11 0 97 KB
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN Nama
: Ny. R
Umur
: 39 Tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
No. Rekam Medik
: 528638
Alamat
: Jln. Pepaya
Tanggal Pemeriksaan
: 15 Januari 2012
B. ANAMNESIS Tipe Anamnesis
: Autoanamnesis (Tanggal 15-1-2012)
Keluhan Utama
: Jantung berdebar-debar
Anamnesis Terpimpin
:
• Dialami sejak 1,5 tahun SMRS terus-menerus, nyeri dada (+), sesak nafas (+) dialami kurang lebih 1,5 bulan SMRS. Sesak sering dirasakan pada malam hari dan terasa nyaman bila tidur menggunakan 3 bantal, sesak dirasakan juga saat beraktifitas dan pasien merasa mudah lelah. • Mual (+) dialami sejak 1 bulan SMRS, muntah (-), nafsu makan meningkat dan merasa cepat lapar, berat badan dirasakan menurun • Demam (-) riw. Demam (-) dialami 1 minggu yang lalu, hilang timbul, menggigil (-) batuk (-) sesak (+) kadang-kadang dialami sejak
2 bulan yang
lalu, tidak dipengaruhi aktivitas dan cuaca.
11
• BAK : lancar, warna kuning • BAB : sering, agak encer, 3x sehari Riwayat Penyakit Sebelumnya: • Riwayat hipertensi tidak ada • Riwayat DM tidak ada • Riwayat penyakit jantung tidak ada • Riwayat minum obat-obatan, jamu-jamu (-) • Riwaya penyakit ginjal (-) • Riwayat nyeri sendi (-) • Riwayat ruam/kemerahan pada wajah (-) • Riwayat pengobatan OAT selama 6 bulan (-) • Riwayat penyakit kuning tidak ada • Riwayat sering sariawan tidak ada • Riwayat rambut rontok tidak ada PEMERIKSAAN FISIS Status Present Sakit sedang/ Gizi kurang/ Composmentis BB
: 41 kg
TB
: 158 cm
IMT : 41/ (1,58)2 : 41/2,49=16,46 kg/m2 BB ideal : (158cm-100) – 10% (158cm-100) = 52 kg Tanda vital
12
Tensi
: 130/80 mmHg
Nadi
: 94 x/menit (kuat angkat, reguler)
Pernapasan
: 24 x/menit (abdominal)
Suhu
: 36,7oC (suhu aksila)
Pemeriksaan Fisis Kepala
: Anemis (-), ikterus (+), sianosis (-)
Leher
: Massa tumor (-), nyeri tekan (-), DVS R+2 CmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar gondok teraba diameter kurang lebih 5cm konsistensi kenyal, ikut bergerak bila menelan.
Thorax Inspeksi
: normochest, simetris kiri = kanan
Palpasi
: MT (-) NT (-), Vocal Fremitus kiri = kanan
Perkusi
: -
Sonor, kiri = kanan
-
Batas Paru Hepar ICS VI kanan depan
-
Batas Paru belakang kiri V. Th XI
-
Batas Paru belakang kanan V. Th X
Auskultasi
: BP = Vesikuler BT = Ronkhi negatif, Wheezing negatif
Jantung Inspeksi
: Ictus cordis tampak di linea axilaris anterior ICS V
Palpasi
: Ictus cordis teraba di linea axilaris anterior ICS V
Perkusi
: Pekak, batas jantung kanan linea parasternalis dextra, batas jantung kiri linea axilaris anterior sinistra
Auskultasi
: BJ I/II murni regular, Bising (-)
13
Abdomen Inspeksi
: Datar, ikut gerak napas
Palpasi
: Massa tumor (-), nyeri tekan (-), Hepar/Lien = tidak teraba
Perkusi
: Tympani
Auskultasi
: Peristaltik (+) kesan meningkat
Extremitas
: Tremor pada ekstremitas atas (+)
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium ( 17/1/2012) •
WBC
9,94
•
RBC
2.880.000 /mm3
•
HgB
8,5
•
HCT
28,8
%
•
MCV
99,3
m3
•
MCH
30,8
pg
•
PLT
239
/ mm3
•
Neut
5,76%
•
Lymp
3,09
•
Mono
1,08
/mm3
g/dl
14
•
Natrium
•
Kalium
•
Klorida
105
mg/dl
•
FT4
6,29
mg/dl
•
TSHs
0,006
•
Bilirubin total
3,56
mg/dl
•
Bilirubin Direk
1,42
mg/dl
•
SGOT
44
U/L
•
SGPT
30
U/L
•
Alkali Fosfatase
249
U/L
•
Gamma GT
159
U/L
139
mg/dl 4,5
mg/dl
mlU/ml
Echocardiogram - Dimensi ruang – ruang jantung normal, LVH (-) - Kontraktilitas LV baik, EF 67% - Global Normokinetik - Katup-katup jantung : MR Moderate - TAPSE 2,0 cm - E/A > 1 Kesimpulan :
15
- Fungsi sistolik & diastolic LV baik, EF 58% - Fungsi ventrikel kanan baik, TAPSE 2,0 cm
D. DIAGNOSIS SEMENTARA Graves disease, Ikterus pro evaluasi
E. PENATALAKSANAAN a. Nonfarmakologis : •
Bed Rest
b. Farmakologis : •
Propanolol 3x1 tab
F. RENCANA PEMERIKSAAN TSHs, FT4, Bilirubin total, bilirubin direk, SGOT, SGPT EKG, Echocardiogram
16
FOLLOW UP : Tanggal
Perjalanan Penyakit
Instruksi Dokter
17
Follow up hari I 15/01/12 T : 130/80 mmHg N : 96×/mnt P : 20×/mnt S : 36.50C
S : Jantung berdebar – debar Sp : SS/GK/CM O : Kepala : an(-), ikt(+), sian(-), DVS R+2 cmH2O, benjolan di leher (+) Th : BP : vesikuler BT : Rh -/- Wh -/Cor : BJ I/II murni regular
P: -
Bed Rest
-
Propanolol 3x40 mg
Anjuran: -
DR
-
FT4, TSHs
-
Bl total, Bil direk
-
SGOT, SGPT
-
USG leher
Abdomen : Peristaltik (+) kesan meningkat Ext : Tremor ekstremitas atas A : s/ Tirotoksikosis / Graves disesase Ikterus pro evaluasi
Tanggal
Perjalanan Penyakit
Instruksi Dokter
18
Follow up hari II
S : Dada berdebar
16/01/12
Sp : SS/GK/CM
-
Bed Rest
T : 130/80 mmHg
O : Kepala : an(-), ikt(+),
-
Propanolol 3x40 mg
-
Thyrosol 3x10 mg
N : 104×/mnt
P:
sian(-), DVS R+2 cmH2O, benjolan di
P : 24×/mnt
leher (+)
S : 36.80C
Th : BP : vesikuler
Anjuran: -
Echocardiography
BT : Rh -/- Wh -/Cor : BJ I/II murni regular Abdomen : Peristaltik (+) kesan meningkat Ext : Tremor ekstremitas atas A : Graves disesase Ikterus pro evaluasi
Tanggal Follow up hari III
Perjalanan Penyakit S : Dada berdebar, Nyeri
Instruksi Dokter P:
19
17/01/12
tulang (+)
T : 130/80 mmHg
Sp : SS/GK/CM
-
Bed Rest
N : 100×/mnt
O : Kepala : an(-), ikt(+),
-
Propanolol 3x40 mg
-
Thyrosol 3x10 mg
P : 24×/mnt S : 36.80C
sian(-), DVS R+2 cmH2O, benjolan di leher (+) Th : BP : vesikuler
Anjuran: -
ADT
BT : Rh -/- Wh -/Cor : BJ I/II murni regular Abdomen : Peristaltik (+) kesan meningkat Ext : Tremor ekstremitas atas A : Graves disesase Ikterus pro evaluasi
Tanggal
Perjalanan Penyakit
Instruksi Dokter
20
Follow up hari IV
S : Dada berdebar, Nyeri tulang (+)
18/01/12 T : 120/80 mmHg N : 92×/mnt P : 28×/mnt S : 36.80C
Sp : SS/GK/CM O : Kepala : an(-), ikt(+), sian(-), DVS R+2
P: -
Bed Rest
-
Propanolol 3x40 mg
-
Thyrosol 3x10 mg
cmH2O, benjolan di leher (+), Exoftalmus (+) Th : BP : vesikuler BT : Rh -/- Wh -/Cor : BJ I/II murni regular Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal Ext : Tremor ekstremitas atas Hasil ADT : Anemia normositik Normokromik A : Graves disesase Ikterus pro evaluasi
Tanggal
Perjalanan Penyakit
Instruksi Dokter 21
Follow up hari V
S : Nyeri tulang (+)
19/01/12
Sp : SS/GK/CM
-
Bed Rest
T : 120/80 mmHg
O : Kepala : an(-), ikt(+),
-
Propanolol 3x40 mg
-
Thyrosol 3x10 mg
N : 90×/mnt P : 28×/mnt S : 36.80C
sian(-), DVS R+2 cmH2O
P:
Th : BP : vesikuler BT : Rh -/- Wh -/-
RAWAT JALAN
Cor : BJ I/II murni regular Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal A : Graves disesase Ikterus pro evaluasi
22
RESUME Seorang wanita masuk rumah sakit dengan keluhan jantung berdebardebar dialami sejak 1,5 tahun SMRS keluhan dirasakan terus-menerus, ada keluhan nyeri dada, sesak nafas dialami kurang lebih 1,5 bulan SMRS. Sesak kadang-kadang dialami sejak 2 bulan yang lalu, sering dirasakan pada malam hari dan terasa nyaman bila tidur menggunakan 3 bantal, sesak dirasakan juga saat beraktifitas dan pasien merasa mudah lelah. Keluhan mual dialami sejak 1 bulan SMRS, nafsu makan dirasakan meningkat dan merasa cepat lapar, berat badan dirasakan menurun. Pada pemeriksaan fisis ditemukan tanda vital nadi 96x / menit, tekanan darah 130/80, dengan pernapasan 28x/menit. Pemeriksaan kepala ditemukan sklera ikterus. Pada pemeriksaan leher ditemukan DVS R+2 cmH2Opembesaran kelenjar gondok teraba diameter kurang lebih 5cm konsistensi kenyal, ikut bergerak bila menelan. Pada pemeriksaan jantung ditemukan ictus cordis tampak di linea axilaris anterior ICS V dan teraba di linea axilaris anterior ICS V. Pada perkusi ditemukan batas jantung kanan linea parasternalis dextra, batas jantung kiri linea axilaris anterior sinistra. Pada auskultasi abdomen ditemukan peristaltik kesan meningkat. Dan pemeriksaan ekstremitas ditemukan tremor pada ekstremitas atas. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan penurunan kadar hemoglobin 8,5 g/dl peningkatan kadar FT4 hingga 6,29 mg/dl, TSHs 0,006 mlU/ml, kadar bilirubin total 3,56 mg/dl, bilirubin direk 1,42 mg/dl. Dan pada pemeriksaan echocardiografi dalam batas normal.
DISKUSI Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis yang ditemukan dan dipastikan oleh pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis dengan Graves
23
disease. Pada anamnesis ditemukan keluhan jantung berdebar-debar, pasien merasa sesak dan nyeri dada, pasien merasa mudah lelah, peningkatan nafsu makan, cepat lapar disertai penurunan berat badan, yang dapat merupakan manifestasi hipermetabolik dari kelebihan hormon tiroid, dan keluhan sudah dialami sejak kurang lebih 1,5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisis ditemukan sklera ikterik, DVS R+2 dapat dicurigai adanya kegagalan ventrikel kanan, adanya massa pembesaran pada leher yang ikut bergerak apabila menelan dapat dicurigai adanya nodul pada kelenjar tiroid. Pada pemeriksaan batas jantung kiri yang melebar hingga linea axillaris anterior sinistra dapat dicurigai adanya pembesaran ventrikel kiri. Dan auskulltasi abdomen ditemukan peningkatan peristaltik. Ditemukan pula tremor pada ekstremitas atas. Dari hasil pemeriksaan penunjang ditemukan hasil laboratorium berupa penurunan kadar hemoglobin sampai 10 mg/dl, disertai peningkatan kadar bilirubin total hingga 3,56, dan bilirubin direk hingga 1,42. Pemeriksaan FT4 dan TSHs juga menunjang diagnosis dimana terjadi peningkatan kadar FT4 hingga 6,29 mg/dl dan penurunan kadar TSHs hingga 0,0006 mlU/L, hasil ini dapat disimpulkan pasien mengalami hipertiroid. Dan pada pemeriksaan echocardiography tidak ditemukan kelainan fungsi jantung meskipun didapatkan pembesaran batas-batas jantung pada pemeriksaan fisis. Pada pasien ini diberikan terapi non farmakologik berupa bed rest, dimaksudkan untuk memperlambat laju metabolisme yang meningkat agar tidak bertambah. Terapi propanolol diberikan untuk mengontrol tekanan darah yang agak meningkat dan menurunkan frekuensi nadi yang terlalu cepat. Dan terapi thyrosol yang diberikan untuk mengatasi peningkatan kadar FT4 yang terlalu tinggi.
24