Laporan K3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Tentang Laporan Kunjungan Industri di PT. Gudang Garam Tbk Kediri



Disusun Oleh : Kelompok 4 1. Efi Rulli Guswati J. 2. Fitriah Nurul Hidayah



(10215009) (10215010)



PRODI SI-KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI 2016-2017



i



KATA PENGANTAR Puji dan syukur terhadap kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri (KI) di PT. Gudang Garam Tbk Kediri dapat terselesaikan dengan baik tanpa masalah yang berarti. Maksud serta tujuan dari adanya penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini adalah sebagai tugas serta untuk melengkapi persyaratan yang akan digunakan untuk nilai tambah K3. Kami sangat menyadari jika dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri (KI) tidak lepas dari dukungan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu pembuatan Laporan Kunjungan Industri ini. Akhirnya, penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini masih terdapat banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini.



Kediri, 14 Januari 2017



Penyusun



ii



DAFTAR ISI Halaman Judul..................................................................................................



i



Kata Pengantar .................................................................................................



ii



Daftar Isi...........................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..............................................................................



1



B. Rumusan Masalah .........................................................................



1



C. Tujuan............................................................................................



2



D. Manfaat..........................................................................................



2



BAB II DESKRIPSI INDUSTRI A. Definisi ..........................................................................................



3



B. Jenis perusahaan ............................................................................



3



C. Struktur organisasi.........................................................................



4



D. Alat dan bahan yang digunakan ....................................................



6



E. Proses kerja dan resiko yang ditimbulkan .....................................



7



F. Hasil limbah dan pengolahan hasil limbah ...................................



9



G. Faktor yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja .....



11



H. Masalah kesehatan para pekerja ....................................................



12



BAB III STRATEGI PENANGGULANGAN 1. Proses ...................................................................................................



13



2. Lingkungan ...........................................................................................



13



3. Manusia ................................................................................................



13



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................................



15



B. Saran ..............................................................................................



15



BAB V DAFTRAR PUSTAKA .....................................................................



16



DAFTAR GAMBAR ......................................................................................



17



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Gudang Garam Tbk merupakan salah satu industri rokok terkemuka di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Produk Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM). Bagi Anda para penikmat kretek sejati, komitmen kami adalah memberikan pengalaman tak tergantikan dalam menikmati kretek yang terbuat dari bahan pilihan berkualitas tinggi. Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie. Sebelum mendirikan perusahaan ini, di saat berumur sekitar dua puluh tahun, Ing Hwie mendapat tawaran bekerja dari pamannya di pabrik rokok Cap 93 yang merupakan salah satu pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada waktu itu. Berkat kerja keras dan kerajinannya dia mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi direktur di perusahaan tersebut. Pada tahun 1956 Ing Hwie meninggalkan Cap 93. Dia membeli tanah di Kediri dan memulai produksi rokok sendiri, diawali dengan rokok kretek dari kelobot dengan merek Inghwie. Setelah dua tahun berjalan Ing Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Pabrik Rokok Tjap Gudang Garam. PT Gudang Garam Tbk tidak mendistribusikan secara langsung melainkan melalui PT Surya Madistrindo lalu kepada pedagang eceran kemudian baru ke konsumen atau produsen. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses produksi di PT. Gudang Garam Tbk Kediri ? 2. Apa saja alat dan bahan di PT. Gudang Garam Tbk Kediri ? 3. Apa saja faktor-faktor yang mengalami kesehatan kerja di PT. Gudang Garam Tbk Kediri ? 4. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit akibat lingkungan kerja di PT. Gudang Garam Tbk Kediri ? 1



5. Bagaimana pengolahan limbah di PT. Gudang Garam Tbk Kediri ? 6. Apa saja strategi penanggulangan penyakit akibat lingkungan kerja di PT. Gudang Garam Tbk Kediri ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui proses produksi di PT. Gudang Garam Tbk Kediri 2. Untuk mengetahui alat dan bahan di PT. Gudang Garam Tbk Kediri 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mengalami kesehatan kerja di PT. Gudang Garam Tbk Kediri 4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit akibat lingkungan kerja di PT. Gudang Garam Tbk Kediri 5. Untuk mengetahui pengolahan limbah di PT. Gudang Garam Tbk Kediri 6. Untuk mengetahui strategi penanggulangan penyakit akibat lingkungan kerja di PT. Gudang Garam Tbk Kediri D. Manfaat 1. Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas pada dunia kerja 2. Melihat cara kerja, dan berbagai macam alat-alat produksi yang sudah cukup modern 3. Mendapat gambaran saat akan bekerja di industri atau ingin membuat sebuah industri



2



BAB II DESKRIPSI INDUSTRI A. DEFINISI Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok terkemuka di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Produk Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM). Bagi Anda para penikmat kretek sejati, komitmen kami adalah memberikan pengalaman tak tergantikan dalam menikmati kretek yang terbuat dari bahan pilihan berkualitas tinggi. PT Gudang Garam Tbk (IDX: GGRM) adalah sebuah merek/perusahaan produsen rokok populer asal Indonesia. Didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo, perusahaan rokok ini merupakan peringkat kelima tertua dan terbesar (setelah Djarum) dalam produksi rokok kretek. Perusahaan ini memiliki kompleks tembakau sebesar 514 are di Kediri, Jawa Timur. Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Jien Hwie atau Surya Wonowidjoyo. Sebelum mendirikan perusahaan ini, di saat berumur sekitar dua puluh tahun, Tjoa Jien Hwie mendapat tawaran bekerja dari pamannya di pabrik rokok Cap 93 yang merupakan salah satu pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada waktu itu. Berkat kerja keras dan kerajinannya dia mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi direktur di perusahaan tersebut. Pada tahun 1956 Tjoa Jien Hwie meninggalkan Cap 93. Dia memilih lokasi di jalan Semampir II/l, Kediri, di atas tanah seluas ± 1000 m2 milik Bapak Muradioso yang kemudian dibeli perusahaan, dan selanjutnya disebut Unit I ini, ia memulai industri rumah tangga memproduksi rokok sendiri, diawali dengan rokok kretek dari kelobot dengan merek Inghwie. Setelah dua tahun berjalan Ing Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Pabrik Rokok Tjap Gudang Garam. PT Gudang Garam Tbk tidak mendistribusikan secara langsung melainkan melalui PT Surya Madistrindo lalu kepada pedagang eceran kemudian baru ke konsumen. B. JENIS PERUSAHAAN PT. Gudang Garam Tbk Kediri termasuk jenis perushaan manufaktur di karenakan PT. Gudang Garam Tbk Kediri lebih mengutamakan produk utamanya yaitu rokok yang berkualitas baik, di banding mesti harus turun ke lapangan untuk menjual produknya. Karena Perusahaan ini mengubah input dasar menjadi produk jadi yang akan dijual kepada masing-masing pelanggan.



3



C. STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi yang dianut oleh PT Gudang Garam Tbk Kediri adalah struktur organisasi line/garis. a. Dewan Komisaris Dewan Komisaris adalah badan noneksekutif yang mewakili kepentingan seluruh pemegang saham dan berperan mengawasi manajemen perusahaan. Dewan Komisaris beranggotakan sedikitnya tiga orang, dimana salah seorang di antaranya diangkat sebagai Presiden Komisaris. Anggota Dewan Komisaris diangkat untuk masa jabatan lima tahun dan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Dewan Komisaris Gudang Garam. Anggota Dewan Komisaris PT Gudang Garam Tbk saat ini ada 4 orang, terdiri atas: 1. Juni Setiawati Wonowidjojo Menjabat Komisaris sejak tahun 1983, Juni diangkat menjadi Presiden Komisaris Perseroan pada bulan Juni 2009 hingga kini. 2. Yudiono Muktiwidjojo Menjabat Komisaris pada tahun 2001, Yudiono diangkat menjadi Komisaris Independen pada bulan Maret 2002. 3. Frank W. van Gelder Frank diangkat menjadi Komisaris Independen Perseroan pada bulan Maret 2002. Saat ini, pria yang pernah bekerja di Bank ABN AMRO selama 12 tahun ini adalah Managing Partner perusahaan konsultasi New Frontier Solutions Pte. Ltd. di Singapura. 4. Lucas Mulia Suhardja Menjabat Komisaris pada bulan Juni 2009, Lucas adalah seorang dokter umum yang sangat berpengalaman. Pria ini sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan Jakarta (1976 - 2009). b. Dewan Direksi Perusahaan dipimpin dan dikelola oleh Direksi yang beranggotakan sedikitnya tiga orang. Salah seorang di antaranya ditunjuk menjadi Presiden Direktur. Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan lima tahun dan disetujui Rapat Umum Pemegang Saham. Direksi tidak diperkenankan merangkap jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dengan perusahaan, kecuali atas persetujuan Dewan Komisaris



4



dan Rapat Umum Pemegang Saham. Anggota Direksi PT Gudang Garam Tbk saat ini ada 6 orang, terdiri atas: 1. Susilo Wonowidjojo Menjabat Presiden Direktur sejak bulan Juni 2009, Susilo sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur (1990 – 2009) yang menangani bidang pengadaan/pengelolaan bahan baku dan permesinan. 2. Heru Budiman Menjabat Direktur pada tahun 2000 setelah sebelumnya menjabat Sekretaris Perseroan (1996 – 2000). Kariernya di Gudang Garam berawal pada tahun 1990 di bidang Treasury dan Hubungan Investor. 3. Fajar Sumeru Menjabat Direktur Produksi pada tahun 2007, setelah sebelumnya menjabat Wakil Direktur urusan SKM (2005 - 2007). Kariernya di Gudang Garam berawal pada tahun 1987. 4. Herry Susianto Menjabat Direktur Keuangan pada tahun 2007. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Internal Audit (2002 – 2007) dan Kepala Divisi Akuntansi (2001 - 2002). Kariernya di Gudang Garam berawal di Divisi Akuntansi pada tahun 1983. 5. Buana Susilo Menjabat Direktur Teknik pada tahun 2008 dan menangani urusan desain peralatan, perencanaan proses, serta konfigurasi. Sebelumnya pernah menjabat Wakil Direktur Teknik (1991 – 2008). Kariernya di Gudang Garam berawal pada tahun 1981. 6. Istata Taswin Sidharta Beliau di angkat sebagai Direktur Perseroan pada tahun 2012. c. Komite Audit Komite Audit adalah komite independen yang anggotanya ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Tugas utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris memastikan berjalan dan terpeliharanya praktik tata kelola perusahaan serta pengawasan perusahaan yang memadai. d. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan bertugas memastikan agar Gudang Garam senantiasa mematuhi peraturan dan perundangan yang dikeluarkan oleh badan otoritas pasar modal. Tugas lainnya adalah memberi masukan kepada Direksi serta Dewan Komisaris mengenai permasalahan yang terkait dengan hal-hal yang disebutkan tadi serta memberikan 5



informasi yang dibutuhkan badan otoritas pasar modal dan para pemegang saham mengenai kinerja bisnis perusahaan. Informasi diberikan melalui publikasi laporan keuangan, pertemuan, serta paparan publik tahunan. e. Karyawan Salah satu keunikan yang dimiliki PT Gudang Garam Tbk dalam hal sumber daya manusia adalah kemampuan untuk menerapkan prinsip padat karya sekaligus prinsip padat modal secara bersama-sama. Di satu sisi untuk memproduksi rokok yang berkualitas tinggi, PT Gudang Garam Tbk dituntut untuk menggunakan mesin-mesin dan peralatan canggih yang membutuhkan banyak modal untuk pengadaanya. Namun di sisi lain perusahaan juga memiliki komitmen besar terhadap pemerdayaan sumber daya manusia. Hal ini terbukti dengan jumlah karyawan PT Gudang Garam Tbk yang mencapai lebih dari 41.000 karyawan yang tersebar di berbagai sektor pekerjaan.



D. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN a. Bahan yang diperlukan: 1. Tembakau Merupakan produk pertanian yang diproses dari daun tanaman genus Nicotiana. Dapat dikonsumsi atau digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok,tembakau kunyah, dan sebagainya. 2. Kertas Rokok (Cigaret) Terbuat dari selulose dan bisa menggunakan zat tambahan untuk menjaga warna putih untuk membentuk abu yang baik dan pembakaran yang baik. Kertas cigaret sangat tipis, nantinya kertas ini akan digunakan untuk membungkus tembakau menjadi sebatang rokok. 3. Gabus Rokok (Filter) Filter dalam rokok digunakan untuk mengurangi efek racun nikotin yang masuk ke dalam paru - paru seorang perokok. Asap rokok yang dihasilkan lebih baik. Filter yang lebih efektif untuk rokok dan tembakau diperlukan persyaratan-persyaratan untuk menurunkan tar, nikotin, dan beberapa zat volatile lain pada asap rokok atau tembakau. Modifikasi chitinchitosan pada rokok sangat bagus sebagai filter asap rokok. Penggunaan chitin dapat menyerap zat-zat phenolik, zat asam dan komponen organik lainnya pada asap rokok. 4. Saos Tembakau Saos dalam tembakau berfungsi untuk menambah citarasa dan aroma tertentu sebuah rokok, kini bahkan beberapa produsen saos tembakau telah menciptakan saos yang dapat membuat tembakau biasa berubah citarasa menjadi seperti rokok - rokok terkenal (Djarum, Gudang Garam, Dji Sam Soe dan bahkan juga bisa merubah rasa tembakau menjadi beraroma Mild). 6



b. Alat yang diperlukan: 1. Penggulung Rokok Penggulung rokok biasanya terbuat dari kayu. Kayu terbaik yang dapat digunakan untuk membuat penggulung rokok adalah kayu pohon nangka. Namun kini, telah tersedia penggulung rokok yang terbuat dari bahan dasar plastik. 2. Lem Kertas Lem kertas yang digunakan untuk membuat rokok adalah lem padat dengan kemasan mirip sebuah lipstik. E.



PROSES KERJA DAN RESIKO YANG DITIMBULKAN Berikut adalah tahapan pengolahan tembakau secara berurutan dalam proses primary : 1. Slicing (mengiris) : Dalam proses ini kubus tembakau kering hasil press dari supplier tembakau yang menggunakan mekanisme guillotine (macam alat penggal jadul). Pemotongan ini bisa dilakukan searah ataupun tegak lurus lapisan daun tembakau dari hasil pengamatan hasil produksi metode slicing tegak lurus menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik dari pada metode horizontal. Proses Slicing harus dilakukan dengan kecepatan makan (feed rate) dan (width) besar potong yang konstan untuk menjaga hasil agar sesuai standar proses. Kemungkinan kecil tidak terdapat resiko pada saat proses pemotongan tembakau. Karena pemotongannya masih menggunakan alat yang sederhana. 2. Conditioning (pendinginan) : Dalam proses ini tembakau hasil slicing dikondisikan dengan mengatur temperatur tembakau dan kelembaban tembakau. Dalam proses ini potongan hasil slicing akan diurai lebih lanjut menggunakan mekanisme silinder berputar di dalam silinder tersebut biasanya terdapat garpu pengurai yang membantu proses penguraian. Pengaturan kelembaban dan temperature tembakau dilakukan dengan menyemprotkan steam secara langsung / tak langsung ke tembakau yang masuk Conditioing Cylinder dan bersamaan dengan itu juga ditambahkan air untuk memberikan kelembaban pada tembakau agar tidak mudah hancur karena kering. Setiap jenis tembakau mempunyai karakter fisik yang berbeda sehingga perlakuan terhadap setiap jenis tembakau dalam proses conditioning juga harus berbeda. Jenis jenis tembakau seperti tembakau Virginia, Burley, Madura, Lombok, Oriental, Jawa, dan lain lain memiliki cara conditioning yang berbeda beda, kalau dilakukan dengan metode yang salah bisa bisa malah merusak tembakau. Apabila pekerja lalai dan tidak berhati-hati dalam melakukan proses penguraian tembakau. Bisa terjadi resiko kecelakaan yaitu tangan pekerja terkena garpu pengurai. Dan hal tersebut sangat berbahaya.



7



3. Casing : Biasanya proses casing dilakukan bersamaan dengan proses conditioning dalam mesin DCCC (Direct Conditioning and Casing Cylinder). Namun dapat juga dilakukan secara terpisah terutama jika casing yang digunakan berbahan dasar molase yang mempunyai kekentalan (viskositas) tinggi. Proses casing membutuhkan tangki casing dan Dosing system. Tangki Casing harus mempunyai system pemanasan dan pengadukan agar casing tetap homogen selama proses. Dosing system secara otomatis akan melakukan pengukuran rasio casing yang harus di “dose” terhadap tembakau. FM Classification (foreign material classificarion / deteksi benda asing dalam tembaku). Meskipun didalam tembakau terdapat berbagai macam benda asing seperti debu, kayu, kertas, serat dan lain lain namun yang paling berbahaya dan diutamakan untuk di hilangkan adalah benda asing dengan material dari logam. Karena jika benda asing ini sampai lolos ke proses berikutnya dapat merusak alat atau mesin yang dilewatinya. Berbagai metode yang dapat dilakukan adalah : Detektor logam, Pengayakan menggunakan Mesh stainless steel, penyortiran menggunakan optical system, dan Airlift system. Apabila pekerja tidak memakai alat pelindung diri (APD), masker. Secara langsung pekerja akan menghirup benda asing seperti debu, serat, dan uap. Sehingga akan mengakibatkan pekerja mengalami berbagai macam penyakit. Salah satunya yaitu penyakit saluran pernafasan (ISPA), penyakit rongga mulut dan gigi. 4. Cutting (pemotongan) : Cutting adalah proses paling kritikal dari semua proses lamina atau stem, Kualitas hasil potong akan secara langsung mempengaruhi karakteristik produk akhir. Mekanisme proses cutting menggunakan drum pisau yang berputar dengan kecepatan tertentu yang memiliki korelasi dengan kecepatan feeding material cutting. Kualitas hasil potong dapat dipertahankan dengan melakukan perawatan dan penggantian spare part mesin cutting secara berkala. Kebersihan dan perawatan harian mesin juga tidak kalah penting dalam menunjang proses. Biasanya pabrik rokok memiliki lebih dari 1 mesin cutter untuk back up. Resiko yang ditimbulkan yaitu sama dengan pada saat proses penguraian tembakau. Karena terdapat pisau didalam drum yang berbutar dengan cepat. Apabila pekerja lalai kemungkinan tangan pekerja akan masuk di dalam drum pisau tersebut. Sehingga sangat merugikan untuk diri sendiri maupun perusahaan. Expansion & Drying (ekspansi dan pengeringan). Setelah melalui proses cutting re Content tembakau masih sangat tinggi bisa mencapai 25-30%, maka tembakau harus di keringkan. Proses pengeringan dilakukan di dalam mesin dreyer bersamaan dengan proses ekspansi. Proses ekspansi bertujuan agar volume tembakau pada saat dikeringkan tidak menyusut bahkan bertambah hingga 0,3- 0,8 %. Proses ini penting untuk mendapatkan tembakau yang memiliki kadar air sesuai standar proses dan juga meningkatkan filling power tembakau. 8



5. Flavour (rasa) : Ini adalah proses terakhir dari primary process, Larutan flavour berbahan dasar Alcohol ( Alcohol based ). Flavour di semprotkan pada tembakau di dalam mesin Flavour Cylinder. Proses penyemprotan hampir sama dengan DCCC hanya saja tidak control pada temperature dan Moisture content. Dengan menggunakan automatic flavour system proses penyemprotan dilakukan dengan hasil yang sangat homogen. Dosis dari Flavour VS Tobacco harus konstan dan merata agar stabilitas rasa produk rokok selalu terjaga. (karena rasa adalah segalanya). Apabila pegawai tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker. Hal tersebut akan sangat berbahaya dalam kesehatan pegawai. Karena pegawai akan menghirup bahan kimia dalam proses penyemprotan tembakau. Sehingga , zat tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru.



6. Storage (penyimpanan) : Ada bermacam macam metode storage yang digunakan oleh pabrik rokok. Ada yang menggunakan Blending Silo (untuk continue process) ada pula yang menggunakan Bag /karung dan Tobacco Bin kotak penyimpanan tembakau. Proses storage ini sangat penting karena proses homogenisasi juga berlangsung selama masa tinggal tembakau di dalam storage. Proses homogenisasi ini terjadi karena sifat higroskopik tembakau sehingga tembakau yang kurang atau berlebihan mendapatkan dosing Flavour akan mencari keseimbangan (equilibrium) dengan cara memberikan atau mengambil Flavour dari tembakau yang saling kontak permukaan. Apabila tempat penyimpanan rokok susah untuk dijangkau pegawai. Resiko yang terjadi yaitu pegawai akan terjatuh pada saat pengambilan barang. F. HASIL LIMBAH DAN PENGOLAHAN HASIL LIMBAH a. Hasil limbah PT. Gudang Garam Tbk menghasilkan hasil limbah cair rokok. b. Pengolahan hasil limbah cair rokok Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan: 1. Pengolahan secara fisika 2. Pengolahan secara kimia 3. Pengolahan secara biologi 9



Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.



1. PENGOLAHAN SECARA FISIKA Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.  Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa.  Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut. Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal. 2. PENGOLAHAN SECARA KIMIA Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi. Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5). Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan sianida pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan klor (Cl2), kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogen peroksida. Pada dasarnya kita dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia, akan tetapi biaya pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.



10



3. PENGOLAHAN SECARA BIOLOGI Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya. Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: 1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor); 2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor). Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan. Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja. Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain: 1. Trickling filter 2. Cakram biologi 3. Filter terendam 4. Reaktor fludisasi Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80% 90%. Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis: 1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen. 2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen. G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 1. Faktor Fisik Potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja seperti terpapar suhu yang ekstrim (panas atau dingin), kebisingan intensitas tinggi, intensitas peneragan yang kurang memadai dan radiasi. Bahaya fisik yang mempengaruhi kesehatan yaitu terdiri dari iklim kerja perpaduan antara suhu



11



udara, kelembaban, kecepatan gerakan udara, panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya. 2. Faktor Kimia Berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalaam proses produksi. Potensi dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenaga kerja melalui inhalasi (menghirup), dengan bernapas melalui mulut atau hidung, zat beracun dapat masuk ke dalam paru-paru. Ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), bahan kimia dapat memasuki tubuh jika makan-makanan yang terkontaminasi, makan dengan tangan yang terkontaminasi atau makan di lingkungan yang terkontaminasi. Zat di udara juga dapat tertelan saat dihirup, karena bercampur dengan lendir dari mulut, hidung atau tenggorokan. Zat beracun mengikuti rute yang sama sebagai makanan bergerak melalui usus menuju perut. Skin contact (melalui



kulit), beberapa di antaranya adalah zat melewati kulit dan masuk ke pembuluh darah, biasanya melalui tangan dan wajah. Kadang-kadang, zat-zat juga masuk melalui luka dan lecet atau suntikan (misalnya kecelakaan medis). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya berasal dari debu, gas, uap, asap, dan daya racun bahan (toksisitas). 3. Faktor Ergonomik Dapat menimbulkan faktor gangguan kesehatan akibat ketidak sesuaian dalam bekerja. Seperti posisi bangku kerja yang tidak sesuai, pekerjaan berulang-ulang, dan jam kerja yang lama. H. MASALAH KESEHATAN PARA PEKERJA Pekerja di pabrik rokok tersebut berpotensi terkena toksin nikotin rokok karena intensif berhubungan dengan tembakau hampir setiap hari. Debu tembakau dalam proses pemilahan dan pemotongan tembakau dapat menganggu kesehatan. Sehingga mengakibatkan Penyakit Saluran Pernafasan (ISPA), penyakit jantung, penyakit kulit dan jaringan bawah kulit, gangguan telinga, hidung dan tenggorokan (THT), penyakit mata dan penyakit rongga mulut dan gigi, diare akut dan grastritis, gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker laring, kanker esofagus, bronchitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan pada ibu hamil dan cacat janin. Hal tersebut karena keadaan para pekerja hampir sama dengan perokok pasis yang harus menghisap aroma tembakau setiap saat.



12



BAB III STRATEGI PENANGGULANGAN 1.



Proses Salah satu untuk mencegah dampak negatif pada pekerja rokok adalah dengan menggunakan Alat Pelindungan Diri (APD) seperti masker dan pelindung kepala. Selama ini penggunaan APD masker dan pelindung kepala di pabrik rokok sangatlah kurang karena pekerja mengejar target pekerjaan daripada kesehatan dalam bekerja. Alat Perlindungan Diri (APD) yang sebaiknya digunakan pekerja dalam mencegah penyakit sesak atau asma di perusahaan rokok adalah penggunaan masker yang menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu dan rambut pada wajah (jenggot) untuk mencegah terjadinya penularan penyakit infeksi melalui saluran pernafasan. Penggunaan masker yang benar dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memakai masker, memakai masker harus benarbenar menutupi hidung, mulut dan dagu, hindari menyentuh masker terlalu sering setelah dipasang pada wajah karena akan mengurangi perlindungan. Jika melakukannya cuci tangan setelah menyentuh masker, saat melepaskan masker hindari menyentuh bagian luar masker karena bagian ini kemungkinan banyak kuman, dan segera ganti masker jika masker rusak atau kotor. Sedangkan pelindung kepala digunakan apabila rambut pekerja yang rontok tidak jatuh dibahan pembuatan rokok tersebut. Selalu berhati-hati dan tidak lalai dalam melakukan suatu pekerjaan agar tidak terjadi kecelakaan dan bahaya ditimbulkan.



2.



Lingkungan Guna mengantisipasi dampak negatif yang mungkin terjadi di lingkungan kerja akibat bahaya faktor kimia maka perlu dilakukan pengendalian lingkungan kerja hingga kadar bahan-bahan kimia di udara lingkungan kerja tidak melampaui nilai ambang batas (NAB).



3.



Manusia a. Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah usaha atau tindakan para pekerja agar tidak terpajan zat-zat yang berbahaya. Usaha tersebut antara lain : 1. Membuat undang-undang dan peraturan menyangkut penyakit akibat kerja 2. Memodifikasi alat industri 3. Subsitusi. Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang membahayakan dengan bahan yang tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya. 4. Ventilasi 5. Baik secara umum maupun secara lokal yaitu dengan udara bersih yang dialirkan ke ruang kerja denga menghisap udara keluar ruangan 6. Alat Pelindung Diri. Alat ini dapat berbentuk pakaian, topi, pelindung kepala, sarung tangan, sepatu yang dilapisi baja bagian depan untuk menahan beban yang berat, masker khusus untuk melindungi pernafasan terhadap debu atau gas berbahaya, kaca mata khusus dsb 7. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja. Hal ini meliputi pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan pemeriksaan secara berkala untuk mencari faktor penyebab yang menimbulkan gangguan maupun kelalaian kesehatan terhadap tenaga kerja. 13



8. Latihan dan informasi sebelum bekerja 9. Agar pekerja mengetahui dan berhati-hati terhadap berbagai kemungkinan adanya bahaya 10. Pendidikan dan penyuluhan tentang K3, direncanakan secara teratur b. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder diperlukan untuk mendeteksi dini penyakit akibat kerja. Pencegahan sekunder antara lain biasa dilakukan seperti : 1. Penyuluhan 2. Identifikasi zat berbahaya 3. Pemeriksan kesehatan berkala 4. Surveilans penyakit akibat kerja c. Pencegahan Tersier Yaitu untuk mencegah terjadi kecacatan pada pekerja yang sudah terkena penyakit akibat kerja. Hal ini bisa dilakukan antara lain sebagai berikut : 1. Mengistirahatkan pekerja 2. Melakukan pemindahan pekerja dari tempat terpajan 3. Melakukan pemeriksaan berkala untuk evaluasi penyakit d. Kebijakan 1. Memastikan semua peraturan perundang-undangan tentang keselamatan dan kesehatan kerja ditegakkan secara konsisten oleh semua pihak 2. Memastikan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi nilai utama pada setiap penyelanggaraan kegiatan 3. Memastikan setiap orang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja masing-masing orang yang terkait dan orang yang berada di sekitarnya 4. Memastikan semua potensi bahaya di setiap tahapan pekerjaan baik terkait dengan tempat, alat, maupun proses kerja telah diidentifikasi, dianalis, dan dikendalikan secara efesien dan efektif guna mencegah kecelakaan dan sakit akibat kerja 5. Memastikan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja guna mengeliminasi, mengurangi dan menghindari risiko kecelakaan dan sakit akibat kerja 6. Memastikan peningkatan kapasitas keselamatan dan kesehatan kerja para pejabat dan pegawai sehingga berkompeten menerapkan SMK3 di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum 7. Memastikan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja ini disosialisasikan dan diterapkan oleh para pejabat, pegawai dan mitra kerja Departemen Pekerjaan Umum



14



BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN PT Gudang Garam Tbk merupakan salah satu industri rokok terkemuka di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Produk Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM). PT. Gudang Garam Tbk Kediri termasuk jenis perushaan manufaktur di karenakan lebih mengutamakan produk utamanya yaitu rokok yang berkualitas baik, di banding mesti harus turun ke lapangan untuk menjual produknya. Bahan yang digunakan untuk membuat rokok yaitu tembakau, kertas rokok (cigaret), gabus rokok (filter), dan saos tembakau. Sedangkan alat yang diperlukan yaitu penggulung rokok dan lem kertas. PT Gudang Garam Tbk Kediri menghasilkan limbah cair rokok. Mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair. Teknikteknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan yaitu pengolahan secara fisika, pengolahan secara kimia dan pengolahan secara biologi. Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi. PT. Gudang Garam Tbk mempunyai struktur organisasi dan menajemen yang baik, sehingga akan memperkecil kekurangan yang dimiliki oleh suatu perusahaan sehingga optimasi kerja dan kualitas SDM dari perusahaan tersebut dapat meningkat. B. SARAN Perusahaan sebaiknya meneliti terlebih dahulu tipe-tipe organisasi yang cocok untuk perusahaanya. Hal ini perlu dilakukan supaya suatu perusaan dapat meminimalisasi kekurangan dari tipe-tipe atau struktur organisasi yang dianutnya. Sehingga tingkat kinerja perusahaan tetap optimal dan agar produktivitas perusahaan berjalan dengan efektif dan efesien. Dan perusahaan juga harus memperhatikan kesehatan para pekerjanya. Agar tidak terjadi masalah kesehatan ataupun kecelakaan kerja dalam bekerja.



15



BAB V DAFTAR PUSTAKA Buku: Setiawan, Heri. 2013. Pengantar Ilmu Administrasi. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.



Dari Internet: www.gudanggaramtbk.com/ (diakses tanggal 7 Juni 2013) www.google.com/ (diakses tanggal 7 dan 8 Juni 2013) http://wendygipn.wordpress.com/2012/10/11/rangkuman-pengantar-ilmu-administrasibab-6-ulbert-silalahi/ (diakses tanggal 7 Juni 2013) http://id.wikipedia.org/wiki/Gudang_Garam (diakses tanggal 7 Juni 2013) http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2108177-unsur-unsuradministrasi/ (diakses tanggal 8 Juni 2013)



16



DAFTAR GAMBAR



17