Laporan Fungsi Manajemen (Posac) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN FUNGSI MANAJEMEN (POSAC) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Manajemen



Disusun Oleh : Puspa Sari, S. Kep NIM. 2114901110126



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS BANJARMASIN 2021/2022



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Manajemen suatu hal yang harus ada dalam sebuah organisasi karena dengan manajemen yang baik suatu strategi atau rencana yang telah di susun dalam jangka pendek maupun jangka panjang akan berjalan dengan lancar. Manajemen dapat diterapkan pada profesi apapun termasuk profesi keperawatan. Memanajemeni bearti mencapai tujuan-tujuan dari kelompok melalui sumber daya yang efektif dan efisien. (Swanburg, 2000: 2) Menjalankan manajemen keperawatan dalam profesi tidak semudah membalikkan telapak tangan, semua harus melalui tahapan-tahapan yang benar agar proses keperawatan yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efesien. Tahapan-tahapan yang harus ada dalam manajemen keperawatan meliputi: planning, organizing, staffing, actuating dan controlling atau bisa disingkat menjadi POSAC. Semua tahapan ini saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain, apabila salah satu tahapan ini tidak berjalan dengan lancar maka proses manajemen keperawatan akan mengalami hambatan. Manager atau pemimpin yang baik harus bisa melakukan POSAC dalam melaksanakan proses manajemen keperawatan agar tidak terjadi hambatanhambatan yang tidak diinginkan sehingga dapat merugikan klien atau pasien ketika mendapat perawatan baik di rumah sakit maupun di klinik. Berdasarkan latar belakang di atas saya mencoba menganalisis fungsi manajemen POSAC dalam keperawatan.



1.2



Rumusan Masalah Bagaimanakah analisis fungsi manajemen POSAC dalam keperawatan?



1.3



Tujuan 1.3.1 Tujuan umum Menganalisis fungsi manajemen POSAC dalam keperawatan 1.3.2 Tujuan khusus 1.3.2.1 Menganalisis fungsi manajemen planning dalam keperawatan 1.3.2.2 Menganalisis fungsi manajemen organitation dalam keperawatan 1.3.2.3 Menganalisis fungsi manajemen staffing dalam keperawatan 1.3.2.4 Menganalisis fungsi manajemen actuating dalam keperawatan 1.3.2.5 Menganalisis fungsi manajemen controlling dalam keperawatan BAB II TINJAUAN TEORI



2.1



Pengertian Manajemen Keperawatan Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Gillies dalam Nursalam, 2013:49) Menurut Swanburg (2000:2) dalam keperawatan, manajemen berhubungan dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan staf (staffing),



kepemimpinan (leading), dan pengendalian



(controlling) aktifitas-aktifitas upaya keperawatan atau divisi departemen keperawatan dan dari sub unit departemen. 2.2



Fungsi Manajemen Henri Fayol (1925) pertama kali mengidentifikasikan fungsi manajemen perencanaan, organisasi, perintah, koordinasi dan pengendalian. Luther Gulick (1937) memperluas fungsi manajemen Fayol dalam pendahuluan



“tujuh aktifitas manajemen” – perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), personalia (staffing), pengarahan (directing), pengoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan pembiayaan (budgeting) – yang disingkat sebagai POSDCORB. Meskipun sering dimodifikasi (juga dengan memasukkan keperonaliaan sebagai fungsi manajemen atau menamakan kembali elemen), fungsi atau aktifitas ini dapat di ubah sewaktu-waktu. Akhirnya, teori mulai merujuk pada fungsi ini sebagai proses manajemen.



Gambar 1.1 Proses Manajemen Penjelasan singkat tentang lima fungsi setiap fase proses manajemen adalah sebagai berikut: 2.2.1 Perencanaan meliputi penentuan filosofi, tujuan umum, tujuan khusus, kebijakan, prosedur, dan peraturan; termasuk proyeksi jangka panjang dan jangka pendek; menentukan tindakan fiskal; dan mengelola perubahan terencana. Perencanaan dapat didefinisikan sebagai upaya memutuskan apa yang akan dilakukan; siapa yang melakukan; dan bagaimana, kapan dan dimana hal tersebut dilakukan. Oleh karena itu, semua perencanaan menuntu individu untuk menentukan pilihan di antara beberapa alternatif. Fungsi manajemen dalam sebuah perencanaan untuk mencapai suatu tujuan adalah sebagai berikut: 2.2.1.1 Mampu memahami faktor hukum, politik, ekonomi dan sosial yang mempengaruhi perencanaan pelayanan kesehatan 2.2.1.2 Memahami dan menggunakan teknik yang tepat dalam perencanaan individu dan organisasi



2.2.1.3 Memberikan kesempatan kepada bawahan, kolega, pesaing, lembaga yang mengatur, dan masyarakat untuk berpartisifasi dalam perencanaan 2.2.1.4 Mengordinasikan perencanaan tingkat unit agar sejalan dengan tujuan organisasi 2.2.1.5 Secara periodik mengkaji hambatan dan aset unit untuk menentukan sumber daya yang tersedia untuk perencaaan 2.2.1.6 Membuat dan menuliskan filosofi suatu unit yang mencerminkan filosofi organisasi 2.2.1.7 Membuat dan menuliskan tujuan umum dan tujuan khusus unit yang merepeksikan filosofi unit 2.2.1.8 Membuat dan menuliskan kebijakan, prosedur dan aturan unit yang mengoperasionalkan tujuan khusus unit 2.2.1.9 Secara periodik mengkaji ulang filosofi, tujuan umum, kebijakan, prosedur dan aturan serta memperbaikinya agar dapat memenuhi perubahan kebutuhan unit 2.2.1.10 Secara aktif berpartisipasi dalam perencaan strategis organisasi dengan menjelaskan dan melaksanakan rencana strategis tersebut di tingkat unit 2.2.2 Pengorganisasian meliputi membentuk struktur untuk melaksanakan rencana, menentukan jenis pemberian asuhan pasien yang paling tepat, dan mengelompokkan aktivitas mencapai tujuan untuk fungsi lain meliputi bekerka dalam struktur organisasi dan memahami serta menggunakan kekuatan dan otoritas secara tepat. Fungsi manajemen dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut: 2.2.2.1 Memiliki pengetahuan tentang struktur organisasi, termasuk personal dan tanggung jawab personal dan departemaen dalam struktur tersebut 2.2.2.2 Menyediakan bagan unit organisasi yang akurat dan membantu menginterpretasikan bagan tersebut bagi staf 2.2.2.3 Mempertahankan kesatuan komando jika memungkinkan



2.2.2.4 Mengklarifikasi kesatuan komando jika ada kebingungan 2.2.2.5 Menyampaikan dengan tepat keluhan bawahan ke atas melalui rantai komando 2.2.2.6 Menetapkan rentang kendali yang tepat 2.2.2.7 Memiliki pengetahuan tentang budaya organisasi 2.2.2.8 Menggunakan organisasi informal untuk mencapai tujuan organisasi 2.2.2.9 Menggunakan struktur komite untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang telah berhasil diselesaikan 2.2.3 Fungsi kepersonaliaan meliputi merekrut, mewawancara, mengontrak, dan



mengorientasikan



staf,



penjadwalan,



pengembangan



staf,



sosialisasi karyawan, dan team building terkadang juga termasuk dalam fungsi kepersonaliaan Fungsi manajemen dalam kepersonaliaan (sttafing) adalah sebagai berikut: 2.2.3.1 Memastikan bahwa terdapat tenaga kerja yang cukup terampil untuk memenuhi tujuan organisasi 2.2.3.2 Membagi tanggung jawab untuk perekrutan staf 2.2.3.3 Merencanakandan membuat struktur kegiatan wawancara dengan tepat 2.2.3.4 Menggunakan teknik yang meningkatkan validitas dan reliabilitas proses wawancara tersebut 2.2.3.5 Menjalakan persyaratan legal wawancara dan penyeleksian untuk memastikan bahwa organisasi adil dalam praktik pencarian pegawainya 2.2.3.6



Menyusun ketentuan kriteria penyeleksian



2.2.3.7 Menggunakan pengetahuan mengenai kebutuhan organisasi dan



kekuatan



pegawai



untuk



menentukan



keputusan



penempatan 2.2.3.8 Menginterpretasikan informasi dalam buku saku pegawai dan memberikan masukan pada revisi buku saku



2.2.3.9 Terlibat secara aktif dalam orientasi pegawai 2.2.4 Pengarahan kadang-kadang meliputi beberapa fungsi kepersonaliaan namun, fungsi fase ini biayasa termasuk dalam tanggung jawab manajemen sumber daya manusia, seperti memotivasi, mengatasi kinflik, mendelegasikan, mengkomunikasikan dan memfasilitasi koloborasi Fungsi manajemen dalam pengarahan adalah sebagai berikut: 2.2.4.1 Menggunakan kewenangan ligimitasi untuk memberikan sistem penghargaan formal 2.2.4.2 Menggunakan umpan balik positif untuk menghargai pegawai individu 2.2.4.3 Menyusun tujuan unit yang memadukan kebutuhan organisasi dan pegawai 2.2.4.4 Memelihara lingkungan unit yang menghilangkan atau mengurangi ketidakpuasan para pegawai terhadap pekerjaan 2.2.4.5 Meningkatkan lingkungan unit yang berfokus pada hal-hal yang dapat memotivasi pegawai 2.2.4.6 Menciptakan tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan produktifitas dan mendorong kepuasan kerja bawahan 2.2.4.7 Mengkomunikasikan ekspektasi dengan jelas kepada pegawai 2.2.4.8 Menunjukan dan mengkomunikasikan rasa hormat yang tulus, perhatian, rasa percaya, dan rasa memiliki terhadap pegawai 2.2.4.9 Memberi tugas kerja yang sesuai dengan kemampuan pegawai dan performa sebelumnya untuk meningkatkan rasa berprestasi pegawai 2.2.4.10 Mengidentifikasi kebutuhan prestasi, afiliasi atau kekuasaan pegawai, dan meyusun strategi motivasi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut



2.2.5 Fungsi pengendalian meliputi penilaian kinerja, langsung gugat fiskal, pengawasan mutu, pengawasan hukum dan etika, dan pengawasan hubungan profesional dan kolegial Fungsi manajemen dalam pengendalian adalah sebagai berikut: 2.2.5.1 Bersama personel lain dalam organisasi, membuat standar asuhan yang dapat diukur dan mudah dipahami serta menentukan metode yang paling tepat untuk mengukur jika standar itu telah terpenuhi 2.2.5.2 Memilih dan menggunakan proses, kriteria hasil dan audit struktur dengan tepat sebagai alat kendali mutu 2.2.5.3 Mendapatkan akses ke sumber informasi yang tepat dalam pengumpulan data untuk kendali mutu 2.2.5.4 Menentukan ketidaksesuaian antara asuhan yang diberikan dengan standar di unit dan mencari informasi lebih lanjut mengapa standar tidak terpenuhi 2.2.5.5 Menggunakan temuan kendali mutu sebagai ukuran kinerja dan



penghargaan



pekerja;



membimbing,



memberikan



konseling,atau mendisiplinkan pekerja dengan tepat 2.2.5.6 Tetap mengikuti pemerintahan yang sekarang, mengakreditasi diri, dan melisensi peraturan yang memengaruhi kendali mutu 2.2.5.7 Secara aktif berpartisipasi dalam pengukuran standar negara dan nasional dan inisiatif “praktik terbaik” (Marquis, 2010)



BAB III ANALISIS PEMBAHASAN POSAC dalam manajemen keperawatan sangat berpengaruh terhadap pelayanan keperawatan yang akan diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan perawatan, pada bab ini saya mencoba membahas fungsi manajemen POSAC dalam pelayanan keperawatan sesuai dengan referensi menurut para ahli. 3.1



Perencanaan (planning) Perencanaan merupakan titik awal dalam proses pelayanan keperawatan, kenapa perencanaan ada pada titik awal karena perencanaan sangat berpengaruh terhadap kualitas pemberian suatu asuhan keperaawatan, apabila perencanaan yang dilakukan baik maka akan berdampak positif terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan begitu juga sebaliknya apabila perencanaan tidak disusun dengan baik maka akan berdampak negativ terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Perencanaan bukan hanya sekedar kewajiban untuk melaksanankan tugas pekerjaan sebagai maneger keperawatan saja tanpa ada tindak lanjutnya, tetapi perencanaan merupakan suatu kesatuan yang berkelanjutan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan agar asuhan keperawatan yang diberikan dapat optimal. Analisis di atas sesuai dengan teori yang telah dikemukankan Fayol dalam Swanburg (2000: 15) Elemen pertama dari manajemen adalah perencanaan. Ia mendefinisi hal ini sebagai membuat rencana tindakan untuk memberikan pandangan kedepan. Rencana kegiatanini harus merupakan kesatuan, berkelanjutan, fleksibel dan dibuat dengan teliti.



3.2



Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian merupakan tahap kedua dalam fungsi manajemen, pelayanan keperawatan yang baik harus memiliki pengorgnisasian karena dengan pengorganisasianlah asuhan keperawatan yang diberikan kepada



pasien berjalan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dimiliki oleh pemberi pelayanan baik itu rumah sakit maupun klinik. Pada tahap pengorganisasian inilah struktur organisasi dibuat untuk menerangkan tugas dari masing-masing individu yang ada disuatu organisasi agar memudahkan dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Difase pengorganisasian inilah hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan, perlengkapan disiapkan dan tugas diberikan. (Marqius, 2013: 174) Menurut Fayol (1949) dalam Marquis (2013: 174) oragnisasi diperlukan karena dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan daripada yang dapat dilakukan oleh individu. 3.3



Kepersonalian (staffing) Staffing merupakan tahap ke tiga dalam fungsi manajemen, staffing dalam pelayanan keperawatan berfungsi untuk melakukan perekrutan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapakan. Staffing tidak berpusat pada perekrutan tenaga kerja yang dibutuhkan tetapi juga bertanggung jawab terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sudah ada baik dalam bentuk pelatihan atau pendidikan (sekolah). Kepersonaliaan adalah fase penting proses manajemen di organisasi perawatan kesehatan karena bersifat labor intensive (yaitu, membutuhkan banyak pekerja untuk mencapai tujuannya). Selain itu, tenaga kerja yang besar ini harus terdiri atas para profesional yang sangat terampil dan kompeten. (Marquis, 2013: 264) Jadi, orang-orang yang berada dikepersonaliaan adalah orang-orang yang berkompeten atau ahli dalam hubungan antar manusia dalam artian bebas dari kepentingan apapun agar tujuan organisasi berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.



3.4



Pengarahan (directing/actuating) Pengarahan merupakan tahap ke empat dalam fungsi manajemen, pengarahan



dalam



pelayanan



keperawatan



bearti



melakukan



atau



melaksanakan proses asuhan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi. Pengarahan dilakukan untuk memberikan dukungan, tekanan yang diperlukan dan fedback (umpat balik) kepada pegawai atau sejawat yang berada dalam kewengangan kita saat mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan. Fase ini adalah fase “kerja” manajemen, yang membutuhkan keterampilan kepemimpinan dan manajemen untuk mencapa tujuan organisasi. (Marquis, 2013: 364) 3.5



Pengendalian (controlling) Pengendalian merupakan tahap kelima dalam fungsi manajemen, pengendalian dalam pelayanan keperawatan berfungsi untuk mengevaluasi atau menilai asuhan keperawatan yang telah diberikan apakah itu telah sesuai dengan tujuan organisasi atau tidak. Dalam proses pengendalian diperlukan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan agar bisa menilai sesuatu yang telah dikerjakan, kalo perlu kerja sama dengan pihak tertentu untuk melakukan pengendalian ini sehingga apapun hasil penilaian dapat dijadikan masukkan bagi organisasi khususnya dalam pelayanan keperawatan. Selama fase pengendalian pada proses manajemen, kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya dan tindakan diambil untuk mengkoreksi ketidakcocokan antara standar ini dan kinerja yang sebenarnya. (Marquis, 2013: 514)



BAB IV PENUTUP



4.1



Saran Fungsi manajemen sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi pasien sehingga perlu kepada setiap perawat untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen.



4.2



Kesimpulan Pelayanan keperawatan yang baik adalah pelayanan keperawatan yang bisa menerapkan fungsi-fungsi manajemen secara benar mulai dari perencanaan, pengendalian.



pengorganisasian,



kepersonaliaan,



pengarahan



dan



DAFTAR PUSTAKA



Marquis, B.L., & Huston, C.J. 2013. Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika Swanburg, Russel C. 2000. Pengantar Kepemimpinan Keperawatan Untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC



&



Manajemen