Laporan JARINGAN KOMPUTER Abdi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER



Oleh: KELOMPOK VII



I WAYAN DARMIKA ESA KRISSAYOGA



(1705551070)



IDA BAGUS PUTU RAMA AGASTYA



(1805551018)



I PUTU ABDI PURNAWAN



(1805551051)



DEWA AYU ARIESTA PUTRI KUSUMA



(1805551092)



GUS RAI SURYA LAKSANA



(1805551120)



I GEDE AGUS EKA PUTRA



(1805551160)



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA



PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER



Oleh: KELOMPOK VII



I WAYAN DARMIKA ESA KRISSAYOGA



(1705551070)



IDA BAGUS PUTU RAMA AGASTYA



(1805551018)



I PUTU ABDI PURNAWAN



(1805551051)



DEWA AYU ARIESTA PUTRI KUSUMA



(1805551092)



GUS RAI SURYA LAKSANA



(1805551120)



I GEDE AGUS EKA PUTRA



(1805551160)



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan judul Laporan Praktikum Jaringan Komputer. Selama pelaksanaan laporan praktikum ini penyusun mendapat banyak masukan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada 1.



Gusti Made Arya Sasmita, ST., MT., Selaku Dosen pengampu Jurusan Teknologi Informasi.



2.



Asisten dosen yang sudah menuntun dalam melakukan pratikum dan penyusunan laporan Pratikum Jaringan Komputer.



3.



Orang tua penyusun yang selalu mendukung kegiatan perkuliahan.



4.



Teman-teman sejawat yang sudah membantu memberikan kritik dan saran selama proses penyusunan laporan. Penyusun menyadari bahwa laporan ini tidaklah lepas dari kekurangan



baik dari tata bahasa, susunan kalimat ataupun penyampaian materi. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penyusun. Penyusun akan menerima segala bentuk kritik dan saran agar nantinya kami dapat memperbaiki dan menjadikan laporan ini menjadi lebih sempurna. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak sesuai dengan yang diharapkan penyusun.



Bukit Jimbaran, Oktober 2019



Penyusun



ABSTRAK



Jaringan Komputer adalah suatu sistem yang didalamnya terdiri dari dua atau lebih perangkat komputer serta perangkat-perangkat lainnya yang dibuat atau dirancang untuk dapat berkerja sama dengan tujuan agar dapat berkomunikasi, mengakses informasi, meminta serta memberikan layanan atau service antara komputer satu dengan yang lainnya. Tujuan dari jaringan komputer adalah agar setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta/menerima layanan disebut klien (client) dan yang memberikan/mengirim layanan disebut peladen (Server). Desain ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer. Faktanya, hampir semua perusahaan, instansi, dan organisasi memerlukan adanya jaringan untuk setiap pertukaran arus informasi. Praktikum Jaringan Komputer bertujuan untuk memberikan pemahaman konsep terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya Teknologi Informasi berkaitan dengan komponen-komponen jaringan, konfigurasi IP address, subnetting, pengkabelan, dan routing. Hasil akhir dari Praktikum Konsep Jaringan Komputer ini adalah skema solusi pembagian IP address, dokumentasi pembuatan Straight-Through Cable dan Crossover Cable, skema static dan dynamic routing, dan gambaran langkah-langkah instalasi Linux CentOS. Sehingga konsep tersebut mampu diterapkan dan diimplementasikan dalam dunia nyata untuk memecahkan berbagai permasalahan di masyarakat.



Kata kunci : Jaringan, Routing, IP address, Subnetting, Linux.



DAFTAR ISI



DAFTAR GAMBAR



DAFTAR TABEL



KODE PROGRAM



BAB I PENDAHULUAN



Bab I merupakan bagian pendahuluan dalam laporan jaringan komputer. Bab I membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan masalah dan sistematika penulisan. 1.1.



Latar Belakang Penggunaan teknologi informasi saat ini telah mencakup seluruh aspek



kehidupan. Hampir setiap hari muncul berbagai informasi dan inovasi terbaru dalam bidang teknologi informasi. Hal ini disebabkan oleh penerapan teknologi yang bersifat fleksibel. Penerapan teknologi informasi biasanya bersifat jasa atau layanan yang digunakan untuk meningkatkan suatu hasil atau untuk mencapai tujuan para penggunanya. Jaringan komputer merupakan salah satu cara dari penerapan teknologi informasi. Jaringan komputer adalah jaringan telekomunikasi yang memungkinkan antar komputer untuk saling berkomunikasi dengan bertukar data. Tujuan dari jaringan komputer adalah setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta/menerima layanan disebut klien (client) dan yang memberikan/mengirim layanan disebut pusat (server). Desain ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer. Jaringan komputer bukanlah sesuatu yang baru saat ini. Hampir di setiap perusahaan, lembaga, ataupun organisasi terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam perusahaan tersebut. Jaringan komputer sangat dibutuhkan untuk melakukan proses mendapatkan dan transfer data untuk kelancaran proses kerja dan mempersingkat waktu pekerjaan, sehingga tidak perlu berpindah tempat untuk mendapatkan data dan menyetor data. Dengan adanya jaringan komputer ini, akan mempermudah dalam hal berbagi data dan resource yang memungkinkan pemakaian bersama. Perkembangan teknologi yang pesat mengenai jaringan komputer saat ini tidak sebanding dengan pengetahuan masyarakat terhadap jaringan komputer.



Sangat sedikit masyarakat yang mengetahui pentingnya peranan jaringan dalam internet, sehingga masyarakat cenderung mengesampingkan pemahaman dalam jaringan komputer. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai jaringan menyebabkan masyarakat untuk membiarkan masalah jaringan terjadi pada komputer. Pemahaman mengenai jaringan komputer diperlukan untuk mengatasi masalah. Masyarakat diharapkan dapat memahami proses-proses yang terdapat dalam jaringan komputer, sehingga nantinya jaringan komputer dapat dengan mudah dirasakan manfaatnya. Praktikum jaringan komputer ini dilakukan, mencangkup empat konsep yaitu pada pengalamatan jaringan, pengkabelan, routing, serta instalasi dan konfigurasi DHCP server serta DNS server berbasis Linux. Melalui penyusunan Laporan Praktikum Jaringan Komputer ini, keempat konsep tersebut dapat dipahami dan diimplementasikan di lingkungan masyarakat.



1.2.



Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penyusunan laporan akhir jaringan komputer



adalah sebagai berikut. a.



Bagaimana cara melakukan pengalamatan dan subnetting jaringan dengan format IP addressing versi 4.



b.



Bagaimana proses pengkabelan dan apa saja komponen-komponen yang terdapat pada jaringan komputer.



c.



Bagaimana proses routing baik itu static routing maupun dynamic routing dalam jaringan komputer.



d.



Bagaimana instalasi dan konfigurasi DHCP server serta DNS server pada Linux CentOS.



1.3.



Tujuan Tujuan dari penyusunan laporan akhir jaringan komputer adalah sebagai



berikut. a.



Mengetahui bagaimana cara pengalamatan dan subnetting dengan format IP addressing versi 4.



b.



Mengetahui cara pengkabelan serta memahami komponen-komponen yang diperlukan dalam jaringan komputer.



c.



Mengetahui dan memahami mengenai routing dalam jaringan komputer, khususnya static routing dan dynamic routing.



d.



Mengetahui dan memahami bagaimana cara melakukan instalasi dan konfigurasi DHCP server serta DNS server pada Linux CentOS.



1.4.



Manfaat Manfaat yang diharapkan dari praktikum dan penyusunan laporan jaringan



komputer adalah sebagai berikut. a.



Mampu mengatur dan mengganti IP address sesuai dengan kebutuhan dengan metode konfigurasi IP address.



b.



Mampu mengimplementasikan subnetting dengan membagi suatu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan yang lebih kecil.



c.



Mampu menempatkan suatu host.



d.



Mampu memahami komponen-komponen yang terdapat pada jaringan komputer.



e.



Mampu mengimplementasikan konsep routing dengan memilih route yang terbaik dalam jaringan.



f.



Mampu menerapkan sistem penamaan (Domain Name System) untuk mengakses sebuah layanan dan resource komputer.



g.



Mampu menerapkan metode dari DHCP server yang memudahkan dalam transfer data kepada komputer client lain atau komputer server.



1.5.



Batasan masalah Batasan masalah dalam penulisan Laporan Praktikum Jaringan Komputer



ini adalah permasalahan yang berkaitan dengan jaringan komputer sebatas mengenai pengalamatan jaringan, pengkabelan, routing, dan instalasi dan konfigurasi DHCP server serta DNS server berbasis Linux dalam jaringan komputer.



1.6.



Sistematika Penulisan Sistematika penulisan



laporan



akhir ini bertujuan untuk lebih



memudahkan penulis dalam membuat dan menyelesaikan permasalahan yang dianalisa sehingga lebih terarah dan terfokus dan tidak menyimpang dari ruang lingkup batasan masalah. Sistematika penulisan laporan akhir jaringan komputer adalah sebagai berikut. 1.1.1.



BAB I: PENDAHULUAN Bab I berisikan penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah,



manfaat, tujuan, batasan malasah, serta sistematika penulisan.



1.1.2.



BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab II berisikan penjelasan tentang landasan teori IP address, subnetting,



jenis-jenis pengalamatan jaringan, perangkat-perangkat jaringan, pengkabelan LAN, static dan dynamic routing, Linux, instalasi dan konfigurasi Linux, DNS server, DHCP server, instalasi dan konfigurasi DNS dan DHCP server.



1.1.3.



BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Bab III berisikan metode penelitian yang terdiri dari tempat dan waktu



penelitian, observasi, analisis data, dan sumber data.



1.1.4.



BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Bab IV berisikan pembahasan dari modul praktikum yang telah dibuat



secara rinci dan lengkap dengan tujuan agar bermanfaat bagi pembaca dan bisa disebarkan sebagai bahan penunjang pembelajaran.



1.1.5.



BAB V: PENUTUP Bab V berisikan penambahan kesimpulan dan saran dari laporan



praktikum jaringan komputer. Simpulan dan saran mengandung keseluruhan pembahasan bab yang ada didalam laporan praktikum jaringan komputer.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



Bab II berisikan konsep dan teori yang mendukung dalam penyusunan jaringan komputer. Teori pendukung ini meliputi penjelasan tentang landasan teori IP address, subnetting, jenis-jenis pengalamatan jaringan, perangkat-perangkat jaringan, pengkabelan LAN, static dan dynamic routing, Linux, instalasi dan konfigurasi Linux, DNS server, DHCP server, instalasi dan konfigurasi DNS dan DHCP server. 2.1.



IP Address Komputer yang tersambung ke internet setidaknya harus memiliki alamat



IP yang berguna sebagai pengenal atau sarana berkomunikasi yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap-tiap komputer dalam jaringan dan sebagai alat identifikasi host maupun alamat lokasi jaringan. Format IP address adalah bilangan 32 bit yang tiap 8 bitnya dipisahkan oleh tanda titik yang lebih dikenal dengan nama IPv4. Keberadaan IPv4 saat ini masih digunakan meskipun sudah ada IPv6 yang diperkenalkan pada tahun 1995. Hal ini dikarenakan tingginya pertumbuhan jumlah komputer yang terkoneksi ke Internet. Maka dibutuhkan alamat yang lebih banyak yang mampu mengidentifikasi banyak anggota jaringan. (Wikipedia, 2019) 2.1.1.



Format IP Address IP addess merupakan sebuah bilangan biner 32 byte yang dipisahkan oleh



tanda pemisah berupa titik disetiap 8 byte yang tiap 8 byte ini disebut sebagai oktet IP address sering ditulis dengan 4 bilangan desimal untuk memudahkan pembacaan yang masing-masing dipisahkan juga oleh sebuah titik. (Rokhim, 2018) Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari satu oktet (delapan byte) IP address yang contohnya dapat dilihat dalam Gambar 2.1.



Gambar 2.1 Contoh Pengkonversian IP Address dalam 4 Bilangan Desimal



Gambar 2.1 merupakan contoh pengkonversian IP address menjadi empat bilangan desimal yang bertujuan untuk memudahkan pembacaan dari IP address tersebut. 2.1.2.



IP Public IP public adalah IP address yang dapat diakses melalui jaringan internet



secara langsung. Perangkat yang mengunakan IP public dapat diakses dari jaringan manapun selama terhubung ke internet. Suatu organisasi yang ingin menggunakan IP public biasanya dapat mendaftarkan diri ke salah satu ISP (Internet Service Provider). Penggunaan dan alokasi IP public diatur oleh InterNIC untuk menjamin penggunan IP address ini secara unik. (Ordinary, 2016)



2.1.3.



IP Private IP private hanya bisa diakses dari jaringan lokal saja atau bisa juga diakses



melalui jaringan internet melalui NAT. IP private biasanya digunakan pada telepon lokal pada sekolah, kantor, toko, warnet dan hotel agar dapat melakukan panggilan secara gratis. (Ordinary, 2016)



2.1.4.



NAT (Network Address Translation) NAT (Network Address Translation) adalah sebuah metode yang



menghemat pemakaian IP address version 4 dengan menerjemahkan beberapa IP address menjadi satu IP address public. Penerapan metode NAT hanya dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah perangkat bernama router. Router dapat terhubung ke internet, ketika router memiliki satu IP public. Router akan



membagikan koneksi ke jaringan lokal dengan memanfaatkan range IP private. Metode ini sangat efektif dalam menghemat pemakaian IP address karena tidak memerlukan banyak IP address untuk menyambungkan puluhan bahkan ratusan perangkat ke internet. (Niko, 2015).



2.1.5.



IPv4 Alamat IPv4 atau alamat IP versi 4 adalah sebuah jenis pengalamatan



jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP dan panjang totalnya adalah 32-bit. IPv4 dapat mengalamati hingga empat miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia. Jumlah host tersebut didapatkan dari 256 dipangkat 4, nilai 256 diperoleh dari nilai 8 byte dan pangkat 4 diperoleh dari jumlah oktetnya yaitu 4 sehingga nilai maksimal dari alamat IPv4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256 x 256 x 256 x 256 = 4.294.967.296 host. (Wikipedia, 2018). Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua bagian, yaitu sebagai berikut. 2.1.5.1. Network Address Network identifier (NetID) atau network address (alamat jaringan) merupakan bagian yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Sebuah alamat network identifier dalam banyak kasus sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Masalah routing error akan terjadi apabila semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255. (Arieandrio, 2016)



2.1.5.2. Host Address Host identifier (HostID) atau host address (alamat host) merupakan bagian yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host yang dapat berupa



Commented [DB1]: Courier new 10



workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada. (Wikipedia, 2018) 2.2.



Subnetting Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa



subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP address kelas A, IP address kelas B, dan IP address kelas C. Terdapat dua metode subnetting pada pengalamatan IP yaitu classful dan classless dimana keduanya memiliki perbedaan cukup yang signifikan yaitu sebagai berikut. (Moh, 2018) 2.2.1.



IP Subnetting Classfull Pengalamatan IP classful merupakan suatu pengalamatan IP yang



berdasarkan kelas. Pengalamatan dengan metode ini ada pada pengalamatan IPv4 yang dibagi menjadi kelas A, B, C, D, dan E. Pengalokasian host pada jaringan dengan menggunakan sebuah subnet mask yang sama, biasanya menggunakan protokol RIPv1 dan IGRP, dimana protokol ini tidak mempunyai field untuk menyimpan informasi subnet sehingga informasi subnet tidak dikirimkan. (Teknologi, 2017) Classful juga merupakan metode pembagian IP address berdasarkan kelas dimana IP address yang berjumlah sekitar empat milyar dibagi kedalam lima kelas yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.



Tabel 2.1 Tabel Pembagian IP Address Berdasarkan Kelas Kelas Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E



IP Address 0xxx xxxx 10xx xxxx 110x xxxx 1110 xxxx 1111 xxxx



Tabel 2.2 merupakan tabel penggolongan IP address berdasarkan kelas dimana pada kelas A 1 bit pertama IP address-nya adalah 0, kelas B 2 byte pertama IP address-nya adalah 10, kelas C 3 byte pertama IP address-nya adalah 110, kelas D 4 byte pertama IP address-nya adalah 1110 dan kelas E 4 byte pertama IP address-nya adalah 1111.



2.2.2.



IP Subnetting Classless Classless secara sederhana dapat diartikan tanpa kelas atau tidak



menggunakan kelas. Dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classless dapat diartikan menjadi pengalamatan IP tanpa mengenal kelas dengan cara menggunakan Classless-Inter Domain Rouing (CIDR) atau juga dapat dikenal dengan istilah panjang prefix. Format pengalamatannya adalah dengan memberi tanda garis miring di belakang alamat IP kemudian diikuti dengan variabel panjang prefix. Pengalokasian host/IP yang dapat menggunakan subnet mask yang berbeda, yang didukung oleh routing protocol (RIPv2, OSPF, dan EIGRP) yang dapat memberikan informasi subnet, sehingga dapat menghemat sejumlah alamat host/IP. Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga dengan network prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP address digunakan tanda garis miring, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam byte. (Irawan, 2017) 2.2.3.



Classless Inter Domain Routing (CIDR) CIDR adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-



alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. Contohnya adalah alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung dimana jumlah tersebut merupakan sebuah jumlah yang sangat besar. Kenyataannya para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai



tersebut untuk digunakan di mana saja. Kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B. Penulisan alamat IP umumnya adalah dengan 192.168.1.2, namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, dimana berarti bahwa alamat IP 192.168.1.2



dengan subnet mask 255.255.255.0/24 diambil dari penghitungan



bahwa 24 byte subnet mask diselubung dengan biner 1 atau dengan kata lain, subnet mask adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000



(255.255.255.0).



(Irawan, 2017).



2.2.4.



Variable Length Subnet Mask (VLSM) Perhitungan IP address menggunakan metode VLSM adalah metode yang



berbeda dengan memberikan suatu network address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik network address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP address ini tidak dikenal dalam jaringan Internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan Internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan Internet hanya mengenal IP address berkelas. Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP address dan dilakukannya pemecahan network ID guna mengatasi kekurangan IP address tersebut. Network address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan Internet hanya memilik network ID tidak lebih dari lima hingga tujuh network ID (IP Public). Penerapan IP address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan, routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap route broadcastnya, semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung



metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus paket informasi. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. (Irawan, 2017)



2.3.



Pengalamatan Jaringan Pengalamatan jaringan dibagi ke dalam lima kelas yaitu kelas A, kelas B,



kelas C, kelas D, dan kelas E. Berikut merupakan perbedaan tiap kelas ada pada ukuran dan jumlahnya. Commented [DB2]: Spasi 1



Tabel 2.2 Pembagian Kelas Alamat IPv4



Oktet Pertama (desimal)



Oktet Pertama (biner)



Kelas A



1–126



0xxx xxxx



Alamat unicast untuk jaringan skala besar



Kelas B



128–191



10xx xxxx



Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar



Kelas C



192–223



110x xxxx



Alamat unicast untuk jaringan skala kecil



Kelas D



224–239



1110 xxxx



Alamat multicast (bukan alamat unicast)



Kelas E



240–255



1111 xxxx



Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)



Kelas



Penggunaan



Tabel 2.2 merupakan tabel yang menjabarkan pembagian kelas IP Address versi 4 yang meliputi batas rentang oktet pertama bilangan desimal, penulisan oktet pertama bilangan biner serta waktu penggunaannya berdasarkan masing-masing kelas. Penjelasan detail klasifikasi kelas IPv4 adalah sebagai berikut. 2.3.1.



Kelas A Alamat IP kelas A terdiri atas delapan bit untuk network ID dan sisanya 24



bit digunakan untuk host ID, sehingga alamat IP kelas A digunakan untuk jaringan dengan jumlah host sangat besar. (Wikipedia, 2018)



Commented [DB3]: TNR 10



Tabel 2.3 Karakteristik IP Kelas A 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH Format Bit Pertama



0



Network ID



8 byte



Host ID



24 byte



Oktat Pertama



0 – 127



Jumlah Network



126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)



Rentang IP



1.X.X.X – 126.X.X.X



Jumlah Alamat IP



16.777.214



Commented [DB4]: Spasi table 1



Tabel 2.3 mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan dan 16.777.214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan. Contohnya jika alamat IP 120.31.45.18, maka IP tersebut memiliki host atau 31.45.18 pada jaringan 120.



2.3.2.



Kelas B Alamat IP kelas B terdiri atas 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 byte



digunakan untuk host ID, sehingga alamat IP kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host tidak terlalu besar. (Wikipedia, 2018). Tabel 2.4 Karakteristik IP Kelas B 10NNNNNN. NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH Format Bit Pertama



10



Network ID



16 byte



Host ID



16 byte



Oktat Pertama



128 – 191



Jumlah Network



16.384



Rentang IP



128.X.X – 191.255.X.X



Jumlah Alamat IP



65.534



Tabel 2.4 merupakan karakteristik IP Kelas B yaitu, dua byte pertama diberikan angka 10. Kelas B dapat memiliki 16.384 network dan 65.543 host untuk



Commented [DB5]: Spasi table 1



setiap network-nya. Contohnya adalah jika alamat IP 150.70.60.65 maka alamat IP tersebut memiliki host dengan nomor 60.65 pada jaringan 150.70.



2.3.3.



Kelas C Alamat IP kelas C terdiri atas 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit



digunakan untuk host ID, sehingga alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berukuran kecil. (Wikipedia, 2018)



Tabel 2.5 Karakteristik IP Kelas C 110NNNNN.NNNNNNNN. NNNNNNNN.HHHHHHHH Format Bit Pertama



110



Network ID



24 byte



Host ID



8 byte



Oktat Pertama



192.223



Jumlah Network



2.097.152



Rentang IP



192.0.0.X – 223.255.225.X



Jumlah Alamat IP



254



Tabel 2.5 merupakan karakteristik IP Kelas C yaitu tiga byte pertama diberikan bilangan 110. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Ini memungkinkan pembuatan total 2.097.152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya. Contohnya adalah jika alamat IP 192.168.1.1



maka alamat IP tersebut mempunyai host dengan nomor 1 pada



jaringan 192.168.1.



2.3.4.



Kelas D Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast,



namun berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diatur ke bilangan biner 1110. Sebanyak 28 byte sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. (Wikipedia, 2018)



Commented [DB6]: Spasi 1



Tabel 2.6 Karakteristik IP Kelas D 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm Format Bit Pertama



1110



Bit Multicast



28 bit



Byte Inisial



224-247



Deskripsi



Kelas D adalah ruang alamat multicast



Commented [DB7]: Spasi table 1



Tabel 2.7 merupakan yang berisikan karakteristik IP Kelas D. Karakteristik meliputi format IP Kelas D, byte pertama, bit multicast, byte inisial dan deskripsi dari IP kelas D.



2.3.5.



Kelas E Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat eksperimental



atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat byte pertama selalu di-set kepada bilangan biner 1111. Sebanyak 28 byte sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. (Wikipedia, 2018)



Tabel 2.7 Karakteristik IP Kelas D 1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr Format Bit Pertama



1111



Bit Multicast



28 bit



Byte Inisial



248-255



Deskripsi



Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.



Tabel 2.7 merupakan yang berisikan karakteristik IP Kelas E. Karakteristik meliputi format IP Kelas E, byte pertama, byte multicast, byte inisial dan deskripsi dari IP kelas E.



2.4.



Perangkat Jaringan Jaringan Komputer tersusun dari beberapa elemen dasar yang meliputi



komponen hardware dan software. Komponen hardware seperti personal computer, network interface card, kabel, dan topologi jaringan. Kemudian



Commented [DB8]: Spasi 1



komponen software yaitu seperti sistem operasi jaringan, network adapter driver, protokol jaringan. Penjelasan lebih lengkap mengenai komponen-komponen pada jaringan komputer adalah sebagai berikut.



2.4.1.



Perangkat Keras (Hardware) Komponen dari perangkat keras terdiri dari berbagai macam. Komponen-



komponen tersebut memiliki jenis dan fungsinya masing-masing. Penjabaran komponen-komponen dari perangkat keras atau hardware adalah sebagai berikut. 2.4.1.1 Komputer Komputer merupakan komponen utama dalam jaringan komputer. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam jaringan komputer sangat menentukan cepat atau lambatnya kinerja jaringan komputer. Semakin tinggi spesifikasi sebuah komputer, semakin cepat kinerja jaringan komputer, begitu pula sebaliknya. Spesifikasi minimal sebuah komputer dalam akses internet antara lain sebagai berikut. (Zeand, 2016) a.



Processor, merupakan otak dari komputer untuk menjalankan aplikasiaplikasi dalam komputer. Processor minimal pentium III atau setara dengannya.



b.



RAM (Random Access Memory), berfungsi sebagai media penyimpanan sementara. Minimal dari RAM itu sendiri untuk spesifikasi sebuah komputer yang memiliki kinerja jaringan yang baik adalah 256 MB.



c.



Harddisk, digunakan untuk media penyimpanan data secara magnetik, dimana untuk kinerja komputer yang baik minimal berukuran 20 GB.



d.



VGA Card, merupakan perangkat keras untuk menampilkan gambar pada layar monitor. VGA card yang dapat menunjang ialah berukuran minimal 4 MB.



e.



Monitor, merupakan perangkat output untuk menampilkan proses kerja dari komputer.



2.4.1.2 Modem (Modulator Demodulator) Modem adalah singkatan dari modulator-demodulator yaitu alat yang digunakan untuk menghantar dan menerima data dari sebuah host ke host lainnya melalui kabel telephone. Modem adalah alat yang bertugas untuk menukar data dari bentuk digital ke analog dan sebaliknya. Adanya modem ini membuat pengguna PC dapat terkoneksi dengan dunia Internet. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan. Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa (carrier) yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua bagian tersebut menjadi alat komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya menggunakan bagian yang disebut modem, seperti VSAT, microwave radio, dan lain sebagainya, namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai perangkat keras yang sering digunakan untuk komunikasi pada komputer. Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk diubah menjadi sinyal analog. Sinyal analog tersebut dapat dikirimkan melalui beberapa media telekomunikasi seperti telepon dan radio. Setibanya di modem tujuan, sinyal analog tersebut diubah menjadi sinyal digital kembali dan dikirimkan kepada komputer. (Zeand, 2016)



2.4.1.3 Router Router adalah sebuah alat yang digunakan untuk memilih jaringan tujuan dan meneruskan pengiriman paket data pada jaringan khusus. Router berperan sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router terletak di setiap gateway (dimana sebuah jaringan bertemu dengan jaringan yang lain). Router ini berfungsi untuk menghubungkan jaringan LAN dengan Internet sehingga router membuat jalur transmisi antara keduanya. (Diyarrochman, S.Kom, 2016)



2.4.1.4 Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) Kabel UTP digunakan sebagai penghubung antar komputer, antara komputer dengan switch atau router, dan perangkat jaringan lainnya. Kabel UTP digunakan sebagai kabel yang biasa digunakan untuk membuat jaringan komputer berupa kabel yang didalamnya berisi empat pasang kabel yang setiap pasangnya adalah kembar dengan ujung konektor RJ-45. Tipe dari kabel UTP terdiri dari lima kategori. a.



Kategori 1 untuk koneksi suara atau sambungan telepon.



b.



Kategori 2 untuk protocol localtalk (Apple) dengan kecepatan data hingga 4 Mbps.



c.



Kategori 3 untuk protocol ethernet dengan kecepatan data hingga 10 Mbps.



d.



Kategori 4 untuk protocol 16 Mbps token ring (IBM) dengan kecepatan data hingga 20 Mbps.



e.



Kategori 5 untuk protocol fast ethernet dengan kecepatan data hingga 100 Mbps. (Diyarrochman, S.Kom, 2016)



2.4.1.5 Switch Hub Switch hub digunakan untuk menghubung jalur komunikasi data dari setiap segmen jaringan ke jaringan tertentu. Switch hub berperan dalam menyatukan kabel jaringan dari setiap komputer baik client maupun server serta modem. Terdapat beberapa jenis hub namun yang terpenting adalah jumlah port yang dimiliki. Hub dengan delapan port, hub 16 port maupun hub dengan 24 port. (Diyarrochman, S.Kom, 2016)



2.4.1.6 Ethernet Card Ethernet card (LAN card) digunakan sebagai kartu antarmuka jaringan untuk transmisi data antarkomputer yang koneksi. Ethernet card disebut juga dengan Network Interface Card (NIC). Ethernet card bekerja dengan menggunakan kecepatan transfer data dalam satuan bit per second (bps). Kecepatan transfer data tersebut dimulai dari 10 bps, 100 bps, dan 1000 bps. (Diyarrochman, S.Kom, 2016)



2.4.1.7 Webcam Webcam adalah sebutan bagi kamera real-time yang gambarnya bisa diakses atau dilihat melalui World Wide Web (WWW), program instant messaging, atau aplikasi video call. Istilah webcam juga merujuk kepada jenis kamera yang digunakan untuk keperluan ini. (Diyarrochman, S.Kom, 2016)



2.4.1.8 Wireless Adapter Wireless Adapter digunakan sebagai pengendali periferal yang terpasang tanpa menggunakan kabel. Adapter ini biasanya berbentuk card atau board yang berisi rangkaian elektronika. (Diyarrochman, S.Kom, 2016)



2.4.1.9 Kabel Coaxial Kabel coaxial merupakan kabel yang digunakan sebagai peredam sinyal agar tidak mengembalikan dan mengganggu sinyal. Keunggulan dari kabel coaxial ini adalah dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon. Kabel ini ditanam di dalam tanah sehingga biaya perawatan lebih rendah. (Diyarrochman, S.Kom, 2016)



2.4.2.



Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak pada jaringan komputer adalah suatu program yang telah



dirancang dengan sistematis dimana program ini mempunyai peran sebagai media penghubung antara pengguna komputer dengan perangkat keras pendukung jaringan komputer. 2.4.2.1 Sistem Operasi Sistem operasi merupakan penghubung antara user dengan computer. Adapun sistem operasi yang umum digunakan untuk mengakses Internet adalah Windows, Mac OS, dan Linux dengan semua variasi yang dimiliki oleh sistem operasi tersebut. Sistem operasi yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan perangkat keras yang digunakan. Komputer dengan perangkat keras terbaru biasanya telah mampu menjelaskan sistem operasi Windows XP atau Windows



Vista. Sistem operasi gratis seperti Ubuntu Linux dapat digunakan sebagai pengganti Windows XP atau Windows Vista. (Yuniarto, S.Sos, MAB, 2012)



2.4.2.2 Driver Kartu Jaringan Driver berfungsi untuk menghubungkan hardware degan sistem operasi sehigga komponen seperti NIC dapat digunakan. Jika belum memasang driver LAN/NIC maka tidak akan bisa menggunakan kartu jaringan dan tidak akan bisa terhubung ke jaringan. (Yuniarto, S.Sos, MAB, 2012)



2.4.2.3 Protokol Jaringan Protokol adalah perangkat aturan yang digunakan dalam jaringan, protokol adalah aturan main yang mengatur komunikasi diantara beberapa komputer di dalam sebuah jaringan sehingga komputer-komputer anggota jaringan dan komputer berbeda platform dapat saling berkomunikasi. (Yuniarto, S.Sos, MAB, 2012)



2.4.3.



Jenis-jenis Kabel dalam Jaringan Komputer Kabel jaringan merupakan salah satu media transmisi yang digunakan



pada jaringan komputer agar setiap komputer atau perangkat yang tergabung didalamnya bisa saling berkomunikasi. 2.4.3.1 Kabel Coaxial Kabel coaxial adalah jenis kabel yang terdiri atas dua penghantar dimana salah satu penghantarnya berada di tengah kabel dan dikeliling oleh penghantar satunya lagi dengan pola melingkar. Prinsip kerja coaxial dengan cara menghantarkan arus atau sinyal listrik dari sumber ke tujuan. Saat ini kabel jenis coaxial sudah mulai ditinggalkan karena port untuk konektor BNC yang dipakai sudah jarang ditemukan pada perangkat komputer atau perangkat jaringan seperti switch dan router. Instalasi jaringan dengan kabel coaxial sulit dan butuh keahlian esktra terutama dalam membuat atau memasang konektor. Kabel coaxial terdiri dari bagian-bagian diantaranya adalah sebagai berikut.



a.



Isolator luar (outer jacket) yang merupakan bagian kulit pembungkus terluar untuk melindungi seluruh bagian kabel.



b.



Pelindung atau disebut juga grounding (barided copper shielding) yang merupakan serabut kabel terpilin bersilang yang berfungsi mengantisipasi frekuensi listrik yang tidak diinginkan.



c.



Isolator dalam (plastic insulation) yang merupakan kulit pelapis kabel konduktor.



d.



Konduktor (copper cunductor) merupakan inti kabel tunggal atau serabut yang berfungsi sebagai medium transmisi data. Kabel coaxial dalam penggunaannya pada jaringan saat ini sudah



tergantikan oleh fungsi kabel twisted pair. Biasanya kabel coaxial ini digunakan pada jenis jaringan yang memiliki topologi jaringan bus dan juga topologi ring. Penggunaan dari kabel coaxial yang sudah jarang digunakan ini tidak lain merupakan konsekuensi dari beberapa kelemahan yang dimilki oleh kabel coaxial itu sendiri. Salah satu kelemahan utama dari jens kabel coaxial ini di dalam jaringan adalah karena memiliki jangkauan dan juga kualitas pentransmisian data yang terbatas, sehingga sudah jarang digunakan. Selain itu, kabel coaxial juga dinilai kurang fleksibel, terutama apabila dibandingkan dengan kabel twisted pair. (Niko, 2014)



2.4.3.2 Kabel Twisted Pair Kabel twisted pair merupakan kabel jaringan yang didalamnya terdiri atas beberapa kabel yang saling berpasangan. Cara kerja dari kabel twisted pair adalah dengan mengahantarkan arus atau sinyal listrik dari sumber ke tujuan. Kabel twisted pair ini terbagi atas dua jenis, yaitu STP (Shielded Twisted Pair) dan UTP (Unshielded Twisted Pair). STP adalah jenis kabel yang memiliki selubung pembungkus tembaga/aluminium foil yang khusus dirancang untuk mengurangi gangguan elektrik. UTP adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang kabel terpilin mirip kabel telepon. Kabel twisted pair sendiri jangkauannya tidak lebih jauh dari 100 meter, Kecepatannya bervariasi mulai dari 10 megabit per detik sampai 10000 megabit per



detik atau 10 gigabit per detik. Kabel twisted pair memiliki tiga jenis kabel utama yaitu sebagai berikut. a.



UTP (Unshielded Twisted Pair)



Kabel UTP dalam aplikasinya tidak mendukung sebuah perlindungan atau proteksi dari kumpulan spiralnya. Kabel jenis UTP ini memiliki kelemahan utama, yaitu sangat rentan dan juga sensitif terhadap voltase tinggi dan juga medan magnet. Kabel UTP banyak digunakan pada kabel jaringan telepon dan juga jaringan LAN kecil.



b.



FTP (Foiled Twisted Pair)



FTP memiliki spesifikasi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP, karena lapisan kabelnya dilindungi oleh semacam foil, sehingga hal ini membuat kabel jenis FTP memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap noise dan gangguan magnetik dibandingkan dengan kabel UTP.



c.



STP (Shielded Twisted Pair)



Hampir sama dengan kabel FTP, kabel STP juga memiliki perlindungan di dalam lapisan kabelnya. Satu hal yang membedakan hanyalah bahan yang digunakan untuk melapisi susunan kabel twisted pair-nya. STP juga memiliki kemampuan yang baik dalam menangkal noise dan gangguan magnetik. Kabel FTP dan juga kabel STP memilki banyak sekali keunggulan dibandingkan dengan UTP, namun demikian, kabel UTP masih menjadi favorit dalam penggunaannya di sebuah jaringan komputer. Hal yang membuat kabel UTP masih banyak digunakan adalah faktor ekonomis, dimana kabel jenis UTP memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel FTP dan jga STP. (Niko, 2014)



2.4.3.3 Kabel Fiber Optic (FO) Tidak seperti dua kabel sebelumnya yang menggunakan tembaga sebagai media penghantarnya. Kabel fiber optic ini tebuat dari serat kaca atau plastik yang sangat tipis. Sinyal yang dikirim oleh fiber optic ini berupa cahaya dari sumber ke



tujuan sehingga tidak heran bila transmisi kabel ini lebih cepat dibandingkan dengan dua kabel sebelumnya. Salah satu kelemahan kabel ini adalah gangguan (noise) yang sering terjadi apabila terlipat walaupun hanya sedikit. Berikut ini merupakan bagian-bagian dari kabel fiber optik. a.



Pelindung kabel (cable jacket) yang merupakan bagian kulit pembungkus terluar untuk melindungi seluruh bagian kabel.



b.



Pelindung fiber (strengthening fibers) yang berfungsi menjaga kabel dari benturan keras.



c.



Lapisan plastik (coating) yang berfungsi menjaga kabel dari tekukan.



d.



Lapisan tipis (cladding) berfungsi sebagai pembatas yang memuat gelombang cahaya sehingga data dapat ditransmisikan.



e.



Fisik medium utama (core) berfungsi sebagai medium transmisi data. Kelebihan dari fiber optik adalah mampu mentransmisikan sinyal dengan



kecepatan tinggi, sederhana dan juga fleksibel, dapat mentransmisikan sinyal cahaya, dan tahan terhadap gelombang radio. Sedangkan kelemahannya adalah harga instalasi yang tinggi, dan tidak semua provider mau mendukung jaringan menggunakan fiber optik. (Niko, 2014)



2.4.3.4 Straight-Through Cable dan Crossover Cable Kabel straight-through dan cross-over dapat berupa CAT 3, CAT 5, CAT 5e atau CAT 6 UTP. Perbedaannya adalah bahwa tipa-tiap jenis kabel akan memiliki susunan kawat yang berbeda. Kabel straight-through memiliki susunan kawat lurus, sedangkan kabel cross-over memiliki susunan kawat menyilang. Setiap kabel dengan susunan seperti itu memiliki tujuan penggunaannya masingmasing. a.



Kabel Lurus (Straight-Through) Kabel lurus umumnya digunakan untuk mengubungkan dua jenis



perangkat



yang



berbeda.



Tujuan



pemakaian



straight-through



adalah



menghubungkan komputer ke port normal pada switch atau hub, menghubungkan komputer ke port LAN pada modem DSL atau modem kabel, menghubungkan port WAN pada router ke port LAN pada modem kabel/DSL, menghubungkan



komputer ke port LAN pada modem DSL atau modem kabel, menghubungkan port LAN pada router ke port uplink pada hub atau switch (digunakan untuk perluasan jaringan), menghubungkan dua switch/hub di mana satu switch atau hub menggunakan port uplink, sedangkan switch/hub lainnya menggunakan port normal. (Teknologi, Citraweb Solusi, 2017)



Tabel 2.8 Susunan Warna Straight-Through SISI A



SISI B



Jingga – Putih



Jingga – Putih



Jingga



Jingga



Hijau – Putih



Hijau – Putih



Biru



Biru



Biru – Putih



Biru – Putih



Hijau



Hijau



Cokelat – Putih



Cokelat – Putih



Tabel 2.8 merupakan susunan warna dari straight-through. Kedua ujung sisi kabel (sisi A dan sisi B) memiliki susunan kawat dengan warna yang sama.



b.



Kabel Silang (Crossover)



Kabel silang (crossover) biasanya digunakan untuk menghubungkan jenis perangkat yang sama. Tujuan pemakaian crossover adalah menghubungkan dua komputer secara langsung, menghubungkan port LAN pada router ke port normal switch atau hub (digunakan untuk perluasan jaringan), menghububungkan dua switch atau hub dengan menggunakan port normal di kedua switch atau hub. (Teknologi, Citraweb Solusi, 2017)



Tabel 2.9 Susunan Warna Crossover SISI A



SISI B



Jingga-Putih



Hijau-Putih



Jingga



Hijau



Hijau-Putih



Jingga-Putih



Biru



Biru



Biru-Putih



Biru-Putih



Hijau



Jingga



Cokelat-Putih



Cokelat-Putih



Cokelat



Cokelat



Tabel 2.9 merupakan susunan warna dari crossover. Kedua ujung sisi kabel (sisi A dan sisi B) memiliki susunan kawat dengan warna yang berbeda.



2.5.



Pengkabelan Teknik pengkabelan dalam jaringan LAN yang menggunakan kabel UTP



dapat dibagi menjadi dua, yaitu teknik lurus (straight) dan teknik silang (cross). 2.5.1.



Teknik Lurus (Straight) Teknik ini menghubungkan beberapa unit komputer melalui perantara



perangkat switch/hub yang berfungsi sebagai repeater yang dimana pengkabelan dengan tipe ini biasanya digunakan pada topologi star. Menggunakan metode pengabelan straight, tiap pin pada ujung kabel pertama bertemu dengan pin yang sama pada ujung kabel kedua. (Adhie, 2013)



Gambar 2.2 Teknik Pengkabelan Straight



Gambar 2.2 merupakan teknik pengkabelan lurus (straight). Urutan kabel A dan B sama, yaitu putih-oranye, oranye, putih-hijau, biru, putih-biru, hijau, putihcokelat, dan cokelat. Penggunaan kabel UTP model ini pada jaringan lokal akan membentuk topologi star atau tree dengan switch/hub sebagai pusatnya. Jika



switch/hub tidak berfungsi maka komputer yang terhubung dengan switch/hub ini tidak dapat saling berhubungan.



2.5.2.



Teknik Silang (Cross) Teknik silang ini digunakan untuk menghubungkan dua buah komputer



langsung tanpa perangkat switch/hub. Teknik pengkabelan cross, urutan pin pada ujung kabel pertama sama seperti pada teknik straight, sedangkan urutan pin pada ujung kabel kedua di silang dengan rumus 1-3 2-6, maksudnya adalah pin ke-1 pada ujung kabel pertama bertemu dengan pin ke-3 pada ujung kabel kedua, sedangkan pin ke-2 pada ujung kabel pertama bertemu dengan pin ke-6 pada ujung kabel kedua. (Adhie, 2013)



Gambar 2.3 Teknik Pengkabelan Cross



Gambar 2.3 merupakan teknik pengkabelan silang (cross). Urutan untuk kabel A yaitu putih-oranye, oranye, putih-hijau, biru, putih-biru, hijau, putihcokelat, cokelat. Urutan untuk kabel B yaitu putih-hijau, hijau, putih-oranye, biru, putih-biru, oranye, putih-cokelat, cokelat.



2.6.



Routing dan Jaringan Routing adalah proses pengiriman data maupun informasi dengan



meneruskan paket data yang dikirim dari jaringan satu ke jaringan lainnya. Routing juga dapat diartikan sebagai proses yang dialami datagram untuk mencapai tujuan



di jaringan TCP/IP. Beberapa contoh item yang dapat di-routing adalah mail, telepon call, dan data. Router adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafik apabila dikaitkan dengan jaringan. Konsep routing adalah hal yang utama pada lapisan Internet di jaringan TCP/IP. Hal ini karena pada lapisan internet terjadi proses pengalamatan. Data dari device yang terhubung ke internet dikirim dalam bentuk datagram, yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP. Datagram memiliki alamat tujuan paket data. Internet protokol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan datagram dari device asal ke device tujuan. Datagram tersebut akan langsung disampaikan apabila alamat tujuan datagram tersebut terletak satu jaringan dengan device asal dan jika alamat tujuan datagram tidak terdapat di jaringan yang sama, datagram akan disampaikan kepada router yang paling tepat. (Aqli Qadri, 2014)



2.6.1.



Routing Langsung (Direct Routing) Routing langsung mengirimkan paket dari satu mesin ke mesin lain secara



langsung atau dalam arti lain host berada pada jaringan fisik yang sama sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway. Contohnya, sebuah komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirimkan data ke komputer dengan alamat 192.168.1.3 secara langsung. (Aqli Qadri, 2014)



2.6.2.



Routing Tidak Langsung (Indirect Routing) Routing tidak langsung mengirimkan paket dari suatu mesin ke mesin yang



lain yang tidak terhubung langsung atau berbeda jaringan sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju. Contohnya, komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirim data ke komputer dengan alamat 192.1681.3, akan tetapi sebelum menuju ke komputer dengan alamat 192.168.1.3, data dikirim terlebih dahulu melalui host dengan alamat 192.168.1.5 kemudian dilanjutkan ke alamat host tujuan. Routing dalam jaringan komputer juga memiliki beberapa jenis konfigurasi routing, diantaranya minimal routing yang biasanya hanya untuk pemakaian lokal saja, static routing yang dibangun pada jaringan yang memiliki



banyak gateway, dan hanya memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil, serta dynamic routing yang biasanya digunakan pada jaringan yang memiliki lebih dari satu route. Dynamic routing memerlukan routing protocol untuk membuat tabel routing yang dapat memakan resource komputer. (Aqli Qadri, 2014)



2.6.3.



Static Routing Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya



berdasarkan yang ditentukan oleh administrator. Route pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator. Berikut ini adalah karakteristik dari static routing. (Aqli Qadri, 2014) a.



Tidak akan menolerir jika terjadi kesalahan pada konfigurasi yang ada. Jika terjadi perubahan pada jaringan atau terjadi kegagalan sambungan antara dua atau lebih titik yang terhubung secara langsung, arus lalu lintas tidak akan disambungkan oleh router.



b.



Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam jaringan yang hanya mempunyai beberapa router, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3.



c.



Informasi routing diberikan oleh orang yang biasa disebut administrator jaringan secara manual.



d.



Satu router memiliki satu table routing.



e.



Jenis ini biasanya digunakan untuk jaringan kecil dan stabil.



2.6.4.



Dynamic Routing Router mempelajari sendiri route yang terbaik yang akan ditempuhnya



untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan route yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Route pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router. Penjelasan mengenai karakteristik dari dynamic routing adalah sebagai berikut. (Aqli Qadri, 2014) a.



Informasi routing tidak lagi diberikan oleh administrator, melainkan diberikan oleh software.



b.



Router akan secara otomatis mencari ganti dari jalur yang tidak bisa dipakai, apabila salah satu jalur yang ada mengalami gangguan atau kerusakan peralatan.



c.



Menangani jaringan yang lebih kompleks dan luas, atau jaringan yang konfigurasinya sering berubah ubah atau koneksi yang terputus dan tersambung.



d.



Jaringannya cerdas atau sudah menggunakan komputasi.



e.



Memerlukan routing protocol untuk membuat table routing dan routing protocol ini bisa memakan sumber daya komputer.



2.6.5.



Protocol Routing Routing protocol berbeda dengan router protocol. Routing protocol adalah



komunikasi antara router. Routing protocol mengijinkan router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar Router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki tabel routing-nya. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Routing protocol mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Routing protocol didesain tidak hanya untuk mengubah ke route backup bila route utama tidak berhasil, namun juga dirancang untuk menentukan route mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan oleh dynamic routing. Berikut ini merupakan macam-macam routing protocol. (Aqli Qadri, 2014) 2.6.5.1 RIP (Routing Information Protocol) RIP merupakan routing protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu host, network, subnet, dan route default. RIP menggunakan algoritma distance vector, metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik, jika hop count lebih dari 15 maka paket akan dibuang,



update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik. Penjabaran mengenai bagian-bagian dari RIP adalah sebagai berikut. (DosenIT, 2018) a.



RIPv1 (RIP Versi Satu) RIPv1 (RIP versi satu) hanya mendukung routing classful, tidak ada info



subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing, tidak pula mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask), dan menggunakan perbaikan routing broadcast. Berikut ini merupakan beberapa karakteristik dari RIPv1. a)



Distance Vector Routing Protocol.



b)



Menggunakan metric yaitu hop count.



c)



Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable.



d)



Mengirimkan update secara periodik setiap 30 detik.



e)



Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255.



f)



Mendukung 4 path Load Balancing secara default maksimalnya adalah 6.



g)



Menjalankan auto summary secara default.



h)



Paket update RIP yang dikirimkan berjenis UDP dengan nomor port 520.



i)



Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2.



j)



Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket update. Akibatnya RIP v.1 11. tidak mendukung VLSM dan CIDR.



k)



Memiliki AD 120.



b.



RIPv2 (RIP Versi Dua) Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang



ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router dimana informasi tersebut terdapat autentifikasi pada RIPv2. Penjabaran mengenai karakteristik dari RIPv2 adalah sebagai berikut. (DosenIT, 2018) a)



Mendukung routing classful dan routing classless.



b)



Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing.



c)



Mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask).



d)



Perbaikan routing multicast. (Aqli Qadri, 2014)



2.6.5.2 IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco. Tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi. IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi default-nya adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan route terbaik dalam sebuah Internetwork (Composite Metrik). Routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak. IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah load, delay, bandwitdh, realibility. (DosenIT, 2018)



2.6.5.3 OSPF (Open Short Path First) OSPF



adalah



sebuah



protocol



standar



terbuka



yang



telah



dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. RIP v1, RIP v2, atau OSPF menjadi pilihan jika dalam suatu kasus tersedia banyak router, dan tidak semuanya adalah Cisco. OSPF atau sesuatu yang disebut route redistribution (sebuah layanan penerjemah antar routing protocol) menjadi satu-satunya pilihan apabila jaringan memiliki cakupan yang besar. OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja. (DosenIT, 2018)



2.6.5.4 EIGRP (Enchanced Interior Gateway Routing Protocol) Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP Router yang berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar. EIGRP ini memiliki dua tipe routing protocol yaitu



dengan jarak vektor dan dengan link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwidth yang ada dan delay yang terjadi. (DosenIT, 2018)



2.6.5.5 BGP (Border Gateway Protocol) BGP merupakan salah satu jenis routing protokol yang ada di dunia komunikasi data. BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Perbedaan BGP dengan routing protocol lain seperti OSPF dan IS-IS yaitu BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis exterior gateway protocol (EGP). BGP merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path ke jaringan lainnya. (DosenIT, 2018)



2.6.5.6 EGP (Exterior Gateway Protocol) Routing protocol yang mutlak bagi internet eksterior gerbang protokol yang ditetapkan tahun 1982 oleh Eric C. EGP (Exterior Gateway Protocol) pada awalnya dinyatakan dalam RFC827 dan benar ditetapkan dalam RFC 904 di 1984. The Exterior Gateway Protocol (EGP) tidak seperti vektor jarak dan jalan protokol vektor. (DosenIT, 2018)



2.6.5.7 IS-IS (Intermediate System-to-Intermediate System) Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS) adalah protokol yang besar digunakan oleh perangkat jaringan untuk menentukan cara terbaik untuk datagram dipromosikan dari sisi ke sisi paket switched jaringan dan proses ini disebut routing. Ini didefinisikan dalam ISO/IEC 10589 2002 dalam desain referensi OSI. IS-IS membedakan antara tingkat-tingkat seperti tingkat 1 dan tingkat 2. Protocol dapat diubah tanpa perlu menghubungi wilayah intra routing protokol. (DosenIT, 2018)



2.7.



Linux Linux adalah nama yang diberikan kepada sistem operasi komputer bertipe



Unix. Linux merupakan salah satu contoh hasil pengembangan perangkat lunak bebas dan sumber terbuka utama. Kode sumber Linux dapat dimodifikasi, digunakan dan didistribusikan kembali secara bebas oleh siapa saja. Nama Linux berasal dari nama pembuatnya, yang diperkenalkan tahun 1991 oleh Linus Torvalds. Sistemnya adalah peralatan sistem dan pustakanya umumnya berasal dari sistem operasi GNU, yang diumumkan tahun 1983 oleh Richard Stallman. Kontribusi GNU adalah dasar dari munculnya nama alternatif GNU/Linux. Linux telah lama dikenal untuk penggunaannya di server, dan didukung oleh perusahaan-perusahaan komputer ternama seperti Intel, Dell, HewlettPackard, IBM, Novell, Oracle Corporation, Red Hat, dan Sun Microsystems. Linux digunakan sebagai sistem operasi di berbagai macam jenis perangkat keras komputer, termasuk komputer desktop, superkomputer, dan sistem benam seperti pembaca buku elektronik, sistem permainan video (PlayStation 2, PlayStation 3 dan XBox), telepon genggam dan router. Pengamat teknologi informatika beranggapan kesuksesan Linux dikarenakan Linux tidak bergantung kepada vendor (vendor independence), biaya operasional yang rendah, dan kompatibilitas yang tinggi dibandingkan versi UNIX tak bebas, serta faktor keamanan dan kestabilannya yang tinggi dibandingkan dengan sistem operasi lainnya seperti Microsoft Windows. Ciri-ciri ini juga menjadi bukti atas keunggulan model pengembangan perangkat lunak sumber terbuka (opensource software). Sistem operasi Linux yang dikenal dengan istilah distribusi Linux (Linux distribution) atau distro Linux umumnya sudah termasuk perangkat-perangkat lunak pendukung seperti server web, bahasa pemrograman, basis data, tampilan desktop (desktop environment) seperti GNOME, KDE, dan Xfce juga memiliki paket aplikasi perkantoran (office suite) seperti OpenOffice.org, KOffice, Abiword, Gnumeric dan LibreOffice. (Wikipedia, 2018). Macam-macam distro Linux yang akan dijelaskan terdiri dari dua puluh distro Linux sebagai berikut.



2.7.1.



Ubuntu CentOS adalah sistem operasi bebas yang didasarkan pada Red Hat



Enterprise Linux (RHEL). CentOS singkatan dari Community ENTerprise Operating System (Sistem Operasi Perusahaan buatan Komunitas/Masyarakat). (Fadillah, 2012)



2.7.2.



CentOS CentOS adalah sistem operasi bebas yang didasarkan pada Red Hat



Enterprise Linux (RHEL). CentOS singkatan dari Community ENTerprise Operating System (Sistem Operasi Perusahaan buatan Komunitas/Masyarakat). (Fadillah, 2012)



2.7.3.



Debian Debian adalah sistem operasi berbasis kernel Linux. Debian adalah kernel



independent, yaitu sistem operasi Debian dikembangkan murni tanpa mendasarkan pada sistem operasi yang telah ada. (Fadillah, 2012)



2.7.4.



Knoppix Knoppix adalah distro Linux Live-CD yang dapat dijalankan melalui



CD-ROM tanpa instalasi di harddisk. Distro ini berbasis Debian Linux dan diciptakan oleh Klaus Knopper. (Fadillah, 2012)



2.7.5.



Gentoo Linux Gentoo Linux adalah suatu distribusi Linux yang memakai paket sistem



manajemen Portage. Manajemen paket ini dirancang untuk modular (mudah ditambah-tambah), portabel (dapat di-port ke distro lain), mudah ditata, fleksibel, dan dioptimalkan untuk masing-masing komputer pengguna. (Fadillah, 2012)



2.7.6.



Slackware Slackware merupakan sistem operasi yang dibuat oleh Patrick Volkerding



dari Slackware Linux, Inc. Slackware merupakan salah satu distro awal, dan



merupakan yang tertua yang masih dikelola. Tujuan utama Slackware adalah stabilitas dan kemudahan desain, serta menjadi distribusi Linux yang paling mirip Unix. (Fadillah, 2012)



2.7.7.



Mandriva Linux Mandriva Linux yg sebelumnya bernama Mandrake Linux merupakan



suatu distribusi Linux yang diciptakan oleh Mandriva. Mandrake dapat dijadikan sebagai client yang handal, apabila Redhat direkomendasikan sebagai server. Tujuan awal dari diciptakannya Mandrake Linux adalah untuk mempermudah penggunanya dalam melakukan installasi dan penggunaan Linux itu sendiri. Sebelum keluarnya Corel Linux, Mandrake merupakan distribusi Linux yang paling familiar. (Fadillah, 2012)



2.7.8.



OpenSUSE OpenSUSE adalah distro Linux versi komunitas yang didukung dan



disponsori oleh novell. OpenSUSE merupakan distro Linux open source dan gratis yang menjadi dasar pengembangan bagi distro Linux komersil yang disediakan oleh Novell,SUSE Linuk Enterprice Server (SLES) dan SUSE Linux Enterprise Desktop (SLED). Salah satu keunggulan utama dari OpenSUSE dibandingkan distro Linux lainnya adalah kelengkapan pustaka dan berlimpahnya software yang disertakan. Bersama Red Hat, SUSE adalah distro Linux versi awal yang terus bertahan dan berkembang hingga sekarang. OpenSUSE adalah distro Linux yang free dan open source. OpenSUSE dapat digunakan secara bebas dan tanpa biaya. Feature yang sudah stabil dan sudah teruji pada OpenSUSE merupakan dasar dari software yang disertakan pada SLES dan SLED. (Fadillah, 2012)



2.7.9.



Linux Mint Linux Mint adalah sistem operasi berbasis Linux untuk PC. Inti dari



LinuxMint adalah Ubuntu, sehingga aplikasi yang dapat berjalan di Ubuntu, juga bisa berjalan pada LinuxMint. (Fadillah, 2012)



2.7.10. PCLinuxOS PCLinuxOS adalah satu sistem operasi open source. PCLinuxOS juga suatu distribusi. GNU/Linux, itu berdasar pada kernel Linux menggunakan GNU toolset. PCLinuxOS salah satu dari penyedia-penyedia dunia yang sedang naik bintang karena user-friendly pada desktop. (Fadillah, 2012)



2.7.11. Dam Small Linux Damn Small Linux (DSL) adalah salah satu distro/varian Linux mini. Paket DSL hanya memiliki size sebesar 50 MB, oleh karena itu paket ini disebut mini. DSL juga memungkinkan untuk diinstall di USB 128 MB. (Fadillah, 2012)



2.7.12. Kuliax Kuliax adalah sebuah distribusi Linux LiveCD yang dikembangkan oleh Kuliax Project untuk pendidikan di universitas. Distribusi ini berbasis Debian GNU/Linux dan Knoppix, serta telah dioptimasi ke arah penggunaan desktop Linux. (Fadillah, 2012)



2.7.13. Redhat Distribusi yang paling populer, minimal di Indonesia, Redhat merupakan distribusi pertama yang instalasi dan pengoperasiannya mudah. Redhat adalah contoh sukses sebuah perusahaan komersial yang berbasis pada FOSS. Untuk pengembangan dan kontribusi kepada komunitas Red Hatmen delegasikannya kepada Fedora Project. Redhat diakui sebagai Server tercepat dibandingkan dengan Linux Server lainnya. Selain sebagai Server tercepat, Redhat juga dapat digunakan sebagai client maupun sebagai PC desktop/PC stand alone. Redhat sudah beredar dengan versi 9.0 yang dapat menggunakan desktop Genome dan juga KDE. (Fadillah, 2012)



2.7.14. Winlinux WinLinux adalah distro yang dirancang untuk instalasi di atas partisi DOS (Windows). Untuk menjalankan WinLinux bisa klik dari Windows. WinLinux



dibuat seakan akan merupakan suatu program aplikasi under Windows. Masih banyak distro-distro lainnya yang telah tersedia maupun yang akan muncul. (Fadillah, 2012)



2.7.15. Caldera Open Linux Caldera OpenLinux adalah distribusi Linux mati yang diciptakan oleh perusahaan bekas Caldera Systems (sekarang.SCO.Group). Itu adalah awal bisnis distribusi berorientasi dan meramalkan arah perkembangan yang datang untuk kebanyakan distribusi lain dan komunitas Linux. Umumnya GrupSCO Inc adalah sebuah perusahaan perangkat lunak sebelumnya disebut Caldera Systems dan Kaldera Internasional. Setelah mendapatkan Santa Cruz Operation’s Server Software dan divisi Layanan, serta teknologi UnixWare dan OpenServer, perusahaan mengubah fokusnya untuk UNIX. Kemudian, Caldera berganti nama menjadi SCO dan kemudian ke Grup SCO untuk mencerminkan perubahan fokus. Perusahaan ini bagian dari Grup Canopy, tetapi menjadi independen di bulan Maret 2005, setelah penyelesaian gugatan antara keluarga Noorda dan ketua kelompok, Ralph Yarro, juga mantan CEO Grup Canopy. Sebagai bagian dari penyelesaian, Canopy mengalihkan seluruh sahamnya kepada Yarro. (Fadillah, 2012)



2.7.16. Fedora Fedora Project adalah sebuah komunitas yang sengaja dibentuk oleh Red Hat untuk memisahkan antara bisnisnya dan kontribusi dalam pengembangan Linux. Versi terbaru Fedora dirilis dua kali setahun. Fedora merupakan kombinasi terbaik dari software yang terpercaya dan paling baru yang pernah ada dalam dunia software bebas. (Fadillah, 2012)



2.7.17. Suse Distribusi



buatan



Jerman



ini



telah



dimiliki



oleh



Novell,



sebuah perusahaan yang cukup disegani di sekitar tahun 1990 dengan product Networking nya yang handal dan banyak dipakai. (Fadillah, 2012)



2.7.18. Corel Linux Corel Linux merupakan salah satu sistem operasi berbasis Linux yang dibuat oleh salah satu distribusi Linux, yaitu Debian. Corel Linux sama seperti Linux lainnya, mendukung sistem operasi sistem open source dibawah naunan GNU. Corel Linux dapat dibeli via internet dengan harga yang sangat terjangkau, jauh dari harga Linux OS lainnya. Corel Linux dapat langsung diinstal dengan atau tanpa sistem operasi yang lain. Corel Linux juga bisa diinstall pada partisi dan file sistem Windows, yang menjadikan Corel Linux seolah-olah adalah program aplikasi Windows. (Fadillah, 2012)



2.7.19. Turbo Linux Turbo Linux dibuat dari berbagai under Linux/UNIX. Turbo Linux mengkhususkan diri di bidang clustering komputer. Di China, Turbo Linux diadaptasi sebagai sistem komputer utama mereka, dan dimasyarakatkan dalam bahasa China kepada masyarakatnya guna menyaingi dominasi Microsoft. (Fadillah, 2012)



2.8.



DNS Server DNS merupakan kependekan dari Domain Name System. DNS adalah



sebuah sistem yang menerjemahkan alamat domain menjadi alamat IP. DNS Server adalah server yang dapat melayani permintaan dari client untuk mengetahui alamat yang digunakan oleh sebuah domain. Biasanya untuk menggunakan server DNS, pengguna harus memasukkan alamatnya dari server tersebut dalam pengaturan alamat IP di komputer. DNS Server bertugas sebagai sebuah database server yang menyimpan alamat IP yang digunakan untuk penamaan hostname. Contoh penerapannya adalah ketika pengguna mengetik google.com maka DNS Server akan menerjemahkan ke alamat IP dan menghubungkan ke google.com dan akhirnya tampil halaman dari Google pada layar pencarian. Kita mungkin kesulitan dan harus menghafal alamat IP untuk bisa mengakses situs yang diinginkan, apabila tidak ada DNS. Maka dari itu DNS server sangat diperlukan untuk membantu meringankan kesulitan tersebut. Kita tidak perlu



lagi menghafal angka-angka yang cukup sulit dihafalkan, melainkan kita hanya perlu menghafal nama domain-nya saja. DNS Server dalam implementasinya memerlukan program client yang dapat menghubungkan setiap komputer pengguna dengan DNS Server. Program ini dikenal dengan nama resolver, dimana resolver ini digunakan oleh program aplikasi yang terpasang di komputer pengguna, seperti web browser dan mail client. Berikut merupakan gambaran proses yang dilalui untuk memperoleh alamat host dari nama domain. (Niko, 2014) a.



Mencari alamat host pada file HOSTS, bila ada maka diberikan alamatnya dan proses selesai



b.



Mencari pada data cache yang dibuat oleh resolver untuk menyimpan hasil permintaan sebelumnya, bila ada maka disimpan dalam data cache kemudian hasilnya diberikan dan proses selesai.



c.



Mencari pada alamat DNS Server pertama yang telah ditentukan oleh pengguna. DNS Server yang ditunjuk akan mencari nama domain pada cache-nya. Apabila tidak ditemukan, pencarian dilakukan dengan melihat file database domain (zones) yang dimiliki oleh server. Apabila masih tidak ditemukan, server ini akan menghubungi server DNS lain yang sudah dikaitkan dengan server ini. Jika ditemukan maka disimpan ke dalam cache dan hasilnya akan diberikan.



2.9.



DHCP Server DHCP merupakan kependekan dari Dynamic Host Configuration Protocol



adalah layanan yang secara otomatos memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP Server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP client. DHCP Server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat menyewakan alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.



Tugas dari DHCP yaitu memberikan alamat IP secara otomatis ke client. IP yang diberikan berasal dari IP Server. Jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP, untuk memberikan konfigurasi terkait pengalamatan komputer atau host harus dilakukan secara manual. Pihak administrator pun harus melakukannya hingga ratusan kali, apabila terdapat ratusan host yang tergabung dalam jaringan lokal tersebut yang dimana hal tersebut tentunya sangat tidak efektif. Disinilah mengapa DHCP server diperlukan. Pemberian alamat IP untuk setiap komputer tidak perlu lagi dilakukan secara manual, karena sudah ada sistem yang memegang tanggung jawab tersebut. Beban dari pihak administrator dapat berkurang karena hanya perlu satu kali melakukan setting di komputer yang menjalankan service DHCP (Immersa, 2018). Cara kerja dari DHCP server adalah sebagai berikut. 2.9.1



IP Least Request IP Least Request merupakan proses saat client meminta nomor IP ke



Server (broadcast mencari DHCP Server). Setelah ditemukan, client akan meminta alamat IP pada DHCP Server yang ada. (Immersa, 2018)



2.9.2



IP Least Offer DHCP Server mendengar broadcast dari client yang baru terhubung dalam



jaringan sebelumnya. Kemudian DHCP Server memberikan penawaran terhadap client tersebut berupa alamat IP. (Immersa, 2018)



2.9.3



IP Lease Selection Setelah diberi penawaran oleh DHCP Server, client yang melakukan



permintaan sebelumnya menyetujui penawaran yang diberikan oleh DHCP Server, kemudian client memberikan pesan kepada DHCP Server yang isinya meminta agar DHCP Server meminjamkan salah satu alamat IP yang tersedia dalam DHCP-pool yang dimilikinya. (Immersa, 2018)



2.9.4



IP Lease Acknowledge DHCP Server memberikan jawaban atas pesan tersebut berupa konfirmasi



nomor IP dan informasi lain kepada client dengan sebuah acknowledgement. Setelah server memberikan nomor IP, maka server meminjamkan nomor IP yang ada ke DHCP client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. (Immersa, 2018)



2.9.5



Lease Period Pemakaian DHCP client tersebut dinyatakan selesai, nomor IP tersebut



dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada client yang membutuhkan. (Immersa, 2018)



BAB III METODOLOGI PENELITIAN



Bab III merupakan salah satu bagian dari makalah Pratikum Jaringan Komputer yang membahas mengenai membahas tentang tempat dan waktu penelitian, sumber data laporan serta observasi. 3.1



Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dilaksanakan praktikum Jaringan Komputer adalah pada



lingkungan Universitas Udayana, Fakultas Teknik, Program Studi Teknologi Informasi. Waktu penelitian praktikum Jaringan Komputer ini dilaksanakan bimbingan setiap minggunya didampingi oleh asisten dosen dalam penelitian dan pelaksanaan praktikum Jaringan Komputer ini.



3.2



Sumber Data Sumber data yang digunakan pada laporan praktikum jaringan komputer



ini berupa sebuah data baru yang dibuat sendiri (sumber data primer) dan sumber data yang diperoleh dari data yang sudah ada (sumber data sekunder), data yang dikumpulkan dalam laporan praktikum jaringan komputer ini berasal dari berbagai sumber yaitu sebagai berikut. 3.2.1



Data Primer Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung oleh



penyusun yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya. Data primer dari praktikum Jaringan Komputer yang telah dilakukan ini bersumber dari hasil observasi dan diskusi yang telah dilakukan serta ilmu yang telah didapat pada semester 2 mengenai Konsep Jaringan Komputer.



3.2.2



Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari sumber yang sudah



ada atau bukan langsung dilakukan oleh penysun. Data sekunder dari praktikum Jaringan Komputer yang telah dilakukan ini bersumber dari referensi di internet berupa artikel, jurnal, ebook dan lain-lain.



3.3



Observasi Observasi dilakukan dalam perancangan laporan praktikum jaringan



komputer untuk mengetahui manfaat dari praktikum jaringan komputer. Observasi mencangkup pengalamatan jaringan, pengkabelan, proses routing serta melakukan instalasi distro CentOS Linux yang digunakan untuk melakukan routing DHCP Server dan DNS Server.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



Bab IV berisikan hasil dan pembahasan dari praktikum yang telah dilaksanakan. Isi hasil dan pembahasan akan dipaparkan pada sub bab sebagai berikut. 4.1



Pengalamatan Jaringan Modul I merupakan modul yang berisikan pembahasan mengenai



pengalamatan jaringan yang terdiri dari IP addressing versi empat beserta pembagian kelas, subnetting, dan konfigurasi IP pada jaringan Local Area Network. Percobaan praktikum pada Modul I adalah penentuan pembagian IP address pada masing-masing network beserta network address, first usable address, last usable address dan broadcast address dengan metode VLSM pada jaringan komputer suatu perusahaan yang memiliki lima divisi, yaitu front office, sales and marketing, human resource, room division, dan engineering dengan IP license yaitu 192.168.7.0/24. Rincian komputer pada masing-masing divisi pada perusahaan adalah divisi front office dengan empat host, divisi sales and marketing dengan 45 host, divisi human resource dengan 20 host, divisi room division dengan 70 host, dan engineering dengan 12 host. Langkah-langkah dalam melakukan perhitungan pengalamatan IP dalam suatu jaringan adalah sebagai berikut. a.



Menganalisis kebutuhan host dalam suatu jaringan sesuai dengan permintaan dan perlu menambahkan satu host sebagai gateway untuk masing-masing divisi. Perhitungan host berdasarkan masing-masing divisi dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.



Tabel 4.1 Perhitungan Host Divisi Departemen Front Office Sales and Marketing Human Resource Room Division Engineering



Jumlah Host 4 PC 45 PC 20 PC 70 PC 12 PC



Tabel 4.1 merupakan tabel yang memaparkan mengenai perhitungan host pada divisi front office, sales and marketing, human resource, room division, dan engineering . b.



Hitung IP address mulai dari divisi yang memiliki kebutuhan host paling banyak.



c.



Mencari pre-mask yang menghasilkan jumlah host valid paling mendekati sesuai dengan jumlah host yang dibutuhkan. Adapun panduan yang dapat digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.



Tabel 4.2 Tabel Subnetmask Subnetmask Desimal



Subnetmask Biner



255.255.255.0



11111111.11111111.11111111.0000000 0 11111111.11111111.11111111.1000000 0 11111111.11111111.11111111.1100000 0 11111111.11111111.11111111.1110000 0 11111111.11111111.11111111.1111000 0 11111111.11111111.11111111.1111100 0 11111111.11111111.11111111.1111110 0



255.255.255.12 8 255.255.255.19 2 255.255.255.22 4 255.255.255.24 0 255.255.255.24 8 255.255.255.25 2



Pre Mas k /24



Jumla h Host Valid 254



/25



126



/26



62



/27



30



/28



14



/29



6



/30



2



Tabel 4.2 merupakan tabel yang memaparkan panduan mengenai perhitungan subnet mask desimal, subnet mask biner, pre-mask, dan jumlah host valid.



d.



Mendapatkan IP network address divisi yang paling pertama dicari dengan menggunakan IP license dan pre-mask yang sudah didapat. Network address divisi didapat dengan menambahkan +1 pada broadcast address divisi sebelumnya.



e.



Mencari IP broadcast dapat dilakukan dengan mengurangkan nilai subnet mask maksimal (/32) dengan subnet mask sesuai dengan pre-mask sebelumnya dan menambahkan dengan IP network divisi tersebut.



f.



Rentang nilai antara IP network dan IP broadcast merupakan range IP yang dapat digunakan oleh user dimana tepat setelah IP address merupakan alamat IP pertama yang dapat dipakai oleh user dalam divisi tersebut dan tepat sebelum IP broadcast merupakan IP terakhir yang dapat digunakan.



Berikut ini merupakan rician dari masing-masing pengalamatan jaringan pada setiap divisi yaitu front office, sales and marketing, human resource, room division, dan engineering. Untuk menunjang kinerjanya, masing-masing memiliki komputer. 4.1.1.



Room Division Room division memiliki komputer dengan rincian 70 host. Batasan host



maksimal dalam jaringan yang bisa digunakan dalam room division adalah 128 host, dimana dua host digunakan untuk network dan broadcast dan satu host lain digunakan sebagai gateway penghubung ke router. Jadi, jumlah host valid yang digunakan diluar network dan broadcast dan satu host lain digunakan sebagai gateway adalah sebanyak 126 host. Room division mempunyai network address 192.168.7.0/25 dan mempunyai broadcast address 192.168.7.127. First usable address dari room division menggunakan IP address yaitu 192.168.7.1 sedangkan last usable address yaitu 192.168.7.126. Room division menggunakan subnet mask yaitu 255.255.255.128.



4.1.2.



Divisi Sales and Marketing Divisi Sales and Marketing memiliki komputer dengan rincian 45 host.



Batasan host maksimal dalam jaringan yang bisa digunakan dalam divisi sales and marketing adalah 64 host, dimana dua host digunakan untuk network dan broadcast dan satu host lain digunakan sebagai gateway penghubung ke router. Jadi, jumlah host valid yang digunakan diluar network dan broadcast dan satu host lain



digunakan sebagai gateway adalah sebanyak 62 host. Divisi Sales and Marketing mempunyai network address 192.168.7.128/26 dan mempunyai broadcast address 192.168.7.191. First usable address dari divisi sales and marketing menggunakan IP address yaitu 192.168.7.129 sedangkan last usable address yaitu 192.168.7.190. Divisi sales and marketing menggunakan subnet mask yaitu 255.255.255.192.



4.1.3.



Divisi Human Resource Divisi Human Resource memiliki komputer dengan rincian 20 host.



Batasan host maksimal dalam jaringan yang bisa digunakan dalam divisi human resource adalah 32 host, dimana dua host digunakan untuk network dan broadcast dan satu host lain digunakan sebagai gateway penghubung ke router. Jadi, jumlah host valid yang digunakan diluar network dan broadcast dan satu host lain digunakan sebagai gateway adalah sebanyak 30 host. Divisi human resource mempunyai network address 192.168.7.192/27 dan mempunyai broadcast address 192.168.7.223. First usable address dari divisi human resource menggunakan IP address yaitu 192.168.7.193 sedangkan last usable address yaitu 192.168.7.222. Divisi human resource menggunakan subnet mask yaitu 255.255.255.224.



4.1.4.



Divisi Engineering Divisi Engineering memiliki komputer dengan rincian 12 host. Batasan



host maksimal dalam jaringan yang bisa digunakan dalam divisi engineering adalah 16 host, dimana dua host digunakan untuk network dan broadcast dan satu host lain digunakan sebagai gateway penghubung ke router. Jadi, jumlah host valid yang digunakan diluar network dan broadcast dan satu host lain digunakan sebagai gateway adalah sebanyak 14 host. Divisi engineering mempunyai network address 192.168.7.224/28 dan mempunyai broadcast address 192.168.7.239. First usable address dari divisi engineering menggunakan IP address yaitu 192.168.7.225 sedangkan last usable address yaitu 192.168.7.238. Divisi engineering menggunakan subnet mask yaitu 255.255.255.240.



4.1.5.



Divisi Front Office Divisi front office memiliki komputer dengan rincian 4 host. Batasan host



maksimal dalam jaringan yang bisa digunakan dalam divisi front office adalah 8 host, dimana dua host digunakan untuk network dan broadcast dan satu host lain digunakan sebagai gateway penghubung ke router. Jadi, jumlah host valid yang digunakan diluar network dan broadcast dan satu host lain digunakan sebagai gateway adalah sebanyak 6 host. Divisi front office mempunyai network address 192.168.7.240/29 dan mempunyai broadcast address 192.168.7.247. First usable address dari divisi front office menggunakan IP address yaitu 192.168.7.241 sedangkan last usable address yaitu 192.168.7.246. Divisi front office menggunakan subnet mask yaitu 255.255.255.248.



4.1.6.



Skema Solusi Pembagian IP Skema solusi merupakan gambaran hasil akhir mengenai solusi pembagian



IP address untuk masing-masing divisi. Sebelum penjabaran skema solusi, perincian mengenai subnet address, host, first usable address, last usable address dan broadcast dari keempat divisi sebagai berikut. Tabel 4.3 Rincian Masing-masing Divisi Divisi



Subnet Address



Host



Room Division Sales and Marketing Human Resource Engineering



192.168.7.0 /25 192.168.7.1 28/26 192.168.1.1 92/27 192.168.7.2 24/28 192.168.7.2 40/29



128



Front Office



62 32 16 8



First Usable Address 192.168.7. 1 192.168.7. 129 192.168.7.1 93 192.168.7.2 25 192.168.7.2 41



Last Usable Adress 192.168.7. 126 192.168.7. 190 192.168.7.2 22 192.168.7.2 38 192.168.7.2 46



Broadcast 192.168.7. 127 192.168.7. 191 192.168.7. 223 192.168.7. 239 192.168.7. 247



Tabel 4.3 merupakan tabel yang berisikan rincian dari masing-masing divisi. Rincian dari masing-masing divisi meliputi nilai Subnet Address, Host, First Usable Address, Last Usable Address dan Broadcast. Skema pembagian IP Address di masing-masing network dapat dilihat pada Gambar 4.1.



Gambar 4.1 Skema Pembagian IP Address pada Masing-masing Network



Gambar 4.1 merupakan skema solusi dari pembagian IP address pada masing-masing network beserta network address, first usable address, last usable address, dan broadcast address dengan metode VLSM pada kelima divisi, yaitu room division, divisi sales and marketing, divisi human resource, divisi engineering, divisi front office.



4.1.7.



Hasil Pengujian Pengujian rangkaian merupakan suatu hal yang dilakukan untuk



membuktikan bahwa rangkaian telah tersambung dari masing-masing divisi. Pengujian rangkaian dapat dilakukan dengan menggunakan perintah ping pada command line. Hasil uji ping dari masing-masing divisi adalah sebagai berikut.



Gambar 4.2 Pengujian Ping dari PC Division Room ke Sales and Marketing



Gambar 4.2 merupakan hasil pengujian ping dari salah satu PC dari Division room ke pc divisi sales and marketing. Reply from 192.168.7.129 bytes=32 time