7 0 380 KB
POLDA JAWA TIMUR Tahun 2023 Pemilik Risiko Kertas Kerja Konteks dan Ruang Lingkup Pengisian Kertas Kerja Periode Penyusunan
Seluruh Satker Mapolda dan Polres Jajaran Polda Jatim 1. Kertas Kerja Identifikasi Risiko 2. Kertas Kerja Penanganan Risiko Renstra Polda Jatim; Renstra Mapolda dan Polres; SOTK 2 – 17 Maret 2023
REFERENSI 1. SNI ISO 31000:2018 tentang Panduan Penerapan Manajemen Risiko di Sektor Publik . 2. Peraturan BPKP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi pada K/L/Daerah. 3. Peraturan Menteri PAN RB Nomor 5 Tahun 2020 tentang Pedoman Manajemen Risiko Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). 4. Perkap Nomor 4 Tahun 2021 tentang Manajemen Risiko di Lingkungan Polri Berdasarkan data yang kami terima melalui pengiriman google form, terdapat sebagai berikut: Satker Mapolda 17 Satker 85 Risiko Polres 17 Polres 197 Risiko Rumah Sakit 5 Rumah Sakit 459 Risiko Satker Mapolda yang belum menyampaikan kertas kerjanya terdapat 11 Satker yaitu Bidpropam, Bidkum, Roops, Rosdm, Setum, Yanma, Ditreskrimum, Ditlantas, Ditpamobvit, Dittahti, dan SPN. Adapun Satker Mapolda yang telah menyampaikan namun masih belum terisi dan belum lengkap yaitu Ditintelkam, Rorena, Polres Trenggalek, Polres Ponorogo, dan Polres Madiun. Secara umum hasil reviu terhadap seluruh profil risiko yang telah disampaikan diperoleh resume sebagai berikut:
No.
Tahapan Proses
1
Penetapan Lingkup, Konteks, dan Kriteria Risiko
2
Penetapan Sasaran
3
Identifikasi Risiko
4
Analisis/Penilaian Risiko
5
Evaluasi Risiko
Hasil Reviu Penetapan konteks pengelolaan risiko yang dicantumkan saat ini telah sesuai dengan tugas fungsi Satker/Polres dan sudah mempedomani kriteria pengelolaan risiko yang ditetapkan. Beberapa Renstra di masing-masing Satker belum komprehensif dalam menurunkan Renstra Polda sesuai dengan tugas dan fungsi di masing-masing Satkernya. 1) Beberapa pemilik risiko belum menuliskan tahapan/proses dalam pencapaian masing-masing sasaran/indikator kinerjanya. 2) Beberapa redaksi risiko masih kurang konkret dan jelas. 3) Beberapa redaksi penyebab kurang teridentifikasi secara komrehensif dan belum menyasar akar penyebab dari risiko yang teridentifikasi. 4) Redaksi dampak sudah cukup sesuai. Beberapa pemilik risiko sudah mempedomani kriteria dampak, kriteria kemungkinan dan peta risiko yang telah dirancang dalam menilai risiko. Evaluasi terhadap risiko masih belum konsisten dan dipahami oleh Pemilik Risiko.
Beberapa Pemilik Risiko belum memetakan rencana penanganan atas risiko yang berada diatas selera dan toleransi risiko yang telah teridentifikasi. Beberapa Satker dan Polres yang sudah baik dalam pengisian kertas kerjanya yaitu Itwasda, Rolog, Ditsamapta, Polres Jember, dan Polres Kediri. 6
Penanganan Risiko
REKOMENDASI Menyusun Sasaran dan Indikator Kinerja secara komprehensif dan tercascading dengan baik hingga ke level Satker Mapolda serta terpetakan penanggung jawab indikatornya di masing-masing Satker secara jelas. Membangun pemahaman yang menyeluruh dan berkesinambungan terkait manajemen risiko sesuai standar/ketentuan yang berlaku. Menyempurnakan penyusunan profil risiko di masing-masing Satker Mapolda dengan baik dan benar (identifikasi, analisis, evaluasi dan penanganan).
LAPORAN REKAP KERTAS KERJA PENGELOLAAN RISIKO
Mapolda Jatim Update 17 Maret 2023 Nomor
Satuan Kerja
Jumlah Risiko
1
Dit Intelkam Polda Jatim
0
Keterangan Tidak ada pemetaan konteks dan kriteria, identifikasi sampai pada penanganan. Hanya mengirimkan RKA -
2 Biro Logistik Polda Jatim 6 3 Bid Dokkes Polda Jatim 10 4 Dit Binmas 1 5 Ditres Narkoba Polda Jatim 2 6 Ro Rena Polda Jatim 0 7 SPKT Polda Jatim 1 8 Bidkeu Polda Jatim 1 9 Dit Reskrimsus Polda Jatim 4 10 Dit Polairud Polda Jatim 2 11 Bid TIK Polda Jatim 1 12 Bid Humas 1 13 Dit Samapta Polda Jatim 4 14 Spripim Polda Jatim 2 15 Satbrimob Polda Jatim 3 16 Bidlabfor Polda Jatim 1 17 Itwasda Jatim 46 Total Risiko : 85 Risiko Teridentifikasi Satker yang belum mengirimkan Profil Risiko: 1). Bid Propam, 2). Bid Kum, 3). Ro Ops 4). Ro SDM, 5) Setum, 6). Yanma 7). Dit Reskrimum, 8). Dit Lantas, 9) Dit Pam Obvit, 10). Dit Tahti, 11). SPN Polres/ Polresta Polda Jatim Update 17 Maret 2023 Nomor 1 2 3 4 5
6 7 8
9 10
Satuan Kerja
Jumlah Risiko
Sat Intelkam Polres Bangkalan Polres Blitar (Ren) Polres Bondowoso Polres Blitar (Kasiwas) Polresta Kediri
Keterangan
1 1 2 1 5
-
Polres Trenggalek
0
Hanya mengirimkan RKA; Tidak ada pemetaan konteks dan kriteria, identifikasi sampai pada penanganan.
Polres Pamekasan Polres Lamongan
2 1
-
Propam , Satlantas, Sat Samapta, Si Was Polres Tulungagung
6
Polres Ponorogo
0 1
Hanya mengirimkan RKA
Polres/ Polresta Polda Jatim Update 17 Maret 2023 Nomor
Satuan Kerja
Jumlah Risiko
Keterangan
0
Tidak ada pemetaan konteks dan kriteria, identifikasi sampai pada penanganan. -
Polres Madiun 11 12 13 14 15 16 17
Polresta Blitar Polres Magetan Polres Kediri Polres Jember Polrestabes Surabaya Polres Pasuruan
10 1 3 3 44 114
Total Risiko: 194
Rumah Sakit Polri Polda Jatim Update 17 Maret 2023 Nomor
Satuan Kerja
Jumlah Risiko
RS Bhayangkara Nganjuk 1 2 RS Bhayangkara M.Dahlan Surabaya RS Bhayangkara TK. III Hasta Brata Batu 3 RS Bhayangkara Surabaya H.S. Samsoeri Mertojoso 4 Rumkit Bhayangkara Lumajang 5 Total Risiko : 459 Risiko Teridentifikasi
2
46 1 1 374 37
Keterangan -
-
-
-
0
Kualitas Hasil
-
Jumlah Risiko Teridentifikasi
-
Evaluasi
-
Rencana Penanganan
-
Analisis/ Penilaian
-
Sistem Pengendalian
Dit Intelkam Polda Jatim
Dampak
MAPOLDA
Risiko
1
Identifikasi
Penyebab
Nama Satker/ Subsatker
No. Satuan Kerja
Penentuan Konteks dan Tujuan
Kelengkapan Hasil
Tidak ada pemetaan konteks dan kriteria, identifikasi sampai pada penanganan yang berkaitan Tidak Baik dengan Dit Intelkam Polda Jatim dalam sheet yang telah disediakan
2 Polres/Polresta Sat Intelkam Polres Bangkalan
1
Baik
3
RS Polri
RS Bhayangkara Nganjuk
− 46
Baik
4
RS Polri
RS Bhayangkara M.Dahlan Surabaya
1
Baik
5 Polres/Polresta Polres Blitar (Ren)
1
Baik
6 Polres/Polresta Polres Bondowoso
2
Baik
7 Polres/Polresta Polres Blitar (Kasiwas)
1
Baik
3
Catatan
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria sampai pada penanganan risiko. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko. Pemetaan risiko sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks, Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, pada tahap evaluasi masih belum tepat sehingga tidak bisa di tentukan prioritas resikonya dan belum membuat recana penanganan dari prioritas risiko. Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria sampai pada penanganan risiko. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko. Pemetaan risiko pada setiap tahapan telah dilakukan dengan tepat, termasuk dalam penetapan konteks dan kriteria serta penanganan risiko. Meskipun analisis risiko telah memperhatikan kriteria dampak dan kemungkinan, namun sebaiknya identifikasi risiko diperluas dengan memetakan setiap tahapan atau proses aktivitas yang dilakukan oleh organisasi. Alasannya adalah setiap aktivitas selalu memiliki risiko yang perlu diperhatikan 1. Pada tahap pemetaan identifikasi risiko belum tepat karena peristiwa risiko tidak sesuai dengan penyebab dan dampak. 2. Pada tahap evaluasi risiko belum tepat karena priorias risiko tidak sesuai, yang seharusnya diisi dengan urutan prioritas. 3. sebaiknya dilengkapi dan diperkaya kembali sehingga bisa terpetakan risikonya secara detil untuk setiap satuan Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria sampai pada penanganan risiko. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali
Kualitas Hasil
Jumlah Risiko Teridentifikasi
Evaluasi
Rencana Penanganan
Analisis/ Penilaian
Sistem Pengendalian
Dampak
Risiko
Identifikasi
Penyebab
Nama Satker/ Subsatker
No. Satuan Kerja
Penentuan Konteks dan Tujuan
Kelengkapan Hasil
Catatan
identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
8 Polres/Polresta Polresta Kediri
5
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria sampai pada penanganan risiko. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah Amat Baik mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
9 Polres/Polresta Polres Trenggalek
−
−
−
−
−
−
−
−
0
Tidak Baik Hanya mengirimkan RKA
6
1. Sebaiknya ditentukan dulu Sasaran dan Indikator Kinerjanya secara komprehensif dan mewakili tugas dan fungsi yang dijalankan oleh Biro Logistik. Jika Biro Logistik memiliki renstra sendiri, dapat mempedomani Renstra Biro Logistik tersebut. Sehingga identifikasi risikonya dapat menyeluruh. 2. Redaksi penyebab risiko kurang konkret dan kurang sesuai dengan redaksi risiko yang telah teridentifikasi. Contoh: Risiko: Ajuan masih belum sesuai kebutuhan ideal satker/satwil. Penyebab: droping yang diterima masih belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan yang diajukan. Usulan Penyebab: SDM yang menyusun kebutuhan ideal kurang memahami kebutuhan di masing-masing Satker/Satwil. Perwakilan Satker/Satwil tidak hadir saat rapat penyusunan kebutuhan Amat Baik Satker/Satwil. Satker/Satwil kesulitan dalam menentukan kebutuhan idealnya secara mandiri. 3. Penetapan prioritas risiko seharusnya merujuk pada koordinat risiko tertinggi yang menjadi prioritas atau berdasarkan kesepakatan atau arahan Pimpinan. 4. Redaksi prioritas risiko yang ada pada kertas kerja Penanganan Risiko seharusnya merupakan cuplikan (copy) dari redaksi risiko yang ada pada kertas kerja Identifikasi Risiko yang diangkap prioritas, jadi bukan redaksi baru. 5. Penyusunan rencana penanganan yang ditulis dalam kolom rencana penanganan seharusnya merupakan inisiatif baru (belum pernah dilakukan sebelumnya/bersifat inovasi)
10
MAPOLDA
Biro Logistik Polda Jatim
4
11 Polres/Polresta Polres Pamekasan
RS Bhayangkara TK. III Hasta Brata Batu
MAPOLDA
Bid Dokkes Polda Jatim
MAPOLDA
Dit Binmas
12
RS Polri
13
14
2
Kualitas Hasil
Jumlah Risiko Teridentifikasi
Evaluasi
Rencana Penanganan
Analisis/ Penilaian
Sistem Pengendalian
Dampak
Risiko
Identifikasi
Penyebab
Nama Satker/ Subsatker
No. Satuan Kerja
Penentuan Konteks dan Tujuan
Kelengkapan Hasil
Catatan
Pemetaan risiko pada setiap tahapan kurang tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria, tetapi pada penanganan risiko belum diisi. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria, tetapi belum tepat pada tahap evaluasi., dan dalam tahap penanganan belum tepat pada penangan risiko harusnya sesuai peristiwa risiko bukan penyebab, Dalam melakukan Baik 1 analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko. Pemetaan risiko pada setiap tahapan kurang tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria, tetapi belum tepat pada tahap evaluasi., dan dalam tahap penanganan belum tepat pada penangan risiko harusnya urut berdasarkan hasil evaluasi jika tidak ada hasil evaluasi Baik harusnya tidak perlu di isi penangannya, Dalam melakukan analisis risiko juga sudah 10 mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko. Pemetaan risiko pada setiap tahapan kurang tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria, tetapi belum tepat pada tahap evaluasi., dan dalam tahap penanganan belum tepat pada penangan risiko harusnya urut berdasarkan hasil evaluasi jika tidak ada hasil evaluasi harusnya tidak perlu di isi penangannya jika harus diisi untuk prioritas risiko hasrusnya diisi dengan 1 Cukup Baik peristiwa risiko, Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
5
16 Polres/Polresta
Propam , Satlantas, Sat Samapta, Si Was Polres Tulungagung
1. Pada tahap pemetaan identifikasi risiko belum tepat karena peristiwa risiko tidak sesuai dengan penyebab dan dampak. 2. Pada tahap evaluasi risiko belum tepat karena priorias risiko tidak sesuai, yang seharusnya diisi 1 Cukup Baik dengan urutan prioritas. 3. sebaiknya dilengkapi dan diperkaya kembali sehingga bisa terpetakan risikonya secara detil untuk setiap satuan
6
Kualitas Hasil
Evaluasi
Analisis/ Penilaian
Sistem Pengendalian
Dampak
Risiko
Jumlah Risiko Teridentifikasi
Rencana Penanganan
15 Polres/Polresta Polres Lamongan
Identifikasi
Penyebab
Nama Satker/ Subsatker
No. Satuan Kerja
Penentuan Konteks dan Tujuan
Kelengkapan Hasil
Catatan
Baik
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria. Tetapi dalam melakukan analisis risiko walaupun sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan pada tahap evaluasi masi belum tepat di perioritas risikonya. Kemudian pada penanganan risiko belum tepat karena tidak mempedomani perioritas risiko sehingga tidak sesuai Perioritas Risiko dengan peristiwa risiko, perlu memperhatikan prioritas risiko dari hasil evaluasi perankingan. Perlu dicermati juga beberapa Satker Polres Tulungagung yang melakukan identifikasi risiko, dalam tahap analisis risiko tidak mempedomani kriteria kemungkinan, kriteria dampak serta peta risikonya.
Baik
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria sampai pada penanganan risiko. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
2
18 Polres/Polresta Polres Ponorogo
−
−
−
−
−
−
−
−
0
Tidak Baik Hanya mengirimkan RKA
19
−
−
−
−
−
−
−
−
0
Tidak Baik Hanya mengirimkan RKA
−
−
−
−
−
−
−
−
0
Tidak Baik
17
MAPOLDA
MAPOLDA
Ditres Narkoba Polda Jatim
Ro Rena Polda Jatim
20 Polres/Polresta Polres Madiun
6
Tidak ada pemetaan konteks dan kriteria, identifikasi sampai pada penanganan yang berkaitan dengan Polres Madiun Polda Jatim dalam sheet yang telah disediakan
22
MAPOLDA
23
RS Polri
24
MAPOLDA
−
−
0
SPKT Polda Jatim
RS Bhayangkara Surabaya H.S. Samsoeri Mertojoso
374
Bidkeu Polda Jatim
25 Polres/Polresta Polresta Blitar
1
1
10
7
Kualitas Hasil
−
Jumlah Risiko Teridentifikasi
−
Evaluasi
−
Rencana Penanganan
−
Analisis/ Penilaian
−
Sistem Pengendalian
Dampak
−
Risiko
21 Polres/Polresta Polres Trenggalek
Identifikasi
Penyebab
Nama Satker/ Subsatker
No. Satuan Kerja
Penentuan Konteks dan Tujuan
Kelengkapan Hasil
Tidak Baik
Catatan
Tidak ada pemetaan konteks dan kriteria, identifikasi sampai pada penanganan yang berkaitan dengan Polres Madiun Polda Jatim dalam sheet yang telah disediakan
Baik
Pemetaan risiko pada setiap tahapan beberapa masih terdapat pemetaan yang kurang tepat. 1.Sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria sampai pada penanganan risiko namun untuk peristiwa risiko sebaiknya di buat pointers bukan paragraf. 2. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
Baik
Sudah mempunya profil risiko, namun perlu disesuaikan dengan format
Baik
Sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria sampai pada penanganan risiko. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
Baik
Pemetaan risiko pada setiap tahapan beberapa masih terdapat pemetaan yang kurang tepat. 1. Sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria, namun untuk peristiwa risiko sebaiknya di buat satu risiko perkolom dan pada Penangan risiko sebaiknya jangan diisi jika hasil evaluasi prioritas risiko tidak perlu melakukan penanganan. 2. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
27
28
MAPOLDA
MAPOLDA
MAPOLDA
Dit Reskrimsus Polda Jatim
Dit Polairud Polda Jatim
Bid TIK Polda Jatim
29 Polres/Polresta Polres Magetan
Jumlah Risiko Teridentifikasi
Evaluasi
Rencana Penanganan
Analisis/ Penilaian
Sistem Pengendalian
Dampak
Risiko
4
2
1
1
8
Kualitas Hasil
26
Identifikasi
Penyebab
Nama Satker/ Subsatker
No. Satuan Kerja
Penentuan Konteks dan Tujuan
Kelengkapan Hasil
Catatan
Baik
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, pada penanganan risiko belum tepat karena prioritas risiko tidak diisi sesai dengan peristiwa risiko dan sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
Baik
Pemetaan risiko pada setiap tahapan beberapa masih terdapat pemetaan yang kurang tepat. Terdapat identifikasi yang tidak mempedomai rancangan kriteria dampak dan kemungkinan serta pada penangan risiko kurang tepat walaupun sudah sesuai dengan peristiwa risiko dan prioritas risiko dikarenakan adanya tambahan perioritas risiko yang tidak ada di peristiwa risiko, Sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
Baik
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, pada penanganan risiko belum tepat karena tidak mempedomani perioritas risiko sehingga tidak sesuai dengan peristiwa risiko dan sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
Baik
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, pada penanganan risiko belum tepat karena tidak mempedomani perioritas risiko sehingga tidak sesuai dengan peristiwa risiko dan sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
MAPOLDA
Bid Humas
32 Polres/Polresta Polres Jember
−
−
−
Pemetaan risiko pada setiap tahapan kurang tepat, belum ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria. Dalam melakukan analisis risiko juga belum mempedomani rancangan kriteria 3 Cukup Baik dampak dan kemungkinan. dan pada penanganan risiko belum ada, dan sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
−
Pemetaan risiko pada setiap tahapan kurang tepat, belum ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria. Dalam melakukan analisis risiko juga belum diisi. dan pada penanganan risiko 1 Cukup Baik belum ada, dan sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
3
9
Kualitas Hasil
Evaluasi
Analisis/ Penilaian
Sistem Pengendalian
Dampak
Risiko
Jumlah Risiko Teridentifikasi
31
Rencana Penanganan
30 Polres/Polresta Polres Kediri
Identifikasi
Penyebab
Nama Satker/ Subsatker
No. Satuan Kerja
Penentuan Konteks dan Tujuan
Kelengkapan Hasil
Catatan
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria sampai pada penanganan risiko. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah Amat Baik mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
33
MAPOLDA
Dit Samapta Polda Jatim
4
10
Kualitas Hasil
Jumlah Risiko Teridentifikasi
Evaluasi
Rencana Penanganan
Analisis/ Penilaian
Sistem Pengendalian
Dampak
Risiko
Nama Satker/ Subsatker
Identifikasi
Penyebab
No. Satuan Kerja
Penentuan Konteks dan Tujuan
Kelengkapan Hasil
Catatan
1. Dalam menentukan konteks dan tujuan, Dit Samapta Polda Jatim sudah tepat, dalam proses tahapan pun sudah menunjukan aktivitas yang dilakukan oleh Dit Samapta. Pastikan bahwa dalam kolom Sasaran Strategis maupun Indikator Kinerja adalah mandat dari Rencana Strategis Dit Samapta Polda Jatim. 2. Identifikasi risiko sudah baik, sudah ada kesesuaian antara peristiwa risiko, penyebab, dampak serta pengendalian yang telah dilakukan. Namun terdapat catatan bahwa dalam memetakan penyebab, sebaiknya mempertimbangkan aspek lain seperti 5M dalam Manajemen serta memperinci akar permasalahannya. Semakin banyak penyebab dapat dipetakan, maka Satker semakin mengetahui dampak serta pengendalian apa saja yang perlu dilakukan. Seperti contoh: Risiko: Anggota mengalami Laka Penyebab: Adanya kelalaian masyarakat dalam mengendarai kendaraan bermotor Amat Baik Tambahan Redaksi Penyebab: a). Anggota kurang memperhatikan prosedur pengamanan patroli. b). Sarana dan prasarana kegiatan Patroli kurang dipelihara dengan baik. 3. Analisis risiko sudah baik, penilaian sudah mengikuti rancangan kriteria kemungkinan dan kriteria dampak serta rancangan peta risiko nya. 4. Keputusan penanganan risiko pada evaluasi risiko sudah benar, sudah mempertimbangkan toleransi risiko, dimana nilai risiko yang diatas toleransi risiko (sedang, tinggi, sangat tinggi) diputuskan dengan “ya” dan nilai risiko yang berada dibawah garis toleransi, diputuskan dengan “tidak”. Namun dalam melakukan prioritas risiko kurang tepat. Peristiwa risiko yang telah dipetakan ada 4 risiko, dalam prioritas risiko sampai pada 7 tingkatan peristiwa risiko. Perlu dicermati kembali bahwa prioritas risiko merupakan pemeringkatan berdasarkan nilai risiko. 5. Penanganan risiko yang seharusnya terisi namun tidak dipetakan. Hasil penilaian menunjukan terdapat peristiwa risiko yang bernilai sedang, dalam artian risiko yang bernilai sedang (diatas garis toleransi risiko) wajib melakukan penanganan lanjutan.
35
MAPOLDA
MAPOLDA
Spripim Polda Jatim
Satbrimob Polda Jatim
36 Polres/Polresta Polrestabes Surabaya
37
MAPOLDA
Bidlabfor Polda Jatim
−
Jumlah Risiko Teridentifikasi
Evaluasi
Rencana Penanganan
Analisis/ Penilaian
Sistem Pengendalian
Dampak
Risiko
2
Kualitas Hasil
34
Nama Satker/ Subsatker
Identifikasi
Penyebab
No. Satuan Kerja
Penentuan Konteks dan Tujuan
Kelengkapan Hasil
Catatan
Baik
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, pada penanganan risiko belum tepat karena prioritas risiko tidak diisi sesuai dengan peristiwa risiko dan sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
Baik
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, pada penanganan risiko belum tepat karena tidak mempedomani perioritas risiko sehingga tidak sesuai dengan peristiwa risiko dan sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
−
1. Pemetaan risiko pada setiap tahapan kurang tepat namun sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria. 2. Belum melakukan analisis risiko. dan pada penanganan risiko juga belum tepat karena tidak − 44 Cukup Baik mempedomani perioritas risiko sehingga tidak sesuai Perioritas risiko dengan peristiwa risiko dan sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
3
1
11
Baik
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, pada penanganan risiko belum tepat karena tidak mempedomani perioritas risiko sehingga tidak sesuai dengan peristiwa risiko dan jika identifikasi risikonya rendah tidak perlu membuat rencana penangan sehingga sebaiknya diperkaya kembali identifikasi risikonya dengan memetakan tahapan/ proses aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi. Karena setiap aktivitas akan selalu dihadapkan pada suatu risiko.
114
Baik
39
37
Baik
Sudah mempunya profil risiko, namun perlu disesuaikan dengan format
40
RS Polri
MAPOLDA
Rumkit Bhayangkara Lumajang
Itwasda Jatim
Evaluasi
Rencana Penanganan
Analisis/ Penilaian
Sistem Pengendalian
Dampak
38 Polres/Polresta Polres Pasuruan
Pemetaan risiko pada setiap tahapan sudah tepat, sudah ada kesesuaian mengenai penetapan konteks dan kriteria. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria dampak dan kemungkinan. Namun, pada penanganan risiko belum tepat karena tidak mempedomani perioritas risiko sehingga tidak sesuai Perioritas Risiko dengan peristiwa risiko, perlu memperhatikan prioritas risiko dari hasil evaluasi perankingan.
Risiko
Catatan
Nama Satker/ Subsatker
No. Satuan Kerja
Penyebab
Kualitas Hasil
Identifikasi
Jumlah Risiko Teridentifikasi
Penentuan Konteks dan Tujuan
Kelengkapan Hasil
Subbag Renmin 1. Subbag Renmin dalam melakukan identifikasi risiko sudah baik, sudah ada kesesuaian antara peristiwa risiko, penyebab, dampak serta telah mempertimbangkan pengendalian yang telah dilaksanakan. Dalam melakukan analisis risiko juga sudah mempedomani rancangan kriteria kemungkinan serta rancangan kriteria dampak dan melakukan evaluasi risiko dengan benar. 2. Dalam tahap pemetaan penanganan risiko juga sudah baik, sudah ada kesesuaian antara prioritas risiko dengan penanganan yang dipetakan. 46 Amat Baik 3. Catatan dalam kertas kerja Subbag Renmin ada dalam tahap pemetaan konteks sebagai acuan untuk melakukan identifikasi risiko. Pada tahapan tersebut dalam kolom “indikator kinerja” serta kolom “proses/ tahapan” masih terdapat pemetaan yang kurang tepat seperti dalam kolom indikator kinerja hanya memetakan “Renja’, hal tersebut belum menunjukan suatu redaksi/ substansi indikator kinerja. Kemudia dalam kolom proses/ tahapan juga masih ada pemetaan yang menunjukan redaksi suatu permasalahan. Sebaiknya dalam kolom proses/ tahapan redaksi yang dipetakan adalah suatu aktivitas kerja.
12
Kualitas Hasil
Jumlah Risiko Teridentifikasi
Evaluasi
Rencana Penanganan
Analisis/ Penilaian
Sistem Pengendalian
Dampak
Risiko
Nama Satker/ Subsatker
Identifikasi
Penyebab
No. Satuan Kerja
Penentuan Konteks dan Tujuan
Kelengkapan Hasil
Catatan
Subbag Dumasanwas 1. Pada tahapan penentuan konteks dalam kolom “proses/ tahapan” masih terdapat redaksi yang bermakna permasalahan seperti “penerimaan jawaban tindaklanjut dumas tidak lengkap”. Redaksi tersebut perlu dihindari pada kebutuhan pengisian kolom proses/ tahapan. Kolom tersebut sebaiknya diisi dengan redaksi suatu aktivitas kegiatan 2. Dalam melakukan identifikasi risiko, Subbag Dumasanwas sudah baik, sudah ada kesesuaian antara peristiwa risiko, penyebab, dampak serta pengendalian yang dilakukan. Namun dalam peristiwa risiko sebaiknya dibuat satu garis peristiwa risiko. Hindari dalam 1 kolom terdapat beberapa risiko. Agar nanti dalam melakukan penilaian serta prioritas risiko dapat dipetakan dengan baik. 3. Evaluasi risiko sudah tepat, namun tidak diperingkatkan dalam kolom prioritas risiko. Sebaiknya dilakukan pemeringkatan untuk selanjutnya dijadikan risiko strategis dari Subbag Dumasanwas 4. Penanganan risiko sudah dipetakan, namun tidak berdasarkan hasil pemetaan identifikasi risiko. Penanganan juga belum mempertimbangkan evaluasi risiko. Sehingga tidak ada kesesuaian antara identifikasi risiko dengan penanganan risiko. ITBID Tahapan penetapan konteks, identifikasi serta analisis risiko sudah baik, sudah sesuai dengan kebutuhan pengisian kertas kerja. Dalam melakukan evaluasi pun sudah sesuai. Akan tetapi, pada tahapan penanganan risiko, belum sepenuhnya mempertimbangkan hasil evaluasi risiko. Dalam tahap evaluasi risiko, terdapat 9 (sembilan) peristiwa risiko yang sudah diputuskan untuk dilakukan penanganan lanjutan. Namun dalam pemetaan risiko, hanya 4 (empat) peristiwa risiko yang telah dipetakan. Peristiwa risiko yang perlu ditangani lebih lanjut adalah peristiwa risiko yang berada diluar dari garis toleransi risiko. Dalam artian peristiwa risiko yang memiliki nilai “sedang” “tinggi” dan “sangat tinggi”. Total Risiko 738
13