Laporan Hold Relax Dan Contract Relax [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HOLD RELAX DAN CONTRACT RELAX



OLEH: CITRA RAHMA UTAMI (C041171009) IRMA RIZKY LESTARI WARATIL NURTARTILA



PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018



PEMBAHASAN



A. Proprioceptive Neuromuscular Fascilitation (PNF) Proprioceptive Neuromuscular Fascilitation (PNF) adalah salah satu metode terapi latihan yang dimanaksudkan untuk memfasilitasi pada sistem neuromuscular dengan merangsang propioseptif. Metode ini berusaha memberikan rangsanganrangsangan yang sesuai dengan reaksi yang dikehendaki, yang pada akhirnya akan dicapai kemampuan atau gerakan yang terkoordinasi. Karena pada fase ini otak mengalami plastisitas yaitu kemampuan untuk beradaptasi dan memodifikasi organisasi dan fungsional terhadap kebutuhan, yang biasa berlangsung terus sesuai kebutuhan (Setiawan, 2007). Peran fisiotereapi melalui metode PNF ini adalah mencegah terjadinya komplikasi, menormalkan tonus otot (spastisitas) secara postural, memperbaiki keseimbangan, dan koordinasi, menanamkan pola gerak yang benar dan meningkatkan fungsional. PNF memiliki metode dasar dari distal ke proksimal yang dilanjutkan dengan fasilitasi gerakan pola memutar dan diagonal, tahanan maksimal, grasping technique, dan stretch reflex. Beberapa jenis teknik PNF yaitu rhytmical initiation, re-peated contraction, stretch reflex, combination of isoton-ics, timing of emphasis, slow reversal, hold relax, dan contract relax stretching. Teknik PNF dengan hold relax dan contract relax merupakan salah satu metode latihan secara dini yang bisa dipilih dalam hal peningkatan fleksibilitas yang berhubungan dengan LGS. B. Teknik Proprioceptive Neuromuscular Fascilitation (PNF) 1. Hold Relax Stretching adalah salah satu teknik khusus exercises dari Proprioceptive Neuro Muscular Facilitation (PNF). Menurut Carolyn K et.al (1996) menyatakan bahwa Hold Relax adalah kemampuan penderita melakukan kontraksi isometrik pada otot dan jaringan ikat memendek selanjutnya diikuti dengan penguluran otot secara pasif hingga terjadi penambahan ROM dan nyeri toleransi penderita. Hold Relax merupakan peningkatkan fleksibilitas otot dengan cara mengkombinasikan kontraksi isometrik pada otot yang memendek dan kemudian dilanjutkan dengan rileksasi serta tambahan stretching secara pasif pada otot tersebut. Adapun tahapan melaksanakan Hold Relax Stretching, yaitu: a. Menempatkan otot dalam posisi regang (juga disebut peregangan pasif) dan tahan selama beberapa detik.



b. Mengontraksikan otot tanpa bergerak (juga disebut isometrik), seperti mendorong dengan lembut melawan peregangan tanpa benar-benar bergerak. Ini adalah ketika refleks dipicu dan ada "celah waktu 6 hingga 10 detik untuk peregangan 'normal'. c. Usahakan rileks pada saat peregangan, dan kemudian peregangan lagi sambil menghembuskan napas. Peregangan kedua harus lebih dalam dari yang pertama. 2. Contract Relax Stretching merupakan suatu teknik yang menggunakan kontraksi isotonik yang optimal dari kelompok agonis yang memendek, dilanjutkan dengan relaksasi kemudian mengulur otot antagonisnya. Contract Relax Stretching melibatkan kontraksi isotonik melawan tahanan pada otot yang mengalami ketegangan yang kemudian diikuti dengan pemberian fase relaksasi. Tujuan dari pemberian contract relax stretching adalah untuk memanjangkan struktur soft tissue seperti otot, fasia, tendon dan ligamen sehingga akan dapat menimbulkan peningkatan LGS dan penurunan nyeri akibat pemendekan otot. C. Prosedur Pelaksanaan Hold Relax dan Contract Relax pada Extremitas Superior 1. Fleksor Shoulder a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Fleksor Shoulder: M. Deltoid Anterior Otot-otot antagonist dari Fleksor Shoulder: M. Deltoid Posterior b. Prosedur Pelaksanaan 2. Ekstensor Shoulder a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Ekstensor Shoulder: M. Deltoid Posterior Otot-otot antagonist dari Ekstensor Shoulder: M. Deltoid Anterior b. Prosedur Pelaksanaan 3. Abduktor Shoulder a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Abduktor Shoulder: M. Deltoid Midle Otot-otot antagonist dari Abduktor Shoulder: M. Pectoralis Major b. Prosedur Pelaksanaan 4. Adduktor Shoulder



a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Adduktor Shoulder: M. Pectoralis Major Otot-otot antagonist dari Adduktor Shoulder: M. Deltoid Midle b. Prosedur Pelaksanaan 5. Elevator Shoulder a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Elevator Shoulder: M. Trapesiuz, M. Levator Scapula Otot-otot antagonist dari Elevator Shoulder: M. Trapesiuz b. Prosedur Pelaksanaan 6. Depresor Shoulder a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Depresor Shoulder: M. Trapesiuz Otot-otot antagonist dari Depresor Shoulder: M. Trapesiuz, M. Levator Scapula b. Prosedur Pelaksanaan 7. Internal Rotator Shoulder a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Internal Rotator Shoulder: M. Subscapularis Otot-otot antagonist dari Internal Rotator Shoulder: M. Teres Minor b. Prosedur Pelaksanaan 8. External Rotator Shoulder a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari External Rotator Shoulder: M. Teres Minor Otot-otot antagonist dari External Rotator Shoulder: M. Subscapularis b. Prosedur Pelaksanaan 9. Protraksi Muscle Shoulder a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Protraksi Muscle Shoulder: M. Serratus Anterior Otot-otot antagonist dari Protraksi Muscle Shoulder: M. Rhomboid Major, M. Rhomboid Minor. b. Prosedur Pelaksanaan



10. Retraksi Muscle Shoulder a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Retraksi



Muscle Shoulder: M. Rhomboid Major, M.



Rhomboid Minor. Otot-otot antagonist dari Retraksi Muscle Shoulder: M. Serratus Anterior b. Prosedur Pelaksanaan 11. Fleksor Elbow a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Fleksor Elbow: M. Biceps Brachii, M. Brachialis, M. Brachioradialis. Otot-otot antagonist dari Fleksor Elbow: M. Triceps Brachii, M. Anconeus. b. Prosedur Pelaksanaan 12. Ekstensor Elbow a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Ekstensor Elbow: M. Triceps Brachii, M. Anconeus Otot-otot antagonist dari Ekstensor Elbow: M. Biceps Brachii, M. Brachialis, M. Brachioradialis. b. Prosedur Pelaksanaan 13. Pronator Elbow a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Pronator Elbow: M. Pronator Teres, M. Pronator Quadratus. Otot-otot antagonist dari Pronator Elbow: M. Supinator b. Prosedur Pelaksanaan 14. Supinator Elbow a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Supinator Elbow: M. Supinator Otot-otot antagonist dari Supinator Elbow: M. Pronator Teres, M. Pronator Quadratus. b. Prosedur Pelaksanaan 15. Fleksor Wrist a. Kelompok Otot



Otot-otot agonist dari Fleksor Wrist: M. Fleksor Carpi Radialis, M. Fleksor Carpi Ulnaris, M. Palmaris Longus. Otot-otot antagonist dari Fleksor Wrist: M. Ekstensor Carpi Radialis Longus, M. Ekstensor Carpi Radialis Brevis, M. Ekstensor Carpi Ulnaris b. Prosedur Pelaksanaan 16. Ekstensor Wrist a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Ekstensor Wrist: M. Ekstensor Carpi Radialis Longus, M. Ekstensor Carpi Radialis Brevis, M. Ekstensor Carpi Ulnaris Otot-otot antagonist dari Ekstensor Wrist: M. Fleksor Carpi Radialis, M. Fleksor Carpi Ulnaris, M. Palmaris Longus. b. Prosedur Pelaksanaan 17. Radial Deviasi Muscle Wrist a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Radial Deviasi Muscle Wrist: M. Fleksor Carpi Radialis Otot-otot antagonist dari Radial Deviasi Muscle Wrist: M. Fleksor Carpi Ulnaris b. Prosedur Pelaksanaan 18. Ulnar Deviasi Muscle Wrist a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Ulnar Deviasi Muscle Wrist: M. Fleksor Carpi Ulnaris Otot-otot antagonist dari Ulnar Deviasi Muscle Wrist: M. Fleksor Carpi Radialis b. Prosedur Pelaksanaan



D. Prosedur Pelaksanaan Hold Relax dan Contract Relax pada Extremitas Inferior 1. Fleksor Hip



a. Kelompok Otot Otot – otot agonist dari Fleksor Hip: M. Illiacus, M. Psoas Major, M. Sartorius, M. Pectineus, M. Rectus Femoris. Otot–otot antagonist dari Fleksor Hip: M. Gluteus Maximus, M.Semintendinosus, M. Semimembranosus dan M. Biceps Femoris. b. Prosedur pelaksanaan 



Posisi pasien prone lying dengan knee fleksi 90.







Satu tangan memfiksasi bokong pasien dan tangan satunya berada pada knee.







Passive streching otot fleksor hip dengan dengan cara ekstensi hip.



1) Hold Relax a) Passive kontraksi ekstensor hip dengan mengangkat distal femur ke atas b) Menahan kontraksi selama beberapa detik di ROM akhir (isometrik ) c) Relaksasasi dari streching, dan pasien mengambil nafas. d) Melakukan pengulangan dan menambah kedalaman streching. 2) Contract Relax a) Melakukan kontraksi isotonic ektensor hip (5 second). b) Relaksasi dengan menahan posisi selama beberap detik (1 second). c) Pasien melakukan kontraksi fleksor hip untuk streching (3 second). d) Melakukan pengulangan 3-4 kali 2. Ekstensor Hip a. Kelompok Otot Otot– otot agonist dari Ekstensor Hip: M. Gluteus Maximus, M. Semintendinosus, M. Semimembranosus dan M. Biceps Femoris. Otot – otot antagonist dari Ekstensor Hip: M. Illiacus, M. Psoas Major, M. Sartorius, M. Pectineus, M. Rectus Femoris. b. Prosedur Pelaksanaan 



Posisi pasien supine lying.







Satu tangan memfiksasi knee untuk ekstensi dan tangan yang lain memegang distal tungkai pasien.







Passive streching otot ekstensor hip dengan cara fleksi hip.



1) Hold Relax



a) Passive kontraksi fleksor hip dengan mendorong tungkai ke atas sambil memfiksasi knee agar tetap ekstensi . b) Menahan kontraksi selama beberapa detik di ROM akhir (isometrik ). c) Relaksasasi dari streching, dan pasien mengambil nafas. d) Melakukan pengulangan dan menambah kedalaman streching. 2) Contract Relax a) Melakukan kontraksi isotonic fleksor hip (5 second). b) Relaksasi dengan menahan posisi selama beberap detik (1 second). c) Pasien melakukan kontraksi ekstensor hip untuk streching (3 second). d) Melakukan pengulangan 3-4 kali



3. Abduktor Hip a. Kelompok Otot Otot– otot agonist dari Abduktor Hip: M. Gluteus medius, M. Gluteus minimus, M. Tensor fascia latae. Otot – otot antagonist dari Abduktor Hip:  M. Adductor longus, M. Adductor brevis, M. Pectineus, M. Gracilis,  M. Adductor magnus. b. Prosedur Pelaksanaan 



Posisi pasien supine lying







Tungkai pasien di fleksikan







Satu tangan memfiksasi pelvic bagian tungkai yang akan di stretch. Tangan yang lain memfiksasi tungkai yang lain



1) Hold Relax a) Passive kontraksi adduktor hip dengan menggunakan kaki mendorong ke medial. b) Menahan kontraksi selama beberapa detik di akhir ROM (isometrik). c) Relaksasasi dari streching, dan pasien mengambil nafas. d) Melakukan pengulangan dan menambah kedalaman streching. 2) Contract Relax a) Melakukan kontraksi isotonic adductor hip (5 second).



b) Relaksasi dengan menahan posisi selama beberap detik (1 second). c) Pasien melakukan kontraksi abductor hip untuk streching (3 second). d) Melakukan pengulangan 3-4 kali. 4. Adduktor Hip a. Kelompok Otot Otot– otot agonist dari Adduktor Hip: M. Adductor longus, M. Adductor brevis, M. Pectineus, M. Gracilis,  M. Adductor magnus. Otot – otot antagonist dari Adduktor Hip:  M. Gluteus medius, M. Gluteus minimus, M. Tensor fascia latae. b. Prosedur Pelaksanaan 



Posisi pasien supine lying







Kaki pasien abduksi 45 derajat







Satu tangan memfiksasi tungkai yang satu. Tangan yang lain memegang ankle pada tungkai yang akan di strecth. 1) Hold Relax a) Passive kontraksi abduktor hip dengan menggunakan kaki mendorong ke lateral. b) Menahan kontraksi selama beberapa detik di akhir ROM (isometrik). c) Relaksasasi dari streching, dan pasien mengambil nafas. d) Melakukan pengulangan dan menambah kedalaman streching. 2) Contract Relax a) Melakukan kontraksi isotonic abductor hip (5 second). b) Relaksasi dengan menahan posisi selama beberap detik (1 second). c) Pasien melakukan kontraksi adductor hip untuk streching (3 second). d) Melakukan pengulangan 3-4 kali.



5. Internal Rotator Hip



a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Internal Rotator Hip: M. Gluteus medius, M. Gluteus minimus, M. Tensor fascia latae, M. Adductor longus, M. Adductor brevis, M. Pectineus, M. Semimembranosus,  M. Semitendinosus. Otot-otot antagonist dari Internal Rotator Hip: M. Gluteus maximus, M. Piriformis, M. Obturator internus, M. Gemellus superior, M. Gemellus inferior, M. Quadratus femoris, M. Sartorius. b. Prosedur Pelaksanaan 



Posisi pasien supine lying







Fleksikan knee 90 derajat dan hip 90 derajat







Satu tangan pada ankle lateral untuk menstabilkan tungkai. Tangan yang lain pada knee medial.



1) Hold Relax a) Passive kontraksi eksternal rotator hip dengan menarik knee ke luar dan mendorong ankle ke dalam. b) Menahan kontraksi selama beberapa detik di akhirROM (isometrik) c) Relaksasasi dari streching, dan pasien mengambil nafas. d) Melakukan pengulangan dan menambah kedalaman streching. 2) Contract Relax a) Melakukan kontraksi isotonic eksternal rotaror hip (5 second) b) Relaksasi dengan menahan posisi selama beberap detik (1 second). c) Pasien melakukan kontraksi internal rotator hip untuk streching (3 second). d) Melakukan pengulangan 3-4 kali. 6. External Rotator Hip a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari External Rotator Hip: M. Gluteus maximus, M. Piriformis, M. Obturator internus, M. Gemellus superior, M. Gemellus inferior, M. Quadratus femoris, M. Sartorius. Otot-otot antagonist dari External Rotator Hip: M. Gluteus medius, M. Gluteus minimus, M. Tensor fascia latae, M. Adductor longus, M. Adductor brevis, M. Pectineus, M. Semimembranosus,  M. Semitendinosus.



b. Prosedur Pelaksanaan 



Posisi pasien supine lying.







Fleksikan knee 90 derajat dan hip 90 derajat.







Satu tangan pada ankle medial untuk menstabilkan tungkai. Tangan yang lain pada knee lateral.



1) Hold Relax a) Passive kontraksi endorotator hip dengan mendorong knee ke dalam dan menarik ankle ke luar. b) Menahan kontraksi selama beberapa detik di akhir ROM (isometrik). c) Relaksasasi dari streching, dan pasien mengambil nafas. d) Melakukan pengulangan dan menambah kedalaman streching. 2) Contract Relax a) Melakukan kontraksi isotonic external rotaror hip (5 second). b) Relaksasi dengan menahan posisi selama beberap detik (1 second). c) Pasien melakukan kontraksi eksternal rotator hip untuk streching (3 second). d) Melakukan pengulangan 3-4 kali. 7. Fleksor Knee a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Fleksor Knee: Grup otot Hamstring (M. Semitendinosus, M. Semimembranosus, M. Biceps Femoris) Otot-otot antagonist dari Fleksor Knee: Grup otot Quadriceps (M. Vastus lateralis, M. Vastus Medialis, M.Vastus Intermedial, dan M. Rectus Femoris) b. Prosedur Pelaksanaan 



Posisi pasien supine lying.







Satu tangan memfiksasi knee dan tangan



yang lain memegang distal



tungkai pasien. 



Passive streching otot fleksor knee dengan cara ekstensi knee.



1) Hold Relax a) Passive kontraksi ekstensor knee dengan mendorong tungkai ke atas. b) Menahan kontraksi selama beberapa detik di ROM akhir (isometrik ).



c) Relaksasasi dari streching, dan pasien mengambil nafas. d) Melakukan pengulangan dan menambah kedalaman streching. 2) Contract Relax a) Melakukan kontraksi isotonic ekstensor knee (5 second). b) Relaksasi dengan menahan posisi selama beberap detik (1 second). c) Pasien melakukan kontraksi fleksor knee untuk streching (3 second). d) Melakukan pengulangan 3-4 kali. 8. Ekstensor Knee a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Ekstensor Knee: Grup otot Quadriceps (M. Vastus lateralis, M. Vastus Medialis, M.Vastus Intermedial, dan M. Rectus Femoris). Otot-otot



antagonist



dari



Ekstensor Knee:



Grup otot



Hamstring



(M.



Semitendinosus, M. Semimembranosus, M. Biceps Femoris) b. Prosedur Pelaksanaan 



Posisi pasien prone lying







Satu tangan memfiksasi pelvic lateral dan tangan yang lain memegang distal tungkai pasien







Passive streching otot ekstensor knee dengan cara fleksi knee.



1) Hold Relax a) Passive kontraksi fleksi knee b) Menahan kontraksi selama beberapa detik di ROM akhir (isometrik ) c) Relaksasasi dari streching, dan pasien mengambil nafas. d) Melakukan pengulangan dan menambah kedalaman streching. 2) Contract Relax a) Melakukan kontraksi isotonic fleksor knee (5 second) b) Relaksasi dengan menahan posisi selama beberap detik (1 second) c) Pasien melakukan kontraksi ekstensor knee untuk streching (3 second) d) Melakukan pengulangan 3-4 kali. 9. Inversion Muscle Ankle a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Inversion Muscle Ankle: M. Tibialis Anterior



Otot-otot antagonist dari Inversion Muscle Ankle: M. Peroneus Longus b. Prosedur Pelaksanaan 



Posisi pasien supine lying







Satu tangan memfiksasi calcaneus dan tangan yang lain memegang ankle







Passive streching otot inversi ankle dengan cara eversi ankle.



1) Hold Relax a) Passive kontraksi eversi ankle dengan menarik ankle ke lateral. b) Menahan kontraksi selama beberapa detik di ROM akhir (isometrik ). c) Relaksasasi dari streching, dan pasien mengambil nafas. d) Melakukan pengulangan dan menambah kedalaman streching. 2) Contract Relax a) Melakukan kontraksi isotonic eversi ankle (5 second) b) Relaksasi dengan menahan posisi selama beberap detik (1 second) c) Pasien melakukan kontraksi inversi ankle untuk streching (3 second) d) Melakukan pengulangan 3-4 kali.



10. Eversion Muscle Ankle a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Eversion Muscle Ankle: M. Peroneus Longus Otot-otot antagonist dari Eversion Muscle Ankle: M. Tibialis Anterior b. Prosedur Pelaksanaan 



Posisi pasien supine lying







Satu tangan memfiksasi calcaneus dan tangan yang lain memegang ankle







Passive streching otot enversi ankle dengan cara inversi ankle.



1) Hold Relax a) Passive kontraksi inversi ankle dengan menarik ankle ke medial b) Menahan kontraksi selama beberapa detik di ROM akhir (isometrik ) c) Relaksasasi dari streching, dan pasien mengambil nafas. d) Melakukan pengulangan dan menambah kedalaman streching. 2) Contract Relax



a) Melakukan kontraksi isotonic inversi ankle (5 second) b) Relaksasi dengan menahan posisi selama beberap detik (1 second) c) Pasien melakukan kontraksi eversi ankle untuk streching (3 second) d) Melakukan pengulangan 3-4 kali 11. Fleksor Ankle a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Fleksor Ankle: M. Tibialis Anterior Otot-otot antagonist dari Fleksor Ankle: M. Gastrognamius b. Prosedur Pelaksanaan 



Posisi pasien supine lying







Satu tangan memfiksasi dan tangan yang lain memegang calcaneus







Passive streching otot plantar fleksi ankle dengan cara kontaksi otot dorso fleksi ankle.



1) Hold Relax a) Passive kontraksi dorso fleksi ankle b) Menahan kontraksi selama beberapa detik di ROM akhir (isometrik ) c) Relaksasasi dari streching, dan pasien mengambil nafas. d) Melakukan pengulangan dan menambah kedalaman streching. 2) Contract Relax a) Melakukan kontraksi isotonic dorso fleksi ankle (5 second) b) Relaksasi dengan menahan posisi selama beberap detik (1 second) c) Pasien melakukan kontraksi plantar fleksi ankle untuk streching (3 second) d) Melakukan pengulangan 3-4 kali 12. Ekstensor Knee a. Kelompok Otot Otot-otot agonist dari Ekstensor Ankle: M. Gastrognamius Otot-otot antagonist dari Ekstensor Ankle: M. Tibialis Anterior b. Prosedur Pelaksanaan 



Posisi pasien supine lying







Satu tangan memfiksasi calcaneus dan tangan yang lain di dorso ankle







Passive streching otot dorso fleksi ankle dengan cara kontaksi otot plantar fleksi ankle.



1) Hold Relax a) Passive kontraksi plantar fleksi ankle b) Menahan kontraksi selama beberapa detik di ROM akhir (isometrik ) c) Relaksasasi dari streching, dan pasien mengambil nafas. d) Melakukan pengulangan dan menambah kedalaman streching. 2) Contract Relax a) Melakukan kontraksi isotonic plantar fleksi ankle (5 second) b) Relaksasi dengan menahan posisi selama beberap detik (1 second) c) Pasien melakukan kontraksi dorso fleksi ankle untuk streching (3 second) d) Melakukan pengulangan 3-4 kali