagian sinar diantara pasangan lempeng yang kedua yang dapat diberi muatan positif dan negatif agar membentuk medan listrik yang tegak lurus terhadap lintasan sinar katoda disebabkan oleh sebuah lubang pada anoda. Sinar katoda dibelokkan ke bawah. Medan magnet dibuat dalam daerah yang sama dengan cara melewatkan arus listrik melalui sepasang kumparan dimana arahnya tegak lurus terhadap medan listrik maupun sinar. Selain itu, medan magnet menghasilkan sinar yang berubahubah yang berlawanan dengan yang disebabkan oleh medan listrik. Kekuatan kedua medan tersebut diragamkan, sehingga Thompson dapat membuat sinar katoda tidak berbelok di dalam tabung. Besar medan magnet yang mempengaruhi pergerakan linear elektron di daerah koil Helmholtz yaitu: B=



( ⁄ )



(2.5)







dimana, N = jumlah lilitan pada koil I = arus yang mengalir a = radius Helmholtz koil = konstanta permeabilitas udara (



=4



)



10



Nilai e/m dapat diperoleh dari dua besaran kecepatan elektron v dan kuat medan magnet B yang besarnya yaitu: =



=







(2.6)



(Oxtoby, 2003).



11



BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan kegiatan ekperimen sinar katoda ini secara garis besar ditunjukkan dalam bentuk diagram alir sebagai berikut:



Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Penelitian Tahap awal yang dilakukan pada ekperimen sinar katoda (e/m) yaitu mengidentifikasi permasalahan dalam percobaan dan dilanjut dengan melakukan kajian pustaka mengenai cara pengukuran sinar katoda. Alat dan bahan disiapkan dan alat dirangkai untuk kegiatan eksperimen sinar katoda. Pengambilan data dilakukan dengan memvariasi nilai arus dan tegangan. Data diolah serta dibahas rasio muatan dan massa elektronnya.



Setelah itu tahap terakhir yaitu



menyimpulkan hasil praktikum ekperimen sinar katoda.



3.2 Jenis dan Sumber Data Eksperimen yang dilakukan bersifat kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil pengukuran objektif. Data yang akan diambil berupa data kuantitas berupa nilai arus Helmholtz coil (I), tegangan elektroda (ΔV), dan radius lintasan (r). Data yang diperoleh bervariasi, sehingga berpengaruh pada ketelitian percobaan yan dilakukan.



12



3.3 Variabel Ekperimen Variabel yang ada dalam sebuah penelitian atau percobaan ada tiga yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan varibel kontrol. Masing-masing varibel terdiri dari sebagai beriku: 1. Variabel bebas: eksperimen sinar katoda pada set pertama yaitu arus Helmholtz sedangkan set kedua yaitu tegangan elektroda pemercepat. 2. Variabel terikat: radius berkas sinar katoda. 3. Variabel kontrol: N (lilitan), a (radius coil), dan tegangan sebesar 6,3 volt sebagai pemanas filamen.



3.4 Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam percobaan eksperimen sinar katoda (e/m) sebagai berikut: 1.



Tabel Eksperimen Tabel 3.1 Pengamatan Sinar Katoda Pengukuran ke-



I (A)



V (volt)



̅



r (cm) r1



r2



r3



1 2 3 4 5



Tabel 3.2 Penyajian Data Pengukuran



I (ampere)



V (volt)



̅



(



)



D (%)



ke1 2 3 4 5



13



2.



Ralat a. Menentukan radius (r) rata-rata ⃗







b. Menentukan error pengukuran radius r ∑ √







c. Perhitungan e/m [







]



N= 130 lilitan, ɑ= 15 cm; µ0= 4π.10-7 TmA-1 d. Menentukan error perhitungan e/m √ e. Deskripasi ⁄ [



⁄ ⁄



]



3. Grafik a. Grafik hubungan V dan r saat I konstan



14



b. Grafik hubungan I dan r saat V konstan



3.5



Kerangka Pemecahan Masalah Eksperimen sinar katoda dilakukan pada Senin, 24 Semptember 2018 pukul



09.40-12.20 WIB bertempat di Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember.



15



Mulai



Penyusunan Peralatan



ΔV ← 150 Volt



Pengaturan Arus Helmholtz sampai ¾ maksimum



I ← 1A



V ← 150 Volt



Radius lintasan berkas elektron



Pengukuran 5 variasi



Pengulangan 3 kali



I ← Bervariasi



Selesai



16



BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Hasil data perhitungan yang diperoleh dari eksperimen sinar katoda sebagai berikut: 4.1.1 Variasi Arus Tabel 4.1 Arus 0,6 ampere Pengukuran



I(A)



V(Volt)



1 2 3 4 5



0,6 0,6 0,6 0,6 0,6



130 135 140 145 150



r1 5,10 5,30 6 6,3 6,4



r(rata)



SE



r (rata) ± SE



e/m



5,10 5,33 5,90 6,17 6,37



0,23 0,07 0,12 0,13 0,07



5,10 ± 0,23 5,33 ± 0,07 5,90 ± 0,12 6,17 ± 0,13 6,37 ± 0,07



4,572,E+11 4,342,E+11 3,679,E+11 3,488,E+11 3,385,E+11



r r2 4,90 5,3 5,80 6,1 6,3



r3 5,30 5,4 5,9 6,10 6,4



e/m rata2



D(%)



3,893E+11



160% 147% 109% 98% 92%



Tabel 4.2 Arus 1,2 ampere Pengukuran ke



I (A)



V(Volt)



1 2 3 4 5



1,2 1,2 1,2 1,2 1,2



130 135 140 145 150



R r1 4,00 4,5 4,60 4,90 5,30



r2 3,9 4,6 4,8 5,10 5,2



r3 4,00 4,4 4,5 4,9 5,2



17



r(rata)



SE



r (rata-rata) ± SE



e/m



3,97 4,20 4,30 4,40 4,40



0,067 0,440 0,503 0,812 1,18



3,97 ± 0,067 4,20 ± 0,440 4,30 ± 0,503 4,40 ± 0,812 4,40 ± 1,18



1,890,E+11 1,750,E+11 1,732,E+11 1,713,E+11 1,772,E+11



e/m rata2



D(%)



1,771E+11



7,4% 0,5% 1,5% 2,6% 0,8%



4.1.2 Variasi Tegangan Tabel 4.3 Tegangan 140 volt Pengukuran



I(A)



V(Volt)



1 2 3 4 5



1 1,1 1,2 1,3 1,4



140 140 140 140 140



r r2 5 4,5 4,50 4,2 3,80



r1 4,8 4,7 4,3 4 3,7



r(rata)



SE



r (rata-rata) ± SE



e/m



4,93 4,60 4,40 4,10 3,73



0,133 0,115 0,115 0,115 0,067



4,93 ± 0,133 4,60 ± 0,115 4,40 ± 0,115 4,10 ± 0,115 3,73 ± 0,067



1,894,E+11 1,801,E+11 1,654,E+11 1,623,E+11 1,688,E+11



r3 5 4,6 4,4 4,1 3,70



e/m rata2



D(%)



1,732E+11



8% 2% 6% 8% 4%



Tabel 4.4 Tegangan 150 volt Pengukuran



I(A)



V(Volt)



1 2 3 4 5



1 1,1 1,2 1,3 1,4



150 150 150 150 150



r1 5,30 4,90 4,5 4,3 3,9



r r2 5,20 4,90 4,6 4,2 3,8



r3 4,9 4,7 4,40 4,3 3,7



18



r(rata)



SE



r (rata-rata) ± SE



e/m



5,13 4,83 4,50 4,27 3,80



0,240 0,133 0,115 0,067 0,115



5,13 ± 0,240 4,83 ± 0,133 4,50 ± 0,115 4,27 ± 0,067 3,80 ± 0,115



1,875E+11 1,748E+11 1,694E+11 1,606E+11 1,745E+11



e/m rata2



D(%)



1,734E+11



7% 1% 4% 9% 1%



4.1.3 Grafik 45,00 40,00



r^2(cm^2)



35,00



y = 0,7726x - 74,605 R² = 0,9733



30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 125



130



135



140



145



150



155



V(volt)



Gambar 4.1 Grafik variasi nilai tegangan pada arus 0,6 ampere 25,00



r^2 (cm^2)



20,00 y = 0,1794x - 7,0022 R² = 0,8812



15,00 10,00 5,00 0,00 125



130



135



140



145



150



155



V (volt)



Gambar 4.2 Grafik variasi nilai tegangan pada arus 1,2 ampere



19



6,00 5,00



r (cm)



4,00



y = -2,9x + 7,8333 R² = 0,9917



3,00 2,00 1,00 0,00 0



0,2



0,4



0,6



0,8



1



1,2



1,4



1,6



I (A)



Gambar 4.3 Grafik variasi nilai arus pada tegangan 140 volt 6,00 5,00



r (cm)



4,00



y = -3,2333x + 8,3867 R² = 0,9896



3,00 2,00 1,00 0,00 0



0,2



0,4



0,6



0,8



1



1,2



1,4



1,6



I(A)



Gambar 4.4 Grafik variasi nilai arus pada tegangan 150 volt 4.2 Pembahasan Ekperimen sinar katoda ini dilakukan untuk mendapatkan nilai perbandingan antara muatan elektron dengan massa elektron (e/m). Nilai perbandingan tersebut dapat dicari berdasarkan pengukuran jari-jari berkas lintasan elektron yang berebentuk lingkaran. Berkas lintasan elektron berbentuk lingkaran karena pengaruh medan magnet yang dibangkitkan oleh koil Helmhlotz, sehingga 20



elektron yang dilepaskan oleh elektron dan ditarik oleh beda potensial mengalami pergeseran lintasan dari bentuk linier menjadi bentuk lingkaran. Dari pola demikian dapat ditarik korelasi antara nilai arus listrik pada koil Helmholtz, nilai beda tegangan elektron gun, dan besar radius yang terbentuk. Variasi data yang digunakan yaitu variasi arus dan tegangan. Ekperimen pertama memvariasi nilai tegangan pada arus yang konstan. Nilai teganganngannya terdiri 130 V, 135 V, 140 V, 145 V, dan 150 V pada arus 0,6 A dan 1,2 A. Hasil yang didapatkan adalah tegangan elektroda berbanding lurus dengan jari-jari berkas elektron untuk setiap nilai arus yaitu semakin besar nilai tegangan maka radiusnya akan semakin besar. Eksperimen kedua memvariasi arus pada tegangan yang konstan. Variasi nilai arusnya yaitu 1A, 1,1A, 1,2A, 1,3A, dan 1,4A pada tegangan 140 volt dan 150 volt. Hasil yang didapatkan adalah nilai arus listrik pada koil Helmholtz berbanding terbalik dengan jari-jari lintasan berkas elektron, dimana semakin besar nilai arus listrik yang diberikan maka nilai radius menjadi semakin kecil. Hasil data ekperimen sinar katoda ini disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara radius berkas elektron (r) dengan beda tegangan elektroda pemercepat (V) serta hubungan antara radius berkas elektron (r) dengan arus listrik pada koil Helmholtz (I). Hubungan antara radius dengan tegangan dapat diketahui ketika arus yang mengalir konstan (0,6 A dan 1,2 A). Radius berkas elektron disini merupakan rata-rata radius yang didapatkan oleh tiga pengamat. Berdasarkan grafik yang didapatkan, pada variasi tegangan, apabila tegangan elektroda pemercepat yang diberikan semakin besar, maka radius elektron yang diamati akan semakin besar pula. Hal ini sama halnya pada saat tegangan konstan (140 V dan 150 V). Hal ini dikarenakan berdasarkan teori yang ada bahwa perbandingan nilai e/m berbanding terbalik dengan nilai radius dan tegangan elektroda pemercepat. Sehingga untuk radius berkas elektron akan sebanding dengan tegangan elektroda pemercepat. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwas grafik hubungan radius electron dan tegangan elektroda pemercepat ini sesuai dengan teori tersebut.



21



BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh pada eksperimen sinar katoda sebagai berikut: 1.



Nilai beda tegangan elektroda berbanding lurus dengan jari-jari berkas elektron untuk setiap nilai arus, artinya semakin besar nilai tegangan yang diberikan maka radiusnya semakin besar.



2.



Nilai arus listrik pada koil Helmholtz berbanding terbalik dengan jari-jari lintasan berkas elektron, artinya semakin besar nilai arus listrik yang diberikan maka nilai radiusnya semakin kecil.



3.



Grafik hubungan antara radius berkas elektron dengan beda tegangan elektroda pemercepat membentuk linier yaitu semakin besar tegangan elektroda pemercepat yang diberikan maka radius lintas elektron juga akan semakin besar.



5.2 Saran Saran yang dapat diberikan setelah melakukan eksperimen sinar katoda ini adalah praktikan diharapkan memiliki ketentuan dalam menentukan posisi untuk mengamati radius berkas electron pada e/m measurement. Hal ini dilakukan karena dengan posisi yang sama, pengamat dapat menghasilkan data radius berkas elektron yang tidak jauh berbeda dengan pengamat yang lainnya. Sehingga, nilai e/m yang dihasilkan dalam percobaan sesuai dengan referensi.



22



DAFTAR PUSTAKA Beiser, A. 1998. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga. Keenan, K. 1989. Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Krane, K. 1986. Fisika Modern Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Littlefield, T. A and Thorley, N. 1979. Anatomic and Nuclear Physics, An Introduction. Van Nostrand Reinhold Co: New York. Oxtoby, D.W. 2003. Prinsip-prinsip Kimia Modern ¼. Jakarta: Erlangga. Tim Penyusun. 2018. Buku Panduan Praktikum Eksperimen. Jember : Universitas Jember. Wiyanto. 2008. Elektromagnetika. Yogyakarta : Graha Ilmu. Zemansky, S. 1986. Fisika Untuk Universitas 2 “Listrik Magnet”. Bandung: Binacipta.



23