Laporan Epitelium Mukosa Mulut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT



Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik



Disusun Oleh : Windy Gita Pratama (4411415018) Biologi Murni Rombel 1 2015



Dosen Pengampu Dra. Ely Rudyatmi, M.Si.



JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2018 1



PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT Tanggal 26 Maret 2018 A. Tujuan 1. Membuat preparat supravital epitel mukosa mulut dengan zat warna Methylene blue. 2. Menganalisis hasil pembuatan preparat supravital epitel mukosa mulut.. B. Dasar Teori I. Jaringan Epitel Jaringan tubuh manusia terdiri dari jaringan epithelium, jaringan pengikat, jaringan pengangkut, dan jaringan saraf. Jaringan epitel adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sangat rapat tanpa adanya pembuluh darah, namun semua epitel tumbuh pada jaringan ikat yang mempunyai pembuluh darah. Epitel dipisahkan dengan jaringan ikat melalui membrane basalis (Subowo, 2006). Jaringan epithel ialah jaringan yang terdiri atas deretan tersusun rapat; sel-sel saling dipisahkan oleh sub intercellularis yang sangat sedikit dan tipis. sel ini inelapisi permukaan jaringan atau alat baik luar maupun dalam (melapisi rongga alat). Sel- selnya tersusun sangat rapat dengan sedikit bahan antar sel. Dapat membentuk kelompok-kelompok sel sebagai suatu kelenjar, dapat pula menutupi permukaan organ. Fungsi: protektif, sekretorik dan sensorik. Jaringan epitel memiliki ciri-ciri terdiri atas sel-sel yang saling berdekatan yang berbentuk pipih. Hanya ada sedikit material antar sel. Jaringan bersifat avaskular atau tanpa pembuluh darah. Untuk membuat preparat jaringan segar menggunakan metode supravital. Metode supravital merupakan suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan yang hidup. Zat warna yang biasa digunakan untuk pewarnaan supravital adalah janus green, neutral red, methylen blue, dengan konsentrasi tertentu. Preparat supravital merupakan preparat yang bersifat sementara sehingga harus segera diamati dengan mikroskop setelah pembuatan preparat tersebut selesai. (Rudyatmi, E. 2017). II. Sel Epitel Mukosa Mulut



1



Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari yang paling dalam ke permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan spinosum, lapisan granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis sel berbentuk kubus yang berbatasan dengan lamina propia dan mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu bermitosis dan anak selnya dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial. Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk bulat atau oval dan mempunyai karakteristik sel yang mulai matang. Stratum granulosum terdiri dari beberapa lapis sel yang lebih gepeng dan lebih matang dari stratum spinosum dan mengandung banyak granula keratohyalin yang merupakan bakal sel keratin.Mukosa mulut mengandung dua lapisan yaitu epitel dan jaringan pengikat (lamina propria).( Markiewicz, 2012). Epitel mulut merupakan lapisan terluar dari mukosa, lamina propria merupakan lapisan serat-serat yang saling terikat dan berfungsi memberikan kekuatan pada epitel. Selsel epitel sebagian besar merupakan sel keratosit, yang apabila mengalami proses pematangan, maka sel tersebut akan terdorong ke permukaan atas. Proses ini berasal dari mitosis yang terjadi pada sel epitel mukosa.( Fawcett , 2012). Sel-sel epitel yang terdorong ke lapisan paing atas tidak mempunyai inti dan selnya semakin tipis.10 Epitel mukosa mulut merupakan susunan lapisan sel yang berbeda karena mengalami proses mitosis sel yang terus menerus. Setiap sel dalam tubuh mempunyai pola pematangan tertentu, demikian pula mukosa mulut mempunyai waktu pergantian yang khusus. Waktu pergantian jaringan epitel mukosa mulut antara 14 sampai 24 hari. (Bath, 2016). C. Alat dan Bahan -Alat : Gelas benda, pipet, sendok kecil, gelas penutup, jarum pentul, jarum preparat dan mikroskop. -Bahan : alcohol 70%, tissue, dan zat warna methylen blue 0,25% dalam larutan NaCl 0,9%.



2



D. Prosedur Kerja Tahapan yang pertama adalah persiapan zat warna, Proses pertama siapkan gelas benda yang bersih dan bebas lemak yang telah disemprot dengan alkohol 70% pada gelas benda kemudiam dilap menggunakan tissue kering (2 menit) langkah berikutnya yaitu zat warna diteteskan pada gelas benda. Gelas benda ditetesi satu tetes zat warna supravital methylen blue 0,25% dalam larutan NaCl 0,9% menggunakan pipet tetes (1 menit). Proses selanjutnya tahap pengambilan sampel dan pewarnaan, dengan menggunakan tangkai skapel kering namun pada saat praktikum menggunakan sendok kecil untuk pengambilan epitelium mukosa mulut kemudian diletakkan di atas zat warna pada gelas benda yang telah ditetesi zat warna tersebut kemudian preparat direntangkan menggunakan jarum pentul (3 menit), dilanjutkan dengan proses mounting menggunakan gelas penutup dan bantuan jarum pentul (2 menit). Melakukan pengamatan preparat menggunakan mikroskop dengan perbesaran kuat, difoto dan dianalisis hasilnya (30 menit). E. Hasil Pengamatan 1



2 3



4



Perbesaran 40 x 10 = 400 kali Keterangan : 1. Sel Epitel 2. Granula 3



3. Sitoplasma 4. Nukleus



Perbesaran 10 x 10 = 100 kali Preparat epitelium mukosa mulut merupakan jenis preparat segar yang harus diamati langsung setelah pembuatan preparat karena tidak dapat bertahan lama. Preparat epithelium mukosa mulut hanya dapat dilihat bentuk selnya dengan menggunakan mikroskop. Setelh dilakukan pengamatan, di dapatkan hasil sel-selnya terwarnai dengan baik warna inti terwarnai dengan warna yang lebih kuat sehingga terlihat lebih kontras. Dalam pengamatan dijumpai banyak sel yang masih bertumpuk-tumpuk tetapi masih ada sel yang tidak bertumpuk-tumpuk sehingga masih dapat diamati dengan jelas.warna sitoplasma sel transparan sehingga mudah dibedakan dengan inti sel . Pada prepatar tidak terdapat satu gelembung pun,sehingga tidak mengganggu saat diamati sehingga dapat dikatakan preparat ini cukup baik. F. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop, sel-sel epitel terwarna biru agak keunguan.epitelium mukosa mulut merupakan epitelium pipih dengan bentuk bulat agak bulat seperti telur goreng.



Karena inti selnya terwarnai lebih pekat sehingga



warnanya kontras dengan sitoplasma. Nukleus sel epitel terwarna lebih kuat menjadi lebih biru karena nukleus bersifat asam akan terwarna oleh pewarna basa yaitu methylene 4



blue. Preparat epitel mukosa epitel dapat diamati dengan baik pada perbesaran 40x10. Dalam pengamatan menggunakan mikroskop terlihat bagian selnya yaitu sitoplasma, inti sel, dan granula. Didalam preparat masih terdapat kotoran hal ini diduga berasal dari kotoran yang ada di dalam mulut yang ikut terambil saat pengambilan epitelium mukosa menggunakan tangkai skapel. Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari yang paling dalam ke permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan spinosum, lapisan granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis sel berbentuk kubus yang berbatasan dengan lamina propia dan mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu bermitosis dan anak selnya dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial. Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk bulat atau oval dan mempunyai karakteristik sel yang mulai matang. Stratum granulosum terdiri dari beberapa lapis sel yang lebih gepeng dan lebih matang dari stratum spinosum dan mengandung banyak granula keratohyalin yang



merupakan bakal sel keratin. Stratum



corneum terdiri dari selapis atau berlapis-lapis sel (tergantung regio) berbentuk pipih yang tidak berstruktur dan tidak mempunyai inti sel. Mukosa mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan, mukosa penutup dan mukosa khusus. Mukosa pengunyahan terdapat di regio rongga mulut yang menerima tekanan kunyah seperti gusi dan palatum durum. Jaringan epitelnya parakeratinised (mempunyai lapisan keratin tipis yang beberapa selnya da yang masih memiliki inti sel yang tidak sempurna). Mukosa penutup terdapat pada dasar mulut, permukaan inferior lidah, permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle dan mukosa alveolaris kecuali gusi. Tipe epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin). Mukosa khusus terdapat pada dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinised (memiliki lapisan keratin yang tebal yang terdiri dari sel-sel yang sudah tidak berinti). Perbandingan antara sel basal-parabasal, sel intermediet, dan sel superfisial disebut indeks maturasi. Pada kondisi normal, jumlah sel pada lapisan superfisial sesuai dengan jumlah sel pada lapisan sel basal.



G. Simpulan 5



Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Preparat sementara epitelium mukosa mulut dapat dibuat dengan metode supravital, pewarna methylene blue 0,25% dalam larutan NaCl 0,9%. 2. Pewarnaan supravital dengan zat pewarna methylene blue dapat mewarnai sel epitel mukosa mulut dengan kontras sehingga dapat membedakan bagian nukleus dengan bagian sel lain seperti sitoplasma. Dalam hasil pengamatan dan analisis preparat epitelium mukosa mulut masih terdapat kotoran sisa makanan dan masih ada preparat yang bertumpuk-tumpuk. H. Saran Preparat supravital epithelium mukosa mulut merupakan preparat yang bersifat sementara oleh karena itu, perlu pengamatan secara cepat dan cermat agar sel tidak mongering. Sebaiknya sebelum pengamatan, praktikan dianjurkan untuk berkumur atau membersihkan rongga mulut terlebih dahulu sebelum dilakukan pengambilan sel mukosa mulut agar kotoran didalam mulut tidak terlalu banyak. Pada saat perentangan dilakukan secara cermat dan hati-hati diusahakan seluruh permukaan sel terentang secara keseluruhan agar pada saat pengamatan dibawah mikroskop didapatkan sel yang tidak bertumpuk. I. Daftar Pustaka Bath-Balogh M, MJ Fehrenbach. Dental Embriology Histology and Anatomy, 2nd ed., America: Elsevier Inc, 2006; 127. Fawcett, DW. Buku Ajar Histologi Ed. 12, Jakarta: EGC, 2002; 499-515. Shojaei AH. Bucal mucosa as route for systemic drug delivery a review. J. Pharm Pharmaceut Sci 1998; 1(1): 15-30 Available online at http://www.ualberta.ca (cited 2012 May). Markiewicz MR, JE Margarone III, G Barbagli, FA Scannapieco. Oral Mucosa Harvest an Overview of anatomic and biologic considerations, Update series 5, NY: Elsevier, 2007; 179-87. Available online at http://www. sciencedirect.com (cited 2012 October). Rudyatmi E 2012. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Subowo. 2006. Histologi Umum. Jakarta : PT Bumi Aksara. 6



Yohana, Winny., Suciati, A., & Rachmawati, M. (2015). Peningkatan Ketebalan Epitel Mukosa Bukal setelah Aplikasi Ekstrak Daun Sirih. Bandung, Indonesia. 1(1): 21 – 26.



7