Laporan Furosemid Farmakologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Furosemid Obat furosemid termasuk dalam golongan obat loop diuretic. Furosemid atau asam 4-kloro-Nfurfuril-5-sulfomail antranilat masih tergolong derivat sulfonamid. Diuretik loop bekerja dengan mencegah reabsorpsi natrium, klorida, dan kalium pada segmen tebal ujung asenden ansa Henle (nefron) melalui inhibisi pembawa klorida.



Farmakodinamik Farmakodinamik dari obat ini yaitu menghambat sistem transpor pasangan Na,K,dan Cl di membran luminal bagian tebal ansa Henle asendens. Dengan menghambat pentranspor ini, diuretik tersebut menurunkan reabsorpsi NaCl dan juga mengurangi potensial positif lumen normal yang didapat dari daur ulang Kalium. Potensial elektrik tersebut didapat dari rebsorpsi kation divalen di ansa Henle. Furosemide meningkatkan aliran darah ginjal dan menyebabkan redistribusi aliran darah dalam korteks ginjal. Furosemide dan asam metakrinat dapat juga mengurangi kongesti paru dan menurunkan tekanan ventrikel kiri pada gagal jantung kongestif sebelum peningkatan keluaran urin dapat diukur, dan pada penderita anefrik. Furosemid merupakan jenis golongan obat “diuretik kuat”.Farmakodinamik : Furosemid bekerja di ansa henle asenden bagian epitel tebal bagian luminal (menghadap lumen). Furosemidbekerja dengan cara menghambat ko-transport Natrium dan Klor dan menghambat reabsorpsi air. Sehingga terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Efek kerja diuretik kuat lebih kuat dan cepat daripada golongan tiazid, sehingga jarang digunakan sebagai antihipertensi, kecuali pada penderita gagal ginjal. Furosemid diketahui juga meningkatkan ekskresi kalium, kalsium dan magnesium. Selai itu diuretik kuat ini juga meningkatkan eksresi asam yang dapat dititrasi dan amonia sehingga perlu diperhatikan risiko alkalosis metabolik. Farmakokinetik Ketiga obat mudah diserap melalui saluran cerna, dengan derajat yang agak berbedabeda. Bioavaibilitas furosemid 65 % sedangkan bumetanid hamper 100%. Diuretic kuat terikat pada protein plasma secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi di glomerulus tetapi cepat sekali disekresi melalui system transport asam organic di tubuli proksimal. Kira-kira 2/3 dari asam etakrinat yang diberikan secara IV diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh dan dalam konjugasi dengan senyawa sulfhidril terutama sistein dan N-asetilsistein. Sebagian lagi



diekskresi melalui hati.sebagian besar furosemid diekskresi dengan cara yang sama, hanya sebagian kecil dalam bentuk glukuronid. Kira-kira 50% bumetanide diekskresi dalam bentuk asal, selebihnya sebagai metabolit.



Mekanisme kerja : Secara umum dapat dikatakan bahwa diureti kuat mempunyai mula kerja dan lama kerja yang lebih pendek dari tiazid. Diuretik kuat terutama bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat kotranspor Na+/K+/Cl- dari membran lumen pada pars ascenden ansa henle, karena itu reabsorpsi Na+/K+/Cl- menurun



Indikasi Furosemide tablet diindikasikan pada pasien dewasa dan anak-anak untuk pengobatan edema yang dihubungkan dengan gagal jantung kongestif, sirosis hati, dan penyakit ginjal, termasuk syndrome nephritic. Furosemide tablet juga digunakan pada dewasa untuk pengobatan hipertensi.



Kontraindikasi: 



Defisiensi elektrolit







Anuria







Koma hepatik kehamilan muda







Hipokalemia







Terapi bersama litium







Ibu menyusui: furosemide disekresi dalam ASI. Ibu menyusui harus menghindari menyusui saat mengambil furosemide.



Efek Samping Setiap obat mempunyai efek samping, tetapi beberapa orang ada yang tidak menunjukkan efek samping, ada yang sedikit yang menunjukkan efek samping, dan ada yang menunjukkan efek samping. Furosemide menimbulkan efek samping sebagai berikut :anemia, sensasi abnormalitas kulit, kejang kandung kemih, penglihatan kabur, konstipasi/sembelit, kram, pusing, demam, iritasi mulut dan lambung, kemerahan, sedikit ikterik, kejang otot, telinga berdengung, fotosensitivitas, inflamasi vena, mual, jaundice. Biasanya frekuensi urin maksimal sampai



enam jam setelah dosis pertama, dan akan menurun setelah mengkonsumsi furosemide dalam waktu beberapa minggu.



Dosis Untuk pemberian injeksi dosis Minimal/Maximal untuk dewasa adalah 10 mg/600mg. untuk anak-anak dosis Minimal/Maximal adalah 0.5mg/kg / 6 mg/kg. Sedangkan untuk pemberian secara oral untuk dewasa dosis Minimal/Maximal adalah 20mg / 600mg, dan untuk anak-anak dosis Minimal/ Maximal adalah 0.5mg/kg / 6mg/kg. Untuk pengobatan edema, pada dewasa bisa digunakan Furosemide tablet 20-80 mg sigle dose. Jika dibutuhkan, pada dosis yang sama dapat diberikan 6-8 jam berikutnya atau dosis bisa ditingkatkan. Dosis bisa ditingkatkan 20 atau 40 mg dan tidak diberikan kurang dari 6-8 jam berikutnya. Pasien dengan sigle dose harus diberikan satu atau dua kali sehari (misal : pada jam 8 pagi dan 2 siang). Untuk anak-anak dapat juga diberikan per oral tablet dengan dosis 2 mg/kg BB diberikan single dose. Jika respon diuretik tidak juga hilang maka dosis dinaikkan 1-2 mg/kg BB diberikan 68 jam setelah pemberian sebelumnya, asalkan pemberian dosis tidak mencapai kadar minimal yaitu lebih dari 6 mg/kgBB. Pada pengobatan hipertensi dapat juga diberikan furosemide tablet 80 mg, biasanya dibagi menjadi 40 mg dan diberikan dua kali sehari. Jika respon tidak begitu memuaskan, dapat ditambahkan agen antihipertensi yang lain. Tetapi perubahan tekanan darah harus selalu dimonitor ketika furosemide diberikan dengan agen antihipertensi yang lain. Untuk mencegah tekanan darah yang turun secara mendadak, dosis agen-agen yang lain harus dikurangi minimal 50% ketika furosemide tablet ditambahkan ke dalam regimen. Durasi furosemide adalah 6-8 hari dimana waktu paruhnya adalah 2 hari, sehingga pemberian ulang dosis setiap dua hari jika perlu. Obat diekskresikan lewat urin.



Peringatan Pada pasien sirosis hepatik dan ascites, terapi Furosemide adalah yang terbaik.Tetapi diuretik yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan volume darah dalam sirkulasi menurun dan mungkin juga terjadi trombosis dan emboli, dimana khususnya pada pasienpasien orang tua. Karena dengan adanya efektif diuretik, deplesi elektrolit dapat terjadi selama terapi furosemide, khususnya pada pasien yang menerima dosis tinggi. Semua pasien yang menerima terapi furosemide harus diobservasi untuk tanda/gejala/ketidakseimbangan elektrolit (hiponatremia, hipokloremik alkalosis, hipokalemia, hipomagnesemia, hipokalemia) : mulut kering, haus, lemah, lethargi, cepat lelah, nyeri otot, fatigue, hipotensi,dll. kenaikan gula dalam



darah juga harus diobservasi, oleh karena itu pasien dengan riwayat DM harus mengatakan pada dokter.



Interaksi furosemid dengan makanan Obat golongan ini bekerja dengan cara mengeluarkan air dan elektrolit (natrium, kalium dan klorida) dari dalam tubuh. Beberapa contoh obat golongan ini adalah, Furosemid, Triamteren, Hidroklorothiazid. Interkasi dengan Makanan: diuretik dapat menyebabkan kehilangan kalium, kalsium dan magnesium. Apabila furosemid dikonsumsi setelah makan ,maka makanan menurunkan bioavaolabilitas & efek diuretik obat. Interaksi obat: 



Cisapride







Ethacrynic asam.







Antibiotik aminoglikosida seperti (gentamisin, tobramisin)







Amfoterisin B







Cholestyramine







Sisplatin







Colestipol







Kortikosteroid (misalnya prednison)







Digoxin







Lithium







Non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs seperti ibuprofen)







Sucralfate.



Daftar pustaka 



Brater DC. Diuretic therapy. New Eng J Med 1998;339(6): 387-95







Ives HE. Diuretic agents in: Katzung BG, ed. Basic & Clinical Pharmacology. 9th ed. Singapore: McGrawa-Hill;2004.p.241-57



Alat dan Bahan a. Mencit b. Furosemid c. PZ solution d. Kandang metabolit e. Sonde oral f. Syringe g. Stopwatch Kontraindikasi 



Defisiensi elektrolit







Anuria







Koma hepatik kehamilan muda







Hipokalemia







Terapi bersama litium







Ibu menyusui: furosemide disekresi dalam ASI. Ibu menyusui harus menghindari menyusui saat mengambil furosemide.