Laporan Hema Led Metode Wintrobe [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Didalam tubuh manusia, 1/3-nya merupakan cairan. Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit, leukosit dan eritrosit. Fungsi utama eritrosit atau sel darah merah yang mengandung hemoglobin merupakan komponen hematologi utama darit ransport oksigen.. Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin



ketelitian



dan



kepercayaan



terhadap



hasil



pemeriksaan



laboratorium. Specimen darah untuk pemeriksaan hematologi (pemeriksaan hemoglobin) dapat diperoleh dari darah vena ataupun darah kapiler (Gandasoebrata R, 1999). Fibrinogen merupakan salah satu protein yang diproduksi di dalam hati dan berperan penting dalam proses pembekuan darah. Pemeriksaan LED sebenarnya merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium darah yang sering dilakukan karena alasan praktis dan murah, namun penggunaannya kurang begitu diperhitungkan karena hasil yang ditunjukan kurang spesifik terhadap suatu penyakit dan sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi di dalam tubuh manusia. 1.2 Tujuan praktikum 1. Mahasiswa dapat melakukan cara penetapan LED (Laju Endap Darah) pada darah vena. 2. Mahasiswa dapat mengetahui kecepatan pengendapan eritrosit dalam mm/jam 1.3 Manfaat praktikum 1. Agar mahasiswa dapat melakukan cara penetapan LED (Laju Endap Darah) pada darah vena. 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui kecepatan pengendapan eritrosit dalam mm/jam



1



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Darah Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi ektrasel cair yang disebut plasma. Sekitar lima liter didorong oleh kontraksi ritmis jantung pada gerakan rata-rata orang dewasa dalam satu arah di dalam system sirkulasi tertutup. Unsur berbentuk yang beredar dalam plasma adalah erittrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (Isbister J. P,2000). Terdapat dua kelas sel yang tersebar di seluruh plasma darah, yaitu sel darah merah yang mengangkut oksigen, dan sel darah putih yang berfungsi dalam pertahanan tubuh. Meskipun sel darah merah berukuran sangat kecil, sel itu mengandung sekitar 250 juta molekul hemoglobin, sejenis protein pengikat dan pembawa oksigen yang mengandung besi. Baru-baru ini para penelitian telah menemukan bahwa hemoglobin juga berikatan dengan molekul gas nitrat oksida (NO) selain dengan O2. 2.2 Definisi Laju Endap Darah ( LED ) Laju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya. Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan dan para lansiapun memiliki nilai Laju Endap Darah (LED) yang tinggi. Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap Darah (LED) normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)



2



masih termasuk pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang dokter (Riswanto, 2013)



2.3 Standar Laju Endap Darah Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux – sel darah merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0-20 mm/jam dan untuk pria 010 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0-15 mm/jam dan untuk pria 0-10 mm/jam (Riswanto, 2013). 2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Laju Endap Darah (LED) a. Faktor eritrosit 1. Jumlah eritrosit untuk darah yang kurang dari normal 2. Ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan laju endap darah cepat. b. Faktor Plasma LED mencerminkan protein plasma yang akan meningkat ketika seseorang mengalami infeksi akut atau kronis. c. Faktor Teknik Tabung tidak boleh miring, apabila terjadi kemiringan akan terjadi kesalahan 30% dan tidak boleh banyak getaran. d. Faktor suhu Suhu terbaik adalah 20°c.



3



e. Faktor fiskositas Variasi Laju Endap Darah pada orang yang lebih tua nilai Laju endap darah meningkat. 2.5 Macam-macam metode pemeriksaan LED Pengukuran LED dapat dilakukan dengan berbagai metode yang masingmasing memiliki kelebihan, kekurangan, dan sensitivitas, serta nilai rujukan tersendiri. Hal tersebut disebabkan prosedur dan alat-alat yang dipakai berbeda. Metode-metode pengukuran LED yang ada antara lain Metode Westergren, Wintrobe, Mikro sedimentasi Landau, dan metode pemeriksaan LED otomatis (Riswanto, 2013). a) Metode Westergreen Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0. Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit. b) Metode Wintrobe Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amoniumkalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum diperiksa. Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet Pasteur sampai tanda 0. Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit. c) Metode pemeriksaan LED otomatis Pada metode otomatis ini darah dimasukan ke dalam tabung khusus dan dicampur secara hati-hati, sampel kemudian dimasukan ke dalam alat dan didiamkan dalam waktu tertentu. Tabung dimiringkan 18° sehingga menyebabkan proses pengendapan dipercepat. LED jam pertama dibaca dalam waktu 25 menit, LED jam kedua dibaca dalam waktu 45 menit.



4



Sensor yang terdapat pada alat pemeriksaan LED otomatis akan membaca tingkat pengendapan eritrosit kemudian data dicetak dan divisualisasikan pada layar. d) Metode westergren miring Salah satu keuntungan Westergren miring adalah waktu pengukuran lebih singkat dan prosedur pemeriksaan lebih praktis juga sederhana. Memerlukan waktu lebih singkat yaitu 12 menit dan prosedur yang sederhana untuk mendapatkan hasil pengukuran LED. LED jam pertama dibaca dalam waktu 7 menit dan jam kedua dibaca dalam waktu 12 menit. LED akan dipercepat dengan meletakkan tabung miring 45° pada rak khusus sehingga menambah gaya gravitasi. 2.6 Interpretasi Hasil Pemeriksaan Hasil pemeriksaan laju endap darah (LED) diukur dalam mm / jam, atau milimeter per jam. Hasil yang abnormal tidak dapat menunjukkan diagnosis penyakit tertentu. Namun hanya mengidentifikasi adanya peradangan dalam tubuh. Hasil pemeriksaan ini juga tidak selalu dapat diandalkan atau bermakna, karena banyak faktor, seperti usia atau penggunaan obat-obatan, adapat mempengaruhi hasilnya. Oleh sebab itu perlu dipadukan dengan jenis pemeriksaan lainnya, dan tentu saja dokter akan menyesuaikan hasil pemeriksaan ini dengan gejala-gejala yang dialami pasien dan temuan-temuan dari pemeriksaan fisik. Berikut nilai normal LED, tinggi, dan rendah beserta kondisi-kondisi yang menyebabkannya (Widodo, Herdiman. P, 2004) 1. LED Normal Laju endap darah dianggap normal sesuai dengan kelompok usia dan jenis kelamin sebagai berikut: -



Wanita di bawah 50 tahun: < 20 mm / jam.



-



Pria di bawah 50 tahun: < 15 mm / jam.



-



Wanita di atas 50 tahun: < 30 mm / jam.



-



Pria di atas 50 tahun: < 20 mm / jam.



-



Bayi yang baru lahir: < 2 mm / jam.



-



Anak-anak yang belum mencapai pubertas: 3 – 13 mm / jam.



2. LED Tinggi



5



Ada beberapa penyebab kenapa laju endap darah tinggi. Beberapa kondisi umum yang terkait dengan tingginya LED termasuk: 1) anemia 2) penyakit ginjal 3) limfoma 4) multiple myeloma 5) penuaan 6) kehamilan 7) arteritis temporalis 8) penyakit tiroid 9) macroglobulinemia Waldenstrom 10) arthritis Hasil tes LED yang lebih tinggi dari normal juga berhubungan dengan gangguan autoimun, termasuk: penyakit lupus eritematosus sistemik radang sendi arteritis polymyalgia rheumatica macroglobulinemia terlalu banyak fibrinogen dalam darah, atau hiperfibrinogenemia alergi atau necrotizing vasculitis Beberapa jenis infeksi yang menyebabkan hasil laju endap darah tinggi adalah: infeksi tulang infeksi jantung infeksi katup jantung demam reumatik infeksi kulit infeksi sistemik TBC (Widodo, Herdiman. P, 2004). 3. LED Rendah Hasil tes LED rendah bisa disebabkan oleh: gagal jantung kongestif



hipofibrinogenemia



leukositosis



protein



plasma



rendah



polisitemia anemia sel sabit Beberapa penyakit atau kondisi yang menyebabkan hasil pemeriksaan LED abnormal terkadang memerlukan perhatian yang serius, tetapi banyak juga yang tidak perlu dikhawatirkan. Sangat penting untuk tidak terlalu khawatir jika hasil pemeriksaan LED tidak normal (Widodo, Herdiman. P, 2004).



6



BAB III METODE PRAKTIKUM



3.1 Alat dan Bahan 1. Kapas 2. Dispo 3. Tabung Wintorbe 4. Torniquet 5. Pipet Kapiler 3.2 Bahan 1. Darah EDTA 3.3 Prosedur Kerja 1. Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum diperiksa 2. Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet Pasteur atau pipet kapiler sampai tanda batas. 3.



Jagalah sampai tidak ada gelembung atau busa.



4. Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus. 5. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.



7



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil No.



Nama



Jenis Kelamin



Umur



Laju Endap



Keterangan



Darah 1.



Zulyani



Perempuan



19 Tahun



4,8 mm/jam



Domili



LED Normal



4.2 Pembahasan Laju endap darah (LED) atau laju sedimentasi eritrosit (erithrosyte sedimentation rate/ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit (dalam darah yang telah diberi antikoagulan) jatuh ke dasar sebuah tabung vertical dalam waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mm/jam. LED memiliki tiga pengggunaan utama yaitu alat bantu untuk mendeteksi proses peradangan, pemantau aktivitas atau perjalanan penyakit, dan pemeriksaan penapis / penyaring (screening) untuk peradangan dan neoplasma yang tersembunyi. Pada praktikum pemeriksaan LED kali ini dilakukan dengan metode wintrobe. Pada metode wintrobe ini digunakan perbandingan volume darah yang telah dicampur antikoagulan EDTA. Pencampuran darah dengan EDTA bertujuan menghindari lisisnya darah karena EDTA mencegah pembekuan darah namun tidak memberikan pengaruh besar terhadap bentuk dan jumlah eritrosit, leukosit serta mencegah menggumpalnya trombosit dalam darah. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil 4,8 mm/Jam hal ini menyatakan bahwa hasil yang di dapatkan normal. Pada saat inilah terjadi proses sedimentasi eritrosit yang terbagi menjadi 3 tahap yaitu : 1. Tahap ke-1 penyusunan letak eritrosit (rouleaux formation) dimana kecepatan sedimentasi masih lambat. Berlangsung selama ± 10 menit.



8



2. Tahap ke-2 kecepatan sedimentasi tinggi karena telah terbentuk rouleaux. Berlangsung selama ± 40 menit. 3. Tahap ke-3 kecepatan sedimentasi berkurang dan mulai terjadi pemantapan sedimentasi eritrosit. Berlangsung selama ± 10 menit. Setelah 1 jam, barulah dibaca skala pipet westergreen tersebut dengan melihat tinggi plasma yang terpisah dengan sel darah. Batas pembacaannya yaitu mulai dari skala nol (atas) tingginya plasma hingga batas pertemuan sel darah yang mengendap. (Riswanto, 2013)



9



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Laju endap darah (LED) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit (dalam darah yang telah diberi antikoagulan) jatuh ke dasar sebuah tabung vertical dalam waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mm/jam. Metode yang di gunakan dalam pemeriksaan laju endap darah ini adalah metode wintrobe. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil 4,8 mm/Jam hal ini menyatakan bahwa hasil yang di dapatkan normal. 5.2 Saran Saran dalam praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan sebaiknya pada saat praktikum, praktikan harus lebih teliti dalam membaca angka penetapan laju endap darah (LED).



10



DAFTAR PUSTAKA Gandasoebrata R, 1999. Penuntun Laboratorium klinik. Penerbit Duan Rakyat. Jakarta. Dipetik pada tanggal 11 oktober 2018 Isbister J. P,2000. Hematologi Klinik Pendekatan Berorientasi Masalah. Editor Kartini Agnes dkk, Penerbit Hipokrates, Jakarta. Dipetik pada tanggal 11 oktober 2018 Riswanto, 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedia & Kanal Medika. Dipetik pada tanggal 11 oktober 2018 Widodo, Herdiman. P, 2004 Bunga Rampai Penyakit Infeksi, FKUI Jakarta. Dipetik pada tanggal 11 oktober 2018



11



LAMPIRAN



12