9 0 3 MB
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) merupakan penggalian data potensi wilayah terkait dengan data sumberdaya didesa dan data-data pendukung yang ikut memberikan andil dalam pengelolaan usahatani. Data-data sumberdaya yang ada didesa terdiri dari sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia sebagai
pelaku
utama
dalam
mengelola
usahatani.Sedangkan
data-data
pendukung pengelolaan usahatani terdiri dari data-data monografi desa, penerapan teknologi budidaya yang biasa dilakukan petani, komoditi pertanian yang dikelola petani.Dalam melakukan penggalian data potensi IPW dapat menggunakan metoda / teknik Participatory Rural Apraisal (PRA). Sektor pertanian di Desa Masingai II Kecamatan Upau Kabupaten Tabalong sampai saat ini masih memiliki peranan yang sangat penting dan strategis, baik dukungan
terhadap
pertumbuhan
perekonomian
maupun
dalam
upaya
pemerataan pembangunan pedesaan dengan tingkat kesejahteraan relatif belum memadai. Paradigma pemberdayaan
pembangunan
pertanian
masyarakat/petani,
maka
dewasa inisiatif
ini untuk
adalah
adanya
menggerakkan
pembangunan pertanian guna menjawab tantangan internal adalah pelibatan secara aktif masyarakat/petani dalam menggali potensi desanya. Identifikasi potensi desa adalah kegiatan penggalian data dan informasi potensi wilayah meliputi potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sarana prasarana dan kelembagaan. Penggalian potensi desa melibatkan petani mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi/monitoring. Keterlibatan masyarakat petani dalam identifikasi wilayahnya dalam hal ini menggunakan instrumen Participatory Rural Appraisal (PRA) memudahkan penggalian masalah sekaligus upaya pemecahan masalah untuk kemajuan Penggalian potensi desa menggunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari monografi Desa Masingai II sedangkan data primer diperoleh di lapangan dari petani dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan wawancara terstruktur menggunakan instrumen PRA. Penyuluh sebagai ujung
tombak
sektor
pertanian
diharapkan
mampu
memfasilitasi
petani
menemukan dan menggali potensi desanya dan menjadikannya suatu kenyataan 1
sehingga dapat memberi manfaat kepada petani dan juga
pembangunan
pertanian. Nilai manfaat yang dimaksud adalah dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan, nilai tambah atau secara umum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bergerak dan terkait dengan sektor pertanian. Data potensi wilayah desa akan memudahkan dalam penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan usaha tani yang dituangkan dalam programa desa. Pada Diklat Dasar Fungsional bagi Penyuluh Pertanian Terampil ini, melaksanakan praktek IPW di Desa Masingai II merupakan salah satu desa di Kecamatan Upau yang berpotensi dalam produksi Karet dan Tanaman Padi. Hal ini dapat dilihat dari komoditas utama yang diusahakan petaninya yaitu Karet dan tanaman padi. Produktivitas rata-rata .yang dicapai di Desa Masingai II untuk tanaman Karet yaitu 1,22 ton/Ha dan Produktivitas untuk tanaman Padi sebesar 7,5 ton/Ha. Secara keseluruhan lahan Karet di Desa Masingai II adalah 1325 Ha, sedangkan untuk tanaman padi dengan lahan sawah tadah hujan adalah 5 Ha. B. Tujuan Adapun tujuan identifikasi potensi wilayah ini adalah sebagai berikut : 1. Mendapatkan gambaran potensi desa 2. Mengetahui masalah dalam pengembangan potensi desa 3. Menemukan alternatif pemecahan masalah dalam pengembangan potensi desa C.
Manfaat 1. Sebagai bahan dalam penyusunan programa Penyuluhan Pertanian Desa 2. Sebagai acuan dalam melakukan penyuluhan desa 3. Sebagai dasar perencanaan dan evaluasi pertanian untuk penyuluhan yang akan datang.
2
II.
PELAKSANAAN IPW
A. Waktu dan Tempat 1. Waktu
: 02 Agustus 2022
2.
Tempat
: Desa Masingai II, Kecamatan Upau, Kabupaten
Tabalong B. Pelaksana Praktek IPW ini dilaksanakan oleh peserta Diklat Dasar Fungsional bagi Penyuluh Pertanian Ahli danTerampil ( 7 orang) sebagai fasilitator kegiatan ditambah dengan masyarakat dari Desa Masingai II sebanyak 8 (delapan) orang sebagai narasumber.
Fasilitator yaitu :
Narasumber Desa Masingai II yaitu :
1) Yonathan Hadi Prabowo, SP
1) Tugiran (Gapoktan Usaha Berama)
2) Golda Margareth Novarina, SP
2) Sumisih (Ketua KWT)
3) Debora Albertina, SP
3) Sentiadi (Ketua Poktan)
4) Nevi Aryati, A.Md
4) Yayan Suryana (Anggota)
5) Budi Setiawan, A.Md
5) Muryadi ( Ketua Poktan )
6) Nur Widya Ningsih
6) Basuki (Ketua Poktan)
7) Pebruanthoni
7) H. Rohidin (Anggota) 8) Waris (Anggota)
C. Metode 1. Pengumpulan Data Data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan melalui wawancara dengan panduan instrumen kepada pelaku utama. Sedangkan data sekunder diperoleh dari profil/monografi desa. 2. Penentuan Lokasi Lokasi Praktek Kompetensi Penyuluh Pertanian Diklat Dasar bagi Penyuluh Pertanian Ahli dan Termpil ditetapkan secara langsung, yaitu di Desa Masingai II Kecamatan Upau Kabupaten Tabalong. 3. Penentuan Responden Responden ditentukan dengan cara sampel yang mewakili anggota kelompok tani dari Desa Masingai II Kecamatan Upau. 3
4. Analisa Data Data yang ada dikumpulkan kemudian dipilah menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder lalu dikembangkan untuk direkap kedalam matrik rekapitulasi masalah kemudian dilakukan uji prioritas menggunakan skor atau nilai, setelah didapat peringkat urutan prioritas masalah lalu dituangkan kedalam analisis.
4
III.
HASIL
Berdasarkan hasil data primer dan sekunder Desa Masingai II, maka diperoleh beberapa analisis data sebagai berikut : A. Analisis Data Sekunder Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk mempelajari keadaan desa/wilayah berdasarkan informasi yang telah ada dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM,dll.). Data sekunder diperoleh dari data monografi Desa Masingai II dan dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 1. Usahatani yang Berpotensi Dikembangkan Berdasarkan Data Sekunder Desa Masingai II No. 1.
Ringkasan Keadaan berdasarkan
Usahatani yang berpotensi
data sekunder
dikembangkan
Desa Masingai II Jumlah penduduk Peningkatan IP padi sawah 1.399 orang, KK tani 498 KK :
Pengembangan ternak
Pemilik lahan penggarap : 170 orang
Peningkatan kapsitas
Peternak : 22 orang
kelompok tani Pemanfaatan lahan
2.
Luas lahan menurut penggunaannya 850 Ha Persawahan 5 Ha Pemukiman 257,3 Ha Perkebunan 530 Ha Lain lain 57,7 Ha
3.
Curah hujan rata-rata 2.000 - 3.000 mm/tahun.
4.
Jenis Usahatani Padi
sawah
tadah
hujan
produktivitas 7,5 ton/Ha Karet produktivitas 1,22 ton/Ha Terong 1 Ha Tomat 1 Ha 5
Pekarangan
Cabe 4,25 Ha Sapi 10 ekor Kambing 130 ekor Ayam 7000 ekor 5.
12 Kelompok tani dewasa , 1 KWT, 1 Gapoktan
B. Analisis Data Primer 1. Analisis Peta/Sketsa Desa Masingai II Peta/sketsa desa adalah alat pengkajian metoda/teknik PRA yang memberikan gambaran tentang keadaan kondisi nyata
desa, terkait dengan SDM,
sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan kelembagaan yang ada didesa dalam mendukung usahatani yang dikelola oleh petani. Setelah melaksanakan dan menggambar peta/sketsa desa, maka diketahui beberapa hal seperti sumberdaya, potensi, masalah yang dihadapi, harapan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam memecahkan masalah. Peta/Sketsa Desa Masingai II dapat dilihat pada Lampiran 2. Adapun hasil analisis peta desa adalah sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Analisa Data Teknik Sketsa Desa Masingai II No I.
Masalah
Keadaan PADI
1.
Produktifitas padi sawah 7,5 Ton / Ha
2. IP 200 Harus ganti varietas
2. Tersedianya lahan sawah II.
setiap musim tanam
HORTIKULTURA
1. Prodiktifitas Cabe 0,265 Ton/Ha 2. III. 1.
IV.
1. Tanaman Padi terserang HPT
Petani juga menanam tanaman tomat dan terong.
1. Tanaman terserang HPT 2. Tidak tersedianya lahan
PERKEBUNAN Serangan Jamur Akar Putih, Gugur Daun karet dan kering alur sadap
Produktifitas karet 3,18 Ton/Ha/Tahun PETERNAKAN 6
Sapi 10 ekor, Kambing 130 ekor dan Ayam pedaging 7.000 Ekor
1. Kotoran Sapi dan Kambing belum dimanfaatkan secara maksimal oleh petani sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik 2. Peternak Kambing kesulitan untuk mendapatkan pakan pada musim penghujan 3. Ayam pedaging banyak mati pada saat over heat
V. KELEMBAGAAN 1.
Poktan 12 Unit, KWT 1 Unit dan Gapoktan 1 Unit
1. Gapoktan kekurangan modal 2. BUMDES hanya menampung 1 komoditi pertanian 3. Tidak adanya kios tani.
Dari hasil analisis peta/sketsa desa di atas dapat disimpulkan bahwa dari keadaan dan masalah tersebut Desa Masingai II memiliki potensi untuk : 1. Meningkatkan produktifitas hasil padi sawah karena masih tersedianya lahan yang bisa dimanfaatkan, 2. Potensi pemasaran cabe besar tapi lahan budidaya tanaman tidak tersedia. 3. Meningkatkan penghasilan petani karet yang berkurang karena serangan gugur daun, jamur akar putih dan kering alur sadap yang belum ada cara pengendaliannya, dengan merobah pola tanam kebun karet dengan cara Sistem usaha tani perkebunan rakyat diversifikasi integratif (SUPRADIN). 4. Memaksimalkan pemanfaatan kotaran sapi dan kambing sebagai pupuk organik 5. Meningkatkan status Gapoktan menjadi Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) dan membuat kios tani di Desa Masingai II.
7
2. Analisis Kalender Musim Kalender musim adalah alat pengkajian PRA yang memberikan gambaran tentang kondisi kritis yang akan dihadapi petani dalam kurun waktu tertentu yang akan selalu berulang. Artinya memberikan peringatan pada petani untuk selalu waspada dan siap mengatasi permasalahan saat masa kritis datang. Kalender musim Desa Masingai II dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Pengkajian Kalender Musim dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 4. Hasil Analisis Data Kalender Musim Desa Masingai II Kecamatan Upau Kabupaten Tabalong No. I.
Periode
Keadaan
musim/bulan
Masalah
PADI
1.
Tanam
Padi Masih banyak terserang hama tikus
2
Panen
Padi terserang hama wereng dan walang sangit
II. 1.
Petani padi belum efektif melakukan gerdal hama tikus Petani belum serentak melakukan pengendalian hama wereng dan walang sangit
KARET Jan-Des
Petani belum mengetahui Tanaman karet banyak
cara yang tepat untuk
terserang gugur daun.
mengendalikan penyakit
jamur akar putih dan
gugur daun, jamur akar
kering alur sadap.
putih dan kering alur sadap
III.
TOMAT
1.
Juli-Des
Petani belum mengetahui Tomat terserang penyakit
cara yang tepat untuk
antraknosa
mengendalikan penyakit antraknosa
IV
TERONG
1.
Juli-Des
Terong terserang
Petani belum mengetahui
penyakit antraknosa
cara yang tepat untuk
8
mengendalikan penyakit antraknosa IV
CABE
1.
Juli-Des
Petani belum mengetahui Cabe terserang penyakit
cara yang tepat untuk
antraknosa
mengendalikan penyakit antraknosa
Dari hasil analisis kalender musim di atas, masyarakat di Desa Masingai II dapat memahami tentang permasalahan yang menjadi penyebab terganggunya kegiatan usaha tani seperti serangan hama dan penyakit tanaman. 3. Analisis Kelembagaan (Diagram Venn) Bagan kelembagaan adalah alat pengkajian metoda PRA yang memberikan gambaran keadaan desa terkait dengan peranan dan manfaat lembaga atau petugas/tokoh masyarakat pada kepedulian kehidupan dan usahatani yang dikelola petani. Bagan Kelembagaan (Diagram Venn) Desa Masingai II dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 5.Hasil Analisis Data Bagan Kelembagaan (Diagram Venn) Desa Masingai II No
Lembaga
Keadaan
Masalah
Potensi
1.
BRI
Petani kurang memahami produk dari BRI
Sosialisasi dari pihak BRI masih kurang
Adanya bunga KUR untuk petani 7%
2.
Gapoktan
Memberikan manfaat bagi Poktan di komoditas tanaman pangan
Bagi Poktan yang bergerak di bidang Hortikultura kurang memberikan manfaat
Adanya Hasil produksi tanaman hortikultura yang tinggi
3.
Pemdes
Memberikan manfaat bagi poktan Tanaman Pangan
Sangat pengajuan pendapat tidak di tindak lanjuti
Adanya Hasil produktivitas tinggi
9
Rencana Tindak Lanjut Memfasilitasi kerjasama dengan pihak BRI terkait KUR Memfasilitasi antara gapoktan dan Poktan komoditi Hortikultura terkait pemasaran Memfasilitasi antara poktan dan Pemdes dalam
4.
Dinas Pertanian
Memberikan manfaat bagi petani melalui BPP dan Gapoktan
Saat pengajuan proposal tidak sesuai dengan realisasi
Hasil produksi pada komoditas unggul tinggi
5
Mitra Usaha
Memiliki kerjasama dengan poktan di komoditi Hortikultura
Adanya perbedaan harga dari pembeli
Adanya Hasil produktivitas tinggi
7
Kios Tani
Ketersediaan saprodi tidak lengkap
Banyaknya petani yang memerlukan saprodi untuk usaha taninya.
8
BPP
Memberikan manfaat bagi poktan namun untuk mengasesnya harus keluar desa Memberikan manfaat bagi poktan melalui gapoktan
Penanganan untuk HPT masih kurang
Sumber daya manusia ada
9
BUMDES
Bagi Poktan tidak menampung tanaman sayur
Hanya menampung hasil tanaman pangan
Petani lebih menyukai menjual hasil produksi di BUMDES
koordinasi Memfasilitasi antara poktan dan dinas pertanian melalui gapoktan dalam koordinasi Memberikan penyuluhan tentang cara menghasilkan panen yang berkualitas Memfasilitasi antara poktan dan kiostani untuk menambah kemitraan Melakukan pelatihan untuk penanganan HPT Memfasilitasi antara poktan dan Bumdes untuk menambahkan jenis komoditas yang dikelola
Dari analisis data kelembagaan diatas, dapat diketahui bahwa masyarakat menilai untuk kegiatan kelembagaan masih perlu ditingkatkan.
IV. PENUTUP 10
Identifikasi Potensi Wilayah adalah gambaran secara umum tentang keadaan suatu wilayah, baik kondisi sosial masyarakatnya, kondisi tanah dan ekologinya maupun
potensi-potensi
yang
ada
dalam
wilayah
tersebut
dalam
rangka
merencanakan suatu tindakan dalam penyuluhan pertanian agar program-program yang akan dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat. Dan sebagai dasar bagi penyusunan Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian dan programa Desa Masingai II, Kecamatan Upau Kabupaten Tabalong. Untuk dapat menggali data-data identifikasi potensi wilayah, terlebih dahulu melakukan kajian desa dengan melibatkan masyarakat Desa Masingai II, pengkajian desa akan memotivasi petani untuk tahu dan sadar betul dengan keadaan nyata yang ada didesa. Selain petani tahu dan sadar akan kondisi keadaan nyata desanya juga diharapkan petani mampu melakukan analisa potensi dan masalah-masalahnya selama ini yang menjadi kendala dalam melakukan kegiatan usaha tani. Dengan harapan petani mampu mengambil keputusan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan potensi yang ada. Dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan baik dalam penyajian data dan pemaparannya untuk itu kami mohon kritik dan saran yang membangun agar penyusunan dan penulisan selanjutnya dapat tersaji lebih baik dan akurat dan semoga bermanfaat bagi pembangunan pertanian khususnya di wilayah Desa Masingai II, Kecamatan Upau Kabupaten Tabalong.
11
LAMPIRAN – LAMPIRAN
12
Lampiran 1. Data Sekunder Desa Masingai II
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Lampiran 2. Peta/Sketsa Desa Masingai II GAMBAR HASIL SKETSA DESA
22
Lampiran 3. Kalender Musim Desa Masingai II
23
Lampiran 4. Diagam Venn Desa Masingai II GAMBAR HASIL DIAGRAM VENN
PemDes
Bumde s Mitra Usaha BRI
DINAS Poktan A
BPP
Gapoktan
Poktan B
Masyarakat Tani
24
Kios Tani
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN IPW DI DESA MASINGAI II
25
26
27
28
29
Lampiran 2. Peta/Sketsa Desa Masingai II GAMBAR HASIL SKETSA DESA
30
31
Lampiran 3. Kalender Musim Desa Masingai II GAMBAR HASIL KALENDER MUSIM Data Curah Hujan Lima Tahun Terakhir (2017 – 2021) TAHUN
2017
BULAN
2018
CH
HH
2019
CH
HH
2020
CH
HH
2021
CH
HH
CH
Rata-Rata HH
CH
HH
JANUARI
207
8
256
11
227
13
253
201
20
274
12
PEBRUARI
208
14
180
11
111
12
363
12
250
23
222
14
MARET
155
8
207
12
249
13
378
12
195
22
236
13
APRIL
184
9
84
13
257
290
12
188
22
203
13
MEI
96
8
159
16
199
222
9
189
19
173
11
JUNI
81
0
100
10
124
188
12
178
15
134
9
JULI
81
4
183
6
98
3
1311
13
151
13
364
8
AGUSTUS
25
0
41
6
67
4
9,5
8
9,5
110
30
10
SEPTEMBER
32
3
55
9
126
11
109
109
11
86
9
OKTOBER
78
0
69
11
40
5
205
261
110
130
9
NOPEMBER
127
6
510
1
231
9
275
11
166
18
261
9
DESEMBER
288
9
400
13
231
10
347
9
234
22
304
12
5
32
RATA-RATA
130
6
187
146
9
329
.610
177
18,3
Sumber: Petugas Statistik Curah Hujan Kec. Upau Keterangan : Rata-rata curah hujan untuk BPP Kembang Kuning lebih kurang 2.011 mm/tahun dalam 1210 hari/tahun terbagi dalam 10 bulan basah (Nopember-Mei) dan 5 bulan kering (Juni-Oktober).
33
34
Lampiran 4. Diagam Venn Desa Masingai II GAMBAR HASIL DIAGRAM VENN
PemDes
Bumde s Mitra Usaha BRI
DINAS Poktan A
BPP
Gapoktan
Poktan B
Masyarakat Tani
Kios Tani
35