Laporan Instalasi Industri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL LISTRIK “Instalasi Penerangan Industri Dan Instalasi Tenaga”



DISUSUN :



Sahrul Huda



3201603039



Aditya halim



3201603043



Instruktur



: - Irman,MT - Ruskardi,MT



JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2017/2018



Kata Pengantar Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang,kami panjatkan puji dan syukur atas keadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “Instalasi Penerangan Industri dan Instalasi Tenaga ". Laporan kegiatan praktikum bengkel listrik yang berjudul “Instalasi Penerangan Industri dan Instalasi Tenaga” ini berisi mengenai seluruh rangkaian kegiatan serta perancangan instalasi yang telah dilakukan selama praktik kurang lebih 4 minggu. Penyusunan laporan ini bertujuan agar bapak ibu dosen/instruktur dapat mengetahui dan menilai dan memberi tanggapan atas kegiatan praktikum di bengkel listrik . Terlaksananya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dengan tenaga, fikiran, ide dan bahkan materi. Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman bagi para pembaca,sehingga untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi dari laporan ini agar menjadi lebih baik lagi. Terlepas dari itu semua,kami



menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak



kekurangan baik dari segi penulisan maupun tata bahasa.oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan dengan judul " Instalasi Kontrol dan Daya Tenaga Listrik" ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



Pontianak,



April 2018



Tim Penyusun



BAB I PENDAHULUAN



A.Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia industri pada saat ini telah berkembang dengan sangat pesat dan terus meningkat setiap tahunnya.Setiap tahun selalu ada inovasi teknologi yang baru guna untuk memudahkan pekerjaan manusia agar lebih cepat dan efisien.contoh dari teknologi tersebut adalah pada sistem kontrol perangkat elektronik maupun pada perangkat lainnya misalnya pada bidang kelistrikan kita bisa membuat sistem pengontrolan terhadap instalasi penerangan lalu pada motor-motor listrik,kita juga bisa membuat sistem pengaturan rangkaian kontrol dan daya untuk motor-motor listrik sebagai upaya dalam meningkatkan produksi di industri tersebut.Segala sesuatu pada saat ini telah bisa dikontrol dengan program-program yang telah dibuat sebelumnya,dengan melakukan sistem pengontrolan kita juga bisa dengan mudah dalam melakukan perbaikan terhadap perangkat elektronik atau perangkat lainnya karena gangguan tadi bisa terdeteksi melalui rangkaian pengontrolan yang telah terhubung ke komputer sehinnga gangguan yang terjadi bisa di monitor secara langsung dan bisa secepatnya diperbaiki/diselesaikan. Sebelum melakukan pengontrolan pertama-tama kita harus bisa menentukan dan merancang rangkaian control dan daya untuk setiap pengaturan tipe-tipe motor maupun instalasi penerangan,penggunaan jenis dan setting motor, serta menghitung sembarangan.Maka



KHA dan jenis



pengaman untuk masing-masing tipe



kabel yang dipakai tentu tidaklah harus



kita sebagai orang yang bergerak di bidang Teknik listrik untuk



kedepannya bisa melakukan itu semua sebelum melakukan pemasangan rangkaian pengontrolan.



B.Tujuan Tujuan dari penyusunan laporan akhir ini adalah sebagai bukti bahwa mahasiswa telah mengikuti kegiatan bengkel serta menyelesaikan job yang telah diberikan oleh instruktur. Selain itu, penyusunan laporan akhir ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa dan menunjukkan hasil kegiatan bengkel dari mulai merancang dan melakukan pemasangan rangkaian kontrol pada instalasi penerangan dan intalasi tenaga motor listrik.



BAB II TEORI DASAR



1.Instalasi Penerangan Industri 



Sakelar Rangkaian listrik yang telah dirangkai sedemikian rupa perlu di gunakan sebuah alat



bantu yang berfunsi untuk menghidupkan dan mematikan lampu atau lebih tepatnya memutuskan dan menghubungkan peralatan listrik dengan sumber tenaga listrik yaitu saklar, umumnya instalasi-instalasi penerangan mengunakan saklar kotak karena lazim dipasang pada kotak yaitu kotak normal.Berdasarkan funsinya saklar kotak dibedakan menjadi 5 macam yaitu : - Saklar tunggal - Saklar ganda - Saklar seri - Saklar tukar atau saklar dua arah - Saklar silang Adapun berdasarkan pemasangannya saklar kotak dibedakan menjadi 2 yaitu : - Saklar yang ditanam - Saklar yang tidak ditanam 



T-dus T-dus atau kotak sambung adalah tempat penyambungan kabel dalam instalasi pipa



hanya boleh dilakukan didalam kotak cabang atau kotak tarik, sambungannya harus baik dan



kuat,misalnya



dengan



memilin



kawan-kawannya



dan



kemudian



menutup



sambuangannya dengan lasdop supaya isolasi penyambungannya baik, mtu lasdopnya



harus baik, isolasi sambungan harus menyamai isolasi penghantar-penghantar yang disambung dengan satu lasdop tidak boleh di sambung lebih dari lima kawat.







Kotak Kontak Kotak kontak atau kotak tusuk digunakan untuk menghibungkan alat pemakaian



listrik atau alat-alat elektronik di rumah-rumah pemakaiannya dapat dipindah-pindah dengan saluran yang dipasang tetap atau tidak tetap, kotak kontak terbagi menjadi dua yaitu kotak kontak 1 phasa dan kotak kontak 3 phasa, sebuah kotak kontak harus dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan cukup kuat. 



Kabel Instalasi - Kabel NYA Susunan kabel NYA sederhana yaitu hanya terdiri dari penghantar tembaga polos dengan isolasi PVC, diameternya lebih kecildan permukaannya licin karena itu NYA sangat mudah di tarik dalam pipa penhantarnya terdiri dari kawat tungal diatas luas penampang tersebut, penghantarnya terdiri dari sejumlah kawat yang dipilin menjadi satu, umur NYA sangat panjang karena PVC hamper tidak menua seperti halnya karet. - Kabel NYM Kabel



NYM



memiliki



penghantar



tembaga



polos



berisolasi



PVC



penghantarnya terdiri dari kawattunggal dan terdiri dari sejumlah kawat yang dipilin jadi satu jumlah uratnya lima dan urat-uratnya di belit menjadi satu kemudian diberi lapisan pembungkus inti dari karet atau plastic lunak supayah bentuknya menjadi bulat, lapisan pembungkus inti ini harus lunak dan rapuh, supayah mudah dikupas pada waktu pemasangan sesudah itu baru di beri selubung PVC berwarna putih atau hitam.







Miniature Circuit Breaker (MCB) MCB adalah suatu pengaman rangkaian yang dilengkapi dengan pengaman dhermis/bimetal untuk



pengamanan



beban



lebih dan juga dilengkapirelay



elektromagnektik untuk pengaman arus lebih atau hubung singkat, pengaman yang dapat digunakan untuk satu phasa dan tiga phasa. Berdasarkan pemutusan, MCB dapat dibagi menjadi 3 yaitu : - MCB tipe-L ( untuk hantaran) Pada MCB jenis ini pengaman termisnya di sesuaikan dengan meningkatnya suhu hantaran, kalau terjadi beban lebih dan suhu hantaran melebihi suatu nilai tertentu elemen dwilogamnya akan memutuskan arusnya. - MCB tipe-H ( untuk instalasi rumah ) Secara termis MCB ini sama dengan tipe-L, tetapi pengaman elektromagnetiknya akan memutuskan dalam waktu 0,2 detik, kalau arusnya sama dengan 2,5.in -3.in untuk arus bolak-balik dan 4.in untuk arus searah. - MCB tipe-G Jenis MCB ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil untuk arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk penerangan misalnya bangsal penerangan pabrik. 



Kontaktor Kontaktor merupakan saklar magnetbdimana kontak-kontaknya



dapat



menghubungkanatau memutukan rangkaian listrik, apabila kumparan dari kontaktor dialiri arus listrik, biasa y kontaktor digunakan untuk rating daya yang besar contohnya motor-motor listrik ,kontak-kontak kontaktor terdiri dari 3 kontak utama



dan 1 kontak bantu, kontak-kontak ini tidak berhubungan dengan tegangan yang diberikan pada kumparan, hanya gerakan di atur oleh gaya magnet yang ditimbulkan dari kumparan.



2.Instalasi Kontrol Motor Listrik 



Direct On Line starter Direct On Line starter merupakan starting langsung. Penggunaan metoda ini sering dilakukan untuk motor-motor a.c yang mempunyai kapasitas daya yang kecil. Pengertian penyambungan langsung disini, motor yang akan dijalankan langsung di swich On ke sumber tegangan jala-jala sesuai dengan besar tegangan nominal motor. Artinya tidak perlu mengatur atau menurunkan tegangan pada saat starting (lihat gambar).



Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban penuhnya (bila tidak diketahui biasanya dipakai 6x arus beban penuhnya). Hal ini terjadi karena motor pada saat diam memiliki momen inersia (motor dalam keadaan diam), sehingga untuk mengalahkan momen inersia ini dibutuhkan arus yang besar.Starter ini terdiri dari Breaker sebagai proteksi hubung singkat, Magnetik Contactor, Over Currrent Relay dan komponen control seperti push button, MCB dan pilot lamp. Kontrol Start dan Stop dilakukan dengan push button yang mengontrol tegangan pada coil contactor. Sementara itu output OCR terangkai secara serrie sehingga jika OCR trip, maka output OCR akan melepas tegangan ke coil contactor.Komponen penyusun starter ini



harus mempunyai ampacity yang cukup besar. Perlu diperhitungkan juga arus saat start motor, demikian juga ukuran range overloadnya. 



Star Delta starter



Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3 buah contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter terhubung secara Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah mendekati speed normal starter akan berpindah menjadi terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja dengan baik jika saat start motor tidak terbebani dengan berat.







Settingan Motor Listrik 3 Phasa







Motor Starting DOL Motor listrik yang akan kita pasang pada jaringan listrik PLN atau sumber pasokan



lain harus kita pahami dahulu data yang dapat dibaca pada nameplate motor. Untuk keperluan disain instalasi yang penting untuk dicatat minimal adalah: tegangan, arus, daya, sambungan dan IP.



Gambar1: Nameplate motor Spesifikasi motor dari data nameplate: Tegangan



: 400 V / 690 V



Arus listrik



: 29 / 17 A



Daya P



: 15 kW



Sambungan



:



Indek Proteksi



: 54



Δ / Y



Dalam memasang instalasi listrik kita terlebih dahulu membuat gambar. Gambar harus menggunakan simbol yang berstandar dan konsistensi harus selalu dijaga. Ada beberapa macam gambar yang seyogyanya dipersiapkan dalam persiapan memasang motor listrik.



Gambar 2: Single line power diagram Pertama kita harus merancang dahulu (minimal) gambar diagram tunggal daya seperti gambar 2. Rangkaian dasar untuk instalasi motor sederhana sesuai dengan nameplate (spesifikasi data) motor diatas maka kita dapat membuat desain : 1. Pengaman jaringan 2. Kapasitas kontaktor 3. Jenis dan penampang kabel 4. Pengaman motor 5. Sambungan kumparan motor. Untuk menyelesaikan desain tersebut kita harus tetap melihat PUIL 2000, katalog produk serta aturan lain yang berlaku. Rancangan komponen Untuk menentukan jenis komponen dan rating current sesuai dengan beban yang terpasang maka kita harus mengacu PUIL 2000, Tabel 5-5-2 halaman 183. Sehingga kita dapat



menghitung nilai proteksi yang akan kita pasang berdasarkan data motor, maka kita dapat tentukan: 1) Pengaman jaringan, kita memilih pengaman jaringan dengan MCB atau NFB. Nilai pengaman dapat diperoleh dengan hitungan:



Gambar 3: MCB 3 fase 



Nilai minimum



= 1,25 x IN motor, dimana IN = 29 A. = 2,5 x 29 A = 36,25 A (minimal 40 A)







Nilai maksimum



= 2,5 x 29 A = 72,5 A (maksimal 63 A)



Dari katalog produk (MG) kita baca data MCB 3 fase antara 40A; 50A dan 63A. Kita (dalam kasus ini) dapat menentukan nilai maksimal MCB 63 A, jika diyakini beban yang akan diberikan memang besar. Jadi pengaman jaringan kita pasang MCB, IN = 63 A. 2) Kontaktor, pada dasarnya kapasitas kontaktor yang dipasang harus mampu dilewati sebesar arus beban maksimum.



Gambar 4: Kontaktor magnet dalam hal ini rating current kontaktor minimal sama dengan IN pengaman diatasnya (MCB) yaitu 63 A, atau minimal sama dengan daya motornya yaitu P = 15 kW. Jadi kontaktor minimal 15 kW. Kontaktor mempunyai konstruksi tuas-tuas NO dan NC. Kontak yang dibuat dari bahan perak sangat sensitif terhadap adanya busur api dan batas temperature yang diijinkan (fungsi arus listrik). 3)



Jenis



dan



penampang



kabel,



untuk



menentukan



jenis



kabel



kita



harus



mempertimbangkan kabel tersebut akan dipasang dilingkungan seperti apa, ditanam, diudara atau didalam pipa.



Gambar 5: NYA 25 mm2 Selain itu kabel yang kita pakai harus mempunyai kemampuan hantara arua (KHA) minimal sama dengan kapasitas pengamannya. Dalah hal ini KHA kabel minimal dipilih yang mempunyai kapasitas > 63 A.



Kita tentukan, kabel menggunakan NYA dipasang didalam pipa, maka kita lihat PUIL 2000, Tabel 7-3-1 diperoleh penampang 25 mm2 dengan KHA = 83 A. Jadi kabel yang dipasang adalah NYA 25 mm2. 4) Pengaman motor, pengaman motor dalam teknik kelistrikan dikenal dengan sebutan Thermal Overload Relay (TOR).



Gambar 6: TOR Peralatan listrik ini bekerja dengan menggunakan operasi bimetal. Dalam kondisi beban normal arus listrik yang mengalir pada nikelin yang dililitkan pada bimetal untuk memanaskan belum cukup dapat menyebabkan pemutusan arus. Tetapi saat arus beban melebihi arus nominal semakin lama bimetal akan bengkok dan akan menyentuh tuas kontak kontrol akibatnya arus ke beban akan putus, motor berhenti. Karena fungsi utama TOR dipakai untuk mengamankan motor tepatnya kumparan motor, maka harus dipilih TOR yang dapat di set arusnya sebesar arus nominal motor 29 A. Menurut katalog produk CLE, type NR2 Thermal Overload Relay, Ith= 28- 36 A. Arus thermal ini dapat diatur (di-setting) dengan memutar obeng minus ke angka 29 A atau mendekati angka 29. Jika ternyata terjadi trip, setting current dapat dikoreksi akurasinya (disesuaikan). 5)



Sambungan kumparan motor, sambungan kumparan motor harus sesuai antara



spesifikasi motor dengan tegangan sumber listrik yang tersedia. Jika tegangan PLN yang diberikan 3 x 380 Volt dan data nameplate motor tertluis Δ / Y, tegangan 400/ 690 V maka arti data ini bila disesuaikan dengan pasokan listriknya adalah: 



Kapasitas tegangan kumparan fase 400 V;







Sehingga yang cocok dengan pasokan PLN 380V, kumparanya disambung Δ (delta).







Kumparan dapat disambung Y, tetapi operasi dalam waktu singkat (dalam hitungan detik) atau hanya cocok untuk “Starting” yang kemudian dikenal dengan pengasutan Bintang-Segitiga.







Motor Starting Star-Delta 



MCCB MCCB berfungsi sebagai pemutus/penghubung utama pada rangkaian STARDELTA. Selain itu MCCB juga berfungsi sebagai



pengaman saat terjadi Arus lebih atau Hubungan Singkat (Short Circuit) Pada rangkaian atau Electro motor. Ukuran pengaman MCCB biasanya sebesar 125% x In.Elektro Motor. 



Magnetic Contactor Pada rangkaian STAR-DELTA, terdapat 3 buah Magnetic Contactor.



Magnetic Contactor K1, berfungsi sebagai penghubung Line, phase R-S-T menuju Elektro motor.



Magnetic Contactor K2, disebut sebagai Penghubung rangkaian DELTA, juga berfungsi sebagai penghubung Line, phase R-S-T menuju Elektro motor.



Magnetic Contactor K3, berfungsi hanya sebagai penghubung terminal untuk mendapatkan hubungan STAR pada gulungan Elektro motor, dan tidak mengalirkan Tegangan. 



Menentukan Ukuran Magnetic Contactor



Untuk menentukan ukuran Magnetic Contactor K1 dan K2 digunakan Rumus: Magnetic Contactor Delta = In / √3 Untuk menentukan ukuran Magnetic Contactor K3 digunakan Rumus:



Magnetic Contactor untuk Star = In / 3



Contoh Perhitungan: Jika Elektro Motor dengan daya 11Kw (11.000 Watt),380V, Cosphi 0,80, menggunakan sistem start rangkaian STAR-DELTA, maka kebutuhan Magnetic Contactornya, adalah: P = V x I x Cosphi x √3



11.000 Watt = 380V x I x 0,80 x 1,73



In = 11.000 Watt / 525,92



In = 20,91 Ampere.



Magnetic Contactor K1 & K2 (DELTA): In / √3 20,91 A / 1,73 12,08 Ampere.



Magnetic Contactor K3 (STAR): In / 3 20,91 A / 3 6,97 Ampere



Untuk pemilihan ukuran Magnetic Contactor, kita dapat menggunakan ukuran yang sesuai dengan perhitungan diatas. 



TOR (Thermal Overload Relay)



TOR (Thermal Overload Relay) berfungsi untuk mengamankan Elektro motor saat terjadi kelebihan beban (Over Load), dengan prinsip kerja Bimetal yang akan melengkung saat dilewati Arus yang melebihi settingan dari ukuran TOR (Thermal Overload Relay) tersebut.



Untuk menentukan ukuran TOR (Thermal Overload Relay) pada rangkaian STARDELTA, kita dapat menggunakan ukuran Maksimal sebesar: TOR (Thermal Overload Relay) = In / 2 Untuk memberikan perlindungan yang lebih baik pada Elektro motor, sebaiknya settingan TOR (Thermal Overload Relay) lebih rendah dari perhitungan diatas sebesar 10%, untuk menghindari jika elektro motor bekerja maksimal terus menerus, tentu akan memperpendek Life Time Elektro motor tersebut. 



TIMER



Timer pada Rangkaian STAR-DELTA berfungsi sebagai pengatur waktu perpindahan Magnetic Contactor K3 dan K2.



Settingan Timer dapat disesuaikan dengan kondisi kerja dan beban dari masingmasing Elektro motor yang digunakan.



Pada umumnya Settingan Timer yang digunakan sekitar 4-5 Sekon. Namun pada kondisi tertentu settingan mungkin dibutuhkan lebih lama.



BAB III KEGIATAN PRAKTIKUM BENGKEL



A.Alat Dan Bahan Yang Digunakan 







Instalasi Penerangan Tenaga NO



ALAT DAN BAHAN PENERANGAN



SATUAN



JUMLAH



1



KONTAKTOR



BUAH



1



2



FUSE



BUAH



3



3



IMPLUS



BUAH



1



4



MCB 3 PHASA



BUAH



1



5



MCB 1 PHASA



BUAH



1



6



STOP KONTAK 3 PHASA



BUAH



1



7



STOP KONTAK 1 PHASA



BUAH



2



8



SAKLAR TUKAR



BUAH



2



9



SAKLAR TUNGGAL



BUAH



1



10



PUSH BUTTON



BUAH



2



12



FITING LAMPU



BUAH



3



13



LAMPU PIJAR



BUAH



3



14



LAMPU TL



BUAH



3



15



KABEL NYM 2,5 mm2



METER



Secukupnya



16



MULTIMETER



BUAH



1



17



TOOL BOX



SET



1



Instalasi Kontrol Motor Listrik NO



ALAT DAN BAHAN TENAGA



SATUAN



JUMLAH



1



MCB 3 PHASA ( 25 A )



BUAH



1



2



MCB 3 PHASA ( 10 A )



BUAH



4



3



KONTAKTOR & OVERLOAD ( K6 )



SET



1



4



BOX KONTROL DOL ( Q3 )



SET



1



5



BOX KONTROL 2 KECEPATAN ( Q17 )



SET



1



6



BOX KONTROL Y- ( Q10 )



SET



1



7



PIPA PVC 29'



METER



Secukupnya



8



PIPA PVC 36’



METER



Secukupnya



9



UNION STEEL 18'



METER



Secukupnya



10



UNION STEEL 16'



METER



Secukupnya



11



STEEL 29’



METER



Secukupnya



12



KABEL NYHY 3 x 1,5 mm2



METER



Secukupnya



13



KABEL NYHY 4 x 1,5 mm2



METER



Secukupnya



14



KABEL NYHY 5 x 1,5 mm2



METER



Secukupnya



15



KABEL NYHY 5 x 10 mm2 ( Supplay utama )



METER



Secukupnya



16



MULTIMETER



BUAH



1



17



TESPEN



BUAH



1



18



PUSH BUTTON 1NC 1NO + LAMPU TANDA



SET



1



19



PUSH BUTTON 1NC 2NO



SET



1



20



LAMPU TANDA



SET



1



21



ROTARY SWITCH



BUAH



1



22



SELECTOR SWITCH



BUAH



2



23



STOP KONTAK 3 PHASA



BUAH



1



24



STEKER 3



BUAH



1



25



MOTOR 3 PHASA Y- 380 / 660 Volt



BUAH



1



26



MOTOR DOL 380 / 660 Volt



BUAH



2



27



MOTOR 2 KECEPATAN 380 / 660 Volt



BUAH



1



28



WAIRING CHANNELS



BUAH



43



29



TOOL BOXES



SET



1



30



TIMER ( ON DELAY )



BUAH



1



31



OVER LOAD ( 1,6 A ; 1,9 A ; 2,2 A ; 2,5A )



SET



4



32



TOOL BOX



SET



1



B.Perancangan dan Pemasangan Instalasi Tenaga  Instalasi Penerangan Tenaga 



Rangkaian Kontrol



F2



F3 15 A



F4 10 A



10 A



S6 S7 2



K6



1



S8



A



B



1,3,5



A2



2,4,6



A1



L1 L2 L3 N Pe



N Pe



5x4



5 x 1,5



3 x 1,5



7 x 1,5



COOKER



PNR DAPUR GEDUNG WC



PNR BENGKEL



mm2



DARI SUB MAIN PANEL



kVA



Did :NAZARUDIN



SEMESTER 4



RANGKAIAN KONTROL PENERANGAN



1 Dip:IRMAN,ST







Diagram Lokasi Kerja



L1, L2, L3



R S T N Pe



Plastoflex Plastoflex



Pipa Union



5/8"



L1



L2 C



C



KRF 11 Plastoflex



KRF 11



A



Pipa Union



PANEL



5/8"



Pipa Union KRF 11



5/8"



C



C



B



PEMASAK F 1,2,3



A



A



KRF 11



Did :NAZARUDIN



SEMESTER 4



2



DIAGRAM LOKASI Dip:IRMAN,ST



L1



C



2 A



T



N Pe



Pemasak L1, L1, L3



R S



2



1 B



R S T N Pe



SUMBER 3



L1



L3



C



1 0



3



A



B



DIAGRAM PENGAWATAN



L2



4 6 N 0



3



B



A



Did :NAZARUDIN



1



C



C



A



L2



 Diagram Pengawatan







Gambar Hasil Pemasangan Instalasi Penerangan Tenaga







Sebelum Pemasangan Komponen







Sesudah Pemasangan Komponen







Hasil Pemasangan Dan Pengujian Instalasi Penerangan Tenaga



 Instalasi Kontrol Motor Listrik 



Denah Lokasi



Supplay R S T N Pe



PIPA PVC 36'



PANEL PIPA PVC 36'



Union ¾ 0R Steel 18'



Union ¾ 0R Steel 18'



Union ¾ 0R Steel 16'



Union ¾ 0R Steel 16'



Q10



Union ¾ 0R Steel 16'



PIPA PVC 36'



Q17



Q3



S18



PIPA PVC 36' Union ¾ 0R Steel 16' PIPA PVC 36'



S4



PIPA PVC 36'



M



M



M



M



E-10



M4



M17



M3



Did :NAZARUDIN



TEKNIK ELEKRO POLNEP



1



DIAGRAM LOKASI JURUSAN LISTRIK



Dip:IRMAN,ST



Diagram pada Panel



L1/L2/L3 3 X 380/220



F3



F4



F2 10 A



25 A 35 A



97



95 96



1,3,5



98



1



1,3,5 S07



K6



3 13



2



S17



F4R



K6



14



5



4



2,4,6 K6 H8



H9



PENTANAHAN PANEL



1 2 3 4 5 N Pe



L1 L2 L3 N Pe U V W N Pe



N Pe



L1 L2 L3 N Pe



6 (7) 4



4



5 PN 1,2,3,4,5,N (Pe)



MCB UTAMA 3 FHASA



Q1



10 A



2,4,6



SUPPLAY DARI PANEL TR UTAMA







IP 54



4 S07



U,V,W



U,V,W



M



M3



3



TEKNIK ELEKRO POLNEP JURUSAN LISTRIK



~



H9



M



M4



3



S17



~



DIAGRAM SATU GARIS



H8



Dig : NAZARUDIN



4 Dip : IRMAN,ST



F11



F17 10 A



L1 L2 L3 N Pe 1 2 3 4 5 N Pe



L1 L2 L3 N Pe



10 A



4 5



Q10



4 ? 3(4)



7



? 0 11 1



U1,V1,W1



U2,V2,W2



U,V,W M



E10 M4



TEKNIK ELEKRO POLNEP JURUSAN LISTRIK



3



~



DIAGRAM SATU GARIS



Dig : NAZARUDIN



5 Dip : IRMAN,ST







Rangkaian Kontrol Dan Daya Motor Listrik







Rangkaian Motor Dol (direct on line) dan Motor Star-Delta







Rangkaian Motor Dengan 2 Kecepatan







Gambar Hasil Pemasangan Instalasi Kontrol Motor Listrik







Sebelum Pemasangan Komponen







Setelah Pemasangan Komponen







Hasil Pemasangan Instalasi Kontrol Motor Listrik



BAB IV Simulasi Rangkaian Kontrol dan Daya



A.Rangkaian Instalasi Penerangan Tenaga



Pada instalasi penerangan lampu A dapat dihidup matikan dari 2 tempat menggunakan 2 buah saklar tukar (a) yang mendapatkan sumber tegangan dari mcb 1 phasa, sekaligus memberikan sumber pada stop kontak 1 phasa (a) dan stopkontak 1 phasa (b) yang di kendalikan menggunakan saklar tunggal (b) jika saklar tunggal dalam posisi off maka stop kontak tidak dapat digunakan namun jika saklar tunggal (b) dalam posisi on maka stop kontak (b) dapat digunakan. Jika mcb 1 phasa dalam keadaan off maka lampu a dan stop kontak (a,b) tidak akan berfungsi / dioperasikan.



fungsi mcb 3 phasa pada instalasi ini adalah sebagai penyalur tegangan dari sumber yang diteruskan ke anak kontak/koil 1,3,5 kontaktor.Namun, kontaktor belum bisa menyala karena hidup matinya kontaktor dikendalikan oleh saklar implus dan 2 buah push button (c). lampu L1C diparalelkan dengan lampu TL l1 dari keluaran kontaktor koil 2 dan begitu pula lampu L2 c diparalelkan dengan lampu TL l2 keluaran koil 4 kontaktor namun untuk lampu L3 tidak perlu diparalelkan langsung saja diambil dari keluaran koil 6 kontaktor maka semua lampu yang mendapatkan tegangan dari mcb 3 phasa akan menyala jika dioperasikan..



Lalu stop kontak 3 phasa berfungsi sebagai tempat cooker 3 phasa yang dioperasikan oleh 3 buah fuse l1,l2,l3. Yang mendapat sumber tegangan langsung dari sumber 3 phasa. Jika salah 1 fuse di buka maka cooker tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.



B.Rangkaian Kontrol Motor Listrik Instalasi Tenaga



1.Rangkaian kontrol motor DOL 



Pada rangkaian kontrol untuk Motor DOL ini ( di luar panel ) apabila MCB 3 kita naikan atau kita ON kan maka, rangkaian tersebut sudah bisa kita operasikan dengan menekan push button S1 (ON) sehingga anak kontak bantu serta utama NO



pada K1 mengunci sehingga K1 akan bekerja dan motor pun berputar. Untuk meng OFF kan atau mematikan rangkaian serta kerja daripada motor, maka kita harus menekan push button S0 (OFF). Apabila kita meng OFF kan sumber untuk supplay ke rangkaian(MCB 3), maka walaupun kita tekan push button S1 beberapa kalipun anak kontok utama dan Bantu pada K1 tidak akan mengunci serta K1 pun tidak akan bekerja karena supplay sumber ke rangkaian control tidak ada. 



Pada rangkaian kontrol di bagian dalam panel cara kerja dari pada rangkaian sama persis, hanya saja dimodifikasi atau diaplikasikan yaitu dengan menambah beberapa komponen seperti Selector Switch (S5) ; Stop Kontak 3 serta . Bila kita memindahkan selector ke posisi 1 maka rangkaian kontrol sudah beroperasi, pada rangkaian DOL didalam panel anak kontak NO dari K6 tidak perlu digunakan lagi karena pada selector switch sudah terdapat penguci , namun motor belum tentu berputar karena apabila rotary switch dan steker 3 yang terpasang belum pada posisi ON atau yang kita inginkan untuk motor berputar maka motor tidak akan berputar tetapi rangkaian control sudah beroperasi. Bila rotary switch pada posisi ON dan steker 3 sudah terpasang serta rangkaian kontrol sudah dalam keadaan beroperasi maka motor akan berputar, tetapi dianjurkan agar meng OFF kan rangkaian control dengan mengembalikan posisi selector switch(S5) ke posisi 0 sebelum steker 3 terpasang karena ditakukan terjadinya shot antar fhasa yang bisa mengakibatkan rusaknya motor atau tripnya pemutus ( MCB 3 ). Untuk meng OFF kan motor kita bisa memindahkan saklar rotary switch pada posisi OFF, mencabut steker 3 atau dengan, mengembalikan posisi selector switch(S5) ke posisi 0.



2. Rangkaian control motor dengan 2 kecepatan Pada rangkaian control motor dengan 2 kecepatan adalah rangkaian kontrol dengan cara kerja interlocking atau saling mengunci. Yaitu bila mana salah satu Kontaktor bekerja maka Kontaktor yang lain tidak akan bekerja. Cara kerja atau deskripsi kerja dari pada rangkaian ini adalah : Steep awal hampir sama seperti cara kerja rangkaian-rangkaian diatas yaitu terlebih dahulu kia naikkan atau ON kan MCB 3. Untuk kecepatan pertama maka kita harus menekan push button NO S1 sehingga anak konta Bantu serta utama pada



K1 akan mengunci serta K1 akan bekerja, sehingga motor akan berputar deangan kecepatan 1 Sedangkan anak kontak Bantu NC pada K1 akan membuka sehingga walaupun kita inginkan K2 bekerja agar motor putar untuk kecepatan kedua tidak akan bekerja, maka dari itu kita harus meng OFF kan rangkaian dengan menekan push button NC S0. Untuk kecepatan 2 maka kita harus menekan push button S2 sehingga anak kontak Bantu serta utama pada K2 akan mengunci serta K2 akan bekerja, sehingga motor akan berputar dengan kecepatan 2. Sedangkan anak kontak Bantu NC pada K2 akan membuka sehingga walaupun kita inginkan K1 bekerja agar motor berputar dengan kecepatan 1 tidak akan bekerja, maka dari itu kita harus meng OFF kan rangkaian dengan menekan push button S0.



3. Rangkaian kontrol motor Y- Pada rangkaian kontrol untuk Y-, cara kerja atau deskripsi kerja dari pada rangkaian ini adalah : Step awal hampir sama seperti cara kerja rangkaian-rangkaian diatas yaitu terlebih dahulu kia naikkan atau ON kan MCB 3, maka rangkaian control untuk motor Y- sudah bisa dioperasikan yaitu dengn menekan push button S1 maka anak kontak utama dan bantu NO akan mengunci sehingga K1T dan KY akan bekerja dan motor berputar agak pelan, setelah settingan waktu pada timer terpenuhi maka anak kontak NC pada timer akan membuka sedangkan anak kontak NO akan mengunci sehingga KY berhenti bekerja dan K akan bekerja atau beralih dari KYK dan motor berputar laju . bedanya dengan rangkaian kontrol 2 kecepatan atau interlock adalah, bila pada rangkaian 2 kecepatan atau interlock kita harus meng OFF kan dahulu kerja dari pada motor sedangkan pada rangkaian kontrol motor Y- tidak demikian. Kerja daripada motor bertahap yaitu dari dari putaran pelan ( KY; kerja putaran motor saat hub.Y ) ke putaran laju ( K; kerja putaran motor saat hub. ). Dan untuk meng OFF kan rangkaian adalah dengan menekan push button S0. Dimaksudkan daripada rangkaian kontrol ini adalah, karena arus start awal dari pada motor sangatlah tinggi sehingga untuk mengurangi arus start awal yang tinggi.



BAB V Penutup



A. Kesimpulan 



Selama perancangan dan pemasangan komponen tidak terjadi kesalahan dalam merangkai rangkaian baik untuk instalasi penerangan tenaga atau pada sistem kontrol motor listrik.







Ketika telah selesai melakukan pemasangan komponen pada saat diuji rangkaian daya dan kontrol dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kesalahan.







Setelah melakukan semua praktek, saya menyimpulkan bahwa dalam pemasangan pengaman over load dan MCB tidaklah harus sembarangan. Khususnya untuk pengaman arus lebih / hub. singkat pada motor ( over load ), harus diperhatikan benarbenar dan diperhitungkan dengan IN pada motor itu sendiri agar apabila terjadi ARUS LEBIH maka motor akan aman dan pengaman (over load ) akan bekerja. Sedangkan untuk MCB 3Ф juga harus diperhitungkan untuk setiap kapasitas motor yang akan kita amankan. Untuk pemasangan daya pada masing-masing motor juga perlu ketelitian, karena apabila phasa yang kita pasang ke motor tersebut terbalik maka arah putaran motor akan terbalik dan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kecuali untuk motor -Y, untuk control motor interlock dll untuk motor yang memang harus bekerja berlawanan arah. Serta untuk pemilihan motor yang kita akan pergunakan, apakah untuk teg. 3Ф atau untuk teg 1 Ф. Untuk keperluan motor yang akan digunakan juga harus dilihat, apakah itu motor -Y, motor unutk 2 kecepatan ataupun motor DOL. Sebab apabila kita mengambil motor yang kita pergunakan tanpa melihat rating tegangan serta rangkaian kontrol kita, maka motor tersebut bisa rusak ataupun terbakar. Untuk setiap rangkaian kontrol motor juga harus diperhatikan dalam pemasangannya, karena dalam pemasangan rangkaian kontrol ini juga harus diperlukan ketelitian dan kehati-hatian. Apabila kita terbalik ataupun salah dalam pemasangan maka akan berakibat fatal seperti hubung singkat dan rangkaian control tidak akan bekerja, atau mungkin kerusakan pada alat-alat yang kita pergunakan pada rangkaian-rangkaian kontrol tersebut.



Maka dari semua itu setiap praktek yang kita lakukan harus dengan serius, teliti, semangat, kepercayaan diri serta kemauan yang tinggi dalam diri kita pribadi. Jadi apabila kita tidak mempunyai semuanya itu maka, akan mustahil bisa menjalani praktek yang kita laksanakan akan berhasil sesuai dengan keinginan kita atau bahkan konsumen.



B. Saran Pada saat proses praktikum berlangsung disarankan kepada teknisi atau kepala bengkel agar menyediakan alat dan bahan yang baik dan sesuai untuk digunakan. agar memperlancar mahasiswa dalam melakukan proses praktikum. begitu juga untuk dosen pembimbing agar selalu siap di lapangan disaat mahasiswa ada masalah, agar bisa mengarahkan atau bisa membantu mengatasi masalah yang terjadi. Pada praktek pemasangan instalasi penerangan diharapkan dapat memahami terlebih dahulu Cara kerja baru setelah itu memahami rangkaian kontrol yang telah dibuat, lalu memasang pengkabelan dan peralatan sesuai dengan gambar dan rangkaian. Dan harus mengetahui cara mengecek alat dan bahan yang baik seperti apa, agar disaat proses pengoperasian rangkaian yang sudah selesai dirangkai sesuai dengan yang di inginkan. Jika tidak tahu cara mengecek alat atau bahan yang digunakan akan bisa jadi masalah, misalnya pada saat kita sudah selesai merangkai rangkaian tiba-tiba tidak berfungsi atau tidak bisa dioperasikan akan terjadi masalah yang besar. padahal masalahnya hanya sepele misalnya kabel ada yang sambungannya tidak tepat atau putus, atau kerusakan pada alat itu sendiri. itu akan mengakibatkan kegagalan dalam praktikum itu sendiri maka dari itu, sebelum praktikum dilakukan kita harus membekali diri dengan ilmu dasar dari listrik agar jika terjadi masalah kita bisa mengatasinya dengan baik dan benar. Pada praktek instalasi kontrol motor listrik,sebelum melakukan pemasangan seharusnya kita bisa memahami dan mengerti name plate motor listrik yang akan kita pasang lalu menghitung rating atau setting pengaman yang akan dipasang,jenis dan kapasitas kontaktor serta KHA dan jenis kabel yang digunakan semua perlu untuk dilakukan agar pemasangan instalasi tersebut sesuai degan standart yang ada.