Laporan K3LL APAR Dan Hydrant [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS K3LL LAPORAN KEADAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DAN HYDRANT DI GEDUNG JURUSAN TEKNIK GEOLOGI DAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL



Disusun oleh : Ilham Faturohman



111.160.071



Fahreza Putra



111.160.081



Pradipta Nurlistyo P



111.160.089



Reza Nurdiansyah



111.160.098



MATA KULIAH K3LL PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2019



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang APAR (Alat Pemadam Api Ringan) atau fire extinguisher adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Tipe APAR yang paling umum adalah Karbon Dioksida (CO2) dan Dry Chemical Powder (Serbuk Kimia Kering). Tipe alat pemadam kebakaran tersebut diperuntukkan untuk kelas kebakaran B dan C, yaitu: kebakaran pada bahan cair dan listrik. Khusus APAR tipe Dry Chemical Powder, juga dapat diperuntukan pada kelas A, yaitu kebakaran pada kayu, kertas, kain, plastik, dan lain-lain. Sedangkan, sistem hydrant adalah sebuah sistem proteksi kebakaran pada gedung yang menggunakan air bertekanan sebagai medianya. Sistem ini biasanya digunakan untuk memadamkan kebakaran skala besar. Dalam sistem ini terdapat berbagai macam komponen utama yang mendukung bekerjanya hydrant. Antara lain tandon air (reservoir), hydrant pump, hydrant pillar, hydrant box, control panel, dan lainnya. Sistem hydrant dioperasikan secara manual. Meskipun begitu, beberapa komponennya dapat diaktifkan dengan setingan manual atau otomatis. Hydrant system banyak digunakan pada gedung atau bangunan publik. Di UPN “Veteran” Yogyakarta sendiri memiliki fasilitas APAR dan sistem hydrant yang ada di beberapa tempat, seperti pada gedung rektorat, lapangan, setiap fakultas dan setiap jurusan. Namun, sangat disayangkan kondisi beberapa APAR dan sistem hydant di beberapa tempat sangat tidak terawat dan bahkan telah rusak.



1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui kondisi fasilitas APAR dan sistem hydrant yang terdapat di UPN “Veteran” Yogyakarta. Tujuan dari pembuatan laporan ini sebagai berikut : 1. Mengetahui kondisi ideal fasilitas APAR dan sistem hydrant. 2. Mengetahui kondisi terkini fasilitas APAR dan sistem hydrant. 3. Memberikan kritik atau saran terhadap kondisi fasilitas APAR dan sistem hydrant yang ada.



BAB II KONDISI IDEAL DAN SAAT INI



2.1. Kondisi Ideal 2.1.1. Ketentuan APAR : 1. Tabung alat pemadam api ringan harus diisi sesuai dengan jenis dan konstruksinya. 2. Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat. 3. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci. 4. Lemari atau peti (box) seperti tersebut dapat dikunci dengan syarat bagian depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm. 5. Sengkang atau konstruksi penguat lainnya seperti tersebut tidak boleh dikunci atau digembok atau diikat mati 6. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) tersebut harus disesuaikan dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti (box) sehingga mudah dikeluarkan. 7. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai. 8. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas. 9. Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terkuka harus dilindungi dengan tutup pengaman.



2.1.2. Komponen APAR :



Gambar 1. Bagian-bagian dan fungsi APAR (sumber: https://servvo.id/bagian-apar/)



Gambar dibawah merupakan kriteria penempatan APAR yang ideal ,dimana ada beberapa jarak pada APAR yang harus ditempatkan sesuai dengan ketentuan berikut :



Gambar 2. Kriteria penempatan APAR (sumber: https://alatpemadam.biz/index.php/infoproduk/itemlist/tag/fire%20exthinguisher%20af11)



2.1.3. Ketentuan Hydrant 1. Penentuan Hydrant pump (pompa fire hydrant) yang akan menyedot air dari tandon reservoir dan mengalirkan ke jaringan pipa dalam instalasi fire hydrant harus memperhatikan jumlah output dari hydrant pillar atau hydrant box 2. Jarak yang bagus dalam pemasangan hydrant pillar yaitu 35-38 karena panjang fire hose (selang pemadam kebarakan) umumnya bisa mencapai 30 meter, dan semprotan dari air bertekanan yang keluar dari nozzle bisa mencapai jarak sampai 5 meter. 3. Pada bangunan gedung yang memiliki 8 lantai atau lebih diwajibkan menggunakan sistem fire hydrant untuk mencegah api merambat pada bangunan gedung lain yana ada di sebelahnya. 4. Hydrant pillar dan hydrant box diletakkan pada area yang mudah terlihat, mudah dijangkau tanpa halangan apapun sehingga sewaktu – waktu terjadi kebakaran fire brigade (petugas pemadam) akan dengan mudah mengakses tempat tersebut. Biasanya ada di ruang terbuka dekat dengan pintu darurat dan di depan pintu utama bangunan.



2.2. Komponen Hydrant 2.2.1. Reservoir (penampungan air) Reservoir bisa berada di bawah tanah (ground tank fire hydrant) atau di atas tanah (water tank) yang dapat Anda sesuaikan dengan ketersediaan tempat dan instalasi. Reservoir harus mampu mengatasi persediaan air minimal 30 menit penggunaan hydrant dengan kapasitas minimum pompa 500 galon per menit.



Gambar 3. Penampungan air (sumber: https://guardall.co.id/komponen-hydrant-dan-fungsinya-sesuai-standar-sni/)



2.2.2. Sistem Distribusi Sistem distribusi hydrant berkaitan dengan sistem perpipaan untuk menghubungkan sumber air dari reservoir hingga ke titik selang hydrant. Dalam perancangan sistem distribusi hydrant yang sering digunakan yaitu sistem jaringan interkoneksi tertutup, contohnya sistem ring atau looping.



Gambar 4. Sistem Distribusi (sumber: https://guardall.co.id/komponen-hydrant-dan-fungsinya-sesuai-standar-sni/)



2.2.3. Pump room (ruang pompa) Ruang pompa merupakan sebuah ruang atau bangunan yang berisi mesin utama instalasi hydrant yaitu pompa hydrant dan panel pengendali sistem hydrant. Di dalam ruang pompa terdapat: 



Pompa hydrant







Panel kontrol







Header







Suction (pipa hisap)







Pressure tank



2.2.4. Sistem perpipaan Sistem perpiaan terdiri dari: 



Sistem pipa utama (primary feeders), biasanya berukuran 8-16 inch.







Pipa kedua (secondary feeders), berukuran 6-12 inch.







Pipa cabang, berukuran 4.5-6 inch.



Pipa-pipa inilah sebagai media distribusi air untuk memadamkan kebakaran. 2.2.5. Pompa hydrant Berfungsi memindahkan air dari reservoir ke sistem distribusi hydrant. Pompa hydrant ada 3 yaitu: 



Pompa jockey berfungsi untuk menjaga tekanan stastis di dalam jaringan hydrant.







Pompa utama (electric main pump) sebagai penggerak utama air di sistem hydrant.







Pompa cadangan (diesel pump) sebagai penggerak cadangan sistem hydrant.



Gambar 5. Pompa hydrant (sumber: https://guardall.co.id/komponen-hydrant-dan-fungsinya-sesuai-standar-sni/)



2.2.6. Panel Kontrol Panel kontrol berfungsi mengatur dan mengendalikan system kerja pompa hydrant agar dapat bekerja sesuai fungsinya. Hydrant pump bekerja berdasarkan tekanan yang ada pada instalasi pipa. Untuk mengatur sistem kerja pompa berdasarkan tekanan, panel kontrol mendapatkan input dari pressure switch.



Gambar 6. Panel Kontrol (sumber: https://guardall.co.id/komponen-hydrant-dan-fungsinya-sesuai-standar-sni/)



2.2.7. Header Pipa header berfungsi sebagai penghubung utama antara pipa pengeluaran (discharge) dari pompa hydrant ke jaringan sistem distribusi hydrant. Diameter pipa biasanya berukuran lebih besar dibanding pipa lainnya. 2.2.8. Suction (pipa hisap) Suction (pipa



hisap)



adalah



instalasi



perpipaan



yang



mengubungkan



air



dari reservoir menuju ke pompa. Instalasi suction terdiri dari: - Foot valve - Gate valve - Y strainer - Flexible joint 2.2.9. Pressure tank Fungsi dari pressure tank yaitu mejaga kestabilan tekanan dari pompa hydrant. Selain itu juga berfungsi untuk membuang udara yang terjebak dalam instalasi pompa hydrant.



2.3. Kondisi Saat Ini 2.3.1. Kondisi Di Gedung Fakultas Teknologi Mineral 2.3.1.1. Hydrant Lantai 1



2.3.1.2. Alarm Kebakaran Lantai 1



2.3.1.3. Pendeteksi Asap



2.3.1.4. APAR Lantai 2



2.3.1.5. Alarm Kebakaran Lantai 2



2.3.1.6. Alarm Kebakaran Lantai 2



2.3.1.7. Alarm Kebakaran Lantai 3



2.3.1.8. APAR Lantai 2



2.3.1.9. Hydrant Lantai 3



2.3.1.10. Kesimpulan APAR dan Hydrant Gedung FTM Pada lokasi gedung FTM penempatan Hydrant dan APAR tidak sesuai dengan kondisi yang ideal. Hydrant tersebut terhalangi oleh beberapa kotak kayu yang nantinya dapat mempersulit ketika akan membuka Hydrant apa bila terjadi kebakaran, selanjutnya APAR yang berada di atasnya sudah lama tidak dilakukan pengecekan ulang, terakhir kali pada tahun 2017 dan 2018.



2.3.2. Kondisi Di Gedung Jurusan Teknik Geologi 2.3.2.1. Hydrant Lantai 1



2.3.2.2. Hydrant Lantai 2



2.3.2.3. Hydrant Lantai 3



2.3.2.4. Kesimpulan APAR dan Hydrant Gedung Teknik Geologi Pada lokasi gedung Teknik Geologi penempatan Hydrant dan APAR tidak sesuai dengan kondisi yang ideal. Hydrant tersebut terhalangi oleh beberapa rak kayu yang nantinya dapat mempersulit ketika akan membuka Hydrant apa bila terjadi kebakaran, selanjutnya juga terdapat kondisi Hydrant yang tidak ada selangnya, sehingga tidak dapat digunakan.



BAB III KRITIK DAN SARAN



3.1. Kritik dan Saran Peremajaan hydrant berdasarkan pada pengamatan diatas adalah sangat minim, atau bahkan tidak sama sekali dilakukan oleh pihak universitas. Hal ini sangat di sayangkan karena disamping untuk standarisasi alat keselamatan, banyak juga hydrant yang rusak seperti tidak adanya selang pada hydrant, selang hydrant yang kaku akibat tidak digunakannya dalam selang waktu yang lama serta hilangnya alat – alat yang menjadi bawaan pada hydrant seperti siamese connection dan nozzle oleh pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab. Sayangnya pihak universitas juga tidak memperhatikan segi keamanan dalam menyimpan hydrant sehingga pihak tidak bertanggung jawab tersebut dengan leluasa dapat mencuri bagian – bagian tersebut. Seharusnya pihak universitas lebih memperhatikan lagi keadaan hydrant – hydrant yang ada di kampus jika sewaktu – waktu terjadi kebakaran maka pertolongan pertama sebelum pihak pemadam kebakaran datang ialah dapat menggunakan hydrant – hydrant yang ada. Meskpiun terlihat seperti sepele, ini adalah prosedur keselamatan yang paling utama. Jika hydrant tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama, ada baiknya pihak universitas menyelenggarakan latihan dalam memadamkan api sehingga semua orang tahu dan paham dalam menggunakan hydrant. Pihak universitas dapat melakukan peremajaan setiap 3 – 4 bulan sekali untuk mengecek kualitas hydrant yang akan digunakan apakah masih layak digunakan ataupun sudah tidak layak untuk digunakan.



DAFTAR PUSTAKA https://guardall.co.id/komponen-hydrant-dan-fungsinya-sesuai-standar-sni (diakses pada 20 November 2019 pukul 16.23) https://servvo.id/bagian-apar (diakses pada 20 November 2019 pukul 16.33)



https://alatpemadam.biz/index.php/info-produk/itemlist/tag/fire%20exthinguisher%20af11 (diakses pada 20 November 2019 pukul 16.45)